• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Hukum Acara Pidana HUKUM DAN PENANGKAPAN DALAM KUHAP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Hukum Acara Pidana HUKUM DAN PENANGKAPAN DALAM KUHAP"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

HUKUM DAN

HUKUM DAN PENANGKAPAPENANGKAPAN DALAM N DALAM KUHAPKUHAP MAKALAH

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Tengah Semester Pada Mata Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Tengah Semester Pada Mata

Kuliah Hukum Acara Pidana Kuliah Hukum Acara Pidana Dosen Pengampu : M. rsan !asution"

Dosen Pengampu : M. rsan !asution" S.H."M.H.S.H."M.H. Disusun #leh Kelompok $ %&mpat' :

Disusun #leh Kelompok $ %&mpat' : (ahya )ati*a % ++$,---/+' (ahya )ati*a % ++$,---/+'

Dhieka Askar !ur*adillah %++$,---/0' Dhieka Askar !ur*adillah %++$,---/0'

Dikyan Hirji % ++$,---/1' Dikyan Hirji % ++$,---/1'

Kelas2Semester : lmu Hukum A2 3 %&mpat' Kelas2Semester : lmu Hukum A2 3 %&mpat'

JURUSAN ILMU HUKUM JURUSAN ILMU HUKUM FAKUL

FAKULTTAS SYARI’AH DAS SYARI’AH DAN HUAN HUKUMKUM UNIVERSITA

UNIVERSITAS ISLAM S ISLAM NEGERI SUNAN NEGERI SUNAN GUNUNG DJATGUNUNG DJATII BANDUNG 2016 M/1437 H

(2)

KATA PENGANTAR 

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan 4ang Maha &sa karena dengan rahmat" karunia" serta tau*ik dan hidayah5!ya kami dapat menyelesaikan makalah yang 6erjudul HUKUM DA! P&!A!7KAPA! DA)AM KUHAP dengan 6aik  meskipun 6anyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami 6erterima kasih kepada 8apak M. rsan !asution" S.H."M.H. se6agai dosen mata kuliah hukum acara pidana yang telah mem6erikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat 6erharap makalah ini dapat 6erguna dalam rangka menam6ah 9a9asan serta pengetahuan kita mengenai penangkapan yang di atur dalam KUHAP. Kami menyadari sepenuhnya 6ah9a di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan  jauh dari kata sempurna. #leh se6a6 itu" kami 6erharap adanya kritik dan saran demi  per6aikan makalah yang telah kami 6uat di masa yang akan datang" mengingat tidak 

ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang mem6angun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami dan 6erguna 6agi kami sendiri maupun orang yang mem6acanya. Se6elumnya kami mohon maa* apa6ila terdapat kesalahan kata5kata yang kurang 6erkenan dan kami memohon kritik dan saran yang mem6angun dari pem6aca demi per6aikan makalah ini di 9aktu yang akan datang.

8andung" /- April /-+

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II BAB I PENDAHULUAN... 1

A. )atar 8elakang Penulisan... + 8. Tujuan Penulisan... / (. Kegunaan Penulisan... / D. Kerangka Pemikiran... / BAB II PERMASALAHAN... 3 BAB III PEMBAHASAN... 4 A. Pengertian Penangkapan... $ 8. Proses dan syarat penangkapan...  (. Mengapa penangkapan dilakukan... ++ D. Siapa yang 6erhak melakukan penangkapan... ++ BAB IV SIMPULAN... 13 DAFTAR PUSTAKA... 1

(4)

BAB I

PENDAHULUAN A. L!"!# B$%!&!'( P$')%*+!'

 !egara ;epu6lik ndonesia adalah !egara yang 6erdasarkan hukum yang demokratis" 6erdasarkan pancasila dan UUD +<$" 6ukan 6erdasarkan atas kekuasaan semata5mata. Maka dari itu" ndonesia mem6utuhkan yang namanya se6uah hukum yang hidup atau yang 6erjalan" dengan hukum itu diharapkan akan ter6entuk suasana yang tentram dan teratur 6agi kehidupan masyarakan ndonesia. Tak lepas dari itu" hukum terse6ut juga 6utuh ditegakkan" demi mem6ela dan melindungi hak5hak setiap 9arga !egara.

