• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Bulanan Fund Manager Summary

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Bulanan Fund Manager Summary"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Tinjauan Ekonomi Tinjauan Pasar Saham Tinjauan Pasar Obligasi Data Ekonomi

TINJAUAN EKONOMI

Masih Surplus

Neraca perdagangan mencatat surplus sebesar USD1,132 juta di Mar15 dari surplus sebesar USD663mn di Feb15, karena adanya peningkatan surplus dari sektor nonmigas di bulan tersebut. Surplus dari sektor nonmigas meningkat menjadi USD1,411mn di bulan Mar15 dari USD629mn di bulan Feb15. Sementara itu, sektor migas kembali mencatat defisit sebesar USD279mn di bulan Mar15 dari surplus sebesar USD34mn di bulan Feb15.

Ekspor non migas tumbuh sebesar 12.5%MoM (-6.6%YoY) di bulan Mar15, terutama dipicu oleh pertumbuhan sebesar 23.6%MoM (-17.7% YoY) di ekspor bahan bakar mineral. Sementara itu, impor nonmigas

tumbuh sedikit lebih lambat yaitu 5.3%MoM (-2.1%YoY antara lain dipicu oleh pelemahan Rupiah yang konsisten). Hal ini mengakibatkan kenaikan surplus dari sektor nonmigas di bulan tersebut (+124.3%MoM).

Dari sektor migas, ekspor tumbuh sebesar 13.4%MoM (-24.7%YoY), sementara impor tumbuh lebih besar yaitu 31.9%MoM (-43.2%YoY). Pertumbuhan impor yang lebih tinggi dibandingkan dengan ekspor menyebabkan deficit sektor migas sebesar USD279mn di bulan Mar15 dari surplus sebesar USD34mn di bulan Feb15.

Terhadap total impor, impor barang modal mencatat kenaikan tertinggi yaitu 21.5%MoM (4.2%YoY), diikuti oleh impor barang konsumsi sebesar 14.0% MoM (-14.0% YoY) dan bahan baku sebesar 6.3%MoM (-17.0%YoY). Impor dari bahan baku masih mengambil proporsi terbesar dari total impor yaitu 74.0% di Mar15.

Secara kumulatif untuk 3 bulan pertama di tahun 2015, surplus neraca perdagangan meningkat dari USD1,068mn di 3M14 menjadi USD2,539mn di 3M15 karena adanya penurunan deficit yang sangat tajam di sektor migas. Defisit di sektor migas turun dari USD3,130mn di 3M14 menjadi USD284mn di 3M15. Penurunan harga minyak telah membawa dampak positif terhadap kinerja sektor migas. Sementara itu, kinerja sektor non migas tetap lemah sebagaimana tercermin dari penurunan surplus menjadi USD2,821mn (-32.8%YoY) di 3M15. Harga komoditas yang lemah telah memukul kinerja ekspor non migas. Hal ini

Indonesia trade data

Source: Central Bureau of Statistics (BPS)

Feb-15 Mar-15 %MoM Mar-14 % YoY Ytd14 Ytd15 % YoY

Exports (US$mn) 12,173 13,711 12.6% 15,193 -9.8% 44,299 39,239 -11.4

Non-oil&gas Exports (US$mn) 10,419 11,722 12.5% 12,551 -6.6% 36,427 33,420 -8.3

Oil&gas-Exports (US$mn) 1,753 1,989 13.4% 2,641 -24.7% 7,872 5,819 -26.1

Imports (US$mn) 11,510 12,579 9.3% 14,524 -13.4% 43,231 36,702 -15.1

Non-oil&gas Imports (US$mn) 9,791 10,311 5.3% 10,529 -2.1% 32,228 30,599 -5.1

Oil&gas-Imports (US$mn) 1,720 2,268 31.9% 3,995 -43.2% 11,002 6,103 -44.5

Trade balance (US$mn) 663 1,132 70.8% 669 69.2% 1,068 2,538 137.5

Non oil and gas 629 1,411 124.3% 2,022 -30.2% 4,199 2,821 -33%

Oil&gas balance 34 -279 NM -1,353 NM -3,130 -284 NM

Laporan Bulanan

Fund Manager Summary

(2)

tidak dapat ditutupi oleh penurunan impor non migas selama periode tersebut.

