LATAR BELAKANG
tahun 2008 Indonesia mencanangkan program Visit
Indonesia Year
Berlanjut di tahun 2009 -
Marine Tourism & Mice
Di penghujung tahun 2009, (Kemenbudpar)
melepas sebuah program baru, yaitu Tahun
Kunjung Museum (TKM) 2010
Tahun Kunjung Museum 2010 merupakan
momentum awal memulai Gerakan Nasional Cinta
Museum (GNCM) yang dilaksanakan selama 5
tahun (2010-2014).
Dengan program GNCM, tahun 2014 akan
terwujud museum Indonesia yang menarik dan
informatif serta mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat.
why
Untuk melestarikan Karya,Budaya dan Peninggalan sejarah
bangsa.
Sebagai magnet untuk mendongkrak sektor wisata lain.
Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
masyarakat/wisatawan akan kekayaan wisata Indonesia dan warisan budaya bangsa.
Meningkatkan jumlah pengunjung museum yang terus
Fungsi museum
pusat dokumentasi dan penelitian ilmiah
pusat penyaluran ilmu pengetahuan untuk umum
pusat penikmatan karya seni
objek wisata
Syarat berdirinya museum
Lokasi museum
Koleksi museum
Bangunan museum
Peralatan museum
Organisasi dan ketenagaan
sumber dana tetap
Di Surabaya
Museum NU
Museum Rudi Isbandi,
Museum Kesehatan dr Adhyatma,
Museum Tugu Pahlawan,
Museum TNI-AL Loka Jaya Srana,
Museum dan Pusat Kajian Etnografi Unair,
minat masyarakat
Dari segi jumlah kunjungan, dalam rentang beberapa
tahun terakhir, jumlah kunjungan masyarakat Indonesia ke museum tampak terus mengalami penurunan.
Sumber: Pusat Pengelolaan Data dan Sistem Jaringan, Depbudpar 2009
Permasalahan museum
Intern
belum mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi peragaan koleksi museum tidak ditata secara modern
kurang memadainya data dan informasi terkait dengan
koleksi
kebanyakan pengelola museum dinilai pasif dalam
Ekstern
persepsi masyarakat tentang museum belum terbangun
dengan baik
kurangnya peran para ahli terhadap museum sebagai
bagian dari pranata sosial
tingkat pengetahuan akan adanya museum-museum itu
75% pernah mengunjungi museum
80% tidak mengetahui dengan pasti jumlah museum di
Surabaya
Rata-rata pergi ke museum untuk rekreasi,menambah
pengetahuan melihat koleksi museum
0,25% saja yang mengetahui informasi tentang museum di
Surabaya
27,5% saja yang pernah melihat promosi tentang museum 82,5% tidak mengunjungi museum karena tidak tahu akan
diketahui bahwa Museum Mpu Tantular masih berada pada jangkauan kota Surabaya
dan Sidoarjo, tetapi informasi yang di peroleh sangat minim mengenai museum. Ini kurang didukungnya adanya media promosi yang mampu menjangkau wilayah yang cukup luas.
TUGAS AKHIR (PD 1581) PERANCANGAN PROMOSI MUSEUM MPU TANTULAR SEBAGAI TEMPAT BELAJAR
promosi
lebih berfungsi sebagai penjelasan
Buku Sebagai Media Informasi
Selama ini informasi suatu obyek banyak sekali dilakukan
dari berbagai macam media sesuai dengan kebutuhan dan manfaatnya. Media merupakan salah satu fasilitas untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat luas dalam waktu yang berbeda-beda dengan kapasitas yang berbeda pula. Hal itu juga dapat dilihat dari daya jangkauan,
frekuensi dan dampaknya kepada penerima pesan. Dalam rangka mengenalkan Museum yang ada di Surabaya ini, maka dibutuhkan media yang dipilih sesuai dengan
Pendapat ahli/praktisi
Sebuah buku itu memiliki nilai yang istimewa
dibandingkan media lain karena buku bersifat
everlasting
, tahan lama tidak termakan zaman
Buku memiliki keunikan tersendiri dan dapat
menggambarkan dengan jelas keadaan/runtutan suatu
obyek
Masyarakat (target segmen)
33 dari 100 atau 33% (tertinggi) responden
menyatakan suka membaca di aktivitas luangnya. Dan
dari 33 tersebut jenis bacaan yang sering dibaca adalah
buku.
