• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPUTAKI Vol.3, No.1 Februari 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KOMPUTAKI Vol.3, No.1 Februari 2017"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

103 KOMPARASI ALGORITMA C4.5 DENGAN NAÏVE BAYES UNTUK KLASIFIKASI

KELULUSAN MAHASISWA TEPAT WAKTU DI PTS “KZX” Satrio Agung Prakoso1 , Eli Tias Tutik 2

Satrioprakoso70@gmail.com Abstrak

Perguruan tinggi merupakan satuan pendidikan yang menjadi terminal terakhir bagi seseorang yang berpeluang belajar setinggi-tingginya melalui jalur pendidikan sekolah (Nawawi & Martini, 1994). Perguruan tinggi saat ini dituntut untuk memiliki keunggulan bersaing dengan memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki.Sistem informasi adalah salah satu sumber daya yang dapat digunakan untuk meningkatkan keunggulan bersaing.

Tingginya tingkat keberhasilan mahasiswa dan rendahnya tingkat kegagalan mahasiswa merupakan cermin kualitas dari suatu perguruan tinggi. Tingkat kelulusan dianggap sebagai salah satu efektivitas kelembagaan (Qudri & Kalyankar, 2010). Sehingga memerhatikan jumlah kelulusan suatu perguruan tinggi menjadi hal penting. Saat ini perguruan tinggi berada dalam lingkungan yang sangat kompetitif. Setiap perguruan tinggi berusaha untuk terus memperbaiki manajemennya untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Data mining merupakan analisis dari peninjuauan kumpulan data untuk menemukan hubungan yang tidak diduga dan meringkas data dengan cara yang berbeda dari sebelumnya, yang dapat dipahami dan bermanfaat bagi pemilik data (Larose, 2005). Salah satu teknik data mining adalah teknik klasifikasi..

Teknik klasifikasi adalah teknik pembelajaran untuk mengklasifikasikan suatu nilai dari target variabel kategori. Algoritma yang digunakan dalam teknik klasifikasi adalah algoritma C4.5 dan Naïve Bayes. Algoritma C4.5 merupakan algoritma yang digunakan untuk membentuk decision tree. Sedangkan klasifikasi Bayesian adalah pengklasifikasian statistik yang dapat digunakan untuk memprediksi probabilitas keanggotaan suatu class Kata kunci : Tingkat kelulusan, Datamining,Klasifikasi, C4.5, Bayesian.

1. Pendahuluan

Kebutuhan akan informasi pada saat ini semakin meningkat bersamaan dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Semakin banyak informasi yang dibutuhkan maka data yang dibutuhkan juga semakin banyak dan jumlahnya akan semakin besar. Kebutuhan akan jumlah data yang besar dapat ditemukan dalam dunia pendidikan. Hal ini dikarenakan, setiap tahun ajaran terjadi

peningkatan data. Terutama data-data siswa dan mahasiswa yang terus bertambah dari tahun ke tahun. Jumlah data yang terus meningkat ini memerlukan beberapa metode untuk mengolah dan mengambil kesimpulan dan informasi dari data tersebut. Banyak sekali data-data yang dihasilkan oleh teknologi informasi mengenai mahasiswa dan proses perkuliahan yang dilakukan.

(2)

103 Tingginya tingkat keberhasilan

mahasiswa dan rendahnya tingkat kegagalan mahasiswa merupakan cermin kualitas dari suatu perguruan tinggi. Tingkat kelulusan dianggap sebagai salah satu efektivitas kelembagaan (Qudri & Kalyankar, 2010). Sehingga memerhatikan jumlah kelulusan suatu perguruan tinggi menjadi hal penting. Saat ini instansi perguruan tinggi berada dalam lingkungan yang sangat kompetitif. Setiap perguruan tinggi berusaha untuk terus memperbaiki manajemennya untuk meningkatkan mutu.Selain itu wisuda tepat waktu merupakan isu yang penting karena tingkat kelulusan sebagai dasar efektifnya suatu perguruan tinggi. Namun, kendala yang sering terjadi adalah banyaknya mahasiswa yang tidak lulus sesuai dengan waktu studi yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui tingkat kelulusan mahasiswa dalam satu tahun ajaran dapat dilakukan suatu klasifikasi berdasarkan data-data mahasiswa pada tingkat atau tahun ajaran pertama.

Data mining merupakan analisis dari peninjuauan kumpulan data untuk menemukan hubungan yang tidak diduga dan meringkas data dengan cara yang berbeda dari sebelumnya, yang dapat dipahami dan bermanfaat bagi pemilik data (Larose, 2005).

Salah satu teknik data mining adalah teknik klasifikasi. Teknik klasifikasi adalah teknik pembelajaran untuk prediksi suatu nilai dari target actor i kategori. Algoritma yang digunakan dalam teknik klasifikasi adalah algoritma C4.5 dan Naïve Bayes. Algoritma C4.5 merupakan algoritma yang digunakan untuk membentuk decision tree. C4.5 adalah algoritma yang sudah banyak dikenal dan digunakan untuk klasifikasi data yang memiliki atribut-atribut actor dan kategorial. Sedangkan klasifikasi Bayesian adalah pengklasifikasian actor ic yang dapat digunakan untuk memprediksi probabilitas keanggotaan suatu class.