Inflasi di Apr15, suku bunga BI dipertahankan

Inflasi sebesar 0.36%MoM tercatat di bulan Apr15, sehingga membawa inflasi YoY menjadi 6.79% (dari 6.29%YoY di Apr15).

Inflasi di Apr15 dipicu oleh inflasi di sektor transportasi (+1.80%MoM) dan makanan jadi (+0.50% MoM). Kedua sektor ini menyumbang 0.41ppt terhadap total inflasi bulanan. Penyumbang inflasi bulan Apr15 berdasarkan tipe pengeluaran adalah sebagai berikut: bahan makanan (-0.79%MoM), makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (+0.50%MoM), perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (+0.22%MoM), sandang (+0.24%MoM), kesehatan (+0.38%MoM), pendidikan (+0.05%MoM) dan transportasi (+1.80%MoM).

Sementara itu, inflasi inti tercatat sebesar 5.04%YoY di bulan Apr15 (tidak berubah dari bulan sebelumnya). BI mempertahankan suku bunganya di 7.50% pada bulan Apr15.

Rupiah mengalami sedikit apresiasi, harga minyak meningkat The Bloomberg-JP Morgan Asia Dollar Index (ADXY), yang mengikuti pergerakan 10 mata uang teraktif selain JPY mengalami peningkatan menjadi 112.96 di bulan Apr15 dari 112.09 di bulan Mar15. Rupiah mengalami sedikit apresiasi yaitu 0.8%MoM menjadi Rp12,963/USD di bulan Apr15. Harga minyak Brent meningkat menjadi USD66.78/barrel di bulan Apr15 dari USD55.11/barrel di bulan sebelumnya. Cadangan devisa menurun menjadi USD110.9 bn di akhir Apr15 dibandingkan dengan USD111.5bn di akhir Mar15.

Berita penting lainnya :

Data penjualan bulanan: penjualan mobil dan semen membaik Di bulan Mar15, penjualan mobil tercatat sebesar 99,410 unit (+12.0% MoM, -12.1%YoY), membawa penjualan 3M15 menjadi 282,345 unit atau turun sebesar 14.1% YoY. Sementara itu, penjualan motor domestik tercatat sebesar 546,169 unit (-1.8% MoM; -24.7%YoY), sehingga membawa penjualan kumulatif 3M15 menjadi 1,605,043 unit (-19.1% YoY). Penjualan semen tercatat sebesar 4,631mn ton di bulan Mar15 (+7.4% MoM atau -5.8% YoY). Hal ini membawa penjualan kumulatif sebesar 13,735 mn ton di 3M15 (-2.5%YoY).

Budi Gunawan diangkat sebagai Wakapolri

Budi Gunawan akhirnya diangkat sebagai Wakapolri. Sebelumnya Budi Gunawan merupakan calon Kapolri namun nominasinya dibatalkan oleh Presiden Jokowi setelah KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) menetapkan dia sebagai tersangka untuk kasus dugaan penerima gratifikasi, yang memicu konflik yang terus menerus antara KPK dan Polri.

Realisasi investasi 1Q15 tumbuh sebesar 17% yoy

BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) melaporkan realisasi investasi 1Q15 sebesar Rp124.6 tn (+16.9% yoy), dengan investasi asing yang dipimpin oleh Jepang dan Korea, menyumbang 66% dari total realisasi investasi. Pemerintah berharap realisasi investasi sebesar Rp519.5tn tahun ini, yang akan mendukung pertumbuhan ekonomi di tahun 2015.

Defisit fiscal menurun hingga April 2015

Bambang Brodjonegoro, Menteri Keuangan, mengatakan bahwa deficit fiscal menurun hingga April 2015 menjadi Rp77tn dari lebih dari Rp100tn hingga March 2015. Pendapatan dari minyak mentah dan gas bumi, cukai dan pendapatan bukan pajak telah mengalami peningkatan di bulan ini. Indonesia menargetkan defisit fiscal sebesar Rp223tn atau 1.9% dari PDB di tahun 2015.

Dewan Komisaris TLKM menolak rencana TBIG untuk mengakuisisi Mitratel

Dewan Komisaris PT Telkom Indonesia (TLKM) menolak tawaran Tower Bersama (TBIG) untuk mengakuisisi 49% saham di Mitratel, unit penyedia menara.

