• Tidak ada hasil yang ditemukan

Disampaikan Dalam : Yogyakarta, 13 Agustus 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Disampaikan Dalam : Yogyakarta, 13 Agustus 2015"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Disampaikan Dalam :

(2)
(3)

3

PENYANGGA PERGERAKAN DISTRIBUSI JAWA

PENYANGGA PANGAN NASIONAL PENGEMBANGAN KWSAN SELATAN JAWA PENGEMBANGAN KWSAN “PENGEMB EK NAS” (BLOK CEPU, CUKAI, UKM/IKM)

PENDUKUNG KAWASAN LINDUNG JAWA

3 PKN di Jateng

(Kedungsapur, CLCP, SOLO) DISTINASI PARIWISATA NAS

PENYANGGA ENERGI NAS INTERKONEKSI

JAWA-MADURA-BALI.

PENYANGGA STABILITAS SOSPOL NAS

PERAN JAWA TENGAH

DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

(4)

RPJMD 2013-2018 MISI KE-7 :

Meningkatkan infrastruktur untuk mempercepat pembangunan Jawa Tengah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

diupayakan dengan mengoptimalkan potensi

energi lokal setempat dengan tujuan untuk

mengurangi ketergantungan terhadap energi

fosil, mendorong pembangunan infrastruktur

bidang energi.

SALAH SATUNYA :

Mengurangi atau menanggulangi masalah kemiskinan dimana sumber energi tersebut dibangun (Pro Poor).

Menciptakan peluang lapangan pekerjaan

khususnya untuk masyarakat setempat (Pro Job).

Mendorong pertumbuhan ekonomi (Pro Growth).

Memperhatikan konservasi dan berkelanjutan lingkungan (Pro Environment).

(5)

INDIKATOR KINERJA

KONSEP RPJMD PROV. JATENG TAHUN 2013-2018

2014

2015

2016

2017

2018

Pertumbuhan EK 5,47 % Inflasi 8,22% Kemiskinan 13,58% (4.561.820 Jiwa) TPT 5,68 % Pertumbuhan EK 5,95-6,35% Inflasi 5,00 ±1 Kemiskinan 9,05-8,75 % TPT 4,93-4,62 Pertumbuhan EK 5,97-6,37% Inflasi 5,00±1 Kemiskinan 8,60-8,35 TPT 4,66-4,43 Pertumbuhan EK 6,03-6,47% Inflasi 5±1 Kemiskinan 8,25-8,00 TPT 4,49-4,27 Pertumbuhan EK 6,16-6,56% Inflasi 5±1 Kemiskinan 7,80-7,60 TPT 4,32-4,20

(6)

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN RTRWP

(Perda 6 Th.2010 ttg RTRW Jateng 2010 - 2025) PKW BANGLOR PKW WANARAKUTI PKN KEDUNGSEPUR PKN SURAKARTA PKW BARLINGMASCAKEB PKN CILACAP PKW PURWO MANGGUNG PKW PETANGLONG PKW BREGASMALANG

PUSAT KEGIATAN NASIONAL PUSAT KEGIATAN WILAYAH

(7)

ARAH PEMBANGUNAN PEREKONOMIAN

LP2B

LAHAN PERTANIAN

Kapal Cepat Kartini & Kemujan

SSB

AGROPOLITAN MINAPOLITAN

DESA MANDIRI PANGAN KONSERVASI (RHL & MANGROVE) RHL Dieng Mangrove

PABRIK SEMEN PABRIK GULA

Meningkatkan potensi perekonomian berbasis sumber daya lokal menuju kemandirian dan kedaulatan

pangan

WISATA SOLO-SANGIRAN WISATA NUSA KAMBANGAN WISATA BOROBUDUR-DIENG WISATA SMG-KARIMUNJAWA WISATA TGL-PKL WISATA REMBANG- BLORA

(8)

ARAH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

Double Track JJLS Jalan Smg-Rmb Tol Kanci-Pjgn Tol Smg-Solo Tol Solo-Mantingan Kapal Cepat Kartini & Kemujan

Double Track Bandara Dewandaru JJLS TPA Reg Pekalongan Pengemb. Tj. Emas & T. Kendal

Bandara A. Yani W. Jtbrng Normalisasi BKB SPAM Bregas SPAM Keburejo JALAN NASIONAL Bandara Wirasaba

Meningkatkan kondisi infrastruktur

kualitas, kapasitas dan pelayanan u/ meningkatkan

perekonomian dan daya saing wilayah

JALAN PROVINSI JALAN TOL JJLS Jalan Pati-Solo TPA Reg Magelang WADUK/EMBUNG SPAM Petanglong Aktifasi Rel Aktifasi Rel 8 PEMBANGKIT LISTRIK

(9)

ARAH PEMBANGUNAN LINGKUNGAN HIDUP

LAGUNA SEGARA ANAKAN

• Kawasan Strategis Nasional.

