• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Vitamin dan Mineral (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Vitamin dan Mineral (1)"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS SWAMEDIKASI VITAMIN DAN MINERAL

Dosen Pengampu: Dra. Rina Melani .,Apt

Di susun oleh :

Risalandi Nugroho. S (155020036)

Vigi marna I (155020037)

Ismawati (155020035)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG

(2)

BAB I

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Vitamin, Mineral dan Air merupakan bagian dari komponen-komponen yang di butuhkan oleh tubuh manusia. Namun, pada saat ini banyak sekali masyarakat mengabaikan komponen – komponen tersebut. Vitamin, mineral dan air adalah komponen yang tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia seutuhnya, bahkan mineral tidak dapat dibuat oleh tubuh sehingga mineral hanya dapat diperoleh tubuh melalui makanan yang kita konsumsi. Sehingga kesadaran tentang pentingnya vitamin, mineral dan air sangat penting di kembangkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Gaya hidup masyarakat Indonesia yang mulai mengikuti gaya hidup orang Barat dapat mengubah pola pikir mereka pula, seprti gaya makan. Orang Indonesia pada zaman dahulu sangat berbeda dengan orang Indonesia pada zaman sekarang, wanita Indonesia yang dahulu rajin memasak dan pandai memasak sekarang mulai hilang. Gaya hidup barat telah menelan kebiasaan memasak para wanita Indonesia, mereka lebih suka bekerja dan bekerja bukan di rumah dan memasak untuk kebutuhan asupan gizi yang baik. Mereka cenderung memilih makanan cepat saji yang terkesan lebih cepat dan mudah dengan rasa yang enak. Namun, pernahkah mereka berpikir kandungan gizi apa yang ada di dalannya, apa yang dapat di timbulkan makanan – makanan cepat saji yang mengandung bahan pengawet yang kurang baik bagi tubuh kita.

(3)

merusak organ-organ dalam tubuh, bahkan untuk balita dapat mengalami kelainan kecerdasan misalnya hiperaktiv dan masih banyak lagi yang lainnya.

Vitamin adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal.

Vitamin ada 2 macam yaitu larut dalam lemak ( A,D,E dan K ) serta vitamin yang larut dalam air ( B kompleks dan C ) yang masing-masing memiliki peranan penting. Buah-buahandan sayuran terkenal memiliki kandungan vitamin yang tinggi dan hal tersebut sangatlah baik untuk tubuh. Asupan vitamin lain dapat diperoleh melalui suplemen makanan.

Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis. Contohnya adalah bila kita kekurangan vitamin A maka kita akan mengalami kerabunan. Di samping itu, asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan metabolisme pada tubuh.

Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup di samping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu. Sebagai contoh, bila bahan biologis dibakar, semua senyawa organik akan rusak; sebagian besar karbon berubah menjadi gas karbon dioksida (CO) hidrogen menjadi uap air, dan Nitrogen menjadi uap Nitrogen (N) Sebagian besar mineral akan tertinggal dalam bentuk abu dalam bentuk senyawa anorganik sederhana, serta akan terjadi penggabungan antar individu atau dengan oksigen sehingga terbentuk garam anorganik.

(4)
(5)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Vitamin dan Mineral

2.1.1 Vitamin

Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa organik amina

berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Vitamin merupakan suatu molekul organic yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin-vitamin tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia dalam jumlah yang sangat cukup, oleh karena itu harus diperoleh dari bahan panganan yang dikonsumsi.(Rhina Abdullah: 2011)

Kata Vitamin berasal dari kata vital yang artinya hidup,dan amin yang artinya senyawa yang mengandung gugus N. Dari berbagai hasil penelitian,tidak semua vitamin mengandung gugus N. Jadi, kata vitamin sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi yang sebenarnya,tetapi sampai saat ini masih tetap saja dipakai. Vitamin adalah senyawa organik kompleks yang esensial untuk pertumbuhan dan fungsi biologis yang lain bagi makhluk hidup. Vitamin tidak disintesis dalam tubuh,kecuali Vitamin K. Oleh karena itu,makanan yang dikonsumsi harus ada yang mengandung Vitamin. Jika tubuh kekurangan vitamin akan mengakibatkan penyakit defiensi atau avitamiosis. (Abdul Hadi : 2013)

Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita. Vitamin berfungsi untuk mengatur metabolisme tubuh. Setiap vitamin memiliki peranan dan fungsinya masing-masing. Tanpa vitamin, manusia tidak akan dapat melakukan aktifitasnya. Namun perlu diperhatikan agar tidak mengkonsumsi vitamin lebih atau kurang dari yang dibutuhkan tubuh. Jika kelebihan, maka akan mengakibatkan perubahan pada bagian-bagian tubuh, tergantung dari vitamin yang dikonsumsi tersebut. (Jupri Malino: 2013)

(6)

asupan vitamin yang berasal dari makananyang kita konsumsi.Buah-buahan dan sayuran terkenal memiliki kandungan vitamin yang tinggi dan hal tersebut sangatlah baik untuk tubuh. Asupan vitamin lain dapat diperoleh melalui suplemen makanan.

Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis.Contohnya adalah bila kita kekurangan vitamin A maka kita akan mengalami kerabunan. Di samping itu, asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan metabolisme pada tubuh.

2.1.2 Mineral

Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk).(Wikipedia Bahasa Indonesia:2013)

Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Pada tahun 1995 the International Mineralogical Association telah mengajukan definisi baru tentang definisi material: Mineral adalah suatu unsur atau senyawa yang dalam keadaan normalnya memilili unsur kristal dan terbentuk dari hasil proses geologi. Klasifikasi modern telah mengikutsertakan kelas organik kedalam daftar mineral, seperti skema klasifikasi yang diajukan oleh Dana dan Strunz. (Dodi : 2012)

2.2 Jenis-jenis Vitamin dan Mineral beserta fungsinya

2.2.1 Vitamin

(7)

Vitamin yang larut dalam air adalah Vitamin B dan C. 1. Vitamin B1(aneurin atau tiamin) = antineuritik

Vitamin B1 sering disebut antiberi-beri.dalam keadaan normal,setiap hari tubuh memerlukan 1-2mg Vitamin B1.

