• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pembangunan yang dilaksanakan melalui pelaksanaan program dan kegiatan diharapkan semaksimal mungkin dapat meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat. Untuk mewujudkan hal tersebut lembaga pemerintah harus mampu menerakan sistem yang kondusif bagi berlangsungnya pembangunan sejak dari perencanaan hingga proses evaluasi. Prinsip Good Governance atau kepemerintahan yang baik merupakan sebuah komitmen yang mutlak dalam penyelenggaraan kepemerintahan dengan bercirikan profesionalisme, transparan, efektif, efisien akuntabel, demokratis dengan tetap menjungjung supremasi hukum.

Sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik atas kinerja pemerintah, maka diperlukan suatu pengukuran kinerja untuk menunjukan apakah sasaran atau kegiatan telah berhasil dicapai, yang kemudian dituangkan dalam Indikator Kinerja. Agar sasaran kegiatan dan program berjalan efektif, efisien dan optimal maka ditetapkan suatu pengukuran Indikator Kinerja strategis yang menjadi prioritas di setiap Instansi pemerintah sebagai suatu bentuk penajaman sasaran sehingga diharapkan tujuan visi dan misi organisasi dapat tercapai sesuai dengan perencanaan yang tertuang dalam RPJMD, RENSTRA maupun RENJA, yang telah ditetapkan.

Melalui Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/2007 tentang pedoman umum Penetapan Indikator Kerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah. Pemilihan dan penetapan Indikator Kinerja utama melibatkan pemangku kepentingan dilingkungan lembaga/ Instansi pemerintah yang bersangkutan, maka Pimpinan Instansi Pemerintah diwajibkan menetapkan Indikator Kinerja Utama.

1.2 Maksud dan Tujuan Penentuan IKU

Penetapan Indikator Kinerja Utama Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang kabupaten Paser disusun dengan maksud dan tujuan :

1. Untuk memproleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan dalam menyelenggarakan menejeman kinerja secara baik.

(2)

2 2. Untuk memperoleh ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi yang digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja

1.3. Landasan Hukum

1. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4405);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 75, tambahan Lembaga Negara Republik Indonesia Nomor 4406):

3. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576):

4. Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585)

5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614)

6. Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 2006 tentang Tata cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663)

7. Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664) 8. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional Tahun 2004 – 2009 Peraturan Presiden Nomor 9 tahun 2005 tentang kedudukan Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Menteri Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terahir dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden Nomor

(3)

3 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata

Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia

10. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.

11. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(4)

4 BAB II

PENGERTIAN INDIKATOR KINERJA

2.1. DEFINISI INDIKATOR KINERJA UTAMA

Indikator Kinerja Utama adalah ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis operasional. Setiap lembaga atau Instansi pemerintah wajib merumuskan Indikator Kinerja Utama sebagai suatu prioritas program dan kegiatan yang mengacu pada sasaran strategis dalam RPJMD dan RENSTRA Satuan Kerja Perangkat Daerah. Indikator Kinerja Utama pada Unit Organisasi setingkat Eselon II/SKPD/Unit kerja mandiri sekurang-kurangnya adalah Indikator keluaran (Out Put) untuk mendukung pencapaian sasaran strategis.

2.2. SYARAT KRITERIA INDIKATOR KINERJA UTAMA

Penetapan Indikator Utama harus memenuhi karakteristik dan kriteria Indikator Kinerja yang memadai untuk pengukuran kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD ) yaitu :

1. Spesifik;

Indikator Kinerja harus spesifik mengacu pada apa yang akan diukur, sehingga mempunyai persepsi yang sama.

2. Measurable;

Indikator Kinerja harus dapat diukur secara obyektif baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif.

3. Achievable;

Indikator Kinerja yang ditetapkan harus dapat dikumpulkan datanya oleh organisasi.

4. Relevant;

Indikator Kinerja harus merupakan alat ukur yang menggambarkan sedekat mungkin (keberhasilan/kegakegagalan) yang akan diukur.

5. Timelines;

Indikator kinerja yang ditetapkan menggambarkan suatu kinerja yang dapat dicapai untuk kurun waktu tertentu. Sedapat mungkin Indikator Kinerja juga fleksibel apabila dikemudian hari terjadi perubahan.

Dalam penetapkan dan pemilihan Indikator Kinerja Utama hendaknya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

(5)

5 1. Adanya keselarasan dan mengacu pada Dokumen RPJMD,RENSTRA dan

Kebijakan Umum.