TINJAUAN PASAR SAHAM

Red territory

Lebih lemahnya pertumbuhan ekonomi AS di 1Q15, membuat ekspektasi investor mengenai waktu kenaikan suku bunga Bank Sentral AS menurun. Pertumbuhan PDB AS yang disetahunkan pada 1Q15 hanya sebesar 0.2%, setelah pada kuartal sebelumnya mampu mencatatkan kenaikan sebesar 2.2%. Pertumbuhan ekonomi ini dibawah prediksi para ekonom sebesar 1%, akibat pelemahan ekspor dan investasi bisnis di negara tersebut. Hal ini juga membuat naiknya harga komoditas seperti emas, tembaga dan perak. Di sisi lain, imbal hasil obligasi negara AS yang berjangka waktu 2 tahun naik menjadi 0.52%, sedangkan obligasi berjangka waktu 10 tahun naik satu basis point ke level 1.92%. Sebanyak 76% dari perusahaan yang tercatat di S&P 500 melaporkan kinerja diatas ekspektasi pasar, membuat index S&P naik ke level tertinggi di 2117.69, meskipun ditutup sedikit melemah di level 2085.51 di akhir bulan April. Mayoritas index di Eropa mengalami penurunan sepanjang April karena kekhawatiran atas Yunani yang tidak dapat memenuhi kewajiban membayar hutang. Pembayaran hutang dijadwalkan pada awal Mei mendatang, setelah sebelumnya dilakukan negosiasi perpanjangan jatuh tempo di bulan Februari lalu. Situasi yang berbeda terjadi di pasar modal China yang naik mencapai level tertingginya sejak 2008 akibat eskpektasi paket stimulus tambahan di China untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Reformasi perampingan BUMN di China yang awalnya berjumlah 112 menjadi 40 perusahaan juga memberikan sentiment yang positif. Kinerja indeks global selama bulan April antara lain : S&P 500 (2.16%), Dow Jones (0.36%), NASDAQ (0.83%), Brazil Ibovespa (9.93%), Deutsche Dax (-4.28%), DJ Euro Stoxx (-2.21%), Hang Seng (12.98%), Shanghai (18.51%), Nikkei 225 (1.63%).

Menjelang akhir April, IHSG melemah tajam 6.41% disertai outflow asing mingguan terbesar yang pernah terjadi sejak Juni 2013. Hal ini membuat indeks melemah -7.8%MoM dari 5,519 menjadi 5,086. Kombinasi pelemahan ekonomi, konsumsi dan kinerja perusahaan, serta perindahan arus uang investor asing ke pasar modal di Asia Utara, menjadi penyebab utama koreksi IHSG di bulan April. Kinerja laba perusahaan yang berada di bawah ekspektasi sebagian besar di sektor Plantation, Media, Auto dan Semen, sedangkan untuk sektor Konsumen masih cenderung baik. Namun, Rupiah berhasil menguat sebesar sebesar 0.9%MoM di level Rp12,963/USD. Data pertumbuhan GDP di 1Q15 hanya naik sebesar 4.7%YoY. Pertumbuhan yang dibawah ekspektasi ini disebabkan oleh tertundanya belanja

(3)

pemerintah, kenaikan BBM dan pelemahan Rupiah. Di sisi lain, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi sebesar Rp124.6tn atau tumbuh sebesar +16.9%YoY. Kontribusi FDI sebesar 66% dari angka tersebut, dan didominasi negara Korea dan Jepang. Nilai rata-rata transaksi pasar berada di level USD553 juta, lebih tinggi 12.5% dibanding bulan sebelumnya. Investor asing melakukan penjualan bersih selama bulan April sebesar USD0,56bn, menghapus pembelian bersih di bulan sebelumnya. YTD April nilai jual bersih asing adalah sebesar USD0.2bn. Kinerja bulanan relatif terhadap IHSG yang melemah didominasi oleh sektor Aneka Industri (-9.02%), Perkebunan (-4.99%), Keuangan (-2.34%), Industri Dasar (-2.11%) dan Infrastruktur & Telekomunikasi (-1.13%). Sedangkan indeks dengan kinerja positif berasal dari sektor Konsumen (+7.12%), Properti dan Konstruksi (+3.83%), Jasa & Perdagangan (+3.11%) dan Pertambangan (+1.16%).