• Ekosistem estuari : hutan mangrove terluas dan terlengkap di Jawa (8.300 Ha)

• Tempat pemijahan dan tempat mencari makan berbagai jenis ikan dan udang.

PESISIR PANTURA

RAWA PENING

• Kualitas menurun, disebabkan tingginya sedimentasi dan tutupan Eceng Gondok.

• Salah satu dari 15 Danau Prioritas di Indonesia

• Genangan air, maks 2.770 Ha, min 1.760 Ha

• Volume tampung : 48.106 m3

PENANGANAN ROB PANTURA • Tingkat Kerusakan Tinggi

• Luas Ekosistem Mangrove : 2.458,40 Ha

• Luas Abrasi/Erosi : 6.566,97 Ha • Luas Sedimentasi/Akresi : 12.585,19 Ha

PKN

CILACAP

PKN

KEDUNGSEPUR

KAWASAN LINDUNG

KAWASAN PEG. DIENG

PENCAPAIAN LUAS KAWASAN LINDUNG 561.404 HA

(10)

1. Membangun Jawa Tengah berbasis Trisakti Bung Karno, berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian di bidang kebudayaan.

2. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan, menanggulangi kemiskinan dan pengangguran.

3. Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan Provinsi Jawa Tengah yang bersih, jujur dan transparan, “mboten korupsi, mboten ngapusi”. 4. Memperkuat kelembagaan sosial masyarakat untuk meningkatkan

persatuan dan kesatuan.

5. Memperkuat partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan dan proses pembangunan yang menyangkut hajat hidup orang banyak.

6. Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.

7. Meningkatkan infrastruktur untuk mempercepat pembangunan Jawa Tengah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

10

RRWP JAWA TENGAH

PERDA NO 6 TAHUN 2008

(11)

1. Beban Puncak : 3.764 MW 2. Daya Terpasang Total Pembangkit (Interkoneksi) : 5.780 MW a. Daya Thermal : 5.457,36 MW (22 unit)

b. Daya Hydro : 322,63 MW (30 unit)

3. Daya Terpasang Isolated : 3.117,95 KVA

4. Energi Jual : 18.205 GWh

5. Daya Tersambung Pelanggan PLN : 9.212 MVA

6. Jumlah Pelanggan PLN : 8.348.901 Pelanggan

(Pelanggan Rumah Tangga : 7.591.588 (90,93 %)

7. Jumlah KK Total : 8.895.957 KK

8. Jumlah KK Berlistrik : 7.860.980 KK

9. Jumlah KK belum Berlistrik : 1.034.977 KK

10. Rasio Elektrifikasi (RE) JatengTahun 2014 : 88,37 % RE Nasional Tahun 2014 : 84,30%

11. Jumlah PLTMH : 32 unit (840 KVA)

12. Jumlah PLTS Komunal : 14 unit (220,5 KVA)

13. Jumlah PLTS SHS : 5.247 unit (262,35 KVA)

14. Jumlah PLTS PJU : 1090 unit

15. Jumlah PLTD : 11 unit (1.855 KVA)

(12)

Secara geografis Jawa Tengah berada di daerah khatulistiwa yang terletak pada 100 LS, dengan intensitas

penyinaran matahari 3,5 kwh/m2/hari

– 4,67 kwh/m2/hari, sehingga seluruh

wilayah dapat dibangun PLTS.

