KULIAH SEMESTER VIII
PRODI GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
JADI PETA TEMATIK MENGACU PADA SATU ACUAN
DENGAN PETA RUPA BUMI
GEODESI:
TUJUAN ILMIAH: MENENTUKAN BENTUK DAN BESAR BUMI,
MENGKAJI FENOMENA GEODINAMIKA,
SEPERTI ROTASI BUMI, GERAKAN KERAK
BUMI, PASANG SURUT BUMI.
APLIKASI PRAKTIS:
(1) MENENTUKAN POSISI GEODETIK
DARI JARINGAN KONTROL UNTUK
(2) PEMBUATAN PETA RUPA BUMI YANG
MERUPAKAN PETA DASAR UNTUK
BERBAGAI PETA TEMATIK
w
2. BENTUK DAN BESAR BUMI
2.1. MODEL BUMI
BOLA BUMI
MODEL GEODETIK
Homogin dan benda tak berputar w ELLIPSOID BUMI Homogin dan benda berputar MODEL SEDERHANA MODEL ALAMI GEOID Tak homogin dan benda berputar
Dalam Medan Gayaberat Bumi, dikaji perbedaan model bumi geodetik
Terhadap model bumi alami berdasarkan data gayaberat
2.1. PERBANDINGAN MODEL GEODETIK DENGAN MODEL
ALAMI
MODEL GEODETIK w ELLIPSOID BUMI Homogin dan benda berputar w MODEL ALAMI GEOID Tak homogin dan benda berputarDalam Medan Gayaberat Bumi,
Dikaji perbedaan model bumi
geodetik terhadap model bumi
alami berdasarkan data gayaberat
Model bumi geodetik absolut
yang disebut juga bumi normal,
jika:
•
Pusat dan sumbu putar model geodetik berhimpit dengan pusat dan
sumbu putar bumi alami
•
Kecepatan rotasi kedua model juga sama
MODEL BUMI NORMAL ADALAH MODEL BUMI GEODETIK YANG
MENGGANTI MODEL BUMI ALAMI SECARA FISIS DAN GEOMETRIS
CONTOH: WORLD GEODETIC SYSTEM 1984 (WGS1984) YANG UKURAN
GEOMETRISNYA:
a
= 6378 137 meter;
f
= 0.00335281066474
ADALAH
GEOID
YANG SECARA GLOBAL DAN
PRAKTIS BERIMPIT DENGAN PERMUKAAN LAUT
RATA-RATA
MODEL ALAMI
Geoid: Tak homogin dan benda berputar
PERMUKAAN GEOID MERUPAKAN SALAH SATU
PERMUKAAN EKIPOTENSIAL GAYABERAT ATAU
HORIZON ALAMI
PERMUKAAN BUMI NORMAL MERUPAKAN
SALAH SATU PERMUKAAN EKIPOTENSIAL
GAYABERAT NORMAL ATAU HORIZON GEODETIK
w
3. TEORI POTENSIAL
3.1. HUKUM NEWTON
F m1 F m2 r12HUKUM NEWTON KE –1
Tanda
diganti dengan tanda = dengan memasukkan konstanta
G
m
1dan
m
2dalam gram (gr)
r
12dalam satuan panjang misal cm
F
Ndalam dyne = 10
-5Newton = gr cm sec
-2G
= konstanta gravitasi Newton
= 66,7 x 10
-9gr cm
3sec
-22 12 2 1
r
m
Gm
F
N
Aplikasi: setiap benda yang mempunyai massa
m
dalam keadaan diam
pada permukaan bumi dengan massa
M
mendapat gaya tarik
2
R
GMm
F
N
Perjanjian:
tanda minus (-) menunjukkan
m
ditarik oleh bumi
yang mempunyai radius
R
2 12 2 1 r m m FN
HUKUM NEWTON KE –2
F
N= m a
NBandingkan dengan aplikasikan Hukum Newton – 1 pada massa
m
di permukaan bumi, maka
2
R
GM
a
N
a
Nadalah percepatan gravitasi bumi; tanda minus menunjukan bahwa
arah perceparan gravitasi bumi menuju pusat bola bumi
Bola bumi berputar pada sumbu putarnya,
sehingga pada titik P yang terletak pada
permukaan bumi mendapat gaya sentrifugal
F
cp
m
F
c
w
2p
adalah jarak P ke sumbu putar
Percepatan sentrifugal di P
p
a
c
w
2 c Na
a
Resultante dari
a
N
dan
a
cdisebut percepatan gayaberat
acp
.