TINJAUAN PASAR OBLIGASI

Di bulan April, pergerakan pasar obligasi Indonesia tidak menentu. Sentimen pasar yang mixed dilatarbelakangi perkembangan perekonomian dalam dan luar negeri terus menyetir perilaku investor. Angka inflasi di bulan April tercatat di 6,79% YoY (0,36% MoM), sesuai dengan konsensus yaitu 6,8% YoY (0,38% MoM). Inflasi bulanan datang dari transportasi, mencerminkan kenaikan harga bensin dan diesel di April. Sementara kompoenn bahan pangan kembali mencatatkan deflasi. Inflasi inti tercatat stabil di 5,04% (March: 5,04% MoM). Neraca perdagangan bulan Maret mencatatkan surplus sebesar USD 1,1 miliar, lebih baik dari konsensus yaitu USD 589 juta. Angka ekspor di bulan Maret turun 9,75% (proyeksi: -14,90%) sementara angka impor turun 13,39% (proyeksi: -15,30%). Didukung oleh data perekonomian dan menimbang perkembangan perekonomian global, Bank Indonesia (“BI”) mempertahankan suku bunga di 7,5% dengan suku bunga simpanan FASBI di 5,5% sementara suku bunga pinjaman FASBI di 8%.

Di pasar perdana, minat investor berkurang terlihat dari penurunan jumlah permintaan yang masuk di lelang terjadwal. Kementerian Keuangan (“Kemenkeu”) gagal memenuhi target penerbitan obligasi di kedua lelang yang diadakan di bulan April. Peminat di lelang pertama terlihat rendah dengan total permintaan masuk sebesar Rp 10,01 triliun, dimana hanya diterbitkan sejumlah Rp 8,7 triliun. Jumlah obligasi yang diterbitkan (vs permintaan masuk) sebesar Rp 1,79 triliun (Rp 1,95 triliun) SPN 9 bulan, Rp 3,1 triliun (Rp 3,42 triliun) FR69 bertenor 4 tahun dan Rp 3,81 triliun (Rp 4,64 triliun) FR71 bertenor 14 tahun di rata-rata tertimbang (cut-off yields) 5,99% (6,09%), 7,24% (7,29%), dan

7,51% (7,54%) secara berurutan. Minat yang masuk di lelang kedua bahkan lebih rendah yaitu Rp 7,90 triliun, dimana obligasi yang diterbitkan hanya sebesar Rp 4,85tn. Jumlah obligasi yang diterbitkan (vs permintaan masuk) sebesar Rp 1,45 triliun (Rp 1,66 triliun) SPN 9 bulan, Rp 0,65 triliun (Rp 1,77 triliun) FR69 bertenor 4 tahun, Rp 1,55 triliun (Rp 3,09 triliun) FR71 bertenor 14 tahun dan Rp 1,2 triliun (Rp 1,37 triliun) FR67 bertenor 29 tahun di rata-rata tertimbang (cut-off yields) 6,17% (6,25%), 7,63% (7,65%), 7,96% (7,98%) dan 8,28% (8,34%) secara berurutan.

Di pasar sekunder, harga obligasi digerakkan oleh beberapa katalis yang memicu sentimen berbeda di pasar obligasi. Dua minggu pertama di bulan ini sentimen pasar terlihat positif dilatarbelakangi oleh data tenaga kerja Amerika Serikat (“AS”) yang lebih buruk dari perkiraan. Hal ini justru menyokong nilai aset di negara yang menawarkan imbal hasil yang tinggi (high yielding assets) termasuk Indonesia. Namun sentimen pasar berbalik memburuk seiring dengan peningkatan volatilitas Rupiah. Dalam rangka mendukung kestabilan nilai tukar Rupiah, BI mengimplementasikan kebijakan baru yang tertuang di Peraturan BI Nomor 17/3/PBI/2015 tentang kewajiban penggunaan Rupiah untuk transaksi di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Walaupun menurut kurs tengah transaksi BI nilai tukar Rupiah terhadap USD di akhir April berhasil di tutup menguat ke level 12.937 (Maret: 13.084), sentimen pasar pada umumnya tetap lemah. Menjelang akhir bulan, pasar obligasi kembali tertekan saat kinerja pasar saham mengalami koreksi tajam (-3,49%) dalam satu hari. Perilaku penghindaran risiko (risk adverse) diperparah saat investor melihat rendahnya jumlah partisipasi di lelang terjadwal yang digelar di akhir April. Segera sesudah koreksi, BI terlihat melakukan aksi beli di pasar sekunder obligasi namun sentimen tidak kembali pulih. Kurva imbal hasil ditutup naik sebesar 30-40 bps. Per 29 April 2015, kepemilikan asing mencapai Rp 507,65 triliun (+Rp 3,58tn, +0,71% MoM), setara dengan 38,61% (0,0%pt) dari total obligasi pemerintah berdenominasi Rupiah yang dapat diperdagangkan. Kinerja pasar obligasi yang diindikasikan oleh indeks obligasi HSBC yang mengukur total return ditutup di 749,543, membukukan penurunan bulanan sebesar 1,59%. Kurva imbal hasil bergerak naik dimana obligasi pemerintah bertenor 5, 10, dan 20 tahun ditutup secara berurutan di 7,62% (+33bps), 7,67% (+27bps), dan 8,03% (+30bps).

