• Tidak ada hasil yang ditemukan

VITAMIN DAN MINERAL. Oleh: Isnaini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "VITAMIN DAN MINERAL. Oleh: Isnaini"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

VITAMIN DAN MINERAL

Oleh:

Isnaini

(2)

Sasaran Belajar:

Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan mampu:

•menjelaskan klasifikasi vitamin

•menjelaskan fungsi, kebutuhan harian, dan akibat

kekurangan atau kelebihan vitamin yang larut air, yaitu vitamin B dan C

•menjelaskan fungsi, kebutuhan harian, dan akibat

kekurangan atau kelebihan berbagai vitamin yang larut lemak, yaitu vitamin A, D, E, dan K

•menjelaskan fungsi, dan akibat kekurangan atau kelebihan beberapa mineral, yaitu Fe, Ca, I, Zn

(3)

VITAMIN

Vitamin dibagi menjadi 2 golongan:

• Larut lemak : vit A, D, E dan K

(4)

Tiamin (vitamin B1)

Defisiensi

• penyakit beri-beri yang gejalanya terutama tampak pada sistem saraf dan kardiovaskuler.

• Pada sistem saraf :neuritis

• Pada kardiovaskuler :insufisiensi jantung.

• Pada saluran cerna :konstipasi dan nafsu makan berkurang.

Kebutuhan sehari

• Kebutuhan minimum adalah 0,3 mg/1000 kcal, sedangkan AKG di Indonesia ialah 0,3-0,4 mg/hari untuk bayi, 1,0

mg/hari untuk orang dewasa dan 1,2 mg/hari untuk wanita hamil.

Farmakokinetik

• Pada pemberian parenteral, absorbsinya cepat dan

sempurna. Absorbsi per oral maksimum 8-15 mg/hari yang dicapai dengan pemberian oral sebanyak 40 mg. Dalam satu hari sebanyak 1 mg tiamin mengalami degradasi di jaringan tubuh.

(5)

Efek samping

• Meskipun jarang, reaksi anafilaktoid dapat terjadi setelah pemberian IV dosis besar.

Sediaan

• Tiamin HCl (vit B1, aneurin HCl) tersedia dalam bentuk tablet 5-500 mg, larutan steril 100-200 mg untuk

penggunaan parenteral, dan eliksir 2-25 mg/ml.

• dosis 2-5 mg/hari (pencegahan) dan 5-10 mg tiga kali sehari (pengobatan)

Indikasi

• Wanita hamil yang kurang gizi • Penderita emesis gravidarum

(6)

Riboflavin (vitamin B2)

Defisiensi

• Gejala sakit tenggorokan dan radang di sudut mulut (stomatitis angularis), keilosis, glositis, lidah berwarna merah dan licin.

Kebutuhan sehari

• Minimum 0,3 mg/1000 kcal.

Farmakokinetik

• Pemberian secara oral atau parenteral akan diabsorbsi dengan baik dan distribusi merata di seluruh jaringan.

Indikasi

• Untuk pencegahan dan terapi defisiensi vitamin B2 yang sering menyertai pellagra atau defisiensi vitamin B-kompleks lainnya, sehingga riboflavin diberikan

bersama vitamin lainnya.

(7)

Asam Nikotinat (Niasin)

Defisiensi

• Pellagra adalah penyakit defisiensi niasin dengan kelainan pada kulit, saluran cerna, dan SSP.

Kebutuhan sehari

• Kebutuhan minimal asam nikotinat untuk mencegah pellagra rata-rata 4,4 mg/1000 kcal, pada dewasa asupan minimal 13 mg.

Farmakokinetik

• Niasin dan niasinamid mudah diabsorbsi. Ekskresinya melalui urin, sebagian kecil dalam bentuk utuh dan sebagian lainnya dalam bentuk berbagai metabolitnya.

Sediaan dan posologi

• Tablet niasin mengandung 25-750 mg. Sediaan untuk injeksi mengandung 50 atau 100 mg niasin/ml. Tablet niasinamid 50-1000 mg, dan larutan untuk injeksi mengandung 100 mg/ml. • Untuk pengobatan pellagra pada keadaan akut dianjurkan

dosis oral 50 mg diberikan sampai 10 kali sehari, atau 25 mg niasin 2-3 kali sehari secara intravena.

