DAFTAR PUSTAKA
A’Echavarria, P. (2011). Strategi Pengajaran Berpikir. Bandung: Erlangga.
Aida, N. (2010). Pendekatan pembentukan Konsep dengan Metode Refutational Text
Pada Materi Suhu dan Kalo Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Kemampuan Berpikir Logis Siswa. Tesis UPI: Tidak Diterbitkan
Akhyani, A. 2008. Model Pembelajaran Kesetimbangan Kimia Berbasis Inkuri
Laboratorium untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA. Tesis: Tidak Diterbitkan.
Altinal, Y. (2012). Effect of Guided Inquiry Eksperiments on the Acquisition of
Science Process Skills, Achievement and Differentiation of Conceptual Structure. Thesis of Department Secondary Science and Mathematics Education,Turki : Tidak diterbitkan.
Arfianti, H. (2013). Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Inkuiri untuk
Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Pemahaman Konsep Koloid Siswa. Tesis UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Arifin, M. (1995). Pengembangan Program Pengajaran Bidang Studi Kimia.
Surabaya: Airlangga University Press.
Arifin,M., Abu, S,W., Ismail, K, Mulyono, H, dan Wahyu, W. (2003).Strategi
Belajar Mengajar Kimia. Bandung : Jurusan Pendidikan kimia FPMIPA UPI.
Arikunto, S. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Alfabeta.
Barry, J.F. (2007). “Learning Environment, Attitudes and Achievement among Middle-School Science Students Using Inquiry-based Laboratory
Activities”.Journal research and science education. 38, (3), 321-341.
Bayram, S. (2009). “Is it possible to improve science process skills and attitudes towards chemistry through the development of metacognitive skills embedded
within a motivated chemistry lab?: a self-regulated learning approach”.
Bird,L. (2010).” Logical Reasoning Ability and Student Performance in General
Chemistry”. Journal of Chemical Education”. 87 (5), pp 541–546
Brady, J E. (1999). Kimia Universitas Asas dan Struktur (Edisi kelima). Jakarta:
Binapura Aksara
Brickman,P., Gormally, C., Armstrong, N.,& Hallar, B. (2009). “Effects of
Inquiry-based Learning on Students’ Science Literacy Skills and Confidence”.
International Journal for the Scholarship of Teaching and Learning . 3, (2), 1931-4744.
BSNP. (2006). Silabus Mata Pelajaran Kimia. Jakarta: Depdiknas.
Campbell, D.T, & Stanley, J.C. (1963). Experimental and Quasi-Experimental
Design For Research. London: Houghton Mifflin Company Boston
Carol. (2007). Guided Inquiry: Learning in the 21st Century.
[Online]. Tersedia: http://cissl.scils.rutgers.edu/guided_inquiry/introduction.ht ml. [20 Februari 2010].
Corder, G. & Slykhuis, J. (2011). Shifting To an Inquiry-Based Experience.Virginia :
Madison University
Costa. (1985). Developing Minds : A Resource Book For Teaching Thinking. Virginia
: ASCD Publication.
Dana, P. (2012). Efektivitas Penggunaan Video Based Laboratory Pada
pembelajaran Konseptual, Interaktif dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep, Pemahaman Grafik dan Keterampilan Berpikir Logis. Tesis UPI Bandung: Tidak diterbitkan
Departemen Pendidikan Nasional.( 2006). Permendiknas No.23 Tahun 2006 tentang
Standar Kelulusan SMA. Jakarta: Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional.(2003). Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1991). Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Dukalang, M. (2012). Pembelajaran Hidrolisis Garam dengan Metode Praktikum dan Pendekatan Inkuiri dalam Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis. Tesis UPI Bandung: Tidak diterbitkan
Ennis, R.H. (1985). Goal for a Critical Thinking Curriculum, Developing Minds: A
Resource Book for Teaching Thinking. Virginia: ASDC.
Facione. (1998). Critical Thinking: A Statement of Expert Consensus for Purposes of
Educational Assessment and Instruction. Santa Clara University . [online]. Tersedia. http://assessment.aas.duke.edu/documents/Delphi_Report.pdf [14 Januari 2013]
Fauziah, MR. (2009). Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA pada Topik Larutan Penyangga. Tesis UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Fathurrohman. (2007). Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SD dalam Pembelajaran
PKN. Makalah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
Firgiawan, D. (2010). Kegiatan Labolatorium Guided dan semi Guided Untuk
Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA pada Konsep sistem Respirasi. Tesis UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Firman, H. (2000). Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Bandung:
Jurusan Pendidikan Kimia, FPMIPA IKIP Bandung
Fisher, A. (2008). Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta : Erlangga.
Ginting, A. (2008). Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Humaniora
Hake, R. R. (1998). Interactive Engagement Methods In Introductory Mechanics
Courses. Departement of Physics, Indiana University, Bloomingtoon.
[Online]. Tersedia: http://www.physics.indiana [05 Desember 2012]
Hidayat, W. (2004). Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Kegiatan
Laboratorium Pada Pokok Bahasan Koloid. Tesis UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Kirschner.(1988). The laboratory in higher science education Problems, premises and objectives . Netherlands: Open University, Valkenburgerweg.
