• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH BK Kel.3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH BK Kel.3"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bimbingan dan konseling di sekolah merupakan upaya proaktif dan sistematis dalam memfasilitasi peserta didik mencapai tingkat perkembangan belajar yang optimal, pengembangan perilaku yang efektif, dan peningkatan prestasi serta membantu memberikan solusi masalah yang dihadapi peserta didik di lingkungannya.

Hasil studi lapangan (2007) menunjukkan bahwa layanan bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah sangat dibutuhkan, karena banyaknya masalah peserta didik di Sekolah/Madrasah, besarnya kebutuhan peserta didik akan pengarahan diri dalam memilih dan mengambil keputusan, perlunya aturan yang melinddungi layanan bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah, serta perbaikan tata kerja baik dalam aspek ketenagaan maupun manajemen.

Pelayanan BK di sekolah diarahkan pada ketercapaian tujuan pendidikan dan tujuan pelaksanaan konseling. Sebagai salah satu lembaga pendidikan, sekolah membutuhkan pelayanan BK dalam penyelenggaraan dan peningkatan kondisi kehidupan di sekolah demi tercapainya tujuan pendidikan. Oleh karena itu kami dalam makalah ini akan lebih memaparkan mengenai Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah.

B. Rumusan Masalah

Dalam penyusunan makalah ini, terdapat beberapa rumusan masalah dianataranya sebagai berikut :

a) Apa Definisi Pelayanan BK di Sekolah? b) Apa Tujuan Pelayanan BK di Sekolah? c) Apa Fungsi Pelayanan BK di Sekolah? d) Bagaimana Fokus Pelayanan BK di Sekolah? e) Apa Macam-Macam Pelayanan BK di Sekolah? f) Bagaimana Strategi Pelayanan BK di Sekolah? g) Siapa saja Personil dalam Pelayanan BK di Sekolah?

(2)

2 h) Apa contoh dari masing-masing macam pelayanan BK di Sekolah?

i) Bagaimana upaya untuk mencapai keberhasilan tujuan dari pelayanan BK di sekolah dengan menggunakan strategi pelayanan BK dan Personil yang ada? j) Bagaimana analisis praktis dari pelayanan BK di sekolah?

C. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

a. untuk mengetahui serta memahami tentang definisi, tujuan, fungsi, fokus, macam, personil dari pelayanan BK di sekolah

b. sebagai pemenuhan salah satu tugas dari mata kuliah Bimbingan dan Konseling

Sedangkan manfaat yang diharapkan dari penyusunan makalah ini adalah:

a. setelah memahami materi dalam makalah ini dapat menjelaskan tentang definisi, tujuan, fungsi, focus, macam, personil dari pelayanan BK di sekolah b. dapat mengimplementasikan materi yang terdapat dalam makalah ini kedalam

kehidupan yang real

c. dapat menambah pengetahuan dan juga menambah wawasan

D. Metode Pembahasan

Adapun metode pembahasan yang dilakuakan dalam penyusunan makalah ini adalah study literature, dengan membaca, mempelajari sumber-sumber dari buku dan media lainnya, kemudian digabungkan menjadi suatu makalah.

(3)

3 BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi Pelayanan Bimbingan & Konseling di Sekolah

Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan suatu bentuk usaha untuk membantu peserta didik dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karir.

Pelayanan bimbingan dan konseling memfasilitasi pengembangan peserta didik, secara individual, kelompok dan atau klasikal, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan, kondisi, serta peluang-peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang dihadapi peserta didik.

B. Tujuan Pelayanan Bimbingan & Konseling di Sekolah Tujuan umum bimbingan dan konseling adalah :

a. Memahami, menerima, mengarahkan, dan mengembangkan minat, bakat, serta kemampuan siswa seoptimal mungkin,

b. Menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan, keluarga, sekolah dan masyarakat; c. Merencanakan kehidupan masa depan siswa yang sesuai dengan tuntutan dunia pada saat ini ataupun masa yang akan datang.

Bimbingan dan konseling perkembangan di sekolah menengah sebagai upaya pemberitahuan bantuan kepada peserta didik yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya mereka dapat memahami dirinya sehingga mereka sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat serta kehidupan pada umumnya.

(4)

4 Prayitno dan Erman Amti (2004:114) mengemukakan bahwa:

Tujuan umum bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti: kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (seperti: latar belakang keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi) serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya. Dalam kaitan ini bimbingan dan konseling membantu individu untuk menjadi insan yang berguna dalam hidupnya yang memiliki wawasan, pandangan, interpretasi, pilihan, penyesuaian dan keterampilan yang tepat berkenaan dengan diri sendiri dan lingkungannya.

Tujuan khusus BK di sekolah merupakan penjabaran tujuan umum tersebut yang dikaitkan dengan permasalahan yang dialami oleh individu yang bersangkutan sesuai dengan kompleksitas permasalahan itu (Prayitno dan Erman Amti, 2004:114). Tujuan layanan bimbingan ialah agar peserta didik dapat :

1. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupan-nya di masa yang akan datang.

2. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki peserta didik secara optimal.

3. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya.

4. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapatkan kesempatan untuk : 1. Mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas perkembangannya. 2. Mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di lingkungannya,

3. Mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian tujuan tersebut

4. Memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri.

5. Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan lembaga tempat bekerja dan masyarakat.

(5)

5 7. Mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara optimal. C. Fungsi Pelayanan Bimbingan & Konseling di Sekolah

Pada dasarnya, bimbingan dan konseling dilakukan dalam bentuk upaya pemahaman, pencegahan, pemeliharaan dan penyembuhan. Setiap bentuk upaya tersebut mengacu kepada empat fungsi bimbingan yaitu:

1. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak – pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik.

2. Fungsi penyaluran, yaitu membantu peserta didik dalam memilih jurusan sekolah, jenis sekolah, dan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan minat, bakat, dan ciri – ciri kepribadian lainnya. Kegiatan fungsi penyaluran ini meliputi bantuan untuk memantapkan kegiatan belajar di sekolah menengah. Dalam melaksanakan fungsi, guru pembimbing / konselor perlu bekerjasama dengan pendidik lainnya di sekolah menengah maupun di luar sekolah menengah.

3. Fungsi adaptasi, yaitu membantu petugas – petugas di sekolah khususnya guru, untuk mengadaptasikan program pendidikan terhadap minat, kemampuan, dan kebutuhan peserta didik. Dengan menggunakan informasi yang memadai para peserta didik, guru pembimbing / konselor dapat membantu guru untuk memperlakukan peserta didik secara tepat, baik dalam mengelola memilih materi pelajaran yang tepat dalam mengadaptasikan bahan pelajaran kepada kecepatan dan kemampuan peserta didik. 4. Fungsi penyesuaian, yaitu membantu peserta didik untuk memperoleh penyesuaian

pribadi dan memperoleh kemajuan dalam perkembangannya secara optimal. Fungsi ini dilaksanakan dalam rangka mengidentifikasi, memahami, dan memecahkan masalah.

D. Fokus Pelayanan Bimbingan & Konseling di Sekolah

Berdasarkan fungsi dan prinsip bimbingan, maka kerangka kerja layanan bimbingan dan konseling dalam suatu program bimbingan dan konseling yang dijabarkan dalam tiga kegiatan utama, yaitu layanan dasar bimbingan, layanan responsif, dan layanan perencanaan individual.

(6)

6 1. Layanan Dasar Bimbingan

Layanan dasar bimbingan adalah layanan bimbingan yang bertujuan membantu seluruh siswa mengembangkan perilaku efektif dan meningkatkan keterampilan – keterampilan hidupnya. Layanan dasar bimbingan ini disajikan secara sistematis bagi seluruh siswa, yang isinya sesuai dengan tujuan bimbingan dan konseling

Layanan dasar bimbingan ini juga berisi layanan bimbingan belajar, bimbingan sosial, bimbingan pribadi dan bimbingan karir, layanan ini untuk seluruh peserta didik, disajikan dengan menggunakan Strategi klasikal dan dinamika kelompok.

