• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kabupaten Mitra Pamerkan Keberhasilan Pendampingan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kabupaten Mitra Pamerkan Keberhasilan Pendampingan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

L

ENSA

P

RIORITAS

Media Komunikasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik di Jawa Tengah

Edisi 06

Januari - Maret 2014

USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa

L

ENSA

P

RIORITAS

Newsletter LENSA PRIORITAS diterbitkan oleh USAID PRIORITAS-Jawa Tengah sebagai sarana komunikasi dan media penyebarluasan praktik pendidikan yang baik untuk meningkatkan kualitas pendidikan dasar di Jawa Tengah

Kabupaten Mitra Pamerkan

Dinas pendidikan dan 121 sekolah/madrasah dari 5 kabupaten mitra USAID PRIORITAS (Semarang, Sragen, Batang, Banjarnegara, dan Purbalingga)

melaksanakan lokakarya keberhasilan program USAID PRIORITAS secara bertahap pada bulan Maret. Acara tersebut memamerkan inovasi dan kreativitas daerah selama

didampingi USAID PRIORITAS. Direktur USAID PRIORITAS Stuart Weston menyampaikan, ada kabupaten yang baru lima bulan intens didampingi oleh prorgram. Namun, perubahan nyata dapat terlihat dengan baik melalui produk-produk pembelajaran dan manajemen dalam pameran itu. ”Perubahan yang tampak di pameran ini merupakan kabar yang membahagiakan. Ini awal yang baik

untuk melanjutkan program sampai 2017,” ujarnya setelah melihat pameran di Kabupaten Batang (13/3).

Dalam lokakarya keberhasilan tersebut, sekolah, madrasah, dan dinas pendidikan memamerkan dampak program USAID PRIORITAS selama satu tahun. Misalnya, pendampingan pembelajaran aktif, PAKEM, pembelajaran kontekstual, manajamen berbasis sekolah, dan manajemen di tingkat daerah.

Di Latih menjadi Sekolah Lab yang Baik untuk PPL

Baca liputannya di halaman 4 dan 5

Baca Sekolah Lab... hal 3

Latih kreativitas mahasiswa dalam membuat big book

Siswa MTs Ma’arif Banjarnegara temukan jeli salak

Buat siswa terampil menyunting karangan

8

11

Belajar sejarah dengan menyusun menara perjanjian

11 10

Stuart Weston dan Wakil Bupati Batang sedang berinteraksi dengan siswa, menguji coba konduktor bersama siswa MI Islamiyah Reban, Batang (13/3).

Pendidikan Bagian Penting dalam Pembangunan Daerah ”Pendidikan

berperan penting dalam mengubah pola dan sudut pandang serta roda ekonomi

masyarakat di Banjarnegara. Karena itu, saya

memberikan perhatian khusus untuk hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan,” tutur Bupati Kabupaten Banjarnegara Sutedjo Slamet Utomo MHum dalam lokakarya keberhasilan program USAID PRIORITAS, Kamis (6/3). Bupati secara khusus datang hari itu untuk melihat hasil pendampingan USAID PRIORITAS. ”Saya berharap Bapak/Ibu di sini terus mendukung pengembangan pendidikan. Khususnya, mitra dan praktik baik dari USAID

PRIORITAS. Sebab, ini penting untuk pengembangan kabupaten ke depan,” tuturnya.

guru pamong belum menerapkan pembelajaran aktif di sekolah. Akibatnya, mahasiswa calon guru yang melakukan PPL enggan untuk melakukan inovasi

pembelajaran aktif yang didapat di

perkuliahan. Masalah inilah yang ingin kami atasi,” paparnya.

Sebanyak 36 sekolah lab dan sekolah mitra LPTK yang bekerja sama dengan USAID PRIORITAS, yaitu UNY, Unnes, dan IAIN Walisongo, dilatih untuk menerapkan pembelajaran berbasis PAKEM, kontekstual, dan

mengembangkan manajemen berbasis sekolah.

”Tujuannya, menyiapkan tempat praktik pengalaman lapangan yang baik bagi mahasiswa,” terang Afifuddin PhD, spesialis pelatihan dan pengembangan LPTK USAID PRIORITAS Jawa Tengah. Afifuddin melanjutkan, jika sekolah, khususnya guru pamong mahasiswa, telah mampu menerapkan PAKEM dan kontekstual, mereka dapat membimbing mahasiswa yang sedang melakukan PPL. ”Masalah yang sering muncul adalah

Bupati Banjarnegara Sutedjo Slamet Utomo MHum

Peserta pelatihan PAKEM untuk sekolah lab mitra Unnes dan IAIN Walisongo sedang berdiskusi membahas materi unit 2 modul USAID PRIORITAS, Jumat (14/2).

(2)

Perubahan Bertahap Sudah Terlihat

Sebanyak 20 pemangku kepentingan tingkat Jawa Tengah bersama undangan dari Kemendikbud Jakarta diajak USAID PRIORITAS untuk berkunjung ke sekolah, madrasah, dan dinas pendidikan di lima kabupaten mitra USAID PRIORITAS Jawa Tengah.

Tujuannya, melakukan monitoring dan evaluasi kemajuan pembelajaran, manajemen sekolah, manajemen guru, serta mendorong perencanaan diseminasi dan pengenalan program pra-unjuk karya (showcase) tingkat provinsi. Pemangku kepentingan tingkat provinsi itu berasal dari unsur Dinas Pendidikan, Setda Jawa Tengah, Bappeda, Dewan Pendidikan, Kantor Kemenag, Unnes, IAIN Walisongo, IKIP PGRI Semarang, UKSW Salatiga, STAIN Pekalongan, STAIN Purwokerto, serta perwakilan media.

”Walaupun setiap sekolah yang saya kunjungi memiliki perbedaan, saya melihat sudah ada perubahan mendasar dari pola pembelajaran yang mereka lakukan. Selain itu, dalam hal manajemen sekolah,

dokumen-dokumen perencanaan dan partisipasi masyarakat juga sudah baik,” terang Dr Son Haji, perwakilan dari STAIN Purwokerto, saat mengunjungi sekolah mitra dan dinas pendidikan di Kabupaten Purbalingga, Senin (3/3).

”Saya melihat USAID PRIORITAS memang memberdayakan potensi SDM di sekolah. Cara ini akan memberikan efek jangka panjang kepada sekolah. Setiap tahun, kalau di-update, pasti ada perubahan walaupun hal tersebut bertahap,” urai Ibu Eny Suryani,

perwakilan Bappeda Provinsi Jawa Tengah, dalam kunjungan di Kabupaten Semarang, Selasa (10/3).

Kepala SMPN 1 Mandiraja Wilujeng Nurhayati mengatakan, program ini sangat bermanfaat bagi kepentingan pengembangan sekolah dan upaya peningkatan kualitas pendidikan. Dia mengatakan telah melakukan perubahan secara bertahap, baik dalam pembelajaran, manajemen sekolah, dan peran serta masyarakat.

Ibu Erni, perwakilan dari Biro Mental Pemprov Jateng melihat pembelajaran di MI Klero Kabupaten Semarang (10/3)

Salah satu program USAID PRIORITAS ialah memilih sekolah praktik yang baik sebagai contoh di lingkup kabupaten. Tujuannya, sekolah tersebut menjadi rujukan dan model bagi sekolah lain di kabupaten. Selain itu, sekolah tersebut dapat menjadi tempat bagi praktik pengalaman lapangan (PPL) mahasiswa dari LPTK mitra USAID PRIORITAS.

Sekolah praktik yang baik akan mendapatkan pelatihan tambahan dan kegiatan-kegiatan lain agar termotivasi untuk lebih berkembang. Misalnya,

kunjungan belajar ke provinsi lain dan

workshop pengembangan sekolah dari

USAID PRIORITAS.

Afifuddin PhD, spesialis pelatihan dan pengembangan LPTK, mengatakan, pemilihan sekolah praktik yang baik diawali dengan pemilihan nominasi sekolah dan akan dilanjutkan dengan verifikasi ke sekolah serta penetapan sekolah praktik yang baik. ”Pada tahap ini, pemilihan nominasi sekolah praktik yang baik telah selesai dilakukan. Di masing-masing kabupaten telah dinominasikan enam SD/MI dan empat SMP/MTs untuk menjadi sekolah praktik yang baik,” terangnya.