P wsumbu putar
aN
w
= kecepatan sudut rotasi bumi
3.2. POTENSIAL PERCEPATAN GRAVITASI
12r
Gm
V
.
P(x,y,z) a b Z Y X m(x,h,z) //X //Z //Y Na
; skalar disebut potensial
gravitasi
Ambil massa di P sebagai satuan massa
)
2)
2)
2 12
r
x
x
y
h
z
z
r
)
)
) ( 2 3cos
1
x N Na
a
r
x
r
Gm
r
x
Gm
r
x
Gm
x
V
x
x
a
)
)
) ( 2 3cos
1
y N Na
a
r
y
r
Gm
r
y
Gm
r
y
Gm
y
V
b
b
b
)
)
) ( 2 3cos
1
z N Na
a
r
z
r
Gm
r
z
Gm
r
z
Gm
z
V
z
z
z
= jarak dari
m
ke P
Menurut analisa vektor:
i
x
V
a
N x
) (j
y
V
a
N y
) (k
z
V
a
N z
) (dengan
a
Na
N(x)a
N(y)a
N(z)
k
z
V
j
y
V
i
x
V
Grad
V
=
a
N
=
Vektor percepatan gravitasi adalah
gradient dari potensial percepatan
gravitasi
. . .
.
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
1 2 3 n n - 1 PAndaikan terdapat massa
m
1,
m
2, m
3. . . m
kmembentuk
suatu sistem yang menarik satuan massa P, maka
potensial gravitasi sistem tersebut terhadap P adalah
Kalau sistem itu benda padat
)
)
)
)
)
x
h
z
z
h
x
z
h
x
d
d
d
z
y
x
G
z
y
x
V
v 2 2 2,
,
,
,
n t i n n r m G r Gm r Gm r Gm V 1 2 2 1 1 ....
3.3. SISTEM KOORDINAT BOLA
Koordinat P dalam koordinat Kartesia
P (x, y, z), dalam koordinat bola P (r,
, l
)
r O
. P
Z Y X l r sin P1Menentukan koordinat Kartesia dari
koordinat bola
x = r sin cos l y r sin sin l z r cos
Menentukan koordinat bola dari
koordinat Kartesia
2 2 2 z y x r z y x2 2 1 tan x y 1 tan l l l dr xd xd r x dx l l dr yd y d r y dy l l dr zd z d r z dz ds2 = dx2 + dy2 + dz2 ds2 = dr2 + r2d2 + r2 sin2 dl23.4. PERSAMAAN LAPLACE
UNSUR ds PADA KOORDINAT ORTOGONAL 32
2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 2 dq h dq h dq h ds
Pada koordinat ortogonal koefisien dq1dq2, dq1dq3 ,, dq2dq3 sama dengan nol Pada koordinat Kartesia ds2 = dx2 + dy2 + dz2 h
1= h2 = h3 = 1
ds2 = dr2 + r2d2 + r2 sin2 dl2
Pada koordinat bola h1= 1 ; h2 = r ; h3 = r sin
Persamaan Laplace pada koordinat Kartesia:
Persamaan Laplace pada koordinat ortogonal
0 3 1 3 2 1 3 2 2 1 3 2 1 1 3 2 1 3 2 1 q V h h h q q V h h h q q V h h h q h h h V
Persamaan Laplace pada koordinat bola:
0 2 2 2 2 2 2 z V y V x V V Operator Laplace 2 2 2 2 2 2 z y x 0 sin 1 cot 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 l V r V r V r r V r r V V atau 0 sin 1 cot 2 2 2 2 2 2 2 2 2 l V V V r V r r V r V
h
1= 1 ;
h
2= r
;
h
3=
r
sin
;
q
1=
r
;
q
2=
;
q
3=
l
3.5. HARMONIK BOLA (SPHERICAL HARMONICS)
0 sin 1 cot 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 l V r V r V r r V r r V VSOLUSI DARI PERS. LAPLACE ADALAH
) , ( ) ( ) , , (r l f r Y l V
disingkat V = f Y , dengan f hanya fungsi dari r saja, dan Y merupakan fungsi dan l Y f r V Y f r V 2 2 Y f V 2 2 2 2 Y f V 2 2 2 2 l l Y f V
Pers. Laplace menjadi
Persamaan di atas dibagi dengan fY
)
0 sin 1 cot 1 2 1 2 2 2 2 2 2 Y Y Y Y f r f r f atauRuas kiri hanya fungsi dari r saja, ruas kanan fungsi dari dan l saja, oleh karena itu ruas kiri dan ruas kanan sama dengan konstan; ambil n(n + 1) sebagai konstan dengan n = 0, 1, 2 . . . . .