2. Layanan Responsif

Layanan responsif adalah layanan bimbingan yang bertujuan membantu memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh siswa pada saat ini. Layanan ini lebih bersifat preventif, atau mungkin kuratif. Isi layanan Responsif adalah sebagai berikut : a. Bidang pendidikan, topik-topiknya adalah pemilihan program studi di sekolah

menengah yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuann; dan pemilihan program studi lanjutan di perguruan tinggi.

b. Bidang belajar, yaitu cara belajar efektif dan cara mengatasi kesulitan belajar. c. Bidang sosial, yaitu cara memilih teman yang baik, cara memelihara persahabatan

yang baik, cara mengatasi konflik dengan teman.

d. Bidang pribadi, yaitu pembentukan identitas karier, pengenalan karakteristik dan lingkungan pekerjaan, dan pembentukan pola karier.

e. Bidang disiplin, yaitu pengenalan tata tertib sekolah dan pengembangan sikap serta perilaku disiplin.

f. Bidang narkotika, yaitu pengenalan bahaya penggunaan narkotika dan pencegahan terhadap bahaya narkotika.

g. Bidang perilaku seksual, yaitu penngenalan bahaya perilaku seks bebas, cara berpacaran yang baik sehingga mencegah perilaku seks bebas.

(7)

7 3. Layanan perencanaan Individual

Layanan perencanaan individual adalah upaya bimbingan yang bertujuan membantu seluruh siswa membuat dan mengimplementasikan rencana – rencana pendidikan, karier, dan kehidupan sosial pribadinya. Tujuan utama dari layanan ini adalah membantu siswa belajar memantau dan memahami perkembangannya sendiri, kemudian merencanakan dan mengimplementasikan rencana-rencana hidupnya atas dasar hasil pemantauan dan pemahamannya itu. Isi layanan perencanaan individual adalah sebagai berikut:

a. Bidang pendidikan yaitu perecanaan belajar dan perencanaan studi lanjutan.

b. Bidang karier, yaitu perecanaan pekerjaan, perencanaan jabatan, perncanaan pekerjaan ke perusahaan – perusahaan, dan perencanaan waktu luang untuk kegiatan yang produktif.

c. Bidang sosial pribadi yaitu perencanaan pengembangan konsep diri yang positif, serta perecanaan pengembangan keterampilan – keterampilan sosial yang tepat. E. Macam-Macam Pelayanan Bimbingan & Konseling di Sekolah

1. Layanan Orientasi

Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar perannya sebagai peserta didik di lingkungan yang baru.

2. Layanan Informasi

Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik.

3. Layanan Penempatan dan penyaluran

Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat sesuai dengan potensi, bakat, minat serta kondisi pribadinya.

(8)

8 4. Layanan pembelajaran

Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik.

5. Layanan Individual

Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan penyelesaian permasalahan pribadi yang dialaminya. 6. Layanan Bimbingan Kelompok

Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu (teruama dari guru pembimbing) dan/atau membahas secara bersama-sama pokok bahasan (topik) tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman di kehidupan mereka sehari-hari, dan/atau untuk pengembangan kemampuan sosial, baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan/atau tindakan tertentu.

7. Layanan Konsultasi

Layanan Konsultasi adalah layanan konseling yang dilaksanakan oleh konselor terhadap seseorang klien yang akan memungkinkan memperoleh wawasan, pemahaman dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi atau permasalahan pihak ketiga.

8. Layanan Mediasi

Istilah “mediasi” terkait dengan istilah “media” yang berasal dari kata “medium” yang berarti perantara. Dalam literature islam istilah “mediasi” sama dengan”wasilah” yang juga berarti perantara. Berdasar arti diatas, mediasi bisa dimaknai sebagai suatu kegiatan yang mengantarai atau menjadi wasilah atau menghubungkan yang semula terpisah. Melalui mediasi dua belah pihak yang sebelumnya terpisah menjadi saling terkait, saling mengurangi atau meniadakan jarak, saling memperkecil jarak perbedaan sehingga jarak keduanya menjadi lebih dekat.

(9)

9 F. Strategi Pelayanan Bimbingan & Konseling di Sekolah

Strategi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling terkait dengan empat komponen program yaitu: (1) layanan dasar; (2) layanan responsif; (3) perencanaan individual; dan (4) dukungan sistem.

1. Strategi untuk Layanan Dasar Bimbingan a. Bimbingan Klasikal

Layanan dasar diperuntukkan bagi semua siswa. Hal ini berarti bahwa dalam peluncuran program yang telah dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak langsung dengan para siswa di kelas. Secara terjadwal, konselor memberikan layanan bimbingan kepada para siswa. Kegiatan layanan dilaksanakan melalui pemberian layanan orientasi dan informasi tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi siswa.

1. Layanan orientasi pada umumnya dilaksanakan pada awal pelajaran, yang diperuntukan bagi para siswa baru.

2. Sementara layanan informasi merupakan proses bantuan yang diberikan kepada para siswa tentang berbagai aspek kehidupan yang dipandang penting bagi mereka, baik melalui komunikasi langsung, maupun tidak langsung (melalui media cetak maupun elektronik, seperti : buku, brosur, leaflet, majalah, handphone dan internet). Layanan informasi untuk bimbingan klasikal dapat mempergunakan jam pengembangan diri.

Agar semua siswa terlayani kegiatan bimbingan klasikal perlu terjadwalkan secara pasti untuk semua kelas.

b. Bimbingan Kelompok

Konselor memberikan layanan bimbingan kepada siswa melalui kelompok-kelompok kecil (5 s.d. 10 orang). Bimbingan ini ditujukan untuk merespon kebutuhan dan minat para siswa. Topik yang didiskusikan dalam bimbingan kelompok ini, adalah masalah yang bersifat umum (common problem) dan tidak rahasia, seperti : cara-cara belajar yang efektif, kiat-kiat menghadapi ujian, dan mengelola stress. Layanan bimbingan kelompok ditujukan untuk mengembangkan keterampilan atau perilaku baru yang lebih efektif dan produktif.

(10)

10 c. Berkolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran atau Wali Kelas

Program bimbingan akan berjalan secara efektif apabila didukung oleh semua pihak, yang dalam hal ini khususnya para guru mata pelajaran atau wali kelas. Konselor berkolaborasi dengan guru dan wali kelas dalam rangka memperoleh informasi tentang siswa (seperti prestasi belajar, kehadiran, dan pribadinya), membantu memecahkan masalah siswa, dan mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran. Aspek-aspek itu di antaranya :

a. menciptakan sekolah dengan iklim sosio-emosional kelas yang kondusif bagi belajar siswa;

b. memahami karakteristik siswa yang unik dan beragam; c. menandai siswa yang diduga bermasalah;

d. membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar melalui program remedial teaching;

e. mereferal (mengalihtangankan) siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing;

f. memberikan informasi tentang kaitan mata pelajaran dengan bidang kerja yang diminati siswa;

g. memahami perkembangan dunia industri atau perusahaan, sehingga dapat memberikan informasi yang luas kepada siswa tentang dunia kerja (tuntutan keahlian kerja, suasana kerja, persyaratan kerja, dan prospek kerja);

h. menampilkan pribadi yang matang, baik dalam aspek emosional, sosial, maupun moral-spiritual (hal ini penting, karena guru merupakan “figur central” bagi siswa); i. memberikan informasi tentang cara-cara mempelajari mata pelajaran yang

diberikannya secara efektif.

d. Berkolaborasi (Kerjasama) dengan Orang Tua

Dalam upaya meningkatkan kualitas peluncuran program bimbingan, konselor perlu melakukan kerjasama dengan para orang tua siswa. Kerjasama ini penting agar proses bimbingan terhadap siswa tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga oleh orang tua di rumah. Melalui kerjasama ini memungkinkan terjadinya saling memberikan informasi, pengertian, dan tukar pikiran antar konselor dan orang tua dalam upaya mengembangkan potensi siswa atau memecahkan masalah yang mungkin dihadapi siswa.

