2
PRODUCT PORTFOLIO
FX9500
110Xi4
Gebyar Auto -ID edisi 29/2014
RFD5500 RFD5500 Profile ANTENA
IF2 AUTOID6
Product Highlight
20.
News & Event
04.
Topik
06.
RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION (RFID) IMPLEMENTASI RFID DI MANUFAKTUR
Tips & Info
23.
Principal &
Corporate Info
21.
Editorial
Tju Hansel
03.
RFID (Radio Frequency Identification)
merupakan sebuah teknologi compact wireless yang diunggulkan untuk mentransformasi dunia komersial. RFID dapat melakukan kontrol
otoma-tis untuk banyak hal. Sistem RFID menawarkan peningkatan efisiensi dalam pengendalian inventaris (inventory control), logistik dan mana -jemen rantai supply (supply chain management).
Apa itu RFID ?
Radio Frequency Identification (RFID) adalah proses identifikasi objek dengan menggunakan
frekuensi transmisi radio. RFID menggunakan frekuensi radio untuk membaca informasi dari sebuah device kecil yang disebut tag atau
transponder (Transmitter + Responder). Tag RFID akan mengenali diri sendiri ketika mendeteksi
sinyal dari device dengan frekuensi yang sama, yaitu RFID Reader.
RFID merupakan teknologi yang berfungsi untuk
melakukan deteksi dan identifikasi terhadap
suatu obyek melalui data yang ditransmisikan melalui frekuensi radio. Sistem tersebut minimal memerlukan sebuah Tag(yang berfungsi sebagai transponder), sebuah reader (yang berfungsi sebagai interrogator), dan sebuah antena(yang berfungsi sebagai coupling device). Reader biasanya terhubung dengan sebuah host computer atau perangkat lainnya yang memiliki kecerdasan untuk memproses lebih lanjut tag data dan memutuskan untuk mengambil suatu
tindakan.
Salah satu elemen penting pada RFID adalah data transfer. Data transfer terjadi ketika terjadi
hubungan antara sebuah tag dengan sebuah reader, yang dikenal dengan coupling, melalui antena baik yang terpasang pada tag tersebut
maupun pada reader seperti yang diilustrasikan
Gebyar Auto -ID edisi 29/2014 3 Dear valued customer,
Assalamuailaikum Wr.Wb, Salam Sejahtera, Namo
Buddhaya, Om Swastiastu...
Kami mengucapkan selamat kepada seluruh bangsa Indonesia, dengan terpilihnya Presiden ke- tujuh kita Bapak Ir. H. Joko Widodo. Semoga pemimpin baru kita dapat melaksanakan amanah seluruh rakyat Indonesia,
memper-satukan seluruh bangsa dan tanah air yang sempat terpecah belah karena kontes
demokrasi dan menepati janjinya untuk mensejahterakan rakyat Indonesia dan juga kita
sebagai pelaku bisnis, agar kondisi negara kedepannya semakin kondusif bagi iklim usaha... amin.
Sama seperti Pak Jokowi yang memberikan harapan baru bagi Indonesia Hebat, maka di tahun ini dan tahun-tahun ke depan RFID solution terlihat menjanjikan harapan baru untuk mempercepat dan meningkatkan efisiensi bisnis. Hal ini terlihat dari banyaknya
permintaan solusi RFID dari customer kami, dan sudah ada beberapa yang sudah mulai menerapkan solusi ini, walaupun belum menyeluruh. Meningkatnya permintaan solusi
RFID ini tidak lepas dari efek proyek pembatasan BBM menggunakan RFID, walaupun proyek ini menjadi tertunda karena masalah kebijakan pemerintah yang tidak pasti,
apakah akan menaikkan atau tetap subsidi dengan regulasi pembatasan. Disamping efek tersebut ada juga pengaruh dari menurunnya harga tag RFID, semakin banyaknya
produsen tag RFID dan keberhasilan proyek-proyek RFID di region Asia seperti Singapura. Dalam bulletin edisi ke-29 ini, kami akan mengupas lebih dalam mengenai teknologi RFID,
ragam solusinya dan case study dari customer kami yang telah menggunakan RFID. Selain
itu kami juga tetap menghadirkan rubrik-rubrik menarik seperti produk highlight,principal & company info, tips dan info, dengan ini diharapkan dapat memberikan inspirasi kepada
anda dalam mencari solusi yang tepat bagi kebutuhan operasional perusahaan.
Akhir kata, semoga kami tetap dapat melayani para pelanggan kami dengan sebaik-baiknya
dan kami juga mengharapkan saran, kritik, atau terlebih lagi solusi-solusi baru dan
terobosan baru dalam bidang Auto-ID yang mungkin selama ini belum terpikirkan oleh kami, tetapi sudah diterapkan oleh anda. Mohon dapat dikirimkan ke alamat email kami acs.marcom@cbn.net.id
Salam Proaktif
Tju Hansel
Sales Executive
3. Fixed RFID Reader
Dipakai untuk aplikasi yang menerapkan “Fixed Reading Gate”. Dalam hal ini tag secara
fisik akan dibawa melalui/ke dalam area baca dari reader yang bersifat stationer, disini
secara prinsip berlaku “tag item menghampiri reader”.
Perangkat RFID reader yang ada di pasaran sudah terintegrasi dengan interface yang
cukup lengkap seperti :
a. RS-232 port : koneksi ke alat controller, PLC
dan display digital.
b. Ethernet port & Wifi 802.11 a/b/g:koneksi
ke jaringan komputer (LAN)
c. Analog I/O (Input,Output) : koneksi sensor
gerak pada conveyor, access control, Alarm, Lampu Indikator
d. Port Antenna : jika dibutuhkan lebih 1 antena dari setiap RFID reader, biasanya
dipakai pada jenis aplikasi gate control
e. Bluetooth : sebagai koneksi RFID reader dengan mobile device/PDA
Dengan relatif lengkapnya interface yang
tersedia, penerapan solusi RFID menjadi lebih
mudah, praktis dan bahkan dapat dilakukan dengan fully-automated dimana tidak diperlu -kan lagi interaksi dengan manusia (Fully
un-attended).
Gambar 12.Fixed RFID Reader
C. Antena
Antena adalah unsur yang penting untuk menen -tukan jarak baca antara Reader dengan RFID tag dan juga seberapa luas area pembacaan, karena itu ada beberapa satuan antena yang perlu
diperhatikan:
• Penguatan Antena (Gain antena biasanya
dalam dBi Isotropic decibel),
• Polarisasi gelombang (circularly atau
Gambar 12. Alat pembayaran menggunakan frequensi HF
Gambar 13.Alat pembayaran menggunakan frequensi UHF 2. Vehicle Mounted RFID Reader
Vehicle mounted RFID adalah reader yang biasanya dipasang di kendaraan seperti forklift, fungsi dari RFID reader di forklift adalah untuk mengetahui status pallet, posisi pallet seharusnya diletakkan. Frequensi yang digunakan adalah UHF (915 MHz).
Gambar 14. Alat pembayaran menggunakan frequensi HF 3. Mobile Reader
Mobile reader adalah RFID reader yang portable, yang dapat dibawa oleh user, biasanya berbentuk
PDA dengan tambahan module RFID atau PDA yang sudah build in dengan reader RFID. Range frequensi di mobile reader adalah LF (125-134 KHz), HF (13.56 MHz) dan UHF (915MHz). Contoh penggunaan mobile Reader :
a. Indentifikasi hewan
Untuk memudahkan mengidentifikasi hewan, kita dapat menggunakan sistem RFID dengan cara RFID tag ditanam di dalam tubuh hewan. Hewan yang biasanya ditanam RFID tag adalah ikan arwana, domba, dan lain-lain. Untuk pencarian tag yang dituju user akan menggunakan mobile reader. Frequensi yang digunakan adalah LF dan HF.
.
Gambar 15. Penggunaan RFID tag pada Hewan b. Stock Opname.
Dalam proses Stock Opname, RFID sistem sangat membantu mempercepat proses pembacaan barang. Karena kita tidak harus melihat keberadaan tag. Biasanya user akan berkeliling menggunakan mobile reader. Proses ini bisa menghemat waktu sampai 50% lebih cepat.
Gambar 16. Stock Opname dengan mobile reader.
praktis untuk pemakaian di lapangan.
Sehingga RFID yang digunakan di area lapangan selalu dibuat dalam bentuk
encapsulated/”terbungkus”.
.
Gambar 4. Contoh Inlay 2. Encapsulation (Bungkus Inlay)
Kerena bentuk inlay yang rapuh, maka secara
praktis perlu dibungkus sehingga sesuai
dengan kondisi lapangan dimana RFID tag dipakai.
Pemakaian encapsulaton memberikan keun-tungan bagi RFID karena material dan bentuk encapsulasi dapat disesuaikan dengan
lingkungan yang ekstrim, seperti temperatur maupun kelembaban yang tinggi.
Gambar 5. Contoh Encapsulation
Berdasarkan daya, RFID tag dapat digolongkan
menjadi :
Tag Aktif (Active Tag)
Tag yang energinya diperoleh dari baterai, sehingga akan mengurangi energi yang diper-lukan oleh reader RFID untuk mengirimkan informasi di dalam tag. Adapun ciri-ciri tag
aktif adalah :
• Memiliki sumber energi sendiri (baterai) • Modulasi aktif langsung dari tag sendiri • Jarak baca yang jauh 0-100m
• Harga tag yang mahal
• Variasi encapsulation media terbatas
(karena adanya unsur baterai)
antaranya :
A. Tag
B. RFID Reader C. Antena
Penjelasan untuk ke tiga komponen di atas seperti di bawah ini :
A. Tag
Tag RFID adalah device yang terdiri dari micro-chip dan tag-antena yang terintegrasi di dalam sebuah rangkaian. Rangkaian dari tag RFID umumnya memiliki memori sehingga tag ini mempunyai kemampuan untuk menyimpan data. Memori pada tag secara dibagi menjadi blok-blok. Beberapa blok menyimpan data Read Only, misalnya serial number yang unik yang disimpan pada saat tag tersebut diproduksi. Blok lain pada RFID dapat ditulis dan dibaca secara
berulang Read/Write. Blok tersebut biasanya
diisi dengan password dan data kebutuhan dari pengguna.