Fungsi Vitamin B1 yaitu:

a. Sebagai koenzim dari enzim yang diperlukan dari enzim yang diperlukan dalam metabolisme karbohidrat.

b. Untuk mempengaruhi keseimbangan air di dalam tubuh c. Untuk mempengaruhi penyerapan zat lemak oleh jonjot usus

d. Memelihara nafsu makan yang sehat dan pencernaan fungsinya.

Bahan makan yang mengandung vitamin B1 adalah hati,jantung,ginjal,otak,susu,kuning telur,kulit ari beras,gandum,wortel biji buah polong dan ragi.

2. Vitamin B2(riboflavin atau laktoflavin)

Fungsi Vitamin B2 adalah

a. Untuk memnidahkan rangsangan sinar ke saraf mata

b. Sebagai enzim pada proses oksidasi di dalam sel c. Memelihara jaringan kulit sekitar mulut

d. Memelihara nafsu makan dan fungsi saraf e. Menghasilkan energi dalam sel

Sumber vitamin B2 banyak ditemukan pada sayur-sayuran segar, kacang kedelai, kuning telur, dan susu.

3. Vitamin B3 Niasin (asam nikotinat atau antipelagra)

Fungsi asam nikotin adalah untuk a. Pertumbuhan dan perbanyakan sel

b. Perombakan karbohidrat,lemak dan protein

(8)

d. Memelihara pencernaan

e. Berperan penting sebagai koenzim yang diperlukan oleh semua proses hidup dalam sel.

Vitamin B3 termasuk salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada makanan hewani, seperti ragi, hati, ginjal, daging unggas, dan ikan. Akan tetapi, terdapat beberapa sumber pangan lainnya yang juga mengandung vitamin ini dalam kadar tinggi, antara lain gandum dan kentang manis.

4. Vitamin B6 (adermin atau piridoksin)

Vitamin ini banyak terdapat di hati,ikan,daging dan sayuran.Vitamin ini merupakan bagian dari gugusan prostetik dari enxim dekarboksilase dan transaminase tertentu.

Fungsi Vitamin ini adalah untuk; a. Pertumbuhan dan pekerjaan urat saraf

b. Pembentukan sel-sel darah merah dan sel-sel kulit 5. Vitamin B5 (Pantetonat)

Vitamin ini berfungsi untuk:

a. Bahan pelengkap koenzim A yang penting dlam pembentukan karbohidrat,lemak dan protein

b. Menjaga tingkat normal gula darah

Vitamin B5 dapat ditemukan dalam berbagai jenis variasi makanan hewani, mulai dari daging, susu, ginjal, dan hati hingga makanan nabati, seperti sayuran hijau dan kacang hijau.

6. Vitamin B11 (asam folat)

Vitamin B11 penting untuk pembentukan sel darah merah,antianemia pernisiosa,membentuk asam nukleat (DNA dan RNA),serta metabolisme kelompok metil.Vitamin ini banyak terdapat dalam hati,ginjal,sayuran,ragi,biji gandum,daging sapi,pisang,lemon,dan polongan.

7. Vitamin B12 (sianokobalamin)

Vitamin ini juga dikenal sebagai vitamin antianemia pernisiosa.banyak terdapat dalam hati,daging ,unggas,ikan,telur,susu,keju,udang, dan kerang.Vitamin B12 dapat disimpan di dalam hati.

(9)

a. Metabolisme sel dalam pertumbuhan b. Metabolisme atau pembentukan sel darah.

8. Vitamin C (asam askorbinat)

Kebutuhan Vitamin C dipengaruhi oleh keadaan,kebutuhan dan umur seseorang.Bila konsumsi vitamin in berlebihan,selalu akan dikeluarkan dari tubuh melalui ginjal.

Kebutuhan Vitamin C untuk bayi adalah 30mg,anak-anak 60 mg dan orang dewasa 75 mg.Ibu hamil memerlukan 100 mg dan ibu menyusui 150 mg tiap harinya.

Fungsi vitamin C adalah untuk a. Mempengaruhi kerja kelenjar anak ginjal

b. Mempengaruhi pembentuka trombosit c. Menjaga gigi melekat kuat pada gusi

d. Berperan dalam proses pembentukan kolagen.

Vitamin C banyak terdapat dalam sayuran,buah-buahan,hati dan ginjal.Di dalam jeruk,selain mengandung vitamin C,juga mengandung sitrin dan rutin.Oleh San Gyorgy zat ini sering disebut Vitamin P yang penting untuk mencegah pendaran dan memperkuat permeabilitas.Vitamin C termasuk jenis Vitamin yang mudah larut dan rusak oleh pemanasan.oleh karena itu,dalam memasak sayur-sayuran perlu memperhatikan sifat vitamin ini. 2.2.1.2 Vitamin Larut Lemak

Vitamin-vitamin di bawah ini adalah vitamin yang tidak dapat larut dalam air,tetapi dapat larut dalam lemak.Vitamin yang dapat larut dalam lemak adalah vitamin A,D,E, dan K.Vitamin ini umumnya dapat disimpan dalam tubuh.

1. Vitamin A (aseroftol)

Fungsi Vitamin A di dalam tubuh adalah: a. Untuk pertumbuhan sel-sel epitel

(10)

Sumber Vitamin A adalah minyak,ikan,hati mentega,serta tumbuhan yang berwarna hijau dan kuning.tumbuhan berwarna kuning banyak mengandung karotin yang merupakan provitamin A.Di dalam hati karotin akan di ubah menjadi Vitamin A.