”Indikator sekolah praktik yang baik akan dilihat dari lingkungan kelas/sekolah, kegiatan guru, kegiatan siswa,

kepemimpinan kepala sekolah, dan partisipasi masyarakat. Syarat utamanya adalah komitmen kuat dari seluruh akademi sekolah untuk mau menjadi lebih baik,” jelas doktor ilmu fisika tersebut.

Pilih Sekolah Praktik yang Baik Wakil Kabupaten

Diskusi penilaian sekolah praktik yang baik dengan para pemangku kepentingan di Kabupaten Batang

PURBALINGGA - ”Saya menyambut

baik hasil pemetaan dan analisis penataan guru dari USAID PRIORITAS bersama dinas pendidikan dan BKD. Yang paling penting adalah tindak lanjut dari pemetaan dan analisis ini. Jangan sampai hasil

pemetaan ini hanya masuk laci tanpa ada tindak lanjutnya,” pesan Bupati Kabupaten Purbalingga Sukento Rido Marhaendrianto saat konsultasi hasil pemetaan dan

pemataan guru di aula bupati Kabupaten Purbalingga (22/1).

Drs Ashari MPd yang mewakili tim PPG mempresentasikan kepada bupati dan pemangku kepentingan yang hadir saat itu. Hasil pemetaan menunjukkan bahwa Purbalingga masih mengalami kekurangan PNS untuk jabatan guru kelas 892 orang, PAI 176, penjaskes 211, dan guru SMPN untuk 10 mapel 282 orang. Terdapat pula sekolah kecil sebanyak 56 sekolah atau 12% dari populasi sekolah dasar yang ada.

Dia menambahkan, solusinya ialah mendayagunakan guru GTT untuk

memenuhi kekurangan guru kelas PNS dan melakukan pembelajaran multigrade untuk sekolah yang jumlah siswa kurang dari 96 dalam rangka efisiensi tenaga pendidik. Selain itu, perlu dilakukan regrouping untuk sekolah yang jumlah siswa kurang dari 96, guru mobile untuk guru spesialis mengajar lebih dari satu sekolah, menaikkan supply guru dengan meningkatkan insentif untuk guru, dan mengangkat guru GTT menjadi guru PNS dengan melihat pengetatan anggaran APBD. Upaya lainnya adalah guru mapel dengan model mobilitas atau guru mengajar di lebih dari satu sekolah.

”Usulan kebijakan tersebut akan dibahas lebih lanjut dalam implementasi kebijakan di dinas pendidikan. Kami tetap menindaklanjuti sesuai hasil dan pesan Bapak Bupati,” terangnya.

Hasil Pemetaan

Jangan Masuk Laci

Kabid Tendik Dindik Purbalingga, Drs Ashari MPd, memaparkan hasil analisis data di hadapan bupati dan pemangku kepentingan pada konsultasi publik penataan dan pemerataan guru, Rabu (22/1)

(3)

L

ENSA

U

TAMA

3

Edisi 06, Januari - Maret 2014 - LENSA PRIORITAS

L

ENSA

P

RIORITAS

Sekolah Lab

Pelatihan PAKEM dan kontekstual bagi sekolah mitra UNY dilaksanakan di gedung FIP UNY (24-27/1) dan ruang seminar FBS UNY (25-27/1). Sementara pelatihan untuk sekolah mitra Unnes dan IAIN Walisongo dihelat di Hotel Gumaya, Semarang (15-17/1).

Pelatihan MBS sekolah mitra LPTK UNY, baik SD maupun SMP, dilakukan pada 10–12 Februari 2014 di Fakultas Bahasa Sastra UNY (10-12/2). Sementara pelatihan serupa untuk sekolah mitra LPTK Unnes dan IAIN Walisongo Semarang, baik SD/MI maupun SMP/MTs, dihelat di Hotel Gumaya (22-24/2).

Kasi Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Semarang Hidayatullah menyampaikan apresiasi setelah melihat pembelajaran yang dilakukan Bapak Musrian di SD Kalibanteng 3 Semarang (17/2). ”Model pembelajaran seperti ini perlu disebarkan ke sekolah lain. Guru kratif, siswa aktif, dan tujuan

pembelajaran tercapai,” jelasnya. Bapak Musrian merupakan salah seorang guru di sekolah mitra Unnes yang mengikuti pelatihan. Dia bersama guru sejawat di Kota Semarang

mendapatkan materi tentang PAKEM dan pengelolaan kelas yang efektif. Menurut dia, walaupun bukan hal baru, setelah pelatihan, dirinya merasa penting menerapkan model itu dalam pembelajaran. ”Semoga pelatihan semacam ini bisa berlanjut,” harapnya.

Lebih Siap Implementasikan Kurikulum 2013

YOGYAKARTA - Sebanyak 6 SD dan 3

SMP mitra Universitas Negeri Yogyakarya (UNY) lebih siap mengimplementasikan kurikulum 2013. Kesiapan ini disampaikan setelah mengikuti pelatihan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) untuk jenjang SD dan

pembelajaran kontekstual untuk jenjang SMP di aula Fakultas Ilmu Pendidikan UNY (25-27/1).

Dalam tiga hari guru dilatih untuk mengimlementasikan pembelajaran aktif, baik PAKEM atau pembelajaran

kontekstual yang seyogianya adalah inti kurikulum 2013. Model ini mengaktifkan, menantang, dan memotivasi siswa agar pembelajaran berjalan aktif.

Dari beberapa prinsip kurikulum 2013, di antaranya ialah dari siswa yang diberi tahu menuju siswa mencari tahu. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber. Kemudian dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang

kebenarannya multidimensi. Hal itu dipahamkan dalam pelatihan. Bahkan, setelah pelatihan 2 hari yang

implementatif, pada hari ketiga guru melaksanakan praktik pembelajaran di kelas masing-masing yang kemudian dievaluasi oleh fasilitator dari dosen yang sebelumnya telah dilatih USAID

PRIORITAS.

Afifuddin PhD, spesialis pelatihan dan pengembangan perguruan tinggi USAID PRIORITAS Jawa tengah, menyatakan bahwa guru akan lebih siap

implementasikan kurikulum 2013 setelah mengikuti pelatihan ini. ”Materi telah kami susun sedemikian rupa sehingga sangat aplikatif dan sesuai kebutuhan

implementasi kurikulum 2013 yang dilaksanakan menjelang tahun ajaran baru Juni tahun ini. Prinsip dalam pembelajaran aktif merupakan isi dari kurikulum 2013, sehingga akan banyak guru yang siap mengimplementasikannya di sekolah,” tegasnya.

Penjelasan tersebut sesuai dengan yang dirasakan Jumadi, kepala SD Negeri Karangjati, Yogyakarta. ”Respons para guru rata-rata menyatakan senang mengikuti pelatihan ini. Pelatihan ini mengajarkan mereka untuk mengaktifkan siswa. Model guru yang hanya berceramah di depan kelas dalam pelatihan ini harus diubah menjadi siswa yang mesti aktif dan guru mendampingi. Sekarang kami lebih siap mengimplementasikan kurikulum 2013,” jelasnya.

Tingkatkan Kualitas Pembelajaran dengan Model PAKEM

USAID PRIORITAS telah melatih seluruh

sekolah mitra di Kabupaten Pekalongan dan Wonosobo tentang praktik

pembelajaran yang baik dengan menggunakan modul I. Pelatihan ini dimulai akhir Februari dan berakhir pada Maret 2014.

Sebanyak 48 sekolah/madrasah mengikuti pelatihan tersebut, baik guru, kepala sekolah, dan komite sekolah.

Peserta dari jenjang SD/MI dan SMP/MTs dilatih pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM),

pembelajaran kontekstual, serta manajemen berbasis sekolah.

Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Pekalongan Dr Ahmad Umar MA di Gedung Pemuda Kajen (14/3) berpesan agar mutu pendidikan di Kabupaten Pekalongan benar-benar diangkat dengan

kerja keras. ”Kita beruntung mendapat program dari USAID PRIORITAS. Dengan program ini, seharusnya lebih mudah bagi kita untuk memperbaiki kualitas

pembelajaran dan manajemen sekolah,” tuturnya.

”Salah satu cara memperbaiki kualitas pembelajaran adalah mengubah pola pembelajaran konvensional dengan pembelajaran aktif atau PAKEM,” tuturnya.

Kelompok guru didampingi fasilitator mendiskusikan pola lama dan baru dalam pembelajaran

Kepala SMPN 3 Garung, Wonosobo, memaparkan hasil kerja kelompoknya. Praktik Mengajar di Kelas Awal SDN Jengkol 2,

Wonosobo

Siswi kelas 2 SDN 1 Kampil, Pekalo-ngan mempresentasikan hasil kerjanya Suasana kelompok MBS SD/MI

(4)

Pukau Pengunjung; Durian sampai Semangka Bermanfaat

untuk Pembelajaran

BANJARNEGARA - Inovatif dan kreatif.

