• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Antarmuka dan Pengalaman Pengguna Aplikasi SIP Adminduk dan Pencapil Kabupaten Jember dengan Pendekatan Human- Centered Design (HCD)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perancangan Antarmuka dan Pengalaman Pengguna Aplikasi SIP Adminduk dan Pencapil Kabupaten Jember dengan Pendekatan Human- Centered Design (HCD)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Brawijaya

1354

Perancangan Antarmuka dan Pengalaman Pengguna Aplikasi SIP

Adminduk dan Pencapil Kabupaten Jember dengan Pendekatan

Human-Centered Design (HCD)

Muhamad Iqbal Tawakal1, Retno Indah Rokhmawati2, Buce Trias Hanggara3 Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1tawakalisme@gmail.com, 2retnoindahr@ub.ac.id, 3buce_trias@ub.ac.id

Abstrak

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kabupaten Jember mengembangkan Sistem Informasi Pelayanan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil atau disebut aplikasi SIP untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jember terkait urusan dokumen administrasi kependudukan dan pencatatan sipil. Meski aplikasi SIP telah digunakan oleh masyarakat Jember, penggunanya masih menemukan permasalahan terkait antarmuka yang kurang intuitif, membingungkan, dan performa yang tidak maksimal. Penelitian ini menerapkan pendekatan Human-Centered Design (HCD) sebagai metode pengembangan solusi desain dan usability testing sebagai metode evaluasi antarmuka dan pengalaman pengguna. Evaluasi antarmuka pengguna dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada antarmuka pengguna sebelum perbaikan dan sesudah perbaikan. Evaluasi pertama dilakukan untuk mendapatkan konteks penggunaan dan untuk memvalidasi permasalahan. Dalam evaluasi pertama yang diikuti oleh lima partisipan dihasilkan nilai rata-rata efektivitas sebesar 83,33%, nilai rata-rata efisiensi sebesar 0,0128

goals/detik dan 83,24%, dan nilai kepuasan pengguna berdasarkan rata-rata skor SUS sebesar 65,00

(tingkat C) dan skor SEQ berkisar antara 3,6 hingga 6,2. Selanjutnya, perbaikan antarmuka pengguna dilakukan dengan tujuan menyelesaikan permasalahan pengguna dan meningkatkan aspek-aspek

usability. Dalam evaluasi perbaikan antarmuka pengguna yang diikuti oleh 10 orang yang terbagi atas

dua kelompok persona, nilai efektivitas meningkat menjadi 98,00%, peningkatan efisiensi menjadi 0,0310 goals/detik dan 97,23%, dan peningkatan kepuasan pengguna menjadi 82,08 atau dengan tingkat A pada skor SUS dan skor SEQ berkisar antara 5,9 hingga 6,8.

Kata kunci: human-centered design (HCD), usability, usability testing, antarmuka pengguna, pengalaman pengguna

Abstract

The Civil Registry Service Office of Kabupaten Jember developed an Information System for Population and Civil Registry Administration Services or referred to as Aplikasi SIP to meet the needs of administration documents and civil registration. Although it has been used by people, users still problems related to the interface that are less intuitive, confusing, and not performing optimally. This study applies the Human-Centered Design (HCD) approach as a method for developing design solutions and usability testing as a method of evaluating the user interface (UI) and user experience (UX). The evaluation was done twice, before design improvement and after design improvement. The first evaluation is done to get the context of use and to validate user problems. In the first evaluation that was followed by five participants, the value of effectiveness is 83,33%, the value of efficiency are 0,0128 goals/second and 83,24%, and the user satisfaction on SUS score is 65,00 (level C) and SEQ scores ranged from 3,6 to 6,2. Furthermore, improvements to the UI are carried out with the aim of solving user problems and improving aspects of usability. In the second evaluation that was followed by 10 people divided into two group of persona, the value of effectiveness increased to 98,00%, the value of efficiency increased to 0,0310 goals/second and 97,23%, and the value of user satisfaction increased 82,08 or with A levels on SUS scores and SEQ scores ranging from 5,9 to 6,8.

(2)

1. PENDAHULUAN

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Jember meluncurkan Sistem Informasi Pelayanan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil (SIP Adminduk dan Pencapil) atau disebut pula SIP Dispendukcapil Jember. Aplikasi SIP Adminduk dan Pencapil, selanjutnya disebut aplikasi SIP, merupakan produk sistem layanan semi-daring yang dikembangkan dengan tujuan memudahkan akses masyarakat Kabupaten Jember dalam mengurus dokumen-dokumen kependudukan dan untuk memudahkan pengawasan pelayanan kependudukan dan pencatatan sipil.

Berdasarkan hasil observasi, antarmuka yang digunakan dalam aplikasi SIP merupakan antarmuka halaman situs web aplikasi SIP yang disematkan dalam aplikasi berbasis Android. Hal tersebut berpengaruh pada performa antarmuka saat membuka halaman-halaman di dalam aplikasi. Selain itu, desain antarmuka yang dirancang tidak memiliki konsistensi saat pengguna berpindah dari satu halaman ke halaman lainnya. Selain observasi terhadap aplikasi SIP, Kabid Pemanfaatan Data dan Informasi Dispendukcapil Kabupaten Jember dalam wawancara yang penulis dilakukan disebutkan bahwa permasalahan yang kerap terjadi yaitu warga lupa untuk mengambil dokumennya. Warga beralasan bahwa mereka lupa untuk mengambil dokumennya karena kesibukan bekerja. Hal tersebut memaksa Dispendukcapil untuk mengantarkan dokumen adminduk ke desa-desa atau ke rumah warga langsung sehingga memakan waktu dan biaya.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperbaiki permasalahan yang dialami oleh pengguna aplikasi SIP dengan cara mengevaluasi antarmuka pengguna menggunakan metode usability testing dan merancang perbaikan antarmuka pengguna aplikasi SIP dengan pendekatan HCD. Evaluasi antarmuka pengguna mengukur tiga aspek

usability sesuai dengan ISO 9241-210 yang

terdiri dari efektivitas, efisiensi, dan kepuasan pengguna dengan melibatkan beberapa partisipan yang merupakan masyarakat Jember yang termasuk ke dalam kriteria pengguna aplikasi SIP.