2. Vitamin D

Vitamin D ditemukan oleh Mc.Collum,Hezs, dan Sherman.Mereka menyebutnya dengan vitamin antirakitis.Sekarang telah ditemukan ada empat macam Vitamin D,yaitu:Vitamin D1 (ergostein) ,D2 (kalsiferol), D3,dan D4.Vitamin D3 adalah yang paling aktif.

Fungsi Vitamin D di dalam tubu adalah untuk:

a. Mengatur kadar zat kapur dan fosfor di dalam darah bersama kelenjar anak gondok (parathormon)

b. Memperbesar penyerapan zat kapur dan fosfor dalam usus c. Mempengaruhi kerja kelenjar endokrin

d. Memperngaruhi proses osifikasi

Sumber Vitamin D adalah minyak ikan,mentega,kuning telur,susu, dan ragi. 3. Vitamin E (tokoferol)

Penemu Vitamin E adalah Evans dan Burr. Kita mengenal ada tiga macam Vitamin E,yaitu : vitamin E1(alfa tokoferol), vitamin E2 (beta tokoferol), dan vitamin E3(gama tokoferol).

Fungsi vitamin E di dalam tubuh adalah untuk: a. Membantu proses pembelahan sel

b. Mencegah pendarahan pada ibu yang sedang hamil,serta dapat mencegah keguguran.

Vitamin E banyak terdapat pada susu,lemak,daging ,kecambah kacang hijau(touge),hati ,ginjal, dan kuning telur.

4. Vitamin K

(11)

Fungsi Vitamin K adalah membentuk protrombin di dalam hati. Zat ini penting dalam proses pembekuan darah.

2.2.2 Mineral

Secara umum, mineral terbagi menjadi 2 macam, yaitu makro mineral dan mikro mineral. 2.2.2.1 Mineral Mikro

Makro mineral adalah mineral yang ada di dalam tubuh lebih dari 0.01% dari berat badan dan dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg/hari seperti Ca (kalsium), P (fosfor), Na (natrium), K (kalium), Cl (klorida), dan S (sulfur).

1. Kalsium (Ca)

Kalsium adalah salah satu mineral penting untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi Anda. Kalsium juga berperan penting untuk proses kontraksi dan relaksasi otot, pembekuan darah, dan sistem imunitas. Konsumsi 2 gelas susu perhari sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan kalsium Anda.Buah dan sayuran yang mengandung Kalsium : sayuran berdaun hijau, seperti kangung, daun singkong, bayam, daun pepaya, daun kacang panjang, brokoli.

2. Fosfor (P)

Fosforus juga bertanggung jawab terhadap proses mineralisasi tulang dan gigi. Selain itu, fosforus juga mengatur keseimbangan pH darah Anda. Kekurangan mineral ini menyebabkan otot Anda terasa lebih lemah sedangkan jika terlalu berlebih, menyebabkan terjadi nya proses kalsifikasi (pengerasan) pada organ-organ tubuh yang tidak seharusnya seperti ginjal. Daging, ikan, unggas, telur dan susu merupakan sumber fosforus yang utama.

3. Natrium atau sodium (Na)

Fungsi utam natrium yaitu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh, serta menjaga dan mengatur tekanan osmotik agar cairan tidak keluar dari darah dan masuk ke dalam sel. Dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh, natrium bekerja sama dengan kalium. Natrium juga berperan dalam transmisi sara, kontraksi otot, absorpsi glukosa, dan sebagai alat angkut zat-zat gizi melalui membrane sel.

(12)

Bersama-sama dengan natrium, kalium memegang peranan penting dalam pemeliharaan keseimbangan cairan dan eletrolit serta keseimbangan asam-basa di dalam tubuh. Kalium juga berperan dalam transmisi saraf dan rekasasi otot serta sebagai katalisator dalam banyak reaksi biologik, terutama dalam metabolisme energi, sintesis glikogen, dan protein. Buah dan sayuran yang mengandung Kalium : jeruk, semangka, pisang, sayuran hijau, tomat, kentang, kacang polong, dan wortel.

5. Sulfur (S)

Fungsi sulfur antara lain membantu menjaga keseimbangan oksigen untuk fungsi otak. Selain itu sulfur bersama-sama dengan vitamin B kompleks membantu memperlancar metabolisme dalam tubuh dan membantu melawan infeksi akibat bakteri. Buah dan sayuran yang mengandung Sulfur : kacang-kacangan, bawang putih, bawang bombay, dan kubis-kubisan.

Mineral mikro terdapat dalam tubuh kurang dari 0.01% berat tubuh dan hanya dibutuhkan dalam jumlah kurang dari 100 mg/hari seperti besi (Fe), tembaga (Cu), iodine (I2), zinc (Zn), kobalt (Co), dan Se (selenium).

Masing-masing mineral memiliki fungsi yang penting untuk tubuh. Berikut ini macam-macam mineral yang penting dan fungsinya di dalam tubuh Anda.

6. Kromium (Cr)

Kromium dibutuhkan dalam metabolisme karbohidrat dan lemak. Bersama-sama dengan insulin, kromium berfungsi untuk memudahkan masuknya glukosa ke dalam sel.

Buah dan sayuran yang mengandung Kromium : kentang, cabai hijau, apel, pisang, bayam, wortel, dan jeruk.

7. Zat besi (Fe)

(13)

Buah dan sayuran yang mengandung Zat besi : sayuran hijai seperti bayam, kangkung, daun singkong, dan daun pepaya.

8. Yodium (I)

Fungsi yodium adalah untuk pertumbuhan normal; membakar kelebihan lemak tubuh; serta menjaga kesehatan rambut, kuku, kulit, dan gigi.

Buah dan sayuran yang mengandung Yodium : bawang merah atau tanaman lain yang ditanam di daerah dekat pantai.

9. Magnesium (Mg)

Magnesium memegang peranan penting sebagai kofaktor berbagai enzim dalam tubuh. Magensium bertindak sebagai katalisator dalam reaksi-reaksi biologi di dalam tubuh, termasuk reaksi yang berkaitan dengan metabolisme energi, karbohodrat, lemak, protein, dan asam nukleat. Selait itu, magnesium juga berperan dalam sintesis degradasi, dan stabilitas banan gen DNA.