Potensi Energi Air untuk pembangkit listrik total kapasitas ± 386,32 MW berada di :

Banjarnegara, Banyumas,Purbalingga, Brebes, Pemalang, Pekalongan, Kendal, Kebumen, Wonosobo, Temanggung, Klaten, Magelang, Cilacap, Purworejo, Boyolali, Wonogiri, Semarang, Kota Semarang

(13)

Peta Sebaran Lokasi PLTS Komunal di Jawa Tengah

(14)
(15)

No Lokasi

Kapasitas Terpasang

(MW)

Cadangan (MWe) Sumber Daya (MWe)

Total (MWe) Proven Probable Possible Hypothesis Speculatives

1 Banyugaram, Cilacap - - - 100 100

2 Bumiayu, Banyumas - - - 25 25

3 Batu Raden, Banyumas - - 185 - - - 185

4 Guci, Tegal - - 100 - - - 100 5 Mangunan Wanayasa, Banjarnegara - - 92 - - - 92 6 Candradimuka, Wonosobo - - - 25 25 7 Dieng, Wonosobo 60 280 185 115 200 - 840 8 Krakal, Kebumen - - - 25 25 9 Panulisan, Cilacap - - - 25 25 10 G.Ungaran, - - 52 - 50 - 102 11 G.Umbul Telomoyo, - - - - 92 - 92 12 Kuwuk, Grobogan - - - 25 25 13 G.Lawu, Karanganyar - - - 25 25 14 Klepu, - - - 25 25 Total 60 280 614 115 342 275 1,686

(16)

Biofuel berasal dari tanaman penghasil energi hijau seperti ; jarak, nyamplung, tebu, kapas, ubi kayu, ubi jalar dan jagung, yang hasilnya bisa dikembangkan antara lain menjadi bio-ethanol dan bio-diesel.

• Potensi jumlah ternak di Jawa Tengah :

• Sapi : ± 2.205.407 ekor

• Babi : ± 163.377 ekor

• Kerbau : ± 79.667 ekor

• Untuk sapi dengan rata-rata kotoran 15-20 kg/ekor, saat ini telah dibangun Biogas sejumlah 1.788 unit (APBD, APBN, Swadaya)

• Apabila rata-rata 1 digester diperlukan 10 sapi, maka butuh 17.880 ekor, jadi sisa 2.205.407 – 17.880 = 2.187.527 ekor sapi.

• Dibuat digester 6 m3 sejumlah 546.881 unit digetser.

(17)
(18)

NO KABUPATEN/KOTA POTENSI/TAHUN POTENSI/HARI SEKAM PADI (M3) SAMPAH (M3) SEKAM PADI (M3) SAMPAH (M3) 1 KAB. CILACAP 622,422 217,175 1,729 603 2 KAB. BANYUMAS 351,340 287,985 976 800 3 KAB. PURBALINGGA 188,644 55,115 524 153 4 KAB. BANJARNEGARA 145,025 47,450 403 132 5 KAB. KEBUMEN 360,331 190,508 1,001 529 6 KAB. PURWOREJO 284,618 71,905 791 200 7 KAB. WONOSOBO 156,034 22,352 433 62 8 KAB. MAGELANG 280,093 109,500 778 304 9 KAB. BOYOLALI 225,248 23,396 626 65 10 KAB. KLATEN 327,552 1,115,440 910 3,098 11 KAB. SUKOHARJO 267,230 48,180 742 134 12 KAB. WONOGIRI 269,556 107,675 749 299 13 KAB. KARANGANYAR 243,685 127,750 677 355 14 KAB. SRAGEN 493,681 65,079 1,371 181 15 KAB. GROBOGAN 571,485 106,142 1,587 295 16 KAB. BLORA 320,851 93,075 891 259 17 KAB. REMBANG 132,025 217,175 367 603 18 KAB. PATI 385,164 73,109 1,070 203 19 KAB. KUDUS 127,543 236,089 354 656 20 KAB. JEPARA 198,981 227,030 553 631 21 KAB. DEMAK 502,407 131,035 1,396 364 22 KAB. SEMARANG 170,787 80,208 474 223 23 KAB. TEMANGGUNG 177,551 590,456 493 1,640 24 KAB. KENDAL 214,111 129,684 595 360 25 KAB. BATANG 207,477 79,869 576 222 26 KAB. PEKALONGAN 223,888 93,805 622 261 27 KAB. PEMALANG 357,467 89,425 993 248 28 KAB. TEGAL 298,062 135,207 828 376 29 KAB. BREBES 458,518 109,500 1,274 304 30 MAGELANG 2,513 108,405 7 301 31 SURAKARTA 1,783 102,565 5 285 32 SALATIGA 7,134 141,985 20 394 33 SEMARANG 24,689 1,277,500 69 3,549 34 PEKALONGAN 11,835 286,890 33 797 35 TEGAL 7,135 126,655 20 352 TOTAL 8,616,865 6,925,319 23,936 19,237