2. Kajian Pustaka

Literatur mengenai pembahasan klasifikasi kelulusan mahasiswa telah banyak dilakukan dengan beberapa metode. Berikut dijabarkan beberapa metode yang pernah digunakan untuk menyelesaikan masalah kelulusan mahasiswa al:

Penelitian yang dilakukan oleh Qudri dan Kalanyar pada tahun 2010 dengan judul

(3)

104 Drop Out Feature of Student Data for

Academic Performance Using Decision Tree techniques. Masalah dalam penelitian ini adalah prestasi akademik siswa sangat penting bagi lembaga pendidikan karena program-program strategis dapat

direncanakan untuk meningkatkan atau mempertahankan kinerja siswa selama periode mereka studi. Kinerja akademik dalam penelitian ini diukur oleh indek kumulatif rata-rata setelah lulus. Hal ini penting untuk memahami actor-faktor penentu tingkat penyelesaian yang sukses dan tepat waktu. Metode yang digunakan adalah Decision Tree, yakni algoritma C4.5. Hasil penelitian ini adalah sebuah pohon keputusan yang dapat dijadikan rule bagi prediksi siswa yang putus sekolah (Qudri & Kaylanyar, 2010)

Penelitian yang dilakukan oleh Suhartina dan Ernastuti pada tahun 2010 dengan judul Graduation Prediction of

Gunadarma University Students Using Algorithm and Naïve Bayes C4.5

Algoritmh. Masalah dalam penelitian ini adalah banyaknya mahasiswa yang tidak lulus sesuai dengan waktu studi yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui tingkat kelulusan mahasiswa dalam satu tahun ajaran dapat dilakukan suatu prediksi berdasarkan data-data mahasiswa pada tingkat atau tahun ajaran pertama.

Algoritma yang digunakan adalah C45 dan naïve bayes. Hasil dari penelitian ini adalah akurasi dengan dua metode tersebut yakni akurasi untuk metode naïve bayes adalah 80,85% dengan presentasi

kesalahan 19,05% Akurasi ketepatan hasil prediksi C4.5 85.7%, dan presentasi kesalahannya adalah 14,3% (Suhartina & Ernastuti, 2010)

2.1 Kelulusan Mahasiswa

Dalam setiap fakultas ataupun jurusan pada suatu universitas jarang

(4)

105 sekali bahkan tidak pernah terjadi dimana

jumlah mahasiswa yang diterima akan mengakhiri masa perkuliahannya pada waktu bersamaan dengan jumlah yang sama pula pada saat diterima di fakultas tersebut (Siregar, 2006).

Kelulusan mahasiswa adalah hal yang penting diperhatikan, karena penurunan jumlah kelulusan akan menghilangkan jumlah pendapatan institusi dan mempengaruhi penilaian pemerintah serta memperngaruhi status akreditasi institusi (Karamouiz & Vrettos, 2008). Beberapa faktor dapat mempengaruhi kelulusan mahasiswa antara lain adalah nilai akhir SMA, Indeks Prestasi Semester (IPS), gaji orang tua dan pekerjaan orang tua (Suhartinah & Ernastuti, 2010).

Pada penelitian ini parameter yang digunakan adalah usia, jenis kelamin, indeks prestasi

2.2.Data Mining

Data mining adalah proses yang menggunakan statistik, matematika, kecerdasan buatan, dan machine learning

untuk mengekstraksi dan

mengidentifikasi informasi yang bermanfaat dan pengetahuan yang terkait dari berbagai database besar (Turban, dkk, 2005).

Data mining merupakan proses untuk mendapatkan informasi yang berguna dari gudang basis data yang besar (Tan, 2006). Data mining, sering juga disebut knowledge discovery in database (KDD), adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan, pemakaian data historis untuk menemukan pola keteraturan, pola hubungan dalam set data berukuran besar (Santosa, 2007). Proses KDD secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut (Fayyad, 1996) :

(5)

106 Pemilihan (seleksi) data dari

sekumpulan data operasional perlu dilakukan sebelum tahap penggalian informasi dalam KDD dimulai. Data hasil seleksi yang akan digunakan untuk proses data mining, disimpan dalam suatu berkas, terpisah dari data operasional.

2. Pre- processing / Cleaning

Sebelum proses data mining dapat dilaksanakan, perlu dilakukan proses cleaning pada data yang menjadi fokus KDD. Proses cleaning mencakup antara lain membuang duplikasi data, memeriksa data yang inkonsisten, dan memperbaiki kesalahan pada data, seperti kesalahan cetak (tipografi). Juga dilakukan proses enrichment, yaitu proses memperkaya data yang sudah ada

dengan data atau informasi lain yang relevan dan diperlukan untuk KDD, seperti data atau informasi eksternal.

3. Transformation

Coding adalah proses transformasi pada data yang telah dipilih, sehingga data tersebut sesuai untuk proses data mining.

4. Data Mining

Adalah proses mencari pola atau informasi menarik dalam data terpilih dengan menggunakan teknik atau metode tertentu. Teknik, metode, atau algoritma dalam data mining sangat bervariasi. Pemilihan metode atau algoritma yang tepat sangat bergantung pada tujuan dan proses KDD secara keseluruhan.

(6)

107 Pola informasi yang dihasilkan dari proses

data mining perlu ditampilkan dalam bentuk yang mudah dimengerti oleh pihak yang berkepentingan. Tahap ini merupakan bagian dari proses KDD yang disebut interpretation. Tahap ini mencakup pemeriksaan apakah pola atau informasi yag ditemukan bertantangan dengan fakta atau hipotesis yang ada sebelumnya

Sejarah Data mining bukanlah suatu bidang yang sama sekali baru. Gambar 2.1 menunjukkan bahwa data mining memiliki akar yang panjang dari bidang ilmu seperti kecerdasan buatan (artificial intelligent), machine learning, statistic, database dan juga information retrieval (Pramudiono, 2006).

Gambar 2.1 Hubungan Data Mining

dengan bidang ilmu lain

2.3.Metode Pelatihan

Metode pelatihan adalah cara berlangsungnya pembelajaran atau pelatihan dalam data mining. Secara garis besar metode pelatihan dibedakan ke dalam dua pendekatan :

a. Pelatihan yang terawasi (Supervised learning)

Pada pembelajaran terawasi, kumpulan input yang digunakan, output-outputnya telah diketahui.

(7)

108 b. Pelatihan tak terawasi

(Unsupervised Learning) Dalam pelatihan tak terawasi, metode

diterapkan tanpa adanya latihan (training) dan tanpa ada guru (teacher). Guru disini adalah label dari data.