Buah dan sayuran yang mengandung Magnesium : sayuran hijau, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

10. Mangan (Mn)

Mangan berperan sebagai kofaktur berbagai enzim yang membantu bermacam proses metabolisme. Enzim yang berkaitan dengan mangan berperan dalam sintesis ureum, pembentukan jaringan ikat dan tulang, serta mencegah peroksidasi lemak oleh radikal bebas. Mangan juga berperan dalam pengontrolan gula darah, metabolisme energi, fungsi hormon tiroid, fungsi otak, dan untuk pengontrolan neurotransmiter.

Buah dan sayuran yang mengandung Mangan : kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau, bit, dan gandum.

11. Molibdenum (Mo)

(14)

Buah dan sayuran yang mengandung Molibdenum : kembang kol, kacang polong, bayam, bawang putih, jagung, kentang, bawang bombay, kacang tanah, semangka, wortel, dan kubis. 12. Selenium (Se)

Selenium bekerja sama denga vitamin E berberan sebagai antioksidan dalam sistem enzim. Di samping, selenium juga berperan mencegah terjadinya serangan radikal bebas, melindungi membran dari kerusakan oksidatif, membantu reaksi oksigen dan hodrogen pada tahap akhir rantai metabolisme, serta membantu sintesi immunoglobulin sebagai kekebalan tubuh.

Buah dan sayuran yang mengandung Selenium : bawang, tomat, brokoli, kubis dan gandum.

13. Seng (Zn)

Seng berperan dalam proses kekebalan tubuh, memelihara kesehatan mata, menghambat virus, mengurangi risiko kanker, menjaga kesehatan organ vital laki-laki, dan mempercepat proses penyembuhan luka.

Buah dan sayuran yang mengandung Seng : kacang-kacangan, biji-bijian, legum, dan gangum.

14. Boron (Bo)

Boron mempunyai efek positif terhadap pencegahan osteoprosis dan osteoartritis dengan cara meningkatkan penggunaan kalsium dan magnesium. Fungsi boron tersebut bersifat sinergis dengan vitamin D dalam memperkuat tulang. Boron juga diduga dapat membantu memelihara fungsi sarat. Selain itu, boron juga mempunyai mekanisme kerja yang berhubungan dengan fungsi membran sel sarat serta terbukti memiliki aktivitas anti-inflamasi (antiperadangan). Aktivitasnya sangat signitifkan, terutama untuk pencegahan penyakit pradangan, seperti rematoid, artritis, dan asma.

Buah dan sayuran yang mengandung Boron : jamur, kacang-kacangan dan asparagus.

(15)

1. Vitamin A

Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin A yaitu Keratomalasia, kulit pucat, kering rabun senja, katarak, infeksi saluran pernapasan, menurunnya daya tahan tubuh, kulit yang tidak sehat, dan lain-lain.

2. Vitamin B1

Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B1 yaitu kulit kering/kusik/busik, kulit bersisik, daya tahan tubuh berkurang.

3. Vitamin B2

Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B2 yaitu turunnya daya tahan tubuh, kilit kering bersisik, mulut kering, bibir pecah-pecah, sariawan, dan sebagainya

4. Vitamin B3

Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B3 yaitu terganggunya sistem pencernaan, otot mudah keram dan kejang, insomnia, badan lemas, mudah muntah dan mual-mual, dan lain-lain

5. Vitamin B5

Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B5 yaitu otot mudah menjadi kram, sulit tidur, kulit pecah-pecah dan bersisik, dan lain-lain

6. Vitamin B6

Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B6 yaitu pelagra alias kulit pecah-pecah, keram pada otot, insomnia atau sulit tidur, dan banyak lagi lainnya.

7. Vitamin B12

Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B12 yaitu kurang darah atau anemia, gampang capek/lelah/lesu/lemes/lemas, penyakit pada kulit, dan sebagainya

(16)

Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin C yaitu sisitem imun kurang, sariawan, kurangnya daya pikir, mudah infeksi pada luka, gusi berdarah, rasa nyeri pada persendian, dan lain-lain

9. Vitamin D

Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin D yaitu gigi akan lebih mudah rusak, otok bisa mengalami kejang-kejang, pertumbuhan tulang tidak normal yang biasanya betis kaki akan membentuk huruf O atau X.

10. Vitamin E

Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin E yaitu bisa mandul baik pria maupun wanita, gangguan syaraf dan otot, dll

11. Vitamin K

Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin K yaitu darah sulit membeku bila terluka/berdarah/luka/pendarahan, pendarahan di dalam tubuh, dan sebagainya.

2.3.2 Kelebihan Vitamin 1. Vitamin A

Akibat dari kelebihan mengkonsumsi vitamin A yaitu Keracunan hatiKulit kering, Rambut rontok, Efek Teratologikal, Osteoporosis (suspected, long-term)

2. Vitamin B1

Pemakaian thiamin yang melebihi normal mempengaruhi sistem syaraf. Hal ini karena reaksi hipersensitif yang dapat berpengaruh pada kelelahan, sakit kepala, sifat lekas marah dan susah tidur. Sistem darah dapat terpengaruh, karena denyut nadi menjadi cepat.Vitamin B2 3. Vitamin B3

Akibat dari kelebihan mengkonsumsi vitamin B3 yaitu Niasin dalam jumlah yang besar dapat menjadi racun pada sistem syaraf, lemak darah dan gula darah. Gejala – gejala seperti muntah, lidah membengkak dan pingsan dapat terjadi. Lebih lanjut, hal ini dapat berpengaruh pada fungsi hati dan dapat mengakibatkan tekanan darah rendah, Pusing, mual, ataksia,neuropati perifer.

(17)

4. Vitamin C

Gejala keracunan vitamin C adalah mual, kejang perut, diare, sakit kepala, kelelahan dan susah tidur. Hal ini juga dapat mengganggu tes medis, atau menyebabkan buang air kecil yang berlebihan dan membentuk batu ginjal.