Potensi Energi Biomassa berasal dari sekam padi dan sampah penduduk, selain itu dapat juga berasal dari kotoran sapi. Sekam padi yang dihasilkan dari produksi padi dapat digunakan sebagai pengganti LPG rumah tangga atau sebagai bahan bakar pembangkit listrik.

ASUMSI :

mesin pengolahan dengan produk gas 7.5 m3/hari

investasi sebesar Rp

untuk menggerakkan turbin 3.7 kVa

memerlukan

2.1 m3/jam produk gas ≈ 50.4 m3/hari

jadi untuk menggerakkan turbin 3.7 kVa memerlukan

7 buah mesin pengolahan dengan kapasitas 7.5 m3/hari

dengan investasi 7xRp

96.500.000,-= Rp

mesin generator 3.5 kVa : investasi sebesar Rp

investasi total untuk mesin pengolahan dan mesin

generator untuk penggunaan 1 hari =

Rp 675.000.000 + Rp 74.500.000 =

(19)

750.000.000,-19

a. Kabupaten Sragen

Ds. Made Kec. Ngrampal dengan cadangan sebesar 0,984 juta SCF

b. Kabupaten Magelang

Dsn. Candirejo Ds. Kaliduren Kec. Borobudur dengan cadangan 8,47 juta SCF

c. Kabupaten Pemalang

Dsn. Rakim Ds. Karangmoncol Kec. Randudongkal dengan cadangan sebesar 3,03 juta SCF

d. Kabupaten Benjarnegara

Dsn. Simpar Ds. Pegundungan Kec. Pejawaran dengan cadangan sebesar 1,63 juta SCF.

e. Kabupaten Purworejo

Dsn. Grigit, Ds. Candi Kec. Ngombol, dengan cadangan sebesar 50.634 SCF.

f. Kabupaten Grobogan

Ds. Kemloko Kec. Godong, dengan cadangan sebesar 214.360 SCF.

g. Kabupaten Cilacap

Dsn. Banyupanas, Ds. Cipari Kec. Cipari, dengan cadangan sebesar 5.5x.103 SCF.

h. Kota Salatiga

Ds. Sidorejo Kec. Salatiga Lor , dengan cadangan sebesar 28 x 103 SCF.

i. Kabupaten Semarang

Ds. Losari Kec. Sumowono, dengan cadangan sebesar 51..500 SCF.

j. Kabupaten Pati

(20)

Peta Sebaran Lokasi Demplot Biofuel, Bioethanol, Biomassa dan Biogenic (Gas Rawa) di Jawa Tengah

(21)

Urusan Energi dan Sumber Daya

Mineral

- Persentase luasan pertambangan tanpa ijin yang

ditertibkan 85.00 86.00 86.00 86.00 87.00 87.00 87.00 87.00 - Rasio Elektrifikasi (%) 79,98 82,12 85,02 87,42 90,01 91,40 92,12 92,12 - Persentase upaya mitigasi bencana 9,91 11,6 15,51 17,47 19,60 21,73 23,87 23,87

alam geologi

- Persentase pemanfaatan EBT terhadap 3.65 6,1 6,92 7,74 8,54 9,38 10,2 10,2

total konsumsi energi

- Kontribusi sektor Pertambangan terhadap PDRB 1.12 1.12 1.13 1.13 1.14 1.14 1.15 1.15

ASPEK/BIDANG URUSAN/INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN

KONDISI KINERJA PADA

AWAL RPJMD TARGET KINERJA KONDISI KINERJA PADA AKHIR RPJMD 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah

(22)

RE : 82,12 %

PLTG Tambak Lorok (164,47 MW)

RE : 87,42 %

PLTP Dieng (1 x 60 MW)

