• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada tanggal 22 Mei 2012 di Kementan telah dilakukan koordinasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pada tanggal 22 Mei 2012 di Kementan telah dilakukan koordinasi"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Edisi 17-23 Oktober 2012 No.3478 Tahun XLIII

2

Badan Litbang Pertanian

P

ada tanggal 22 Mei 2012 di Kementan telah dilakukan koordinasi

pertemuan antara 7 Bupati dari 7 kabupaten Indramayu, Klaten, Lamongan, Banyuwangi, Tabanan, Lamongan, Pinrang, dan Lampung Selatan untuk melakukan gerakan aksi tanam berjamaah dalam pencapaian produksi padi nasional. Pertemuan dihadiri oleh Kepala Badan Litbang Pertanian, para Kapus dan Balai Besar Lingkup Badan Litbang Pertanian, para Profesor Badan Litbang, dan Dosen Perguruan Tinggi. Pertemuan koordinasi dipimpin oleh Dr. Suswono sebagai Menteri Pertanian dan Profesor Emil Salim sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Presiden.

Pertemuan tersebut didasari pertama tidak tercapainya target produksi pada tahun 2011. Kedua luas serangan wereng coklat meningkat 5 kali lipat dari 47.473 ha pada tahun 2009 menjadi 218.060 ha tahun 2011. Ketiga dalam 25 tahun terakhir, jumlah formula pestisida meningkat 7 kali lipat dari 371 pada tahun 1986 menjadi 2.778 tahun 2011 dan pengendalian masih mengandalkan pestisida sintetik karena ketersediaannya yang melimpah.

Di dalam Musrembang 23-24 Mei 2012 tanam padi berjamaah 1.000 ha menggema kembali sebagai kebijakan pemerintah yang dilengkapi dengan perangkat teknologinya mulai dari varietas, penyediaan alsintan sebagai solusi kekurangan tenaga kerja.

Kendala utama peningkatan produksi adalah hama, khususnya wereng coklat yang masih terus menjadi ancaman di masa mendatang, walaupun serangan wereng coklat pada 2009-2011 sudah lewat. Hal ini disebabkan oleh wereng coklat yang merupakan hama global, karena bukan Indonesia saja yang mendapat kendala, tetapi juga telah banyak menyerang pertanaman padi di China, Vietnam, Thailand, India, Pakistan, Malaysia, Filipina, Jepang, bahkan Korea. Posisi serangan wereng

Tanam Padi Berjamaah Berlandaskan Triangle

Strategis Dalam Pencapaian Surplus Beras 10 Juta Ton

Menteri Pertanian, Kepala Badan Litbang Pertanian, Dirjen Tanaman Pangan, Kepala Dinas Pertanian Propinsi Jawa Barat, dan masyarakat tani bersukacita saat panen di SL-PTT yang diperluas menjadi 1.000 ha. Ciberes-Subang, Agustus 2012. Hasil 11.3 t/ha.

(2)

Edisi 17-23 Oktober 2012 No.3478 Tahun XLIII

Badan Litbang Pertanian

coklat pada tahun 2011 menjadi sangat penting walaupun serangannya yang sampai mencapai puso belum terlalu luas. Pada tahun 2010 serangan wereng coklat yang diikuti penyakit virus kerdil hampa dan virus kerdil rumput mencapai 128.738 ha di antaranya 4.584 ha puso, padahal tahun 2011 atas instruksi Presiden SBY supaya produksi nasional mencapai 70,6 juta ton GKG dan surplus beras 10 juta ton sampai 2014.

Target produksi pada tahun 2011 tidak tercapai bahkan telah terjadi penurunan produksi padi sebesar 1,1% pada 2011 (= 65,741 jt ton GKG) dari produksi tahun 2010 (=66,469 jt ton GKG). Di lain pihak target untuk tahun 2012 adalah 67,8 juta ton GKG harus tercapai, karena keberhasilan di tahun 2012 sangat menentukan pencapaian target produksi padi tahun 2013 dan 2014 masing-masing sebesar 72,1 dan 76,6 jt t GKG ditambah surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014. Untuk mencapainya, perlu pengendalian tanaman padi agar tidak terserang hama penggerek batang padi dan penyakit blas leher (busuk leher), serta wereng coklat di beberapa tempat yang endemik. Sehubungan dengan hal tersebut, pengendalian hama padi merupakan prioritas utama setelah ada pertanaman padi di lapangan, karena kegagalan pengendalian hama tersebut akan menurunkan produksi yang sangat drastis. Teknologi pengendalian wereng coklat sudah sangat banyak macamnya mulai penyediaan varietas tahan wereng coklat, penggunaan musuh alami, pengkayaan musuh alami, dan insektisida, namun penerapan di lapangan banyak yang tidak berhasil, disebabkan melupakan sosial kemasyarakatan di antaranya tidak ada modal dasar kesepakatan waktu tanam.