5. Vitamin D

Jangan makan vitamin D secera berlebihan kerana dapat merusak ginjal dan hati.Di Indonesia sebenarnya seseorang tidak perlu menembah konsumsi vitamin D kerana di

Indonesiacukup banyak sinar matahari.Kulit dapat memprroduksi vitamin D bila terkena Sinar ultra violet dari matahari

6. Vitamin E

Akibat dari kelebihan mengkonsumsi vitamin E yaitu bila dikonsumsi dalam dosis tinggi, vitamin ini diduga dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru, demikian dilaporkan sebuah riset yang dipublikasikan awal Februari ini.Penelitian di Amerika Serikat yang melibatkan 77 ribu partisipan mengindikasikan bahwa mengonsumsi 400 miligram per hari dalam jangka waktu lama dapat meningkatkan risiko kanker hingga 28 persen, khususnya di antara para perokok. 2.3.3 Kekurangan Mineral

1. Kekurangan Kalsium menyebabkan gangguan pertumbuhan, tulang karang kuat, tetani atau kejang otot, dan lambatnya pembekuan darah bila terjadi luka

2. Kekurangan Phospor menyebabkan kerusakan pada tulang dengan gejala rasa lelah dan kurang nafsu makan

3. Kekurangan Magnesium terjadi komplikasi penyakit yang menyebabkan gangguan absorpsi 4. Kekurangan Biotin mengakibatkan peradangakn pada kulit dan bibir

5. Kekurangan Niasin (Asam Nikotinat) mengakibatkan Pellagra (dermatosis, peradangan pada lidah, fungsi usus & otak yang abnormal)

6. Kekurangan Natrium mengakibatkan kebingungan, koma

7. Kekurangan Asam Folat mengakibatkan berkurangnya jumlah semua jenis sel darah (pansitopenia), sel darah merah yang berukuran besar

8. Kekurangan Zat Besi berakibat dapat merusak perkembangan otak serta meningkatkan kematian ibu dan anak

(18)

10. Kekurangan Asam Pantotenat mengakibatkan penyakit saraf, kaki terbakar 11. Kekurangan Klorida mengakibatkan gangguan keseimbangan asam-basa 12. Kekurangan Selenium mengakibatkan nyeri otot & kelemahan

13. Kekurangan Fosfat mengakibatkan orang mdah tersinggung, kelemahan, kelainan sel darah, kelainan usus dan ginjal

14. Kekurangan Yodium mengakibatkan pembesaran kelenjar tiroid, tuli-bisu, pertumbuhan janin & perkembangan otak yang abnormal

15. Kekurangan Kalium menyebabkan diare kronis, muntah pada penggunaan obat pencahar, deuretik

2.4 Golongan obat vitamin dan mineral 2.4.1 Golongan obat vitamin

a. Thiamin

Gejala kekurangan

Beri-beri dapat terjadi karena kekurangan thiamin dalam jangka panjang. Penyakit ini ditemukan pertama kali di Timur Jauh saat pembuatan beras ‘poles' (polish rice) tersebar luas. Beras yang dipoles mengakibatkan pembuangan kulit yang kaya akan thiamin. Beri-beri dapat merusak sistem syaraf dan keracunan otot. Gejala kekurangan yang lain adalah irama jantung yang tidak normal, gagal jantung, kelelahan, susah berjalan, kebingungan dan kelumpuhan.

Keracunan

Pemakaian thiamin yang melebihi normal mempengaruhi sistem syaraf. Hal ini karena reaksi hipersensitif yang dapat berpengaruh pada kelelahan, sakit kepala, sifat lekas marah dan susah tidur. Sistem darah dapat terpengaruh, karena denyut nadi menjadi cepat.

Perhatian: dapat terjadi syok anafilaktik pada pemberian tiamin injeksi. Tidak aman bagi ibu menyusui.

Dosis

 Defisiensi kronik ringan: 10-25 mg per hari per oral

 Defisiensi kronik berat: 200-300 mg per hari per oral

(19)

pyridoxine HCl 50 mg, riboflavin 4 mg, tiamin HCl 250mg/7 ml), injeksi intravena potensi tinggi (Pabrinex iv: isi vitamin C 500 mg, glukosa anhidrosa 1 g, nicotinamide 160 mg, pyridoxine HCl 50 mg, riboflavin 4 mg, tiamin HCl 250mg/10 ml).

b. Vitamin B2 (Riboflavin) Gejala kekurangan

Tidak ada penyakit yang berhubungan dengan kekurangan riboflavin. Kekurangan riboflavin dapat menyebabkan gejala seperti iritasi, kulit merah dan keretakan kulit dekat dengan sudut mata dan bibir seperti halnya sensitivitas yang berlebihan terhadap sinar (photophobia) . Hal ini dapat juga menyebabkan keretakan pada sudut mulut (cheilosis).

Dosis:

 Terapi defisiensi vitamin B2, per oral: dosis dewasa dan anak hingga 30 mg sehari.  Pencegahan defisiensi vitamin B2, per oral: dosis dewasa dan anak 1-2 mg per hari.

Sediaan: tablet 5 mg, tablet vitamin B kompleks c. Vitamin B3 (Niacin)

Gejala kekurangan

Pellagra (penyakit kekurangan niacin), menunjukkan gejala seperti dermatitis, diare dan dementia . Hal ini meluas di bagian selatan US pada awal 1900. Gejala kekurangan niacin lainnya adalah kehilangan nafsu makan, lemah, pusing dan kebingungan mental. Kulit dapat menunjukkan gejala dermatitis simetrik bilateral, khususnya pada daerah yang terkena sinar matahari langsung.

Keracunan

(20)

d. Vitamin B5 (asam pantotenat) Gejala kekurangan

Gejala kekurangan jarang terjadi, tapi Seperti halnya vitamin B1 dan B2, defisiensi vitamin B5 dapat menyebabkan kulit pecah-pecah dan bersisik. Selain itu, gangguan lain yang akan diderita adalah keram otot serta insomnia.