2. LANDASAN KEPUSTAKAAN

Penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan

yaitu penelitian yang berjudul “Perancangan

User Experience Aplikasi Pelaporan Keluhan

Masyarakat Menggunakan Metode

Human-Centered Design” oleh Aniesiyah, Tolle dan

Az-Zahra (2018). Penelitian tersebut berfokus pada perbaikan pengalaman pengguna dengan melakukan usability testing sebagai metode evaluasi dan perancangan antarmuka dan pengalaman pengguna dengan pendekatan HCD. Penggunaan HCD sebagai pendekatan atau metode perancangan yaitu untuk mengurangi ketidaknyamanan dan stres, meningkatkan

usability, dan meningkatkan pengalaman pengguna (Aniesiyah, Tolle dan Az-Zahra 2018).

2.1. Usability

Usability adalah tingkat ketergunaan suatu

produk yang digunakan oleh pengguna tertentu untuk mencapai tujuan spesifik berdasarkan efektivitas, efisiensi, dan kepuasan dalam konteks penggunaan tertentu. Konteks penggunaan tertentu yang dimaksud dalam ISO 9241-11 yakni pengguna, tugas, peralatan (perangkat keras, perangkat lunak, dan material), dan lingkungan fisik dan sosial tempat digunakannya produk (International Organization for Standardization, 1998).

2.2. Usability Testing

Usability testing adalah pengujian ketergunaan suatu sistem untuk pengguna spesifik sesuai dengan efektivitas, efisiensi, dan kepuasan dalam konteks tertentu (International Software Testing Qualifications Board, 2018).

Efektivitas diukur dengan completion rate (Persamaan 1). Metode ini merupakan pengukuran fundamental dari usability dan cukup populer digunakan. Nilai biner digunakan untuk mengukur kesuksesan dari sebuah penyelesaian tugas (0 untuk gagal dan 1 untuk berhasil) (Sauro, 2011). Untuk menerjemahkan hasil dari pengukuran efektivitas, derajat dari nilai efektvitas dibagi menjadi empat tingkatan: 0-50% (awful); 50-75% (bad); 75-90% (normal); 90-100% (good). 𝐶𝑜𝑚𝑝𝑙𝑒𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑒 = ∑ ∑ 𝑛𝑖𝑗 𝑁 𝑖=1 𝑅 𝑗=1 𝑁𝑅 × 100% (1) Keterangan:

N = Total tugas yang diuji (goals) R = Pengguna

nij = Hasil tugas ke-i dari pengguna ke-j. Jika

(3)

dan jika gagal, maka nij = 0.

Efisiensi diukur dengan dua cara:

time-based efficiency (TBE) atau overall relative efficiency (ORE). Time-based efficiency

mengukur efisiensi waktu dari tiap-tiap tugas yang diberikan kepada pengguna sedangkan

overall relative efficiency yakni mengukur rasio

efisiensi waktu dari pengguna yang berhasil melakukan tugas dengan jumlah waktu yang dihabiskan oleh semua pengguna (Mifsud, 2015). 𝑇𝐵𝐸 = ∑ ∑ 𝑛𝑖𝑗 𝑡𝑖𝑗 𝑁 𝑖=1 𝑅 𝑗=1 𝑁𝑅 (2) 𝑂𝑅𝐸 =∑ ∑ 𝑛𝑖𝑗𝑡𝑖𝑗 𝑁 𝑖=1 𝑅 𝑗=1 ∑𝑅𝑗=1∑𝑁𝑖=1𝑡𝑖𝑗 × 100% (3) Keterangan:

N = Total tugas yang diuji (goals) R = Pengguna

nij = Hasil tugas ke-i dari pengguna ke-j. Jika

pengguna sukses melakukan tugas, maka nij=1,

dan jika gagal, maka nij = 0.

tij = waktu yang dibutuhkan pengguna j untuk

mengerjakan tugas ke-i. Jika tugas tidak berhasil dilakukan maka dihitung dari waktu sampai pengguna menutup tugas.

Untuk kepuasan pengguna, untuk tiap-tiap tugas diukur dengan menggunakan single ease

question (SEQ) dan untuk keseluruhan tugas

yang diujikan diukur dengan menggunakan

system usability scale (SUS).

