• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN TUMBUH KEMBANG ANAK 1-6 BULAN YANG DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DENGAN YANG TIDAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG MALANG SRAGEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBEDAAN TUMBUH KEMBANG ANAK 1-6 BULAN YANG DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DENGAN YANG TIDAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG MALANG SRAGEN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

SRAGEN

NASKAH PUBLIKASI

oleh : DEWI ASTUTI

J 210 080 048

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH SURAKARTA

2013

(2)
(3)

NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN TUMBUH KEMBANG ANAK 1-6 BULAN YANG DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DENGAN YANG TIDAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG MALANG

SRAGEN

Dewi Astuti*

Winarsih Nur Ambarwati, S.kep., Ns, ETN. M.Kep** Agustaria Budinugroho, S.Kep., Ns**

Abstrak

Pemberian Air susu ibu (ASI) secara eksklusif kepada anak terutama yang masih berusia di bawah 6 bulan. Namun pada kenyataannya di masyarakat masih banyak ibu yan sudah tidak memberikan ASI secara eksklusif lagi. Hal ini disebabkan ibu kebutuhan ASI bagi anak masih kurang. Dengan pemberian ASI tidak ekskusif kepada anak dapat mempengaruhi kesehatan anak. Berdasarkan hasil studi pendahuluan bahwa ibu di wilayah kerja Puskesmas Karang Malang Sragen sudah memberikan ASI tidak ekslusif kepada anak dibawah 6 bulan, tujuan penelitian mengetahui perbedaan tumbuh kembang anak 1-6 bulan yang diberikan ASI eksklusif dengan yang tidak di Wilayah Kerja Puskesmas Karang Malang Sragen. Jenis penelitian non eksperimental dengan desain penelitian deskriptif komparatif. Teknik pengambilan data penelitian adalah cross sectional. Sampel penelitian adalah 28 ibu dengan ASI ekslusif dan pengambilan sampel menggunakan

total sampel, sementara 49 ibu dengan ASI tidak esklusif dengan pengambilan sampel yaitu simple random sampling untuk tiap–tiap desa. Instumen penelitian menggunakan alat timbangan berat badan dan lembar perkembangan DDST II. Analisis data penelitian menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian diketahui sebagian besar pertumbuhan anak 1-6 bulan yang diberikan ASI eksklusif maupun ASI tidak ekslusif dalam kategori normal. Sebagian besar perkembangan anak 1-6 bulan yang diberikan ASI eksklusif maupun ASI tidak ekslusif adalah normal. Tidak terdapat perbedaan pertumbuhan anak antara yang diberikan ASI ekslusif dengan yang diberiASI tidak ekslusif. Tidak terdapat perbedaan perkembangan anak antara yang diberikan ASI ekslusif dengan yang diberi ASI tidak ekslusif

(4)

DIFFERENCE GROWTH AND DEVELOPMENT OF CHILDREN 1-6 MONTHS GIVEN EXCLUSIVELY BREAST MILK WITH BREAST MILK NOT

EXCLUSIVELY IN KARANG MALANG PUBLIC HEALTH SERVICE AREA OF SRAGEN

By: Dewi Astuti

Mother’s exclusive breast milk was particularly to children under six months. but fact in society are still many mother is not giving exclusively breast milk. this caused mother exclusive breast milk still less. Giving not exclusive breast milk to a child can affect health of children. Based on preliminary study that still many mothers gave breast milk not exclusive to her child under 6 months, the research objectives for these children grow up knowing the difference 1-6 months given exclusive breast milk in Karang Malang Public Health Service area of Sragen. Kind of research is non experimental design research descriptive comparative. Taking data cross sectional approach. Samples research are 28 mothers with exclusively breast milk and total samples while 49 mother with no exclusively breast milk simple random sampling. instrument research used a scales weight and sheets development DDST II. Analysis of data research test use chi square. Results of study known to most of children with exclusive breast milk and not exclusive breast milk. most child development 1-6 months given exclusive breast milk and breast milk are not exclusive is normal. there was no difference in growth between given exclusive breast milk with not exclusive. there is no difference growth and development of children 1-6 months given exclusively breast milk with breast milk not exclusively in Karang Malang Public Health Service Area of Sragen.