Pengendalian wereng coklat dan hama penyakit pada umumnya sebelum ada otonomi daerah dapat diselesaikan dengan baik, karena tinggal pijit tombol instruksi sudah jalan. Pada era otonomi daerah pengendalian hama tidak dapat diselesaikan hanya dengan teknologi, karena teknologi itu barang pasif, tidak akan aktif bila tidak ada yang menggerakkan.

Ditekankan oleh Menteri Pertanian dan Wantimpres bahwa teknik pengendalian wereng coklat terbaru yang harus diterapkan dengan tanam padi berjamaah berlandaskan triangle strategist pengendalian yaitu strategi teknologi (SOP pengendalian wereng coklat dan hama-penyakit lainnya), strategi sosial (Sosiologi), dan harus ada strategi ke tiga yaitu kebijakan pemerintah yang salahsatunya menata ulang pengendalian wereng coklat dengan Model Rencana Tindak Lanjut (Model RTL = action plan continous model) pasca ledakan.

1. Strategi Teknologi

Penggerak utama teknologi adalah masyarakat tani sebagai pemakai teknologi. Sudah banyak teknologi yang dihasilkan untuk pengendalian hama sejak ditemukannya varietas tahan wereng coklat IR64 sampai yang terakhir ditemukannya varietas Inpari 13 yang tahan wereng coklat di lapangan dan toleran serangan penyakit virus kerdil. Strategi teknologi telah dituangkan dalam standar operasional prosedur (SOP) pengendalian wereng coklat. SOP tersebut menyangkut

(3)

4

Badan Litbang Pertanian Edisi 17-23 Oktober 2012 No.3478 Tahun XLIII

pemakaian varietas toleran, tanam serempak, pupuk organik, tanam legowo, pengkayaan musuh alami, lampu perangkap, pola tanam, dll.

2. Strategi Sosial

Kinerja petani saat ini kurang baik ditinjau dari pengendalian hama, karena petani bergerak sendiri-sendiri yang menyebabkan tanaman tidak serempak yang menyebabkan inokulum hama dan penyakit selalu ada. Kumulatif hama mencapai puncaknya pada 2010 menimbulkan ledakan sampai puso. Program pemerintah dengan dibentuknya kelompok tani yang mengarah kepada Gapoktan untuk mendidik petani supaya mandiri sangat bagus, namun kurang terlihat keberlanjutannya. Salahsatu penyebabnya adalah komitmen stakeholder baik itu dari unsur pemerintah sektor bisnis dan masyarakat agribisnis lainnya dalam mendukung upaya pembangunan padi belum maksimal. Pembangunan pangan dan pertanian pedesaan ditandai oleh introduksi teknologi yang kemudian dikenal dengan revolusi hijau dengan menampilkan varietas unggul, pupuk buatan, mekanisasi pertanian, irigasi teknis, dan intensifikasi petanian massal mampu mengangkat harkat-martabat penduduk desa. Untuk menyikapi hal tersebut di atas dibutuhkan tanggungjawab dari semua pihak baik petani, pemerintah membimbing tanam padi berjamaah, dan penghasil sarana produksi.

a. Tanggungjawab Petani Bertanam Padi Berjamaah

Alur pikir yang ditampilkan setelah terbentuknya kelompok tani (Poktan) dan gabungan kelompok tani (Gapoktan) cenderung menjadi kemompok-kelompok yang ingin berdiri sendiri dan tidak memikirkan kelompok lainnya. Perlu dipahami bahwa: a). secara organisasi kelompok, Poktan dan Gapoktan dibenarkan berusaha mandiri dan mensejahteraan kelompoknya, b) secara organisasi kenegaraan yang lebih luas antar Poktan dan Gapoktan harus ada koordinasi dan sinkronisasi dalam hal bertanam padi bersama secara berjamaah dalam areal yang luas disesuaikan dengan agroekosistemnya.

Antar organisasi atau kelompok tani sebaiknya harus saling bersinergi dilandasi modal sosial (social capital) yang sangat penting dalam konsep pembangunan pertanian menuju target pemerintah 67,8 juta ton GKG tahun 2012. Tiga komponen utama yang penting dalam hal modal sosial adalah 1). Kepercayaan (trust) antar komponen/anggota masyarakat yang memudahkan proses komunikasi dan pengelolaan suatu persoalan, 2). Jejaring organisasi kelompok (social networking) atau jejaring individu berupa ikatan (bond) atau pertemanan (bridge) untuk mendukung gerak aksi kolektivitas menjadi makin sinergi, dan 3). Norma-norma dan sistem nilai (norms and institutions) yang biasanya berciri lokal yang mengawal serta menjaga proses pembangunan sehingga tidak mengalami penyimpangan.