2.3. Human-Centered Design

Human-Centered Design (HCD) merupakan pendekatan perancangan dan pengembangan sistem dengan tujuan untuk membuat sistem yang ergonomis, dan lebih mudah digunakan. HCD berfokus pada pengguna sistem dan penerapan faktor manusia/ergonomis serta pengetahuan usability dan teknik (International Organization for Standardization 2010). Proses-proses di dalamnya mencakup pemahaman konteks penggunaan melalui observasi dan wawancara, spesifikasi kebutuhan pengguna dengan merancang persona pengguna, task analysis, dan mengidentifikasi kebutuhan pengguna, perancangan solusi desain berupa wireframe dan prototipe, dan evaluasi perbaikan antarmuka pengguna dengan metode usability testing. Dengan penelitian ini, tingkat usability dapat meningkat dan hasil dari penelitian ini dapat direkomendasikan kepada Dispendukcapil Kabupaten Jember untuk diimplementasikan ke

dalam bentuk sistem informasi berbasis mobile.

Gambar 1. Aktivitas Human-Centered Design

2.4. Persona

Persona adalah karakter fiksi yang dibuat berdasarkan riset guna merepresentasikan berbagai macam pengguna yang akan menggunakan layanan, produk, situs, atau merek. Menyusun persona dapat membantu untuk memahami kebutuhan, pengalaman, tingkah laku, dan tujuan dari pengguna. (Rikke & Siang, 2019)

2.5. Task Analysis

Task analysis adalah proses memahami

pengguna secara mendetail melalui observasi saat pengguna melakukan serangkaian tugas dalam mencapai tujuannya. Tujuan dari dilaksanakannya task analysis yaitu untuk mengetahui tujuan pengguna, hal apa yang dilakukan pengguna untuk mencapai tujuan tersebut, pengalaman pengguna, lingkungan fisik pengguna, dan pengetahuan pengguna (User Experience Professionals' Association, 2012). Task analysis sebagian besar digunakan untuk memeriksa situasi saat ini, tidak untuk mencetuskan suatu sistem atau perangkat baru (Preece, et al., 2002). Task analysis memiliki dua tipe, yaitu Cognitive Task Analysis yang berfokus pada analisis dan merepresentasikan aktivitas kognitif dalam melakukan tugas dan

Hierarchial Task Analysis yang berfokus pada

dekomposisi high-level task menjadi subtasks.

2.6. Prototipe

Prototipe adalah konsep dari produk yang membantu untuk mengeksplorasi ide dan memperlihatkan tujuan fitur atau keseluruhan konsep desain kepada pengguna sebelum menginvestasikan waktu dan biaya pada tahap pengembangan. Prototipe dapat berupa gambar dalam kertas (low-fidelity) hingga berupa

(4)

konten-konten yang dapat berfungsi seperti produk jadi (high-fidelity) (U.S. Department of Health & Human Services, 2014).

3. METODOLOGI

Gambar 1 menunjukkan tahapan-tahapan dalam penelitian ini. Proses penelitian ini diawali dengan studi literatur untuk mencari dan memilih referensi pendukung penelitian berupa buku, jurnal, artikel ilmiah, atau penelitian sebelumnya yang terkait dengan topik penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan proses pemahaman konteks penggunaan dengan mewawancarai pemangku tugas dan mengobservasi penggunaan aplikasi SIP. Selain itu, dilakukan juga evaluasi antarmuka pengguna aplikasi SIP untuk mendapatkan data pendukung. Selanjutnya, kebutuhan pengguna disusun berdasarkan konteks penggunaan dan hasil dari evaluasi yang telah dilakukan. Kebutuhan pengguna terdiri dari persona pengguna, diagram task analysis, dan daftar spesifikasi kebutuhan pengguna. Kebutuhan pengguna yang telah dispesifikasikan diimplementasikan ke dalam bentuk solusi desain berupa wireframe dan prototipe. Evaluasi perbaikan antarmuka pengguna dilakukan dengan metode usability testing yang kemudian dianalisis dan dibandingkan dengan hasil evaluasi sebelumnya. Rangkaian penelitian ini berakhir saat kesimpulan dan saran telah didapatkan.

Gambar 2. Metodologi Penelitian

4. PEMAHAMAN KONTEKS

PENGGUNAAN

Pemahaman konteks penggunaan dilakukan untuk memahami karakteristik pengguna, tugas, organisasi, lingkungan teknis dan fisik dari sistem yang digunakan. Proses ini dilakukan dengan cara mengobservasi aplikasi SIP, mewawancarai pemangku tugas, dan melakukan evaluasi antarmuka pengguna aplikasi SIP saat ini.

4.1. Observasi

Observasi terhadap aplikasi SIP dilakukan dengan cara mengeksplorasi fitur-fitur yang ada pada aplikasi SIP. Tujuan dari observasi ini yaitu untuk menemukan permasalahan pada antarmuka pengguna berdasarkan perpektif penulis. Dari hasil observasi didapatkan informasi berikut ini:

1. Aplikasi SIP versi Android merupakan aplikasi hybrid. Hal tersebut diketahui saat aplikasi SIP versi Android dibandingkan dengan versi web-nya. Antarmuka pengguna yang digunakan dalam aplikasi SIP berbasis Android merupakan antarmuka versi web dari aplikasi SIP. 2. Tidak adanya error prevention saat formulir

pengajuan diisi sebagian kemudian berpindah ke halaman lain.

4.2. Wawancara

Untuk memahami konteks penggunaan, dilakukan wawancara dengan pemangku tugas sebagai pemangku kepentingan dari pengembang dan pengelola aplikasi SIP. Untuk memahami konteks dikembangkannya aplikasi SIP, wawancara dilakukan dengan perwakilan dari Dispendukcapil Kabupaten Jember sebagai narasumber. Dari hasil wawancara, didapatkan konteks penggunaan berupa tujuan dan target pengguna aplikasi SIP yaitu:

1. Aplikasi SIP bertujuan untuk membantu proses pengajuan dokumen kependudukan secara fleksibel dan efektif.

2. Target pengguna aplikasi SIP yaitu masyarakat yang memerlukan dokumen kependudukan, terutama masyarakat Kabupaten Jember.