Gambar 3. Komponen inti dari tag Sebuah tag terdiri dari 2 bagian, yaitu : 1. Inlay
Inlay merupakan bagian inti dari RFID tag,
yang terdiri dari microchip dimana informasi disimpan dan tag-antenna. Informasi yang
disimpan terdiri dari:
• Informasi permanen yang berisi ID yang unik dari tag tersebut, sehingga setiap tag
memiliki ID yang berbeda satu sama
lainnya. Informasi juga tidak bisa diubah
oleh aplikasi atau memakai RFID reader.
• Informasi non-permanen yang dapat ditulis/write oleh aplikasi dengan bantuan
RFID reader saat pengoperasian di lapangan. Inlay ini berbentuk kecil, “halus”,
dan bentuknya mudah rusak, sehingga tidak
Gambar 8. Tag Semi Pasif (Semi Passive Tag) B. RFID Reader
RFID reader atau sering disebut dengan Interog-erator berfungsi untuk membaca dan mende-teksi tag RFID pada jarak bacanya. Data yang
dibaca kemudian diteruskan ke software untuk
diolah sesuai kebutuhan. Dalam memilih reader
harus dipertimbangkan 2 hal :
1. Masalah kompatabilitas reader dengan tag, sebab tidak semua tag dengan reader akan
match, ada pasangannya masing-masing tergantung dari frekuensi radio mana yang akan digunakan..
2. Jarak baca reader sangat diperhitungkan
dalam menjalankan system yang akan diimplementasikan. Kesalahan dalam perhi-tungan jarak akan membuat kekacauan hasil record.
Reader RFID akan berkomunikasi jika berkerja pada frekuensi yang sama dengan tag. Saat ini
ada 4 frekuensi-band untuk RFID, yaitu : Low Frequency (LF) : 125 – 134 KHz
Frekuensi kerja RFID pada band LF ini terletak
pada range frekuensi 125 KHz – 134 KHz atau
biasa disebut proximity. RFID dengan frekue-nsi kerja pada band LF dengan range frekuefrekue-nsi
tersebut sering digunakan untuk : • Keperluan penelitian tracking binatang • Tracking pengiriman suatu aset • Access door key
High Frequency (HF) : 13.56 MHz
Frekuensi kerja RFID pada band HF terletak
pada frekuensi 13,56 MHz. RFID dengan
frekuensi ini memiliki keuntungan karena
tidak mengalami gangguan dari keberadaan
air atau logam. RFID di range HF biasanya
digunakan untuk : • Access door
• Alat pembayaran (kartu Flazz, e-toll, dan
lain-lain)
• ID card (e-KTP)
Ultra High Frequency (UHF) : 868-956 MHz Frekuensi kerja RFID pada band UHF terletak
pada frekuensi 868-956 MHz. RFID dengan • Bisa Read/Write
• Umur tag dipengaruhi oleh umur baterai. • Ukurannya besar
Gambar 6. Tag Aktif (Active Tag) Tag Pasif (Passive Tag)
Tag yang energinya diperoleh dari medan yang dihasilkan oleh reader RFID. Ciri-ciri dari
tag pasif :
• Tidak memiliki sumber energi sendiri
(tanpa baterai)
• Modulasi akan aktif setelah tag menerima gelombang elektromagnetik dari reader • Jarak baca 10cm – 10m tergantung dari
type tag dan antena dari reader
• Harga tag lebih murah dari tag aktif
• Tanpa batasan media encapsulation dan rangkaian lebih sederhana (karena tidak
ada baterai)
• Memory tag bisa bersifat Read only atau Read/Write
• Umur tag berkisar 100.000xReadWrite
Gambar 7. Tag Pasif (Passive Tag) Tag Semi Pasif (Semi Passive Tag)
• Pada dasarnya tag ini adalah tag pasif • Memiliki baterai tetapi bukan untuk
mengaktifkan modulasi tetapi untuk
me-maintenace memory.
• Memiliki memory yang lebih besar dari tag
pasif
• Umur tag dipengaruhi oleh baterai • Ukuran lebih besar dari tag pasif • Bisa Read/Write
frekuensi ini biasanya digunakan untuk : • Tracking asset bergerak
• Pallet system • Dan lain-lain. Microwave : 2.4 GHz
Frekuensi kerja RFID pada band UHF terletak
pada frekuensi 2.4 GHz, tag di frekuensi ini biasanya adalah tag aktif dan reader yang
digunakan adalah access point.
Pemilihan frekuensi yang dipakai dipengaruhi
oleh hal-hal berikut:
• Regulasi setiap negara (khususnya di frekuensi
UHF dan Microwave)
• Persyaratan standarisasi yang harus dipenuhi
untuk suatu aplikasi atau industri tertentu,
contoh :
Jika harus memenuhi standard ISO 15693, ISO 14443 dan ISO18000-3 maka yang
dipakai adalah RFID HF.
Jika harus memenuhi standar EPCglobal
Gen2, ISO 18000-6 A, B, C dan ISO 17363
-67, maka yang dipakai adalah RFID UHF. • Aspek operasional dan aplikasi dalam penera
-pan RFID.
Berdasarkan mobilitasnya, Reader RFID
dibeda-kan menjadi :
1. Mobile RFID Reader/Terminal
a. Dipakai pada aplikasi dimana tidak diterap -kan adanya “Fixed Reading Gate”. Dalam hal ini users yang akan membawa RFID Reader menghampiri tag.
b. RFID reader ada 2 model yaitu Internal
(sudah terintegrasi dengan mobile termi-nal) dan external (dalam betuk CF card, SD card dan koneksi bluetooth).
Gambar 10.Mobile RFID Reader yang sudah terintegrasi
2. Vehicle Mounted RFID Reader
a. Reader RFID akan dipasang di
kendaraan/forklift yang dipakai untuk kegiatan peletakkan/put-away maupun pengambilan/picking dari pallet atau barang yang sudah diberikan/dilekatkan
RFID tag.
b. Sama seperti Mobile RFID Reader, user/driver yang sudah dilengkapi Mobile
RFID Reader dengan menggunakan
kendaraan/forkliftnya akan menghampiri barang yang sudah diberikan/dilekatkan
RFID tag.
Gambar 11.Vehicle Mounted RFID Reader
Linearly).
• Bentuk antena (Direct atau Omni).
Dilihat dari kebutuhan pengoperasian maka antena dapat dikategorikan dalam dua model
koneksi :
a. Integrated Antenna
Dibutuhkan jika cara pembacaan pada satu posisi saja (Karena biasanya dalam satu reader
hanya ada 1 koneksi antena), jarak (< 50 cm) dan luas area pembacaan sangat terbatas (< 1
M2) contohnya seperti pada mobile terminal untuk aplikasi :
• Stock control • Inventory
• Inspeksi/kunjunganpelanggan
Dan Fixed reader yang sudah integrated
antenna untuk aplikasi : • Di Conveyor dan • Forklift
b. External Antenna
Dibutuhkan jika cara pembacaan lebih dari 1 posisi dan luas area pembacaan > 1M2 (antena akan terhubung ke Fixed Reader dengan port
antena max 8 port).
Dalam pemakaian di lapangan untuk menentu-kan dan membatasi luas area pembacaan
tentu-nya ada beberapa hal yang harus diperhatikan: • Pemilihan type Antena
• Memastikan bahwa RFID tag yang sama tidak
terbaca oleh antena di jalur yang lain (contoh
: Antena di Gate 1 tidak boleh membaca RFID Tag yang sedang melewati antena Gate 2,
karena bisa terjadi pembacaan duplikasi RFID)
• Tidak adanya gangguan frekuensi dari alat
radio yang lain, begitu sebaliknya.
• Penempatan antena dan setup power dari
antena
• Biasanya diperlukan unsur engineering contoh : Pembatas dengan jaring kawat,
mendisain jalur khusus
Gambar 13.Contoh penempatan antena
ban traktor, tag yang di-clamped pada body mobil dan lain-lain.
e. Reusable
RFID tag memiliki life-time yang relatif lama
dan dapat dipindah-pindah atau dipakai kembali untuk item lain (Kecuali jika hal ini
memang sengaja dihindari, sehingga tag tidak
dapat dilepas tanpa menjadi rusak). Pemaka-ian kembali tag tersebut akan meningkatkan penghematan biaya.
2. Aspek dari Reader
a. Accuracy
Karena pembacaan dilakukan secara device-reading dan bukan oleh indera manusia,
maka tingkat akurasinya menjadi sangat tinggi.
b. Bisa dilakukan secara Un-attended / automated
Cukup banyak penerapan RFID dimana
pembacaannya dilakukan secara otomatis tanpa intervensi manusia. Contohnya:
Aplikasi conveyor. Hal ini dimungkinkan karena RFID reader bisa langsung mendeteksi keberadaan tag dalam area bacanya.
c. Tidak Perlu Line-of-Sight
Karena prinsip kerjanya bersifat elektro
magnetik, dan bukan optical, maka RFID
reader dapat membaca tag walaupun tag
tersebut tidak terlihat atau “tersembunyi”. Contoh : RFID Reader dapat membaca semua tag pada item yang berada dalam suatu peti
tertutup.
d. Pembacaan yang Cepat
Kecepatan pembacaan juga relative tinggi
karena kemampuan membaca sekaligus informasi dari semua tag yang berada dalam area bacanya (Terasa sebagai simultaneous
multi tags reading).
e. Aman
Tag bisa diberikan password sehingga menin-gkatkan faktor keamanan dimana data yang
berada di tag tidak bisa dibaca oleh setiap reader jika tidak sesuai passwordnya. Tag juga bisa dimatikan (tidak bisa dipakai lagi) dengan fitur Killing Tag.