Hukum Acara Pidana merupakan keseluruhan aturan hukum yang mengatur   6agaimana negara dengan menggunakan alat5alatnya dapat me9ujudkan

9e9enangnya untuk memidana atau mem6e6askan pelaku tindak pidana. Didalam KUHAP disamping mengatur ketentuan tentang cara proses pidana juga mengatur  tentang hak dan ke9aji6an seseorang yang terli6at proses pidana. Proses pidana yang dimaksud adalah tahap pemeriksaan tersangka %interogasi' pada tingkat penyidikan.

Pemaparan diatas sangat menarik dan melatar 6elakanngi penulis untuk  mem6ahas mengenai penangkapan yang dilakukan oleh petugas terhadap tersangka  pelaku tindak pidana.

B. T),)!' P$')%*+!'

Penulisan makalah ini 6ertujuan untuk:

+. Memenuhi syarat untuk mengikuti ujian tengah semester  /. Memenuhi tugas terstruktur 

-. K$()'!!' P$')%*+!' 1. T$#*"*+

Penulisan makalah ini diharapkan 6erguna se6agai 6ahan sum6angan  pemikiran 6agi perkem6angan pengetahuan serta memperkaya pengetahuan  6agi penulis dan pem6aca mengenai hukum" khususnya di6idang  penangkapan dalam KUHAP.

(5)

Penulisan makalah ini diharapkan 6erguna se6agai syarat mengikuti ujian tengah semester.

D. K$#!'(&! P$*&*#!' 1. T$#* D!' H)&)

Penangkapan merupakan 6agian dan perhatian yang serius" karena penangkapan merupakan hak dasar atau hak asasi manusia dampaknya sangat luas 6agi kehidupan yang 6ersangkutan maupun keluarganya. De*inisi penangkapan menurut Pasal + 6utir  /- KUHAP adalah =suatu tindakan penyidik 6erupa pengekangan sementara 9aktu ke6e6asan tersangka atau terdak9a apa6ila terdapat cukup 6ukti guna kepentingan  penyidikan atau penuntutan dan atau peradilan.

2. A+!+  A+!+ H)&) ! Asas )egalitas.

Penuntut umum 9aji6 menuntut setiap orang yang melakukan tindak   pidana tanpa kecuali. 8ah9a penangkapan" penahanan" penggeledahan

dan penyitaan hanya dapat dilakukan 6erdasarkan perintah tertulis oleh  peja6at yang 6er9enang oleh Undang5Undang dan hanya untuk hal yang

diatur dalam Undang5Undang.

 6' Asas Praduga Tak 8ersalah (Presumption of Innocence).

Seseorang 9aji6 dianggap tidak 6ersalah se6elum adanya putusan Pengadilan yang menyatakan kesalahannya" dan putusan itu sudah In  Kracht  %telah 6erkekuatan hukum tetap'

c' Asas Perlindungan Hak Asasi Manusia.

Daam pemeriksaan" 6aik tahap penyidikan" penuntutan maupun di  pengadilan" Tersangka maupun Terdak9a harus mendapat perlakuan sesuai dengan harkat dan marta6atnya se6agai manusia yang di6eri hak untuk mem6ela diri %akuisator'" tidak dianggap se6agai 6arang atau o6jek yang diperiksa 9ujudnya %nkuisator'.

BAB II

(6)

8erdasarkan latar 6elakang penulisan yang dipaparkan di atas" maka penulis menarik 6e6erapa permasalahan se6agai 6atasan pem66ahasan penulisan makalah ini. Permasalahannya yaitu se6agai 6erikut:

A. Apa pengertian penangkapan>

8. 8agaimana proses penangkapan dilaksanakan> (. Mengapa penangkapan dilakukan>

(7)

BAB III PEMBAHASAN A. P$'($#"*!' P$'!'(&!!'

Penangkapan menurut ketentuan pasal + 6utir /- KUHAP dinyatakan 6ah9a  penangkapan adalah suatu tindakan penyidik 6erupa pengekangan sementara 9aktu

ke6e6asan tersangka atau terdak9a apa6ila terdapat cukup 6ukti guna kepentingan  penyidikan atau penuntutan dan atau peradilan dalam hal serta menurut cara yang di atur dalam Undang5undang ini. Menurut pasal +0 KUHAP ditentukan 6ah9a perintah  penangkapan dilakukan terhadap seseorang yang diduga keras melakukan tindak   pidana 6erdasarkan 6ukti permulaan yang cukup.