Keywords: growth, development, breast-fed, children aged 1-6 months

Pendahuluan

Bayi yang tidak diberikan ASI Secara ekslusif mempunyai risiko terkena penyakit seperti diare. Terjadinya diare ini dapat dipengaruhi oleh system perncernaan bayi yang belum sempurna, sehingga bayi yang menerima asupan selain ASI eksklusif lebih rentan infeksi pada saluran pencernaan (Widjaja, 2008). Berdasarkan profil kesehatan Indonesia 2010 penyakit diare menempati urutan kelima dari 10 penyakit utama pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit dan menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di Rumah Sakit. Berdasarkan

data tahun 2010 terlihat bahwa frekuensi Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit diare sebanyak 92 kasus dengan 3865 orang penderita, 113 orang meninggal, dan Case Fatality Rate (CFR) 2,92%.

Hasil wawancara kepada 5 ibu diperoleh informasi yaitu 3 orang ibu dengan bayi usia 2 bulan menyatakan masih memberikan ASI eksklusif. Ibu tidak memberikan makanan tambahan apapun terhadap bayinya. Informasi lain adalah selama dua bulan ini pertumbuhan berat badannya sesuai dengan buku KMS dan tidak mengalami sakit seperti diare. Mengenai perkembangan anak, ibu masih belum

(5)

begitu mengerti mengenai perkembangan bayi sesuai usia bayi.

Tujuan Penelitian. Mengetahui perbedaan tumbuh kembang anak 1-6 bulan yang diberikan ASI eksklusif dengan yang tidak di Wilayah Kerja Puskesmas Karang Malang Sragen.

Landasan teori ASI eksklusif

ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah anak yang hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biscuit, bubur nasi dan tim. ASI adalah makanan berstandar emas yang tak bisa dibandingkan dengan susu formula atau makanan buatan apapun. Depkes RI (2006).

Tumbuh Kembang anak

Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada anak dan anak pra sekolah. Dengan ditemukan secara dini penyimpangan atau masalah tumbuh kembang anak, maka intervensi akan lebih mudah dilakukan.

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat (Depkes RI, 2005). Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini bersifat irreversible atau tidak dapat

dipulihkan. Sementara di Posyandu, telah disediakan kartu Menuju Sehat (KMS) yang digunakan untuk memprediksi status gizi anak berdasarkan kurva KMS (Marimbi, 2010).

Denver Development Screening Test (DDST )

Denver II dapat digunakan untuk menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan umur-umurnya yaitu anak-anak yang sehat berumur 0-6 tahun Uji Denver II dapat menyimpulkan dengan ringkas dari peristiwa-peristiwa penting yang dinilai berdasarkan Denver II untuk membantu perawat dalam menilai dan mendorong perkembangan yang normal pada anak-anak (Rebeschi & Brown, 2002).

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian non eksperimental

dengan desain penelitian deskriptif komparatif. Teknik pengambilan data penelitian yang digunakan adalah cross sectional (Sastroasmoro, 2008).

Sampel anak yang diberi ASI tidak ekslusif 49 anak , teknik sampling menggunakan simple random sampling.

Sampel anak yang diberi ASI ekslusif sebanyak 28 anak teknik sampling menggunakan total sampel

Kreteria sampel

Kriteria Inklusi

1. Anak usia 1-6 bulan

2. Tercatat sebagai anggota posyandu di desa yang bersangkutan

3. Mengikuti seluruh rangkaian penelitian

(6)

1. Anak yang tidak berada di rumah sehingga dapat mengganggu proses penelitian

2. Anak yang sedang sakit seperti diare, ISPA, sehingga tidak dapat dilakukan pengukuran pertumbuhan dan perkembangan pada saat penelitian

Instrumen Penelitian Pertumbuhan anak

Alat untuk mengukur pertumbuhan anak dengan menggunakan dengan menggunakan

antropometri yaitu timbangan gantung, yaitu mengukur z skor dari perhitungan BB/(TB)2 .

Perkembangan anak

Pengukuran perkembangan anak menggunakan metoda Denver Developmental Screening Test (DDST). Teknik analisa bivariat. Uji hipotesis bivariat dilakuan dengan uji Chi Square. Penggunaan analisis data Chi Square. (Dahlan, 2009).