2. Bidang kewenangan, tugas dan fungsi SKPD.

3. Kebutuhan informasi kinerja untuk menyelenggarakan Akuntabilitas Kinerja. 4. Kebutuhan statistik pemerintah.

(6)

6 BAB III

GAMBARAN UMUM

3.1. Visi

Visi Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Paser Tahun 2016-2021 adalah “TERSEDIANYA INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM DAN TATA RUANG YANG MAJU, BERMANFAAT DAN BERKELANJUTAN”.

3.2. Misi

Misi Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Paser yang di dalamnya mengandung nuansa tujuan organisasi serta sasaran yang ingin dicapainya. Selain sebagai penjabaran dari visi, rumusan misi juga menggambarkan tugas pokok dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Paser.

a. Meningkatkan Ketersediaan, Akses dan Kualitas jalan dan jembatan.

b. Terpenuhinya sarana dan Prasarana Jaringan irigasi, jaringan air bersih/air minum dan sumber daya air.

c. Mewujudkan sistem penataan ruang wilayah kabupaten, proses perencanaan tata ruang dan pengendalian Pemanfaatan Ruang.

d. Meningkatkan kinerja pelayanan administrasi, kenyamanan, disiplin, dan kinerja Sumber Daya Manusia Aparatur.

e. Meningkatkan pelayanan dalam pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana publik yang memadai

3.3. Tugas Pokok dan Fungsi

Penjabaran uraian tugas dan fungsi Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Paser sampai dengan satu eselon di bawah Kepala SKPD sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Paser Tentang Rincian Tugas pokok dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Paser adalah sebagai berikut:

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang Pekerjaan umum yang meliputi Kebinamargaan, Keciptakaryaan, Pengairan, Tata Ruang dan Bina Jasa Konstruksi sesuai dengan prinsip otonomi daeran dan tugas pembantuan.

Penjabaran uraian tugas dan fungsi Kepala Dinas Pekerjaan Umum Dan Tata Ruang Kabupaten Paser sampai dengan satu eselon di bawah Kepala SKPD sesuai Peraturan

(7)

7 Daerah Kabupaten Paser Tentang Rincian Tugas pokok dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Paser adalah sebagai berikut:

a. Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pekerjaan umum dan Tata Ruang yang meliputi bina marga, tata ruang, cipta karya, sumber daya air, serta bina jasa konstruksi sesuai dengan prinsip otonomi daerah dan tugas pembangunan.

b. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Penyelenggarakan fungsi :

c. Penyusunan perencanaan program dan kegiatan operasional di bidang bina marga, tata ruang, cipta karya, sumber daya air, serta bina jasa konstruksi sesuai dengan rencana strategis Pemerintah Daerah;

d. Penetapan kebijakan di bidang bina marga, tata ruang, cipta karya, sumber daya air, serta bina jasa konstruksi;

e. Pelaksanaan urusan Pemerintahan Daerah di bidang pekerjaan umum dan tata ruang yang meliputi bina marga, tata ruang, cipta karya, sumber daya air, serta bina jasa konstruksi sesuai dengan norma, standar, prosedur dan kriteria yang ditetapkan Pemerintah;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya;

g. penyelenggaran kegiatan ketatausahaan. 3.4. Arah dan Kebijakan

a. Meningkatkan kualitas dan kinerja Sumber Daya Manusia Aparatur

b. Meningkatkan kualitas dan terkondisinya jalan / jembatan menjadi baik dalam rangka pengembangan wilayah dan kelancaran trasportasi barang/jasa dan manusia

c. Memenuhi kebutuhan infrastruktur dibidang sumber daya air, untuk mendukung ketahanan pangan melalui pengembangan dan terkondisinya jaringan irigasi, serta mengamankan pusat-pusat produksi dan permukiman dari bahaya daya rusak air

d. Mewujudkan system Penataan Ruang wilayah Kabupaten Paser yang efektif, efesien, akomodatif dan aplikatif berdasarkan proses perencanaan tata ruang yang berkualitas, proses pemanfaatan ruang yang tertib dan proses pengendalian pemamfaatan ruang yang transparan dan berkesinambungan.

(8)

8 e. Proaktif dan responsive terhadap aspirasi masyarakat dibidang Jalan/Jembatan,

sumber daya air dan Penataan ruang

Untuk mengukur kesesuaian antar dokumen perencanaan daerah/SKPD, maka variabel-variabel yang dipergunakan sebagai berikut :

1. Tujuan

2. Indikator Tujuan 3. Kebijakan

4. Strategi

5. Indikator Kinerja Utama (IKU) 6. Sasaran

7. Indikator Sasaran 8. Target

9. Program 10. Kegiatan

Untuk mencapai sasaran-sasaran jangka menengah tersebut diatas, maka strategi dan Arah Kebijakan yang dilaksanakan oleh Dinas Bina Marga Pengairanan Tata Ruang Kabupaten Paser adalah sebagai berikut :