PLTG Tambak Lorok (493,42 MW) Pipa Kepodang-tambak lorok

RE : 90,01 % SUTET 500 KV (288 kms) SUTT 150 KV (261 kms) PLTU Karangkandri (1 x 600 MW) RE : 91,40 % PLTU Batang (2 x 1.000 MW) Matenggeng PS (1 x 443 MW) PLTP Guci (1 x 55 MW) PLTP Baturaden (2 x 110 MW) PLTP Ungaran (2 x 55 MW) 2013 2014 2015 2016 2017 2018

RE : 92,12 %

RE : 85,02 % PLTG CNG Karimunjawa (4x 1 MW) PLTU Adipala (1 x 660 MW) RFCC Cilacap CNG Kota Semarang (0.70 MMSCF) Beban Puncak = 3.764 MW

(23)
(24)

Untuk mewujudkan diversifikasi, konservasi dan hemat energi, beberapa Program/kegiatan yang telah dan sedang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, antara lain :

1. Program Pengembangan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, dengan Kegiatan : a. Kegiatan Pembangunan PLTS di Jawa Tengah (Komunal, SHS dan PJU);

b. Kegiatan Pembangunan PLTMH di Jawa Tengah;

c. Kegiatan Pengembangan Desa Mandiri Energi di Jawa Tengah (demplot Biogas, Biofuel dan Biomassa serta lomba Desa Mandiri Energi);

d. Kegiatan Identifikasi dan Pengembangan Potensi Gas Rawa (Biogenic) di Jawa Tengah; e. Kegiatan Pengembangan Panas Bumi di Jawa Tengah (Pelaksanaan Lelang WKP); f. Kegiatan Penyusunan Detail Engineer Desain (DED) PLTMH di Jawa Tengah; g. Kegiatan Kajian Potensi EBT di Jawa Tengah;

h. Kegiatan Audit Energi Gedung Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (termasuk lomba hemat energi dan air pada Tingkat Kab./Kota dan SLTA).

2. Program Pengembangan Ketenagalistrikan dan Migas, dengan Kegiatan :

a. Kegiatan Pengembangan Jaringan Listrik Perdesaan (termasuk Pengembangan PJU Perdesaan dengan menggunakan Lampu LED);

b. Kegiatan Evaluasi dan Penyusunan RUKD;

c. Kegiatan Penyusunan Dokumen Rencana Umum Pengelolaan Energi Daerah (RUPED).

(25)

RENCANA PLTA JATIBARANG

PLTA Jatibarang yang memanfaatkan aliran Waduk Jatibarang di Kota Semarang

berkapasitas 1,5 MW yang dibangkitkan oleh debit aliran sebesar 3 m3/dt dengan perbedaan

ketinggian (head) sebesar 65,5 m.

PENGEMBANGAN ENERGI DI K. KARIMUNJAWA

KAB. JEPARA

Dalam rangka memenuhi kebutuhan listrik masyarakat dan untuk substitusi PLTD di Kep. Karimunjawa diupayakan beberapa kegiatan antara lain :

 Memfasilitasi PT. PLN untuk pembangunan PLTG 3 x 1 MW di P. Karimunjawa yang dimulai tahun 2014.

 Memfasilitasi DANIDA (ESP-3) membangun PLTS Hibrid dengan Angin di P. Parang kapasitas 100 KWp (studi kelayakan)

PEMANFAATAN SAMPAH UNTUK ENERGI DI TPA JATIBARANG KOTA SEMARANG

Dalam rangka pemanfaatan sampah untuk memenuhi energy (kondisi TPA yang sudah hampir penuh) yaitu memfasilitasi DANIDA (ESP-3) (FS dan DED)

(26)

1. Talkshow di Stasiun TV Daerah

2. Dialog Interaktif di Radio

3. Iklan layanan di Radio

4. Spanduk

5. Leaflet/Brosur

6. Sticker

7. Baliho

8. Pembentukan Satgas Hemat Energi di setiap

SKPD

(27)

KONTRIBUSI PEMERINTAH KAB/KOTA

DALAM PENGEMBANGAN EBT

Peran Pemerintah Kab/Kota dalam pengembangan EBT sebagai energi alternatif dengan memanfaatkan potensi setempat, saat ini sudah mulai terwujud baik didukung kebijakan anggaran maupun kebijakan antara lain :

• Mendorong kelompok masyarakat setempat untuk memanfaatkan limbah kotoran ternak, limbah tahu menjadi biogas untuk bahan bakar gas maupun penerangan lampu :

• Mempermudah dalam pelayanan perizinan untuk pembangunan pembangkit dari potensi sumber energi dari EBT setempat (PLTM dan PLTMH).