39 dari 50 responden sangat setuju dengan dibuatnya
buku tentang bangunan bersejarah di Surabaya
sebagai wacana untuk menambah pengetahuan
sebagai masyarakat Indonesia khususnya Surabaya
Kuesioner AIO terhadap 100 responden
IDENTIFIKASI MASALAH
Selama ini baik sebelum atau setelah adanya pencanangan
program Tahun Kunjung Museum 2010,pihak museum dinilai kurang/bertindak pasif dalam mempromosikan / mengenalkan museumnya.
Informasi yang minim kepada masyarakat akan banyaknya
museum museum di Surabaya
Tidak adanya media yang efektif menjangkau masyarakat Belum adanya media yang dapat menginformasikan dengan
lengkap tentang museum-museum yang ada di Surabaya, baik oleh Dinas Pariwisata maupun oleh museum itu sendiri.
Promosi / informasi yang dilakukan hanya melalui
BATASAN MASALAH
Objek perancangan visual ini memberikan informasi
secara deskriptif mengenai 7 museum di Surabaya.
Informasi yang diangkat mengenai lokasi, sejarah,
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana merancang Buku Visual dengan fungsi sebagai
media informasi & pengenalan mengenai museum-museum di Surabaya.
Ruang Lingkup Studi
Studi tentang museum-museum di kota Surabaya
Studi gaya Visual yang dapat menggambarkan topik
yang diangkat dalam buku museum di Surabaya
Penataan penulisan dan penyusunan bab-bab pada isi
Tujuan Perancangan
Meningkatkan
awareness
dan pengetahuan
masyarakat akan ragam dan potensi museum-museum
yang ada di Surabaya sekaligus turut mendukung
Definisi Museum
adalah lembaga, tempat penyimpanan,perawatan,
pengamanan, dan pemanfaatan benda-benda bukti
materiil hasil budaya manusia serta alam dan
lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan
dan pelestarian kekayaan budaya bangsa
Jenis-jenis Museum
Menurut koleksi yang dimilikinya, jenis museum
dapat dibagi menjadi dua jenis
1. museum umum yang koleksinya terdiri dari
kumpulan bukti material manusia dan lingkungannya
yang berkaitan dengan berbagai cabang seni, disiplin
ilmu dan teknologi.
2. museum khusus adalah museum yang koleksinya
terdiri dari kumpulan bukti material manusia atau
lingkungannya yang berkaitan dengan satu cabang
seni, cabang ilmu atau satu cabang teknologi.
Kajian
Tentang Buku
Tata Aturan Buku Cover Buku
Perwajahan Buku
Ukuran buku
Bidang cetak
Pemilihan huruf
Teknik penomoran halaman
Pemilihan warna
Kehindahan dan kesesuaian ilustrasi
Kualitas kertas dan penjilidan
Halaman Preliminaries (halaman pendahulu)
Halaman judul
Hak cipta (copyright)
Halaman tambahan berupa sambutan dan ucapan terima
kasih
Sambutan (jika ada) Kata pengantar
Prakata
Prakata ditulis sendiri sebagai pemandu. Prakata berisi
uraian mengenai tujuan serta metode penulisan.
Halaman Isi Buku
Kajian Desain Komunikasi Visual
White space ini sendiri nantinya akan di implementasikan di dalam
perancangan Buku Visual Museum di Surabaya ini dengan menampilkan beberapa foto yang di crop
Grid
Beberapa project sangat membutuhkan grid pada bagian
awal sebuah proses desain dimana fungsinya sebagai acuan oleh desainer. Dengan bantuan grid tersebut kita dapat
membagi-bagi area desain atau beberapa kolom sesuai dengan yang diinginkan, dan yang paling penting bahwa kolom tersebut nantinya kebanyakan akan digunakan untuk penempatan bodytext.