1. Koordinasi dan kerjasama antar bidang menjadi optimal 2. Penguasaan teknis Bidang Ke Pu-an dan TI yang lebih optimal 3. Peralatan yang dimiliki dalam kondisi baik lengkap

4. Pelaksanaan tupoksi lebih optimal 5. Capaian target kinerja yang optimal

Kebijakan yang ditempuh oleh Dinas Bina Marga Pengairanan Tata Ruang Kabupaten Paser sebagai penjabaran dari strategi yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:

1. Membangun Koordinasi dan kerjasama antar bidang

2. Meningkatkan kualitas sumber daya dan Penguasaan teknis Bidang Ke Pu-an dan TI

3. Meningkatkan kemampuan Peralatan yang dimiliki

4. Meningkatkan pemahaman terhabad Pelaksanaan tupoksi

5. Akhirnya Dinas Bina Marga, Pengairan dan Tata Ruang Kabupaten Paser Mampu meningkatkan Capaian target kinerja

(9)

9 BAB IV

PENUTUP

Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/20/M.PAN/11/2007, tentang Pedoman Penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU), bahwa setiap unit kerja wajib melaksanakan penetapan IKU dalam rangka meyakinkan keandalan informasi yang disajikan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja sebagai parameter terhadap pencapaian kinerja yang telah ditetapkan dalam RPJMD dan Renstra masing-masing unit kerja.

Indikator Kinerja Utama Dinas Pekerjaan umum dan Tata Ruang Kab Paser merupakan acuan ukuran kinerja yang digunakan untuk menentukan keberhasilan suatu tujuan dan sasaran strategis yang telah tersusun dalam RPJMD dan Renstra Dinas Pekerjaan umum dan Tata Ruang Kab Paser

(10)

10 PEMERINTAH KABUPATEN PASER

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN TATA RUANG

Jl. Kesuma Bangsa KM.5 Komplek Perkantoran Telaga Ungu Gedung A Kav.1-2 Lt.1

TANA PASER

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN TATA RUANG KABUPATEN PASER

NOMOR 10 TAHUN 2020 TENTANG

INDIKATOR KINERJA UTAMA ( IKU ) PADA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN TATA RUANG KABUPATEN PASER

KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN TATA RUANG KABUPATEN PASER

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 3 dan pasal 4 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, maka perlu menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU);

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Kepala Dinas Pekerjaan umum dan Tata Ruang Kabupaten Paser tentang Indikator Kinerja Utama;

Mengingat : 1. undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan;

2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389) ;

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang Nomor 12 tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578) ;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578) ;

5. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi ;

(11)

11 6. Intruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah ;

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah ;

8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah ;

9. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/20/M/PAN/11/2007 tentang Pedoman Penyusunan Indikator Kinerja Utama ;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2007 tentang Perubahan Nama Kabupaten Pasir menjadi Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur;

MEMUTUSKAN Menetapkan :

KESATU : Indikator Kinerja Utama sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini, merupakan acuan ukuran kinerja yang digunakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang, untuk menetapkan Rencana Kerja Tahunan, menyampaikan Rencana Kerja dan Anggaran, menyusun dokumen Penetapan Kinerja, menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja serta melakukan evaluasi pencapaian kinerja. KEDUA : Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja dan Evaluasi terhadap

pencapaian kinerja dilakukan oleh setiap pimpinan Unit kerja dan disampaikan Kepada Bupati Paser

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan Keputusan ini disampaikan kepada yth :

Ditetapkan di Tana Paser, 2 Januari 2019

1. Bupati Paser sebagai Laporan

2. Ketua DPRD Kabupaten Paser 3. Yang bersangkutan

(12)

12

INDIKATOR KINERJA UTAMA

PADA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN TATA RUANG KABUPATEN PASER

No. Tujuan Indikator Formula Indikator Sasaran

Bidang Penanggung Jawab

1 2 3 4 8

1. Meningkatkan Akses dan Kualitas jembatan

Persentase jembatan yang berkondisi baik

Panjang Jembatan Kabupaten Dalam Kondisi Baik

x 100 %

Meningkatnya jaringan jembatan dalam kondisi baik

Bina Marga

Panjang Jembatan Kabupaten

Seluruhnya 2. Meningkatkan Akses

dan Kualitas Jalan

Persentase Jalan

Kabupaten Dalam Kondisi Baik

Panjang Jalan Kabupaten

Dalam Kondisi Baik x 100 %

Meningkatnya kualitas jaringan jalan dalam kondisi baik

Bina Marga

Panjang Jalan Kabupaten

Seluruhnya 3. Memenuhi Kebutuhan

infrastruktur dibidang irigasi dan pengelolaan sumber daya air

Jumlah Embung dalam Kondisi Baik

Jumlah Embung dalam Kondisi Baik yang dibangun/dipelihara

Meningkatkan kualitas infrastruktur dibidang irigasi dan pengelolaan sumber daya air yang kondisi baik

