VITAMIN DAN MINERAL
Oleh:
Isnaini
Sasaran Belajar:
Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan mampu:
•menjelaskan klasifikasi vitamin
•menjelaskan fungsi, kebutuhan harian, dan akibat
kekurangan atau kelebihan vitamin yang larut air, yaitu vitamin B dan C
•menjelaskan fungsi, kebutuhan harian, dan akibat
kekurangan atau kelebihan berbagai vitamin yang larut lemak, yaitu vitamin A, D, E, dan K
•menjelaskan fungsi, dan akibat kekurangan atau kelebihan beberapa mineral, yaitu Fe, Ca, I, Zn
VITAMIN
Vitamin dibagi menjadi 2 golongan:
• Larut lemak : vit A, D, E dan K
Tiamin (vitamin B1)
Defisiensi
• penyakit beri-beri yang gejalanya terutama tampak pada sistem saraf dan kardiovaskuler.
• Pada sistem saraf :neuritis
• Pada kardiovaskuler :insufisiensi jantung.
• Pada saluran cerna :konstipasi dan nafsu makan berkurang.
Kebutuhan sehari
• Kebutuhan minimum adalah 0,3 mg/1000 kcal, sedangkan AKG di Indonesia ialah 0,3-0,4 mg/hari untuk bayi, 1,0
mg/hari untuk orang dewasa dan 1,2 mg/hari untuk wanita hamil.
Farmakokinetik
• Pada pemberian parenteral, absorbsinya cepat dan
sempurna. Absorbsi per oral maksimum 8-15 mg/hari yang dicapai dengan pemberian oral sebanyak 40 mg. Dalam satu hari sebanyak 1 mg tiamin mengalami degradasi di jaringan tubuh.
Efek samping
• Meskipun jarang, reaksi anafilaktoid dapat terjadi setelah pemberian IV dosis besar.
Sediaan
• Tiamin HCl (vit B1, aneurin HCl) tersedia dalam bentuk tablet 5-500 mg, larutan steril 100-200 mg untuk
penggunaan parenteral, dan eliksir 2-25 mg/ml.
• dosis 2-5 mg/hari (pencegahan) dan 5-10 mg tiga kali sehari (pengobatan)
Indikasi
• Wanita hamil yang kurang gizi • Penderita emesis gravidarum
Riboflavin (vitamin B2)
Defisiensi
• Gejala sakit tenggorokan dan radang di sudut mulut (stomatitis angularis), keilosis, glositis, lidah berwarna merah dan licin.
Kebutuhan sehari
• Minimum 0,3 mg/1000 kcal.
Farmakokinetik
• Pemberian secara oral atau parenteral akan diabsorbsi dengan baik dan distribusi merata di seluruh jaringan.
Indikasi
• Untuk pencegahan dan terapi defisiensi vitamin B2 yang sering menyertai pellagra atau defisiensi vitamin B-kompleks lainnya, sehingga riboflavin diberikan
bersama vitamin lainnya.
Asam Nikotinat (Niasin)
Defisiensi
• Pellagra adalah penyakit defisiensi niasin dengan kelainan pada kulit, saluran cerna, dan SSP.
Kebutuhan sehari
• Kebutuhan minimal asam nikotinat untuk mencegah pellagra rata-rata 4,4 mg/1000 kcal, pada dewasa asupan minimal 13 mg.
Farmakokinetik
• Niasin dan niasinamid mudah diabsorbsi. Ekskresinya melalui urin, sebagian kecil dalam bentuk utuh dan sebagian lainnya dalam bentuk berbagai metabolitnya.
Sediaan dan posologi
• Tablet niasin mengandung 25-750 mg. Sediaan untuk injeksi mengandung 50 atau 100 mg niasin/ml. Tablet niasinamid 50-1000 mg, dan larutan untuk injeksi mengandung 100 mg/ml. • Untuk pengobatan pellagra pada keadaan akut dianjurkan
dosis oral 50 mg diberikan sampai 10 kali sehari, atau 25 mg niasin 2-3 kali sehari secara intravena.