(8)

Piridoksin (vitamin B6)

Defisiensi

– Kelainan kulit berupa dermatitis seboroik dan peradangan pada selaput lendir, mulut dan lidah

– Kelainan SSP berupa perangsangan sampai timbulnya kejang – Gangguan sistem eritropoietik berupa anemia hipokrom mikrositik

Kebutuhan sehari

• Kira-kira 2 mg/100 mg protein.

Farmakokinetik

• Piridoksin, piridoksal dan piridoksamin mudah diabsorbsi melalui saluran cerna. Ekskresi melalui urin terutama dalam bentuk 4-asam piridoksat dan piridoksal.

Efek samping

• Dapat menyebabkan neuropati sensorik atau sindrom neuropati dalam dosis antara 50 mg-2 g per hari untuk jangka panjang.

Sediaan dan indikasi

• Tablet piridoksin HCl 10-100 mg dan sebagai larutan steril 100 mg/ml piridoksin HCl untuk injeksi.

• Untuk mencegah dan mengobati defisiensi vitamin B6 diberikan bersama vitamin B lainnya atau sebagai multivitamin untuk pencegahan dan

pengobatan defisiensi vitamin B-kompleks. Indikasi lain untuk mencegah atau mengobati neuritis perifer oleh obat, misalnya setelah pemberian obat isoniazid.

(9)

Asam pantotenat

Kebutuhan sehari

• Kebutuhan sehari 5-10 mg.

Farmakokinetik

• Pada pemberian oral, absorbsinya baik dan

distribusinya ke seluruh tubuh dengan kadar 2-45 mcg/g. Ekskresi dalam bentuk utuh 70% melalui urin dan 30% melalui tinja.

Sediaan

• Dalam bentuk Ca-pantotenat 10 atau 30 mg dan

dalam bentuk larutan steril untuk injeksi dengan kadar 50 mg/ml.

(10)

Biotin

Gejala defisiensi biotin :dermatitis, sakit

otot, rasa lemah, anoreksia, anemia

ringan.

Berfungsi sebagai koenzim pada

berbagai reaksi karboksilasi.

Jumlah biotin yang diperlukan sehari

berkisar antara 150-300 µg.

(11)

Kolin

Fungsinya:

• Sebagai prekursor asetilkolin.

• Dalam metabolisme lemak, kolin berkhasiat lipotropik (dapat menurunkan kadar lemak dalam hati) dalam pengobatan penyakit hati seperti sirosis hepatis, hepatitis.

• Dalam metabolisme intermedier, sebagai donor metil dalam pembentukan berbagai asam amino esensial.

Kebutuhan

• Kebutuhan tubuh sehari-hari belum dapat ditentukan, tetapi dalam makanan sehari-hari rata-rata terdapat 500-900 mg.

• Penggunaan per oral cukup aman dengan LD50 200-400 g.

(12)

Inositol

Sudah sejak lama diketahui bahwa penderita

diabetes mengekskresi inositol dalam urine

dengan kadar tinggi. Inositol merupakan

isomer glukosa dan dalam badan mudah

berubah menjadi inositol.

Gejala defisiensi inositol yang terlihat pada

hewan coba adalah gangguan pertumbuhan,

alopesia dan gangguan laktasi.

(13)

VITAMIN C (ASAM ASKORBAT)

Defisiensi

• Defisiensi dicegah dengan pemberian sayur-mayur atau buah-buahan segar.

• Bekerja sebagai suatu koenzim dan pada keadaan tertentu merupakan reduktor dan antioksidan.

• Gejala awal adalah malaise, mudah tersinggung, gangguan emosi, artralgia, hiperkeratosis folikel rambut, perdarahan hidung dan petekie. Skorbut terlihat bila kadar vitamin C pada leukosit dan trombosit < 2 mg/dl dan ini terjadi setelah mendapat diet yang tidak

mengandung vitamin C selama 3-5 bulan. Orang tua, alkoholisme, penderita penyakit menahun sangat peka terhadap timbulnya skorbut.