PROSPEK

Realisasi penerimaan pajak dalam triwulan pertama di tahun 2015 adalah sebesar Rp 198,226 triliun atau sebesar 15.23% dari total target penerimaan pajak berdasarkan APBN-P 2015 yaitu Rp 1.294,258 triliun, turun sebesar 5.63% dibandingkan dengan realisasi penerimaan pajak

(4)

triwulan pertama tahun 2014 yaitu Rp 210,057.05 triliun. Kondisi ini akan mempengaruhi proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2015 yang berdasarkan realisasi APBN-P untuk pembangunan proyek-proyek infrastruktur.

(5)

KEY ECONOMIC DATA

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Economic measures

Tota l GDP growth% 5.7 5.5 6.3 6.0 4.6 6.2 6.5 6.3 5.8 Domes ti c dema nd 5.8 3.6 6.0 7.5 5.4 5.3 5.5 6.1 5.1 Pri va te cons umpti on 4.3 3.9 4.9 5.9 6.2 4.1 4.7 5.3 5.3 Govt cons . 6.6 9.6 3.9 10.4 15.7 0.3 3.2 1.3 4.9 Inves tment 10.9 2.6 9.3 11.9 3.3 8.5 8.3 9.7 4.7 Cha nge i n s tock 33.5 (13.4) (100.8) (993.0) (195.2) (70.7) (1,594.7) 457.6 6.7 Sta ti s ti c di s pera ncy (197.5) (290.2) 233.7 (50.1) (91.8) 526.8 (68.0) 414.4 (101.5) Exports 16.6 9.4 8.5 9.5 (9.7) 15.3 13.6 2.0 5.3 Imports 17.8 8.6 9.1 10.0 (15.0) 17.3 13.3 6.7 1.2 GDP Rea l GDP – Rptn 1,751 1,847 1,964 2,082 2,179 2,314 2,465 2,619 2,770 Rea l GDP – USDbn 180 202 215 215 210 255 281 279 266 Nomi na l GDP – Rptn 2,774 3,339 3,951 4,949 5,606 6,447 7,419 8,229 9,084 Nomi na l GDP - USDbn 286 364 432 511 539 710 846 877 871 Popul a ti on -mn 220 223 226 229 231 238 244 247 250 GDP Perca pi ta USD 1,291 1,623 1,898 2,211 2,300 2,986 3,422 3,477 3,320 Prices CPI - a vera ge 10.40 13.33 6.40 9.75 4.90 5.12 5.38 4.28 6.97 CPI yea r-end 17.11 6.60 6.59 11.06 2.78 6.96 3.79 4.30 8.38 Currency and Interest rate Rp/USD - Avera ge 9,711 9,167 9,136 9,678 10,399 9,085 8,780 9,380 10,452 Rp/USD - yea r-end 9,830 9,020 9,419 10,950 9,400 8,991 9,068 9,670 12,189 BI-ra te yea r-end 12.75 9.75 8.00 9.25 6.50 6.50 6.00 5.75 7.50 BI-ra te a vera ge 9.18 11.83 8.60 8.67 7.15 6.50 6.58 5.77 6.48 Lendi ng ra te 16.2 15.9 14.0 15.3 14.4 13.2 12.8 12.1 12.4 Sprea d 3.5 6.2 6.0 6.1 7.9 6.7 6.8 6.4 4.9 External factor Exports - USDbn 85 101 114 137 117 158 203 190 183 yoy% 24 19 13 20 (15) 35 29 (7) (4) Imports - USDbn 57 61 74 129 97 136 177 192 187 yoy% 27 7 22 74 (25) 40 31 8 (3)