Kata tersebut mewakili tampilan dalam unjuk karya keberhasilan program USAID PRIORITAS di Kabupaten Banjarnegara. Betapa tidak, kulit durian, buah salak, buah semangka, serta beraneka macam sumber daya di lingkungan sekolah bisa

dimanfaatkan untuk pembelajaran di dalam kelas.

Kegiatan itu di Gedung Wanita Banjarnegara diikuti 24 sekolah dan madrasah mitra di Kabupaten Banjarnegara (6/3). Setiap stan

menampilkan praktik yang baik selama pendampingan. Contohnya, SMP Negeri 2 Banjarnegara yang menunjukkan simulasi menghitung dan membuktikan rumus luas dan volume lingkaran dengan mengupas kulit semangka.

SDN 3 Kutabanjar menampilkan simulasi alat peredaran darah. MTs Ma'arif Banjarnegara memperagakan simulasi pembuatan buah salak dan kulit durian sebagai bahan pengenyal jeli. Ada juga simulasi uji karbohidrat dari SMP Taman Siswa. Semua tampilan tersebut

merupakan produk dari pendampingan USAID PRIORITAS.

Ahmad Sarjita, spesialis pelatihan SD/MI, mengatakan bahwa kelebihan

program yang ditawarkan USAID PRIORITAS ialah produk pembelajaran. Dengan terciptanya produk ini, proses pembelajaran menjadi lebih aktif sehingga tujuan pembelajaran tercapai secara optimal.

Ratusan siswa dan guru dari sekolah di lingkungan Kabupaten Banjarnegara datang untuk menyaksikan acara tersebut. Banyak yang baru menyadari bahwa hal-hal di lingkungan sekolah bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran. Hal ini disampaikan oleh salah seorang guru dan fasilitator, Fajriatun.

Hasil kreativitas dan inovasi tersebut memang memukau pengunjung. Terutama ketika didemonstrasikan cara kerja dan fungsi masing-masing media pembelajaran inovatif itu. Dengan lugas dan cekatan, siswa memdemonstrasikan. Bupati Banjarnegara, Sutedjo Slamet Utomo MHum, memberikan apresiasi kepada USAID PRIORITAS yang mendukung perubahan pendidikan dasar ke arah lebih baik.

Dia berharap kegiatan bersama USAID PRIORITAS terus didukung oleh seluruh elemen pendidikan di Banjanegara. Sebab, kegiatan tersebut telah terbukti membuat perubahan pendidikan lebih optimal.

Ratusan siswa antusias masuk untuk menyaksikan pameran praktik yang baik (6/3)

Siswa dan guru SDN Kutabanjar 3 mempresentasikan peredaran darah di Jantung (6/3).

Siswa SMPN 2 Banjarnegara, menghitung dan

membuktikan luas permukaan bola dengan kulit semangka.

Ajak Wakil Bupati Batang dan Direktur USAID PRIORITAS

Mengecek Denyut Jantung

pembelajaran. Dengan polos, Alya mempresentasikan tahap demi tahap kepada undangan yang hadir. ”Pertama bahan bakunya adalah selang kaku sepanjang 50 cm. Ada juga selang yang lebih elastis kurang lebih 1 meter. Ada corong kecil dan sobekan balon,” tuturnya.

”Cara

membuatnya, lubangi selang yang kaku pada bagian tengahnya, kemudian dipanaskan dengan api dan dibentuk ujungnya agar bisa menjepit telinga. Lalu dipasang tengahnya dengan selang lebih lentur yang dilekatkan dengan lem dan isolasi. Bagian ujung diberi corong kecil dengan balon yang sudah sobek dan ditarik lebih kencang serta diikat karet. Agar tidak

sakit di telinga, corong diberi kapas dan direkatkan dengan isolasi,” paparnya.

Setelah menjelaskan di depan cara menggunakannya, siswi imut ini meminta Wakil Bupati Batang, Bapak Soetadi SH, untuk mencobanya kepada Direktur USAID PRIORITAS Stuart Weston. Dengan wajah berseri, tegang, dan kocak, keduanya mencoba. Diawali dengan Stuart, kemudian Bapak Soetadi. Keduanya bergantian mencobanya. ”Ini sangat bagus karena sesuai dengan simulasi seperti stetoskop asli,” kata Stuart. Demonstrasi diakhiri dengan penjelasan Alya. ”Kenapa bisa

mendengarnya? Sebab, membran yang menempel di dada bergetar sesuai dengan detak jantung yang berdetak. Kemudian udara dalam selang bergetar menuju ke atas sampai ke gendang telinga lalu ke syaraf sampai ke otak,” jelas Alya mengakhiri demonstrasi.

BATANG - Ada-ada saja ulah Alya

Adilatul Khusna, siswa SD Sukomangli 2, Reban, dalam lokakarya keberhasilan program USAID PRIORITAS di Kabupaten Batang, Kamis (13/3).

Dalam demonstrasi produk

pembelajaran, dia menampilkan stetoskop yang dibuat bersama temannya dalam

Alya Adilatur Khusna, siswa SDN Sukomangli 2 menjelaskan stetoskop yang dibuat bersama temannya.

Stuart Weston (kiri) mencoba stetoskop buatan Alya kepada Wakil Bupadi Batang, Bapak Soetadi.

(5)

LENSA PRIORITAS

Edisi 06. Januari - Maret Tahun 2014

Penanggung Jawab:

Nurkolis

Editor:

Anang Ainur Roziqin

Tim Redaksi:

Afifuddin, Hari Riyadi, Dyah Karyati, R. Ahmad Sarjita, Saiful H. Shodiq,

Wahyu Daryono

Alamat:

Jl. Candi Makmur No.2A Karanganyar Gunung, Candisari, Semarang.

Email: aroziqin@prioritas.or.id Web: www.prioritaspendidikan.org

5

Inovasi dengan Sumber Daya Alam di Pucuk Gunung

PURBALINGGA – Lokakarya

keberhasilan program USAID PRIORITAS Kabupaten Purbalingga di kantor aula bupati Purbalingga (4/3) terlihat renyah dengan tampilan dari MI NU 2 Tangkisan, Mrebet. Khasbi Istanto bersama para siswanya menampilkan media

pembelajaran Gabil Basing dengan kocak, namun berisi materi pembelajaran.

Permainan Gabil Basing diawali dengan menampilkan nyanyian. Syair lagunya dibuat untuk meningkatkan keingintahuan siswa dan menggunakan indikator, yakni mengurutkan, membandingkan, dan menghitung bilangan bulat positif negatif. Permainan dimulai dengan menaruh angka nol dalam garis bilangan dan menjadi angka pedoman untuk menghitung. Jika ingin mengurutkan bilangan besar positif, diawali dengan menaruh kertas nilai angka pada paku bilangan positif. Sebaliknya, bila ingin memulai dari negatif, dimulai dari sisi negatif. Misalnya, memulai dengan empat angka 8, 4, -2, -3. Masing-masing angka tersebut dimasukkan dalam paku yang telah diurutkan sesuai urutan dan mengacu pada bilangan nol.

Dari cara kerja tersebut, siswa dapat

L

ENSA

P

RIORITAS

SRAGEN - Mendadak suasana gedung

Kartini Sragen, Rabu (5/3), dipenuhi pengunjung. Mereka merupakan guru serta siswa SD, MI, SMP, dan MTs di lingkungan Kabupaten Sragen. Mereka memadati deretan 24 stan pameran sekolah mitra program USAID PRIORITAS yang memajang produk dampingan selama kurang lebih setahun kerja sama. Banyak yang memamerkan produk teknologi dan produk kreatif hasil karya siswa dan guru yang digunakan dalam pembelajaran.

”Hari ini kami tampilkan roket air dan meriam hasil praktik siswa. Ada pula alarm pengaman pintu rumah atau kantor dari aksi pencurian. Masih ada produk-produk lainnya,” ujar Kepala SMPN 2

Sambungmacan Bambang Sudaryono di lokasi pameran.

Meski pameran yang dikemas dalam lokakarya keberhasilan program USAID PRIORITAS tersebut hanya diikuti jenjang SD/MI dan SMP/MTs, berbagai inovasi dan produk teknologi yang ditampilkan tak kalah dengan jenjang sekolah di atasnya. Misalnya, para siswa SMPN 2

Sambungmacan yang menciptakan roket air serta alarm pengaman pintu rumah dari pencurian.