2.3.1 Metode Klasifikasi Data Mining Klasifikasi merupakan salah satu tujuan yang banyak dihasilkan dalam data mining. Klasifikasi merupakan proses pengelompokkan sebuah variabel kedalam kelas yang sudah ditentukan (Larose, 2005: 95). Data mining mampu mengolah data dalam jumlah besar, setiap data terdiri dari kelas tertentu bersama dengan variable dan faktor faktor penentu kelas variabel tersebut. Dengan data mining, peneliti dapat menentukan suatu kelas dari variabel data yang dimiliki. Proses klasifikasi didasarkan pada empat komponen mendasar:

1. Kelas: variabel dependen dari model yang merupakan variabel kategori mewakili yang 'label' memakai objek setelah klasifikasinya. Contoh kelas adalah: adanya infark miokard, loyalitas pelanggan, kelas bintang (galaksi), kelas gempa bumi (badai), dll.

2. Prediktor: variabel bebas dari model-diwakili oleh karakteristik (atribut) dari data yang harus diklasifikasikan dan berdasarkan klasifikasi yang dibuat. Contoh prediktor tersebut adalah: merokok, konsumsi alkohol, darah tekanan, frekuensi pembelian, status perkawinan, karakteristik (satelit) gambar, catatan geologi tertentu, dan kecepatan angin arah, musim, lokasi fenomena kejadian, dll.

(8)

109 3. Training dataset: training dataset

yang merupakan sekumpulan data yang berisi nilai untuk dua sebelumnya komponen, dan digunakan untuk 'pelatihan' model untuk mengenali sesuai kelas, berdasarkan prediksi tersedia. Contoh set tersebut adalah: kelompok pasien diuji pada serangan jantung, kelompok pelanggan dari supermarket (diselidiki oleh internal polling). 4. Pengujian dataset: pengujian

dataset yang berisi data baru yang akan diklasifikasikan oleh (classifier) Model dibangun di atas, dan akurasi klasifikasi (kinerja model) sehingga dapat dievaluasi (Gorunescu, 2011). 2.4 Algoritma C4.5

2.5 Decision tree merupakan metode klasifikasi dan prediksi yang sangat kuat

dan terkenal. Metode decision tree mengubah fakta yang sangat besar menjadi pohon keputusan yang merepresentasikan aturan. Aturan dapat dengan mudah dipahami dengan bahasa alami. Decision tree juga berguna untuk mengeksplorasi data, menemukan hubungan tersembunyi antara sejumlah calon variabel input dengan sebuah variabel target. Karena decision tree memadukan antara eksplorasi data dan pemodelan. Decision tree digunakan untuk kasus-kasus dimana outputnya bernilai diskrit.

Sebuah decison tree adalah sebuah struktur yang dapat digunakan untuk membagi kumpulan data yang besar menjadi himpunan-himpunan record yang lebih kecil dengan menerapkan serangkaian aturan keputusan. Dengan masing-masing rangkaian pembagian,

(9)

110 anggota himpunan hasil menjadi mirip

dengan yang lain (Berry & Linoff, 2004). Proses pada decision tree adalah mengubah bentuk data (tabel) menjadi model pohon, mengubah model pohon menjadi rule, dan menyederhanakan rule (Basuki & Syarif, 2003).

Sebuah model decision tree terdiri dari sekumpulan aturan untuk membagi sejumlah populasi yang heterogen menjadi lebih kecil, lebih homogen dengan memperhatikan pada variabel tujuannya. Variabel tujuan biasanya dikelompokkan dengan pasti dan lebih mengarah pada perhitungan probabilitas dari tiap-tiap record terhadap kategori-kategori tersebut atau untuk mengklasifikasi record dengan mengelompokkannya dalam satu kelas. Data dalam decision tree biasanya dinyatakan dalam bentuk tabel dengan atribut dan record. Atribut menyatakan

suatu parameter yang dibuat sebagai kriteria dalam pembentukan pohon. Atribut ini juga memiliki nilainilai yang terkandung didalamnya yang disebut instance. Dalam decision tree setiap atribut akan menempati posisi simpul. Selanjutnya setiap simpul akan memiliki jawaban yang dibentuk dalam cabang-cabang, jawaban ini adalah instance dari atribut (simpul) yang ditanyakan. Pada saat penelusuran, pertanyaan pertama akan ditanyakan pada simpul akar. Selanjutnya akan dilakukan penelusuran ke cabang-cabang simpul akar dan simpul-simpul berikutnya. Penelusuran setiap simpul ke cabang-cabangnya akan berakhir ketika suatu cabang telah menemukan simpul kelas atau obyek yang dicari.

Algoritma C4.5 merupakan algoritma yang cocok digunakan untuk mengklasifikasi data dalam jumlah besar

(10)

111 kedalam kelas kelas tertentu berdasarkan

pola data yang ada (Wu & Kumar, 2009 : 7). Di dalam data mining dan machine learning C4.5 digunakan untuk mempelajari data dalam jumlah besar, membuat model pembelajaran berupa pohon keputusan yang dapat diterapkan untuk memprediksi data yang belum muncul.

Algoritma C4.5 merupakan algoritma yang digunakan untuk membentuk decision tree. C4.5 adalah algoritma yang sudah banyak dikenal dan digunakan untuk klasifikasi data yang memiliki atribut-atribut numerik dan kategorial. Hasil dari proses klasifikasi yang berupa aturan-aturan dapat digunakan untuk memprediksi nilai atribut bertipe diskret dari record yang baru. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat decision tree, yaitu :

a. Atribut mana yang akan dipilih untuk pemisahan obyek.

b. Urutan atribut mana yang akan dipilih terlebih dahulu.

c. Struktur tree.

d. Kriteria pemberhentian. e. Pruning.

Desicion Tree menyerupai struktur flowchart, yang masing-masing internal node-nya dinyatakan sebagai atribut pengujian, setiap cabang mewakili output dari pengujian, dan setiap node daun (terminal node) menentukan label class. Node paling atas dari sebuah pohon adalah node akar (Han & Kamber, 2007). Salah satu metode klasifikasi yang menarik melibatkan konstruksi pohon keputusan, koleksi node keputusan, terhubung oleh cabang-cabang, memperpanjang bawah dari simpul akar sampai berakhir di node daun. Dimulai di node root, yang oleh konvensi

(11)

112 ditempatkan di bagian atas dari diagram

pohon keputusan, atribut diuji pada node keputusan, dengan setiap hasil yang mungkin dihasilkan dalam suatu cabang. Setiap cabang kemudian mengarah baik ke node lain keputusan atau ke node daun untuk mengakhiri (Larose, 2005).