4.3. Evaluasi Antarmuka Pengguna

Evaluasi antarmuka pengguna aplikasi SIP saat ini dilakukan dengan metode usability

(5)

testing dengan mengikuti metrik efektivitas,

efisiensi, kepuasan pengguna. Tujuan dari evaluasi antarmuka pengguna ini yaitu untuk mengetahui tingkat usability dari antarmuka pengguna aplikasi SIP dan mengidentifikasi permasalahan yang dialami pengguna saat pengujian berlangsung. Pengujian dilakukan dengan cara menguji suatu skenario yang di dalamnya terdiri dari 6 user task. Tabel 1 menunjukkan daftar user task yang diujikan.

Tabel 1. Daftar User Task

Kode Tugas Tugas

UTA1

Mengetahui persyaratan untuk melakukan pengajuan pencetakan KTP hilang, KK hilang, dan KIA baru. UTA2 Melakukan Masuk Akun (Login) UTA3 Melakukan Pengajuan Pembuatan KTP

Karena Hilang

UTA4 Melakukan Pengajuan Pembuatan KK Karena Hilang

UTA5 Membuat Kartu Identitas Anak (KIA) UTA6 Menunjukkan Status Proses

Pengukuran metrik usability yang dilakukan dalam usability testing didapatkan hasil berikut ini:

1. Nilai efektivitas dari perhitungan

completion rate didapatkan nilai sebesar

83,33%.

Tabel 2. Completion Rate

Kode Tugas

Kesuksesan Partisipan Completion Rate P1 P2 P3 P4 P5 UTA1 1 1 1 1 1 80% UTA2 1 1 0 1 1 80% UTA3 1 1 1 1 1 100% UTA4 1 1 1 1 1 100% UTA5 1 1 1 1 0 80% UTA6 1 1 0 1 0 60%

2. Nilai efisiensi dari perhitungan time-based

efficiency (TBE) sebesar 0,0128 goals/detik

dan dari perhitungan overall relative

efficiency (ORE) sebesar 83,24%

Tabel 3. Waktu Penyelesaian Tugas

Kode Tugas Waktu (detik) P1 P2 P3 P4 P5 UTA1 90 118 192 169 155 UTA2 20 12 193 49 43 UTA3 85 102 259 220 229 UTA4 105 67 141 62 55 UTA5 146 74 132 119 41 UTA6 45 85 119 152 50 Rata-Rata 81,83 76,33 172,67 128,50 95,50 3. Nilai kepuasan pengguna ditunjukkan pada

tabel 4 dan tabel 5. Dari pengukuran menggunakan SUS, nilai skor SUS yang didapatkan sebesar 65,00 atau tingkat C

(good) dari rata-rata nilai keseluruhan. Nilai tersebut masih belum melewati nilai persentil SUS yakni sebesar 68. Selain SUS, nilai kemudahan masing-masing tugas juga diukur dengan kuesioner SEQ.

Tabel 4. Hasil kuesioner SEQ

Kode Tugas

Skor SEQ Rata-Rata P1 P2 P3 P4 P5 UTA1 7 7 7 1 1 4,6 UTA2 6 7 1 4 5 4,6 UTA3 6 7 3 3 5 4,8 UTA4 6 7 6 7 5 6,2 UTA5 5 7 6 7 1 5,2 UTA6 6 5 1 5 1 3,6

Tabel 5. Hasil kuesioner SUS

Pernyataan SUS Skor SEQ P1 P2 P3 P4 P5 SUS1 5 2 2 5 3 SUS2 4 2 4 4 1 SUS3 4 4 5 5 1 SUS4 5 3 5 5 5 SUS5 5 4 5 5 5 SUS6 5 1 2 3 2 SUS7 3 4 5 5 3 SUS8 2 1 2 1 1 SUS9 4 5 5 5 5 SUS10 4 2 5 4 1

4. Selain mengukur metrik usability,

partisipan juga menceritakan hal yang dirasakan selama pengujian. Pendapat partisipan digunakan untuk menambah wawasan dan informasi terkait permasalahan atau hal yang dirasakan. Informasi dari masing-masing tugas dalam

usability testing antara lain:

- Dalam tugas UTA1, partisipan P3, P4, dan P5 salah mengartikan thumbnail video yang ada di halaman beranda sebagai penjelasan persyaratan pengajuan dokumen adminduk.

- Sebagian besar pengguna dapat menemukan tombol masuk di “burger” menu halaman beranda.

- Dalam penyelesaian tugas UTA3 dan UTA4, partisipan P1 menemukan kalimat yang ambigu dalam formulir. Dalam tugas UTA3, partisipan menunjukkan kalimat dalam checkbox yang tertulis “Centang jika ingin KTP rusak” dan pada tugas UTA4 tertulis “Centang jika ingin KK rusak”. Partisipan berpendapat bahwa kalimat tersebut kurang menjelaskan maksud dari checkbox tersebut.

(6)

memilih tombol untuk mengunggah dokumen dalam tugas UTA3, UTA4, dan UTA5. Hal tersebut mengindikasikan keterbacaan atau

readibility dari formulir rendah.