Keracunan

Gejala keracunan kadang-kadang menyebabkan diare dan perut kembung. e. Vitamin B6(Piridoksin, piridoksal, piridoksamin)

Gejala kekurangan

Orang yang mempunyai kadar vitamin B6 rendah, menunjukkan gejala seperti lemah, sifat lekas marah dan susah tidur. Selanjutnya gejala kegagalan pertumbuhan, kerusakan fungsi motorik dan sawan.

Keracunan

Dosis tinggi vitamin B6 dalam waktu yang lama menyebabkan kerusakan syaraf, yang kadang-kadang tidak dapat diperbaiki. Hal ini dimulai dengan mati rasa pada kaki; selanjutnya, perasaan hilang pada tangan dan mulut yang mungkin menjadi mati rasa. Kemudian gejala keracunan adalah kesulitan berjalan, kelelahan dan sakit kepala. Ketika konsumsi dikurangi, gejala-gejala ini berkurang, tetapi tidak selalu hilang sepenuhnya.

Indikasi: defisiensi vitamin B6, neuropati pada penggunaan isoniazid dalam terapi TB, anemia sideroblastik yang belum diketahui penyebabnya, sindrom premenstrual.

Dosis:

 Defisiensi vitamin B6: 20-50 mg s.d 3x sehari

 Neuropati akibat isoniazid: 10 mg sehari untuk pencegahan, 50 mg 3x sehari untuk terapi

 Anemia sideroblastik yang belum diketahui penyebabnya: 100-400 mg sehari, dosis terbagi

 Sindrom premenstrual: 50-100 mg per hari

(21)

Efek Samping: neuropati sensorik (pada penggunaan jangka panjang dan dosis tinggi) f. Vitamin B8 (biotin)

Gejala kekurangan

Kekurangan biotin jarang terjadi, tetapi dapat muncul pada pasien rumah sakit yang menggunakan infus. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti kehilangan nafsu makan, mual, depresi, kelemahan dan kelelahan. Dosis tambahan biotin diberikan pada pasien untuk mencegah defisiensi.

g. Vitamin B9 (folasin, asam folat, asam pteroilglutamat) Gejala kekurangan

Kekurangan folat dapat menyebabkan kekurangan darah. Gejalanya bisa meluas, seperti sel-sel darah merah tidak matang, yang menunjukkan sintesa DNA yang lambat. Hal ini disebabkan tidak hanya oleh kekurangan folat tetapi juga oleh kekurangan vitamin B12. Gejala lain dari kekurangan folat adalah rasa panas pada jantung (heartburn), diare dan sring terkena infeksi karena penekanan pada sistem kekebalan. Hal ini mempengaruhi sistem syaraf, menyebabkan depresi, kebingungan mental, kelelahan dan pingsan.

Keracunan

Gejala keracunan adalah diare, susah tidur dan sifat mudah marah. Folat dengan dosis tinggi dapat menutupi kekurangan vitamn B12, karena kedua vitamin ini berhubungan.

h. Vitamin B12 (Kobalamin) Gejala kekurangan

Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan kekurangan darah (anemia), yang sebenarnya disebabkan oleh kekurangan folat. Tanpa vitamin B12, folat tidak dapat berperan dalam pembentukan sel-sel darah merah. Gejala kekurangan lainnya adalah sel-sel darah merah menjadi belum matang (immature), yang menunjukkan sintesis DNA yang lambat. Kekurangan vitamin B12 dapat juga mempengaruhi sistem syaraf, berperan pada regenerasi syaraf peripheral, mendorong kelumpuhan. Selain itu juga dapat menyebabkan hipersensitif pada kulit.

(22)

Farmakokinetik Absorpsi

Sianokobalamin diabsorpsi baik dan cepat setelah pemberian IM dan SK . Kadar dalam plasma mencapai puncak dalam waktu 1 jam setelah suntikan IM. Hidroksokobalamin dan koenzim B12 lebih lambat diabsorpsi, agaknya karena ikatanya yang lebih kuat dengan protein . absorpsi per oral berlangsung lambat di ileum; kadar puncak di capai 8-12 jam setelah pemnerian 3 mg. Absorpsi ini berlangsung dengan 2 mekanisme yaitu dengan perantaraan faktor instrinsik castle (fic) dan absorpsi secara langsung

Distribusi

Setelah di absorpsi, hampir semua vitamin B12 dalam darah terikat dengan protein plasma sebagian besar terikat pada beta-globulin ( transkobalamin II),Sisanya terikat pada alfa-glikoprotein (transkobalamin I) dan inter-alfa-alfa-glikoprotein ( transkobalamin III) vitamin B12 Yyang terikat pada transkobalamin II akan di angkut ke berbagai jaringan, terutam hati yang merupakan gudang utama penyimpanan vitamin B12 (50-90% ). Kadar normal vitamin B12 dalam plasma adalah 200-900 pg ml dengan simpanan sebanyak 1-10 mg dalam hepar.

Metabolisme & ekskresi

Baik sianokobalamin maupun hidrosokobalamin dalam jaringan dan darah terikat oleh protein . seperti halnya koenzim B12, ikatan dengan hidroksokobalamin lebih kuat sehingga sukar diekskresi melalui urin. Di dalam hati ke dua kobalamin tersebut akan di ubah menjadi koenzim B12. Pengurangan jumlah kobalamin dalam tubuh di sebabkan oleh ekskresi melalui saluran empedu; sebanyak 3-7mg sehari harus di reabsorbsi dengan perantaraan FIC. Ekskresi bersama urin hanya terjadi pada bentuk yang tidak terikat pritein.80-90% vitamin B12 akan diretensi dalam tubuh bila di berikan dalam dosis sampai 50mg; dengan dosis yang lebih bersar, jumlah yang diekskresi akan lebih banyak . jadi bila kapasitas ikatan protein dari hati, jaringan dan darah lebih jenuh,vitamin B12 bebas akan di keluarkan bersama urin sehingga tidak ada gunanya memberikan vitamin B12 dalam jumlah yang terlalu besar.