Gambar 2.3 Contoh Decision

Tree

Algoritma C4.5 dan pohon keputusan (decision tree) merupakan dua mode yang tidak terpisahkan, karena untuk

membangun sebuah pohon keputusan, dibutuhkan algoritma C4.5.

Ada beberapa tahap dalam membuat sebuah pohon keputusan dengan algoritma C4.5 (Kusrini & Lutfi, 2009), yaitu:

1. Menyiapkan data training. Data training biasanya diambil dari data histori yang pernah terjadi

sebelumnya dan sudah

dikelompokan ke dalam kelaskelas tertentu.

2. Menentukan akar dari pohon. Akar akan diambil dari atribut yang terpilih, dengan cara menghitung nilai gain dari masing-masing atribut, nilai gain yang paling tinggi yang akan menjadi akar pertama. Sebelum menghitung gain dari atribut, hitung dahulu nilai entropy yaitu:

(12)

113 Entropy(S) = Keterangan: S : himpunan kasus A : atribut N : jumlah partisi S

Pi : proporsi dari Si terhadap S 3. Kemudian hitung nilai gain dengan

metode informasi gain:

Gain(S,A) = Entropy(S) -

4. Ulangi langkah ke-2 hingga semua tupel terpartisi.

5. Proses partisi pohon keputusan akan berhenti saat:

a. Semua tupel dalam node N mendapat kelas yang sama. b. Tidak ada atribut di dalam

tupel yang dipartisi lagi.

c. Tidak ada tupel di dalam cabang yang kosong. 2.5.1 Proses Pengujian Atribut

Dalam proses pengujian atribut, cabang baru yang terbentuk akan diperhatikan dari tipe atribut (Han & Kamber, 2006 : 307). Berikut 3 jenis cabang yang mungkin muncul dalam pohon keputusan adalah :

a. Jika atribut bernilai diskrit, maka cabang yang terbentuk akan selalu sama dengan jumlah variasi nilai yang terdapat pada atribut tersebut.

Gambar 2.4 Cabang pohon

(13)

114 b. Jika cabang bernilai kontinyu, maka

akan dipecahkan menurut titik perpecahan, sedangkan titik perpecahan dikalkulasi dengan masing masing algoritma penyusun pohon keputusan. Cabang perpecahan yang terbentuk akan berpola seperti ≤ attribute, dan satu cabang lagi > attribute.

Gambar 2.5 Cabang pohon keputusan yang dibuat

dari nilai kontinyu

c. Jika atribut yang diuji bernilai biner, maka cabang yang terbentuk pasti dua dan melibatkan nilai ya atau tidak.

Gambar 2.6Cabang pohon

yang terbentuk dari nilai

biner

2.5.2 Prunning pada Pohon Keputusan Ada dua pendekatan pruning yang digunakan :

a. Prepruning menghentikan proses pembuatan cabang pada titik tertentu. Semakin besar perulangan pembuatan cabang yang diperbolehkan, semakin besar pula kompleksitas dari pohon keputusan yang didapat jika data beragam, namun jika jumlah

(14)

115 perulangan terlalu kecil, diagram

pohon yang dihasilkan menjadi kurang akurat.

b. Postpruning memotong cabang pohon yang kurang mereprensentasikan data setelah sebuah pohon keputusan terbentuk. Biasanya cabang yang dipotong adalah cabang yang mengandung persentase klasifikasi benar yang paling kecil. Kelas yang diberikan akan diukur dari jumlah persebaran label yang ada pada cabang tersebut.

Gambar 2.7 Pohon keputusan dengan cabang dari atribut A5

tidak konsisten

Gambar 2.8 Pohon keputusan

setelah di pruning

Algoritma C4.5 menggunakan pessimistic pruning yang mampu mengkalkulasi tingkat error yang digunakan sebagai acuan dalam pemangkasan cabang pohon keputusan. Baik postpruning dan prepruning dapat dikombinasikan karena tidak ada teknik

(15)

116 yang lebih baik antara keduanya (Han &

Kamber, 2006 : 310). Karena itu pohon keputusan yang rumit, ataupun cabang yang kurang berpengaruh biasany dipruning agar menghasilkan model yang lebih baik dan lebih mudah dibaca.

2.6 Algoritma Naïve Bayes

Teorema keputusan bayes adalah pendekatan statistik yang fundamental dalam pengenalan pola (pattern recoginition). Klasifikasi Bayes juga dikenal dengan Naïve Bayes, memiliki kemampuan sebanding dengan dengan pohon keputusan dan neural network (Han & Kamber, 2007). Klasifikasi Bayes adalah pengklasifikasian statistik yang dapat digunakan untuk memprediksi probabilitas keanggotaan suatu kelas (Kusrini, 2009).

Menurut Larose (Larose, 2007: 205), pendekatan Bayesian digunakan untuk menentukan kemungkinan terhadap

asumsi disekitarnya. Dalam statistik Bayesian, parameter dipertimbangkan terhadap variabel yang acak dan data dipertimbangkan terhadap hasil kemungkinan.

Teknik Naïve Bayes (NB) adalah salah satu bentuk sederhana dari Bayesian yang jaringan untuk klasifikasi. Sebuah jaringan Bayes dapat dilihat sebagai diarahkan sebagai tabel dengan distribusi probabilitas gabungan lebih dari satu set diskrit dan variabelstokastik (Pearl 1988) (Liao, 2007).

Penggunaan teorema Bayes pada algoritma Naïve Bayes yaitu dengan mengkombinasikan prior probability dan probabilitas bersyarat dalam sebuah rumus yang bisa digunakan untuk menghitung probabilitas tiap klasifikasi yang mungkin (Bramer, 2007). model independence ini menghasilkan pemecahan yang terbaik. Klasifikasi

(16)

117 Bayes didasarkan pada teorema Bayes,

diambil dari nama seorang ahli matematika yang juga menteri Prebysterian Inggris, Thomas Bayes (1702-1761), yaitu (Bramer, 2007):

P(x|y) =

Keterangan :

y = Data dengan kelas yang belum diketahui

x = Hipotesis data y merupakan suatu kelas spesifik.