HASIL PENELITIAN Usia anak

Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan usia (bulan) Usia anak Anak dengan

ASI eksklusif

% Anak dengan ASI tidak ekslusif

% 1 bulan 1 3.6 - - 2 bulan 8 28.6 16 32.7 3 bulan 9 32.1 8 16.3 4 bulan 7 25.0 14 28.6 5 bulan 3 10.7 11 22.4 Total 28 100.0 49 100.0 Berdasarkan tabel 1 diketahui rata-rata usia anak yang diberi ASI ekslusif adalah 3,1 bulan sedangkan anak yang diberi ASI tidak ekslusif adalah 2,02 bulan

Jenis kelamin

Tabel 2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin Jenis kelamin Anak dengan

ASI eksklusif

Anak dengan ASI tidak ekslusif Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%) Laki-laki 18 64.3 34 69.4 Perempuan 10 35.7 15 30.6 Total 28 100.0 49 100.0

Berdasarkan tabel 2 diketahui responden dengan ASI eksklusif banyak berjenis kelamin laki-laki sebesar 64,3%, sedangkan responden dengan ASI tidak eksklusif banyak berjenis kelamin perempuan sebesar 30,6%.

(7)

Panjang badan anak usia 1-6 bulan

Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan panjang badan

Usia Rata-rata panjang badan (cm) Anak dengan

ASI eksklusif

Anak dengan ASI tidak ekslusif

1 bulan 52.00 -

2 bulan 55,7 55,2

3 bulan 59 59,12

4 bulan 64,85 63,42

5 bulan 65.4 66,7

Berdasarkan tabel 3. memperlihatkan data bahwa rata-rata panjang badan anak yang diberi ASI eksklusif pada bulan 1 adalah 52 cm dan usia 5 bulan adalah 65,4cm. Responden dengan ASI tidak ekslusif usia 2 bulan adalah 55,2 cm dan pada usia 5 bulan adalah 66,7 cm

Berat badan anak usia 1-6 bulan

Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan berat badan Usia Rata-rata berat badan badan (kg)

Anak dengan ASI eksklusif

Anak dengan ASI tidak ekslusif

1 bulan 4.6 -

2 bulan 4.43 4.45

3 bulan 5.55 5.55

4 bulan 6.1 6.46

5 bulan 6.9 7.03

Berdasarkan tabel 4. memperlihatkan data bahwa rata-rata berat badan anak yang diberi ASI eksklusif adalah usia 1 bulana adalah 4,6 kg dan usia 5 bulan adalah 6,9 kg. pada anak dengan ASI tidak ekslusif diketahui usia 2 bulan adalah 4,45 kg dan 5 bulan adalah 7,03 kg

(8)

Kategori penilaian pertumbuhan

Tabel 5. Distribusi responden kategori pertumbuhan Pertumbuhan Anak dengan

ASI eksklusif

Anak dengan ASI tidak ekslusif Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%) Normal 28 100 48 98.0

Kurus 0 0 1 2.0

Gemuk 0 0 0 0

Total 28 100 49 100.0

Berdasarkan tabel 5 memperlihatkan bahwa responden dengan ASI ekslusif semuanya normal. sedangkan pada responden dengan ASI tidak eksklusif juga banyak dalam kategori normal sebesar 98%.

Perkembangan anak usia 1-6 bulan

a. Perkembangan sosial

Tabel 6. Distribusi frekuensi responden penilaian perkembangan Perkembangan

sosial

Anak dengan ASI eksklusif

Anak dengan ASI tidak ekslusif Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%) Normal 25 89.3 49 100.0

Suspect 3 10.7 0 0

Total 28 100.0 49 100.0

Berdasarkan tabel 6 memperlihatkan responden dengan ASI ekslusif banyak yang mempunyai perkembangan sosial secara normal yaitu 89,3%. responden dengan ASI tidak eksklusif perkembangan sosial semuanya normal (100%).

b. Perkembangan motorik halus

Tabel 7. Distribusi frekuensi responden penilaian perkembangan motorik halus Perkembangan

motorik halus

Anak dengan ASI eksklusif

Anak dengan ASI tidak ekslusif Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%) Normal 28 100.0 47 95.9

Suspect 0 0 2 4.1

Total 28 100.0 49 100.0

Berdasarkan tabel 7. memperlihatkan perkembangan motorik halus responden dengan ASI ekslusif semuanya normal (100%). Responden dengan ASI tidak eksklusif sebagiaan besar normal normal (100%).