Bertanam padi serempak secara berjamaah telah dikemas dalam Percepatan Perluasan Pengelolaan Tanaman Terpadu (P2PTT). Kemasan P2PTT didasari oleh pencanangan tanam padi berjamaah sebagai kelanjutan gerakan tanam serempak

(4)

Badan Litbang Pertanian Edisi 17-23 Januari 2012 No.3478 Tahun XLI

Inpari 13 oleh Gubernur Propinsi Jawa Tengah (Bibit Waluyo) dilaksanakan di Polanhardjo-Klaten-Jawa Tengah, pada 18 Mei, MK 2011 yang berhasil dengan sukses pada 804 ha dengan hasil panen 9,3-11 t/ha GKP. Pada MP 2011/2012 dilanjutkan dengan slogan Bali nDeso mBangun Deso dengan pengolahan lahan secara serempak seluas 7.000 ha di Desa Sentono Kec. Karangdowo, Kab Klaten, Prov. Jawa Tengah diapresiasi oleh Gubernur Jawa Tengah. Dua gerakan pencanangan tersebut merupakan realisasi model rencana tindak lanjut (MRTL) yang telah dilaksanakan pada tanggal 30 Maret 2011 di Tegalgondo Jawa Tengah oleh BB Padi dalam upaya mengatasi serangan hama wereng coklat. Gerakan tanam padi berjamaah memperlihatkan hasil sangat spektakuler dengan tidak ada lagi serangan wereng di segitiga outbreak wereng coklat (Klaten-Sukohardjo-Boyolali). P2PTT dilanjutkan ke Purbalingga dengan tanaman serempak mulai 1 -15 Mei 2012 harus selesai pada areal 1.000 ha dengan menanam varietas Inpari 13, Inpari 9 Elo, Inpara 2 dan Inpara 5. Demikian juga di Jawa Barat gerakan P2PTT telah dilaksanakan di Subang, Sukabumi dan Bandung oleh DPTP Jawa Barat.

b. Tanggungjawab Pemerintah Membimbing Tanam Padi Berjamaah

Petugas di lapangan perlu harmonisasi tripartit antara POPT, PPL dan KCD untuk kelancaran operasional lapangan. SOP pengendalian hama BB padi perlu diacu oleh POPT, PPL, dan KCD/UPTD. Dalam pelaksanaannya keharmonisan tripartit sangat dituntut untuk membawa petani tanam berjamaah dalam satu kawasan dengan jadwal waktu tanamnya diberi batasan antara tanam awal dan tanam terakhir adalah 15 hari.

Dari sisi tujuan, implementasi otonomi daerah pada dasarnya untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian daerah dalam mengembangkan daerah sendiri. Demikian juga bahwa otonomi daerah diarahkan untuk peningkatan pelayanan publik dan pengembangan kreativitas serta aparatur pemerintahan di daerah

Dari uraian di atas pemerintah terutama pemerintah daerah harus membawa masyarakat untuk membangun daerahnya. Satu hal yang penting untuk digarisbawahi berkaitan dengan community relations adalah butir 1 khusus untuk pengembangan kreativitas masyarakat.

c. Tanggungjawab Pengusaha Penghasil Sarana Produksi

Tanggungjawab sosial sebagai komitmen berkelanjutan kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberikan sumbangan pada pembangunan ekonomi sekaligus memperbaiki mutu hidup angkatan kerja dan keluarganya serta komunitas lokal dan masyarakat secara keseluruhan, Natufe (2001). Sumbangan pada pembangunan ekonomi untuk memperbaiki mutu hidup masyarakat dapat melalui corporate social responsibility (CSR). Pilar dasar tersebut di atas untuk mendorong kesejahteraan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, dan tanggungjawab sosial. Kindervatter (1979) menyebutkan bahwa masyarakat akan berorientasi pada kebutuhan material maupun non material, mempunyai misi dan visi masa depan berdasar

(5)

Edisi 17-23 Oktober 2012 No.3478 Tahun XLIII

6

Badan Litbang Pertanian endogenous yang ada, mempunyai sumber yang dimilikinya, dan bersifat ekologis dengan memanfaatkan sumberdaya secara rasional dan kesadaran, dan menuntut perubahan dalam relasi sosial, kegiatan ekonomi, dan struktur kekuasaan. Potensi-potensi tersebut terkadang nampak namun sulit dipahami. Oleh karena itu untuk mengembangkan masyarakat itu perlu dikaji melalui participatory rural appraisal (PRA). Dalam prosesnya PRA harus melibatkan masyarakat untuk berpikir merencanakan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi program pembangunan (Rianingsih, 1996 dalam Irianta, 2007).