P(x|y) =Probabilitas hipotesis x berdasarkan kondisi y (posteriori probability)

P(x) = Probabilitas hipotesis x (prior probability).

P(y|x) = Probabilitas y berdasarkan kondisi pada hipotesis x.

P(y) = Probabilitas dari y.

Naïve bayes adalah penyederhanaan metode bayes. Teorema bayes disederhanakan menjadi:

P(x|y) = P(y|x) P(x)

Beberapa keuntungan dari algoritma klasifikasi Naive Bayes adalah (Gorunescu, 2011) :

1) Kuat terhadap pengisolasi gangguan pada data

2) Jika terjadi kasus missing value ketika proses komputasi sedang berlangsung, maka objek tersebut akan diabaikan

3) Dapat digunakan untuk data yang tidak relevan x5 y x4 x3 x2 x1 x5

(17)

118 Gambar 2.9 Relasi Variabel Pada Naïve

Bayes

Diberikan sebuah sampel x dengan nilai probabilitas prior terbesar. Dimana sampel x dapat dihitung berdasarkan teorema Bayes sebagai berikut:

Dimana P(x) adalah konstan untuk semua kelas, hanya saja P(Ci|x)=P(x|Ci)P(Ci) membutuhkan nilai maksimum. Asumsi sederhana yang di ambil dari atribut, dimana k adalah kondisi yang independen.

Jika banyak atribut memiliki kondisi probabilitas 0, maka klasifikasi Naive Bayes menjadi:

Gunakan sebuah estimator dengan menambahkan 1 pada kasus yang lain:

Selanjutnya gunakan probabilitas estimasi M:

Dimana nc adalah total nilai dari contoh sampel pada atribut yang dimiliki kelas C, n merupakan total nilai pada keseluruhan sampel yang berada pada kelas C dan m adalah sebuah nilai ekivalen yang konstan dari ukuran sampel yang diberikan. Sedangkan p adalah probabilitas prior yang menggunakan set 1/k sebagai informasi tambahan dimana k adalah nilai dari kemungkinan yang muncul pada atribut-atribut pada sampel yang akan diklasifikasikan.

(18)

119 3. Metode

3.1. Metode Pengumpulan Data

Metode dalam hal ini adalah cara yang digunakan untuk mendapatkan dan mengumpulkan data.

1. Metode Pengamatan (observasi)

Observasi adalah teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung obyek datanya (Jogiyanto, 2005).

2. Wawancara (Interwiew)

Wawancara adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden (Jogiyanto, 2005). Wawancara dilakukan dengan nara sumber .

3. Studi Pustaka

Merupakan adalah metode pengumpulan data yang berbentuk tulisan, yang meliputi surat-surat, catatan harian, laporan-laporan dan foto (Marzuki, 2002: 59).

3.2.Sumber Data

Sumber data meliputi sebagai berikut : 1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Data tersebut akan menjadi

sekunder kalau dipergunakan orang yang tidak berhubungan langsung dengan penelitian yang bersangkutan (Marzuki, 2002: 55).

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya melainkan dengan pihak lain atau apa yang diperoleh dari sumber lain diluar lokasi penelitian. Data ini diperoleh dari buku maupun literatur lain seperti internet yang berhubungan dengan masalah yang dibahas (Marzuki, 2002: 56).

4. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan analisa yang terjadi salah satu faktor yang menentukan kualitas perguruan tinggi adalah kemampuan mahasiswa untuk menyelesaikan studi tepat waktu. Masalah kegagalan studi siswa dan faktor-faktor penyebabnya menjadi topik yang menarik untuk diteliti (Marquez-Vera, Romero, & Ventura, 2011). Salah satunya masalah keterlambatan atau kegagalan studi mahasiswa dan faktor-faktor penyebabnya perlu di deteksi perilaku mahasiswa yang memiliki status “tidak diinginkan” tersebut sehingga dapat diketahui faktor-faktor penyebab kegagalannya. Beberapa penyebab kegagalan

(19)

120 mahasiswa diantaranya rendahnya

kemampuan akademik, faktor pembiayaan, status yang dimiliki dan faktor faktor lainnya. Penelitian ini diharapkan membantu admisi perguruan tinggi untuk memberikan peringatan dini dan pembimbingan awal bagi mahasiswa yang kemungkinan tidak dapat lulus tepat waktu dan membantu perguruan tinggi dalam membuat kebijakan untuk bisa meningkatkan kelulusan tepat waktu mahasiswa. Database PTS “KZX” menyimpan data akademik, data kelulusan, administrasi dan biodata mahasiswa, dari data tersebut apabila digali dengan tepat maka dapat diketahui pola atau pengetahuan untuk mengambil keputusan. Penelitian ini menggunakan dataset yang diambil dari dataset kelulusan mahasiswa yang memiliki data yang besar

4.1.Evaluasi Naïve Bayes 4.1.1.Dengan Data Sampel

Pengujian menggunakan data sampel yang diambil dari dataset dengan: 2 label class (tepat dan terlambat), 1 record (7 class tepat dan 3 class terlambat) dan 13 attribute.

Berikut ini adalah contoh perhitungan mencari nilai akurasi dari atribut kelompok dengan menggunakan metode Cross-Validation (X-Validation).

Training 1:

Tabel 4.2 : Data Training Cross Validation Naïve Bayes

Status Kelulusan Kelompok

Tepat Akademik Tepat Reguler Tepat Reguler Tepat Akademik Tepat Reguler Tepat Akademik Tepat Reguler Terlambat GBAP Terlambat GBAP

(20)

121 Dari data diatas didapatkan Probabilitas

kelas:

P(Tepat) = 7/9 = 0.777777777 P(Terlambat) = 2/9 = 0.222222222

Dari data diatas didapatkan Probabilitas Kelompok terhadap masing masing kelas: P(Akademik|Tepat) = 3/7 = 0.428571429 P(Reguler|Tepat) = 4/7 = 0.571428572 P(GBAP|Tepat) = 0/7 = 0 P(Akademik|Terlambat) = 0/2 = 0 P(Reguler|Terlambat) = 0/2 = 0 P(GBAP|Terlambat) = 2/2 = 1 Testing 1:

Data testing dari status kelulusan dengan Kelompok GBAP:

Prediction GBAP : P(X|Tepat) = 0/7 = 0 P(X|Terlambat) = 2/2 = 1

Perhitungan dilakukan 10 kali sampai training 10 dan testing 10 sesuai metode Cross-Validation (X-Validation).