(11)

11 Untuk melakukan kerjasama dengan orang tua ini, dapat dilakukan beberapa upaya, seperti :

1) kepala sekolah atau komite sekolah mengundang para orang tua untuk datang ke sekolah (minimal satu semester satu kali), yang pelaksanaannnya dapat bersamaan dengan pembagian rapor,

2) sekolah memberikan informasi kepada orang tua (melalui surat) tentang kemajuan belajar atau masalah siswa, dan

3) orang tua diminta untuk melaporkan keadaan anaknya di rumah ke sekolah, terutama menyangkut kegiatan belajar dan perilaku sehari-harinya.

2. Strategi untuk Layanan Responsif a. Konsultasi

Konselor memberikan layanan konsultasi kepada guru, orang tua, atau pihak pimpinan sekolah dalam rangka membangun kesamaan persepsi dalam memberikan bimbingan kepada para siswa.

b. Konseling Individual atau Kelompok

Pemberian layanan konseling ini ditujukan untuk membantu para siswa yang mengalami kesulitan, mengalami hambatan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Melalui konseling, siswa dibantu untuk mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, penemuan alternatif pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan secara lebih tepat. Konseling ini dapat dilakukan secara individual maupun kelompok. Konseling kelompok dilaksanakan untuk membantu siswa memecahkan masalahnya melalui kelompok. Dalam konseling kelompok ini, masing-masing siswa mengemukakan masalah yang dialaminya, kemudian satu sama lain saling memberikan masukan atau pendapat untuk memecahkan masalah tersebut.

c. Referal (Rujukan atau Alih Tangan)

Apabila konselor merasa kurang memiliki kemampuan untuk menangani masalah klien, maka sebaiknya dia mereferal atau mengalihtangankan klien kepada pihak lain yang lebih berwenang, seperti psikolog, psikiater, dokter, dan kepolisian. Klien yang sebaiknya direferal adalah mereka yang memiliki masalah, seperti depresi, tindak kejahatan (kriminalitas), kecanduan narkoba, dan penyakit kronis.

(12)

12 d. Bimbingan Teman Sebaya (Peer Guidance/Peer Facilitation)

Bimbingan teman sebaya ini adalah bimbingan yang dilakukan oleh siswa terhadap siswa yang lainnya. Siswa yang menjadi pembimbing sebelumnya diberikan latihan atau pembinaan oleh konselor. Siswa yang menjadi pembimbing berfungsi sebagai mentor atau tutor yang membantu siswa lain dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, baik akademik maupun non-akademik. Di samping itu dia juga berfungsi sebagai mediator yang membantu konselor dengan cara memberikan informasi tentang kondisi, perkembangan, atau masalah siswa yang perlu mendapat layanan bantuan bimbingan atau konseling.

3. Strategi untuk Layanan Perencanaan Individual

a. Penilaian Individual atau Kelompok (Individual or small-group Appraisal)

Yang dimaksud dengan penilaian ini adalah konselor bersama siswa menganalisis dan menilai kemampuan, minat, keterampilan, dan prestasi belajar siswa. Dapat juga dikatakan bahwa konselor membantu siswa menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya, yaitu yang menyangkut pencapaian tugas-tugas perkembangannya, atau aspek-aspek pribadi, sosial, belajar, dan karier. Melalui kegiatan penilaian diri ini, siswa akan memiliki pemahaman, penerimaan, dan pengarahan dirinya secara positif dan konstruktif. b. Individual or Small-Group Advicement

Konselor memberikan nasihat kepada siswa untuk menggunakan atau memanfaatkan hasil penilaian tentang dirinya, atau informasi tentang pribadi, sosial, pendidikan dan karir yang diperolehnya untuk (1) merumuskan tujuan, dan merencanakan kegiatan (alternatif kegiatan) yang menunjang pengembangan dirinya, atau kegiatan yang berfungsi untuk memperbaiki kelemahan dirinya; (2) melakukan kegiatan yang sesuai dengan tujuan atau perencanaan yang telah ditetapkan, dan (3) mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukannya.

4. Strategi untuk Dukungan Sistem

a. Pengembangan Professional

Konselor secara terus menerus berusaha untuk “meng-update” pengetahuan dan keterampilannya melalui (1) in-service training, (2) aktif dalam organisasi profesi, (3)

(13)

13 aktif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah, seperti seminar dan workshop (lokakarya), atau (4) melanjutkan studi ke program yang lebih tinggi (Pascasarjana).

b. Pemberian Konsultasi dan Berkolaborasi

Konselor perlu melakukan konsultasi dan kolaborasi dengan guru, orang tua, staf sekolah lainnya, dan pihak institusi di luar sekolah (pemerintah, dan swasta) untuk memperoleh informasi, dan umpan balik tentang layanan bantuan yang telah diberikannya kepada para siswa, menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif bagi perkembangan siswa, melakukan referal, serta meningkatkan kualitas program bimbingan dan konseling. Dengan kata lain strategi ini berkaitan dengan upaya sekolah untuk menjalin kerjasama dengan unsur-unsur masyarakat yang dipandang relevan dengan peningkatan mutu layanan bimbingan. Jalinan kerjasama ini seperti dengan pihak-pihak (1) instansi pemerintah, (2) instansi swasta, (3) organisasi profesi, seperti ABKIN (Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia), (4) para ahli dalam bidang tertentu yang terkait, seperti psikolog, psikiater, dokter, dan orang tua siswa, (5) MGBK (Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling), dan (6) Depnaker (dalam rangka analisis bursa kerja/lapangan pekerjaan).

G. Personil dalam Pelayanan Bimbingan & Konseling di Sekolah

Di bawah ini dijelaskan tugas-tugas Personill sekolah yang berkaitan dengan kegiatan layanan bimbingan dan konseling di sekolah.

1. Kepala Sekolah

Kepala sekolah adalah penanggung jawab pelaksanaan teknis bimbingan dan konseling di sekolah. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya kepala sekolah dibantu oleh wakil kepala sekolah.

Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan pembelajaran, secara berkala kepala sekolah perlu melaksanakan kegiatan supervisi, yang dapat dilakukan melalui kegiatan kunjungan kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode, media yang digunakan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.

(14)

14 Kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah secara otomatis memimpin sekolah, sekaligus menyusun dan mengatur program bimbingan dan konseling sedemikian rupa agar program tersebut dapat besatu dan terlaksana bersamaan dengan program pendidikan. (Umar, 2001: 114)

Sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan secara menyeluruh di sekolah, tugas kepala sekolah adalah:

a. Mengkoordinasikan segenap kegiatan yang diprogramkan di sekolah

b. Menyediakan sarana prasarana, tenaga, dan berbagai kemudahan bagi terlaksananya bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien

c. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan terhadap program layanan bimbingan dan konseling

d. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah kepada Kanwil yang menjadi atasannya

e. Mengadakan hubungan dengan pihak atau lembaga lain, seperti dokter, psikiater, dan sebagainya. (Sukardi, 2002: 56)

f. Kegiatan konselor (guru pembimbing) yang perlu diketahui oleh kepala sekolah antara lain:

a. Melaporkan kegiatan bimbingan dan konseling sebulan sekali b. Laporan tentang kelengkapan data.

2. Konselor

Konselor adalah pelaksana utama yang mengkoordinasi semua kegiatan yang terkait dalam pelaksana bimbingan dan koseling di sekolah. Konselor dituntut untuk bertindak secara bijaksana, ramah, bisa menghargai, dan memeriksa keadaan orang lain, serta berkepribadian baik, karena konselor itu nantinya akan berhubungan dengan siswa khususnya dan juga pihak lain yang sekiranya bermasalah. Konselor juga mengadakan kerja sama dengan guru-guru lain, sehingga guru-guru dapat meningkatkan mutu pelayanan dan pengetahuannya demi suksesnya program bimbingan dan konseling. (Umar, 2001: 118).