Tra de ba l a nce - USDbn 28 40 40 8 20 22 26 (2) (4)

yoy% 17 43 - (79) 138 13 18 (106) 146 Current a ccount% of GDP 0.6 2.6 1.6 0.0 2.0 0.7 0.2 (2.7) (3.3) FDI - USDbn 8.3 4.9 6.9 9.3 4.9 13.8 19.2 19.4 18.4 Interna ti ona l res erve - USDbn 34.7 42.6 56.9 51.6 66.1 96.2 110.1 112.8 99.4 Banking sector Loa n tota l - Rptn 696 792 1,002 1,308 1,438 1,766 2,200 2,708 3,293 yoy% 24.3 13.9 26.5 30.5 10.0 22.8 24.6 23.1 21.6 Depos i t tota l - Rptn 1,134 1,299 1,524 1,775 1,973 2,339 2,785 3,225 3,664 yoy% 17.5 14.5 17.4 16.5 11.1 18.5 19.1 15.8 13.6 Loa n to depos i t ra ti o% 61.3 61.0 65.7 73.7 72.9 75.5 79.0 84.0 89.9 Fiscal Balance Publ i c defi ci t - Rptn (25.0) (29.1) (49.8) (4.1) (88.6) (46.9) (84.3) (153.3) (209.5) Government ba l a nce% of GDP (0.9) (0.9) (1.3) (0.1) (1.6) (0.7) (2.1) (1.9) (2.2) Other La bour force 105.9 106.4 109.9 111.9 113.8 116.6 117.4 118.1 122.6 Unempl oyment ra te 11.2 10.3 9.1 8.4 7.9 7.1 6.6 6.1 5.8 Poverty ra te 16.7 16.3 16.6 15.4 14.2 13.3 12.5 11.7 11.5 Source: CEIC, BPS, BI, MoF, IMF

(6)

DISCLAIMER

Dokumen ini dibuat dan dipersiapkan oleh PT. BNP Paribas Investment Partners* yang merupakan bagian dari BNP Paribas Investment Partners (BNPP IP)**.

Dokumen ini dibuat hanya untuk memberikan informasi dan bukan merupakan:

1. Suatu bentuk penawaran untuk membeli atau permintaan untuk menjual atau dijadikan dasar dari atau yang dapat dijadikan pedoman sehubungan dengan suatu perjanjian atau komitmen apapun atau

2. Suatu nasehat investasi.

Dokumen ini merupakan referensi untuk instrumen keuangan tertentu (‘’Instrumen Keuangan’’) yang disahkan dan diatur dalam yuridiksi dimana Instrumen Keuangan tersebut dibentuk.

Tidak ada tindakan yang perlu diambil dalam melakukan penawaran umum dari Instrumen Keuangan tersebut di wilayah yuridiksi lainnya, kecuali disebutkan di dalam prospektus terbaru, dokumen penawaran atau materi informasi lainnya, sebagaimana telah tersedia, dari Instrumen Keuangan tersebut yang relevan apabila tindakan tersebut perlu diambil, khususnya, di Amerika Serikat, bagi warga negara Amerika Serikat (dimana ketentuan tersebut diatur di dalam Peraturan huruf S Pasar Modal Amerika Serikat tahun 1933). Sebelum melakukan suatu pembelian di dalam suatu negara dimana Instrumen keuangan tersebut terdaftar, investor wajib memeriksa seluruh kendala atau larangan yang mungkin ada dalam kaitannya dengan pembelian, kepemilikan atau penjualan Instrumen Keuangan tersebut.

Investor yang mempertimbangkan untuk membeli Instrumen Keuangan tersebut wajib membaca dengan seksama di dalam prospektus terbaru, dokumen penawaran atau materi informasi lainnya dan memahami laporan keuangan terbaru dari Instrumen Keuangan tersebut. Prospektus, dokumen penawaran atau informasi lainnya dari Instrumen Keuangan tersebut yang tersedia di kantor lokal BNPP IP, jika ada, atau dari pihak marketing dari Instrumen Keuangan tersebut.