(9)

c. Perkembangan bahasa

Tabel 8. Distribusi frekuensi responden penilaian perkembangan bahasa Perkembangan

bahasa

Anak dengan ASI eksklusif

Anak dengan ASI tidak ekslusif Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%) Normal 28 100.0 46 93.9

Suspect 0 0 3 6.1

Total 28 100.0 49 100.0

Berdasarkan tabel 8 memperlihatkan responden dengan ASI ekslusif semuanya mempunyai perkembangan secara normal (100%). responden dengan ASI tidak eksklusif sebagian besar perkembangan bahasa normal sebesar 93,9%.

d. Perkembangan motorik kasar

Tabel 9. Distribusi frekuensi responden penilaian perkembangan motorik kasar Perkembangan

motorik kasar

Anak dengan ASI eksklusif

Anak dengan ASI tidak ekslusif Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%) Normal 26 92.9 49 100.0

Suspect 2 7.1 0 0

Total 28 100.0 49 100.0

Berdasarkan tabel 9 memperlihatkan responden dengan ASI ekslusif sebagian besar perkembangan motorik halus secara normal (92,9%) sedangkan yang tidak ekslusif semuanya normal (100%)

Analisis Bivariat

Perbedaan pertumbuhan antara responden dengan ASI eksklusif dengan ASI tidak eksklusif

Tabel 9 Hasil uji perbedaan pertumbuhan antara responden dengan ASI eksklusif dengan ASI tidak eksklusif

Kelompok anak

Pertumbuhan Jumlah p Ho Kurus Normal Gemuk

N % N % N % N % 0.477 Diterima ASI eksklusif 0 0 28 100 0 0 28 100 ASI tidak eksklusif 1 2 48 98 0 0 49 100 Jumlah 1 1.3 76 98.7 0 0 77 100

Berdasarkan hasil uji perbedaan pertumbuhan responden yang diberi ASI dengan diberi ASI tidak eksklusif diperoleh nilai p= 0.477 Berdasarkan hasil

(10)

pengujian ini makan dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan pertumbuhan anak 1-6 bulan yang diberikan ASI eksklusif dengan yang tidak di wilayah kerja Puskesmas Karang Malang Sragen.

Perbedaan perkembangan antara responden dengan ASI eksklusif dengan ASI tidak eksklusif

Perkembangan sosial

Tabel 10 Hasil uji perbedaan perkembangan social antara responden dengan ASI eksklusif dengan ASI tidak eksklusif

Kelompok Perkembangan sosial Total p Ho Normal Suspect N % N % N % 0,250 diterima ASI eksklusif 26 32,9 2 2.6 28 35.5 Responden ASI tidak eksklusif 48 63.2 1 1.3 49 64.5 Total 74 96.1 3 3.9 77 100

Berdasarkan hasil uji perbedaan pertumbuhan responden yang diberi ASI dengan diberi ASI tidak eksklusif diperoleh nilai p= 0,250. Berdasarkan hasil pengujian ini makan dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan perkembangan social anak 1-6 bulan yang diberikan ASI eksklusif dengan yang tidak di wilayah kerja Puskesmas Karang Malang Sragen.

Perkembangan motorik halus

Tabel 11 Hasil uji perbedaan perkembangan motorik halus antara responden dengan ASI eksklusif dengan ASI tidak eksklusif

Kelompok Perkembangan motorik halus Total p Ho Normal Suspect N % N % N % 0.287 diterima ASI eksklusif 28 35.5 0 0 28 35.5 Responden ASI tidak eksklusif 47 61.8 2 2.6 49 64.5 Total 75 97.4 2 2.6 77 100

Berdasarkan hasil uji perbedaan pertumbuhan responden yang diberi ASI dengan diberi ASI tidak eksklusif diperoleh hasil p= 0,287 dan disimpulkan bahwa

(11)

tidak ada perbedaan perkembangan motorik halus anak 1-6 bulan yang diberikan ASI eksklusif dengan yang tidak di wilayah kerja Puskesmas Karang Malang Sragen.

Perkembangan bahasa

Tabel 12 Hasil uji perbedaan perkembangan bahasa antara responden dengan ASI eksklusif dengan ASI tidak eksklusif

Kelompok Perkembangan bahasa Total p Ho Normal Suspect N % N % N % 0.190 diterima ASI eksklusif 28 35.5 0 0 28 35.5 Responden ASI tidak eksklusif 46 60.5 3 3.9 49 64.6 Total 75 97.4 2 2.6 77 100

Berdasarkan hasil uji perbedaan pertumbuhan responden yang diberi ASI dengan diberi ASI tidak eksklusif diperoleh hasil p = 0.190, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan perkembangan bahasa anak 1-6 bulan yang diberikan ASI eksklusif dengan yang tidak di wilayah kerja Puskesmas Karang Malang Sragen.