Kecuali mengenai akurasi dan pembacaan secara BENEFIT RFID
RFID memiliki banyak kekuatan dan keunggulan yang sangat dibutuhkan untuk menunjang aplikasi operasional pelanggan, bahkan yang
membuka peluang penerapan RFID praktis di
hampir semua aplikasi dan industri.
1. Aspek dari Tag
a. Tag Uniqueness/Unique ID
Setiap Tag memiliki ID yang unik dan berbeda
secara world-wide, tanpa tergantung manu-fakturnya. Hal ini terjadi karena adanya konsensus penomoran ID antara manufaktur sedunia. Dengan mendata tag yang dipakai pada database aplikasi, maka dapat dengan
mudah dan efektif ditingkatkan aspek penga
-manan dalam pembacaan (Secured/Selective
Reading).
b. Read/Write Capability
Dengan kemampuan read/write ini maka
informasi pada tag dapat diubah-ubah oleh aplikasi melalui RFID reader.
Hal ini dimungkinkan karena tag memiliki memory, sehingga secara prinsip informasi pada Tag bersifat Portable Dynamic Data.
Kapasitas data pada tag bervariasi dari 128 sampai mencapai 1024 Bits.
c. Operation in Harsh Environment
Dengan pemilihan material maupun bentuk
encapsulation yang sesuai dengan kondisi
operasional di lapangan, maka
pemakaian/pemasangan RFID Tag dimungkin
-kan untuk kondisi extreme/harsh environ
-ment, contohnya : temperatur atau tekanan yang sangat tinggi.
d. Flexibility dalam Pemasangan
Sejalan dengan point c di atas, maka dengan
encapsulation yang sesuai RFID tag dapat dipasang secara flexible dan bervariasi pada item, contohnya : tag yang dibenamkan pada
tag. Dalam hal ini pemilihan RFID tag relatif
mudah.
Material item yang bersifat cair atau banyak mengandung cairan (termasuk orang,
binatang) : Akan terjadi penyerapan gelom
-bang yang mengurangi ”power effektif”
dari modulasi gelombang.
Material item yang bersifat logam : akan terjadi pemantulan gelombang(”multipath
of wave”) yang akan mempersulit pembacaan dan penulisan tag.
Gambar 14. Enkapsulasi Material RFID
Kesulitan pada material cair dan logam lebih terasa bila frekuensi yang dipakai
unattended, keunggulan yang diuraikan diatas
sekaligus menjadi pembeda
dengan solusi Barcode yang selama ini sudah umum diterapkan.
Pemilihan system dan perangkat RFID 1. Pemilihan RFID Tag
a. Material dari Item
”Item” yang dimaksud disini adalah
barang/produk dimana RFID tag dipasangkan(attached). Material dari item
tersebut cukup berpengaruh terhadap
modulasi gelombang elektromagnetik antara
tag dengan reader. Karena itu jenis material dari item akan berpengaruh pada pemilihan jenis RFID tag maupun terhadap pemilihan frekuensi dari sistem RFID yang akan
diterap-kan. Karakteristik umum dari beberapa mate
-rial dapat diuraikan sebagai berikut :
Material item Kertas, Kayu & Plastik : tidak
banyak mempengaruhi modulasi
gelom-bang, sehingga tidak menimbulkan kendala
dalam proses pembacaan dan penulisan
lapangan yang lebih efisien dan efektif. Setiap produsen sistem RFID sudah menyediakan tool pendukung (dalam bentuk driver atau library yang siap pakai, seperti dari Intermec dan Motorola) dalam pembuatan aplikasi yang terintegrasi dengan peralatan RFID. Bahkan sekarang dari aplikasi ERP yang ada ( SAP, Oracle, Microsoft ) sudah menyiapkan modul modul yang siap pakai untuk RFID.
Gambar 18. Contoh Skema Penggunaan RFID Reader pada aplikasi-aplikasi ERP Regulasi RFID
Setiap Negara mempunyai Standard Regulasi Frekuensi, yaitu pengaturan atau standarisasi dari band frekuensi dan power transmisi yang (boleh) dipakai untuk suatu teknologi/peralatan. Pengatu -ran ini dilakukan untuk menghindari atau mengu-rangi aspek interferensi maupun gangguan dari suatu peralatan pada peralatan lainnya, dengan obyektif untuk melindungi kepentingan umum atau pengguna peralatan berbasis Radio Frequency lainnya.
Regulasi frekuensi ini terutama difokuskan pada band frekuensi yang secara teknis memang sensitif terhadap gangguan/interferensi tersebut, yaitu band UHF. Dengan teknologi berbasis Radio Frequency, peralatan RFID juga menjadi obyek pengaturan tersebut.
Solusi RFID sudah diaplikasikan pada beberapa customer kami salah satunya bergerak dalam bidang manufaktur Consumer Product Goods (CPG). Walaupun penggunaan RFID belum bisa menggantikan barcode ID secara keseluruhan dalam proses produksi tetapi solusi RFID ini bisa saling melengkapi. Pada proses ini RFID tag dipasang pada box level atau pallet level. Dikarena-kan produk mereka mengandung cairan/liquid maka diputuskan RFID tag dipasang pada pallet level dengan menggunakan pallet plastik, karena pallet kayu akan menyerap sinyal dari RFID tag sehingga tidak bisa terbaca oleh RFID reader. Pada tahap apa saja RFID ini digunakan, berikut detail implementasinya :
1. Pemasangan Pallet RFID tag
Pemasangan tag RFID dalam pallet harus memper-timbangkan letak terbaik sehingga tag dipastikan mudah terbaca oleh reader.
Gambar 1.Bahan cairan di atasPallet yang sudah dipasang RFID tag
Dalam case ini tag dilekatkan di kedua sudut sehingga tetap terbaca walau di atas pallet ditumpuk produk mengandung cairan dan tetap terbaca apabila forklift mengambil pallet dari ke empat posisi yang berbeda.
Gambar 2. Contoh pemasangan RFID tag Pallet 2. Loading produk keatas pallet
Setelah produk keluar dari line produksi, pekerja menumpuk produk ke atas pallet yang sudah memi-liki tag RFID. Kemudian ID dari pallet tag RFID di-scan oleh RFID mobile reader, lalu scan dari barcode kode produk tersebut dan dimasukkan jumlah kardus/item.
Gambar 3.Scanning Pallet tag menggunakan RFID mobile reader
3. Production and Finished Goods Warehouse RFID Gate
Setelah loading produk ke atas RFID pallet, forklift mengangkut pallet melewati production RFID gate, dengan ini reader membaca RFID pallet dan mengupload data ke server sehingga bisa diketahui secara real time perpindahan pallet dari dalam production ke luar production. Gate RFID ini dileng -kapi dengan 2 antena RFID di sisi dalam dan 2 antena di sisi luar, sehingga apabila yang terbaca adalah dari sisi dalam dahulu kemudian sisi luar,
maka sistem akan mencatat pallet keluar dari production, demikian juga sebaliknya.
Gambar 4.Scanning Pallet tag menggunakan RFID mobile reader
Pada finished goods warehouse juga dipasang RFID gate di dalam dan luar gudang, hal ini menjadikan pencatatan penerimaan barang dari produksi kedalam finished goods warehouse semakin akurat dikarenakan tidak memerlukan petugas untuk scanning produk secara manual, yang sering terlewat-kan dikarenaterlewat-kan mobilitas forklift yang padat. 4. Finished Goods Outbound RFID Gate
Pada proses pengiriman/goods output, system memberikan perintah melalui mobile computer untuk pengambilan jenis dan jumlah pallet barang serta informasi temporary area sesuai sales order number. Pada tahap pengiriman barang/goods output, pallet tidak boleh dibawa karena harga pallet plastik cukup tinggi. Setelah terkumpul semua barang sesuai sales order, pallet beserta barang dibawa menuju gate, dan Gate RFID reader membaca ID pallet dan mencatat bahwa pallet tersebut telah keluar dari warehouse. Kemudian petugas unloading memasukkan barang kedalam truk, dan petugas pallet bertugas untuk scan ID pallet tersebut menggunakan mobile RFID reader sebagai bukti bahwa pallet tidak dibawa masuk ke dalam truk sekaligus mencatat bahwa ID pallet tersebut telah kosong. Jika ID pallet dalam sales order number tersebut tidak discan, maka system akan memberikan catatan kepada security gate bahwa truk tersebut membawa pallet.
Gambar 5.Finished goods warehouse RFID gate
5. Pallet Warehouse RFID gate/pallet management
Setelah scan ID pallet kemudian petugas pengumpul pallet membawa pallet tersebut ke warehouse pallet. Di gerbang warehouse pallet juga dipasang RFID reader, petugas yang bertugas akan mencatat penerimaan dan pengeluaran pallet. Selanjutnya petugas yang ada di pallet warehouse akan mengirimkan pallet kosong ke bagian production sesuai dengan permintaan dari bagian production berdasarkan jumlah kebutuhan pallet per-batch production. Disamping pekerjaan di atas petugas warehouse pallet juga akan memi-sahkan pallet yang rusak, kemudian akan men-scan pallet tersebut menggunakan RFID mobile reader untuk membuat laporan sebagai pallet yang rusak, sehingga management dapat re-order pallet agar tidak terjadi kekurangan.