Apa6ila perumusan pasal + 6utir /- dan pasal +0 terse6ut di6aca secara cermat akan nampak adanya hal5hal yang mem6ingungkan dan menimlkan keka6uran. Karena dalam pasal + 6utir /- dinyatakan 6ah9a penangkapan adalah tindakan  penyidik terhadap tersangka atau terdak9a guna kepentingan penyidikan atau  penuntutan dan atau peradilan 6erdasarkan =6uti yang cukup? . sedangkan menurut  pasal +0 tindakan %perintah' penangkapan dilakukan terhadap seseorang %tidak 

tersurat se6agai tersangka atau terdak9a' yang diduga keras melakukan tindak pidana  6erdasarkan =6ukti permulaan yang cukup@.

adi kalau menurut pasal + 6utir /- tindakan penangkapan di dasarkan pada 6ukti yang cukup sedangkan menurut pasal +0 tindakan penangkapan di dasarkan pada  6utki permulaan yang cukup. Meskipun menggunakan istilah yang sama yaitu  penagkapan namun dalam penerapannya mengandung pengertian yang 6er6eda. Penangkapan 6erdasarkan pasal +0 KUHAP hanya 6erlaku untuk penangkapan guna kepentingan penyidikan sedangkan menurut pasal + 6utir /- KUHAP selain untuk  kepentingan penyidikan juga untuk penuntutan dan peradilan. untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengertian 6ukti dan 6ukti permulaan" maka terle6ih dahulu maka perlu dipahami apa yang dimaksud dengan 6uikti dana 6arang 6ukti serta 6uikti  permulaan. Hal ini sangat penting karena dalan praktek hukum sering kali tim6ul kerancuan dan keka6uran pengertian dikalangan aparat penegak hukum dan praktisi

(8)

hukum terle6ih dikalangan masyarakat yang a9am hukum mengenai apa se6enarnya yang dimaksud dengan pengertian 6ukti" 6arang 6ukti dan 6ukti permulaan.+

B. P#+$+ !' S!#!" P$'!'(&!!'

Untuk mencegah terjadinya tindakan secara se9enang59enang terhadap tersangka atau terdak9a" maka pelaksanaan penangkapan harus dilakukan sesuai dengan persyaratan2 ketentuan yang diatur KUHAP" yaitu se6agai 6erikut:

+. Tindakan penangkapan dilakukan untuk kepentingan penyidikan  penuntutan2peradilan %pasal + 6utir /-'

/. Perintah penangkapan terhadap tersangka yang diduga keras melakukan tindak pidana" 6aru dilakukan apa6ila penyidik telah memiliki alat 6ukti  permulaan yang cukupB %pasal + 6utir /- # +0 KUHAP'

,. Pelaksanaan penangkapan dilakukan dengan surat perintah penangkapan %model serse:A5' yang ditanda tangani oleh kepala kesatuan2nstansi %KAP#)C)" KAP#);&S atau KAP#)S&K' selaku penyidik pasal + 6utir  - # + ayat %/'EB Apa6ila yang melaksanakan penangkapan adalah  penyidik2penyidik mem6antu" maka petugasnya cukup mem6erikan satu lem6ar kepada tersangka dan satu lem6ar kepada keluarga yang disangka ditangkap %pasal +1'

$. Surat perintah penangkapan 6erisi:

a' Pertim6angan dan dasar hukum tindakan penangkapan  6' !ama5nam petugas" pangkat" !rp" ja6atan

c' dentitas penangkapan yang tidak ditangkap %ditulis secara lengkap atau  jelas'

d' Uraian singkat tentang tindak pidana yang dipersangkakan

e' Tempat atau kantor dimana tersangka akan diperiksa %pasal +1 ayat +' *' angka 9aktu 6erlakunya Surat Perintah penangkapan.