)
2 2 2 2 2 2 sin 1 cot 1 2 1 Y Y Y Y f r f r f 0 sin 1 cot 2 2 2 2 2 2 2 l rf Y f Y f Y f Y Y f r3.5. HARMONIK BOLA (SPHERICAL HARMONICS)
Jadi didapatkan dua persamaan berikut
n
r
r
f
(
)
danf
(
r
)
r
(n1)
2)
( 1) 0 1 2 n n f r f r f mempunyai jawaban(1)
r
2f
2
r
f
)
n
(
n
1
)
f
0
nnr
f
r
2
2
n n nnr
r
n
r
n
n
f
r
2
(
1
)
2
n n nnr
r
n
r
n
n
f
n
n
2)
1
(
)
1
(
dan(1)
r
2f
2
r
f
)
n
(
n
1
)
f
0
+0
2
nr
n
n
2r
n
nr
n
n
2r
n
nr
n
) 1 ( ) 2 ()
1
(
2
)
1
(
2
2
r
f
r
n
r
n
n
r
n ) 1 ( ) 3 ( 2 2)
1
)(
2
(
)
1
)(
2
(
n nr
n
n
r
n
n
r
f
r
) 1 ()
1
(
)
1
(
nr
n
n
f
n
n
+0
2
3
2
2
2
2
n
n
n
n
n
CheckJadi
)
l 0 n , n n Y r V dan (1) )
l , 1 0 1 n n n Y r V (2) 0 ) 1 ( sin 1 cot 1 2 2 2 2 2 n n Y Y Y Y(2)
( 1) 0 sin 1 cot 2 2 2 2 2 l Y n n Y Y Y )
l 0 n , n n Y r V dan (1) )
l , 1 0 1 n n n Y r V (2) 0 sin 1 cot 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 l V r V r V r r V r r V VSOLUSI DARI PERS. LAPLACE ADALAH
) , ( ) ( ) , , (r l f r Y l V
PERS LAPLACE DALAM KOORDINAT BOLA
YAITU DERET HARMONIK BOLA YANG KOVERGEN
r P R=1 1 r r P R=1 1 r Dalam bola bumi berlaku pers. Poisson
V 4 G
Di luar bola bumi = 0, jadi 0
V
) ( ) ( ) , ( l g h l Yn Solusinya adalah
(2)
( 1) 0 sin 1 cot 2 2 2 2 2 l Y n n Y Y Y 0 ) 1 ( sin 1 cot 2 h gh gh n n gh g dikalikan dengan gh 2 sinRuas kiri hanya fungsi dari saja, ruas kanan fungsi dari l saja, oleh karena itu ruas kiri dan ruas kanan sama dengan konstan; ambil m2 sebagai konstan dengan
m = 0, 1, 2 . . . . n, jadi 2 m h h
Jadi didapatkan dua persamaan berikut
0
2
m
h
h
atau (1) 0 ] sin ) 1 ( cos sin [ sin h h g n n g g g h h g n n g g g ] sin ) 1 ( cos sin [ sin 2 ] sin ) 1 ( cos sin [ sin m h h g n n g g g 2 ] sin ) 1 ( cos sin [ sin m g n n g g g atau 0 sin sin ) 1 ( cos sin " 2 g n n m g g (2)0
2
m
h
h
(1) mempunyai jawaban l mh cos dan hsinml
Check
l
m
m
h
2cos
l
m
m
h
m
2 2cos
+0
2
m
h
h
l
m
m
h
2sin
l
m
m
h
m
2 2sin
+0
2
m
h
h
0 sin sin ) 1 ( cos sin " 2 g n n m g g (2)dikenal dengan pers. diferensial Legendre dan jawabannya disebut fungsi Legendre, ) (cos ) ( Pnm g l l P m Yn( , ) nm(cos )cos Jadi
dan Yn(,l) Pnm(cos)sinml Karena dua jawaban ini memenuhi pers
0 ) 1 ( sin 1 cot 2 2 2 2 2 l Y n n Y Y Y
maka perjumlahan dari kombinasi linier nya juga merupakan jawaban pers di atas, jadi
l l l n m nm nm nm nm n a P m b P m Y 0 sin ) (cos cos ) (cos ) , (Jawaban ini merupakan fungsi dari dan l saja, sehingga disebut deret harmonik bola permukaan, sedangkan anm dan bnm merupakan konstanta
)
l 0 n , n n Y r V dan (1) )
l , 1 0 1 n n n Y r V (2)