Pendapat yang termuat dalam dokumen ini merupakan pendapat dari PT. BNP Paribas Investment Partners untuk waktu tertentu dan dapat berubah-ubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. PT. BNP Paribas Investment Partners tidak berkewajiban untuk memperbarui atau mengubah informasi atau pendapat yang disebutkan dalam dokumen ini. Investor harus berkonsultasi dengan penasihat hukum dan pajak mereka sehubungan dengan nasehat-nasehat hukum, akuntansi, domisili dan peIDRajakan sebelum melakukan investasi ke dalam Instrumen Keuangan tersebut sehubungan dengan pengambilan keputusan yang independen atas kesesuaian dan relevansi dari investasi tersebut, jika diperbolehkan untuk melakukan transaksi. Mohon diperhatikan bahwa berbagai jenis investasi, apabila ada dalam dokumen ini, melibatkan berbagai tingkatan risiko dan tidak terdapat jaminan bahwa investasi tertentu cocok, sesuai atau menguntungkan bagi investor atau calon investor dari investasi portofolio ini.

Dengan memperhitungkan risiko ekonomi dan risiko pasar, tidak ada jaminan bahwa Instrumen Keuangan ini akan mencapai tujuan investasinya. Imbal hasil dapat dipengaruhi oleh, antara lainnya, strategi atau tujuan investasi dari Instrumen Keuangan ini dan juga kondisi pasar dan kondisi ekonomi, termasuk kondisi tingkat suku bunga, periode pasar dan kondisi pasar secara umum. Perbedaan strategi yang diterapkan ke dalam Produk Investasi ini dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap gambaran hasil dalam dokumen ini. Kinerja masa lalu bukan suatu pedoman untuk kinerja masa datang dan nilai investasi dalam Instrumen Keuangan dapat menurun atau meningkat. Investor mungkin tidak mendapatkan kembali nilai nominal atas investasi awal.

Data Kinerja, sebagaimana berlaku, tercermin dalam dokumen ini, tanpa memperhitungkan biaya komisi, atau biaya lainnya yang berhubungan dengan pembelian dan penjualan kembali dan perhitungan pajak.

INVESTASI MELALUI REKSA DANA MENGANDUNG RISIKO. CALON INVESTOR WAJIB MEMBACA DAN MEMAHAMI PROSPEKTUS SEBELUM MEMUTUSKAN UNTUK BERINVESTASI MELALUI REKSA DANA. KINERJA MASA LALU TIDAK MENCERMINKAN KINERJA MASA DATANG.

* PT. BNP Paribas Investment Partners (alamat: World Trade Center Building, Lantai 5, Jl. Jend Sudirman Kav.29-31, Jakarta 12920 - INDONESIA).

** “ BNP Paribas Investment Partners” adalah merek dagang global dari BNP Paribas grup aset manajemen. Badan hukum aset manajemen tersendiri dalam BNP Paribas Investment Partners yang disebutkan dalam dokumen ini, (apabila ada) hanya untuk informasi dan dapat tidak memiliki kegiatan usaha dalam yuridiksi anda. Untuk informasi lebih lanjut, mohon dapat menghubungi BNP Paribas Investment Partners lokal yang terdaftar..

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa artefak yang ditemukan baik dari hasil penggalian maupun yang sudah berada di permukaan tanah yaitu batu-batu berbentuk kala; makara; batu berelief guirlande, gapa, pilar

Oleh karena itu, dengan proses NLP dalam konseling dapat memudahkan individu dalam berpikir rasional dan memiliki perasaan yang tepat.. Kata Kunci: Neuro-Linguistic

hipnoterapinya. 2) Tujuan perekaman adalah untuk membuat audio hipnoterapi mandiri Anda sendiri, yang berikutnya dapat anda gunakan untuk terapi sendiri. 3) Terdapat 2

Perkembangan teknologi yang merasuk ke dalam kegiatan komunikasi, pertaliannya dapat dilihat pada dua tingkat, pertama secara struktural, yaitu faktor teknologi yang mengubah

Penggunaan Teknologi komputer di sekolah yang bertujuan membantu para peserta didik dalam memecahkan masalah yang mereka miliki, kini juga teknologi komputer telah

Amati tabel yang telah kamu buat di atas, kelompokkan kegiatan yang menggunakan sumber energi panas yang berasal dari listrik dan yang berasal dari sumber energi selain

Ketika tegangan pada terminal kolektor memiliki beda potensial dengan tegangan pada catu daya yang diakibatkan oleh adanya tahanan beban, maka arus akan mengalir dari catu