. Setiap kali selesai melaksanakan SP;! Penangkapan petugas pelaksana mem6uat 8erita Acara Penangkapan %model Serse A.++.-,2pasal 0 KUHAP' . Selain untuk kepentingan penyidikan" Penyidik atau Penyedik pem6antu

 6er9enang melakukan tindakan penangkapan terhadap tersangka atau terdak9a atas permintaan PU untuk kepentingan penuntutan" atau atas

(9)

 permintaan Hakim untuk kepentingan peradilan atau atas permintaan instansi atau penyidik lain atau nterpol %pasal 0 ayat + huru* j o pasal + 6utir /-KUHAP'

0. Terhadap tersangka pelaku pelanggaran" meskipun tidak dapat ditangkap akan tetapi apa6ila sudah dipanggil secara sah dua kali 6erturut5turut tidak mau memenuhi panggilan tanpa alasan yang sah" dapat ditanggap oleh Penyidik  %pasal +< ayat / KUHAP'

-. M$'(!! $'!'(&!!' *%!&)&!'

Penangkapan dilakukan antara lain guna mendapatkan 9aktu yang cukup untuk 

mendapatkan in*ormasi yang akurat. Seseorang ditangkap apa6ila diduga keras melakukan tindak pidana dan ada dugaan kuat yang didasarkan pada permulaan 6ukti yang cukup. Hal ini menunjukkan perintah penangkapan tidak tidak dapat dilakukan dengan se9enang59enang./ Ketentuan mengenai penangkapan dalam KUHAP amat  6er6eda dengan ketentuan dalam H;" dahulu penangkapan dilakukan tanpa adanya  6ukti sehingga tidak terdapat kepastian hukum.,

D. S*!! !'( 5$#!& $%!&)&!' $'!'(&!!'

Petugas yang 6er9enang melakukan penangkapan adalah Polisi ;epu6lik  ndonesia %Polri' se6agaimana diatur dalam Pasal +1 KUHAP. aksa penuntut umum tidak 6er9enang melakukan penangkapan kecuali dalam kedudukannya se6agai  penyidik.$ Petugas keamanan seperti satpam atau hansip juga tidak 

 6er9enang melakukan penangkapan" kecuali dalam hal tertangkap tangan" se6a6 dalam kasus tertangkap tangan setiap orang 6erhak melakukan penangkapan. Pelaksanaan penangkapan menurut Drs.DPM Sitompul" SH dapat dilakukan dengan

2 Rusli Muhammad, Hukum Acara Pidana Kontemporer , (Bandung !" #i$%a Adi$&a Ba%'$i, 27), hal*26*

3 +ah&a Ha%aha, !-m.ahasan !-%masalahan dan !-na%aan KUHA! !-n&idi'an dan !-nun$u$an, (/a'a%$a Sina% 0%a'a, 26), hal*158*

(10)

dua cara" yaitu:

+. Penangkapan Tanpa Surat Perintah

Pada dasarnya setiap orang dapat melakukan penangkapan dengan syarat dalam keadaan tertangkap tangan. Tertangkap tangan menurut Pasal + 6utir +< KUHAP adalah tertangkapnya seseorang saat sedang melakukan tindak pidanaB dengan segera setelah dilakukannya tindak pidanaB sesaat setelah masyarakat meneriaki  pelaku tindak pidanaB dan setelah ditemukan 6enda yang diduga keras digunakan untuk melakukan tindak pidana" dimana 6enda terse6ut menunjukkan 6ah9a ia adalah pelakunya atau turut melakukan atau melakukan tindak pidana terse6ut. Setelah dilakukan penangkapan tanpa surat perintah" polisi harus memperhatikan hal5hal ketentuan dalam Pasal +++" Pasal +1 ayat %/'" Pasal  ayat %/' KUHAP.

/. Penangkapan Dengan Surat Perintah

Syarat penangkapan dengan surat perintah adalah se6agaimana syarat  penangkapan pada umumnya yang dinilai sah apa6ila memenuhi syarat yang telah

ditentukan peraturan perundang5undangan se6agai 6erikut:

a. Petugas yang diperintahkan melakukan penangkapan harus mem6a9a surat perintah penangkapan. Surat perintah penangkapan merupakan syarat *ormal yang 6ersi*at imperati*. Hal ini demi kepastian hukum dan menghindari penyalahgunaan ja6atan serta menjaga keterti6an masyarakat.