Dari hasil klasifikasi menggunakan data sample (2 label class. 1 record dan 13 attribute) dengan metode Naïve Bayes diperoleh hasil nilai akurasi sebesar 90.00%, berikut ini hasil perhitungannya seperti dapat dilihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.1: Validasi Naïve Bayes Data Sampel

=

= 0.9 = 90%

4.1.2.Dengan Data Lengkap

Hasil klasifikasi menggunakan data lengkap (dataset) dengan metode Naïve Bayes diperoleh hasil nilai akurasi sebesar

(21)

122 83.33%, berikut ini hasil perhitungannya

seperti dapat dilihat pada gambar 4.2.

Gambar 4.2. Validasi Naïve Bayes Data Lengkap

=

= 0.8333 = 83.33%

Evaluasi dan validasi pada penelitian ini mengikuti aturan AUC, dengan perhitungan nilai AUC:

Gambar 4.3. AUC Naïve Bayes Data Lengkap

Kappa / AUC = Keterangan :

Pr(a) adalah proporsi unit yang dua Rater yang sama.

Pr(e) adalah proporsi yang diharapkan secara kebetulan.

AUC =

(22)

123 AUC = 0.839 termasuk kategori AUC

excellent. 4.2.Evaluasi C4.5

Decision Tree yaitu metode untuk mengubah data menjadi pohon keputusan dengan aturan-aturannya (rules). Algoritma C4.5 untuk model yang pertama dilakukan. Berikut akan dibahas langkah-langkah perhitungan klasifikasi mahasiswa lulus tepat waktu atau tidak dengan menggunakan algoritma C4.5. Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan sebagai berikut:

1. Hitung nilai entropy keseluruhan total

kasus TEPAT lulus dan

TERLAMBAT lulus. Dari data training yang ada diketahui jumlah kasus yang lulus TEPAT pada waktunya sebanyak 190 record, dan jumlah kasus yang lulus TERLAMBAT adalah sebanyak 20 record total kasus keseluruhan adalah

210 kasus. Sehingga didapat entropy keseluruhan:

Entropy(S) =

=

= 0.248

2. Hitung nilai entropi dan nilai gain masing-masing atribut. Nilai gain tertinggi adalah atribut yang menjadi root dari pohon keputusan yang akan dibuat. Misalkan menghitung entropi bagi atribut konsentrasi.

EWebDeveloping [75,14] = ( ) + ( ) = 7.653 EMobileDeveloping [51,4] = ( ) + ( ) = 0.275 ESistemEnterprise [30,1] = ( ) + ( )

(23)

124 = 0.281

ESistemAudit [34,1] = ( )

+ ( )

= 3.058

Kemudian hitung gain konsentrasi sebagai berikut : Gain(S, A) = Entropy(S) = 0.248 – (( = 3.617

Gain atribute konsentrasi = 3.617

Dari perhitungan tersebut diperoleh pohon keputusan seperti gambar 4.4

Gambar 4.4. Pohon Keputusan Data Kelulusan mahasiswa

Dari pohon keputusan pada gambar 4.4 didapat rule untuk prediksi data kelulusan mahasiswa, berikut rule:

R1 = Jika IPK > 2.825 maka hasil Tepat.

R2 = Jika IPK ≤ 2.825 dan Kelompok = Akademik maka hasil Tepat.

R3 = Jika IPK ≤ 2.825 dan Kelompok = GBAP dan SKS > 145 dan NIM > 22305 maka hasil Tepat.

(24)

125 R4 = Jika IPK ≤ 2.825 dan Kelompok =

GBAP dan SKS > 145 dan NIM ≤ 223055071 dan NIM > 2225 maka hasil Terlambat.

R5 = Jika IPK ≤ 2.825 dan Kelompok = GBAP dan SKS > 145 dan NIM ≤ 22305071 serta NIM ≤ 222575087 maka hasil Tepat.

R6= Jika IPK ≤ 2.825 dan Kelompok = GBAP dan SKS ≤ 145 maka hasil Terlambat.

R7 = Jika IPK ≤ 2.825 dan Kelompok = Reguler dan NIM >222550072.5 serta NIM > 22309001 maka hasil Tepat.

R8 = Jika IPK ≤ 2.825 dan Kelompok = Reguler dan NIM > 222550072.5 serta NIM ≤ 223090012.500 dan NIM > 22300 maka hasil Terlambat.

R9 = Jika IPK ≤ 2.825 dan Kelompok =

Reguler dan NIM > 222550072.5 serta NIM ≤ 223090012.500 dan NIM > 223065

serta NIM ≤ 223080021.500 maka hasil Tepat.

R10 = Jika IPK ≤ 2.825 dan Kelompok = Reguler dan NIM > 222550072.5 dan NIM ≤ 223090012.500 dan NIM ≤ 223065019 maka hasil Terlambat.

R11 = Jika IPK ≤ 2.825 dan Kelompok = Reguler dan NIM ≤ 222550072.500 maka hasil Tepat.

Setelah diolah maka dilakukan teknik pengujian dengan metode cross-validation pada tools RapidMiner diperoleh hasil nilai akurasi sebesar 90.95%, hasil pengujian untuk metode algoritma C4.5 terlihat seperti gambar 4.5 dibawah ini:

(25)

126 Gambar 4.5. Cross-Validation Algoritma

C4.5 Menggunakan Data Lengkap Evaluasi dan validasi pada pengolahan data diatas mengikuti aturan Kappa/AUC, berikut ini hasil perhitungannya seperti dapat dilihat pada gambar 4.5:

Gambar 4.6 AUC Algoritma C4.5 Menggunakan Data Lengkap 4.3.Hasil Evaluasi

Metode klasifikasi bisa dievaluasi berdasarkan kriteria seperti tingkat

akurasi, kecepatan, kehandalan, skabilitas dan interpretabilitas (Vecellis, 2009). Setelah data diolah maka dapat diuji tingkat akurasinya untuk melihat kinerja dari masing-masing metode.