- Saat melanjutkan tugas UTA4 ke tugas UTA5, semua partisipan merasa bingung mencari tombol menuju formulir pengajuan pembuatan KIA. Hal tersebut berpengaruh pada performa partisipan sehingga waktu yang dihabiskan cukup lama dalam menyelesaikan tugas UTA5. Dalam navigasi aplikasi SIP, letak tombol formulir pengajuan pembuatan KIA disematkan dalam kategori “Permohonan KTP”.

- Setelah mengisi formulir pengajuan pada tugas UTA3, UTA4, dan UTA5, tidak ada ringkasan atau pratinjau formulir untuk meninjau ulang formulir yang akan dikirimkan. Pratinjau formulir tersebut dapat digunakan sebagai error prevention saat pengguna hendak mengirimkan pengajuan. - Partisipan kesulitan mencari halaman

status proses pengajuan. Hal tersebut terjadi dikarenakan untuk membuka halaman status proses pengajuan, pengguna harus memilih tombol berupa logo aplikasi SIP sebelum menemukan tombol untuk menuju status proses pengajuan.

5. SPESIFIKASI KEBUTUHAN PENGGUNA

Spesifikasi kebutuhan pengguna merupakan proses untuk mengidentifikasi dan menentukan kebutuhan pengguna berdasarkan hasil dari pemahaman konteks penggunaan. Kebutuhan pengguna meliputi persona pengguna, analisis tugas pengguna melalui teknik task analysis, dan daftar kebutuhan pengguna yang memuat nama kebutuhan, deskripsi, alur pengguna, dan keterangan.

5.1. Persona Pengguna

Persona untuk aplikasi SIP disusun berdasarkan data dan informasi yang dikumpulkan pada proses pemahaman konteks pengguna melalui wawancara dan proses

usability testing. Dari proses tersebut, ditemukan

bahwa partisipan yang berumur kurang dari 30

tahun dapat menyelesaikan user tasks lebih cepat daripada partisipan yang usianya lebih dari 30 tahun. Selain itu, partisipan berumur kurang dari 30 tahun memiliki pengetahuan yang lebih banyak terkait teknologi yang digunakan sehari-hari daripada partisipan yang berumur lebih dari 30 tahun. Hal tersebut tercerminkan dari ragam aplikasi yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menggambarkan dua representatif pengguna yang berbeda, persona yang dibuat memiliki karakteristik berbeda satu sama lain namun tetap memperhatikan tujuan dan permasalahan yang dialami.

Tabel 6. Persona Pengguna A

Persona Pengguna A Bimo Rizkyananta

"Pelayanan publik terbaik adalah pelayanan yang prosesnya efektif dan efisien"

Demografi

Umur 28 tahun

Lokasi Jember, Jawa Timur, Indonesia Pekerjaan Karyawan Swasta

Status Sudah menikah, memiliki seorang anak

Informasi Personal

Bimo merupakan seorang karyawan swasta yang bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang pertanian dan perkebunan. Bimo telah menikah selama 5 tahun dan telah dikaruniai seorang anak perempuan. Dalam pekerjaannya, ia bertugas dalam bidang pengembangan sumber daya manusia sehingga ia sering ikut terlibat dalam perekrutan karyawan baru dan menangani konseling karyawan.

Motivasi

Bimo ingin identitas dirinya tercatat secara sah dan dapat dibuktikan melalui dokumen kependudukan. Ia juga membutuhkan dokumen kependudukan untuk keperluan administratif lainnya seperti mendaftar BPJS.

Frustrasi

 Bimo harus menunggu antrean yang panjang untuk membuat dokumen.

 Bimo sering kali lupa untuk mengambil dokumen yang proses pembuatannya lebih dari sehari.

 Bimo terkadang tidak tahu maksud dari kolom yang ada pada formulir pengajuan.

 Bimo tidak tahu kapan dokumennya selesai. Ia juga tidak tahu status proses dokumennya.

Tujuan

 Proses kepengurusan dokumen kependudukan dapat dilakukan dalam waktu yang sesingkat mungkin.

 Persyaratan pembuatan dokumen dapat diketahui dan dipahami secara mudah.

 Pengingat untuk mengambil dokumen yang sudah jadi.

 Mengetahui proses pengajuan dokumen sejak mengajukan hingga selesai.

(7)

Tabel 7. Persona Pengguna B

Persona Pengguna B

Salman Haryanto

"Transparansi adalah kunci"

Demografi

Umur 48 tahun

Lokasi Jember, Jawa Timur, Anda Pekerjaan Guru

Status Sudah menikah, memiliki tiga orang anak

Informasi Personal

Salman merupakan seorang guru SMA yang bekerja di sebuah sekolah negeri di Jember. Sehari-hari ia mengajarkan pelajaran matematika dan fisika. Selain mengajar, ia juga menjabat sebagai ketua urusan akademik siswa. Di kehidupan pribadinya, ia telah menikah selama 25 tahun dan dikaruniai tiga orang anak.

Motivasi

Salman ingin membuat KK dan KTP yang baru. Alasannya yaitu KK yang dimilikinya masih mencantumkan data anak pertamanya yang sudah menkah dan KTP yang ia miliki telah hilang.

Frustrasi

 Salman harus menunggu antrean yang panjang untuk membuat dokumen.

 Salman kebingungan mengisi formulir pengajuan dokumen adminduk.