Perkembangan motorik kasar

Tabel 13. Hasil uji perbedaan perkembangan motorik kasar antara responden dengan ASI eksklusif dengan ASI tidak eksklusif

Kelompok Perkembangan motorik kasar Total p Ho Normal Suspect N % N % N % 0,665 diterima ASI eksklusif 27 34.2 1 1.3 28 35.5 Responden ASI tidak eksklusif 48 62.2 1 1.3 49 76 Total 75 97.4 2 2.6 77 100

Berdasarkan hasil uji perbedaan pertumbuhan responden yang diberi ASI dengan diberi ASI tidak eksklusif diperoleh hasil p = 0.665, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan perkembangan motorik kasar anak 1-6 bulan yang diberikan ASI eksklusif dengan yang tidak di wilayah kerja Puskesmas Karang Malang Sragen.

(12)

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa usia responden yang diberi ASI eksklusif banyak berusia 3 bulan, sedangkan responden yang tidak diberi ASI tidak eksklusif banyak yang berusia 2 bulan. Hasil ini menunjukkan bahwa responden tetap mendapat ASI baik yang mendapat secara ekslusif maupun menerima ASI dan tambahan makanan tambahan. Banyaknya anak usia 3 bulan yang diberi ASI

Alasan ibu untuk tetap berusaha memberi ASI ekslusif karena pengalaman anak pertama. Artinya pada anak pertama ibu memberikan ASI ekslusif hingga anak usia 5 bulan, oleh karena itu ibu berusaha agar anak kedua tersebut juga mendapat ASI ekslusif yang diusahakan hingga usia 5 bulan atau hingga 6 bulan tergantung dari kemampuan produksi ASI yang ada. Jika produksi ASI ibu menurun dan dianggap tidak mencukupi baru ibu akan memberikan ASI tidak esklusif .

Kondisi ini didasari oleh ibu yang harus bekerja kembali setelah cuti melahirkan. Ibu menyatakan harus memberi makanan tambahan selain ASI pada saat ibu bekerja di pabrik. Meskipun ibu juga melakukan ASI perah, namun Karena tidak semua ibu mempunyai almari es untuk menyimpan ASI dalam botol, maka ibu memberi susu formula ataupun makanan tambahan seperti bubur. Siregar (2005) bahwa produksi ASI dapat dipengaruhi oleh factor ibu seperti ketentraman jiwa, pikiran ataupun kondisi yang kurang istirahat. Perawatan payudara secara rutin seperti pengurutan dapat membantu lancarnya produksi ASI.

Pertumbuhan anak yang diberi ASI eksklusif

Berdasarkan hasil penelitian diketahui responden dengan ASI ekslusif semuanya normal. Pertumbuhan normal ini karena ibu dalam menyusui dilakukan dengan baik seperti frekuensi pemberian ASI yang sering. Lama waktu dalam setiap menyusui cukup lama sekitar 5 menit dan ibu juga mengkonsumsi makanan yang bergizi agar kebutuhan gizi anak tercukupi. Ibu mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin seperti sayur-sayuran, mengkonsumsi telur yang banyak protein, dan mengkonsumsi susu serta buah. Meskipun terdapat ibu yang tidak mengkonsumsi susu, namun ibu berupaya memenuhi kebutuhan gizi yang baik sesuai dengan saran tenaga kesehatan. Dengan tercukupinya kebutuhan gizi ibu maka produksi ASI juga baik sehingga dapat mencukupi kebutuhan ASI eksklusif bagi anaknya.

Pertumbuhan anak yang diberi ASI tidak eksklusif

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar pertumbuhan dalam kategori normal (98%). Pemberian makanan tambahan ini berdasarkan hasil penelitian diketahui ibu memberikan makanan tambahan apabila ASI yang diberikan kepada responden jika ASI tidak mencukupi seperti keluar sedikit ataupun payudara yang lecet sehingga ibu memberikan susu fomurla atau makan tambahan sebagai penambah asupan ASI ekslusif. (Ong, dan Choo. 2005).