Gambar 6.RFID gate at warehouse outbound 6. Truck Management
Solusi RFID juga dipakai pada truck management, karena banyaknya jumlah armada mengakibatkan panjangnya antrian truk yang akan masuk. Sopir/kernet truk harus turun dahulu kemudian melakukan registrasi yang cukup memakan waktu lama sekitar 5 menit. Dengan menggunakan RFID Reader yang ditempatkan pada gerbang masuk dan RFID tag yang ada pada setiap truk, maka sopir/kernet tidak perlu turun untuk registrasi lagi. RFID reader akan langsung membaca ID dari truk yang masuk, jika ID truk valid maka karcis masuk akan tercetak bersamaan dengan gate number yang harus dituju truk tersebut dan secara otomatis barrier gate akan terbuka. Pada saat truk keluar menuju gate RFID reader akan kembali membaca ID truk, dan system akan mem-validasi apabila truk tersebut belum mengembalikan pallet atau membawa pallet karena belum discan oleh petugas pallet, maka barrier gate juga tidak akan terbuka dan petugas security akan memeriksa isi truk tersebut dengan menggunakan RFID mobile reader
Gambar 7. RFID hang tag for car/truck
Gambar 8. RFID reader for parking Product Solution
1. Fixed Reader
Fixed reader adalah Reader RFID yang bersifat statik biasanya memiliki 4-8 port antena dan memiliki I/O module. Karena sifatnya statik, contoh penggunaan Fixed Reader sebagai berikut :
a. Gate Access • Access Control
Frequensi yang digunakan di access control dengan range LF (125 KHz) dan HF (13.56 MHz). Selain untuk access control RFID di frequensi ini juga bisa untuk absensi. Pemasangan reader biasanya terpasang di dinding.
Gambar 9. Fixed Reader untuk Access Control
Gambar 10. Fixed Reader untuk absensi
b. Conveyor
Frequensi yang digunakan di mesin conveyor system adalah UHF (915MHz). RFID sistem di mesin conveyor biasanya digunakan untuk menghitung jumlah barang, mengetahui status barang, dan lain-lain.
Gambar 11. Fixed Rider di mesin conveyor c. Alat Pembayaran
RFID juga dapat digunakan sebagai alat pemba-yaran karena RFID sistem memiliki security. Frequensi yang digunakan adalah HF (13.56 MHz). Jarak menjadi salah satu faktor penting dalam sistem ini, HF dipilih karena jarak antara reader dan tag harus dekat (sekitar 10 cm). Jika jarak baca reader terlalu jauh akan dikhawatirkan akan mengambil data dari tag lain yang bukan seharusnya. Biasanya alat pembayaran berupa kartu yang memiliki nominal uang. Selain itu ada juga RFID untuk pembayaran dengan jarak yang jauh. Seperti pembayaran jalan bebas hambatan. Frekuensi yang digunakan adalah UHF (915 MHz). Alat-alat pembayaran tersebut menggunakan Fixed Reader.
Standard Regulasi yang berlaku untuk peralatan RFID juga hanya untuk sistem UHF. Untuk peralatan RFID yang berbasis LF, HF dan Microwave tidak diberlakukan ketentuan khusus.
prinsip berlaku ”Reader menghampiri items”.
Pada implementasi RFID system, pelanggan dapat sekaligus menerapkan kedua karakteristik tersebut di atas dalam pelaksanaan alur aktivitas opera -sionalnya.
Misalnya pada proses warehouse management system untuk proses put-away dan picking di lokasi rak diterapkan mobile reading.
Gambar 15. Bekerja dengan RFID Mobile reader
Sedang untuk ship-out di area pintu keluar diterap-kan fixed-reading.
Gambar 16. RFID Fixed reader yang ditempatkan di pintu gerbang keluar untuk membaca tag barang Reading Requirements
Kebutuhan khusus yang berkaitan dengan pembacaan tag :
• Jarak baca
Tipikal jarak baca untuk tag pasif terbagi mejadi dua dilihat dari operasi di lapangan : o Mobile Reader : 0 - 30 cm
o Fixed Reader : 0 - 10 m
Karena banyaknya variable yang mempen-garuhi jarak baca, khusus untuk fixed reading gate maka biasanya dilakukan Site Survey RFID terlebih dahulu sebelum implementasi. Beberapa komponen yang mempengaruhi jarak baca, seperti type dan ukuran tag, media
dari produk, ukuran & gain dan penempatan dari antena reader, read/write, security, environment, dan pembacaan untuk Multi Tag.
• Kecepatan Pembacaan dan Multi-Tagsreading
Jika dibutuhkan tingkat kecepatan pembacaan yang tinggi dan/atau pembacaan banyak tag secara “simultan”, maka sebaiknya dipilih sistem RFID berbasis UHF atau Microwave. RFID Reader UHF dan microwave mempunyai kemampuan “Multi -tags reading” serta kecepatan baca sampai 300 tag per detik, yang tidak dimiliki sistem RFID berbasis LF & HF. Keunggulan ini mampu meningkatkan efisiensi dan efektifi -tas kegiatan Supply Chain (logistic & distribu -tion dan warehousing) secara signifikan. Karena itu cukup banyak implementasi sistem RFID UHF untuk aplikasi Supply Chain, dan bahkan telah dibakukan standarisasi sistem RFID UHF di area ini oleh EPCGlobal, sebagai institusi internasional yang memfokuskan diri pada standarisasi sistem RFID.
b. Interface
Untuk pemilihan model dan konfigurasi RFID reader secara lebih spesifik, perlu diketahui connectivity dan interface yang dibutuhkan.
Pada pembahasan sebelumnya di“RFID Reader” telah diuraikan bahwa peralatan RFID reader saat ini sudah memiliki interface yang relative lengkap untuk menjawab kebutuhan tersebut, seperti RS-232, Ethernet port (Wifi 802.11 a/b/g), Analog I/O, Antenna port, Bluetooth dan lain-lain. Pelang -gan cukup memastikan bahwa interface yang dibutuhkan tersedia pada reader yang dipilih.
Gambar 17.Beberapa port yang ada pada RFID Fixed reader
c. Aplikasi
Kekuatan dari RFID sistem yang ada tidak lepas dari aspek aplikasi dalam mendukung operasi di
adalah UHF (868 - 956 MHz) dibandingkan
dengan pemakaian frekuensi LF atau HF. Walaupun demikian, saat ini kesulitan tersebut sudah dapat teratasi dengan telah dikembangkannya jenis RFID Tag dengan teknik modulasi khusus untuk material tersebut di frekuensi UHF.
b. Read Only atau Read/Write
Cara pembacaan tag juga sangat mempengaruhi
system RFID, Tag akan dibaca dengan :
Read Only : yang dipakai hanya data unique
Tag ID nya saja, sedangkan data variablenya terdapat dalam server aplikasi.
Dalam kasus ini berarti setiap perubahan
status dari Tag harus tercatat dalam
database server. Tag Jenis ini tidak mempu -nyai kemampuan menulis data.
Read/Write: selain data unique Tag ID, juga
akan disimpan dalam memory tag, data
status/variabel yang ditulis oleh RFID
reader . Data variabel ini umumnya berisi data atau status operasional dari item dimana tag tersebut terpasang, sehingga tag secara prinsip membawa ”Portable Dynamic Data”.
Untuk jenis Read/Write, perlu diketahui bahwa jarak efektif untuk penulisan adalah sekitar 30% lebih pendek dari jarak pembacaan. Karena
itu jarak antara reader dan tag harus dikalkulasi-kan berdasardikalkulasi-kan jarak penulisan.
c. Kondisi dan kebutuhan Operasional
Kondisi dan kebutuhan operasional dalam penerapan suatu aplikasi RFID sangat bervari-asi, bahkan pada beberapa aplikasi dapat dikategorikan sebagai extreem atau Harsh-environment. Kondisi lapangan yang secara
umum perlu diperhatikan antara lain : Kondisi udara, seperti temperatur kelem
-baban, tekanan udara, polusi/debu Proses fisik yang dialami item dimana tag
terpasang, contoh :
• Car body painting (Tag terpasang pada
-body yang sedang di-cat/dicelup cat). • Tire Manufacturing (Tag ditanam pada
ban/tire yang sedang dalam proses
manufacturing).
Rough Handling : pada beberapa aplikasi terjadi operational handling yang
tergolong kasar”, sehingga tag yang dipakai juga harus mampu tahan terhadap handling tersebut.
Contoh : Penerapan RFID pada Container -tracking. Handling dari container di pelabuhan-pelabuhan menuntut daya
tahan tag terhadap benturan fisik ataupun
bentuk rough-handling lainnya.
Aspek operasional lain yang juga sering
ditemu-kan adalah apakah tag aditemu-kan digunaditemu-kan/re-use untuk item lainnya, atau malah tidak boleh
dipindah sehingga harus menjadi rusak jika
dicoba/dipaksa untuk dipindahkan.
2. Aspek RFID Reader dan Interface / Connec tivity
a. Alur Aktivitas Operasional
Alur Aktivitas operasional dengan penerapan RFID system harus didefinisikan dan dituang
-kan dalam Standard Operating Procedures (SOP) yang jelas. Disini sekaligus ditentukan : Reading Points
Di titik mana saja dalam alur aktivitas
operasional akan dilakukan pembacaan tag.