Vitamin B12 dapat menembus sawar uri dan masuk kedalam sirkulasi bayi.Dosis sianokobalamin untuk pasien anemia permisiosa tergantung dari berat anemianya, ada tidaknya komplikasi dan respons terhadap pengobatan. Secara garis besar cara penggunaannya dibagi atas terapi awal yang intensif dan terapi penunjang.

(23)

 Per oral: untuk defisiensi B12 karena faktor asupan makanan: dewasa 50-150 mikrogram atau lebih, anak 50-105 mikrogram sehari, 1-3x/hari

 Injeksi intramuskular: dosis awal 1mg, diulang 10x dengan interval 2-3 hari. Dosis rumatan 1 mg per bulan.

Sediaan: tablet 50 mikrogram, liquid 35 microgram/5 ml, injeksi 1 mg/ml. i. Vitamin C (asam askorbat)

Gejala kekurangan

Gejala awal kekurangan vitamin C adalah pendarahan disekitar gigi dan merusak pembuluh darah di bawah kulit, menghasilkan pinpoint haemorrhages . Kekurangan banyak vitamin C berakibat pada sistem syaraf dan ketegangan otot. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan otot seperti juga rasa nyeri, gangguan syaraf dan depresi. Gejala selanjutnya adalah anemia, sering terkena infeksi, kulit kasar dan kegagalan dalam menyembuhkan luka. Ketika seseorang mengkonsumsi sejumlah besar vitamin C dalam bentuk suplemen dalam jangka panjang, tubuh menyesuaikannya dengan menghancurkan dan mengeluarkan kelebihan vitamin C dari pada biasanya. Jika konsumsi kemudian secara tiba-tiba dikurangi, tubuh tidak akan menghentikan proses ini, sehingga menyebabkan penyakit kudisan.

Keracunan

Gejala keracunan vitamin C adalah mual, kejang perut, diare, sakit kepala, kelelahan dan susah tidur. Hal ini juga dapat mengganggu tes medis, atau menyebabkan buang air kecil yang berlebihan dan membentuk batu ginjal.

2.4.2 Golongan Obat Mineral

1. Tablet Besi ( Fe )

(24)

a. Cara kerja Distribusi dalam tubuh

Tubuh manusia sehat mengandung ± 3,5 g fe yang hampir seluruhnya dalam bentuk ikatan kompleks dengan protein. Kira-kira 70% dari fe yang terdapat dalam tubuh merupakan fe fungsional atau esensial, dan 30% merupakan fe yang nonesensial.

b. Farmakokinetik Absorpsi

Absorpsi fe melalui saluran cerna terutama berlangsung di duodenum dan jejenum proksimal; makin ke distal absorpsinya makin berkurang. Zat ini lebih mudah di absorpsi dalam bentuk fero. Transportnya melalui sel mukosa usus terjadi secara transport aktif. Ion fero yang sudah di absorpsi akan di ubah menjadi ion feri dalam sel mukosa. Selanjutnya ion feri akan masuk kedalam plasma dengan perantara transferin, atau si ubah menjadi feritin dan di simpan dalam sel mukosa usus. Secara umum, bila cadangan dalam tubuh tinggi dan kebutuhan akan zat besi rendah, maka lebih banyak fe di ubah menjadi feritin. Bila cadangan rendah atau kebutuhan meningkat, maka fe yang baru di serap akan segera di angkut dari sel mukosa ke sum-sum tulang untuk eritropoesis.

Distribusi

Setelah di absorpsi, fe dalam tubuh akan di ikat dalam transferin ( siderofilin ), suatu beta 1-globulin glikoprotein, untuk kemudian di angkut ke beberapa jaringan, terutama ke sumsum tulang dan depot fe

 Metabolisme

Bila tidak digunakan untuk eritropoesis, fe meningkat suatu protein yang di sebut apoferitin dan membentuk feritin. Fe disimpan terutama pada sel mukosa usus halus dan dalam sel-sel retikuloendotelial ( di hati, limpa dan sumsum tulang ). Cadangan ini tersedia untuk di gunakan oleh sumsum tulang dalam proses eritropoesis; 10% di antaranya terdapat dalam labile pool yang cepat dapat dikerahkan untuk prose ini, sedangkan sisanya baru di gunakan bila labile pool telah kosong. Besi yang terdapat dalam parenkim jaringan tidak dapat di gunakan untuk eritropoesis.

(25)

simpan di limpa dan sumsum tulang. Fe yang berasal dari pemecahan eritrosit akan masuk ke dalam hati dan limpa. Penimbunan fe dalam jumlah abnormal tinggi dapat terjadi akibat transfusi darah yang berulang-ulang atau akibat penggunaan preparat fe dalam jumlah berlebihan yang di ikuti absorpsi yang berlebihan pula.

 Eksresi

Jumlah fe yang dieksresi setiap hari sedikit sekali, biasanya sekitar 0,5-1 mg sehari. Ekskresi terutama berlangsung melalui sel epitel kulit dan saluran cerna yang terkelupas, selain itu juga melalui keringat, urin, feses, serta kuku dan rambut yang di potong. Pada proteinuria jumlah yang di keluarkan dengan urin dapat meningkat bersama dengan sel yang mengelupas. Pada wanita usia subur dengan siklus haid 26 hari. Jumlah fe yang diekskresikan sehubungan dengan haid di perkirakan sebanyak 0,5-1 mg sehari.