Sebanyak 2% responden yang menerima ASI tidak esklusif yang masuk kategori kurus. Hal ini

(13)

berdasarkan penelitian di lapangan bahwa anak dalam 2 minggu sebelum peneliti melakukan penelitian anak tersebut mengalami sakit demam disertai batuk pilek. Batuk yang tidak kunjung berhenti sering mengakibatkan anak mengalami muntah tertama setelah ibu menyusui anak tersebut. Anak menjadi menurun nafsu makan dan turun berat badannya, meskipun ibu tetap memberikan ASI berusaha tetap menyuapi makanan tambahan dan program pengobatan tetap berjalan.

Perkembangan anak Perkembangan sosial

Berdasarkan hasil penelitian diketahui 26 anak dengan ASI ekslusif mempunyai perkembangan social yang normal, demikian juga pada anak dengan ASI tidak ekslusif 48 anak dengan perkembangan normal. Baik anak dengan ASI ekslusif dan ASI tidak ekslusif menunjukkan anak yang menerima ASI tidak ekslusif akan mengalami perkembangan yang suspect. Ini juga mencerminkan bahwa anak yang tidak mendapat ASI ekslusif tetap dapat secara normal dalam perkembangan social. Kebutuhan nutrisi anak dengan ASI tidak ekslusif dapat dicukupi dengan mengkonsumsi makanan lain seperti telur, tempe ataupun daging sehingga setidaknya nutrisi tidak diperoleh dari ASI esklusif dapat diganti dari makanan tersebut.

Perkembangan motorik halus

Berdasarkan hasil penilaian perkembangan motorik halus diketahui semua anak dengan ASI ekslusif dalam kategori normal, sedangkan anak dengan ASI tidak esklusif terdapat 2 anak dalam kategori suspect. Adanya anak dengan ASI tidak esklusif yang sucpect dapat dipengaruhi bagaimana

ibu dalam menstimulasi anak dalam perkembangan motorik halus. Ibu kurang memperhatikan bahkan tidak mengetahui bagaimana perkembangan motorik halus dari hari ke hari.

Bagi anak dengan ASI esklusif, perkembangan motorik halus semuanya dalam kategori normal. Stimulasi yang diberikan seperti mengarahkan mata dan kepala kepada sumber bunyi, anak dapat melakukan balasan senyum. Contoh ini mencerminkan bahwa dengan pemberian ASI ekslusif anak dapat berkembang secara normal. Perkembangan anak yang normal dapat dipengaruhi oleh factor pengetahuan orang tua baik ibu maupun ayah responden. Pengetahuan tentang bagaimana memberikan stimulasi kepada anaknya yang masih berusia dibawah 6 bulan seperti membaca buku perkembangan anak yang dibeli di took buku, ataupun berkonsultasi kepada dokter anak menjadikan modal pengetahuan bagi orang tua bagaimana memberikan stimulasi anak agar dapat berkembang sesuai dengan usianya.

Perkembangan motorik kasar

Dalam perkembangan motorik kasar terdapat 1 responden masuk kategori suspect untuk anak dengan ASI eksklusif dan 1 respondendalam suspect dari anak dengan ASI tidak ekslusif. Kondisi ini dapat terjadi karena kurangnya pemahaman pentingnya menstimulasi gerakan baik motorik kassar, motirik halus bahasa dan social sejak anak usia bayi

Kurangnya pemberian stimulasi pada anak dapat disebabkan karena dalam pemberian stimulasi juga memerluka alat-alat tambahan untuk mempercepat proses stimulasi, namun tidak semua ibu mempunyai alat tersebut. Sebagai contoh sederhana, ibu

(14)

dapat melatih memegang mainan dengan bel dari plastik. Tidak semua ibu mempunyai alat sederhana, dimana permainan tersebut setidaknya harus dibeli oleh ibu ke took permainan dengan sejumlah biaya. Ketiadaan alat stimulasi ini sejalan dengan pernyataan Soetjiningsih (2005) bahwa perlu dibutuhkan alat bantu dalam memberikan stimulasi motorik dan anak distimulasi secara berkelanjutan.

Perkembangan bahasa

Berdasarkan hasil penelitian dalam perkembagan bahasa, terdapat 3 anak dengan ASI tidak ekskusif dengan kategori suspect, sementara semua anak dengan ASI ekslusif dalam kategori normal. Adanya 3 anak suspect dalam perkembangan bahasa mencerminkan bahwa ibu masih kurang dalam melatih anak dalam berkomunikasi.