Reading Characteristics
Karakteristik/prinsip Pembacaan di setiap titik tersebut :
• Fixed Reading
Seperti dijelaskan di materi ”Fixed RFID Reader”. Penerapan fixed reading
umumnya dilengkapi juga dengan integrasi engineering, misalnya dengan sistem portal, PLC, Alarm, lampu indika-tor dan lain-lain. Hal ini dilakukan sesuai SOP yang berlaku. Secara umum perangkat
RFID yang dibutuhkan adalah :
o RFID Fixed Reader
o RFID Antenna, termasuk port untuk antena tambahan
o Extra I/O control untuk integrasi
engineering dengan peralatan lain o Interface untuk koneksi jaringan
dengan back-end system • Mobile Reading
Dalam hal ini (mobile) RFID reader akan
dibawa oleh users mendekati items/tag yang akan dibaca/ditulis. Disini secara
Editorial
pada gambar di bawah ini
Gambar 1.Skema kerja RFID
Gambar 2. Contoh sistem kerja RFID di Conveyer RFID merupakan teknologi identifikasi yang fleksibel, mudah digunakan, dan sangat cocok untuk operasi otomatis. RFID mengkombinasikan keunggulan yang tidak tersedia pada teknologi identifikasi yang lain. Tidak memerlukan kontak
langsung maupun jalur cahaya untuk dapat beroperasi, dapat berfungsi pada berbagai variasi kondisi lingkungan, dan menyediakan
tingkat integritas data yang tinggi. Sebagai
tambahan, karena teknologi ini sulit untuk dipalsukan, maka RFID dapat menyediakan
tingkat keamanan yang tinggi.
RFID (Radio Frequency Identification)
merupakan sebuah teknologi compact wireless yang diunggulkan untuk mentransformasi dunia komersial. RFID dapat melakukan kontrol
otoma-tis untuk banyak hal. Sistem RFID menawarkan peningkatan efisiensi dalam pengendalian inventaris (inventory control), logistik dan mana -jemen rantai supply (supply chain management).
Apa itu RFID ?
Radio Frequency Identification (RFID) adalah proses identifikasi objek dengan menggunakan
frekuensi transmisi radio. RFID menggunakan frekuensi radio untuk membaca informasi dari sebuah device kecil yang disebut tag atau
transponder (Transmitter + Responder). Tag RFID akan mengenali diri sendiri ketika mendeteksi
sinyal dari device dengan frekuensi yang sama, yaitu RFID Reader.
RFID merupakan teknologi yang berfungsi untuk
melakukan deteksi dan identifikasi terhadap
suatu obyek melalui data yang ditransmisikan melalui frekuensi radio. Sistem tersebut minimal memerlukan sebuah Tag(yang berfungsi sebagai transponder), sebuah reader (yang berfungsi sebagai interrogator), dan sebuah antena(yang berfungsi sebagai coupling device). Reader biasanya terhubung dengan sebuah host computer atau perangkat lainnya yang memiliki kecerdasan untuk memproses lebih lanjut tag data dan memutuskan untuk mengambil suatu
tindakan.
Salah satu elemen penting pada RFID adalah data transfer. Data transfer terjadi ketika terjadi
hubungan antara sebuah tag dengan sebuah reader, yang dikenal dengan coupling, melalui antena baik yang terpasang pada tag tersebut
maupun pada reader seperti yang diilustrasikan
Gebyar Auto -ID edisi 29/2014 4
NEWS and EVENT
3. Fixed RFID Reader
Dipakai untuk aplikasi yang menerapkan “Fixed Reading Gate”. Dalam hal ini tag secara
fisik akan dibawa melalui/ke dalam area baca dari reader yang bersifat stationer, disini
secara prinsip berlaku “tag item menghampiri reader”.
Perangkat RFID reader yang ada di pasaran sudah terintegrasi dengan interface yang
cukup lengkap seperti :
a. RS-232 port : koneksi ke alat controller, PLC
dan display digital.
b. Ethernet port & Wifi 802.11 a/b/g:koneksi
ke jaringan komputer (LAN)
c. Analog I/O (Input,Output) : koneksi sensor
gerak pada conveyor, access control, Alarm, Lampu Indikator
d. Port Antenna : jika dibutuhkan lebih 1 antena dari setiap RFID reader, biasanya
dipakai pada jenis aplikasi gate control
e. Bluetooth : sebagai koneksi RFID reader dengan mobile device/PDA
Dengan relatif lengkapnya interface yang
tersedia, penerapan solusi RFID menjadi lebih
mudah, praktis dan bahkan dapat dilakukan dengan fully-automated dimana tidak diperlu -kan lagi interaksi dengan manusia (Fully
un-attended).
Gambar 12.Fixed RFID Reader
C. Antena
Antena adalah unsur yang penting untuk menen -tukan jarak baca antara Reader dengan RFID tag dan juga seberapa luas area pembacaan, karena itu ada beberapa satuan antena yang perlu
diperhatikan:
• Penguatan Antena (Gain antena biasanya
dalam dBi Isotropic decibel),
• Polarisasi gelombang (circularly atau
Gambar 12. Alat pembayaran menggunakan frequensi HF
Gambar 13.Alat pembayaran menggunakan frequensi UHF 2. Vehicle Mounted RFID Reader
Vehicle mounted RFID adalah reader yang biasanya dipasang di kendaraan seperti forklift, fungsi dari RFID reader di forklift adalah untuk mengetahui status pallet, posisi pallet seharusnya diletakkan. Frequensi yang digunakan adalah UHF (915 MHz).
Gambar 14. Alat pembayaran menggunakan frequensi HF 3. Mobile Reader
Mobile reader adalah RFID reader yang portable, yang dapat dibawa oleh user, biasanya berbentuk
PDA dengan tambahan module RFID atau PDA yang sudah build in dengan reader RFID. Range frequensi di mobile reader adalah LF (125-134 KHz), HF (13.56 MHz) dan UHF (915MHz). Contoh penggunaan mobile Reader :
a. Indentifikasi hewan
Untuk memudahkan mengidentifikasi hewan, kita dapat menggunakan sistem RFID dengan cara RFID tag ditanam di dalam tubuh hewan. Hewan yang biasanya ditanam RFID tag adalah ikan arwana, domba, dan lain-lain. Untuk pencarian tag yang dituju user akan menggunakan mobile reader. Frequensi yang digunakan adalah LF dan HF.
.
Gambar 15. Penggunaan RFID tag pada Hewan b. Stock Opname.
Dalam proses Stock Opname, RFID sistem sangat membantu mempercepat proses pembacaan barang. Karena kita tidak harus melihat keberadaan tag. Biasanya user akan berkeliling menggunakan mobile reader. Proses ini bisa menghemat waktu sampai 50% lebih cepat.
Gambar 16. Stock Opname dengan mobile reader.
praktis untuk pemakaian di lapangan.
Sehingga RFID yang digunakan di area lapangan selalu dibuat dalam bentuk
encapsulated/”terbungkus”.
.
Gambar 4. Contoh Inlay 2. Encapsulation (Bungkus Inlay)
Kerena bentuk inlay yang rapuh, maka secara
praktis perlu dibungkus sehingga sesuai
dengan kondisi lapangan dimana RFID tag dipakai.
Pemakaian encapsulaton memberikan keun-tungan bagi RFID karena material dan bentuk encapsulasi dapat disesuaikan dengan
lingkungan yang ekstrim, seperti temperatur maupun kelembaban yang tinggi.
Gambar 5. Contoh Encapsulation
Berdasarkan daya, RFID tag dapat digolongkan
menjadi :
Tag Aktif (Active Tag)
Tag yang energinya diperoleh dari baterai, sehingga akan mengurangi energi yang diper-lukan oleh reader RFID untuk mengirimkan informasi di dalam tag. Adapun ciri-ciri tag
aktif adalah :
• Memiliki sumber energi sendiri (baterai) • Modulasi aktif langsung dari tag sendiri • Jarak baca yang jauh 0-100m
• Harga tag yang mahal
• Variasi encapsulation media terbatas
(karena adanya unsur baterai)
antaranya :
A. Tag
B. RFID Reader C. Antena
Penjelasan untuk ke tiga komponen di atas seperti di bawah ini :
A. Tag
Tag RFID adalah device yang terdiri dari micro-chip dan tag-antena yang terintegrasi di dalam sebuah rangkaian. Rangkaian dari tag RFID umumnya memiliki memori sehingga tag ini mempunyai kemampuan untuk menyimpan data. Memori pada tag secara dibagi menjadi blok-blok. Beberapa blok menyimpan data Read Only, misalnya serial number yang unik yang disimpan pada saat tag tersebut diproduksi. Blok lain pada RFID dapat ditulis dan dibaca secara
berulang Read/Write. Blok tersebut biasanya
diisi dengan password dan data kebutuhan dari pengguna.
Gambar 3. Komponen inti dari tag Sebuah tag terdiri dari 2 bagian, yaitu : 1. Inlay
Inlay merupakan bagian inti dari RFID tag,
yang terdiri dari microchip dimana informasi disimpan dan tag-antenna. Informasi yang
disimpan terdiri dari:
• Informasi permanen yang berisi ID yang unik dari tag tersebut, sehingga setiap tag
memiliki ID yang berbeda satu sama
lainnya. Informasi juga tidak bisa diubah
oleh aplikasi atau memakai RFID reader.
• Informasi non-permanen yang dapat ditulis/write oleh aplikasi dengan bantuan
RFID reader saat pengoperasian di lapangan. Inlay ini berbentuk kecil, “halus”,
dan bentuknya mudah rusak, sehingga tidak
Gambar 8. Tag Semi Pasif (Semi Passive Tag) B. RFID Reader
RFID reader atau sering disebut dengan Interog-erator berfungsi untuk membaca dan mende-teksi tag RFID pada jarak bacanya. Data yang
dibaca kemudian diteruskan ke software untuk
diolah sesuai kebutuhan. Dalam memilih reader
harus dipertimbangkan 2 hal :
1. Masalah kompatabilitas reader dengan tag, sebab tidak semua tag dengan reader akan
match, ada pasangannya masing-masing tergantung dari frekuensi radio mana yang akan digunakan..
2. Jarak baca reader sangat diperhitungkan
dalam menjalankan system yang akan diimplementasikan. Kesalahan dalam perhi-tungan jarak akan membuat kekacauan hasil record.