(15)

15 Masalah-masalah perkembangan peserta didik yang dihadapi guru pada saat pembelajaran dirujuk kepada konselor untuk penanganannya. Demikian pula, masalah-masalah peserta didik yang ditangani konselor terkait dengan proses pembelajaran bidang studi dirujuk kepada guru untuk menindak lanjutinya. Sebagai pelaksana utama, tenaga inti, dan ahli, konselor (guru pembimbing) bertugas:

a. Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling. b. Merencanakan program bimbingan dan konseling

c. Melaksanakan segenap pelayanan bimbingan dan konseling d. Melakaksanakan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling e. Menilai proses dan hasil layanan bimbingan dan konseling f. Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian

g. Mengadministrasikan layanan program bimbingan dan konseling

h. Mempertanggung jawabkan tugas dan kegiatan bimbingan dan konseling tersebut. (Sukardi, 2002: 56)

Konselor disamping bertugas memberikan layanan kepada siswa, juga sebagai sumber data yang meliputi:

• kartu akademis • catatan konseling • data psikotes

• catatan konperensi kasus.

3. Guru

Guru adalah pelaksana pengajaran serta bertanggung jawab memberikan informasi tentang siswa untuk kepentingan bimbingan dan konseling. Di sekolah salah satu tugas utama guru adalah mengajar. Dalam kesempatan mengjar siswa, guru mengenal tingkah laku, sifat-sifat, kelebihan dan kelemahan tiap-tiap siswa. Dengan demikian, disamping bertugas sebagai pengajar, guru juga dapat bertugas dan berperan dalam bimbingan antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, maupun guru dengan orang tua. Sebagai pembimbing, guru merupakan tangan pertama dalam usaha membantu memecahkan kesulitan-kesulitan siswa. (Umar, 2001: 117)

(16)

16 Sebagai tenaga ahli pengajaran dalam mata pelajaran atau program pelatihan tertentu, dan sebagai Personill yang sehari-hari langsung berhubungan dengan siswa, peranan guru dalam layanan bimbingan adalah:

a. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa b. Membantu koselor mengidentifikasikan siswa yang memerlukan layanan

bimbingan dan konseling

c. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling kepada

d. Konselor Membantu mengembangkan suasana kelas

e. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling.

f. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa

g. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian bimbingan dan konseling dalam upaya tindak lanjut

Guru juga membantu memberikan informasi tentang data siswa yang meliputi: 1) Dafatar nilai siswa

2) Observasi

3) Catatan anekdot (Sukardi, 2002: 52-58)

Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan dan konseling di sekolah akan lebih efektif bila guru dapat bekerja sama dengan konselor dalam proses pembelajaran. Adanya keterbatasan-keterbatasan dari kedua belah pihak (guru dan konselor) menuntut adanya kerja sama tersebut.

4. Pengawas atau Supervisor

Supervisi adalah pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik. (Burhanuddin, 2005: 99).

Supervisi adalah bantuan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang baik. (Sukardi, 2002: 240). Untuk menjamin teerlaksananya pelayanan bimbingan dan konseling secara tepat diperlukan kegiatan pengawasan bimbingan dan konseling baik secara teknik maupun secara

(17)

17 administrasi. Fungsi kepengawasan layangan bimbingan dan konseling antara lain memantau, menilai, memperbaiki, meningkatkan dan mengembangkan kegiatan layanan bimbingan dan konseling. Pengawasan tersebut ada pada setiap Kanwil. (Sukardi, 2002:65). Selain mengawasi perkembangan dan pelaksanaan pendidikan di sekolah, pengawas juga melihat perkembangan pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah tersebut. Pengawas sekolah juga berfungsi sebagai konsultan bagi kepala sekolah, guru, maupun konselor untuk membicarakan upaya-upaya lain dalam rangka memajukan bimbingan dan konseling. Pengawas juga harus dapat mengupayakan langkah-langkah yang bisa ditempuh untuk memajukan dan menambah pengetahuan kepala sekolah, guru, dan konselor, misalnya melalui penataran, seminar, latihan-latihan demi memajukan program bimbingan dan konseling. (Umar, 2001: 119). Adapun manfaat supervisi dalam program bimbingan dan konseling adalah:

a) Mengontrol kegiatan-kegiatan dari para Personill bimbingan dan konseling, yaitu bagaimana pelaksanaan tugas dan tanggung jawab mereka masing-masing.

b) Mengontrol adanya kemungkinan hambatan-hambatan yang ditemui oleh para Personill bimbingan dalam melaksanakan tugasnya masing-masing

c) Memungkinkan dicarinya jalan keluar terhadap hambatan-hambatan yang ditemui d) Memungkinkan terlaksananya program bimbingan secara lancar kearah

(18)

18 BAB III

ANALISIS

A. Analisis Teoritis

1. Bentuk dan Contoh Pelayanan Bimbingan & Konseling di Sekolah a. Dua bentuk bimbingan dalam sekolah berdasarkan isi pelayanan:

1. Bimbingan yang berkaitan dengan penyesuaian pendidikan. Meliputi:

 Menyesuaian karena perubahan dari metode pendidikan SD yang kebanyakan guru-guru kelas, ke guru-guru bidang studi.

 Penyesuaian dalam masalah pemilihan program studi di SMU. 2. Bimbingan yang berkaitan dengan pengembangan diri Meliputi:

Masalah yang berkaitan dengan perubahan emosi dan ketidakstabilan emosi. b. Dua bentuk bimbingan dalam sekolah berdasarkan bentuk pelayanan:

 kontak langsung

Untuk kegiatan kontak langsung yang dilakukan secara klasikal di kelas (layanan dasar) perlu dialokasikan waktu terjadwal 1 – 2 jam pelajaran per-kelas per-minggu.

 tanpa kontak langsung dengan peserta didik.

Adapun kegiatan bimbingan tanpa kontak langsung dengan peserta didik dapat dilaksanakan melalui tulisan (seperti buku-buku, brosur, atau majalah dinding), kunjungan rumah (home visit).

(19)

19 Contoh Pelayanan Bimbingan & Konseling di Sekolah

1. Layanan Orientasi

Dilaksanakan pada awal pelajaran, yang diperuntukan bagi para siswa baru, sehingga memiliki pengetahuan yang utuh tentang sekolah yang dimasukinya. Kepada siswa diperkenalkan tentang berbagai hal yang terkait dengan sekolah, seperti : kurikulum, personil (pimpinan, para guru, dan staf administrasi), jadwal pelajaran, perpustakaan, laboratorium, tata-tertib sekolah, jurusan (untuk SLTA), kegiatan ekstrakurikuler, dan fasilitas sekolah lainnya.

2. Layanan Informasi

Secara lebih rinci, informasi yang menjadi isi layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah:

1. Informasi tentang pengembangan diri.

2. Informasi tentang hubungan antarpribadi, sosial, nilai-nilai(values) dan moral. 3. Informasi tentang pendidikan, kegiatan belajar, dan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

4. Informasi tentang dunia karir dan ekonomi.

5. Informasi tentang sosial budaya,politik, dan kewarganegaraan. 6. Informasi tentang kehidupan berkeluarga.

7. Informasi tentang agama dan kehidupan beragama beserta seluk beluknya. 3. Layanan Penempatan dan penyaluran

Materi kegiatan layanan penempatan dan penyaluran meliputi:

1. Penempatan kelas siswa, program studi/jurusan dan pilihan ekstrakurikuler yang dapat menunjang pengembangan sikap, kebiasaan kemampuan, bakat,dan minat.

2. Penempatan dan penyaluran dalam kelompok sebaya, kelompok belajar, dan organisasi kesiswaan serta kegiatan sosial disekolah.