Piridoksin (vitamin B6)
Defisiensi
– Kelainan kulit berupa dermatitis seboroik dan peradangan pada selaput lendir, mulut dan lidah
– Kelainan SSP berupa perangsangan sampai timbulnya kejang – Gangguan sistem eritropoietik berupa anemia hipokrom mikrositik
Kebutuhan sehari
• Kira-kira 2 mg/100 mg protein.
Farmakokinetik
• Piridoksin, piridoksal dan piridoksamin mudah diabsorbsi melalui saluran cerna. Ekskresi melalui urin terutama dalam bentuk 4-asam piridoksat dan piridoksal.
Efek samping
• Dapat menyebabkan neuropati sensorik atau sindrom neuropati dalam dosis antara 50 mg-2 g per hari untuk jangka panjang.
Sediaan dan indikasi
• Tablet piridoksin HCl 10-100 mg dan sebagai larutan steril 100 mg/ml piridoksin HCl untuk injeksi.
• Untuk mencegah dan mengobati defisiensi vitamin B6 diberikan bersama vitamin B lainnya atau sebagai multivitamin untuk pencegahan dan
pengobatan defisiensi vitamin B-kompleks. Indikasi lain untuk mencegah atau mengobati neuritis perifer oleh obat, misalnya setelah pemberian obat isoniazid.
Asam pantotenat
Kebutuhan sehari
• Kebutuhan sehari 5-10 mg.
Farmakokinetik
• Pada pemberian oral, absorbsinya baik dan
distribusinya ke seluruh tubuh dengan kadar 2-45 mcg/g. Ekskresi dalam bentuk utuh 70% melalui urin dan 30% melalui tinja.
Sediaan
• Dalam bentuk Ca-pantotenat 10 atau 30 mg dan
dalam bentuk larutan steril untuk injeksi dengan kadar 50 mg/ml.
Biotin
•
Gejala defisiensi biotin :dermatitis, sakit
otot, rasa lemah, anoreksia, anemia
ringan.
•
Berfungsi sebagai koenzim pada
berbagai reaksi karboksilasi.
•
Jumlah biotin yang diperlukan sehari
berkisar antara 150-300 µg.
Kolin
Fungsinya:
• Sebagai prekursor asetilkolin.
• Dalam metabolisme lemak, kolin berkhasiat lipotropik (dapat menurunkan kadar lemak dalam hati) dalam pengobatan penyakit hati seperti sirosis hepatis, hepatitis.
• Dalam metabolisme intermedier, sebagai donor metil dalam pembentukan berbagai asam amino esensial.
Kebutuhan
• Kebutuhan tubuh sehari-hari belum dapat ditentukan, tetapi dalam makanan sehari-hari rata-rata terdapat 500-900 mg.
• Penggunaan per oral cukup aman dengan LD50 200-400 g.
Inositol
•
Sudah sejak lama diketahui bahwa penderita
diabetes mengekskresi inositol dalam urine
dengan kadar tinggi. Inositol merupakan
isomer glukosa dan dalam badan mudah
berubah menjadi inositol.
•
Gejala defisiensi inositol yang terlihat pada
hewan coba adalah gangguan pertumbuhan,
alopesia dan gangguan laktasi.
VITAMIN C (ASAM ASKORBAT)
Defisiensi
• Defisiensi dicegah dengan pemberian sayur-mayur atau buah-buahan segar.
• Bekerja sebagai suatu koenzim dan pada keadaan tertentu merupakan reduktor dan antioksidan.
• Gejala awal adalah malaise, mudah tersinggung, gangguan emosi, artralgia, hiperkeratosis folikel rambut, perdarahan hidung dan petekie. Skorbut terlihat bila kadar vitamin C pada leukosit dan trombosit < 2 mg/dl dan ini terjadi setelah mendapat diet yang tidak
mengandung vitamin C selama 3-5 bulan. Orang tua, alkoholisme, penderita penyakit menahun sangat peka terhadap timbulnya skorbut.