Elemen Teks dalam Layout
Tipografi
Teks merupakan elemen salah satu elemen layout
terpenting.Selain elemen visual, elemen teks juga memberi segala informasi yang dibutuhkan. Namun, huruf juga
memiliki karakteristik unik, dan
Style atau jenis font
Jenis font dapat menimbulkan efek yang berbeda, seperti
serius, romantis, klasik, dan sebagainya
Judul/ Heading
Elemen Visual dalam Layout
Fotografi
Foto merupakan media untuk menyampaikan gagasan,
pikiran, ide, cerita, dan peristiwa, foto harus terlihat menarik
Foto adalah media visualisasi dengan alat bantu kamera
yang memiliki akurasi keaktualan gambar/visual sangat tinggi
Warna
Pemilihan warna adalah hal yang penting dalam
menciptakan suatu desain, karena warna dapat menjadi point daya tarik suatu media. Pemilihan warna yang
representatif dimulai dari memilih warna yang dapat merepresentasikan pesan dari sebuah desain
Dalam perancangan Buku Visual Museum di Surabaya ini
Metode Segmentasi Pasar
Segementasi Demografi
Segmentasi berdasarkan demografi pada dasarnya adalah
segmentasi yang didasarkan oleh peta kependudukan.
Usia, jenis kelamin atau gender, pendidikan tertinggi yang pernah dicapai, jenis pekerjaan, tingkat penghasilan, dan sebagainya adalah variabel-variabel demografi.
Yang disasar dalam target segmen buku visual ini ialah : Usia masa transisi (17-23 tahun)
Karena pada masa ini ia lebih dewasa dibandingkan dengan
kelompok remaja dan sudah banyak berpikir dengan logika
daripada emosi.Kelompok ini aktif dan energik sehingga pilihan kegiatan wisata bias menyalurkan energy dan kemampuannya.
Usia masa pembentukan keluarga (24-30 tahun)
Pada masa ini, seorang individu tidak lagi disebut sebagai masa
remaja (akil balik), tetapi sudah tergolong sebagai seorang pribadi yang benar-benar dewasa. la tidak lagi diperlakukan sebagai seorang anak atau remaja, tetapi sebagaimana layaknya seperti orang dewasa lain-nya. la dapat bertindak secara
bertanggung jawab untuk dirinya ataupun orang lain (termasuk keluarganya).
Segmentasi Psikografis
Secara sederhana psikografis dapat diartikan sebagai
segmentasi berdasasarkan gaya hidup, dalam prakteknya begitu banyak cara dan pendekatan yang dapat digunakan. Jadi gaya hidup hanyalah salah satu cara mengelompokkan konsumen secara psikografisnya
Kesimpulan
Studi eksisting :
Brosur :
Beberapa museum mengandalkan brosur sebagai
media untuk menginformasikan apa saja tentang
museum mereka, tentu saja dengan info teks yang
mayoritas menggunakan jenis font
san serif
serta
gambar yang minim karena keterbatasan
space
dari
brosur itu sendiri,dan menggunakan layout yang
seadanya.
Website :
Sebagai tempat untuk mengenalkan
museum-museum yang tersebar di beberapa wilayah
Indonesia,namun hanya 7 museum saja yang
mendapat porsi info yang lebih banyak walaupun
tidak bisa dibilang lengkap. Dan dari 7 museum
tersebut hanya 2 saja dari Surabaya.Sedangkan
museum lain di Surabaya hanya 3 yang
ditampilkan,itupun hanya berupa 1 foto & penjelsan
singkat.
Studi komparator
Buku 47 Museum Jakarta
Di dalamnya kaya akan informasi dari museum tersebut,baik
berupa teks maupun foto. Dan beberapa diantaranya
menggunakan elemen visual lain seperti ilustrasi sebagai pelengkap. Dari teks akan ditemui sub heading sebagai
rangkuman atau poin-poin penting di dalam halaman tersebut. Elemen foto sendiri tidak hanya berupa kotak tapi juga ada
berupa potongan dari foto. Informasi yang ditampilkan sangat banyak mulai dari sejarah,koleksi, hingga alamat dan kontak yang bisa dihubungi.