l l l n m nm nm nm nm n a P m b P m Y 0 sin ) (cos cos ) (cos ) , ( dengan sehingga
l l l n m nm nm nm nm n n m P b m P a r r V 0 0 sin ) (cos cos ) (cos ) , , ( (1)
l l l n m nm nm nm nm n n m P b m P a r r V 0 0 1 sin ) (cos cos ) (cos 1 ) , , ( (2) 0 sin 1 cot 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 l V r V r V r r V r r V V Solusinya adalah ) , ( ) ( ) , , (r l f r Y l VJadi Persamaan Laplace dalam koordinat bola
Persamaan di atas adalah deret harmonik bola ruang. Karena (1) berlaku untuk semua titik dalam bola, sedangkan dalam geodesi fisis densitas dalam bola bumi tidak sama dengan nol, sehingga berlaku Pers Poisson. Di luar bola bumi densitas masa sama dengan nol, sehingga berlaku pers Laplace; jadi jawaban pers Laplace dalam geodesi fisis adalah persamaan (2).
3.6. FUNGSI LEGENDRE
) (cos ) ( Pnm gn disebut derajat (degree) dan m disebut tingkat (order)
0 sin sin ) 1 ( cos sin " 2 g n n m g g
Persamaan diferensial Legendre
mempunyai jawaban fungsi Legendre
Ambil cos = t sehingga g() g(t)
( ) g (t)sin d dt dt dg d dg g ( ) 2 ( )sin2 ( )cos 2 2 2 t g t g d t d d dt dt g d d dt dt dg d d g
Substitusi ke pers diferensial Legendre, dengan memperhatikan bahwa sin2 =1 – t2
0 ) ( sin sin ) 1 ( cos sin ) ( ) 1 ( sin ) ( 2 2 t t g t n n m g t g
Selanjutnya dibagi dengan sin dan karena cos = t sehingga
sin
2
1
t
2 maka pers diferensial Legendre menjadi0 ) ( sin ) 1 ( cos ) ( ) 1 )( ( 2 2 t t g t n n m g t g
Akhirnya Legendre menemukan fungsi Legendre g(t) Pnm(t) n m n m n m n nm t dt d t n t P (1 ) ( 1) ! 2 1 ) ( 2 /2 2 Kalau m = 0 , maka ) 1 ( ! 2 1 ) ( ) ( 2 0 t dt d n t P t P n n n n n
yang disebut suku banyak Legendre (Legendre’s polynomial)
untuk n =0 ( 1) 1 ! 0 2 1 ) ( 0 2 0 0 0 0 t dt d t P untuk n =1 untuk n =2
{
)
12 4)
8 1 2 1 2 8 1 ) 1 ( ! 2 2 1 ) ( 2 2 2 2 2 2 2 2 t t t dt d t dt d t P 2 1 2 3 ) ( 2 2 t t P atauDengan mengetahui bahwa P0(t ) = 1 dan P1(t ) = t , maka dapat ditentukan P2(t ), P3(t ), dslnya dengan rumus rekursif berikut
) ( 1 2 ) ( 1 ) ( 2 tP 1 t n n t P n n t Pn n n t t t dt d n t P (2 ) 2 1 ) 1 ( ! 2 1 ) ( 2 1 1 1 1 1
Fungsi Legendre dengan mudah ditentukan setelah suku banyak Legendre ditentukan m n m m nm dt t P d t t P ( ) (1 2) /2 ( )
Diawali dengan P0(t ) = 1 dan P1(t ) = t , tentukan suku banyak Legendre Pn(t ) dengan rumus rekursif
) ( 1 2 ) ( 1 ) ( 2 tP 1 t n n t P n n t Pn n n
Urutan menentukan fungsi Legendre
Selanjutnya tentukan fungsi Legendre dari suku banyak Legendre dengan rumus
m n m m nm dt t P d t t P ( )(1 2) /2 ( )
3.7. POTENSIAL PERCEPATAN SENTRIFUGAL
ac p.