Pengaruh Pemberian ASI terhadap Pertumbuhan

Hasil penelitian pertumbuhan antara anak yang diber ASI eksklusif dengan yang tidak diberi ASI tidak ekslusif diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan. Tidak adanya perbedaan pertumbuhan pada responden mempunyai arti bahwa pertumbuhan responden yang tidak diberi ASI ekslusif tidak mengalami gangguan seperti responden yang mendapat ASI esklusif. Data panjang badan responden pada yang menerima ASI ekslusif diketahui rata-rata panjang badang adalah 60,25 cm sedangkan pada responden yang mendapat ASI tidak esklusif adalah 60,83 cm. perbedaan sebesar 0,62 cm ini dapat dipengaruhi oleh factor orang tua seperti factor genetik. Hogan dan White (2005) menyatakan bahwa factor genetic yaitu

factor ayah dan ibu dapat mempengaruhi pertunbuhan pada anak, yaitu panjang badan maupun berat badan. Riwayat penyakit keluarga dapat diwariskan oleh gen yang terkait dengan gangguan tertentu, kromosom membawa gen yang menentukan karakteristik fisik, potensi intelektual, dan kepribadian. Dengan demikian nilai rata-rata pada responden yang mendapat ASI ekslusif maupun ASI tidak ekslusif mempunyai nilai rata-rata yang hampir sama.

Pengaruh pemberian ASI terhadap perkembangan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tidak ada perbedaan antara responden yang menerima ASI ekslusif dengan yang tidak ASI ekslusif. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kamsiah (2008) yang meneliti mengenai pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan bayi. Hasil penelitiannya menyimpulkan ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan bayi.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa responden baik yang menerima ASI eksklusif maupun tidak eksklusif mempunyai reakasi yang sama. hal ini dapat diketahui pada saat responden akan dinilai perkembangannya yang dimulai dengan penilaian perkembangan bahasa. Responden yang belum mengenal peneliti lebih banyak yang diam ataupun menangis. Namun beberapa saat setelah mengenal responden secara maka terdapat perubahan mimik wajah seperti tersenyum.

Berdasarkan hasil penilaian terhadap perkembangan responden baik yang diberi ASI eksklusif maupun tidak ekslusif menunjukkan bahwa

(15)

perkembangan responden juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan, artinya lingkungan seperti pemberian warna, pemberian maian ataupun lingkungan keluarga yang memberikan stimulasi kepada responden dapat menjadikan perkembangan responden sesuai dengan usianya. Andriana (2011) menyatakan faktor lingkungan merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam menentukan tercapai dan tidaknya potensi yang sudah dimiliki.

Simpulan

1. Pertumbuhan anak 1-6 bulan yang diberikan ASI eksklusif dalam semuanya dalam kategori normal. 2. Perkembangan anak 1-6 bulan yang

diberikan ASI eksklusif sebagian besar adalah normal.

3. Sebagian besar pertumbuhan anak 1-6 bulan yang diberikan ASI tidak eksklusif dalam kategori normal. 4. Anak 1-6 bulan yang diberikan ASI

eksklusif semuanya normal.

5. Tidak terdapat perbedaan pertumbuhan dan perkembangan anak antara yang diberikan ASI ekslusif dengan yang diberiASI tidak ekslusif

Saran

1. Orang tua

Diharapkan ibu tetap berusaha memberikan ASI kepada anak hingga usia sekurang-kurangnya 6 bulan, meskipun dari hasil penelitian tidak terjadi perbedaan pertumbuhan dan perkembangan anak. Namun setidaknya ASI dapat mencegah anak berisiko terserang penyakit seperti diare, atau sembelit akibat makan yang diberikan.

2. Kader posyandu

Diharapkan kader posyandu berusaha meningkatkan penyuluhan pentingnya pemberian ASI secara eksklusif kapada ibu yang mempunyai anak usia dibawah 6 bulan agar ibu juga terhindar dari risiko terkena kanker payudara akibat tidak memberikan ASI. 3. Instansi kesehatan

Diharapkan instansi kesehatan diharappkan adanya evaluasi program penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya inisiasi kepada anak usia kurang dari 6 bulan agar tingkat keberhasilan inisasi dini pada ibu menyusui semakin meningkat.