Kekurangan dari buku ini yang juga diakui oleh penulisnya
adalah tidak adanya map dari lokasi museum tersebut sebagai pelengkap informasi.
Gambaran Umum Subyek Desain
Definisi Judul
Perancangan dapat diartikan kegiatan dalam membuat apa
yang direncanakan atau di program. Perancangan dalam hal ini dikhususkan untuk membuat suatu media
informasi yaitu buku visual yang mengarah pada informasi mengenai museum museum yang terdapat di Surabaya, dimana mencakup masalah sejarah,lokasi & koleksi, yang diwujudkan berupa buku visual.
Jenis dan Sumber Data
Jenis Data Eksisting
Studi komparator
Isu dan data yang relevan dengan permasalahan Teori-teori pendukung pembahasan
Sumber Data Data Primer Data Sekunder
Target Audiens
Segmentasi Geografis
Kota-kota yang berada di Jawa Timur, khususnya Surabaya Alasan : Masyarakat perkotaan pada umumnya cenderung
konsumtif dan mempunyai daya beli yang cukup tinggi. Segmentasi Demografis
Usia : 17-30 tahun
Alasan : Umumnya sudah mampu menentukan apa yang
disukainya dan apa yang diinginkannya, Pada masa ini, seorang individu tidak lagi disebut sebagai masa remaja (akil balik),
tetapi sudah tergolong sebagai seorang pribadi yang benar-benar dewasa. la tidak lagi diperlakukan sebagai seorang anak atau
remaja, tetapi sebagaimana layaknya seperti orang dewasa lain-nya. la dapat bertindak secara bertanggung jawab untuk dirilain-nya.
Segmentasi Psikografis
Kelas sosial : Menengah ke atas
Alasan : Umumnya membutuhkan biaya yang lebih besar
untuk memenuhi kebutuhan diluar kebutuhan primer seperti rekreasi dan hiburan.
Gaya hidup : Cenderung konsumtif, dan berkumpul
Metode Penelitian
Perencanaan
Dimulai dari identifikasi dan analisa dari masalah yang
ditemukan.
Wawancara dengan sumber yang ada.
Analisa hasil wawancara, literature, dan hasil penjajakan
AIO target segmen, dan analisa studi eksisting serta studi komparator.
Dari hasil analisa yang ada akan ditarik suatu kesimpulan
yang berhubungan dengan subyek perencanaan.
Kesimpulan tersebut akan diturunkan menjadi beberapa
Perancangan
Dari hasil analisa akan ditemukan suatu kesimpulan
yang selanjutnya diringkas untuk dijadikan konsep
perancangan.
Konsep perancangan yang telah didapatkan dapat
dijadikan acuan dalam tahap desain.
Tahap desain mencakup 4 langkah perancangan
desain yaitu pembuatan thumbnail, rough desain,
comprehensive desain, dan final desain.
Final desain nantinya akan diterapkan pada media
Penelusuran Masalah
Di penghujung tahun 2009, Kementrian Kebudayaan dan
Pariwisata (Kemenbudpar) melepas sebuah program baru, sebuah program yang terkait langsung dengan pariwisata pusaka budaya yaitu Tahun Kunjung Museum (TKM) 2010.
Program yang dibarengi dengan mereposisi museum
tersebut diharapkan menambah gairah masyarakat
berkunjung ke museum sehingga museum menjadi lebih semarak dan hidup dalam pengelolaannya.Tahun Kunjung Museum 2010 merupakan momentum awal memulai
Gerakan Nasional Cinta Museum (GNCM) yang dilaksanakan selama 5 tahun (2010-2014).