Reader RFID akan berkomunikasi jika berkerja pada frekuensi yang sama dengan tag. Saat ini
ada 4 frekuensi-band untuk RFID, yaitu : Low Frequency (LF) : 125 – 134 KHz
Frekuensi kerja RFID pada band LF ini terletak
pada range frekuensi 125 KHz – 134 KHz atau
biasa disebut proximity. RFID dengan frekue-nsi kerja pada band LF dengan range frekuefrekue-nsi
tersebut sering digunakan untuk : • Keperluan penelitian tracking binatang • Tracking pengiriman suatu aset • Access door key
High Frequency (HF) : 13.56 MHz
Frekuensi kerja RFID pada band HF terletak
pada frekuensi 13,56 MHz. RFID dengan
frekuensi ini memiliki keuntungan karena
tidak mengalami gangguan dari keberadaan
air atau logam. RFID di range HF biasanya
digunakan untuk : • Access door
• Alat pembayaran (kartu Flazz, e-toll, dan
lain-lain)
• ID card (e-KTP)
Ultra High Frequency (UHF) : 868-956 MHz Frekuensi kerja RFID pada band UHF terletak
pada frekuensi 868-956 MHz. RFID dengan • Bisa Read/Write
• Umur tag dipengaruhi oleh umur baterai. • Ukurannya besar
Gambar 6. Tag Aktif (Active Tag) Tag Pasif (Passive Tag)
Tag yang energinya diperoleh dari medan yang dihasilkan oleh reader RFID. Ciri-ciri dari
tag pasif :
• Tidak memiliki sumber energi sendiri
(tanpa baterai)
• Modulasi akan aktif setelah tag menerima gelombang elektromagnetik dari reader • Jarak baca 10cm – 10m tergantung dari
type tag dan antena dari reader
• Harga tag lebih murah dari tag aktif
• Tanpa batasan media encapsulation dan rangkaian lebih sederhana (karena tidak
ada baterai)
• Memory tag bisa bersifat Read only atau Read/Write
• Umur tag berkisar 100.000xReadWrite
Gambar 7. Tag Pasif (Passive Tag) Tag Semi Pasif (Semi Passive Tag)
• Pada dasarnya tag ini adalah tag pasif • Memiliki baterai tetapi bukan untuk
mengaktifkan modulasi tetapi untuk
me-maintenace memory.
• Memiliki memory yang lebih besar dari tag
pasif
• Umur tag dipengaruhi oleh baterai • Ukuran lebih besar dari tag pasif • Bisa Read/Write
frekuensi ini biasanya digunakan untuk : • Tracking asset bergerak
• Pallet system • Dan lain-lain. Microwave : 2.4 GHz
Frekuensi kerja RFID pada band UHF terletak
pada frekuensi 2.4 GHz, tag di frekuensi ini biasanya adalah tag aktif dan reader yang
digunakan adalah access point.
Pemilihan frekuensi yang dipakai dipengaruhi
oleh hal-hal berikut:
• Regulasi setiap negara (khususnya di frekuensi
UHF dan Microwave)
• Persyaratan standarisasi yang harus dipenuhi
untuk suatu aplikasi atau industri tertentu,
contoh :
Jika harus memenuhi standard ISO 15693, ISO 14443 dan ISO18000-3 maka yang
dipakai adalah RFID HF.
Jika harus memenuhi standar EPCglobal
Gen2, ISO 18000-6 A, B, C dan ISO 17363
-67, maka yang dipakai adalah RFID UHF. • Aspek operasional dan aplikasi dalam penera
-pan RFID.
Berdasarkan mobilitasnya, Reader RFID
dibeda-kan menjadi :
1. Mobile RFID Reader/Terminal
a. Dipakai pada aplikasi dimana tidak diterap -kan adanya “Fixed Reading Gate”. Dalam hal ini users yang akan membawa RFID Reader menghampiri tag.
b. RFID reader ada 2 model yaitu Internal
(sudah terintegrasi dengan mobile termi-nal) dan external (dalam betuk CF card, SD card dan koneksi bluetooth).
Gambar 10.Mobile RFID Reader yang sudah terintegrasi
2. Vehicle Mounted RFID Reader
a. Reader RFID akan dipasang di
kendaraan/forklift yang dipakai untuk kegiatan peletakkan/put-away maupun pengambilan/picking dari pallet atau barang yang sudah diberikan/dilekatkan
RFID tag.
b. Sama seperti Mobile RFID Reader, user/driver yang sudah dilengkapi Mobile
RFID Reader dengan menggunakan
kendaraan/forkliftnya akan menghampiri barang yang sudah diberikan/dilekatkan
RFID tag.
Gambar 11.Vehicle Mounted RFID Reader
Linearly).
• Bentuk antena (Direct atau Omni).
Dilihat dari kebutuhan pengoperasian maka antena dapat dikategorikan dalam dua model
koneksi :
a. Integrated Antenna
Dibutuhkan jika cara pembacaan pada satu posisi saja (Karena biasanya dalam satu reader
hanya ada 1 koneksi antena), jarak (< 50 cm) dan luas area pembacaan sangat terbatas (< 1
M2) contohnya seperti pada mobile terminal untuk aplikasi :
• Stock control • Inventory
• Inspeksi/kunjunganpelanggan
Dan Fixed reader yang sudah integrated
antenna untuk aplikasi : • Di Conveyor dan • Forklift
b. External Antenna
Dibutuhkan jika cara pembacaan lebih dari 1 posisi dan luas area pembacaan > 1M2 (antena akan terhubung ke Fixed Reader dengan port
antena max 8 port).
Dalam pemakaian di lapangan untuk menentu-kan dan membatasi luas area pembacaan
tentu-nya ada beberapa hal yang harus diperhatikan: • Pemilihan type Antena
• Memastikan bahwa RFID tag yang sama tidak
terbaca oleh antena di jalur yang lain (contoh
: Antena di Gate 1 tidak boleh membaca RFID Tag yang sedang melewati antena Gate 2,
karena bisa terjadi pembacaan duplikasi RFID)
• Tidak adanya gangguan frekuensi dari alat
radio yang lain, begitu sebaliknya.
• Penempatan antena dan setup power dari
antena
• Biasanya diperlukan unsur engineering contoh : Pembatas dengan jaring kawat,
mendisain jalur khusus
Gambar 13.Contoh penempatan antena
ban traktor, tag yang di-clamped pada body mobil dan lain-lain.
e. Reusable
RFID tag memiliki life-time yang relatif lama
dan dapat dipindah-pindah atau dipakai kembali untuk item lain (Kecuali jika hal ini
memang sengaja dihindari, sehingga tag tidak
dapat dilepas tanpa menjadi rusak). Pemaka-ian kembali tag tersebut akan meningkatkan penghematan biaya.
2. Aspek dari Reader
a. Accuracy
Karena pembacaan dilakukan secara device-reading dan bukan oleh indera manusia,
maka tingkat akurasinya menjadi sangat tinggi.
b. Bisa dilakukan secara Un-attended / automated
Cukup banyak penerapan RFID dimana
pembacaannya dilakukan secara otomatis tanpa intervensi manusia. Contohnya:
Aplikasi conveyor. Hal ini dimungkinkan karena RFID reader bisa langsung mendeteksi keberadaan tag dalam area bacanya.
c. Tidak Perlu Line-of-Sight
Karena prinsip kerjanya bersifat elektro
magnetik, dan bukan optical, maka RFID
reader dapat membaca tag walaupun tag
tersebut tidak terlihat atau “tersembunyi”. Contoh : RFID Reader dapat membaca semua tag pada item yang berada dalam suatu peti
tertutup.
d. Pembacaan yang Cepat
Kecepatan pembacaan juga relative tinggi
karena kemampuan membaca sekaligus informasi dari semua tag yang berada dalam area bacanya (Terasa sebagai simultaneous
multi tags reading).
e. Aman
Tag bisa diberikan password sehingga menin-gkatkan faktor keamanan dimana data yang
berada di tag tidak bisa dibaca oleh setiap reader jika tidak sesuai passwordnya. Tag juga bisa dimatikan (tidak bisa dipakai lagi) dengan fitur Killing Tag.
Kecuali mengenai akurasi dan pembacaan secara BENEFIT RFID
RFID memiliki banyak kekuatan dan keunggulan yang sangat dibutuhkan untuk menunjang aplikasi operasional pelanggan, bahkan yang
membuka peluang penerapan RFID praktis di
hampir semua aplikasi dan industri.
1. Aspek dari Tag
a. Tag Uniqueness/Unique ID
Setiap Tag memiliki ID yang unik dan berbeda
secara world-wide, tanpa tergantung manu-fakturnya. Hal ini terjadi karena adanya konsensus penomoran ID antara manufaktur sedunia. Dengan mendata tag yang dipakai pada database aplikasi, maka dapat dengan
mudah dan efektif ditingkatkan aspek penga
-manan dalam pembacaan (Secured/Selective
Reading).
b. Read/Write Capability
Dengan kemampuan read/write ini maka
informasi pada tag dapat diubah-ubah oleh aplikasi melalui RFID reader.
Hal ini dimungkinkan karena tag memiliki memory, sehingga secara prinsip informasi pada Tag bersifat Portable Dynamic Data.
Kapasitas data pada tag bervariasi dari 128 sampai mencapai 1024 Bits.
c. Operation in Harsh Environment
Dengan pemilihan material maupun bentuk
encapsulation yang sesuai dengan kondisi
operasional di lapangan, maka
pemakaian/pemasangan RFID Tag dimungkin
-kan untuk kondisi extreme/harsh environ
-ment, contohnya : temperatur atau tekanan yang sangat tinggi.
d. Flexibility dalam Pemasangan
Sejalan dengan point c di atas, maka dengan
encapsulation yang sesuai RFID tag dapat dipasang secara flexible dan bervariasi pada item, contohnya : tag yang dibenamkan pada
tag. Dalam hal ini pemilihan RFID tag relatif
mudah.
