• Tidak ada hasil yang ditemukan

kedokteran penerbangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "kedokteran penerbangan"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN TOTAL JAM TERBANG TERHADAP

HUBUNGAN TOTAL JAM TERBANG TERHADAP

PENINGKATA

PENINGKATAN KADAR

N KADAR KREATININ DARAH

KREATININ DARAH PA

PADA PENERBANG

DA PENERBANG

TNI AU YANG MELAKUKAN MEDEX DI LAKESPRA TAHUN 2014

TNI AU YANG MELAKUKAN MEDEX DI LAKESPRA TAHUN 2014

Letda Kes dr Herd Adr!a"#

Letda Kes dr Herd Adr!a"#

NRP $4242%

NRP $4242%

DIKUALSUSDOKBANGAN A&XIII DIKUALSUSDOKBANGAN A&XIII

(2)

KAT

KATA PEN

A PENGANTAR 

GANTAR 

Puj

Puji i syusyukur kur saysaya a panpanjatkjatkan an kepkepada ada TuTuhan Yahan Yang ng MahMaha a Esa, Esa, karkarena ena atas atas berberkat kat dandan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Penulisan karya tulis ilmiah ini rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Penulisan karya tulis ilmiah ini dilakkukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat dalam pendidikan Dikkualisusdokbang dilakkukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat dalam pendidikan Dikkualisusdokbang angkatan ke-X. !aya menyadari bah"a, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, angkatan ke-X. !aya menyadari bah"a, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi saya untuk dapat menyelesaikan penelitian ini. #leh karena itu, saya sangatlah sulit bagi saya untuk dapat menyelesaikan penelitian ini. #leh karena itu, saya mengu$apkan terima kasih kepada %

mengu$apkan terima kasih kepada %

&'( &'( &)( &)( &*( &*( &+( &+( &( &(

khir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan khir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan sem

semua ua pipihahak k yayang ng tetelah lah memembmbanantutu. . !e!emomoga ga pepenenelilitatan n inini i memembmba"a"a a mamannaat aat babagigi  pengembangan ilmu pengetahuan..

 pengembangan ilmu pengetahuan..

/akarta,

/akarta, Mei Mei )0')0'

1etda 2es

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1'1 Latar Be(a)a"*

1akespra !aryanto adalah sebagai 1embaga 2esehatan Penerbangan Militer yang pada dasarnya merupakan pendukung berhasilnya operasi atau misi TN-4 dalam upaya menegakan kedaulatan negara di angkasa. Dalam setiap kegiatan operasional penerbangan, TN 4 mempersyaratkan bah"a a"ak pesa"at harus berada dalam kondisi isik maupun mental yang prima. 3al ini penting mengingat operasi penerbangan dengan teknologi yang  berkembang sedemikian pesat, dilakukan pada kondisi non isiologis, sehingga

memungkinkan timbulnya keadaan yang dapat membahayakan keselamatan penerbangan. 2ondisi isik prima merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh setiap a"ak pesa"at, karena itu setiap kelainan dalam sistem organ tubuh para a"ak pesa"at harus diketahui sedini mungkin. 2ualitas dari personil penerbangan ini ditentukan oleh kondisi kesehatan isik dan mental sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

Total jam terbang sangat berpengaruh terhadap kesehatan dari seorang pilot. 3ubungan tersebut telah lama diteliti dikarenakan semakin banyak total jam terbang yang dimiliki oleh seorang penerbang maka semakin lama pula penerbang tersebut terpapar pada kondisi ketinggian, yang akan meningkatkan terjadinya risiko dehidrasi relati akibat kelembaban udara yang rendah pada ketinggian serta keadaan hipoksia akibat penurunan tekanan parsial udara pada ketinggian tertentu pada seorang pilot. Dehidrasi itu sendiri adalah suatu keadaan yang menyatakan berkurangnya $airan dari tubuh, yang mana $airan adalah komponen utama dari tubuh manusia. 3ampir )5* dari tubuh manusia terdiri dari $airan. 6airan memiliki ungsi penting untuk replikasi sel, transport nutrisi ke seluruh tubuh, eliminasi sisa metabolisme dari dalam tubuh dan mengatur 5 regulasi suhu tubuh.'