Farmakokinetik

• Mudah diabsorbsi melalui saluran cerna. Ekskresi melalui urine dalam bentuk utuh dan

bentuk garam sulfatnya terjadi jika kadar dalam darah melewati ambang rangsang ginjal 1,4 mg%.

Kebutuhan sehari

• AKG vitamin C ialah 35 mg untuk bayi dan meningkat sampai kira-kira 60 mg pada dewasa. Kebutuhan akan vitamin C meningkat 300-500% pada penyakit infeksi, tuberkulosis, tukak peptik, penyakit neoplasma, pasca bedah atau trauma, pada hipertiroid, kehamilan dan laktasi. Pada masa hamil dan laktasi diperlukan tambahan vitamin C 10-25 mg/hari.

Efek samping

• Dosis lebih dari 1 g/hari dapat menyebabkan diare dan dapat meningkatkan bahaya terbentuknya batu ginjal, karena sebagian vit C dimetabolisme dan diekskresi sebagai oksalat.

Sediaan dan indikasi

• Dalam bentuk tablet & larutan mengandung 50-1500 mg. Untuk sediaan suntik mengandung vitamin C 100-500 mg.

(14)

VITAMIN A

Sumber

• berasal dari karoten (provitamin A)

• terdapat pada mentega, telur, hati dan daging

• terdapat dalam beberapa bentuk, misalnya retinol (vitamin A1) dan

3-dehidroretinol (vitamin A2). Asam retinoat (tretinoin, isotretinoin) merupakan hasil oksidasi group alkohol dari retinol.

Farmakodinamik

• untuk regenerasi pigmen retina mata dalam proses adaptasi gelap.

• Retinol (vitamin A1) memegang peranan penting pada kesempurnaan fungsi dan struktur sel epitel, karena retinol berperan dalam diferensiasi sel dan proliferasi epitel.

• Vitamin A juga diperlukan untuk pertumbuhan tulang, alat reproduksi dan perkembangan embrio.

Defisiensi

• Terjadi bila :

1. kesanggupan tubuh untuk menyimpan vitamin A terganggu (sirosis hati) 2. terdapat defisiensi protein (transport)

3. absorpsi di usus terganggu 4. asupan vitamin A yang kurang.

• Gejala yang paling dini berupa buta senja. . Defisiensi lebih berat menyebabkan gangguan pada mata yang berupa xeroftalmia, timbulnya bercak Bitot,

(15)

Hipervitaminosis A

• terjadi akibat penggunaan vitamin A lebih

dari 700-3000 IU/kg/hari untuk beberapa

bulan sampai beberapa tahun.

• kerusakan hati pada anak dapat timbul

karena penggunaan vitamin A dengan

dosis yang sesuai AKG untuk orang

dewasa selama beberapa tahun dan

dengan dosis 5 kali AKG selama 7-10

tahun pada orang dewasa.

(16)

Lanjutan Vitamin A:

Kebutuhan manusia

• wanita 500 RE dan pria 600 RE.

• Dosis karoten yang diperlukan kurang lebih 2 kali dosis vitamin A.

Farmakokinetik

• diabsorpsi sempurna melalui saluran cerna dan kadar puncak dalam plasma setelah 4 jam

• Absorpsi berkurang bila diet kurang mengandung

protein, atau pada penyakit infeksi tertentu, dan pada penyakit hati seperti hepatitis, sirosis hati atau obstruksi biliaris.

• disimpan di dalam hati sebagai palmitat, dalam jumlah kecil ditemukan juga di ginjal, adrenal, paru, lemak

(17)

Lanjutan Vitamin A:

Indikasi

• untuk pencegahan dan pengobatan defisiensi vitamin A. • tetapi retinol sejumlah 20.000 IU/hari selama 1 atau 2

bulan pada bayi atau anak sehat dengan makanan yang baik dapat menimbulkan gejala keracunan.