Tanggungjawab untuk pengembangan kreativitas masyarakat tersebut bukan hanya ada pada pemerintah, namun juga partisipasi pihak swasta, khususnya organisasi bisnis yang menjalankan usaha di wilayah kabupaten/kota memberi bimbingan untuk tanam berjamaah.

3. Strategi Kebijakan Pemerintah

Strategi dikeluarkannya peraturan atau kebijakan pemerintah pada masalah yang berlaku umum menjadi bagian yang sangat penting. Pada 25 tahun yang lalu dikeluarkan Inpres No.3 Tahun 1986 yang melarang 57 macam insektisida dari golongan organofosfat dan hanya memperbolehkan 10 insektisida dari golongan karbamat (BPMC, MICP, dan karbofuran) untuk mengendalikan wereng coklat. Hal ini disebabkan telah terjadi ledakan wereng coklat diakibatkan oleh pemakaian insektisida yang menimbulkan resurgensi.

Pada saat produksi padi mencapai pelandaian (leveling off) maka dengan segera pemerintah mencari jalan untuk merakit varietas baru melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian sebagai pemecah pelandaian supaya produksi meningkat kembali. Di bidang pengelolaan hama dengan menerapkan PHT mengalami pelandaian dan tetap di 54.000.000 ton sejak 2002 sampai 2006, sehingga perlu strategi lain yaitu diterapkannya SL-PTT (Sekolah Lapang PTT) sejak 2007 dalam rangka P2BN.

Pada tahun 2010 serangan wereng coklat meningkat yang menyebabkan banyak tanaman puso. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh: a. Penggunaan agens hayati saat ledakan wereng coklat yang menyebarkan penyakit virus kerdil hampa dan virus kerdil rumput, b. Agens hayati yang digunakan adalah produksi petani yang tidak standar, c. Pengendalian wereng coklat terlambat, karena dilakukan pada saat populasi tinggi, dan d. Penggunaan insektisida Applaud yang mematikan wereng 3-4 hari setelah aplikasi, pada saat masih hidup wereng tetap menyebarkan penyakit virus kerdil hampa dan virus kerdil rumput. Untuk meredam gejolak hama pemerintah meluncurkan Inpres No. 5 Tahun 2011 pada 2 Maret 2011. Salahsatu tujuannya adalah memberi bantuan penanggulangan padi puso (BP3) kepada petani yang tanaman padinya mengalami puso.

Untuk meningkatkan metode pengendalian hama utama padi, Badan Litbang Pertanian (melalui BB Padi) telah banyak melakukan penelitian secara komprehensif mulai dari varietas tahan, budidaya pertanaman padi, SOP pengendalian hama dan penyakit dan lain sebagainya. BB Padi telah banyak melakukan temu lapang, open

(6)

Edisi 17-23 Oktober 2012 No.3478 Tahun XLIII

Badan Litbang Pertanian

house, Pekan Padi Nasional (PPN), Prima Tani (teknologi telah dibawa ke lahan petani) dan berbagai aktivitas lainnya. Namun demikian adopsi teknologi ini masih berjalan lambat. Permentan No. 45 Tahun, 2011 salahsatu tujuannya supaya para peneliti, direktorat teknis dan penyuluh bersatu padu dalam pencapaian target produksi nasional.

REKOMENDASI KEBIJAKAN

Kebijakan pengendalian wereng coklat atau hama dan penyakit utama padi saat ini tidak hanya dilakukan oleh Direktorat Perlindungan Tanaman saat ini secara sentralistik, tetapi juga melibatkan pemerintahan daerah. Kebijakan pengendalian wereng coklat atau hama dan penyakit utama padi yang ditawarkan menggunakan model rencana tindak lanjut (MRTL) pengendalian wereng coklat atau hama dan penyakit utama padi. Konsep MRTL ini diinisiasi oleh Badan Litbang Pertanian melalui Balai Besar Penelitian Tanaman Padi sebagai perekat, dimulai saat ledakan wereng coklat pada MK 2009/2010 berdasar:

Sinkronisasi kepentingan yang sama antara pusat-daerah. Di tingkat pusat a.

kepentingan peningkatan produksi beras nasional yang diimami oleh Dirjen Tanaman Pangan yang didukung oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, BSDM, Dirjen Sarana dan Prasarana). Di tingkat daerah kepentingannya sama dengan tingkat pusat yang dimobilisasi oleh Dinas Pertanian Propinsi. Koordinasi antar instansi dalam pembuatan RTL melibatkan BB Padi, Dir. b.