P w sumbu putar aN Percepatan sentrifugal di P
p
a
c
w
2Posisi titik P adalah P(x, y, z)
2 2 y x p dengan
Telah dibahas bahwa percepatan gravitasi adalah gradien potensial gravitasi; begitu pula percepatan sentrifugal merupakan gradien potensial sentrifugal
Ambil F sebagai notasi potensial sentrifugal
grad F k ac z j y i x F F F x x 2 w F y y 2 w F 0 F z dengan
Potensial percepatan sentrifugal
2 2)
2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 p y x y x w w w w F 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2w w w F F F F z y x3.8. POTENSIAL PERCEPATAN GAYABERAT
Vektor percepatan gayaberat merupakan perjumlahan vektor percepatan gravitasi dengan percepatan sentrifugal
Potensial percepatan gayaberat (=W ) merupakan perjumlahan potensial percepatan gravitasi dengan percepatan sentrifugal
W = V + F
di dalam bumi berlaku
g k z W j y W i x W grad W F W V 2
2
4
w
W
G
di luar bumi berlaku
2
2
w
W
Potensial gayaberat tidak memenuhi persamaan Laplace baik di dalam maupun di luar bumi
2.1. PERBANDINGAN MODEL GEODETIK DENGAN MODEL
ALAMI
MODEL GEODETIK w ELLIPSOID BUMI Homogin dan benda berputar w MODEL ALAMI GEOID Tak homogin dan benda berputarDalam Medan Gayaberat Bumi,
Dikaji perbedaan model bumi
geodetik terhadap model bumi
alami berdasarkan data gayaberat
Model bumi geodetik absolut
yang disebut juga bumi normal,
jika:
•
Pusat dan sumbu putar model geodetik berhimpit dengan pusat dan
sumbu putar bumi alami
•
Kecepatan rotasi kedua model juga sama
•
Volume kedua model juga sama
MEDAN GAYABERAT PADA BUMI NORMAL DISEBUT MEDAN GAYA
BERAT NORMAL; JADI KAJIAN MEDAN GAYABERAT BUMI TERMASUK
MENGKAJI ANOMALI MGB NORMAL TERHADAP MGB ALAMI
BUMI ALAMI
BUMI NORMAL
SATUAN
Percepatan gravitasi cm.sec-2
Percepatan sentrifugal cm.sec-2
Percepatan gayaberat g cm.sec-2
Potensial gravitasi V cm2.sec-2
Potensial sentrifugal F cm2.sec-2
Potensial gayaberat W U cm2.sec-2
Massa M gram
Kecepatan sudut rotasi w rad.sec-1
NOTASI DAN SATUAN
M N a c a N a c a V F w Catatan:
1 cm.sec-2 = 1 gal = 1000 mgal = 0,001 kgal = 0,01 m.sec-2
Satuan gal sebagai satuan percepatan gayaberat berasal dari nama Galileo Galilei untuk menghormatinya
4.2. BIDANG NIVO DAN GARIS UNTING-UNTING P g H bidang-bidang nivo garis unting-unting geoid W = W0
Permukaan yang merupakan tempat kedudukan titik-titik yang mempunyai potensial Gayaberat sama disebut bidang nivo (level surface) atau permukaan ekipotensial (equipotential surface)
Potensial pada setiap bidang nivo mempunyai besar yang konstan; geoid merupakan salah satu dari bidang-bidang nivo yang tak terhingga banyaknya melingkupi bumi
Geoid adalah bidang nivo atau permukaan ekipotensial yang secara global mendekati permukaan laut rata-rata; potensial geoid
W ( x,y,z ) = W0
Geoid merupakan acuan bidang nivo lainnya
Garis yang tegak lurus melalui suatu titik (vertikal) pada setiap bidang nivo disebut garis unting-unting (plumbline), dan arah gaya berat dititik itu menyinggung garis unting-unting
4.2. BIDANG NIVO DAN GARIS UNTING-UNTING
dx dy dz)
x d , .x
d
g
dW
.
Perhatikan perkalian skalar
Jadi
Ambil dx
dx,dy.dz)
terletak pada bidang nivo Pada bidang nivo W = konstan, atau dW = 0x
d
g
dW
.