Siswa SDN Banyurip 3 Sambungmacan tak mau kalah dalam unjuk beberapa produk. Menurut Suwarno, kepala SDN

Banyurip 3, karya siswanya yang dipamerkan ialah maket tata surya dan maket proses erupsi gunung berapi. Dua maket tersebut digunakan siswa dalam pembelajaran

Ia menuturkan, semua karya itu dibuat sendiri oleh siswa yang memang

ditekankan untuk aktif serta kreatif melalui sistem pembelajaran pembelajaran aktif kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) hasil binaan USAID PRIORITAS.

Siswa MTSN Sragen juga menampilkan berbagai inovasi. Di antaranya, pembangkit listrik yang berbahan jeruk dan buah-buahan yang mengandung larutan elektrolit.

L

ENSA

Daerah Mitra

Edisi 06, Januari - Maret 2014 - LENSA PRIORITAS

Munculkan Tema Teknologi Pembelajaran

dalam Pameran Praktik yang Baik

memahami urutan bilangan baik dari bilangan positif atau negatif, begitu pula sebaliknya. Setelah tahu siswa akan memiliki pemahaman mendasar tentang konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan positif dan bilangan negatif. Hal tersebut memudahkan siswa pada tahap selanjutnya dalam memainkan operasi bilangan.

Ir Susilo Utomo MSi, asisten II bupati Purbalingga yang juga Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purbalingga, mengatakan, batang singkong yang awalnya terlihat tidak bermanfaat ternyata bisa menjadi media pembelajaran menarik. ”Semangat inovasi ini perlu

ditindaklanjuti,” katanya.

Selain tampilan Gabil Basing, ada demonstrasi dari SMPN 3 Kemangkon yang memanfaatkan kencing kambing sebagai media pembelajaran dan pembudidayaan jahe merah di sekolah.

”Walaupun lokasi madrasah kami

berada di desa pucuk gunung, kami terus bersemangat untuk berinovasi dalam pembelajaran. Inovasi yang kami lakukan ialah memanfaatkan sumber daya alam di lingkungan sekolah yang murah meriah. Salah satunya, media pembelajaran Gabil Basing atau garis bilangan

menggunakan batang singkong,” tutur guru MI NU 2 Tangkisan Mrebet, Khasbi Istanto, saat sesi demonstrasi.

Terdapat juga 24 stan lain yang

menampilkan beraneka produk dampingan dari USAID PRIORITAS.

Bapak Sarbini dari Komite SDN 1 Panican menyampaikan, walaupun bantuan USAID PRIORITAS berupa bantuan teknis, hal itu sangat menginspirasi dan

membantu mereka dalam mengembangkan sekolah. ”Yang awalnya kami kira tidak bisa ternyata setelah ada USAID PRIORITAS menjadi bisa,” ucapnya.

Siswa MI NU 2 Tangkisan mendemonstrasikan alat peraga matematika Gabil Basing dalam lokakarya keberhasilan progran USAID PRIORITAS, Selasa (4/3)

Siswa MTSN Sragen mendemokan cara kerja arus listrik dari Jus kepada perwakilan Kemendikbud Jakarta, Ibu Munjiyem (5/3).

(6)

L

ENSA

Daerah Mitra

SEMARANG - ”USAID PRIORITAS di

Kabupaten Semarang mendukung pengembangan manajemen sekolah. Hal tersebut terlihat dengan melatih guru, kepala sekolah, dan komite sekolah dengan materi manajemen berbasis sekolah (MBS),” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang Dewi Pramuningsih MPd dalam lokakarya keberhasilan program USAID PRIORITAS di Kabupaten Semarang, Selasa (11/3).

Menurut dia, pembangunan saat ini kebanyakan berupa fisik, kurang pada aspek sumber daya manusia (SDM). Padahal, bila dikembangkan, aspek SDM lebih potensial dalam mengembangkan sekolah secara maksimal.

Contoh konkretnya, dalam manajemen sekolah dikembangkan pembelajaran aktif yang mendukung siswa berkembang maksimal. ”Pelajaran IPA dan matematika yang tadinya menjadi momok, bila disampaikan dengan metode baru yang kreatif dan menyenangkan, tentu perolehan nilai siswa akan berbeda,” paparnya saat meninjau stan pameran dari 24 sekolah mitra.

Dalam hal perencanaan sekolah, manajemen sekolah membantu

Dukung Pengembangan Manajemen Sekolah

penyusunan rencana tahunan, rencana kegiatan sekolah, rencana anggaran sekolah, dan perencanaan pengembangan sekolah yang lain. ”Peran aktif masyarakat lewat komite sekolah atau paguyuban orang tua siswa juga dibutuhkan untuk memaksimalkan potensi sekolah. Khususnya, pencapaian prestasi belajar siswa,” jelasnya.

”Sudah terlihat praktik-praktik yang baik dari pendampingan USAID

PRIORITAS. Semoga lebih baik lagi tahun depan,” lanjutnya.

Bupati Semarang dr H Munjirin SpOG menyampaikan, walaupun dampingan USAID PRIORITAS baru 16 SD/MI dan 8 SMP/MTs di dua kecamatan, hasil baiknya sangat terlihat. Dia berharap, hasil positif tersebut bisa disebarkan di kecamatan-kecamatan lain.

”Melihat hasil dalam stan-stan pameran sekolah, saya melihat banyak perubahan positif. Saya berharap, modul-modul USAID PRIORITAS dijadikan bahan rujukan untuk membuat loncatan-loncatan dalam inovasi pendidikan,” tegasnya.

”Peran masyarakat dan dukungan USAID PRIORITAS dalam hal manajemen

sekolah memberikan masukan yang berarti untuk perbaikan sekolah. Kami mulai berbenah bukan hanya saat akan pameran, namun juga mencoba membuat regulasinya dalam keseharian di sekolah. Guru-guru berterima kasih telah didampingi selama ini,” jelas Ujianto, kepala SDN 2

Sumowono, di stan pameran.

Siswa MI Klero Semarang, memamerkan alat untuk media pembelajaran yang telah dilakukannya (11/3).

Bupati Semarang, dr. H. Munjirin, Sp.OG memberikan dukungan kepada sekolah dampingan USAID PRIORITAS (11/3).

PURWOREJO - Kabupetan Purworejo kedatangan tamu dari

Kabupaten Pamerkasan yang melakukan kunjungan belajar tentang penataan dan pemerataan guru (28/2). Rombongan yang berjumlah 45 orang itu terdiri atas dinas pendidikan, kepala UPTD pendidikan, pengawas SD dan SMP, unsur musyawarah kerja kepala sekolah, serta kelompok kerja kepala sekolah. Rombongan diketuai kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pamekasan Drs M. Yusuf Suharmanto MSi.

Ia menyampaikan, latar belakang kunjungan adalah ingin menimba dan sharing pengalaman dengan Kabupaten Purworejo yang lebih dahulu didampingi oleh USAID-DBE dalam penataan dan pemerataan guru (PPG). ”Kami telah melihat video praktik yang baik dalam penataan dan pemerataan guru yang sudah berjalan di Purworejo sehingga ingin belajar bersama mengenai PPG. Sebab, peta guru dan geografi Kabupaten cenderung

sama. Termasuk, disparitas guru yang ada dua kelompok, di daerah pegunungan dan perkotaan,” tuturnya mengawali diskusi.

Pemangku kepentingan Kabupaten Pamekasan juga mengunjungi SD dan SMP yang terdampak penataan dan penataan guru serta yang telah

melaksanakan PAKEM dan pembelajaran kontekstual binaan USAID-DBE. Yaitu, SDN Bendosari, Kecamatan Gebang, dan SMPN 8 Purworejo yang merupakan diseminasi dari kabupaten untuk pelaksanaan pembelajaran kontekstual, MBS, dan PSM.

Rombongan tersebut disambut hangat oleh jajaran dinas pendidikan dan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten

Purworejo. Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, dan Olahraga Drs Wuryanto MM memimpin penyambutan dan diskusi. Dinas pendidikan menceritakan awal program, tantangan yang dihadapi dalam PPG, dan cara mengatasinya. Di akhir pleno, rombongan merasa mendapatkan banyak masukan berarti untuk tindak lanjut di Kabupaten Pamekasan.