Dehidrasi pada seorang pilot akan menurunkan tingkat ke"aspadaan yang akan  berpengaruh terhadap kelan$aran penerbangan. 2eadaan tersebut akan menurunkan kemampuan untuk menentukan keputusan bahkan sampai pada ketidakpampuan untuk  mengendalikan pesa"at selama penerbangan. 7ejala pertama yang nampak pada keadaan dehidrasi adalah lelah, yang akan menurunkan perorma baik isik ataupun mental. 1ama  penerbangan juga menentukan keadaan dehidrasi pada pilot, apalagi pada ketinggian tertentu udara $enderung kering dan akan meningkatkan rata-rata pengeluaran air dari dalam tubuh.

(4)

/ika keadaan dehidrasi relati tidak segera tertangani dengan baik maka kondisi lelah akan mengalami progresiitas menjadi kelemahan, disertai pusing, mual, baal pada tangan dan kaki serta rasa haus yang teramat sangat.)

3ipoksia merupakan suatu keadaan dimana tubuh tidak mendapatkan asupan oksigen yang adekuat sampai ke tingkat plasma dan sel. !elain itu perubahan ungsi ginjal pada ketinggian timbul sebagai eek langsung dari hipoksia sejalan dengan mekanisme kompensasi adaptasi lainnya, meliputi perubahan 8entilasi pernapasan, $urah jantung, akti8itas sara  simpatism dan eritropoiesis. 3ipoksia yang terjadi dalam penerbangan, terutama pada  penerbangan unpressurrized cabin &kabin tanpa rekayasa tekanan udara( berbeda dari inhabitasi di tempat-tempat tinggi, di mana hipoksia bersiat akut, sehingga proses aklimatisasi belum sempat terjadi. *

7injal adalah organ yang akan berpengaruh langsung terhadap lama kondisi terbang. 2ondisi dehidrasi dan hipoksia yang mungkin terjadi pun akan berhubungan erat dengan kerja ginjal. 2arena ginjal adalah organ yang memiliki salah satu peranan penting yaitu mengatur  keseimbangan $airan serta asam basa dari tubuh manusia.*,+ !erum marker yang biasa dijadikan tanda dan gejala penurunan ungsi ginjal adalah proteinuria dan peningkatan kadar  $reatinin darah.,9

Penelitian-penelitian serupa yang telah dilakukan antara lain oleh :g 6dr Prateek 2inra dkk, ndian )00; menjelaskan bah"a proteinuria se$ara tanpa sengaja sering kali ditemukan  baik pada pilot militer ataupun sipil atau bahkan pada kru pesa"at. 2etidaksengajaan tersebut  biasanya ditemukan se"aktu yang bersangkutan sedang melakukan medi$al $hek up rutin,

karena biasanya kondisi proteinuria adalah suatu keadaan yang asimptomatik.+

#leh karena itu hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana $ara men$egah kemungkinan penurunan ungsi ginjal pada pilot khususnya penerbang militer TN 4 agar  dapat meningkatkan keselamatan penerbangan.

1'2 Per+asa(a,a"

Peningkatan Total jam terbang akan meningkatkan risiko terjadinya dehidrasi akibat lamanya terpapar dalam kondisi dehidrasi relati serta semakin lama terpapar pada suatu 3ipoksia , khususnya pada seorang pilot.'  2ondisi dehidrasi yang biasanya tidak disadari oleh penerbang dan kebiasaan konsumsi makanan atau minuman sebelum dan selama  penerbangan juga akan mempengaruhi.* Dehidrasi yang berlangsung lama dan tidak segera terrehidrasi akan meningkatkan kerja ginjal dan akan mempengaruhi iltrasi glomerulus. 2etika akhirnya terjadi penurunan ungsi ginjal maka akan dapat terdeteksi se$ara tidak  sengaja melalui pemeriksaan medi$al $ek up rutin yang terlihat dari peningkatan serum kreatinin.+,,9

(5)

 !elain itu lamanya seseorang berada di ketinggian akan berpengaruh langsung terhadap  perubahan kerja isiologis tubuh oleh karena se$ara alami akan berada dalam keadaan yang hipo<ia. Penelitian mengenai eek langsung lama jam terbang terhadap penurunan ungsi ginjal memang belum ditemukan akan tetapi telah banyak diteliti mengenai kondisi seseorang yang hidup di ketinggian dan berpengaruh se$ara langsung pada perubahan kerja ginjal.=