 Salman merupakan orang yang sibuk dalam pekerjaannya sehingga ia ingin memastikan waktu yang tepat untuk mengambil dokumen.

Tujuan

 Proses kepengurusan dokumen kependudukan dapat dilakukan dalam waktu yang sesingkat mungkin dan dapat diperkirakan waktu selesainya.

 Persyaratan pembuatan dokumen dapat diketahui dan dipahami secara mudah.

5.2. Task Analysis

Penyusunan task analysis dengan metode

hierarchical task analysis (HTA) didasarkan

pada hasil evaluasi antarmuka pengguna aplikasi SIP. Tujuan utama dari penggunaan aplikasi SIP yaitu membantu proses pengajuan dokumen kependudukan secara fleksibel dan efektif. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan beberapa tugas yaitu menyiapkan persyaratan untuk mengajukan dokumen adminduk, mengajukan dokumen adminduk, dan mengecek status pengajuan. Tugas lain yang dapat dilakukan pengguna yaitu personalisasi data akun, alamat surel, dan kata sandi. Setiap tugas yang dilakukan tersebut memiliki beberapa

subtask yang harus dilakukan pengguna.

Gambar 3. Diagram HTA dari Tugas Mengecek Status Pengajuan Dokumen Adminduk

5.3. Kebutuhan Pengguna

Kebutuhan pengguna disusun berdasarkan hasil analisis dari proses-proses yang telah dilakukan sebelumnya. Kebutuhan pengguna aplikasi SIP antara lain: pendaftaran akun baru, akses masuk pengguna, lupa kata sandi, formulir pengajuan dokumen adminduk, status pengajuan, dasbor, berita terbaru, personalisasi akun, panduan pengguna dan pertanyaan umum, dan bantuan melalui WhatsApp Center. Kebutuhan pengguna yang disusun tidak mengurangi kebutuhan fungsional sistem aplikasi SIP yang telah ada saat ini namun tidak menutup kemungkinan adanya penambahan kebutuhan.

Tabel 8. Kebutuhan Status Pengajuan

Kode/ Nama Kebutuhan:

REQ5/ Status Pengajuan

Deskripsi:

Pengguna dapat menelusuri status dokumen adminduk yang diajukan. Penggunaan pemberitahuan dalam aplikasi SIP memangkas proses pengecekan status proses pengajuan yang sebelumnya harus dilakukan setiap saat dan memerlukan nomor pengajuan untuk pengecekan.

Alur Pengguna:

1. Pengguna membuka halaman “Status” melalui bar navigasi. Perlu dipastikan bahwa pengguna telah melakukan pengajuan. Apabila tidak ada pengajuan yang dilakukan, maka halaman status hanya menampilkan keterangan yang menyatakan bahwa tidak ada pengajuan yang diproses. 2. Pengguna menekan/memilih pengajuan yang saat

ini diproses untuk melihat detail proses. Status yang ditampilkan memiliki empat macam status proses:

(8)

b. Pengajuan Sedang Diproses Petugas; c. Proses Pengajuan Selesai;

d. Proses Pengajuan Ditolak.

3. Halaman “Detail Pengajuan” ditampilkan.

Keterangan:

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan fungsional yang telah ada pada aplikasi SIP dan dilakukan perubahan yang signifikan dari sisi alur pengguna dan struktur antarmuka pengguna. Proses sebelumnya yaitu dengan memasukkan nomor pengajuan tidak lagi dicantumkan dan digantikan dengan pemberitahuan.

Berdasarkan hasil usability testing, separuh seluruh partisipan gagal dalam melakukan tugas mengecek status proses pengajuan sehingga diperlukan perbaikan pada fitur ini.

6. PERANCANGAN PERBAIKAN ANTARMUKA PENGGUNA

Perbaikan antarmuka pengguna dilakukan dengan merancang wireframe sebagai kerangka dasar untuk merancang prototipe antarmuka aplikasi SIP yang baru. Sebagai pedoman desain, Google Material Design dipilih sebagai pedoman perancangan antarmuka dan pengalaman pengguna pada perangkat mobile berbasis Android.

Wireframe berfungsi untuk memvisualisasikan solusi desain pada tahap awal pengembangan antarmuka pengguna. Visual yang digambarkan berupa sketsa kasar atau sketsa yang dicetak dari visual komputer dengan detail yang sederhana namun mencakup fungsi atau fitur yang diinginkan. Gambar 4 merupakan salah satu wireframe dari perbaikan antarmuka pengguna aplikasi SIP. Di dalamnya memuat elemen-elemen dari antarmuka pengguna dari halaman status pengajuan seperti

AppBar, daftar pengajuan yang berisi jenis

pengajuan, deskripsi, dan status pengajuan saat ini.

Proses perancangan prototipe mengikuti pedoman desain Material Design Guidelines yang dikembangkan oleh Google dengan beberapa penyesuaian dalam hal gaya elemen-elemen desain seperti teks, button, card, warna, dan text input. Penggunaan pedoman tersebut ditujukan agar bentuk implementasi prototipe sesuai dengan kaidah desain untuk platform Android. Rancangan antarmuka pengguna aplikasi SIP didasarkan pada pedoman desain Google Material dengan beberapa perubahan. Panduan oleh Google Developers menyebutkan bahwa untuk memberikan pengalaman yang tidak asing, pola UX material yang paling umum digunakan (Android Developers, 2019). Gambar 5 merupakan bentuk prototipe dari halaman

status pengajuan yang didasarkan pada

wireframe pada Gambar 4.