”Apresiasi, kami berikan kepada Kabupaten Purworejo, yang telah menerapakan pola PPG ini. Pengalaman hari ini akan menjadi bahan dan acuan bagi kami untuk implementasi PPG di Kabupaten Pamekasan,” tegas Bapak Yusuf.

Berbagi Pengalaman Penataan dan Pemerataan Guru

(Dari kiri) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pamekasan dan kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purworejo (28/2).

Rombongan dari Kabupaten Pamekasan bersama ketua dewan pendidikan (dua dari kanan) mengunjungi SMPN 8 Purworejo (28/2).

(7)

7

L

ENSA

P

RIORITAS

L

ENSA

Daerah Mitra

Evaluasi Mandiri Dukung Ketercapaian Program

Purbalingga. Untuk mengetahui

ketercapaian program USAID PRIORITAS di Kabupaten Purbalingga, Dinas Pendidikan Kabupaten Purbalingga melakukan rapat koordinasi dan evaluasi program secara menyeluruh kepada 24 kepala sekolah mitra dan 30 fasilitator daerah, Jumat (27/12).

Kegiatan difasilitasi oleh Kepala Bagian Ketenagaan Dinas Pendidikan Kabupaten Purbalingga dan jajaran dinas pendidikan. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk mendengarkan paparan dari masing-masing sekolah mitra, baik perkembangan program, tantangan yang dihadapi, komitmen dalam pelaksanaan program, dan capaian yang sudah dilakukan selama kurang lebih 1

tahun kerjasama.

Selain paparan dari kepala sekolah mitra, fasilitator juga diberikan

kesempatan untuk memaparkan kegiatan yang telah dilakukan dan yang akan dilakukan. Di mulai dari pelatihan tingkat sekolah, sampai dengan pendampingan sebanyak 20 kali yang dilakukan oleh fasilitator daerah.

Drs Ashari MPd, Kabid Ketenagaan Dinas Pendidikan Kabupaten Purbalingga menyampaikan, program USAID

PRIORITAS sudah berjalan satu tahun dan dinas pendidikan ingin mengetahui sejauh mana pencapaian yang dilakukan. Oleh karena itu, dia mengharapkan banyak masukan untuk perbaikan dan tantangan-tantangan yang dirasa sekolah dalam menerapkan program. Dalam forum tersebut dinas pendidikan sengaja ingin merangkum secara umum, dan

mengevaluasi pencapaian dan dampak yang sudah ada setelah hadirnya USAID PRIORITAS di Kabupaten Purbalingga.

“Hasil evaluasi dalam forum ini akan Dinas Pendidikan gunakan untuk membuat laporan dan rencana tindak lanjut. Tujuannya adalah program ini dapat dipetakan ketercapaiannya. Setelah

diketahui pemetaannya kita akan tahu capaian dan hambatan-hambatannya, kemudian baru kita akan memikirkan solusinya bersama.” jelas Ashari.

Hasil secara umum rapat koordinasi dan evaluasi tersebut yaitu sekolah telah banyak melakukan perubahan dalam pembelajaran, khususnya pada

pembelajaran PAKEM dan kontekstual, peran serta masyarakat juga telah meningkat. Terbukti dengan terbentuknya beberapa forum kelas, keterlibatan masyarakat dan komite dalam pengelolaan kebutuhan sekolah, pembangunan fasilitas sekolah yang lebih baik, dan manajemen pengelolaan keuangan lebih transparan dan partisipatif.

Telah banyak sekolah yang memiliki dokumen perencanaan baik RKT, RKAS yang didasari dari EDS. Namun demikian tidak semua sekolah memiliki progress yang sama. Ada sekolah yang baru sebagian gurunya menerapkan

pembelajaran aktif. Yang paling dikeluhkan oleh kepala sekolah adalah adanya dana tambahan pada standar proses ketika melakukan pembelajaran aktif. Di akhir pertemuan tersebut, semua kendala telah terpecahkan.

SEMARANG - ”Manajemen sekolah yang

aplikatif dalam menerapkan kebijakan untuk mendukung pembelajaran itu yang saya rasakan dalam pelatihan ini,” tutur Prof Dr Soegiyanto MS, ketua komite SMPN 13 Semarang, saat mengikuti pelatihan manajemen berbasis sekolah (MBS) yang diselenggarakan USAID PRIORITAS bagi sekolah mitra Universitas Negeri Semarang (Unnes) dan IAIN Walisongo di Hotel Gumaya, Semarang (22-24/2).

Menurut dia, manajemen sekolah terlihat dari program-program yang sesuai

dengan kebutuhan guru, siswa, dan tentu saja transparan.

Mantan pembantu rektor IV Unnes itu tampak aktif, mulai hari pertama pelatihan sampai pelatihan selesai dilaksanakan. ”Pelatihan ini merupakan kesempatan bagus untuk membahas program sekolah. Sebab, guru, kepala sekolah, dan komite bisa duduk bersama,” ujarnya.

Pelatihan dilakukan secara bertahap. Peserta menyelami proses pembelajaran aktif di sekolah, kemudian mempelajari kiat mendorong peran aktif masyarakat, kreativitas menghimpun berbagai sumber daya, membuat rencana kerja tahunan dan

Aplikatif dalam Kebijakan Manajemen Sekolah

rencana anggaran, sampai merumuskan rencana tindak lanjut. Semua langkah dilakukan secara kontekstual dengan keadaan sekolah.

Ketua komite SMPN 13 Semarang tersebut menyampaikan, antara sekolah satu dan sekolah lain bisa bertukar pendapat dan mengembangkan kebutuhan sekolah dari inspirasi teman sejawat. ”Ada tagihan dalam pelatihan, tapi bukan merasa tagihan karena harus dilaksanakan. Kami merasa komite memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas sekolah,” kata guru besar ilmu keolahragaan tersebut.

Edisi 06, Januari - Maret 2014 - LENSA PRIORITAS

Kabid Ketenagaan Dinas Pendidikan Purbalingga, Drs. Ashari, M.Pd (kiri) pada saat mengoordinasikan perkembangan program USAID PRIORITAS di daerahnya.

Prof. Dr. Soegiyanto, M.S (paling kiri) mengamati RKS buatan kelompok lainnya dalam kunjung karya pelatihan MBS sekolah mitra Unnes dan IAIN Walisongo (24/2).

Kegiatan monitoring internal USAID PRIORITAS telah dilakukan untuk mengambil data tingkat kabupaten mitra baik kohor 1 maupun kohor 2. (16/1-17/2). Pengambilan data awal pada sekolah mitra LPTK (UNNES, IAIN Walisongo, dan UNY) juga telah dilakukan dengan mengambil sampel 5 sekolah untuk tiap LPTK (3 SD/MI dan 2 SMP/MTs) total 15 sekolah sampel yang telah diambil (18/3-4/4).

Ibu Ani Fadilah (belakang), observer dari USAID PRIORITAS (fasda Purbalingga) mengamati pembelajaran di kelas SDN Karangjati Yogyakarta (28/3).

(8)

L

ENSA

Praktik yang Baik

Dosen PGSD Unnes Nugraheti Sismulyasih MPd memiliki kiat dalam membelajarkan big book kepada mahasiswanya. Dosen yang termasuk tim penyusunan

big book USAID PRIORITAS itu mengajarkan materi big book dengan dua perlakuan pada dua kelas. Kelas A

diajar dengan menjelaskan awal tentang literasi, aspek-aspek penting dalam literasi, sampai konsep literasi. Kemudian ia menunjukkan contoh big book yang telah dibuat bersama tim. Kelas B diajar menggunakan teori tanpa menunjukkan sebuah contoh, hanya ditunjukkan syarat-syarat dan kriteria sebuah big book.

Sehari setelah penugasan, hasil pekerjaan yang dikumpulkan oleh mahasiswa antara kelas A dan B berbeda. Kelas yang ditunjukkan contoh terlebih dahulu memandang ideal sebuah big book seperti contoh. Karena itu, mereka kurang kreatif dan variatif dalam membuat buku besar.

”Kelas B yang tanpa saya tunjukkan contoh ternyata lebih varitaif dalam membuat. Ada model timbul, pop up, zig zag, dan berbagai model. Ternyata, dalam sehari mereka bisa membuatnya dengan maksimal,” tutur Hety, panggilan akrabnya.

Berdasar pengalaman tersebut, sarannya adalah lebih baik memberikan kesempatan mahasiswa

seluas-”Dalam modul, kami diajarkan bukan

hanya teoretis, namun juga praktik. Khususnya, menyambungkan jaringan tema. Misalnya, tema biologi ke fisika. Prosesnya juga saintifik,” kata

Puwowidodo, mahasiswa PGMI IAIN Walisongo.