3. Membantu dalam kegiatan program khusus sesuai dengan kebutuhan siswa, baik pengajaran, perbaikan maupun program pengayaan dan seleksi masuk perguruan tinggi melalui jalur PMDK/UMPTN.

(20)

20 4. Menempatkan dan menyalurkan siswa pada kelompok yang membahas pilihan

khusus program studi sesuai dengan rencana karier. 4. Layanan pembelajaran

Materi kegiatan layanan bimbingan belajar meliputi:

1. Mengembagkan pemahaman tentang diri, terutama pemahaman sikap, sifat, bakat, minat, kekuatan-kekuatan dan penyuluran, kelemahan-kelemahan dan penanggulangannya, dan usaha-usaha pencapaian cita-cita/perencanaan masa depan.

2. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bertingkah laku dalam hubungan sosial dengan teman sebaya, guru. Dan masyarakat luas.

3. Mengembangkan sikap dan kebiasaan dalam disiplin belajar dan berlatih secara efektif dan efisien.

4. teknik penguasaan materi pelajaran, baik ilmu pengetahuan teknologi, dan kesenian.

5. Membantu memantapkan pilihan karier yang hendak dikembangkan melalui orientasi dan informasi karier.

6. Orientasi belajar di perguruan tinggi. 7. Orientasi hidup keluarga.

5. Layanan Individual

Materi layanan perorangan meliputi:

1. Pemahaaman sikap, kebiasan, kekuatan diri dan kelemahan, bakat, dan minat serta penyalurannya.

2. Pengentasan kelemahan diri dan pengembangan kekuatan diri .

3. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, menerima dan menyampaikan pendapat, bertingkah laku sosial, baik di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat.

4. Mengembangkan sikap kebiasaan belajar yang baik, dan disiplin. 5. Pemantapan pilihan jurusan dan perguruan tinggi.

6. Pengembangan dan pemantapan kecendrungan karier dan pendidikan lanjutan yang sesuai dengan rencanma karir.

(21)

21 7. Informasi karier, dunia kerja, penghasilan, dan prospek masa depan karir. 8. Pengambilan keputusan sesuai dengan kondisipribadi, keluarga, dan sosial. 6. Layanan Kelompok

Beberapa orang atau disebut kelompok datang untuk mengkonsultasikan kepada konselor, dimana mereka memiliki jenis permasalahan yang sama, atau permasalahan yang saling berkaitan.

7. Layanan Konsultasi

Seseorang datang kepada konselor untuk mengkonsultasikan permasalahan orang lain.

8. Layanan Mediasi

Contoh dalam layanan mediasi adalah perwakilan dari kedua belah pihak atau lebih yang sedang dalam kondisi bermusuhaan, masing-masing datang menemui konselor.

2. Bagaimana upaya untuk mencapai keberhasilan tujuan dari pelayanan BK di sekolah dengan menggunakan strategi pelayanan BK dan Personil yang ada?

Maksud diadakannya pelayanan BK di sekolah adalah sebagai upaya dalam peningkatan kondisi kehidupan di sekolah demi tercapainya tujuan pendidikan. Layanan bimbingan dan konseling diharapkan membantu peserta didik dalam pengenalan diri, pengenalan lingkungan dan pengambilan keputusan, serta memberikan arahan terhadap perkembangan peserta didik. Tidak hanya untuk peserta didik yang bermasalah tetapi untuk seluruh peserta didik. Layanan bimbingan dan konseling tidak terbatas pada peserta didik tertentu atau yang perlu „dipanggil‟ saja”, melainkan untuk seluruh peserta didik yang membutuhkan bimbingan dan konseling. Dan upaya dari layanan BK di sekolah dalam pemberitahuan bantuan kepada peserta didik harus dilakukan secara berkesinambungan.

Untuk mencapai suatu tujuan, sudah tentu kita memerlukan strategi dalam usaha atau upaya dalam mencapai keberhasilan dari tujuan tersebut. Maka dari itu dalam Strategi Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah harus dilaksanakan dengan bertahap juga dilaksanakan dengan proses yang baik beserta

(22)

22 semua komponen ikut mendukung. Seperti yang telah dijelaskan dalam materi sebelumnya, bahwa terdapat beberapa strategi dalam pelayanan BK di sekolah. Untuk itu strategi tersebut harus dilakukan seperti apa supaya menghasilkan tujuan yang ingin dicapai atau setidaknya mendekati keberhasilan tercapai tujuan tersebut.

1. Strategi untuk Layanan Dasar Bimbingan a. Bimbingan Klasikal

Jika yang digunakan dalam strategi untuk layanan dasar bimbingan adalah bimbingan klasikal, yaitu melalui perorangan. Maka supaya semua peserta didik terlayani kegiatan bimbingan klasikal ini perlu terjadwalkan secara pasti untuk semua kelas.

b. Bimbingan Kelompok

Jika yang digunakan dalam strategi untuk layanan dasar bimbingan adalah bimbingan kelompok, yaitu melalui kelompok-kelompok kecil (5 s.d. 10 orang). Maka kegiatan bimbingan ini harus memiliki konselor yang terampil dalam menstimulus peserta didik untuk mengungkapakan permasalahannya karena biasanya peserta didik ada yang kurang mampu jika menyampaikan pendapatnya di depan banyak temannya. c. Berkolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran atau Wali Kelas

Dalam melaksanakan layanan BK supaya lebih mudah dan berjalan secara efektif, maka diharuskan konselor mengadakan kerjasama dengan guru mata pelajaran serta wali kelas peserta didik.

d. Berkolaborasi (Kerjasama) dengan Orang Tua

Selain menjalin komunikasi di dalam lingkungan sekolah, maka diperlukan juga kerjasama dengan orang luar sekolah, terutama orang tua peserta didik. Karena melalui kerjasama ini memungkinkan terjadinya saling memberikan informasi, pengertian, dan tukar pikiran antar konselor dan orang tua tentang perilaku peserta didik di luar sekolah.

(23)

23 2. Strategi untuk Layanan Responsif

a. Konsultasi

Sebelum pelayanan konselor harus terampil dalam memberikan layanan konsultasi kepada personil di sekolah dan orang tua untuk bermusyawarah bersama sehingga membangun kesamaan persepsi dalam memberikan bimbingan dan konseling pada peserta didik.

b. Konseling Individual atau Kelompok

Dalam konseling individual atau kelompok ini, masing-masing komponen dalam pelaksanaan layanan BK harus terbuka mengemukakan permasalahannya secara responsif sehingga terjadi diskusi yang tepat merujuk ke solusi.

c. Referal (Rujukan atau Alih Tangan)

Dibutuhkan juga komponen dari luar pelayanan BK di sekolah dalam menangani permasalahan yang tidak dapat diselesaikan oleh konselor, yaitu bantuan dari yang lebih ahli.

d. Bimbingan Teman Sebaya

Peran teman sebaya dari peserta didik juga sangat membantu dalam penyelesaian masalah yang dikonsultasikan oleh seseorang.

3. Strategi untuk Layanan Perencanaan Individual Penilaian Individual atau Kelompok

Diperlukannya kerja sama antara konselor dengan peserta didik untuk menganalisis dan menilai kemampuan, minat, keterampilan, dan prestasi belajar peserta didik tersebut.

4. Strategi untuk Dukungan Sistem a) Pengembangan Professional

Konselor secara terus menerus berusaha untuk “meng-update” pengetahuan dan keterampilannya sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang saat ini berkembang pesat.