Surabaya sendiri memiliki banyak sekali museum yang tersebar di
berbagai wilayah. Namun hanya 7 saja yang mamenuhi persyaratan dari pemerintah sebagai museum. Di sini, Surabaya patut berbangga sekaligus tertantang untuk melestarikan semangat, warisan, dan situs-situs sejarah dan kepahlawanan yang tersebar di wilayah Surabaya Direktorat
Permuseuman, Kecil Tetapi Indah: Pedoman Pendirian Museum. Jakarta: Tapi, kenyataannya, kesediaan,minat dan pengetahuan masyarakat
(wisatawan domestik/wisdom) berkunjung ke museum tidaklah
semenarik minat dan keinginan berkunjung ke tempat-tempat wisata bernuansa modern seperti mal atau pusat hiburan. Dari segi jumlah kunjungan, dalam rentang beberapa tahun terakhir, jumlah kunjungan masyarakat Indonesia ke museum tampak terus mengalami penurunan
Inilah yang nantinya berperan sangat besar terhadap
munculnya faktor eksternal yang dihadapi museum.Yaitu, persepsi masyarakat tentang museum belum terbangun dengan baik, kurangnya peran para ahli terhadap museum sebagai bagian dari pranata sosial, rendahnya minat
masyarakat berkunjung ke museum dibanding negara
maju. Hal inilah yang melatar belakangi untuk merancang Buku tentang museum di Surabaya yang dikemas secara visual.Selain untuk mengenalkan ragam,potensi museum-museum di Surabaya,juga untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat sekaligus turut serta dalam usaha meningkatkan jumlah kunjungan ke museum yang
akhirnya memberikan opsi jenis wisata yang beragam kepada masyarakat.
Target Audiens
Segmentasi Geografis
Kota-kota yang berada di Jawa Timur, khususnya Surabaya Alasan : Masyarakat perkotaan pada umumnya cenderung
konsumtif dan mempunyai daya beli yang cukup tinggi. Segmentasi Demografis
Usia : 17-30 tahun
Alasan : Umumnya sudah mampu menentukan apa yang
disukainya dan apa yang diinginkannya, Pada masa ini, seorang individu tidak lagi disebut sebagai masa remaja (akil balik),
tetapi sudah tergolong sebagai seorang pribadi yang benar-benar dewasa. la tidak lagi diperlakukan sebagai seorang anak atau
remaja, tetapi sebagaimana layaknya seperti orang dewasa lain-nya. la dapat bertindak secara bertanggung jawab untuk dirilain-nya.
Segmentasi Psikografis
Kelas sosial : Menengah ke atas
Alasan : Umumnya membutuhkan biaya yang lebih besar
untuk memenuhi kebutuhan diluar kebutuhan primer seperti rekreasi dan hiburan.
Gaya hidup : Cenderung konsumtif, dan berkumpul
Makna Denotatif :
Destinasi definisi dalam bahasa inggris berarti destination.
Sesuatu yang mengandung makna tempat/lokasi.
Destinasi disini memiliki arti sebagai tempat/lokasi
tujuan,tempat/lokasi jujugan yang ingin dicapai atau didatangi oleh orang atau kelompok.
Makna Konotatif :
Tujuh Museum destinasi : mempunyai makna sebagai
kota/lokasi tempat tujuan dimana terdapat banyak sejarah
pejuang yang telah berjasa bagi dirinya maupun orang lain. Baik berupa semangat kepahlawanan dalam hal
patriotisme,nasionalisme,budaya,agama,kesehatan yang dirangkum dan terdokumentasi dalam bentuk Museum.
Kriteria Desain
Konsep Buku
Spesifikasi Buku
Jenis Buku : Buku Visual
1. Ukuran : 14 cm x 20 cm
Halaman Isi Buku Bab I
Museum House of Sampoerna Bab II
Museum Kesehatan Bab III
Museum Kajian Etnografi Unair Bab IV
Museum NU Bab V
Museum Rudi Isbandi Bab VI
Museum TNI-AL Loka Jaya Srana Bab VII
Konsep Visual Layout & grid
Dalam perancangan Buku Visual Museum di Surabaya ini nantinya
akan menggunakan system dua kolom grid, Dengan tujuan supaya halaman buku tidak terlalu penuh sehingga penataan layout tidak mengganggu kekuatan visual foto di dalam buku.
Warna
Pemilihan warna adalah hal yang penting dalam
menciptakan suatu desain, karena warna dapat menjadi point daya tarik suatu media. Pemilihan warna yang
representatif dimulai dari memilih warna yang dapat merepresentasikan pesan dari sebuah desain
Dalam perancangan Buku Visual Museum di Surabaya ini
Tipografi
Judul cover : Berlin Sans FB Demi, Merupakan font
San Serif, pilihan dari font ini karena mudah dan
bentuknya yang kokoh
Body text : Times New Roman 9pt. Merupakan font
Serif.