Latih Kreativitas Mahasiswa dalam Membuat Big Book

SEMARANG - USAID PRIORITAS

membekali dosen LPTK mitra dengan modul pembelajaran untuk literasi kelas awal, sains, dan matematika. Materi di dalamnya menghubungkan teori dengan praktik. Salah satu strategi untuk mencapainya ialah banyaknya kegiatan di dalam modul. Lynne Hill, advisor

pengajaran dan pembelajaran USAID PRIORITAS, menyampaikan bahwa materi dalam modul bisa diadaptasi atau diambil sebagian untuk memenuhi kebutuhan pemakai. Contoh penggunaannya bisa dipakai untuk PPL mahasiswa, perkuliahan, dan pendidikan profesi guru.

”Beberapa kali kami bertemu dan berkumpul bersama tim dari LPTK, kementerian pendidikan, dan praktisi untuk mengetahui kebutuhan di LPTK. Kami lalu membuat modul, me-review materi, menyosialisasikan, dan menyiapkan mereka untuk implementasi di LPTK masing-masing,” terang Lynne setelah

workshop materi dan kurikulum

pembelajaran di Hotel Solo Paragon (17-19/12).

”Setelah mendapatkan modul materi IPA dari USAID PRIORITAS, saya menerapkannya dalam pembelajaran di kelas. Alhamdulillah, mahasiswa

menerimanya dengan baik,” kata Listyono MPd, dosen IAIN Walisongo dan juga ketua jurusan fisika, setelah mendampingi mahasiswanya simulasi microteaching di IAIN Walisongo.

Listyono MPd mengatakan, modul USAID PRIORITAS membantu dalam menata sebuah konsep pedagogi. Misalnya,

microteaching. Mahasiswa lebih punya

skenario pembelajaran yang jelas, baik dalam memulai pembelajaran maupun menentukan metode dan model yang paling tepat, bahan ajar, dan penilaian yang digunakan. Kesulitan pada umumnya ialah pindah tema. Misalnya, dari materi biologi ke fisika. Untuk mengawali itu, banyak mahasiswa yang kesulitan. Tapi, setelah ada panduan dan contoh jelas dalam modul, mereka lebih mudah mempelajarinya. Karena tinggal mengadaptasi dalam modul tersebut.

Menurut dia, kendala implementasinya adalah tidak banyak waktu untuk

menyampaikan materi secara penuh. Kekhwatirannya, mahasiswa memaknai PAKEM hanya sebatas menyanyi, merepotkan, tidak mencapai sasaran

Adaptasi Modul untuk Perkuat Kemampuan Pedagogi

pembelajaran, dan tidak memahami secara penuh tujuan dari pembelajaran tersebut. Inilah yang dia antisipasi sejak awal walaupun dengan keterbatasan waktu. Pelatihan implementasi modul untuk LPTK dilaksanakan di Hotel Grand Artos, Magelang (20-22/2). Sebanyak 84 peserta berasal dari dosen delapan LPTK mitra dan anggota konsorsia. Dosen LPTK mitra dilatih untuk membekali mahasiswa calon guru dengan kemampuan pedagogi.

Salah satu kelompok sains bermain peran menggunakan alat peraga sains selama sesi pelatihan modul LPTK, Kamis (20/2).

Purwowidodo sedang mencoba menjelaskan tuas pada materi fisika dan biologi dalam microteaching di Lab Microteaching IAIN Walisongo.

Contoh big book hasil kreativitas mahasiswa.

luasnya untuk berkreativitas. ”Baru menunjukkan sebuah contoh yang bisa dijadikan pedoman dan pembanding,” tegasnya.

Salah seorang mahasiswa PGSD yang telah mengerjakan, Aprilia

Pireraningtyas, mengatakan sangat senang dengan tugas itu. ”Setelah ini tugas apa lagi, Bu? Kalau kami membuat dengan model seperti kotak ajaib, apakah bisa?” kenang Hety menirukan ucapan mahasiswanya.

Aprilia Pireraningtias, salah satu mahasiswa sedang mengerjakan Big Book

(9)

L

ENSA

Praktik yang Baik

9

L

ENSA

P

RIORITAS

SEMARANG - Kabupaten Semarang

terpilih oleh USAID PRIORITAS menjadi

pilot program implementasi penataan dan

penataan guru. Mengawali kegiatan implementasi, Kabupaten Semarang telah didampingi untuk melakukan pemetaan,

analisis data dan usulan kebijakan, serta membuat perencanaan kebijakan. Di antaranya, penggabungan sekolah (regrouping) jenjang sekolah dasar, guru mobilitas untuk guru mapel di SD dan SMP.

”Kami beruntung menjadi kabupaten pilot untuk implementasi PPG karena akan didampingi dalam menata guru,” papar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang Dewi Pramuningsih MPd.

Dalam implementasi kebijakan penataan guru di Kabupaten Semarang, dinas pendidikan bersama USAID

PRIORITAS terlebih dahulu berkoordinasi dan berdiskusi dengan badan kepegawaian daerah, badan perencanaan daerah, DPPKAD, PGRI, dewan pendidikan, dan DPRD untuk merencanakan formula yang paling sesuai. Setelah tersepakati rencana kebijakan yang akan dilakukan, mereka menyampaikannya kepada bupati.

”Setelah kesepakatan diambil, kami

mengumpulkan kepala UPTD pendidikan kecamatan untuk memberikan usulan SD yang potensi untuk digabung. Data dari kepala UPTD pendidikan di kecamatan kemudian kami sinkronkan dengan data olahan SIMPK Dapodik yang telah diolah bersama-sama USAID PRIORITAS,” jelas Kabid Sekolah Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang Drs Supandi MPd.

Hasil dari pertemuan kepala UPTD pendidikan kecamatan tersebut (4/2) menghasilkan usulan regroup SD secara bertahap pada kecamatan yang memiliki potensi. Pada tahap pertama, direncanakan 23 SD akan digabung menjadi 11 SD dan tahap kedua 34 SD menjadi 17 SD.

”Dinas akan membuat aturan baku tentang mekanisme dan keberlanjutan pengembangan sekolah yang digabung. Waktu dan urutan mana sekolah yang diprioritaskan akan dibicarakan secara internal dengan sekolah, desa, dan pihak-pihak yang terkait,” terangnya.

WONOSOBO - Luar biasa…! Itulah

kesan pertama yang muncul ketika melihat kesungguhan guru-guru di SDN 2 Bojasari. Betapa tidak, dengan didampingi kepala sekolah, mereka rela tidak tidur demi mempersiapkan praktik mengajar dalam rangkaian pelatihan PAKEM jenjang SD/MI (17/3). Mereka membuat RPP dan

berbagai media yang akan digunakan untuk praktik mengajar keesokan hari.

”Akan mengajar saja kok begini berat syaratnya. Baru kali ini saya mengalami hal seperti ini,” kata Pak Yitno, guru paling senior di kelas II SDN 2 Bojasari yang sebulan lagi pensiun. Dalam pikirannya, Pak Yitno jelas penasaran tentang hasilnya ketika diterapkan pada pembelajaran besok. Ternyata benar-benar di luar

dugaannya. Siswa yang diajar sangat menikmati proses pembelajaran dan berani berargumentasi.

”Baru kali ini, selama 38 tahun mengajar, tidak ada siswa yang izin ke belakang selama proses pembelajaran berlangsung karena asyik mengikuti KBM. Padahal, biasanya siswa seperti bergiliran izin ke belakang. Mungkin dulu merasa tertekan, sekarang merasa menikmati pembelajaran,” tambahnya.

Sayangnya, ia merasa bahwa mengapa baru sekarang beliau mendapatkan pelatihan PAKEM ini. Sebulan lagi beliau akan pensiun. Andai saja mendapatkan pelatihan ini sejak dahulu, atau paling tidak 10 tahun yang lalu. Dia yakin anak-anak didiknya menjadi siswa yang mandiri,

Tidak Tidur Persiapkan Praktik PAKEM

9

Pak Yitno sedang berupaya menarik perhatian siswa agar terfokus pada pelajaran.

Dengan model PAKEM, dalam kelompok tidak ada siswa di kelas Pak Yitno (kelas 2) yang menganggur. Semua berdiskusi dan memecahkan permasalahan secara bersama-sama.

9

Dengan didampingi Pak Yitno, siswa benar-benar menikmati seluruh proses pembelajaran. Mereka tampak kerasan mengerjakan tugas di dalam kelompoknya.