= 0 ; ini berarti arah gaya berat tegak lurus pada bidang nivogdH
x
d
g
dW
.
g
Ambil dx
dx,dy.dz)
terletak pada garis unting-unting, dengan arah sama dengan arah positip tinggi ortometrik, atau dx dengan membuat sudut 1800Jadi P g H bidang-bidang nivo garis unting-unting geoid W = W0
Tinggi P terhadap geoid disebut tinggi ortometrik H yang sama dengan panjang garis unting-unting dari P ke geoid
dz z W dy y W dx x W dW z W y W x W g W , , grad atau dH dW g Catatan: perkalian skalar
a
b
b a.b a b cosb
4.3. ANOMALI POTENSIAL, UNDULASI GEOID DAN DEFLEKSI VERTIKAL
gP ellipsoid referensi p Q geoid 0 W W 0 0 W U U Q NP e vertikal normal
Ellipsoid referensi sebagai bumi normal merupakan bidang nivo normal, atau permukaan ekipotensial normal, jadi potensialnya
0 0 W
U
U
Arah gayaberat di P berlawanan dengan arah vertikal terhadap geoid di P
Arah gayaberat normal di Q berlawanan dengan arah normal terhadap ellipsoid melalui P
Penyimpang arah vertikal terhadap arah normal di P disebut defleksi vertikal di P (=e)
Tinggi titik P yang terletak di geoid terhadap permukaan geoid disebut undulasi geoid (=N ) di titik P
Potensial di titik P adalah
Potensial normal di titik Q adalah UQ U0 W0 0
W WP
Anomali potensial di titik P adalah TP WP UP Potensial normal di titik P adalah
P Q Q P N dh dU U U
4.3. ANOMALI POTENSIAL, UNDULASI GEOID DAN DEFLEKSI VERTIKAL
dH dW g Kita telah mengetahui bahwa gayaberat alami adalah
Identik dengan itu, gayaberat normal adalah
dh dU
Karena , maka atau
0 0 W U UQ 0 W WP
Karena dan maka UQ = WP sehingga
atau P Q Q P
U
N
U
U
Q
U
P
QN
P P Q P PU
N
W
atau P Q PN
T
Q P P T N Persamaan di atas diturunkan oleh Bruns, sehingga disebut Rumus Bruns
Rumus Bruns merupakan dasar dari penentuan undulasi geoid; persamaan tersebut menyatakan bahwa undulasi geoid pada setiap titik dapat ditentukan jika anomali potensial di titik itu diketahui
P Q Q P N dh dU U U
4.4. ANOMALI GAYABERAT, GANGGUAN GAYABERAT DAN PERSAMAAN DASAR GEODESI FISIS
dH dW g dh dU
Kita telah mengetahui bahwa dan
Titik P terletak pada geoid, W = WP = W0
Titik Q terletak pada ellipsoid, U = UQ = U0 = W0 Jadi UQ = WP
Gayaberat di P adalah gP dan gayaberat normal di Q adalah Q maka
g
P
g
P
Q disebutanomali gayaberat (gravity anomaly ) di P Selisih gayaberat di P dengan gayaberat normal di P disebut gangguan gayaberat (gravity disturbance ) di P dengan notasi dgP
Jadi dgP gP P
Jadi gangguan gayaberat adalah
dh dU dH dW g d ellipsoid referensi p Q geoid 0 W W 0 0 W U U Q NP e vertikal normal gP
4.4. ANOMALI GAYABERAT, GANGGUAN GAYABERAT DAN PERSAMAAN DASAR GEODESI FISIS
Karena arah H terhadap h berbeda sebesar defleksi vertikal e yang dalam selisih skalar dapat diabaikan, sehingga dapat dianggap
atau
Jadi gangguan gayaberat merupakan gradient vertikal anomali potensial
Jadi gangguan gayaberat adalah di P:
Hubungan gayaberat normal di P dengan gayaberat normal di Q adalah
atau
W U)
dH d dH dU dH dW g d dH dT g d P Q Q P Q Q P N dh d h dh d P Q Q P P P P N dh d g g g d P Q P P N dh d g g d ellipsoid referensi p Q geoid 0 W W 0 0 W U U Q NP e vertikal normal gP4.4. ANOMALI GAYABERAT, GANGGUAN GAYABERAT DAN PERSAMAAN DASAR GEODESI FISIS
Arti matematis dapat dijelaskan sebagai berikut.