Material item yang bersifat cair atau banyak mengandung cairan (termasuk orang,
binatang) : Akan terjadi penyerapan gelom
-bang yang mengurangi ”power effektif”
dari modulasi gelombang.
Material item yang bersifat logam : akan terjadi pemantulan gelombang(”multipath
of wave”) yang akan mempersulit pembacaan dan penulisan tag.
Gambar 14. Enkapsulasi Material RFID
Kesulitan pada material cair dan logam lebih terasa bila frekuensi yang dipakai
unattended, keunggulan yang diuraikan diatas
sekaligus menjadi pembeda
dengan solusi Barcode yang selama ini sudah umum diterapkan.
Pemilihan system dan perangkat RFID 1. Pemilihan RFID Tag
a. Material dari Item
”Item” yang dimaksud disini adalah
barang/produk dimana RFID tag dipasangkan(attached). Material dari item
tersebut cukup berpengaruh terhadap
modulasi gelombang elektromagnetik antara
tag dengan reader. Karena itu jenis material dari item akan berpengaruh pada pemilihan jenis RFID tag maupun terhadap pemilihan frekuensi dari sistem RFID yang akan
diterap-kan. Karakteristik umum dari beberapa mate
-rial dapat diuraikan sebagai berikut :
Material item Kertas, Kayu & Plastik : tidak
banyak mempengaruhi modulasi
gelom-bang, sehingga tidak menimbulkan kendala
dalam proses pembacaan dan penulisan
lapangan yang lebih efisien dan efektif. Setiap produsen sistem RFID sudah menyediakan tool pendukung (dalam bentuk driver atau library yang siap pakai, seperti dari Intermec dan Motorola) dalam pembuatan aplikasi yang terintegrasi dengan peralatan RFID. Bahkan sekarang dari aplikasi ERP yang ada ( SAP, Oracle, Microsoft ) sudah menyiapkan modul modul yang siap pakai untuk RFID.
Gambar 18. Contoh Skema Penggunaan RFID Reader pada aplikasi-aplikasi ERP Regulasi RFID
Setiap Negara mempunyai Standard Regulasi Frekuensi, yaitu pengaturan atau standarisasi dari band frekuensi dan power transmisi yang (boleh) dipakai untuk suatu teknologi/peralatan. Pengatu -ran ini dilakukan untuk menghindari atau mengu-rangi aspek interferensi maupun gangguan dari suatu peralatan pada peralatan lainnya, dengan obyektif untuk melindungi kepentingan umum atau pengguna peralatan berbasis Radio Frequency lainnya.
Regulasi frekuensi ini terutama difokuskan pada band frekuensi yang secara teknis memang sensitif terhadap gangguan/interferensi tersebut, yaitu band UHF. Dengan teknologi berbasis Radio Frequency, peralatan RFID juga menjadi obyek pengaturan tersebut.
Solusi RFID sudah diaplikasikan pada beberapa customer kami salah satunya bergerak dalam bidang manufaktur Consumer Product Goods (CPG). Walaupun penggunaan RFID belum bisa menggantikan barcode ID secara keseluruhan dalam proses produksi tetapi solusi RFID ini bisa saling melengkapi. Pada proses ini RFID tag dipasang pada box level atau pallet level. Dikarena-kan produk mereka mengandung cairan/liquid maka diputuskan RFID tag dipasang pada pallet level dengan menggunakan pallet plastik, karena pallet kayu akan menyerap sinyal dari RFID tag sehingga tidak bisa terbaca oleh RFID reader. Pada tahap apa saja RFID ini digunakan, berikut detail implementasinya :
1. Pemasangan Pallet RFID tag
Pemasangan tag RFID dalam pallet harus memper-timbangkan letak terbaik sehingga tag dipastikan mudah terbaca oleh reader.
Gambar 1.Bahan cairan di atasPallet yang sudah dipasang RFID tag
Dalam case ini tag dilekatkan di kedua sudut sehingga tetap terbaca walau di atas pallet ditumpuk produk mengandung cairan dan tetap terbaca apabila forklift mengambil pallet dari ke empat posisi yang berbeda.
Gambar 2. Contoh pemasangan RFID tag Pallet 2. Loading produk keatas pallet
Setelah produk keluar dari line produksi, pekerja menumpuk produk ke atas pallet yang sudah memi-liki tag RFID. Kemudian ID dari pallet tag RFID di-scan oleh RFID mobile reader, lalu scan dari barcode kode produk tersebut dan dimasukkan jumlah kardus/item.
Gambar 3.Scanning Pallet tag menggunakan RFID mobile reader
3. Production and Finished Goods Warehouse RFID Gate
Setelah loading produk ke atas RFID pallet, forklift mengangkut pallet melewati production RFID gate, dengan ini reader membaca RFID pallet dan mengupload data ke server sehingga bisa diketahui secara real time perpindahan pallet dari dalam production ke luar production. Gate RFID ini dileng -kapi dengan 2 antena RFID di sisi dalam dan 2 antena di sisi luar, sehingga apabila yang terbaca adalah dari sisi dalam dahulu kemudian sisi luar,
maka sistem akan mencatat pallet keluar dari production, demikian juga sebaliknya.
Gambar 4.Scanning Pallet tag menggunakan RFID mobile reader
Pada finished goods warehouse juga dipasang RFID gate di dalam dan luar gudang, hal ini menjadikan pencatatan penerimaan barang dari produksi kedalam finished goods warehouse semakin akurat dikarenakan tidak memerlukan petugas untuk scanning produk secara manual, yang sering terlewat-kan dikarenaterlewat-kan mobilitas forklift yang padat. 4. Finished Goods Outbound RFID Gate
Pada proses pengiriman/goods output, system memberikan perintah melalui mobile computer untuk pengambilan jenis dan jumlah pallet barang serta informasi temporary area sesuai sales order number. Pada tahap pengiriman barang/goods output, pallet tidak boleh dibawa karena harga pallet plastik cukup tinggi. Setelah terkumpul semua barang sesuai sales order, pallet beserta barang dibawa menuju gate, dan Gate RFID reader membaca ID pallet dan mencatat bahwa pallet tersebut telah keluar dari warehouse. Kemudian petugas unloading memasukkan barang kedalam truk, dan petugas pallet bertugas untuk scan ID pallet tersebut menggunakan mobile RFID reader sebagai bukti bahwa pallet tidak dibawa masuk ke dalam truk sekaligus mencatat bahwa ID pallet tersebut telah kosong. Jika ID pallet dalam sales order number tersebut tidak discan, maka system akan memberikan catatan kepada security gate bahwa truk tersebut membawa pallet.
Gambar 5.Finished goods warehouse RFID gate
5. Pallet Warehouse RFID gate/pallet management
Setelah scan ID pallet kemudian petugas pengumpul pallet membawa pallet tersebut ke warehouse pallet. Di gerbang warehouse pallet juga dipasang RFID reader, petugas yang bertugas akan mencatat penerimaan dan pengeluaran pallet. Selanjutnya petugas yang ada di pallet warehouse akan mengirimkan pallet kosong ke bagian production sesuai dengan permintaan dari bagian production berdasarkan jumlah kebutuhan pallet per-batch production. Disamping pekerjaan di atas petugas warehouse pallet juga akan memi-sahkan pallet yang rusak, kemudian akan men-scan pallet tersebut menggunakan RFID mobile reader untuk membuat laporan sebagai pallet yang rusak, sehingga management dapat re-order pallet agar tidak terjadi kekurangan.
Gambar 6.RFID gate at warehouse outbound 6. Truck Management
Solusi RFID juga dipakai pada truck management, karena banyaknya jumlah armada mengakibatkan panjangnya antrian truk yang akan masuk. Sopir/kernet truk harus turun dahulu kemudian melakukan registrasi yang cukup memakan waktu lama sekitar 5 menit. Dengan menggunakan RFID Reader yang ditempatkan pada gerbang masuk dan RFID tag yang ada pada setiap truk, maka sopir/kernet tidak perlu turun untuk registrasi lagi. RFID reader akan langsung membaca ID dari truk yang masuk, jika ID truk valid maka karcis masuk akan tercetak bersamaan dengan gate number yang harus dituju truk tersebut dan secara otomatis barrier gate akan terbuka. Pada saat truk keluar menuju gate RFID reader akan kembali membaca ID truk, dan system akan mem-validasi apabila truk tersebut belum mengembalikan pallet atau membawa pallet karena belum discan oleh petugas pallet, maka barrier gate juga tidak akan terbuka dan petugas security akan memeriksa isi truk tersebut dengan menggunakan RFID mobile reader
Gambar 7. RFID hang tag for car/truck
Gambar 8. RFID reader for parking Product Solution
1. Fixed Reader
Fixed reader adalah Reader RFID yang bersifat statik biasanya memiliki 4-8 port antena dan memiliki I/O module. Karena sifatnya statik, contoh penggunaan Fixed Reader sebagai berikut :
a. Gate Access • Access Control
Frequensi yang digunakan di access control dengan range LF (125 KHz) dan HF (13.56 MHz). Selain untuk access control RFID di frequensi ini juga bisa untuk absensi. Pemasangan reader biasanya terpasang di dinding.
Gambar 9. Fixed Reader untuk Access Control
Gambar 10. Fixed Reader untuk absensi
b. Conveyor
Frequensi yang digunakan di mesin conveyor system adalah UHF (915MHz). RFID sistem di mesin conveyor biasanya digunakan untuk menghitung jumlah barang, mengetahui status barang, dan lain-lain.