1ebih dari '+0 juta orang hidup dan tinggal se$ara permanen di ketinggian &> )+00 meter dari sea level ( dan hal tersebut berarti kurang lebih )? dari populasi penduduk dunia. 3idup dan tinggal dalam kondisi hipo<ia yang berkepanjangan memiliki banyak eek yang mengakibatkan khususnya perubahan pada ginjal. Yaitu misalnya kondisi polisitemia, hiperurisemua, peningkatan tekanan darah, penurunan aliran darah ke ginjal serta mikroalbuminuria.=

7injal se$ara normal menerima )? dari keseluruhan $urah jantung, dan biasanya digunakan perhitungan laju itrasi glomerulus untuk mendeteksi ungsi dari ginjal. 2ondisi hipo<ia, seperti yang dikatakan sebelumnya akan meningkatan kadar hematokrit darah yang akan berujung kepada penurunan 8olume plasma dan peningkatan 8iskositas darah. Yang tentunya akan mengakibatkan penurunan laju iltrasi glomerulus 5 renal plasma flow. @angkaian kondisi selanjutnya yang sering terjadi adalah keadaan penurunan ungsi ginjal yang terbukti dari adanya mikroalbuminuria dan proteinuria. Pathogenesis dari proteinuria terjadi karena beberapa aktor yaitu hipo<ia jaringan, hipertensi kapiler glomerular dan hiper8iskositas. Aukti lain yang dapat ditemukan adalah pada indi8idu yang lama terpajan ketinggian 5 hidup di daerah ketinggian adalah glomerular hipertroi pada indi8idu tersebut.=

Aukti lain adanya permasalahan pada kerja ginjal apabila seseorang lama berada di ketinggian atau bahkan hidup di ketinggian adalah kondisi hiperurisemia dan peningkatan kadar kreatinin dalam darah. 2ondisi hipo<ia pada ketinggian berhubungan dengan iskemia  jaringan. Mekanisme selanjutnya adalah penurunan kadar TP dengan meningkatnya akti8asi dari <antine oksidase. 3al tersebut akan menyebabkan peningkatan asam laktat dan  peningkatan produksi ureum dan kreatinin dalam darah, penurunan klirens ureum dan kreatinin akibat peningkatan kerja ginjal sehingga menyebabkan hiperurisemia dan  peningkatan kadar kreatinin dalam darah.=

1'- T./.a" e"e(!t!a"

Dibuktikannya hubungan Total jam terbang terhadap peningkatan serum kreatinin darah  pada penerbang TN 4 yang melakukan mede< di 1akespra tahun )0'+.

(6)

Terdapat hubungan antara Total jam terbang terhadap peningkatan serum kreatinin darah pada penerbang TN 4 yang melakukan mede< di 1akespra tahun )0'+.

1'$ Ma"aat e"e(!t!a"

3asil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manaat bagi unsur-unsur terkait, antara lain sebagai berikut %

a. Aagi pilot penerbang TN 4

Didapatkannya inormasi mengenai aktor risiko yang dapat meningkatkan kejadian dehidrasi dan hipoksia selama penerbangan sehingga dapat men$egah dan sekiranya dapat lebih "aspada serta dapat memperbaiki gaya hidup sehari-hari dikedepannya.

 b. Aagi ilmu pengetahuan

3asil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu reerensi inormasi tentang kejadian peningkatan serum kreatinin darah dihubungkan dengan Total jam terbang, sehingga diharapkan dapat dilakukan usaha-usaha pen$egahan terhadap penurunan ungsi ginjal.

$. Aagi peneliti

Peneliti akan mendapat inormasi mengenai aktor-aktor dan hubungan antara  peningkatan serum kreatinin darah dengan total jam terbang sehingga mampu untuk 

mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam kedinasan sehari-hari sebagai dokter militer  TN 4.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2'1 A"at#+! G!"/a( 2'1'1 Ma)r#s)#!s

7injal merupakan sepasang organ berbentuk ka$ang &bean shaped(, terletak  retroperitoneal, di belakang ka8um abdomen. Masing B masing ginjal mempunyai panjang C '0 -') $m &antara 8ertebra T3 ') B 1*(, penampang  B 9 $m, berat C '0 gram. 7injal kanan ' B ) $m lebih rendah daripada ginjal kiri oleh karena adanya hati. Diaragma ada di

(7)

sebelah atas-belakang ujung atas ginjal &upper pole( sehingga pada saat inspirasi ginjal akan terdorong keba"ah. ;

Ga+ar 1' A"at#+! Ma)r# G!"/a( 3Ta+a) dea" 5

Pada umumnya ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada ginjal laki-laki lebih  panjang dari pada ginjal "anita. 7injal dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan

lemak yang tebal. 2edua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak &lemak perirenal dan lemak   pararenal( yang membantu meredam gun$angan.