Bersemangat Karena Menjadi Kabupaten Piloting

Edisi 06, Januari - Maret 2014 - LENSA PRIORITAS

Spesialis manajemen dan pemerintahan USAID PRIORITAS, Bapak Aos Santosa, memaparkan proses implementasi penataan dan pemerataan Guru (4/2).

Kepala UPTD pendidikan se-Kabupaten Semarang berkumpul untuk mendiskusikan usulan penggabungan sekolah (4/2).

terampil, kreatif, dan mampu

memecahkan persoalan dengan baik. Demikian sesalnya.

Namun, Pak Yitno tidak terlalu

kecewa. Waktu sebulan yang masih tersisa akan ia manfaatkan secara maksimal untuk membekali anak-anak didiknya dengan model pebelajaran PAKEM. Ia merasa harus meningggalkan sesuatu yang berharga kepada murid-murid yang sangat disayanginya, yaitu kemandirian, dan soft

skill dalam memecahkan persoalan. Ia

yakin, masih banyak guru yang lebih muda dan dapat menerapkan model

pembelajaran PAKEM ini dengan baik. Menurut Pak Yitno, model pembelajaran PAKEM sangat cocok dengan semangat guru-guru muda tersebut.

(10)

L

ENSA

Praktik yang Baik

L

ENSA

Praktik yang Baik

BANJARNEGARA - Terkadang limbah yang sudah tidak

dibutuhkan dibuang dan menumpuk menjadi sampah. Tak terkecuali limbah kulit durian. Benda ini sering dibuang begitu saja oleh penikmat durian begitu selesai menikmati daging buahnya. Namun, berkat kreativitas Yanti Indriyani, limbah kulit durian ini menjadi suatu yang bermanfaat.

Dia menemukan metode yang cukup revolusioner. Ia

Siswa MTs Ma’arif Banjarnegara

Temukan Jeli Salak

menjadikan kulit durian sebagai bahan pengenyal jeli salak. ”Kulit durian ini dipakai sebagai sumber pektin atau bahan pengenyal jeli buah salak,” papar siswi kelas IXA MTs Ma'arif Mandiraja itu.

Dia menjelaskan, proses pembuatan jeli salak ini tidak rumit. Pada proses awal, buah salah dikupas, lalu dicuci dan dibuang bijinya serta dipotong menjadi dua bagian.

”Mencucinya dengan kulitnya sehingga kandungan gizinya tidak terbawa air,” pesannya.

Terpisah, bagian luar kulit durian yang dimanfaatkan sebagai pengenyal dipotong. ”Cuci bagian dalam kulit durian lalu potong kecil-kecil. Langkah selanjutnya, masukkan potongan kulit durian dan potongan buah salak ke dalam blender,” urainya.

”Tambahkan gula pasir dan natrium benzoat, setelah itu diblender,” lanjutnya. Proses pembuatan jeli salak berlanjut dengan memasukkan bahan yang telah diblender ke dalam panci. ”Panaskan hingga mengental, lalu diamkan selama satu jam dan masukkan ke dalam toples kaca,” katanya.

Menurut dia, peran kulit buah durian ini sangat penting. Sebab, dengan memanfaatkan kandungan pektin di dalamnya, jeli salak yang kenyal bisa terbentuk. ”Inovasi ini merupakan jawaban saat buah salak melimpah dan harganya murah,” ungkapnya. Dia menambahkan, berbeda dengan produk olahan salak lainya, jeli salak memiliki rasa yang unik dan khas. ”Ada juga rasa duriannya sehingga lebih enak,” pungkasnya.

SRAGEN - Belajar menulis petunjuk dari kemasan jajan

merupakan bagian dari kompetensi dasar menulis petunjuk melakukan sesuatu dengan urutan yang tepat dan menggunakan bahasa yang efektif. Kegiatan diawali dengan memberikan pertanyaan menggali keingintahuan siswa. Yaitu, ”Bahasa yang ada di petunjuk itu pendek atau panjang lebar?” Salah seorang siswa yang duduk di depan menjawab, ”Pendek, Bu.” Guru menulis jawaban itu di papan tulis. Guru bertanya ke siswa lainnya. Amalia pun menjawab, ”Kalimat perintah, Bu”. Begitu seterusnya sampai ada beberapa ciri bahasa petunjuk yang dapat mereka identifikasi dari bahasa petunjuk dalam kemasan yang mereka bawa. Guru dan siswa pun menyimpulkan ciri-ciri bahasa petunjuk itu.

Setelah mengetahui ciri-ciri bahasa petunjuk, siswa duduk berkelompok dan mendapat tugas kerja kelompok. Setiap kelompok menunjuk ketua kelompok dan membuat nama kelompok serta yel-yel dalam kelompok. Contohnya, kelompok enam menamai diri dengan Rinso dan yel-yelnya yang unik, yaitu Kelompok Rinso, pikiran bersih, cemerlang, ikuti pelajaran. Maju!

Dalam lembar kerja kelompok itu, siswa ditugasi

mendemonstrasikan petunjuk yang ada di dalam kemasan yang dibawanya. Anggota kelompok lain menulis apa yang

diperagakan. Tugas terakhir ialah menyunting tulisan mereka. Pada tahap pertama, tiap anggota kelompok secara bergantian mendemontrasikan petunjuk dalam kemasan yang sudah dibawanya dengan perlengkapan yang juga sudah disiapkan tanpa berbicara.

Sebagai contoh, Fresis mendemonstrasikan cara menyajikan minuman ringan (Marimas). Dia menyiapkan gelas, sendok, air,

*Penulis dan pelaku: Yuni Susilowati, M.Pd. guru bahasa Indonesia

SMP Negeri Satu Atap 3 Sambirejo dan Fasda Kab Sragen.

Belajar Menulis Petunjuk dari

Kemasan Jajan dengan Demonstrasi

Marimas yang masih ada isinya, dan gunting. Dia lantas mengikuti petunjuk di kemasan tersebut. Langkahnya, menggunting kemasan Marimas, menuangkannya di gelas, menambahkan air ke dalam gelas tersebut, dan mengaduknya. Anggota kelompok yang tidak giliran demonstrasi menulis urutan-urutan apa yang diperagakan oleh temannya itu dalam bentuk menulis petunjuk. Begitu seterusnya sampai semua anggota kelompok mendemokannya.

Setelah semua anggota kelompok mendemonstrasikan dalam kelompoknya sendiri, tiap anggota kelompok membacakan urutan yang didemokannya. Anggota yang lain mengoreksi tulisannya, apakah sudah sistematis dan sesuai dengan isinya atau belum. Apabila ada yang tidak sesuai isi dan urutannya, dia dapat memperbaikinya dan menuliskannya di bawah jawaban yang salah.

Pada kegiatan penutup, guru dan siswa membuat kesimpulan pembelajaran pada hari itu dan memberikan penguatan atas kesimpulan yang dibuat. Selanjutnya, guru menugasi siswa melakukan refleksi.

Fresis mendemonstrasikan membuat minuman ringan, siswa yang lain memperhatikan dan menulis petunjuknya.

Siswa menyiapkan bahan demontrasi dan siap mendemonstrasikannya.

Yanti Indriyani (kiri), siswi kelas IXA MTS Maarif Mandiraja, Banjarnegara, sedang mendemokan cara pembuatan jelly salak berbahan pengenyal dari kulit durian bersama teman-temannya, Kamis (6/3)

(11)

11

L

ENSA

Praktik yang Baik

L

ENSA

P

RIORITAS

PRIORITAS - Praktik yang Baik

BANJARNEGARA - Salah satu solusi

yang saya gunakan untuk menarik minat siswa dalam belajar menyunting karangan adalah menggunakan model pembelajaran kepala bernomor yang dipadu dengan media Karet (Kartu EYD -ejaan yang disempurnakan- Tematik) seperti yang diterapkan pada pembelajaran bahasa Indonesia di kelas IX SMPN 1 Karangkobar, Banjarnegara.

Pembelajaran diawali dengan kegiatan apersepsi untuk mengondisikan kesiapan siswa dalam belajar. Termasuk, di dalamnya menyampaikan tema dan tujuan

pembelajaran.

Buat Siswa Terampil Menyunting Karangan

Selanjutnya, siswa diminta bergabung dalam kelompok masing-masing yang sudah dibentuk sebelumnya. Semua siswa dalam kelompok memakai topi bernomor 1- 4 dengan warna yang berbeda, yaitu merah, hijau, kuning, dan biru. Setiap kelompok lalu diberi lembar kerja siswa dan Kartu EYD Tematik yang sesuai dengan nomor kepala yang dipakainya.