• Gejala defisiensi vitamin A pada anak diberikan secara suntikan sebanyak 100.000 unit untuk satu kali

pemberian dan dilanjutkan dengan pemberian oral. Tambahan suntikan 20.000 unit tiap minggu dapat dianjurkan.

• Pemberian vitamin E bersama dengan vitamin A dapat meningkatkan efektivitas vitamin A dan mencegah atau mengurangi kemungkinan terjadinya hipervitaminosis A. • Vitamin A juga digunakan untuk pengobatan penyakit

(18)

Lanjutan Vitamin A:

Posologi

• tersedia secara oral, suntikan dan topikal.

• Vitamin A kapsul mengandung 3-15 mg retinol (10.000-50.000 IU) per kapsul.

• Pada defisiensi berat, dosis pemberian IM pada orang dewasa dan anak berusia lebih dari 8 tahun: 50.000-100.000 IU/hari selama 3 hari diikuti dengan 50.000 IU/hari untuk 2 minggu. Pada anak 1-8 tahun diberikan dosis 15.000 IU/hari untuk 10 hari dan bayi 5.000-10.000 IU/hari untuk 10 hari.

• Dosis oral pada orang dewasa dan anak lebih dari 8

tahun ialah 100.000 IU/hari selama 3 hari diikuti dengan 50.000 IU/hari selama 2 minggu, dilanjutkan dengan

(19)

VITAMIN D

• Berguna untuk mencegah dan mengobati

rakitis (dicegah ataupun diobati dengan

minyak ikan atau dengan sinar matahari

yang cukup).

Farmakodinamik

• Pengatur homeostatik kalsium plasma.

• Meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfat

melalui usus halus.

• Pengaturan kadar kalsium plasma

dipengaruhi juga oleh hormon paratiroid

(HPT) dan kalsitonin.

(20)

Lanjutan vitamin D

Defisiensi

• Terjadi penurunan kadar kalsium plasma, selanjutnya merangsang sekresi HPT yang berakibat meningkatnya reabsorpsi tulang.

• Pada bayi dan anak mengakibatkan gangguan pertumbuhan tulang (penyakit rakitis).

• Berkurangnya kalsifikasi menyebabkan deformitas

tulang seperti kifosis, skoliosis, tulang tasbeh pada dada, kraniotabes pada anak usia dibawah 1 tahun dan genu varus atau genu valgus pada anak yang sudah dapat berjalan.

(21)

Lanjutan vitamin D

Hipervitaminosis D

• Gejalanya berupa hiperkalsemia,

kalsifikasi ektopik pada jaringan lunak

(ginjal, pembuluh darah, jantung dan

paru), anoreksia, mual, diare, sakit kepala,

hipertensi dan hiperkolesterolemia.

Kebutuhan sehari

(22)

Lanjutan vitamin D

Farmakokinetik

• Absorpsi melalui saluran cerna cukup baik.

Vitamin D

3

diabsorpsi lebih cepat dan sempurna.

Gangguan fungsi hati, kandung empedu dan

saluran cerna seperti steatore akan

mengganggu absorpsi vitamin D.

• Disimpan dalam bentuk inert di dalam tubuh,

untuk menjadi bentuk aktif harus dimetabolisme

lebih dahulu melalui serangkaian proses

hidroksilasi di ginjal dan hati.

• Ekskresi melalui empedu dan dalam jumlah kecil

ditemukan dalam urine.

(23)

Lanjutan vitamin D

Sediaan dan indikasi

• Tersedia dalam beberapa macam bentuk

sediaan

• Selain untuk pencegahan dan pengobatan

rakitis, vitamin D antara lain digunakan

untuk osteomalasia, hipoparatiroidisme

dan tetani infantil, dan untuk keadaan lain

dengan alasan penggunaan yang belum

atau tidak diketahui misalnya pada

(24)

Lanjutan vitamin D

• Pada rakitis, dosis 1.000 unit/hari akan mengembalikan kadar kalsium dan fosfat plasma menjadi normal setelah ±10 hari, sedangkan hasil pemeriksaan radiologik akan menunjukkan penyembuhan dalam waktu 3 minggu.