• Pembinaan kelompok masyarakat pengelola pembangkit EBT (PLTMH, PLTS)

No Kabupaten/Kota Potensi Sumber Energi Produk EBT

1 Kota Pekalongan Tahu/Tempe Biogas

2 Kab. Semarang Kotoran Ternak Biogas

3 Kab. Boyolali Kotoran Ternak Biogas

4 Kab. Banyumas Tahu/Tempe Biogas

5 Kab. Wonosobo Kotoran Ternak Biogas

(28)

Pembangunan PLTMH sebanyak

32 Unit

dengan kapasitas

terpasang 840 KVA

dimanfaatkan oleh 3.094 KK

Pembangunan PLTS Komunal sebanyak

14 Unit

(150,50 KVA),

dimanfaatkan oleh 1.334 KK

Pembangunan PLTS SHS sebanyak

5.247 Unit

Kapasitas

2562,35 KVA,

dimanfaatkan oleh 5.247 KK

Pembangunan PLTS PJU sebanyak

737 Unit dimanfaatkan

untuk penerangan jalan

Audit Energi gedung Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

sebanyak

8 gedung

Pembangunan JTM sepanjang

10,707 kms

Pembangunan JTR sepanjang

9,022 kms

Lomba Penghematan Energi dalam rangka

mendorong

peran aktif Pemerintah Daerah dan sekolah untuk

melakukan budaya hemat energi

(29)
(30)

1. Peran pengembangan energi lebih pada Pemerintah + BUMN, Pemrov dan daerah lebih pada

EBT.

2. Prospek pemanfaatan Energi Alternatif (EBT) di Jawa Tengah sangat besar, diharapkan dapat

mendukung ketahanan energi nasional;

3. Perijinan Pembangunan PLTMH masih menjadi kendala.

4. Peningkatan program kemandirian energi

Desa Mandiri Energi, perlu dikembangkan lebih

lanjut karena basis masyarakat.

5. UU 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah, terkait Hibah yang disyaratkan bagi kelompok

masyarakat untuk berbadan hukum, akan menjadi kendala dalam pengembangan EBT di

Daerah.

6. 21 Kab/Kota di Prov Jateng sedang dalam proses PILKADA

momentum untuk masuknya

kebijakan Energi dalam RPJMD Kab/Kota dan RTRW Prov + RTRW Kab/Kota dalam tahap

evaluasi

perlu suatu kebijakan pemerintah untuk mempercepat (Cnth KLHS).

7. Penyediaan listrik diharapkan dapat seimbang dengan rencana pengembangan Daerah.

8. Perlu adanya sekretariat (dalam DEN) sebagai tempat konsultasi pemda membuat perencanaan

energy seperti RUED, RUKD dan cross cek alokasi energi

(31)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui suatu proses dalam keadaan terkendali atau tidak dalam suatu pengukuran (Measure), tentunya harus membuat grafik kendali dan menganalisis

Pada form istri wafat terdapat inputan jumlah harta warisan, biaya pemakaman, beban hutang, wasiat pewaris dan pilihan : anak laki – laki, anak laki dan perempuan, anak perempuan,

Masih dengan contoh diatas maka setelah timer T1 overflow 11 kali step program berikutnya adalah memberikan inisialisasi pada kondisi output compare match A yaitu dengan

Perbedaan prosedur proses penyelesaian perkara antara kedua pengadilan meliputi perbedaan yang disebabkan adanya kekhususan yang terdapat di Pengadilan

Yang bersangkutan berkelakuan baik dan tidak sedang menerima beasiswa dari pihak

The aim of this study were to investigate, change of distribution to diameter classes of the number of stand trees in terms of different stand age and site quality classes by using

antara lain: Tergugat PT AYAM GEPREK BENNY SUJONO dinyatakan adalah pemilik dan pemakai pertama yang sah atas: Merek “I AM GEPREK BENSU SEDEP BENEERRR + LUKISAN”, nomor

Penelitian ini merupakan hasil replikasi dari penelitian Ilaboya dan Aggreh (2013) dengan melakukan perubahan yaitu pada penelitian Ilaboya dan Aggreh (2013) sampel