(24)

24 b) Pemberian Konsultasi dan Berkolaborasi

Dengan kata lain strategi ini berkaitan dengan upaya sekolah untuk menjalin kerjasama dengan unsur-unsur masyarakat yang dipandang relevan dengan peningkatan mutu layanan bimbingan.

c) Manajemen Program

Suatu program layanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan tercisekolaha, terselenggara, dan tercapai bila tidak memiliki suatu sistem pengelolaan (manajemen) yang bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah.

d) Pengaturan Waktu

Berapa banyak waktu yang diperlukan untuk melaksanakan layanan bimbingan dan konseling dalam setiap komponen program perlu dirancang dengan cermat. Perencanaan waktu ini didasarkan kepada isi program dan dukungan manajemen yang harus dilakukan oleh konselor. Sebagai contoh, misalnya 80% waktu digunakan untuk melayanai peserta didik secara langsung dan 20% digunakan untuk dukungan manajerial. Kalender kegiatan mencakup kalender tahunan, semesteran, bulanan, dan mingguan.

e) Anggaran

Perencanaan anggaran merupakan komponen penting dari manajemen bimbingan dan konseling. Perlu dirancang dengan cermat berapa anggaran yang diperlukan untuk mendukung implementasi program.

f) Penyiapan Fasilitas

Fasilitas yang diharapkan tersedia di sekolah untuk mendukung tercapainya proses layanan bimbingan dan konseling yang bermutu. Terkait dengan fasilitas bimbingan dan konseling, disini dapat dikemukakan tentang unsur-unsurnya, yaitu : 1. tempat kegiatan, yang meliputi ruang kerja konselor, ruang layanan konseling dan

bimbingan kelompok, ruang tunggu tamu, ruang tenaga administrasi, dan ruang perpustakaan;

(25)

25 2. instrumen dan kelengkapan administrasi, seperti : angket peserta didik dan orang tua, pedoman wawancara, pedoman observasi, format konseling, format satuan layanan, dan format surat referal;

3. Buku-buku panduan, buku informasi tentang studi lanjutan atau kursus-kursus, modul bimbingan, atau buku materi layanan bimbingan, buku program tahunan, buku program semesteran, buku kasus, buku harian, buku hasil wawancara, laporan kegiatan layanan, data kehadiran peserta didik, leger BK, dan buku realisasi kegiatan BK;

4. perangkat elektronik (seperti komputer, dan tape recorder); dan

5. filing kabinet (tempat penyimpanan dokumentasi dan data peserta didik). g. Organisasi dan Personalia

Konselor, guru, administrator / kepala sekolah, orang tua peserta didik, peserta didik, semuaya berperan sebagai narasumber dalam program bimbingan. Konselor bertugas memberikan berbagai layanan dan mengkoordinasikan program bimbingan. Bekerjasama, serta mendukung peran guru dan administrator sekolah agar program bimbingan tersebut berhasil.

Adapun orang tua peserta didik dan anggota masyarakat dilibatkan dalam program bimbingan. Mereka masuk dalam komite atau dewan penasihat masyarakat sekolah yang bertugas memberikan rekomendasi, serta layanan dukungan terhadap konselor dan orang yang terlibat dalam program bimbingan.

Keterlibatan staf pengajar / guru adalah sangat penting. Oleh sebab itu guru harus diberi kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam perencanaan dan implementasi program. Konselor dan guru harus bekerja sama dalam merecanakan pelaksanaan program bimbingan. Kegiatan – kegiatan bimbingan disajikan dalam bidang materi yang tepat sehingga posisi guru tidak diganti oleh konselor dalam kelas.

Kegiatan layanan dan pendukung bimbingan dan konseling ini, kesemuanya saling terkait dan saling menunjang baik langsung maupun tidak langsung. Saling keterkaitan dan tunjang menunjang antara layanan dan pendukung itu menyangkut pula fungsi-fungi yang diemban oleh masing-masing layanan/kegiatan pendukung

(26)

26 Sesuai dengan strategi yang digunakan dalam pelaksanaan Pelayanan BK di Sekolah dan juga keterlibatan semua Komponen Pelayanan BK, serta segala aspek yang dibutuhkan telah diarahkan kepada pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Dengan demikian akan terciptanya kemudahan bagi terselenggaranya proses dan tercapainya tujuan program pendidikan di Sekolah Menengah yang bersangkutan dengan lancar dan berhasil seperti yang diharapkan.

B. Analisis Praktis

a. Pengertian Analisis SWOT

Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar) yaitu Strengths, Weakness, Opportunities dan Threats. Metode ini paling sering digunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan dilakukan. Analisis SWOT hanya menggambarkan situasi yang terjadi bukan sebagai pemecah masalah.

Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:

1. Strengths (kekuatan)

Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

2. Weakness (kelemahan)

Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada.Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

3. Opportunities (peluang)

Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.

4. Threats (ancaman)

Merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

(27)

27 Setelah itu dibuat pemetaan analisis SWOT maka dibuatlah tabel matriks dan ditentukan sebagai tabel informasi SWOT. Kemudian dilakukan pembandingan antara faktor internal yang meliputi Strength dan Weakness dengan faktor luar Opportunity dan threat. Setelah itu kita bisa melakukan strategi alternatif untuk dilaksanakan. Strategi yang dipilih merupakan strategi yang paling menguntungkan dengan resiko dan ancaman yang paling kecil.

Selain pemilihan alternatif analisis Swot juga bisa digunakan untuk melakukan perbaikan dan improvisasi. dengan mengetahui kelebihan (Strength dan opportunity) dan kelemahan kita (weakness dan threat), maka kita melakukan strategi untuk melakukan perbaikan diri. Mungkin salah satu strateginya dengan meningkatkan Strength dan opportunity atau melakukan strategi yang lain yaitu mengurangi weakness dan threat.

Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset pada Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan menggunakan data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500.

b. Analisis SWOT dalam Pelaksanaan Program Konseling di Sekolah

Suatu lembaga pendidikan dinilai mempunyai kinerja yang baik jika lembaga tersebut menghasilkan calon pendidik yang profesional sesuai dengan bidangnya. Pencapaian upaya tersebut sudah tentu banyak faktor yang mempengaruhi di dalamnya. Faktor-faktor tersebut pada prinsipnya dapat dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu faktor internal yang berasal dari dalam, dan faktor eksternal yang berasal dari luar. Dengan menganalisis dan mengevaluasi berbagai faktor internal dan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja bimbingan dan konseling, diharapkan konselor dapat mengetahui kapasitas kemampuannya saat ini, dan menentukan strategi untuk meningkatkan kinerjanya di masa yang akan datang.

Pada prinsipnya hal-hal yang termaksud ke dalam faktor internal yang mempengaruhi kinerja konselor adalah hal-hal yang berkaitan dengan kekuatan (strength) dan kelemahan (weaknesses). Sedangkan, hal-hal yang termasuk dalam faktor eksternal adalah yang berkaitan dengan peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang dapat mempengaruhi kinerja konselor tersebut. Dengan menganalisis kekuatan (strength) dan kelemahan (weaknesses) yang ada, serta peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang harus di hadapi, maka pihak bimbingan

(28)

28 dan konseling nantinya dapat menentukan strategi agar mampu mengembangkan dan meningkatkan kualitasnya secara optimal.

Dalam kinerja bimbingan konseling saat ini, acuan untuk melihat hal-hal yang menjadi kondisi internal didasarkan pada strategi layanan yang dipergunakan dalam proses bimbingan dan konseling oleh konselor atau guru BK. Sedangkan kondisi eksternal didasarkan pada kondisi yang ada di luar lembaga yang berupa peluang dan tantangan, termasuk tuntutan pemangku kepentingan (stackholder).

a. Layanan dasar

Kekuatan (Stength)

 Bimbingan klasikal bisa dilaksanakan untuk mengefesienkan waktu pelaksanaannya.

 Konselor dapat menyampaikan layanan kepada beberapa siswa/ kelas dalam satu kali pertemuan.

 Bimbingan kelompok dapat dilaksanakan untuk menyelesaikan permasalahan yang sifatnya homogen, interaksi siswa akan lebih terbuka karena memiliki karakteristik masalah yang serupa.

 Telah diimplementasikannya materi pengembangan diri di SMP dan SMA sehingga siswa bisa lebih kondusif dalam mengikutinya.

Kelemahan (weaknesses)

 Pelaksanaan bimbingan klasikal dengan jumlah siswa yang terlalu banyak berkesan kurang efektif, karena konselor tidak akan bisa menyelami karakteristik siswa dalam kondisi tersebut.