Pada penelitian ini menguji keakuratan klasifikasi kelulusan mahasiswa dengan membandingkan hasil algoritma Naïve Bayes dan algoritma C4.5 dari dataset yang diambil dataset kelulusan mahasiswa PTS”KZX”. Seperti diketahui sebelumnya bahwa algoritma Naïve Bayes dan C4.5 bisa memecahkan masalah data class imbalance. Sehingga tidak semua atribut relevan dengan masalah karena beberapa dari atribut tersebut mengganggu dan dapat mengurangi akurasi.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat akurasi analisis kelulusan mahasiswa di PTS”KZX”, menilai apakah dengan kriteria yang dimiliki mahasiswa

(26)

127 dapat lulus tepat waktu atau tidak serta

untuk mendapatkan model atribut parameter yang relevan dengan algoritma Naïve Bayes dan algoritma C4.5. Data di analisa dengan melakukan dua perbandingan yaitu menggunakan algoritma Naïve Bayes dan algoritma C4.5. Pada eksperimen tahap awal, dilakukan untuk mencari nilai akurasi dari masing-masing atribut yang dimiliki oleh dataset berdasar metode X-Validation. Hasil pengujian menggunakan metode Naïve Bayes diperoleh accuracy 83.33%, dan dari 210 data sebanyak 12 data diprediksi sesuai yaitu terlambat, dan sebanyak 27 data diprediksi terlambat tetapi ternyata tepat, 8 data diprediksi tepat tetapi terlambat, 163 data diprediksi tepat tepat, seperti terlihat pada Gambar 4.2 Gambar 4.3 adalah grafik AUC dari metode algoritma Naïve Bayes dengan nilai AUC 0.839 dan termasuk kategori

AUC excellent. Sedangkan hasil pengujian menggunakan algoritma C4.5 diketahui tingkat akurasinya 90.95%, dan dari 210 data sebanyak 10 data diprediksikan sesuai yaitu terlambat dan 9 data diprediksikan terlambat tetapi ternyata tepat, dan sebanyak 10 data diprediksi tepat tetapi ternyata termasuk klasifikasi terlambat, dan sebanyak 181 data diprediksi sesuai yaitu tepat.seperti terlihat pada Gambar 4.5 dan Gambar 4.6 adalah grafik AUC dari metode algoritma C4.5 garis horizontal adalah false positif dan garis vertikal false negative dengan nilai AUC 0.722 dan termasuk kategori AUC good. Dari hasil eksperimen tersebut dapat disimpulkan ke dalam tabel berikut :

Tabel 4.3 : Hasil Eksperimen Dataset Kelulusan Mahasiswa

Algoritma Naïve Bayes

(27)

128 Akurasi 83.33% 90.95% Kappa/AUC 0.839 0.722 Waktu Komputasi Sangat Cepat (1 detik) Cepat (2 detik) Model Atribut terpilih 13 atribut (semua atribut terpakai) 13 atribut (semua atribut terpakai)

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas juga dapat dilihat bahwa nilai akurasi maka dapat diketahui metode yang terbaik adalah metode algoritma Naïve Bayes dengan nilai akurasi 83.33% dan AUC 0.839.

5. Kesimpulan

Dari dataset kelulusan mahasiswa pada PTS”KZX” dapat diketahui metode terbaik dalam klasifikasi ketepatan kelulusan mahasiswa. Untuk

mengukur kineja model digunakan rapidminner, dan diketahui bahwa Metode algoritma C4.5 menghasilkan nilai akurasi yaitu 90.95% dan nilai AUC 0.722. Sedangkan metode naïve bayes menghasilkan nilai akurasi yaitu 83.33% dan nilai AUC 0.839.

Dengan demikian pada penelitian ini metode naive bayes adalah metode yang terbaik untuk pemecahan masalah klasifikasi ketepatan kelulusan mahasiswa dengan nilai akurasi 83.33% dan AUC 0.839 yang termasuk kategori AUC excellent

Sementara beberapa saran yang dapat disampaikan adalah:

1. Membantu administrasi PTS”KZX” untuk memberikan peringatan dini dan pembimbingan awal bagi mahasiswa yang kemungkinan tidak lulus tepat waktu dan membantu perguruan tinggi dalam membuat kebijakan untuk bisa meningkatkan kelulusan mahasiswa.

(28)

129 2. Penelitian ini dapat dikembangkan

dengan metode klasifikasi data mining lainnya.

3. sistem sehingga dapat dilakukan penyesuian terhadap sistem.

6. Daftar Pustaka

Basuki, A dan Syarif, I.2003. Decision Tree.Online: diakses dari http://www2.eepisits.edu/~basuki/lecture/ DecisionTree.pdf, pada 3 April 2017.

Berndtsson, M., Hansson, J., Olsson, B., & Lundell, B.Thesis Projects A Guide for Students in Computer Science and Information Systems (2nd ed.). London: Springer.2008.

Bramer, M.Principles of Data Mining.London:Springer.2007.

B. Santoso.Data Mining Teknik Pemanfaatan Data untuk Keperluan Bisnis. Surabaya: Graha Ilmu.2007.

Carlo Vercellis.Business Intelligent: Data Mining and Optimization for Decision Making.Southern Gate, Chichester:John Willey & Sons, Ltd.,2009.

Daniel T. Larose.Discovering Knowledge in Data: An Introduction to Data Mining.New Jersey:Wiley Interscience. 2005.

Daniel T. Larose.Data Mining Methods and Models.Hoboken, New Jersey:John Wiley & Sons, Inc.2007.

(n.d).Retrived from Data fakultas ilmu komputer 2011/2014.