(8)

Ga+ar 2' A"at#+! +a)r# *!"/a( 3Ta+a) e(a)a"* 5

!etiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula ibrosa, terdapat $orte< renalis di bagian luar, yang ber"arna $oklat gelap, dan medulla renalis di bagian dalam yang  ber"arna $oklat lebih terang dibandingkan $orte<. Aagian medulla berbentuk keru$ut yang

disebut pyramides renalis, pun$ak keru$ut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang ke$il disebut papilla renalis. 3ilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konka  sebagai pintu masuknya pembuluh darah, pembuluh lime, ureter dan ner8us. Pel8is renalis  berbentuk $orong yang menerima urin yang diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga kaliks renalis majores yang masing-masing akan ber$abang menjadi dua atau tiga kaliks renalis minores. Medulla terbagi menjadi bagian segitiga yang disebut piramid. Piramid- piramid tersebut dikelilingi oleh bagian korteks dan tersusun dari segmen-segmen tubulus dan duktus pengumpul neron. Papila atau apeks dari tiap piramid membentuk duktus

(9)

 papilaris bellini yang terbentuk dari kesatuan bagian terminal dari banyak duktus pengumpul. '0

Ga+ar -' P#t#"*a" +e(!"ta"* *!"/a( 5

2'1'2 M!)r#s)#!s

7injal terbentuk oleh unit yang disebut nephron yang berjumlah '-',) juta buah pada tiap ginjal. Neron adalah unit ungsional ginjal. Pada manusia, pembentukan neron selesai  pada janin * minggu. Neron baru tidak dibentuk lagi setelah lahir. Perkembangan selanjutnya adalah hipertroi dan hiperplasia struktur yang sudah ada disertai maturasi ungsional. !etiap neron terdiri dari glomerulus dan kapsula bo"man, tubulus. Tubulus terdiri atas tiga bagian utama yaitu Tubulus Proksimalis, 1oop o 3enle &lengkungan 3enle( dan Tubulus Distalis. Aeberapa tubulus distalis akan bergabung membentuk tubulus kolekti8us. Neron dibedakan atas ) jenis yaitu % Neron 2ortikalis yaitu neron yang glomerulinya terletak pada bagian luar dari korteks dengan lengkungan henle yang pendek  tetapi tetap berada pada korteks atau mengadakan penetrasi hanya sampai pada ona luar  medulla, Neron /u<ta medullaris yaitu neron yang glomerulinya terletak pada bagian dalam dari korteks dekat hubungan korteks-medulla dengan lengkungan henle yang panjang dan turun jauh kedalam sampai ona dalam medulla sebelum berbalik dan kembali ke korteks. Pada manusia kira-kira ; ? merupakan neron kortikalis dan ' ? merupakan neron /u<ta medullaris. 7lomerulus bersama dengan kapsula bo"man juga disebut badan maplphigi. Meskipun ultrailtrasi plasma terjadi di glomerulus tetapi peranan tubulus dalam  pembentukan urine tidak kalah pentingnya.'0

(10)

Ga+ar 4' U"!t Ne,r#" 5

7lomerulus merupakan suatu jaringan kapiler yang saling beranastomosis yang berasal dari arteriole aerent dan bersatu menuju ke arteiole eerent. rteriole eerent kemudian meme$ah diri menjadi beberapa kapiler peri tubuler yang mengelilingi tubulus. Aerdasarkan ultra struktur dari endotel, dapat dibedakan * jenis kapiler % kontinu, enestrata, diskontinu. 6airan yang diiltrasi melalui 7lomerularis Filtrat 7lomeruli. Membrana yang dilalui yaitu Membrana 7lomerularis. Tubulus Pro<imalis Terdiri dari % Pars kon8ulata &pada korteks dekat glomerulus(, Pars @e$ta &bagian yang lurus melalui korteks menuju medulla( berungsi mengadakan reabsorpsi bahan-bahan dari $airan tubuli dan mensekresi bahan-bahan ke dalam tubuli.