Perlindungan/BBPOPT, Dinas Pertanian Prov/Kab/Kota, Bakorluh, Bapeluh, BPTP, BPTPH, LPHP, mitra kerjasama, Gapoktan, Poktan, dan petani.

Sinergisme antar disiplin ilmu hama penyakit tanaman, agronomi, pemuliaan, c.

sosiologi, sosial ekonomi, dll). Rencana dan action yang berulang. d.

Evaluasi action dari rencana awal dan perbaiki rencana baru maksimum tiap e.

bulan.

Fieldday sebagai apresiasi terhadap petani. f.

RTL dimulai dari pra RTL dengan menyelenggarakan participatory rapid appraisal (PRA) atau desk study untuk mengevaluasi terhadap data serangan hama–penyakit, rekapitulasi dan interprestasi data light trap, pencatatan fase pertanaman dan pola tanam, menyajikan luas areal pertanaman puso yang akan dieradikasi, memastikan luas areal dengan pendampingan dari semua unsur yang terkait baik dari pemerintah maupun swasta.

Model RTL harus dimulai dengan workshop yang dihadiri oleh pejabat/staf dari BB Padi, Dir. Perlindungan, BBPOPT, Dinas Pertanian Prop/Kab/Kota, Bakorluh, Bapeluh, BPTP, BPTPH, LPHP, mitra kerjasama, Gapoktan, Poktan, dan petani. Workshop RTL menghasilkan kertas kerja yang berisikan:

(7)

8

Badan Litbang Pertanian Edisi 17-23 Oktober 2012 No.3478 Tahun XLIII

Menata ulang pertanaman yang ada dengan penentuan tanam padi berjamaah

atau serempak.

Merancang biaya budidaya dan sarana pengendalian hama.

Kertas kerja yang ditandatangani Kepala Dinas Pertanian Kabupaten dan Bapeluh

yang diketahui oleh Gubernur.

Gubernur mengajukan sarana dan prasarana yang tertera dalam kertas kerja

dilengkapi dengan calon petani calon lokasi (CPCL) kepada Menteri Pertanian melalui Dirjen Tanaman Pangan.

Kinerja tanam berjamaah sudah diujicobakan pada pengendalian wereng coklat di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Tmur. Hasil ujicoba menunjukkan tanam padi berjamaah mampu meredam gejolak hama di Jawa Barat dan Banten pada MP 2010/2011, MK 2011, MP 2011/2012, dan MK 2012. Di Polanhardjo-Klaten-Jawa Tengah MK 2011 dan di 7 Kecamatan Klaten-Polanhardjo-Klaten-Jawa Tengah MP 2011/2012. Baehaki. SE,

Balai Besar Penelitian Tanaman Padi

Jl. Raya No. 9 Sukamandi-Subang-Jawa Barat. Telp. 0260-520157, Fax. 0260-520158, E-mail: baehakise@yahoo.co.id

Referensi

Dokumen terkait

Menjelaskan kerjakan soal hitungan Tugas 6 Perhitungan mixdesign campuran aspal beton 5 14 Mampu menjelaskan tipe kerusakan dan perbaikan kerusakan jalan Metode

Sebagai ujung tombak dalam memberikan pelayanan yang bersifat teknis peradilan kepada masyarakat pencari keadilan maka Seiring derap laju reformasi

Berdasarkan hasil pre-test diperoleh 6 siswa yang mendapatkan skor tinggi yang termasuk prokrastinasi akade mik siswa dan a kan d iberikan perlakuan

Oleh karena itu, upaya-upaya untuk terus mengembangkan profesi pendidik (guru) menjadi suatu syarat mutlak bagi kemajuan suatu bangsa, meningkatnya kualitas pendidik akan

Karena, sebaik apapun suatu produk undang- undang, jika tidak diimbangi dengan kemampuan dari aparat penegak hukum, tentu undang-undang yang baik itu, menjadi

Berdasarkan penjelasan cara kerja yang telah disebutkan pada bagian 3.1 dan model proses yang terlihat pada Gambar 4, terlihat bahwa aplikasi purwarupa yang dikembangkan dalam

Memahami Informasi Penjualan & Cara Meningkatkannya Menganalisis Performa Shopee Feed & Shopee Live Identifikasi Peluang Pertumbuhan Bisnis Baru Melihat Perkembangan

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada siklus 1 masih ada anak yang belum berhasil dalam penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada materi