Gambar 4. Wireframe Halaman Status Pengajuan

Gambar 5. Prototipe Halaman Status Pengajuan

7. EVALUASI PERBAIKAN

ANTARMUKA PENGGUNA

Proses evaluasi perbaikan antarmuka pengguna dilakukan seperti pada evaluasi antarmuka pengguna pada tahap pemahaman konteks pengguna. Berbeda dengan proses evaluasi yang sebelumnya, pada proses evaluasi perbaikan antarmuka pengguna melibatkan lima partisipan untuk masing-masing persona pengguna. Hasil evaluasi perbaikan antarmuka pengguna dianalisis untuk memastikan bahwa perbaikan antarmuka pengguna sesuai dengan kebutuhan pengguna dan target yang dikehendaki. Konteks skenario pengujian sama seperti pengujian sebelumnya namun memiliki jumlah tasks yang berbeda.

Tabel 9. User Tasks dalam Evaluasi Perbaikan Antarmuka Pengguna

(9)

UTB1 Melakukan Masuk Akun (Login) UTB2 Melakukan Pengajuan Pembuatan KTP

Karena Hilang

UTB3 Melakukan Pengajuan Pembuatan KK Karena Hilang

UTB4 Membuat Kartu Identitas Anak (KIA) UTB5 Menunjukkan Status Proses

Pengukuran metrik usability yang dilakukan dalam usability testing didapatkan hasil berikut ini:

1. Nilai efektivitas dari perhitungan rata-rata

completion rate didapatkan nilai sebesar

98,00%.

Tabel 10. Completion Rate dalam Evaluasi Perbaikan Antarmuka Pengguna

Partisipan User Tasks UTB 1 UTB 2 UTB 3 UTB 4 UTB 5 p1 1 1 1 1 1 p2 1 1 1 1 1 p3 1 1 1 1 1 p4 1 1 1 1 1 p5 1 1 1 1 1 p6 1 1 1 1 1 p7 1 1 1 1 1 p8 1 1 1 1 0 p9 1 1 1 1 1 p10 1 1 1 1 1 Completion Rate 100 % 100 % 100 % 100 % 90%

2. Nilai efisiensi dari perhitungan time-based

efficiency (TBE) sebesar 0,0310 goals/detik

dan dari perhitungan overall relative

efficiency (ORE) sebesar 97,23%

Tabel 11. Waktu Penyelesaian Tugas dalam Evaluasi Perbaikan Antarmuka Pengguna

Partisipan

Waktu Penyelesaian Tasks (detik) UTB 1 UTB 2 UTB 3 UTB 4 UTB 5 p1 12 40 78 96 31 p2 15 127 97 58 17 p3 31 95 31 77 20 p4 12 82 31 83 41 p5 5 122 59 102 32 p6 12 159 150 110 33 p7 6 74 117 97 25 p8 16 137 83 93 104 p9 14 175 115 88 232 p10 18 165 78 119 134 3. Nilai kepuasan pengguna ditunjukkan pada

tabel 12 dan tabel 13. Dari pengukuran menggunakan SUS, nilai skor SUS yang didapatkan sebesar 82,08 atau tingkat A (Excellent) dari rata-rata nilai keseluruhan. Selain SUS, nilai kemudahan masing-masing tugas juga diukur dengan kuesioner SEQ.

Tabel 12. Hasil kuesioner SEQ

Partisipa n Skor SEQ UTB 1 UTB 2 UTB 3 UTB 4 UTB 5 p1 7 7 6 6 6 p2 7 5 6 6 7 p3 7 7 7 7 7 p4 7 7 7 7 7 p5 7 6 7 7 7 p6 5 6 6 6 6 p7 7 7 7 7 7 p8 7 3 4 4 1 p9 7 7 7 7 5 p10 7 7 7 7 6 Rata-Rata 6,8 6,2 6,4 6,4 5,9

Tabel 13. Hasil kuesioner SUS

Pernya taan SUS Skor SUS p 1 p 2 p 3 p 4 p 5 p 6 p 7 p 8 p 9 p 10 SUS1 5 3 4 4 5 5 3 3 3 5 SUS2 3 2 1 1 1 2 1 4 2 2 SUS3 5 4 5 5 5 5 5 2 5 5 SUS4 2 1 1 4 1 3 2 5 4 3 SUS5 4 3 5 4 5 5 5 4 4 5 SUS6 2 2 1 1 1 1 3 2 2 2 SUS7 4 4 5 4 5 3 5 2 5 5 SUS8 2 4 1 1 1 2 1 2 2 1 SUS9 5 5 5 4 4 5 5 2 5 5 SUS10 5 2 2 1 4 2 3 5 3 5 8. KESIMPULAN

Tahap evaluasi pertama dengan metode

usability testing diikuti oleh lima partisipan

menghasilkan nilai efektivitas sebesar 83,33%, nilai efisiensi sebesar 0,0128 goals/detik dan 83,24%, nilai kepuasan pengguna dalam skor SUS sebesar 65,00 (tingkat C) dan pada skor SEQ berkisar antara 3,6 hingga 6,2. Partisipan juga mengutarakan permasalahan yang dialami atau dirasakan selama pengujian seperti navigasi antar halaman yang kurang intuitif, tidak adanya

error prevention dalam pengisian formulir

pengajuan dokumen adminduk, dan sulitnya mencari halaman status proses pengajuan dokumen adminduk.