Sumber Daya Air

Panjang Sungai yang

Terhindar Banjir

Panjang Sungai yang Terhindar Banjir

Sumber Daya Air

Panjang Jaringan Irigasi Primer Sekunder yang Terbangun

Luas Irigasi Kabupaten Dalam

Kondisi Baik x 100 %

Sumber Daya Air

Luas Irigasi Kabupaten

Panjang Sarana

infrastruktur sumber daya air berkondisi baik

Panjang Sarana infrastruktur sumber daya air berkondisi baik

Cipta Karya

Panjang Jaringan Air Bersih Air Minum yang Terbangun Jumlah Penduduk Terlayani Air

Bersih x 100 % Meningkatkan kualitas infrastruktur dibidang Cipta Karya

(13)

13

Jumlah Penduduk Seluruhnya irigasi dan pengelolaan

sumber daya air yang kondisi baik

4. Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana publik yang memadai dalam pelayanan masyarakat

Luas/Jumlah Sarana publik yang dibangun/dipelihara

Luas/Jumlah Sarana publik yang dibangun/dipelihara pada Tahun Berjalan

Meningkatnya ketersediaan sarana publik yang memadai dalam pelayanan masyarakat

Cipta Karya

5. Meningkatkan kualitas sistem penataan ruang dan perencanaan tata ruang wilayah

kabupaten

Presentase wilayah Kabupaten Paser dengan penataan ruang dan perencanaan tata ruang wilayah yang baik

Luas wilayah Kabupaten Paser dengan penataan ruang dan

perencanaan tata ruang

wilayah yang baik x 100%

Meningkatnya kualitas sistem penataan ruang dan perencanaan tata ruang wilayah

kabupaten

Tata Ruang

Luas wilayah Kabupaten Paser

Luas Ruang Terbuka Hijau

x 100 %

Tata Ruang

Luas Wilayah ber HPL/HGB

6. Berpartisipasi dalam pembangunan melalui Jasa Konstruksi dan Penyedia

Jumlah Aparat dan Masyarakat yang Terlatih dan bersertifikat dalam Lingkup Bina Jasa Konstruksi

Jumlah Aparat dan

Masyarakat yang Terlatih dan bersertifikat dalam Lingkup Bina Jasa Konstruksi

Meningkatnya Kualitas Tenaga Kerja Konstruksi, Penyedia dan

Stackholder

Bina Jasa Konstruksi

Peningkatan Pelayanan dalam rangka

pelaksanaan tupoksi,

Presentase Pelayanan Tertib Administrasi

Presentase Pelayanan Tertib Administrasi

Tersedianya kebutuhan belanja pegawai untuk rutinitas dalam rangka

(14)

14 7. pelayanan dan pelaksanaan kegiatan pelaksanaan tupoksi dan pelaksanaan kegiatan lainnya

Nilai AKIP/LAKIP Nilai AKIP/LAKIP

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dan sasaran strategis agar dapat diukur maka perlu ditetapkan indikator kinerja utama, sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER 09/M.PAN/5/2007

Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa, perubahan suhu minuman kopi menyebabkan perubahan warna permukaan resin komposit dan resin komposit yang mengandung TEGDMA

Karena itu para perempuan kader ‘Aisyiyah yang selama beberapa tahun terakhir telah aktif dalam aksi kolektif untuk kesehatan reproduksi pun tidak mendapatkan

Baharloo dkk (1999) melaporkan distribusi benda asing pada traktus trakheobronkial saat dilakukan bronkoskopi pada dua kelompok yaitu kelompok anak-anak 52,5% benda asing berada

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penelitian Pengembangan (Bappeda dan Litbang) Kabupaten Tegal merupakan salah satu Perangkat Daerah yang dibentuk

Ayat tersebut menegaskan bagi umat muslim bahwa tidak ada perbuatan atau perilaku yang bukan perintah Allah Swt.Dengan kata lain tidak boleh ada perbuatan, tindakan

1) Kesulitan keuangan yang dialami debitur. Keberhasilan usaha banyak tergantung pada kemampuan dan keberhasilan pimpinan di dalam mengelola aktivitas usahanya. Hal ini

Dari hasil analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa interaksi perlakuan kehalusan bahan dan konsentrasi perekat memberi pengaruh beda tidak nyata (P>0,05) terhadap