• Hipoparatiroidisme diperlukan 50.000-250.000 unit (dosis penunjang).

• Tambahan vitamin D diperlukan pada masa hamil,

laktasi dan pada orang tua agar asupan vitamin D per hari 400 IU.

• Pada bayi prematur atau bayi yang mendapat ASI dalam jumlah yang tidak cukup diperlukan dosis pencegahan 400 IU/hari.

• Bayi yang kemungkinan besar mengalami rakitis

(sindrom malabsorpsi, lahir dari ibu yang mengalami

(25)

VITAMIN E

• Terdapat pada telur, susu, daging, buah-buahan,

kacang-kacangan dan sayur-sayuran, misalnya selada dan bayam.

Farmakodinamik

• Sebagai antioksidan, mencegah oksidasi bagian sel yang penting atau mencegah terbentuknya hasil oksidasi yang toksik (hasil peroksidasi asam lemak tidak jenuh).

• Defisiensi biasanya lebih sering disebabkan oleh

gangguan absorpsi, misalnya steatore, obstruksi biliaris dan penyakit pankreas.

• Bayi prematur dengan makanan yang kaya asam lemak tidak jenuh ganda dan kurang vitamin E akan mengalami lesi kulit, anemia hemolitik dan udem.

(26)

Larutan Vitamin E

Kebutuhan sehari

• Asupan 10-30 mg cukup untuk

mempertahankan kadar normal di dalam darah.

Farmakokinetik

• Diabsorpsi baik melalui saluran cerna. Dalam

darah terutama terikat dengan beta-lipoprotein

dan didistribusi ke semua jaringan.

• Kebanyakan diekskresi secara lambat ke dalam

empedu, sedangkan sisanya diekskresi melalui

urine sebagai glukuronida dari asam tokoferonat

atau metabolit lain.

(27)

Larutan Vitamin E

Sediaan dan indikasi

• Terdapat dalam bentuk d atau campuran d dan I

isomer dari tokoferol, α-tokoferol asetat, α-tokoferol

suksinat.

• Sediaan oral (tablet dan kapsul) mengandung

30-1.000 IU. Suntikan (larutan) mengandung 100 atau

200 IU/ml.

• Indikasi pada keadaan defisiensi yang dapat

terlihat dari kadar serum yang rendah dan atau

peningkatan fragilitas eritrosit terhadap hidrogen

peroksida (pada bayi prematur dengan berat badan

yang rendah, pada penderita-penderita dengan

sindrom malabsorpsi dan steatore, dan penyakit

dengan gangguan absorpsi lemak).

(28)

VITAMIN K

• Vitamin K alam:

1. vitamin K

1

(filokuinon=fitonadion)

Digunakan untuk pengobatan

Terdapat pada kloroplas sayuran berwarna

hijau dan buah-buahan.

2. vitamin K

2

(senyawa menakuinon)

Disintesis oleh bakteri usus terutama oleh

bakteri gram-positif.

(29)

Lanjutan Vitamin K

Farmakodinamik

• Berguna untuk meningkatkan biosintesis

beberapa faktor pembekuan darah yaitu

protrombin, faktor VII (prokonvertin),

farktor IX (faktor Christmas) dan faktor X

(faktor Stuart) yang berlangsung di hati.

Kebutuhan manusia

• Sintesis vitamin K oleh bakteri usus sekitar

50% dari kebutuhan vitamin K per hari.

(30)

Lanjutan Vitamin K

Defisiensi

• Menyebabkan hipoprotrombinemia dan menurunnya kadar beberapa faktor pembekuan darah

• Defisiensi vitamin K terjadi karena: 1. Gangguan absorbsi vitamin K

2. Berkurangnya bakteri yang mensintesis 3. Pemakaian antikoagulan

Farmakokinetik

• Absorpsi melalui usus sangat tergantung dari kelarutannya.

• Absorpsi filokuinon dan menakuinon berlangsung baik bila ada garam-garam empedu, sedangkan menadion dan derivatnya yang larut air dapat diabsorpsi walaupun tidak ada empedu.