Ketpichainarong. (2010). Enhanced Learning of Biotechnology Students by An
Inquiry-Based Cellulose Laboratory. International Journal of Environmental
& Science Education, vol 5
Koentjaraningrat. (1990). Metode Penelitian Ilmiah. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Koray, O., & Koskal, S. M. (2009). “The Effect Of Creative and Critical Thnking based Labolatory application on Creative and Logical Thinking Abbilities of
prospective Teachers”. Dalam Asia-Pacific Forum on Science Learning and
Teaching. Vol 10(2),13 halaman.
Liliasari, (2009). Berpikir kritis dalam pembelejaran sains kimia menuju
profesionalitas guru. Makalah Program Studi IPA Sekolah Pasca Sarjana
UPI.
Liliasari. (2011). “Pengembangan Keterampilan Generik Sains untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik”. Makalah Joint SEM UiTM. Bandung.
Longo. (2011). “ Designing Inquiry-Oriented Science Lab Activities”.Middle School
Journal. 6-15.
Matlin, M. W. (2011). Cognitive Psychology (Seventh ed). Hoboken: John Willey
and sons.
Mohrig, J,R. (2009). “On the Successful Use of Inquiry-Driven Experiments in the
Organic Chemistry Laboratory” .Journal of Chemical Education. 84, (6).
Mundiri. (1994). Logika. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Muslich, M. (2009). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.
Jakarta: Bumi Aksara.
National Research Council. (2001). Inquiry and the National Science Education Standard: A guided for Teaching and Learning. Washington, DC: National
Academy Press. Tersedia:
Qing, Z., Jing, G., & Yan, W. (2009). “Developing critical thinking disposition by
task-based learning in chemistry experiment teaching”. Elsevier Ltd. 3, (2),
4561-4570
Rustaman, N Y. (1994). Pengembangan dan validasi Alat Ukur Keterampilan Proses
Sains Pada Pendidikan Dasar 9 Tahun Sebagai Persiapan Pelaksanaan Kurikulum 1994. Laporan Penelitian IKIP Bandung: Tidak diterbitkan.
Rustaman, N Y . (2005). “Perkembangan Penelitian Pembelajaran Berbasis Inkuiri dalam Pendidikan Sains”. Makalah dipresentasikan pada seminar Nasional II Himpunan Ikatan Sarjana dan Pemerhati Pendidikan IPA Indonesia di FPMIPA UPI, Bandung.
Rustaman, N Y . (2005). “Kebiasaan Berpikir Dalam Pembelajaran Sains dan Asesmennya”. Ringkasan Makalah FPMIPA UPI, Bandung.
Saliman. (2009). Pendekatan Inkuiri Dalam Pembelajaran. Tesis UNY Yogyakarta:
Tidak diterbitkan.
Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta : Kencana.
Sanjaya, W. (2008). Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum berbasis
Kompetensi. Jakarta : Kencana.
Santrock, J. (2003). Adolesence. Jakarta:Erlangga
Semiawan, C. (1986). Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta:Gramedia.
Setiono, K. (2009). Psikologi Perkembangan. Bandung: Widya Pajajaran
Sidharta, A. (2005). Model Pembelajaran Asam Basa Berbasis Inkuiri Laboratorium
Sebagai Wahana Pendidikan Sains Siswa SMP. Tesis UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta
Sopamena, O. (2009). Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMK pada Konsep Hasil Kali Kelarutan. Tesis. Bandung: UPI. Tidak diterbitkan
Sriwattanarothai, et al.(2009). “ From Research on Local Materials to The Learning of Science; An-Inquiry-Based Laboratory For Undergraduates”. The
International Journal of Learning 16 (2), 459-473.
Suhartono, S. (2005). Sejarah Pemikiran Filsafat Modern. Jogjakarta: Ar Ruzz
Media.
Suma. (2005). “Efektivitas kegiatan Laboratorium Konstruktivis dalam meningkatkan
Penguasaan Konsep-Konsep Arus Searah Mahasiswa Calon Guru”. Jurnal
Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja. 2, ISSN 0215-8250
Sumantri, S. (1982). ilmu dalam perspektif. Jakarta: PT Gramedia.
Susanti, N. (2005). Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbingan dan Inkuiri Tidak
Terbimbing terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa SMA pada Konsep Struktur Tumbuhan. Tesis UPI Bandung: Tidak diterbitkan
Susanto, P. (2002). Keterampilan Dasar Mengajar Berbasis Konstruktivisme. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Taraban. (2007). “Effects of Active-Learning Experiences An Achievement, Attitudes,
and Behaviours in High School Biology”. Journal of Research in Science
Teaching, Vol 44
Tawil, M. (2006). “ Pengaruh Kemampuan Penalaran Formal terhadap Hasil
Belajar Fisika Siswa kelas II SLTP Negeri 1 Sungguminasa kabupaten gowa”. tersedia:
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=pengaruh%20kemampuan%20penal
aran%20formal%20terhadap%20hasil%20%20belajar%20fisika%20siswa%20k elas. [23 Maret 2013].
Witarsa, R. (2011). “Analisis Kemampuan Inkuiri Guru Yang Sudah Tersertifikasi
dan Belum Tersertifikasi Dalam Pembelajaran Sains SD”. Jurnal Nasional. 2,