1engkungan 3enle &1oop o 3enle( terdiri atas % Pars Desendens &bagian yang menurun menuju medulla(, Pars sendens &Aagian yang naik kembali menuju korteks(, Pars sending mengadakan kontak yang sangat dekat dengan glomerulus pada kutub 8askuler. /7 &/u<ta 7lomerular pparatus( Aerungsi mengadakan reabsorpsi bahan-bahan dari $airan tubuli dan mensekresi bahan-bahan ke dalam tubuli )? air dan NaG direabsorpsi dan urea disekresi.

(11)

Ga+ar $' G(#+er.(.s 5

4nit nephron dimulai dari pembuluh darah halus 5 kapiler, bersiat sebagai saringan disebut 7lomerulus, darah mele"ati glomerulus5 kapiler tersebut dan disaring sehingga terbentuk iltrat &urin yang masih en$er( yang berjumlah kira-kira '=0 liter per hari, kemudian dialirkan melalui pipa5saluran yang disebut Tubulus 4rin ini dialirkan keluar ke saluran ureter, kandung ken$ing, kemudian ke luar melalui 4retra.

 Neron berungsi sebagai regulator air dan at terlarut &terutama elektrolit( dalam tubuh dengan $ara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi $airan dan molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa $airan lainnya akan dibuang. @eabsorpsi dan  pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran la"an arus dan kotranspor.

3asil akhir yang kemudian diekskresikan disebut urin.,'0 2'2 6!s!#(#*! G!"/a(

7injal adalah organ yang mempunyai pembuluh darah yang sangat banyak &sangat 8askuler( tugasnya memang pada dasarnya adalah Hmenyaring5 membersihkanI darah. liran darah ke ginjal adalah ',) liter5menit atau '.=00 liter5hari, darah tersebut disaring menjadi $airan iltrat sebanyak ')0 ml5menit &'=0 liter5hari( ke Tubulus. 6airan iltrat ini diproses dalam Tubulus sehingga akhirnya keluar dari ke-) ginjal menjadi urin sebanyak '-) liter5hari. !elain itu, ungsi primer ginjal adalah mempertahankan 8olume dan komposisi $airan ekstrasel dalam batas-batas normal. 2omposisi dan 8olume $airan ekstrasel ini dikontrol oleh iltrasi glomerulus, reabsorpsi dan sekresi tubulus.

2'2'1 6."*s! G!"/a(

Fungsi ginjal adalah %  '. Fungsi ekskresi

(12)

a.Mempertahankan osmolalitas plasma sekitar ); m#smol dengan mengubah ekskresi air.

 b. Mempertahankan p3 plasma sekitar =,+ dengan mengeluarkan kelebihan 3G dan membentuk kembali 36#*J.

$.Mempertahankan kadar masing-masing elektrolit plasma dalam rentang normal. d. Mengekskresikan produk akhir nitrogen dan metabolisme protein terutama

urea, asam urat dan kreatinin. ). Fungsi non ekskresi

a.Menghasilkan renin yang penting untuk mengatur tekanan darah.

 b. Menghasilkan eritropoietin yaitu suatu aktor yang penting dalam stimulasi  produk sel darah merah oleh sumsum tulang.

$.Memetabolisme 8itamin D menjadi bentuk aktinya. d. Degradasi insulin.

e.Menghasilkan prostaglandin. 2'2'2 6."*s! H#+e#stas!s G!"/a(

7injal adalah organ yang memiliki kemampuan yang luar biasa, diantaranya sebagai  penyaring at-at yang telah tidak terpakai &at buangan atau sampah( yang merupakan sisa

metabolisme tubuh. !etiap harinya ginjal akan memproses sekitar )00 liter darah untuk  menyaring atau menghasilkan sekitar ) liter KsampahL dan ekstra &kelebihan( air. !ampah dan esktra air ini akan menjadi urin, yang mengalir ke kandung kemih melalui saluran yang dikenal sebagai ureter. 4rin akan disimpan di dalam kandung kemih ini sebelum dikeluarkan  pada saat nda berkemih. 

at-at yang sudah tidak terpakai lagi atau sampah tersebut diperoleh dari proses normal peme$ahan otot dan dari makanan yang dikonsumsi. Tubuh akan memakai makanan tersebut sebagai energi dan untuk perbaikan jaringan. !etelah tubuh mengambil se$ukupnya dari makanan, sisanya akan dikirim ke dalam darah untuk kemudian disaring di ginjal. /ika ungsi ginjal terganggu maka kemampuan menyaring at sisa ini dapat terganggu pula dan terjadi penumpukan dalam darah sehingga dapat menimbulkan berbagai maniestasi gangguan terhadap tubuh.