(31)

Lanjutan Vitamin K

Sediaan dan indikasi

• Tablet fitonadion 5 mg. Emulsi fitonadion

mengandung 2 atau 10 mg/ml(parenteral)

• Tablet menadion 2,5 dan 10 mg. Larutan

menadion dalam minyak yang mengandung 2,

10, dan 25 mg/ml (IM)

• Tablet menadion natrium bisulfit 5 mg. Larutan

menadion natrium bisulfit mengandung 5 dan 10

mg/ml (parenteral)

• Tablet menadiol natrium difosfat 5 mg. Larutan

menadiol natrium difosfat yang mengandung 5

dan 10 mg/ml (parenteral)

(32)

Lanjutan Vitamin K

• Berguna untuk mencegah atau mengatasi perdarahan akibat defisiensi vitamin K.

• Pada bayi baru lahir hiprotrombinemia terjadi karena belum adanya bakteri yang mensintesis vitamin K dan

tidak adanya depot vitamin K. Filokuinon merupakan obat terpilih untuk tindakan pencegahan tersebut dan

diberikan sejumlah 0,5-1 mg IM atau IV segera setelah bayi dilahirkan.

• Dilakukan juga pada bayi prematur atau bayi aterm yang dilahirkan dengan bantuan forseps atau ekstraksi vakum, dan diberikan dengan dosis 2,5 mg untuk 3 hari berturut-turut.

• Untuk pengobatan perdarahan pada bayi dapat diberikan 1 mg IM atau IV dan bila perlu dapat diulangi setelah 8 jam.

(33)

MINERAL

Kalsium

• Untuk absorpsi diperlukan vitamin D

• Kebutuhan kalsium meningkat pada masa

pertumbuhan, selama laktasi dan pada

wanita pascamenopause.

• Bayi yang mendapat susu buatan

memerlukan tambahan kalsium.

(34)

Fosfor

• Terdapat pada semua jaringan tubuh dan

di dalam tulang dan gigi dalam jumlah

yang hampir sama dengan kalsium.

• Fosfor penting sebagai buffer cairan

tubuh.

• Perbandingan kandungan kalsium dan

fosfor dalam makanan dianjurkan 1 : 1.

(35)

Magnesium

• Magnesium mengaktivasi banyak sistem

enzim (misalnya alkali fosfatase, leusin

aminopeptidase) dan merupakan kofaktor

yang penting pada fosforilasi oksidatif,

pengaturan suhu tubuh, kontraktilitas otot

dan kepekaan saraf.

• Hipomagnesemia meningkatkan kepekaan

saraf dan transmisi neuromuskuler. Pada

keadaan defisiensi berat mengakibatkan

tetani dan konvulsi.

(36)

Kalium

• Perbedaan kadar kalium (kation utama dalam cairan intrasel) dan natrium (kation utama dalam cairan ekstrasel) mengatur kepekaan sel, konduksi impuls saraf dan keseimbangan dan volume cairan tubuh.

• Hipokalemia dapat terjadi pada anak-anak yang makanannya tidak mengandung protein. Penyebab hipokalemia yang paling sering adalah terapi diuretik terutama tiazid.

• Penyebab hipokalemia lain adalah diare yang berkepanjangan terutama pada anak, hiperaldosteronisme, terapi cairan

parenteral yang tidak tepat atau tidak mencukupi, penggunaan kortikosteroid atau laksan jangka lama.

• Hiperkalemia disebabkan gangguan ekskresi kalium oleh ginjal yang dapat terjadi pada pasien dengan insufisiensi korteks

adrenal, gagal ginjal akut, gagal ginjal kronik terminal,

suplementasi vitamin K yang tidak sesuai dosis atau indikasinya, atau penggunaan antagonis aldosteron

(37)

Natrium

• Natrium penting untuk membantu

mempertahankan volume dan

keseimbangan cairan tubuh.

• Kadarnya dalam cairan tubuh diatur oleh

mekanisme homeostatik.

• Pembatasan natrium seringkali dianjurkan

pada pasien gagal jantung kongestif,

(38)

Klorida

• Klorida merupakan anion yang paling

penting dalam mempertahankan

keseimbangan elektrolit.