Jika bumi dianggap berbentuk bola, maka gayaberat bumi sama dengan gravitasi bumi, sehingga gayaberat bumi menjadi
2
r GM
Persamaan di atas dimasukkan ke dalam persamaan yang menyatakan hubungan gangguan gayaberat dengan anomali gayaberat, dan ganti r dengan radius rata-rata bumi R, dan dengan gayaberat rata-rata bumi di mana
2 R GM N R g g d 2
Karena ellipsoid dianggap sebagai bola, atau dengan perkataan lain bola adalah bentuk pendekatan ellipsoid, maka tinggi ellipsoid h mempunyai arah yang sama dengan arah radial r sehingga
Persamaan di atas berlaku untuk sembarang titik P di permukaan geoid, sehingga indeks P tidak digunakan, dan persamaan ini disebut persamaan dasar geodesi fisis
dh d r r GM dr d dh d 2 2 3
4.4. ANOMALI GAYABERAT, GANGGUAN GAYABERAT DAN PERSAMAAN DASAR GEODESI FISIS
Dengan memperhatikan rumus Bruns serta pengertian bahwa gangguan gayaberat adalah gradien vertikal dari anomali potensial, maka persamaan dasar geodesi fisis dapat disusun atas beberapa versi berikut
N R g g d 2 R T g g 2 d R T g g d 2 R T r T g 2 N R r T g 2 0 2 g R T r T
4.5. PENENTUAN UNDULASI GEOID, INTEGRAL STOKES
W = V + F Potensial gayaberat alami
Potensial gayaberat normal
U = V’ + F’
Oleh karena itu pada setiap titik P berlaku
Model bumi normal dinyatakan mewakili model bumi alami antara lain dengan ketentuan kecepatan rotasi bumi normal w’ sama dengan kecepatan rotasi bumi alami w, pusat bumi normal berimpit dengan pusat bumi alami (= O), dan sumbu putar bumi normal berimpit dengan sumbu putar bumi alami
.
sumbu putar O w geoid ellipsoid p.
P Selanjutnya T = W – U = V – V ‘ W = V + F U = V’ + F’ –Karena V dan V ’ memenuhi persamaan Laplace, maka T juga memenuhi persamaan Laplace, jadi T merupakan fungsi yang harmonik.
2 2
2
1
2
1
w
w
F
F
4.5. PENENTUAN UNDULASI GEOID, INTEGRAL STOKES R T r T g 2
Perhatikan persamaan dasar
Anomali potensial T memenuhi persamaan Laplace, jadi
r
T
dan g juga
memenuhi persamaan Laplace. Potensial gravitasi V diluar bola satuan (R = 1) adalah
)
l , 1 0 1 n n n Y r VPotensial gravitasi di luar bola dengan radius R adalah
Identik dengan persamaan di atas, maka anomali potensial di luar bola bumi
,
,
l
)
)
,
l
0 1 n n nY
r
R
r
V
,
,
l
)
)
,
l
0 1 n n nT
r
R
r
T
)
,
l
nY
danT
n )
,
l
adalah harmonik bola permukaan (tidak tergantung pada r ), maka turunan T terhadap r
1
)
)
,
l
1
1 0 n n nT
r
R
n
r
r
T
4.5. PENENTUAN UNDULASI GEOID, INTEGRAL STOKES
Pada geoid yang dianggap sebagai bola r = R , anomali potensial adalah
)
)
0,
,
,
n nT
R
T
l
l
)
)
l
d
1
1
,
1 0 n n nT
r
R
n
r
r
T
g
Jadi gangguan gayaberat adalah
dan gangguan gayaberat
) )
l
d
1
1
,
0 n nT
n
R
r
T
g
Dari persamaan dasar untuk sembarang bola dengan radius r
)
)
l
)
l
1
1
,
2
,
1 0 1 0 n n n n n nT
r
R
r
T
r
R
n
r
g
r
T
r
T
g
2
)
)
l
1
1
,
1 0 n n nT
r
R
n
r
g
4.5. PENENTUAN UNDULASI GEOID, INTEGRAL STOKES
) )
l
1
1
,
0 n nT
n
R
g
Anomali gayaberat pada geoid yang dianggap bola dengan radius R
Anomali gayaberat dalam deret harmonik bola dapat juga ditulis
l
)
)
l
,
,
,
0 1 n n ng
r
R
r
g
Dan di permukaan geoid yang dianggap sebagai bola dengan radius R