c. Indikasi

Sediaan fe hanya diindikasikan untuk pencegahan dan pengobatan anemia defisiansi fe penggunakan diluar indikasi ini, cenderung menyebabkan penyakit penimbunan besi dan keracunan besi. Anemia defisiensi fe paling sering disebabkan oleh kehilangan darah. Selain itu, dapat pula terjadi misalnya pada wanita hamil ( terutama multipara ) dan pada masa pertumbuhan, karena kebutuhan yang meningkat. Banyak anemia yang mirip anemia defisiensi fe. Sebagai pegangan untuk diagnostik dalam hal ini ialah, bahwa pada anemia defisiensi fe dapat terlihat granula berwarna kuning emas di dalam sel-sel retikuloendotelial sumsum tulang

d. Efek samping

Efek samping yang paling sering timbul berupa intoleransi terhadap sediaan oral, dan ini sangat tergantung dari jumlah fe yang dapat larut dan yang diabsorpsi pada tiap pemberian. Gejala yang timbul dapat berupa mual dan nyeri lambung (± 7-20% ), konstipasi (± 10% ), diare (± 5% ) dan kolik. Gangguan ini biasanya ringan dan dapat di kurangi dengan mengurangi dosis atau dengan cara ini diabsorpsi dapat berkurang. Perlu diterangkan kemungkinan timbulnya feses yang berwarna hitam kepada pasien.

(26)

kelenjar inguinal. Peradangan lokal lebih sering terjadi pada pemakaian IM dibanding IV , selain itu dapat pula terjadi reaksi sistemik yaitu pada 0,5-0,8% kasus. Reaksi yang dapt terjadi dalam 10 menit setelah suntikan adalah sakit kepala, nyeri otot dan sendi, hemolisis, takikardia, flushing, berkeringat, mual, muntah, bronkospasme, hipotensi, pusing dan kolaps sirkulasi, sedangkan reaksi yang lebih sering timbul dalam ½-24 jam setelah suntikan misalnya sinkop, demam, menggigil, rash, urtikaria, nyeri dada, rasa sakit pada seluruh badan dan ensefalopatia. Reaksi sistemik ini lebih sering terjadi pada pemberian IV, demikian pula syok atau henti jantung.

e. Dosis

Sediaan oral besi dalam bentuk fero paling mudah diabsorpsi maka preparat besi untuk pemberian oral tersedia dalam bentuk berbagi garam fero seperti fero sulfat, fero glikonat, dan fero fumarat. Ketiga preparat ini umumnya efektif dan tidak mahal. Tidak ada perbedaan absorpsi di antar garam-garam fe ini. Jika da, mungkin disebabkan oleh perbedaan kelarutannya dalam asam lambung. Dalam bentuk garam sitrat, tartrat, karbonat, pirofosfat, ternyata fe sukar diabsorpsi: demikian pula sebagai garam feri ( Fe3+ ).

yang perlu diingat dalam meminum pil atau tablet Fe yaitu :  Diminum sesudah makan malam atau menjelang tidur

 Hindari minum dengan air teh, kopi dan susu karena dapat menganggu proses penyerapan.

 Hendaknya meminum dengan vitamin c misalnya dengan air jeruk

 Segera minum pil setelah rasa mual, muntah menghilang

(27)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa peran vitamin dan mineral sangat penting dalam proses metabolisme tubuh manusia. Penggunaan vitamin yang utama adalah untuk pengobatan terhadap defisiensi (kekurangan), dan penyakit-penyakit menurun. Selain itu vitamin juga digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit, misalnya kanker (vit. A, C, dan E), jantung dan saluran napas (vit. E dan C), skizofrenia (vit. B3). Defisiensi vitamin dan mineral dapat berdampak negative dalam tubuh. Penggunaan vitamin dan mineral dalam jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada system kerja tubuh sehingga diperlukan pengambilan keputusan yang tepat dalam mengkonsumsi vitamin dan mineral. Pemenuhan kebutuhan akan vitamin dan mineral dapat dipenuhi dari konsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin dan mineral misalnya daging, sayuran hijau dan biji-bijian.

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Sunaryo, M.Kes. 2004. Vitamin dan mineral untuk kesehatan. Jakarta: Penerbit EGC http://books.google.co.id/books?id=6GzU18bHfuAC&pg=PA3&lpg=PA3&dq=Nutrisi-Parenteral-untuk-kesehatan.

Sadikin Muhamad.2002.Biokimia Darah.widia medika.Jakarta

Sylvia A. Price Lorraine M. Wilson, 2002, Patofisiologi, Jilid1, EGC, Jakarta Setiabudy, Rianto. 2007.Farmakologi dan Terapi, edisi 5.Gaya Baru.Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Judul Penelitian : Hubungan antara Asupan Zat Gizi Mikro (Zat Besi, Vitamin B12, dan Vitamin A) dengan Kejadian Anemia pada Siswi SMK Negeri 1 Sukoharjo Jawa Tengah Nama

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan pada siswi salah satu SMP di Makassar yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signi fi kan antara asupan vitamin B12

golongan tia/id), asetosal dosis rendah, fenilbuta/on dan pira/inamid dapat meningkatkan ekskresi cairan tubuh, namun menurunkan eksresi asam urat pada tubulus ginjal sehingga

Untuk tingkat konsumsi protein, sampel pada perlakuan plasehLl dan vitamin C :;etelah suplementasi lermasuk dalam kategori cukup (tingkat kansumsi 80-90%), sedangkan pada

Asam Folat (Vitamin B9) dalam makanan terdapat sebagai poliglutamat yang terlebih dahulu harus. dihidrolisis menjadi bentuk monoglutamat

Vitamin D adalah merupakan turunan dari molekul steroid yang merupakan salah satu turunan dari kolesterol yang sumber utamanya adalah kulit yang terpapar radiasi ultraviolet

Untuk memaksimalkan fungsi selenium bagi tubuh saat ini tersedia suplemen antioksidan yang mengandung perpaduan selenium dengan vitamin E yang bekerja sinergis sehingga dapat

Dengan demikian vitamin merupakan zat organik yang diperlukan untuk kelangsungan hidup dan menjaga fungsi normal tubuh dan tidak dapat d ibentuk d i d alam t ubuh.. Vitamin