Farmakokinetik
• Mudah diabsorbsi melalui saluran cerna. Ekskresi melalui urine dalam bentuk utuh dan
bentuk garam sulfatnya terjadi jika kadar dalam darah melewati ambang rangsang ginjal 1,4 mg%.
Kebutuhan sehari
• AKG vitamin C ialah 35 mg untuk bayi dan meningkat sampai kira-kira 60 mg pada dewasa. Kebutuhan akan vitamin C meningkat 300-500% pada penyakit infeksi, tuberkulosis, tukak peptik, penyakit neoplasma, pasca bedah atau trauma, pada hipertiroid, kehamilan dan laktasi. Pada masa hamil dan laktasi diperlukan tambahan vitamin C 10-25 mg/hari.
Efek samping
• Dosis lebih dari 1 g/hari dapat menyebabkan diare dan dapat meningkatkan bahaya terbentuknya batu ginjal, karena sebagian vit C dimetabolisme dan diekskresi sebagai oksalat.
Sediaan dan indikasi
• Dalam bentuk tablet & larutan mengandung 50-1500 mg. Untuk sediaan suntik mengandung vitamin C 100-500 mg.
VITAMIN A
Sumber
• berasal dari karoten (provitamin A)
• terdapat pada mentega, telur, hati dan daging
• terdapat dalam beberapa bentuk, misalnya retinol (vitamin A1) dan
3-dehidroretinol (vitamin A2). Asam retinoat (tretinoin, isotretinoin) merupakan hasil oksidasi group alkohol dari retinol.
Farmakodinamik
• untuk regenerasi pigmen retina mata dalam proses adaptasi gelap.
• Retinol (vitamin A1) memegang peranan penting pada kesempurnaan fungsi dan struktur sel epitel, karena retinol berperan dalam diferensiasi sel dan proliferasi epitel.
• Vitamin A juga diperlukan untuk pertumbuhan tulang, alat reproduksi dan perkembangan embrio.
Defisiensi
• Terjadi bila :
1. kesanggupan tubuh untuk menyimpan vitamin A terganggu (sirosis hati) 2. terdapat defisiensi protein (transport)
3. absorpsi di usus terganggu 4. asupan vitamin A yang kurang.
• Gejala yang paling dini berupa buta senja. . Defisiensi lebih berat menyebabkan gangguan pada mata yang berupa xeroftalmia, timbulnya bercak Bitot,
Hipervitaminosis A
• terjadi akibat penggunaan vitamin A lebih
dari 700-3000 IU/kg/hari untuk beberapa
bulan sampai beberapa tahun.
• kerusakan hati pada anak dapat timbul
karena penggunaan vitamin A dengan
dosis yang sesuai AKG untuk orang
dewasa selama beberapa tahun dan
dengan dosis 5 kali AKG selama 7-10
tahun pada orang dewasa.
Lanjutan Vitamin A:
Kebutuhan manusia
• wanita 500 RE dan pria 600 RE.
• Dosis karoten yang diperlukan kurang lebih 2 kali dosis vitamin A.
Farmakokinetik
• diabsorpsi sempurna melalui saluran cerna dan kadar puncak dalam plasma setelah 4 jam
• Absorpsi berkurang bila diet kurang mengandung
protein, atau pada penyakit infeksi tertentu, dan pada penyakit hati seperti hepatitis, sirosis hati atau obstruksi biliaris.
• disimpan di dalam hati sebagai palmitat, dalam jumlah kecil ditemukan juga di ginjal, adrenal, paru, lemak
Lanjutan Vitamin A:
Indikasi
• untuk pencegahan dan pengobatan defisiensi vitamin A. • tetapi retinol sejumlah 20.000 IU/hari selama 1 atau 2
bulan pada bayi atau anak sehat dengan makanan yang baik dapat menimbulkan gejala keracunan.