• Alkalosis metabolik hipokloremik dapat

terjadi setelah muntah yang lama atau

penggunaan diuretik berlebihan.

• Kehilangan klorida berlebihan dapat

(39)

Sulfur

Beberapa asam amino,

tiamin dan biotin

(40)

UNSUR HARA (TRACE ELEMENT)

Fluor

• Fluor terdapat pada gigi dan bermanfaat

untuk menurunkan insidens karies dentis

terutama pada anak. Selain itu fluor juga

membantu retensi kalsium pada tulang.

• Fluoridasi air minum dengan kadar

optimum 0,7-1,2 ppm merupakan cara

yang paling efisien dan ekonomis untuk

menjamin asupan fluor yang cukup.

(41)

Seng (Zn)

• Zn kofaktor lebih dari 100 enzim & penting untuk

metabolisme asam nukleat dan sintesis protein.

• Absorpsi dipercepat oleh ligan berat molekul

rendah yg berasal dari pankreas. ±20-30% Zn

peroral diabsorpsi pada duodenum & usus halus

bagian proksimal.

• Didistribusikan keseluruh tubuh dan kadar

tertinggi didapat pd koroid mata, spermatozoa,

rambut, kuku, tulang dan prostat.

(42)

Selenium

• Selenium merupakan unsur enzim

glutation peroksidase yang terdapat pada

sebagian besar jaringan tubuh.

• Diperkirakan asupan selenium melalui

makanan telah mencukupi kebutuhan.

• Selenium 0,05-0,2 mg/hari aman untuk

(43)

Yodium

• Merupakan bagian dari hormon tiroid:

tetrayodotironin (tiroksin) & triyodotironin.

• Defisiensi menyebabkan hiperplasia dan

hipertrofi kelenjar tiroid (goiter endemik).

• Dibutuhkan 100-300 µg/hari sampai 1

mg/hari.

• Kebutuhan meningkat pd anak yg sedang

tumbuh & wanita hamil dan laktasi.

(44)

Kromium

Kromium trivalen berperan

sebagai kompleks kofaktor

untuk insulin dan berperan

pada penggunaan glukosa

secara normal di dalam tubuh

(45)

Mangan

Terdapat pada mitokondria sel,

terutama pada kelenjar hipofisis,

hati, pankreas, ginjal dan tulang.

Pada orang dewasa asupan 2-5

(46)

Molibden

Diabsorpsi dgn baik dan terdapat

dalam tulang, hati, ginjal.

Molibden 0,15-0,5 ng/hari

diperkirakan cukup dan aman

untuk orang dewasa dan dapat

dipenuhi oleh makanan

sehari-hari.

Referensi

Dokumen terkait

PENDUGAAN CADANGAN KARBON PADA TEGAKAN SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) UMUR 10 TAHUN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT..

Dalam setiap kelompok di perbandingkan pengaruh perubahan suku bunga pada assets dan liabilitasnya, misalnya pada kelompok 2 yaitu ‘lebih dari satu hari sampai

dibandingkan dengan tingkat kebutuhan kompetensi dari jabatan lain untuk satu jenis kompetensi yang sama.. Implikasinya, seluruh jabatan yang terdapat dalam organisasi

Pelaksanaan tindakan atau pelaksanaan kegiatan pembelajar yang mengacu pada RPP. Kegiatan pelaksanaan tindakan dilakukan pada peserta didik kelas XI IPS 4 SMA Negeri 5 Cirebon

Pegadaian merupakan salah satu lembaga yang memberikan pelayanan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia dengan cara melakukan jasa pemberian pinjaman uang/kredit berdasarkan hukum

Diriwayatkan dari Zaid bin al-Hasan bin Ali dari ayahnya ia mengatakan: kami diperintahkan oleh Rasulullah saw pada dua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha) untuk

Berdasarkan pada latar belakang dan identifikasi masalah, maka dirumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut : “ Bagaimana proses penerapan pembinaan kesadaran

This application using Google maps which is a medium for showing a map of the location of the birth of historical figures, Youtube API is used to display video of the