(n.d).Retrived from Data Perpustakaan Universitas AKI 2014/2015.

(n.d.). Retrieved from

http://iasol.unaki.ac.id:9090/IasolWeb/.

Basuki, A dan Syarif, I.2003. Decision Tree.Online: diakses dari

(29)

130 http://www2.eepisits.edu/~basuki/lecture/

DecisionTree.pdf, pada 3 April 2017.

Berndtsson, M., Hansson, J., Olsson, B., & Lundell, B.Thesis Projects A Guide for Students in Computer Science and Information Systems (2nd ed.). London: Springer.2008.

Bramer, M.Principles of Data Mining.London:Springer.2007.

B. Santoso.Data Mining Teknik Pemanfaatan Data untuk Keperluan Bisnis. Surabaya: Graha Ilmu.2007.

Carlo Vercellis.Business Intelligent: Data Mining and Optimization for Decision Making.Southern Gate, Chichester:John Willey & Sons, Ltd.,2009.

Daniel T. Larose.Discovering Knowledge in Data: An Introduction to Data Mining.New Jersey:Wiley Interscience. 2005.

Daniel T. Larose.Data Mining Methods and Models.Hoboken, New Jersey:John Wiley & Sons, Inc.2007.

E. Prasetyo.Data Mining Konsep dan Aplikasi menggunakan MATLAB.pdf. Yogyakarta: Andi.2012.

Florin Gorunescu.Data Mining: Concepts,

Model and Techniques, Prof. Janusz Kacprzyk and Prof. Lakhmi C. Jain, Eds.

Berlin. Jerman: Springer.2011.

Han J. & Kamber M.Data Mining: Concepts and Techniques (Second Edition ed.).San Francisco: Elsevier Inc.2006.

Han J, Kamber M.Data Mining: Concepts and Techniques 2nd Edition.Elsevier.2007. Hu Min dan Wu Fangfang.Filter-Wrapper

Hybrid Method on Feature Selection, Second WRI Global Congress on Intelligent Systems. 2010.

(30)

131 Jiawei Han.Data Mining Concept And

Technique, 2nd ed., Asma Stephan, Ed.Champaign, United States of America: Multiscience Press.2007.

Karamouzis T. S., Vrettos A. An Artificial Neural Network for Predicting Student Graduation Outcomes.Preceeding of World Congress on Engineering and Computer Science , 978-988-98671-02.2008.

Kusrini, Taufiq Emha Luthfi.Algoritma Data Mining.Yogyakarta: Andi.2009.

L. Ladha and T. Deepa.Feature Selection Methods And Algorithms.International Journal on Computer Science and Engineering (IJCSE).2011.

Liao.Recent Advances in Data Mining of

Enterprise Data: Algorithms and Application.Singapore: World Scientific

Publishing.2007.

Maimon, O., & Rokach, L. Data Mining and Knowledge Discovery Handbook (2nd ed.). Springer. 2010.

Marquez-Vera, C., Romero, C., & Ventura, S.Predicting School Failure Using Data Mining. Department of Computer Science. 2011.

Marzuki.Metodologi Riset .Yogyakarta:BPEE-UII.2003.

M. J. A. Berry and G. S. Linoff. Data Mining Techniques For Marketing, Sales, Customer Relationship Management Second Editon.United States of America: Wiley Publishing Inc.2004.

Nawawi H, Martini M.Kebijaksanaan Pendidikan di Indonesia di tinjau dari Sudut Hukum.Yogyakarta:Gajah Mada University Press.1994.

Oded Maimon, Lior Rokach.Data Mining and Knowledge Discovery Handbook 2nd ed.:Springer.2010.

(31)

132 Pramudiono. 2006. Indo Datamining. Online:

di akses dari http://datamining.japati.net, pada 15 April 2017.

Qudri M. N., Kalyankar N. V.Drop Out Feature of Student Data for Academic Performance Using Decision Tree techniques.Global Journal of Computer Science and Technology , 2-4.2010.

Siregar A R.Motivasi Belajar Mahasiswa ditinjau dari Pola Asuh.Medan:Usu Repository.2006.

Suhartinah S M., Ernastuti.Graduation Prediction of Gunadarma University Students Using Algorithm and Naive Bayes C4.5 Algoritmh.2010.

Turban, E, dkk.Decicion Support Systems and

Intelligent Systems.

Yogyakarta:Andi.2005.

Wu X, Kumar V.The Top Ten Algorithms in Data Mining.Boca Raton:CRC Press.2009.

Gambar

Gambar 2.3  Contoh Decision  Tree
Gambar 2.4 Cabang pohon  dibuat berdasarkan variasi nilai
Gambar 2.7  Pohon keputusan  dengan cabang dari atribut A5
Tabel  4.2  :  Data  Training  Cross  Validation  Naïve Bayes
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini, akan dilakukan perbandingan hasil klasifikasi antara algoritma naïve bayes tanpa metode seleksi fitur forward selection, dengan algoritma naïve bayes

Hasil penelitian menemukan bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas usahatani wortel di Desa Sindangjaya Kecamanatan Cipanas Kabupaten Cianjur secara

Rendemen yang dihasilkan pada proses pembuatan bioetanol dari ubi kayu sangat tergantung pada kemampuan proses hidrolisis komponen-komponen ubi kayu terutama pati menjadi

Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan realibilitasnya Berangkat dari pernyataan tersebut, peneliti akan melakukan pengamatan diantaranya dengan cara menghadiri

Tujuan : Wawancara dilakukan untuk mengetahui penagihan tunggakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada transaksi pembiayaan murabahah berdasarkan asas kepastian hukum

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa individu dengan Locus Of Control internal, yang yakin bahwa segala sesuatu yang mereka dapatkan dalam pekerjaannya

Lingkup penelitian ini dibatasi pada pembuktian beberapa jenis pohon yang berada di sekitar jalan raya Darmaga yaitu jalur hijau yang berada di sekitar kampus IPB

Dari Gambar 1 terlihat bahwa kadar lemak ikan Bilih goreng rata-rata kadar lemak yang tertinggi pada sampel dari Shirley dengan nilai 33,54%.. Rata-rata