• Gejala defisiensi vitamin A pada anak diberikan secara suntikan sebanyak 100.000 unit untuk satu kali
pemberian dan dilanjutkan dengan pemberian oral. Tambahan suntikan 20.000 unit tiap minggu dapat dianjurkan.
• Pemberian vitamin E bersama dengan vitamin A dapat meningkatkan efektivitas vitamin A dan mencegah atau mengurangi kemungkinan terjadinya hipervitaminosis A. • Vitamin A juga digunakan untuk pengobatan penyakit
Lanjutan Vitamin A:
Posologi
• tersedia secara oral, suntikan dan topikal.
• Vitamin A kapsul mengandung 3-15 mg retinol (10.000-50.000 IU) per kapsul.
• Pada defisiensi berat, dosis pemberian IM pada orang dewasa dan anak berusia lebih dari 8 tahun: 50.000-100.000 IU/hari selama 3 hari diikuti dengan 50.000 IU/hari untuk 2 minggu. Pada anak 1-8 tahun diberikan dosis 15.000 IU/hari untuk 10 hari dan bayi 5.000-10.000 IU/hari untuk 10 hari.
• Dosis oral pada orang dewasa dan anak lebih dari 8
tahun ialah 100.000 IU/hari selama 3 hari diikuti dengan 50.000 IU/hari selama 2 minggu, dilanjutkan dengan
VITAMIN D
• Berguna untuk mencegah dan mengobati
rakitis (dicegah ataupun diobati dengan
minyak ikan atau dengan sinar matahari
yang cukup).
Farmakodinamik
• Pengatur homeostatik kalsium plasma.
• Meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfat
melalui usus halus.
• Pengaturan kadar kalsium plasma
dipengaruhi juga oleh hormon paratiroid
(HPT) dan kalsitonin.
Lanjutan vitamin D
Defisiensi
• Terjadi penurunan kadar kalsium plasma, selanjutnya merangsang sekresi HPT yang berakibat meningkatnya reabsorpsi tulang.
• Pada bayi dan anak mengakibatkan gangguan pertumbuhan tulang (penyakit rakitis).
• Berkurangnya kalsifikasi menyebabkan deformitas
tulang seperti kifosis, skoliosis, tulang tasbeh pada dada, kraniotabes pada anak usia dibawah 1 tahun dan genu varus atau genu valgus pada anak yang sudah dapat berjalan.
Lanjutan vitamin D
Hipervitaminosis D
• Gejalanya berupa hiperkalsemia,
kalsifikasi ektopik pada jaringan lunak
(ginjal, pembuluh darah, jantung dan
paru), anoreksia, mual, diare, sakit kepala,
hipertensi dan hiperkolesterolemia.
Kebutuhan sehari
Lanjutan vitamin D
Farmakokinetik
• Absorpsi melalui saluran cerna cukup baik.
Vitamin D
3diabsorpsi lebih cepat dan sempurna.
Gangguan fungsi hati, kandung empedu dan
saluran cerna seperti steatore akan
mengganggu absorpsi vitamin D.
• Disimpan dalam bentuk inert di dalam tubuh,
untuk menjadi bentuk aktif harus dimetabolisme
lebih dahulu melalui serangkaian proses
hidroksilasi di ginjal dan hati.
• Ekskresi melalui empedu dan dalam jumlah kecil
ditemukan dalam urine.
Lanjutan vitamin D
Sediaan dan indikasi
• Tersedia dalam beberapa macam bentuk
sediaan
• Selain untuk pencegahan dan pengobatan
rakitis, vitamin D antara lain digunakan
untuk osteomalasia, hipoparatiroidisme
dan tetani infantil, dan untuk keadaan lain
dengan alasan penggunaan yang belum
atau tidak diketahui misalnya pada
Lanjutan vitamin D
• Pada rakitis, dosis 1.000 unit/hari akan mengembalikan kadar kalsium dan fosfat plasma menjadi normal setelah ±10 hari, sedangkan hasil pemeriksaan radiologik akan menunjukkan penyembuhan dalam waktu 3 minggu.