Gambar 11. Fixed Rider di mesin conveyor c. Alat Pembayaran
RFID juga dapat digunakan sebagai alat pemba-yaran karena RFID sistem memiliki security. Frequensi yang digunakan adalah HF (13.56 MHz). Jarak menjadi salah satu faktor penting dalam sistem ini, HF dipilih karena jarak antara reader dan tag harus dekat (sekitar 10 cm). Jika jarak baca reader terlalu jauh akan dikhawatirkan akan mengambil data dari tag lain yang bukan seharusnya. Biasanya alat pembayaran berupa kartu yang memiliki nominal uang. Selain itu ada juga RFID untuk pembayaran dengan jarak yang jauh. Seperti pembayaran jalan bebas hambatan. Frekuensi yang digunakan adalah UHF (915 MHz). Alat-alat pembayaran tersebut menggunakan Fixed Reader.
Standard Regulasi yang berlaku untuk peralatan RFID juga hanya untuk sistem UHF. Untuk peralatan RFID yang berbasis LF, HF dan Microwave tidak diberlakukan ketentuan khusus.
prinsip berlaku ”Reader menghampiri items”.
Pada implementasi RFID system, pelanggan dapat sekaligus menerapkan kedua karakteristik tersebut di atas dalam pelaksanaan alur aktivitas opera -sionalnya.
Misalnya pada proses warehouse management system untuk proses put-away dan picking di lokasi rak diterapkan mobile reading.
Gambar 15. Bekerja dengan RFID Mobile reader
Sedang untuk ship-out di area pintu keluar diterap-kan fixed-reading.
Gambar 16. RFID Fixed reader yang ditempatkan di pintu gerbang keluar untuk membaca tag barang Reading Requirements
Kebutuhan khusus yang berkaitan dengan pembacaan tag :
• Jarak baca
Tipikal jarak baca untuk tag pasif terbagi mejadi dua dilihat dari operasi di lapangan : o Mobile Reader : 0 - 30 cm
o Fixed Reader : 0 - 10 m
Karena banyaknya variable yang mempen-garuhi jarak baca, khusus untuk fixed reading gate maka biasanya dilakukan Site Survey RFID terlebih dahulu sebelum implementasi. Beberapa komponen yang mempengaruhi jarak baca, seperti type dan ukuran tag, media
dari produk, ukuran & gain dan penempatan dari antena reader, read/write, security, environment, dan pembacaan untuk Multi Tag.
• Kecepatan Pembacaan dan Multi-Tagsreading
Jika dibutuhkan tingkat kecepatan pembacaan yang tinggi dan/atau pembacaan banyak tag secara “simultan”, maka sebaiknya dipilih sistem RFID berbasis UHF atau Microwave. RFID Reader UHF dan microwave mempunyai kemampuan “Multi -tags reading” serta kecepatan baca sampai 300 tag per detik, yang tidak dimiliki sistem RFID berbasis LF & HF. Keunggulan ini mampu meningkatkan efisiensi dan efektifi -tas kegiatan Supply Chain (logistic & distribu -tion dan warehousing) secara signifikan. Karena itu cukup banyak implementasi sistem RFID UHF untuk aplikasi Supply Chain, dan bahkan telah dibakukan standarisasi sistem RFID UHF di area ini oleh EPCGlobal, sebagai institusi internasional yang memfokuskan diri pada standarisasi sistem RFID.
b. Interface
Untuk pemilihan model dan konfigurasi RFID reader secara lebih spesifik, perlu diketahui connectivity dan interface yang dibutuhkan.
Pada pembahasan sebelumnya di“RFID Reader” telah diuraikan bahwa peralatan RFID reader saat ini sudah memiliki interface yang relative lengkap untuk menjawab kebutuhan tersebut, seperti RS-232, Ethernet port (Wifi 802.11 a/b/g), Analog I/O, Antenna port, Bluetooth dan lain-lain. Pelang -gan cukup memastikan bahwa interface yang dibutuhkan tersedia pada reader yang dipilih.
Gambar 17.Beberapa port yang ada pada RFID Fixed reader
c. Aplikasi
Kekuatan dari RFID sistem yang ada tidak lepas dari aspek aplikasi dalam mendukung operasi di
adalah UHF (868 - 956 MHz) dibandingkan
dengan pemakaian frekuensi LF atau HF. Walaupun demikian, saat ini kesulitan tersebut sudah dapat teratasi dengan telah dikembangkannya jenis RFID Tag dengan teknik modulasi khusus untuk material tersebut di frekuensi UHF.
b. Read Only atau Read/Write
Cara pembacaan tag juga sangat mempengaruhi
system RFID, Tag akan dibaca dengan :
Read Only : yang dipakai hanya data unique
Tag ID nya saja, sedangkan data variablenya terdapat dalam server aplikasi.
Dalam kasus ini berarti setiap perubahan
status dari Tag harus tercatat dalam
database server. Tag Jenis ini tidak mempu -nyai kemampuan menulis data.
Read/Write: selain data unique Tag ID, juga
akan disimpan dalam memory tag, data
status/variabel yang ditulis oleh RFID
reader . Data variabel ini umumnya berisi data atau status operasional dari item dimana tag tersebut terpasang, sehingga tag secara prinsip membawa ”Portable Dynamic Data”.
Untuk jenis Read/Write, perlu diketahui bahwa jarak efektif untuk penulisan adalah sekitar 30% lebih pendek dari jarak pembacaan. Karena
itu jarak antara reader dan tag harus dikalkulasi-kan berdasardikalkulasi-kan jarak penulisan.
c. Kondisi dan kebutuhan Operasional
Kondisi dan kebutuhan operasional dalam penerapan suatu aplikasi RFID sangat bervari-asi, bahkan pada beberapa aplikasi dapat dikategorikan sebagai extreem atau Harsh-environment. Kondisi lapangan yang secara
umum perlu diperhatikan antara lain : Kondisi udara, seperti temperatur kelem
-baban, tekanan udara, polusi/debu Proses fisik yang dialami item dimana tag
terpasang, contoh :
• Car body painting (Tag terpasang pada
-body yang sedang di-cat/dicelup cat). • Tire Manufacturing (Tag ditanam pada
ban/tire yang sedang dalam proses
manufacturing).
Rough Handling : pada beberapa aplikasi terjadi operational handling yang
tergolong kasar”, sehingga tag yang dipakai juga harus mampu tahan terhadap handling tersebut.
Contoh : Penerapan RFID pada Container -tracking. Handling dari container di pelabuhan-pelabuhan menuntut daya
tahan tag terhadap benturan fisik ataupun
bentuk rough-handling lainnya.
Aspek operasional lain yang juga sering
ditemu-kan adalah apakah tag aditemu-kan digunaditemu-kan/re-use untuk item lainnya, atau malah tidak boleh
dipindah sehingga harus menjadi rusak jika
dicoba/dipaksa untuk dipindahkan.
2. Aspek RFID Reader dan Interface / Connec tivity
a. Alur Aktivitas Operasional
Alur Aktivitas operasional dengan penerapan RFID system harus didefinisikan dan dituang
-kan dalam Standard Operating Procedures (SOP) yang jelas. Disini sekaligus ditentukan : Reading Points
Di titik mana saja dalam alur aktivitas
operasional akan dilakukan pembacaan tag.
Reading Characteristics
Karakteristik/prinsip Pembacaan di setiap titik tersebut :
• Fixed Reading
Seperti dijelaskan di materi ”Fixed RFID Reader”. Penerapan fixed reading
umumnya dilengkapi juga dengan integrasi engineering, misalnya dengan sistem portal, PLC, Alarm, lampu indika-tor dan lain-lain. Hal ini dilakukan sesuai SOP yang berlaku. Secara umum perangkat
RFID yang dibutuhkan adalah :
o RFID Fixed Reader
o RFID Antenna, termasuk port untuk antena tambahan
o Extra I/O control untuk integrasi
engineering dengan peralatan lain o Interface untuk koneksi jaringan
dengan back-end system • Mobile Reading
Dalam hal ini (mobile) RFID reader akan
dibawa oleh users mendekati items/tag yang akan dibaca/ditulis. Disini secara
Untuk meningkatkan kinerja operasional di area transportasi, logistik dan warehouse, ACS Group mengadakan workshop dengan thema "Optimize Warehouse Operation through Auto-ID" yang diadakan pada hari Kamis tanggal 18 September 2014 bertempat di Angsana 3 Ballroom Holiday Inn Hotel, Kemayoran-Jakarta. Workshop ini didukung oleh Motorola Solutions, DHL, Sumosor IT dan Datamax.
Para peserta Workshop sedang melakukan pendaftaran ulang
Sales yang ada di booth sedang mendemokan serta menjelaskan produk RFID, AMTS dan 2D Scanner kepada customer yang berkunjung ke booth mereka
Para Pembicara :
1. Arijanto Hartanto - Sales Director ACS Group
2. Siwaj Rojanatemsak - Regional Sales Lead, Thailand & Indonesia 3. Maytouch Udommahuntisuk - Business Development Manager 4. James Chew - Regional Manager S.E.A and South Asia 5. Bobby Warouw - CEO Sumosor IT
6. Said Badrul Nahar - General Manager IT- DHL Supply Chain
Workshop
"OPTIMIZE
WAREHOUSE OPERATION"
pada gambar di bawah ini
Gambar 1.Skema kerja RFID
Gambar 2. Contoh sistem kerja RFID di Conveyer RFID merupakan teknologi identifikasi yang fleksibel, mudah digunakan, dan sangat cocok untuk operasi otomatis. RFID mengkombinasikan keunggulan yang tidak tersedia pada teknologi identifikasi yang lain. Tidak memerlukan kontak
langsung maupun jalur cahaya untuk dapat beroperasi, dapat berfungsi pada berbagai variasi kondisi lingkungan, dan menyediakan
tingkat integritas data yang tinggi. Sebagai
tambahan, karena teknologi ini sulit untuk dipalsukan, maka RFID dapat menyediakan
tingkat keamanan yang tinggi.
Sistem RFID terdiri dari tiga komponen utama, di
1 2 3