 6. Surat perintah penangkapan harus diperlihatkan kepada orang yang disangka melakukan tindak pidana. Surat terse6ut 6erisi :

+' dentitas tersangka" seperti nama" umur" dan tempat tinggal. Apa6ila identitas dalam surat terse6ut tidak sesuai" maka yang 6ersangkutan 6erhak menolak se6a6 surat perintah

5 Si$mul, Polisi dan Penangkapan, (Bandung "a%si$, 185), hal*1*

(11)

terse6ut dinilai tidak 6erlaku.

/' Alasan penangkapan" misalnya untuk pemeriksaan atas kasus pencurian dan lain se6againya.

,' Uraian singkat perkara kejahatan yang disangkakan terhadap tersangka" misalnya disangka melakukan kejahatan pencurian se6agaimana diatur dalam Pasal ,/ KUHP.

$' Tempat pemeriksaan dilakukan.

Salinan surat perintah penangkapan harus di6erikan kepada keluarga tersangka segera setelah penangkapan dilakukan" pem6eritahuan tidak dapat di6erikan secara lisan. Apa6ila salinan surat perintah penangkapan tidak di6erikan kepada pihak  keluarga" mereka dapat mengajukan pemeriksaan Praperadilan tentang ketidaka6sahan penangkapan sekaligus dapat menuntut ganti kerugian.

Selain surat perintah penangkapan" aparat yang 6ersangkutan harus dilengkapi dengan surat perintah tugas yang ditandatangani oleh kepala polisi atau peja6at yang ditunjuk selaku penyidik. si surat perintah tugas antara lain" pertim6angan dan dasar   penangkapanB nama" pangkat" nrp" ja6atan dan kesatuan tugasB tugas yang harus

dilakukanB 6atas 9aktu 6erlakunya perintah tugas serta keharusan untuk mem6uat laporan hasil penangkapan 6agi aparat yang di6eri surat perintah tugas.0

Penangkapan hanya dapat dilakukan terhadap seorang yang diduga keras melakukan tindak pidana 6erdasarkan 6ukti permulaan yang cukup se6agaimana yang diatur dalam Pasal +0 KUHAP1. Mengenai 6ukti permulaan yang cukup" KUHAP tidak mengaturnya" melainkan diserahkan kepada penyidik untuk  menentukannya. Menurut Kapolri dalam SK&P2-$22+<1/ tanggal +1 Fe6ruari +<1/"  6ukti permulaan yang cukup merupakan keterangan dan data yang terkandung dalam

7 Si$mul, op.cit., hal*16

8 h$$-nang'aan-nahanandll*.lgs$**id212-nang'aan -nahanan-ngg-l-dahan*h$ml

(12)

laporan polisiB 6erkas acara pemeriksaan di tempat kejadian perkara %TKP'B laporan hasil penyelidikanB keterangan saksi2ahli dan 6arang 6ukti. Sedangkan menurut ;apat Kerja Makehjapol tanggal /+ Maret +<1$ menyimpulkan 6ukti  permulaan yang cukup minimal laporan polisi ditam6ah salah satu alat 6ukti

(13)

BAB IV SIMPULAN A. P$'($#"*!' P$'!'(&!!'

Penangkapan menurut ketentuan pasal + 6utir /- KUHAP dinyatakan 6ah9a  penangkapan adalah suatu tindakan penyidik 6erupa pengekangan sementara 9aktu

ke6e6asan tersangka atau terdak9a apa6ila terdapat cukup 6ukti guna kepentingan  penyidikan atau penuntutan dan atau peradilan dalam hal serta menurut cara yang di

atur dalam Undang5undang ini.

8. P#+$+ !' S!#!" P$'!'(&!!'

+. Tindakan penangkapan dilakukan untuk kepentingan penyidikan  penuntutan2peradilan %pasal + 6utir /-'

/. Perintah penangkapan terhadap tersangka yang diduga keras melakukan tindak pidana" 6aru dilakukan apa6ila penyidik telah memiliki alat 6ukti  permulaan yang cukupB %pasal + 6utir /- # +0 KUHAP'