• Hipoparatiroidisme diperlukan 50.000-250.000 unit (dosis penunjang).
• Tambahan vitamin D diperlukan pada masa hamil,
laktasi dan pada orang tua agar asupan vitamin D per hari 400 IU.
• Pada bayi prematur atau bayi yang mendapat ASI dalam jumlah yang tidak cukup diperlukan dosis pencegahan 400 IU/hari.
• Bayi yang kemungkinan besar mengalami rakitis
(sindrom malabsorpsi, lahir dari ibu yang mengalami
VITAMIN E
• Terdapat pada telur, susu, daging, buah-buahan,
kacang-kacangan dan sayur-sayuran, misalnya selada dan bayam.
Farmakodinamik
• Sebagai antioksidan, mencegah oksidasi bagian sel yang penting atau mencegah terbentuknya hasil oksidasi yang toksik (hasil peroksidasi asam lemak tidak jenuh).
• Defisiensi biasanya lebih sering disebabkan oleh
gangguan absorpsi, misalnya steatore, obstruksi biliaris dan penyakit pankreas.
• Bayi prematur dengan makanan yang kaya asam lemak tidak jenuh ganda dan kurang vitamin E akan mengalami lesi kulit, anemia hemolitik dan udem.
Larutan Vitamin E
Kebutuhan sehari
• Asupan 10-30 mg cukup untuk
mempertahankan kadar normal di dalam darah.
Farmakokinetik
• Diabsorpsi baik melalui saluran cerna. Dalam
darah terutama terikat dengan beta-lipoprotein
dan didistribusi ke semua jaringan.
• Kebanyakan diekskresi secara lambat ke dalam
empedu, sedangkan sisanya diekskresi melalui
urine sebagai glukuronida dari asam tokoferonat
atau metabolit lain.
Larutan Vitamin E
Sediaan dan indikasi
• Terdapat dalam bentuk d atau campuran d dan I
isomer dari tokoferol, α-tokoferol asetat, α-tokoferol
suksinat.
• Sediaan oral (tablet dan kapsul) mengandung
30-1.000 IU. Suntikan (larutan) mengandung 100 atau
200 IU/ml.
• Indikasi pada keadaan defisiensi yang dapat
terlihat dari kadar serum yang rendah dan atau
peningkatan fragilitas eritrosit terhadap hidrogen
peroksida (pada bayi prematur dengan berat badan
yang rendah, pada penderita-penderita dengan
sindrom malabsorpsi dan steatore, dan penyakit
dengan gangguan absorpsi lemak).
VITAMIN K
• Vitamin K alam:
1. vitamin K
1(filokuinon=fitonadion)
Digunakan untuk pengobatan
Terdapat pada kloroplas sayuran berwarna
hijau dan buah-buahan.
2. vitamin K
2(senyawa menakuinon)
Disintesis oleh bakteri usus terutama oleh
bakteri gram-positif.
Lanjutan Vitamin K
Farmakodinamik
• Berguna untuk meningkatkan biosintesis
beberapa faktor pembekuan darah yaitu
protrombin, faktor VII (prokonvertin),
farktor IX (faktor Christmas) dan faktor X
(faktor Stuart) yang berlangsung di hati.
Kebutuhan manusia
• Sintesis vitamin K oleh bakteri usus sekitar
50% dari kebutuhan vitamin K per hari.
Lanjutan Vitamin K
Defisiensi
• Menyebabkan hipoprotrombinemia dan menurunnya kadar beberapa faktor pembekuan darah
• Defisiensi vitamin K terjadi karena: 1. Gangguan absorbsi vitamin K
2. Berkurangnya bakteri yang mensintesis 3. Pemakaian antikoagulan
Farmakokinetik
• Absorpsi melalui usus sangat tergantung dari kelarutannya.