4. Institusi pendidikan

Diharapkan adanya peran serta nyata dari pihak Fakultas kesehatan untuk terjun langsung kepada masyarakat dengan bekerja sama dengan pihak puskesmas untuk lebih sering memberikan penyuluhan tentang pentingnya pemberian ASI esksklusif

5. Peneliti lain

Peneliti lain diharapkan dapat mengembangkan penelitian dengan melihat factor yang menyebabkan pertumbuhan anak dengan ASI tidak eksklusif dengan pertumbuhan normal di wilayah kerja Puskesmas Karangmalang Sragen.

DAFTAR PUSTAKA

Andriana E., (2004). Pemberian makan untuk bayi – dasar - dasar fisiologis, Jakarta: Perinasia Dahlan, M.S. 2009. Statistik untuk

Kedokteran dan Kesehatan. Edisi 1. Jakarta: Salemba Medika

(16)

Depkes RI, 2010, Kebijakan

Peningkatan Pemberian ASI

Bagi Pekerja Wanita Indonesia

Depkes RI. (2005) Pelatihan APN

Bahan Tambahan IMD. Jakarta :

JNPKKR-HPIEGO.

Depkes RI. (2006). Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat. Gizi dalam Angka sampai tahun 2005.

Duncan, G.J. & Katherine A. Magnuson. 2002. Encyclopedia on Early Childhood Development : Low Income (Poverty) during Prenatal and Postnatal Periods and Its Impact on Psychosocial Child Development. PediatricsJournal

USA :Northwestrn University Kamsiah. 2008. Hubungan asi eksklusif

dengan erkembanganbayi di wilayah kerja puskesmas jalan gedangkecamatan gading cempaka kota bengkulu. Tesis. Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Ong G, Yap M, Li FL, and Choo TB. (2005). Impact of Working Status on Breastfeeding in Singapore: Evidence from the National Breastfeeding Survey.

Journal Public Health

Rebeschi, M.L., & Brown, M.H. (2002).

The pediatric nurse’s survival guide

second edition. USA: Thomson

Delmar Learning.

Sastroasmoro, S., & Sofyan, I. (2008).

Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta: Sagung Seto.

Siregar A(2005) Pemberian ASI Ekslusif Dan Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhinya. Buku Ajar

Keperawatan. Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara

Soetjiningsih. (2005). Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC.

Wijayanti R. (2011) Perbedaan Berat Badan Bayi Usia 6 Bulan Yang Diberikan ASI eksklusif dan Non ASI eksklusif di Desa Keniten Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri.

Gempar: Jurnal Ilmiah

Keperawatan Vol.2 No.1 Juni 2011.

Dewi Astuti*: mahasiswa S1 Keperawatan FIK UMS Winarsih Nur Ambarwati, S.kep., Ns,

ETN. M.Kep**: Dosen FIK UMS

Agustaria Budinugroho, S.Kep., Ns** Dosen FIK UMS

Gambar

Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan usia (bulan)   Usia anak  Anak dengan
Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan berat badan   Usia   Rata-rata  berat badan badan  (kg)
Tabel 5. Distribusi responden kategori pertumbuhan  Pertumbuhan   Anak dengan
Tabel  9  Hasil  uji  perbedaan  pertumbuhan  antara  responden  dengan  ASI  eksklusif  dengan ASI tidak eksklusif
+3

Referensi

Dokumen terkait

Bagi perusahaan yang menjual barang atau jasa, dokumen ini diisi oleh fungsi kas dan berfungsi sebagai alat untuk menagih uang tunai dari bank yang mengeluarkan

Flapper [14] gave an introduction to feature cluster on closed loop supply chains in European Journal of Operational Research volume 191, where three important issues were

Obyek penelitiannya adalah pelaksanaan perlindungan hukum bagi pekerja pada Rumah Sakit Kristen Tayu Pati yang dalam keadaan tidak sanggup membayar dan hambatan –

[r]

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pemerolehan acqusition bahasa adalah suatu teori siasat yang dimiliki dan dibutuhkan oleh anak-anak untuk

Tidak seimbangnya peningkatan jumlah permintaan dengan peningkatan jumlah biaya produksi yang cenderung lebih besar dan perekonomian yang tidak pasti berpijal pada hal

Hasil pembuktian hipotesis yang ketiga dapat dijelaskan bahwa tidak terdapat perbedaan ROE (Return On Equity) yaitu besarnya jumlah laba bersih yang dihasilkan dari

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku pencarian informasi ( information seeking behaviour ) guru besar IAIN Antasari Banjarmasin meliputi: bagaimana gambaran