,. Pelaksanaan penangkapan dilakukan dengan surat perintah penangkapan %model serse:A5' yang ditanda tangani oleh kepala kesatuan2nstansi %KAP#)C)" KAP#);&S atau KAP#)S&K' selaku penyidik pasal + 6utir  - # + ayat %/'EB Apa6ila yang melaksanakan penangkapan adalah  penyidik2penyidik mem6antu" maka petugasnya cukup mem6erikan satu lem6ar kepada tersangka dan satu lem6ar kepada keluarga yang disangka ditangkap %pasal +1'

$. Surat perintah penangkapan 6erisi:

a. Pertim6angan dan dasar hukum tindakan penangkapan  6. !ama5nam petugas" pangkat" !rp" ja6atan

c. dentitas penangkapan yang tidak ditangkap %ditulis secara lengkap atau  jelas'

d. Uraian singkat tentang tindak pidana yang dipersangkakan

e. Tempat atau kantor dimana tersangka akan diperiksa %pasal +1 ayat +' *. angka 9aktu 6erlakunya Surat Perintah penangkapan.

. Setiap kali selesai melaksanakan SP;! Penangkapan petugas pelaksana mem6uat 8erita Acara Penangkapan %model Serse A.++.-,2pasal 0 KUHAP'

(14)

. Selain untuk kepentingan penyidikan" Penyidik atau Penyedik pem6antu  6er9enang melakukan tindakan penangkapan terhadap tersangka atau terdak9a atas permintaan PU untuk kepentingan penuntutan" atau atas  permintaan Hakim untuk kepentingan peradilan atau atas permintaan instansi atau penyidik lain atau nterpol %pasal 0 ayat + huru* j o pasal +  6utir /- KUHAP'

0. Terhadap tersangka pelaku pelanggaran" meskipun tidak dapat ditangkap akan tetapi apa6ila sudah dipanggil secara sah dua kali 6erturut5turut tidak  mau memenuhi panggilan tanpa alasan yang sah" dapat ditanggap oleh Penyidik %pasal +< ayat / KUHAP'

-. M$'(!! $'!'(&!!' *%!&)&!'

Penangkapan dilakukan antara lain guna mendapatkan 9aktu yang cukup untuk  mendapatkan in*ormasi yang akurat.

D. S*!! !'( 5$#!& $%!&)&!' $'!'(&!!'

Petugas yang 6er9enang melakukan penangkapan adalah Polisi ;epu6lik  ndonesia %Polri' se6agaimana diatur dalam Pasal +1 KUHAP.

Pelaksanaan penangkapan menurut Drs.DPM Sitompul" SH dapat dilakukan dengan dua cara" yaitu:

+. Penangkapan Tanpa Surat Perintah /. Penangkapan Dengan Surat Perintah

DAFTAR PUSTAKA

HMA KUFFA)" SH" Penerapan KUHAP dalam Praktik Hukum

;usli Muhammad" Hukum Acara Pidana Kontemporer" 8andung: PT (itra Aditya 8arkti" /--0

(15)

Sitompul" Polisi dan Penangkapan" 8andung: Tarsito"+<1

http:22penangkapanpenahanandll.6logspot.co.id2/-+-2-/2penangkapan5penahanan5  penggeledahan.html

Referensi

Dokumen terkait

peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan...

dalam memeriksa dan memutus tentang sah atau tidaknya penangkapan atau penahanan, sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau penuntutan, permintaan ganti kerugian dan

KAJIAN PERBANDINGAN HUKUM PIDANA TENTANG SISTEM PENUNTUTAN PERKARA PIDANA MENURUT SISTEM PERADILAN.. PIDANA INDONESIA DAN SISTEM PERADILAN

Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia

Kekurangan dari ketentuan penuntutan menurut hukum acara pidana Indonesia adalah tidak adanya kesempatan bagi korban untuk tampil dalam sistem peradilan pidana,

Hasil penelitian dan analisis data yang berisi tentang regulasi tentang Penyidikan dan Penuntutan Tindak Pidana Korupsi, dan Pembahasan mengenai sinkronisasi peraturan

Surat Perintah Penyitaan memuat dasar pertimbangan dikeluarkannya surat ini yaitu untuk kepentingan penyidikan tindak pidana, penuntutan dan peradilan maka penyitaan

Agar sinkronisasi penyidikan dan penuntutan dalam proses penegakan hukum tindak pidana psikotropika dapat berjalan dengan baik berdasarkan sistim peradilan di