• Absorpsi filokuinon dan menakuinon berlangsung baik bila ada garam-garam empedu, sedangkan menadion dan derivatnya yang larut air dapat diabsorpsi walaupun tidak ada empedu.
Lanjutan Vitamin K
Sediaan dan indikasi
• Tablet fitonadion 5 mg. Emulsi fitonadion
mengandung 2 atau 10 mg/ml(parenteral)
• Tablet menadion 2,5 dan 10 mg. Larutan
menadion dalam minyak yang mengandung 2,
10, dan 25 mg/ml (IM)
• Tablet menadion natrium bisulfit 5 mg. Larutan
menadion natrium bisulfit mengandung 5 dan 10
mg/ml (parenteral)
• Tablet menadiol natrium difosfat 5 mg. Larutan
menadiol natrium difosfat yang mengandung 5
dan 10 mg/ml (parenteral)
Lanjutan Vitamin K
• Berguna untuk mencegah atau mengatasi perdarahan akibat defisiensi vitamin K.
• Pada bayi baru lahir hiprotrombinemia terjadi karena belum adanya bakteri yang mensintesis vitamin K dan
tidak adanya depot vitamin K. Filokuinon merupakan obat terpilih untuk tindakan pencegahan tersebut dan
diberikan sejumlah 0,5-1 mg IM atau IV segera setelah bayi dilahirkan.
• Dilakukan juga pada bayi prematur atau bayi aterm yang dilahirkan dengan bantuan forseps atau ekstraksi vakum, dan diberikan dengan dosis 2,5 mg untuk 3 hari berturut-turut.
• Untuk pengobatan perdarahan pada bayi dapat diberikan 1 mg IM atau IV dan bila perlu dapat diulangi setelah 8 jam.
MINERAL
Kalsium
• Untuk absorpsi diperlukan vitamin D
• Kebutuhan kalsium meningkat pada masa
pertumbuhan, selama laktasi dan pada
wanita pascamenopause.
• Bayi yang mendapat susu buatan
memerlukan tambahan kalsium.
Fosfor
• Terdapat pada semua jaringan tubuh dan
di dalam tulang dan gigi dalam jumlah
yang hampir sama dengan kalsium.
• Fosfor penting sebagai buffer cairan
tubuh.
• Perbandingan kandungan kalsium dan
fosfor dalam makanan dianjurkan 1 : 1.
Magnesium
• Magnesium mengaktivasi banyak sistem
enzim (misalnya alkali fosfatase, leusin
aminopeptidase) dan merupakan kofaktor
yang penting pada fosforilasi oksidatif,
pengaturan suhu tubuh, kontraktilitas otot
dan kepekaan saraf.
• Hipomagnesemia meningkatkan kepekaan
saraf dan transmisi neuromuskuler. Pada
keadaan defisiensi berat mengakibatkan
tetani dan konvulsi.
Kalium
• Perbedaan kadar kalium (kation utama dalam cairan intrasel) dan natrium (kation utama dalam cairan ekstrasel) mengatur kepekaan sel, konduksi impuls saraf dan keseimbangan dan volume cairan tubuh.
• Hipokalemia dapat terjadi pada anak-anak yang makanannya tidak mengandung protein. Penyebab hipokalemia yang paling sering adalah terapi diuretik terutama tiazid.
• Penyebab hipokalemia lain adalah diare yang berkepanjangan terutama pada anak, hiperaldosteronisme, terapi cairan
parenteral yang tidak tepat atau tidak mencukupi, penggunaan kortikosteroid atau laksan jangka lama.
• Hiperkalemia disebabkan gangguan ekskresi kalium oleh ginjal yang dapat terjadi pada pasien dengan insufisiensi korteks
adrenal, gagal ginjal akut, gagal ginjal kronik terminal,
suplementasi vitamin K yang tidak sesuai dosis atau indikasinya, atau penggunaan antagonis aldosteron