Perbaikan antarmuka pengguna dilakukan dengan pendekatan HCD menghasilkan rancangan wireframe dan prototipe yang didasarkan pada kebutuhan pengguna. Kebutuhan pengguna disusun berdasarkan informasi dari evaluasi antarmuka pengguna pertama dan hasil task analysis yang menghasilkan empat tugas utama, yaitu tugas menyiapkan persyaratan untuk mengajukan dokumen adminduk, tugas mengajukan dokumen adminduk, tugas mengecek status pengajuan, dan tugas personalisasi akun. Keempat tugas tersebut dijabarkan ke dalam 10

(10)

kebutuhan pengguna, yaitu pendaftaran akun baru, akses masuk pengguna, lupa kata sandi, formulir pengajuan dokumen adminduk, status pengajuan, dasbor, berita terbaru, personalisasi akun, panduan pengguna dan pertanyaan umum, dan bantuan melalui WhatsApp Center.

Evaluasi perbaikan antarmuka pengguna diikuti 10 orang partisipan yang terbagi menjadi dua kelompok persona dengan metode usability

testing menghasilkan nilai efektivitas sebesar

98,00%, nilai efisiensi sebesar 0,0310

goals/detik dan 97,23%, nilai kepuasan pengguna sebesar 82,08 (tingkat A) pada skor SUS dan skor SEQ berkisar antara 5,9 hingga 6,8.

9. DAFTAR PUSTAKA

Android Developers. 2019. Desain Material

untuk Android. Diakses April 2020, 02.

https://developer.android.com/guide/topi cs/ui/look-and-feel.

Aniesiyah, Aryun Nadaa, Herman Tolle, dan Hanifah Muslimah Az-Zahra. 2018. “Perancangan User Experience Aplikasi Pelaporan Keluhan Masyarakat Menggunakan Metode Human-Centered Design.” Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer

5503-5511.

International Organization for Standardization. 1998. “ISO 9241-11 - Ergonomic Requirements for Office Work with Visual Display Terminals (VDTs) - Part 11: Guidance on Usability.” Geneva: International Organization for Standardization.

—. 2010. “ISO 9241-210 - Ergonomics of Human-System Interaction - Part 210: Human-centred Design for Interactive Systems.” Geneva: International Organization for Standardization.

International Software Testing Qualifications Board. 2018. ISTQB Glossary. Diakses

April 9, 2019.

http://glossary.istqb.org/search/.

Mifsud, Justin. 2015. Usability Metrics - A

Guide To Quantify The Usability Of Any System - Usability Geek. Diakses April 09,

2019. https://usabilitygeek.com/usability- metrics-a-guide-to-quantify-system-usability/.

Preece, J., Y. Rogers, dan H. and Sharp. 2002.

Interaction Design: Beyond Human-Computer Interaction. 1. Indianapolis:

John Wiley & Sons, Inc.

Rikke, Dam, dan Teo Siang. 2019. Personas – A

Simple Introduction. Diakses September

28, 2019. https://www.interaction- design.org/literature/article/personas-why-and-how-you-should-use-them. Sauro, Jeff. 2011. MeasuringU: 10 Thing to

Know About Completion Rates. Diakses

April 9, 2019.

https://measuringu.com/completion-rates/.

U.S. Department of Health & Human Services. 2014. Prototyping. Diakses September 28, 2019. https://www.usability.gov/how-to-and-tools/methods/prototyping.html. User Experience Professionals' Association.

2012. Task Analysis. Diakses Agustus 28, 2019. https://www.usabilitybok.org/task-analysis.

Gambar

Gambar 1. Aktivitas Human-Centered Design
Gambar  1  menunjukkan  tahapan-tahapan  dalam  penelitian  ini.  Proses  penelitian  ini  diawali dengan studi literatur untuk mencari dan  memilih  referensi  pendukung  penelitian  berupa  buku,  jurnal,  artikel  ilmiah,  atau  penelitian  sebelumnya
Tabel 1. Daftar User Task
Tabel 6. Persona Pengguna A  Persona Pengguna A
+4

Referensi

Dokumen terkait

Perancangan tampilan antarmuka website Trisno Motor menggunakan HCD yang berpusat pada karateristik alami umum manusia dan analisis secara mendalam dengan

Pendekatan HCD dalam penelitian digunakan untuk merancang desain antarmuka dan user experience yang sesuai dengan kebutuhan pengguna, yaitu sebagai sistem pembelajaran

Sehingga dilakukan pembaharuan dari penelitian ini berfokus untuk membangun tampilan antarmuka aplikasi Solusi sesuai kebutuhan pengguna dengan menggunakan metode Task

Pada desain awal waktu pengerjaan lebih lama karena salah satu mencari program Djarum Beasiswa Plus melalui google bukan dari website Djarum Beasiswa Plus,

Hasil penelitian Tugas Akhir ini adalah rancangan desain antarmuka pengguna yang dibuat berdasarkan langkah-langkah pada metode User Centered Design (UCD) dengan

Evaluasi dan Perbaikan Desain Antarmuka Pengguna Pada Aplikasi MyUMM Student Menggunakan Pendekatan User Centered Design.. Laporan

Penelitian Raheel (2014) memberikan infomasi bahwa sebagian besar remaja perempuan menggunakan emotion focus coping dibandingkan problem focus coping. Dalam

Pendekatan User Centered Design (UCD) akan melibatkan pengguna pada proses pengembangan sehingga pengguna dapat memberikan saran mengenai antarmuka website, serta hasil akhir