 Pelaksanaan bimbingan kelompok kurang mendapatkan hasil apabila konselor tidak profesional dalam mengelompokkan karakteristik masalah konseli/ siswa yang sifatnya homogeny atau serupa.

 Materi pengembangan diri menjadi perdebatan, karena banyak guru yang berkependidikan non BK mengisi kegiatan tersebut sehingga sifatnya kurang kondusif.

 Beban konselor yang dihadapkan dengan 150 siswa belum mengalami pemerataan, sehingga di beberapa sekolah seorang konselor bisa lebih dari 150 siswa yang ditanganinya.

(29)

29

Peluang (opportunities)

 Apabila pelaksanaan bimbingan bersifat klasikal dengan jumlah siswa yang cukup banyak, maka peluang siswa untuk meresapi apa yang disampaikan oleh konselor tidak akan dapat diterima dengan baik oleh semua siswa.

 Pelaksanaan bimbingan kelompok di sekolah peluangnya masih sangat minim karena jam untuk bimbingan dan konseling masih minim, apalagi di sekolah yang belum ada guru BK nya, sehingga peluang siswa untuk mendapatkan bimbingan kelompok kurang efektif.

 Di beberapa sekolah materi pengembangan diri masih dipegang oleh guru non BK, sehingga peluang konselor di ambil alih oleh guru lainnya yang sudah tentunya penyampaian layanannya tidak akan kondusif karena tidak dibidangnya.

Ancaman (Threats)

 Bimbingan klasikal akan merugikan siswa yang tidak fokus terhadap layanan yang diberikan oleh konselor.

 Siswa tidak akan mendapat bimbingan dan konseling yang optimal di sekolah karena jam untuk BK relatif kurang , sehingga tidak akan bisa mencapai perkembangan siswa yang optimal.

 Apabila lahan bimbingan dan konseling ditempati oleh guru mata pelajaran, maka apa yang disampaikan kepada siswa tidak akan dapat berjalan secara kondusif karena tidak sesuai dengan bidang dan kemampuannya untuk menyelenggarakan layanan BK.

b. Layanan Responsif

Kekuatan (Stength)

 Layanan konsultasi yang merupakan salah satu bentuk layanan baru dalam bimbingan dan konseling merupakan suatu wahana bagi siswa, maupun orang tua siswa untuk menyampaikan aspirasi atau keluhannya yang bersifat konsultasi.

 Konseling individual merupakan suatu cara yang dilakukan oleh konselor untuk menyelesaikan permasalahan seorang individu melalui tatap muka langsung yang sifatnya sangat efektif untuk menciptakan suatu keterbukaan permasalahan konseli.

 Bimbingan dan koseling sudah memberdayakan layanan referral atau alih tangan kasus apabila permasalahan konseli di luar ranah kerja konselor, sehingga konseli

(30)

30 bisa direfralkan kepada pihak yang tepat untuk memberikan penanganan, misalnya sakit medis, gangguan jiwa berat dan lain sebagainya.

 Dengan diterapkannya bimbingan teman sebaya, maka pekerjaan konselor akan menjadi lebih efesien karena bisa diteruskan oleh siswa yang berkompeten untuk menyampaikan bimbingan dan konseling yang didapatkan sebelumnya.

Kelemahan (weaknesses)

 Dalam pelaksanaan layanan responsif biasanya terbentur dengan jadwal umum yang berlaku di masing-masing sekolah, sehingga waktu untuk layanan BK tidak bisa mendapatkan waktu yang signifikan.

 Konselor yang kurang berempati kepada konseli akan membawa pemikiran konseli menjadi kesal karena pelayanannya kurang memuaskan.

 Layanan konsultasi masih kurang berjalan efektif karena siswa atau beberapa kalangan masyarakat tertentu masih menganggap konselor sebagai polisi sekolah atau sistematika pelayanannya tidak jauh berbeda dengan guru mata pelajaran.

 Pelaksanaan konseling individual terkadang berkesan kurang efektif apabila konseli tidak terbuka atas permasalahan yang dialaminya, sehingga ranah pemecahan masalahnya pun bisa menyimpang.

 Pemanfaatan alih tangan kasus terkadang membuat persepsi yang tidak baik di lapangan, karena menganggap konselor tidak bisa menangani permaslahan konseli itu sendiri.

 Pelasanaan bimbingan sebaya terkadang mengundang persepsi yang kurang baik di kalangan teman-teman sebayanya, dengan beranggapan bahwa siswa tidak mungkin bisa membimbing sesama siswa.

Peluang (opportunities)

 Siswa/konseli hendaknya diberikan lebih banyak peluang untuk mengungkapkan permasalahannya kepada konseli dan diperhatikan sesuai kebutuhannya.

 Layanan konsultasi dan konseling individual akan bisa berjalan dengan efektif apabila konselor bisa memanajemen permaslahan konseli secara akurat walaupun waktu yang disediakan di sekolah relative kurang signifikan.

 Penyelenggaraan alih tangan kasus akan memberikan peluang kepada konseli untuk menemukan pemecahan masalahnya yang sebelumnya tidak dapat ditangani oleh konselor karena di luar keahliannya.

(31)

31

Ancaman (Threats)

 Apabila konselor tidak responsif terhadap permasalahan konseli, maka kepercayaan konselor menjadi kurang baik dimata konseli karena sifatnya kurang empati terhadapnya.

 Apabila konselor tidak mengunakan strategi yang benar dalam pemberian layanan, maka konseli akan menganggap bahwa guru BK memang polisi sekolah yang hanya mencari-cari kesalahan siswa, mislanya ikut berpartisipasi dalam melakukan inspeksi mendadak (sidak) yang sebenarnya tugas tersebut dilakukan oleh staf lainnya.

 Apabila konselor mengalami kesalahan dalam mengetahui karakteristik permasalahan konseli yang akan direferalkan, maka masalah konselipun tidak akan dapat terselesaiakan dengan baik.

c. Perencanaan Individual

Kekuatan (Stength)

 Pada dasarnya konselor atau guru bimbingan konseling sudah berbekalkan kompetensi masing-masing.

 Beberapa konselor sudah berupaya meningkatkan kemampuan atau kualitas pribadi konselor dengan mengikuti pendidikan profesi konselor, atau mengikuti jenjang pendidikan tinggi yang sifatnya masih linier.

 Konselor sudah bisa menyusun instrumen (tes maupun non tes) dan bisa menggunakannya dalam mengukur potensi siswa /konseli.

Kelemahan (weaknesses)

 Walaupun konselor sudah berbekalkan kemampuan di bidangnya, tetapi yang menjadi kendala adalah bagaimana konselor memberikan layanan kepada konseli yang sifatnya profesional dan berbeda dari guru mata pelajaran.

 Tempat melanjutkan pendidikan profesi konselor, jenjang magister maupun doktor yang ada di Indonesi masih minim sehingga bagi calon konselor yang letaknya cukup jauh tidak bisa mengikuti pendidikan secara optimal dan bahkan enggan untuk mengikutinya.

 Terkadang dalam pelaksanaan tes atau pengukuran potensi siswa, berkesan kurang efektif apabila beberapa siswa sudah tahu model tes yang akan didapatkannya.

 Konselor kurang mempunyai persiapan dalam melaksanakan bimbingan dan konseling misalnya sarana pendukung audio visual.

(32)

32

Peluang (opportunities)

 Para calon konselor sudah diberikan peluang untuk meningkatkan keahliannya dengan mengikuti pendidikan lanjutan seperti : Pendidikan Profesi Konselor, jenjang Magister dan jenjang Doktor Bimbingan dan Konseling.

 Kreativitas konselor sangat diperlukan dalam penguasaan teknologi yang mendukung pelaksanaan layanan BK, misalnya mengadakan pelatihan computer dan internet, sehingga konselor akan memiliki peluang untuk menjamah perkembangan teknologi sebagai daya dorong pelaksanaan konseling yang lebih profesional.