Lembar kerja siswa berisi tugas-tugas yang berkaitan dengan materi menyunting. Kartu EYD Tematik berisi panduan singkat menyunting karangan yang dikemas secara sederhana dengan komposisi yang

menarik.

Selanjutnya, semua siswa dalam kelompok mengerjakan tugas sesuai dengan nomor kepalanya. Siswa yang mengalami kesulitan diberi kesempatan untuk bekerja sama atau berkonsultasi dengan siswa dari kelompok lain yang bernomor kepala sama.

Setelah selesai berdiskusi selama 15 menit, saya mempersilakan salah seorang siswa yang bernomor kepala 1 dari kelompok tertentu untuk menyampaikan hasilnya dan siswa yang bernomor kepala sama dari kelompok lain diminta untuk

menanggapi. Kemudian dilanjutkan dengan siswa yang bernomor kepala 2 sampai dengan siswa yang bernomor kepala 4. Kelompok yang menampilkan hasil terbaik mendapatkan penghargaan.

Setelah presentasi selesai, siswa kembali duduk pada posisi awal. Selanjutnya saya membagikan kembali soal yang berisi 5 butir tentang materi menyunting. Siswa diminta untuk mengerjakan secara individu dalam waktu 10 menit. Kemudian jawaban siswa dikoreksi oleh temannya dengan cara jawaban digeser ke kanan hingga hitungan ketiga. Siswa yang memperoleh nilai terbaik (4 siswa) mendapat hadiah majalah siswa edisi terbaru.

Sebelum pembelajaran berakhir, saya menanyakan bagaimana perasaan dan kesan siswa selama mengikuti pembelajaran. ”Asyik, Bu. Saya bisa mengerjakan tugas menyunting karangan. Selama pembelajaran berlangsung, tidak ada teman-teman yang mengantuk!” ucap Nico, salah seorang siswa kelas IXD.*

BANJARNEGARA - ”Bu Guru, besok

menggunakan model yang menyenangkan lagi ya? Saya jadi tidak mengantuk dalam belajar sejarah,” kata Lulus, siswa kelas IXC SMP Negeri I Rakit, sambil tersenyum. Begitulah reaksi siswa yang telah

melakukan pembelajaran IPS dengan model Menyusun Menara Perjanjian.

Untuk meningkatkan motivasi,

partisipasi, dan kreativitas dari siswa dalam belajar IPS, khususnya sejarah, saya

melakukan pembelajaran dengan metode Menyusun Menara Perjanjian. Ini dilakukan untuk materi perjuangan diplomasi dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

Sebelum kegiatan dilaksanakan, saya mempersiapkan bahan-bahan yang akan

dipakai, yaitu kertas berwarna yang sudah digunting atau diiris kecil-kecil. Kertas tersebut berisi informasi tentang nama, waktu, tempat, perwakilan/delegasi, dan isi Perjanjian Linggarjati, Perjanjian Renville, Perjanjian Roem Royen, dan Konferensi Meja Bundar. Satu irisan kertas berisi satu informasi. Irisan kertas itu dibuat dan didesain sedemikian rupa sehingga ketika disusun oleh siswa akan berbentuk seperti menara. Guntingan kertas tersebut diacak dan dimasukan ke dalam amplop.

Saat kegiatan, saya memberi informasi tentang perjuangan diplomasi secara umum sebelum siswa dibentuk dalam kelompok kecil yang terdiri atas 5 siswa. Mereka lantas menyebutkan nama-nama perjanjian yang telah dilakukan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Selanjutnya, saya membagikan bahan yang digunakan kepada masing-masing kelompok. Di antaranya, amplop yang berisi guntingan kertas mengenai perjanjian-perjanjian yang sudah

disebutkan siswa, kertas karton, dan lem. Isi amplop/materi bervariasi antara kelompok yang satu dan kelompok lain.

Siswa belomba menyusun dan menempel guntingan kertas itu di kertas karton dengan cara dilem. Setelah waktu yang disepakati selesai, dua kelompok tercepat mempresentasikan hasil diskusinya.

Banyak tanggapan yang muncul dari siswa dari kelompok lain. Isi tanggapannya mengonfirmasi perjanjian tersebut dan mengapa diletakkan pada posisi tersebut. Di akhir pelajaran, saya bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok secara kooperatif dan menyenangkan.*

* Penulis dan pelaku: Sutini, Guru SMPN 1 Karangkobar, Banjarnegara

Belajar Sejarah dengan Menyusun Menara Perjanjian

* Penulis dan pelaku: Fajriyatun, guru IPS SMP N I Rakit Banjarnegara, Jawa Tengah

Siswa dengan sukaria mempresentasikan hasil pekerjaanya kepada kelompok lain.

Edisi 06, Januari - Maret 2014 - LENSA PRIORITAS

Ibu Sutini, mendampingi dan membimbing kelompok dalam menyunting karangan.

”Saya sangat senang mengikuti

pelajaran IPS karena saya dan teman-teman menyusun sendiri materinya. Saya selalu terbayang dan teringat materi yang saya jadikan menara perjanjian itu,” kata Indah Pratiwi, siswa kelas IXA SMP Negeri I Rakit.

(12)

BINGKAI LENSA PRIORITAS

Dalam lokakarya keberhasilan program USAID PRIORITAS di 5 kabupaten mitra, USAID PRIORITAS memberikan kesempatan kepada siswa dan guru untuk menampilkan demonstrasi-demonstrasi dalam pembelajaran yang pernah dilakukan. Beberapa demonstrasi pembelajaran yang telah dilakukan terangkum dalam foto berikut ini.

www.prioritaspendidikan.org

Dapatkan Informasi tentang berbagai praktik pendidikan yang baik, seperti ide dan pengalaman pembelajaran yang berhasil, penelitian tindakan kelas, video praktik yang baik, dan diskusi online forum sekolah di

Perwakilan dari Kemendikbud, Ibu Munjiyem mencoba uji kandungan karbohidrat bersama siswa SDN 1 Gringging, Rabu (5/3).

Guru MI NU 2 Tangkisan, Purbalingga, Khasbi Istanto, bersama muridnya melakukan permainan Garis Bilangan Batang Singkong (Gabil Basing), Selasa (4/3).

3

5

Siswa SMPN 2 Banjarnegara, mendemonstrasikan cara menghitung luas permukaan bola dengan kulit buah semangka, Kamis (6/3).

Ayu Azahra dan temannya sedang memperagakan pengaruh permukaan benda ketika berada di dalam air, Selasa (11/3)

Pak Sabar bersama dengan Diana Riskiyani (kiri) dan Nurul Akmal, Siswa MI Islamiyah Sojomerto, mengujicoba kandungan protein dalam telur, Kamis (13/3)

Direktur USAID PRIORITAS, Stuart Weston (kanan) dan Project Administration Manager, RTI International, Jhon E. Shutt, mengunjungi stan pameran lokakarya program USAID PRIORITAS di Kabupaten Batang (13/3)

Referensi

Dokumen terkait

Psoriasis adalah penyakit kulit kronik residif dengan lesi yang khas berupa bercak- bercak eritema berbatas tegas, ditutupi oleh skuama yang tebal berlapis-lapis

Program dan kegiatan yang direncanakan di dalam Renja Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Tahun 2016 terkait dengan kewenangan sebagaimana diatur di dalam Peraturan

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa tanggapan dari karyawan atas penerapan knowledge management di perusahaan GOODTEA

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengembangkan program perangkat lunak yang memadai dalam penyusunan model kalibrasi untuk menduga peubah respon dari data dimensi besar dengan

Tesis yang berhasil dipertahankan penulis yaitu: (1) status hak atas nama domain dalam UU ITE adalah hak perseorangan yang berasal dari bidang hukum perikatan atas harta

SHGDJDQJ \DQJ VXGDK EHUWDKXQ WDKXQ VXGDK GDSDW PHPSHUNLUDNDQ KDUJD GDQ VHKDW WLGDNQ\D WHUQDN EDKNDQ VDODK VDWX SHGDJDQJ GDSDW PHPSHUNLUDNDQ SHUEDQGLQJDQ NDUNDV GDQ GDJLQJ

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan proposal dengan

Dengan melihat permasalahan yang ada, maka penelitian ini diarahkan untuk menganalisis pengaruh nilai nasabah dan kualitas layanan terhadap kepuasan nasabah untuk