Caption : Calibri 8pt. merupakan jenis font san serif
Heading dan sub heading : effectra family. merupakan
Fotografi
Fotografi di dalam buku ini merupakan elemen
pendukung visual utama yang bertujuan untuk
menangkap detail dari setiap bangunan museum dan
koleksinya, Hal ini dpat digambarkan melalui
fotografi, dengan memakai teknik
long shoot, medium
shoot
Konsep Komunikasi
Sesuai dengan target segmen buku ini, yaitu wisatawan,
serta masyarakat yang memiliki minat terhadap sejarah, seni maupun budaya, khususnya yang ingin berkunjung ke Museum. Usia antara 17-30 tahun Maka secara penulisan akan cenderung dikemas dalam bahasa yang formal namun ringan, dalam bentuk deskriptif dan naratif sesuai cerita sejarah yang dibawanya. Arti deskriptif adalah uraian, paparan atau keterangan.
Proses Desain Sistem Grafis
Super Graphic adalah elemen grafis yang dibuat
sebagai perwakilan beberapa visual dari subyek yang
diangkat.
Setelah dipilih beberapa kriteria,akan dibuat bentuk
Visualisasi Cover Buku
Cover buku disini adalah implementasi dari keyword
yang telah ditemukan,selain itu tampilan cover buku
juga sesuai dengan konsep yang telah dibuat yaitu
adanya judul dan elemen visual yang sesuai dengan
keyword. Selain itu juga terdapat beberapa foto dan
elemen
super graphic
.
Breakdown keyword
: “Tujuh Museum Destinasi
Surabaya”
Museum :
Museum : rumah/wadah untuk menyimpan koleksi
a. Koleksi > kumpulan,banyak.
b. Rumah/wadah > pintu,jendela
kokoh,besar,kuat > pilar,beton.
Typografi
Implementasi Font
Judul cover : Berlin Sans FB Demi, Merupakan font
San Serif, pilihan dari font ini karena mudah dan
bentuknya yang kokoh
Body text : Times New Roman 10pt. Merupakan font
Serif, pilihan dari font ini karena font serif membantu
keterbacaan
Caption : Calibri 8pt. merupakan jenis font san serif
Heading dan sub heading : effectra family. merupakan
Page index
Page index ini digunakan untuk menegaskan pada posisi
pembabagan yang mana halaman yang sedang dibaca. Letak page index ini di samping nomor halaman buku. Menggunakan font sama dengan body text, yaitu Times New Roman hanya saja dengan ukuran yang lebih kecil.
Untuk Cover menampilkan gambar pilar untuk mewakili image yang
dimiliki oleh museum secara keseluruhan. pilar tersebut berjumlah 7 buah sesuai dengan tema jumlah museum yang diangkat dalam Buku ini. Selain itu juga menampilkan konsep keyword sebagai judul buku, yaitu ‘Tujuh Museum Destinasi Surabaya’, dimana didalam tulisan
museum terdapat ornament system grafis. Sedangkan dibawah terdapat thumbnail visual masing-masing Museum sebagai
perwakilan. Secara garis besar semua elemen visual yaitu ilustrasi/art, typografi, fotografi dan ornamen pendukung seperti system grafis
terdapat di cover khususnya cover depan. Hal ini memang diharapkan sesuai dengan tema buku ini sendiri,yaitu Buku Visual Museum di Surabaya.
Sedangkan untuk cover belakang berisi penjelasan singkat dari penulis
tentang tema buku dan disertai thumbnail gambar gedung dari tiap-tiap museum serta gambar yang cukup dominan yaitu bangunan
museum Tugu Pahlawan. Cover Buku ini menggunakan art paper 260 Gr, memiliki tebal punngung 1.5 cm, finishing buku menggunakan teknik softcover.
Lidah Cover
Untuk lidah Cover bertujuan untuk estetika dari suatu buku itu sendiri. Dibuat simpel hanya memakai gambar pilar dan judul museum agar memeiliki kesan white space.