Ancaman (Threats)

 Apabila konselor tidak menguasai kompetensi yang sudah ditentukan, maka kepercayaan di mata konseli akan menjadi berkurang karena kemungkinan layanan yang diberikan tidak prefesional.

 Apabila konselor melakukan layanan yang seadanya tanpa persiapan yang matang, maka ranah layanan tidak aka nada bedanya dengan guru mata pelajaran biasa,sehingga kondisi seperti inilah yang sering meniumbulkan persepsi yang kurang baik di kalangan siswa yang mengatakan bahwa ternyata pelayanan konselor tidak ada bedanya dengan guru mata pelajaran.

d. Dukungan Sistem

Kekuatan (Stength)

 Kepala sekolah pada dasarnya sudah mendukung pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah yang menjadi pendukung utama dalam suatu lembaga sekolah.

 Pihak bimbingan dan konseling sudah mendirikan ABKIN sebagai wadah kekuatan dan wahana aspirasi bimbingan dan konseling.

Kelemahan (weaknesses)

 Pada beberapa sekolah yang masih belum ada guru BK akan mengalami kesulitan dalam memanajeman proses bimbingan dan konseling, sehingga apa yang menjadi tujuan BK tidak akan tercapai dengan baik, apalagi pihak pimpinan tidak memiliki inisiatif yang terkait dengan BK.

 Keanggotaan ABKIN masih terlihat heterogen, yaitu beberapa guru non BK memaksakan diri untuk masuk ABKIN sehingga terkesan kurang profesional.

(33)

33

Peluang (opportunities)

 Peluang keberhasilan layanan BK akan sangat tergantung dari kerjasama antar personil sekolah, orang tua siswa dan pihak terkait.

 Konselor pada dasarnya berpeluang besar untuk dapat menyelesaikan permaslahan siswa secara profesional apabila segaal pihak yang terkait dilibatkan dengan baik.

Ancaman (Threats)

 Apabila personil lain di luar BK (Kepala Sekolah, Wali Kelas, Guru, Orang tua dan yang terkait) tidak mendukung program BK, maka program yang dijalankan tidak akan mencapai hasil yang optimal.

 Apabila beberapa konselor tidak terlibat dalam ABKIN maka sedikit tidaknya akan ketinggalan dengan informasi baru yang ada di BK.

(34)

34 BAB IV

KESIMPULAN

A. Simpulan

B. Rekomendasi

Agar pelayanan Bimbingan dan Konseling dapat berjalan optimal dan terstandarkan, kami berharap adanya kesepakatan tentang Standar Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah.

(35)

35 DAFTAR PUSTAKA

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/14/fungsi-prinsip-dan-asas-bimbingan-dan-konseling/

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/08/bidang-bimbingan-dan-konseling/

http://Pengertian Bimbingan Dan Konseling Menurut Beberapa Ahli _ arisandi.com.htm (diakses: Jumat 10 Feb 2012)

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/31/studi-kasus-dalam-bimbingan-dan-konseling/ http://episentrum.com/search/contoh-masalah-masalah-di-sekolah.html http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/02/03/strategi-pelaksanaan-layanan-bimbingan-dan-konseling/ http://www.a741k.web44.net/BIMBINGAN%20DAN%20KONSELING.htm http://layananbimbingan.blogspot.com/2009/11/macam-macam-layanan-bimbingan.html http://vickyadz.wordpress.com/2010/06/16/macam-macam-layanan-bimbingan-konseling-di-sekolah/ http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/08/jenis-layanan-bimbingan-dan-konseling/ http://www.psychologymania.com/2011/09/bimbingan-dan-konseling-di-sekolah_04.html http://imandede.blogspot.com/2009/10/layanan-bk-di-sekolah-menengah.html http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_SWOT

Agus Wibisono. (2010). Analisis SWOT. [online] tersedia di http://aguswibisono.com/2010/analisis-swot-strength-weakness-opportunity-threat/

Gede Tresna. (2011). Analisis SWOT dalam Pelaksanaan Program Konseling di Sekolah. [online] tersedia di http://tresnacounselor.blogspot.com/2011/03/analisis-pelaksanaan-program-bk.html

(36)

36

PELAYANAN BIMBINGAN & KONSELING DI SEKOLAH

MAKALAH

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling, dengan Dosen Pengampu : Eka Sakti Yudha, M.Pd.

disusun oleh :

AI MARTIN SOPIAH NIM 1006550 ASTRI MAULIDYA NIM 1002237 LILIS NURHALIMAH NIM 1000442 MILA KAMILATUN NIM 1001924 QORRI „AINA HANIFAH NIM 1006736 SANA SOLEHAH NIM 1006167 HERRY GUNTORO NIM 0901804

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(37)

37

AI MARTIN SOPIAH QORRI „AINA HANIFAH

ASTRI MAULIDYA SANA SOLEHAH

LILIS NURHALIMAH HERRY GUNTORO

(38)

38 KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Ilahi Robbi yang telah melimpahkan segala Rahmat-Nya dan karunia-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan penyusunan makalah ini. Adapun dalam penyusunannya diharapkan dapat memberi kemampuan dan pengalaman awal kepada kami, khususnya dalam pembuatan suatu karya ilmiah, sehingga karya ilmiah yang telah dibuat dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan menambah pengetahuan. Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan dan bimbingan dari ibu dosen serta dari semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan makalah ini.

Mohon maaf apabila dalam penyusunannya banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki kami. Namun kami mengharapkan saran dan kritik yang mebangun bagi penyempurnaan penulisan selanjutnya.

Akhir kata kami ucapkan terimakasih.

Bandung, Maret 2012 Penyusun,

(39)

39 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR………. i DAFTAR ISI……… ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……… 1 B. Rumusan Masalah………... 1

C. Tujuan dan Manfaat……… 2

D. Metode Pembahasan………... 2 BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi Pelayanan Bimbingan & Konseling di Sekolah………. B. Tujuan Pelayanan Bimbingan & Konseling di Sekolah……….. C. Fungsi Pelayanan Bimbingan & Konseling di Sekolah………... D. Fokus Pelayanan Bimbingan & Konseling di Sekolah……… E. Macam-Macam Pelayanan Bimbingan & Konseling di Sekolah………… F. Strategi Pelayanan Bimbingan & Konseling di Sekolah………. G. Personil dalam Pelayanan Bimbingan & Konseling di Sekolah…………. BAB III ANALISIS

A. Analisis Teoritis……….. B. Analisis Praktis………... BAB IV KESIMPULAN A. Simpulan……….. B. Rekomendasi……… DAFTAR PUSTAKA……… ii

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Di dalam pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang diterapkan dalam rangka meningkatkan motivasi dan kinerja guru di SMPN 3 Masbagik Kabupaten Lombok Timur Tahun

Upaya Untuk Mengatasi Kesulitan Dalam Penggunaan Metode SAS dan Media Gambar .... Hipotesis Tindakan

Berdasarkan hasil observasi awal yang penulis lakukan di SD Negeri 18 Banda Aceh tepatnya di kelas VI, penulis melihat kurangnya respon siswa terhadap materi pelajaran yang

Perusahaan harus menunjuk/mengangkat seseorang atau lebih di kantor pusat di darat yang bertanggung jawab untuk memantau dan mengikuti semua kegiatan yang berhubungan

[r]

Meskipun sama-sama menggunakan novel, tetapi penulis memilih novel Keajaiaban Rezeki karya Tasaro GK sebagai objek kajian, sedangkan A’yuni dan Parji memilih novel

Penyu hijau tersebut akan dituangkan dalam karya busana kasual dengan motif batik yang menggunakan warna - warna yang tidak menyolok mata dan mengejutkan,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Harga Diri (Self Esteem) dengan Motivasi Berprestasi Pada Siswa SMK PGRI 28 Jakarta dengan menggunakan data yang empiris