Protein sangat dibutuhkan untuk membangun semua bagian tubuh, seperti otot, tulang, rambut dan kuku. Protein-protein yang ada dalam darah dapat keluar ke urin &bo$or( bila unit  penyaring ginjal B glomerulus B sudah mengalami kerusakan. Protein yang terkandung di

(13)

dalam urin, disebut dengan albumin. 7injal memiliki struktur yang $ukup unik, yaitu  pembuluh darah dan unit penyaring.

Proses penyaringan terjadi pada bagian ke$il dalam ginjal, yang disebut dengan neron. !etiap ginjal memiliki sekitar satu miliar neron. Pada neron ini terdapat pembuluh darah ke$il-ke$il B kapiler B yang saling jalin menjalin dengan saluran-saluran yang ke$il, yaitu tubulus.

Tubulus-tubulus ini pertama kali menerima gabungan antara at-at buangan dan  berbagai kimia hasil metabolisme yang masih bisa digunakan tubuh. 7injal akan KmemilihL at-at kimia yang masih berguna bagi tubuh &natrium, osor, dan kalium( dan mengembalikannya ke peredaran darah dan mengeluarkan lagi kembali ke dalam tubuh. Dengan $ara demikian, ginjal turut mengatur kadar at-at kimia tersebut dalam tubuh.

!elain membuang sampah-sampah yang sudah tidak terpakai lagi, ginjal juga berungsi menjadi KpabrikL penghasil tiga hormon penting, yaitu % 

a.Eritropoietin &EP#(, yang merangsang sumsum tulang membuat sel-sel darah merah &eritrosit(.

 b. @enin, membantu mengatur tekanan darah

$.Aentuk akti 8itamin D &kalsitriol(, yang membantu penyerapan kalsium dan menjaga keseimbangan kimia dalam tubuh

d. 7injal mengatur p3, konsentrasi ion mineral, dan komposisi air dalam darah. e.7injal mempertahankan p3 plasma darah pada kisaran =,+ melalui pertukaran ion

hidronium dan hidroksil. kibatnya, urine yang dihasilkan dapat bersiat asam pada  p3  atau alkalis pada p3 ;.

. 2adar ion natrium dikendalikan melalui sebuah proses homeostasis yang melibatkan aldosteron untuk meningkatkan penyerapan ion natrium pada tubulus kon8ulasi.

2enaikan atau penurunan tekanan osmotik darah karena kelebihan atau kekurangan air  akan segera dideteksi oleh hipotalamus yang akan memberi sinyal pada kelenjar pituitari dengan umpan balik negati. 2elenjar pituitari mensekresi hormon antidiuretik &vasopresin, untuk menekan sekresi air( sehingga terjadi perubahan tingkat absorpsi air pada tubulus ginjal. kibatnya konsentrasi $airan jaringan akan kembali menjadi ;?.''

2'- Kadar Kreat!"!" Dara, Sea*a! Ser.+ Mar)er Pe".r."a" 6."*s! G!"/a( 2'-'1 Kreat!"!"

2reatinin merupakan produk penguraian keratin. 2reatin disintesis di hati dan terdapat dalam hampir semua otot rangka yang berikatan dengan dalam bentuk kreatin osat &creatin  phosphate, CP (, suatu senya"a penyimpan energi. Dalam sintesis TP &adenosine

(14)

triphosphate( dari DP &adenosine diphosphate(, kreatin osat diubah menjadi kreatin dengan katalisasi enim kreatin kinase &creatin kinase, CK (. !eiring dengan pemakaian energi, sejumlah ke$il diubah se$ara ire8ersibel menjadi kreatinin, yang selanjutnya diiltrasi oleh glomerulus dan diekskresikan dalam urin. ')

Aanyaknya kreatinin yang dikeluarkan seseorang setiap hari lebih bergantung pada massa otot total daripada akti8itas otot atau tingkat metabolisme protein, "alaupun keduanya  juga menimbulkan eek. 2adar kreatinin normal dalam tubuh seorang "anita sedikit lebih rendah daripada pria oleh karena massa otot yang lebih rendah.Pembentukan kreatinin harian umumnya tetap, ke$uali jika terjadi $edera isik yang berat atau penyakit degenerati yang menyebabkan kerusakan masi pada otot. 7injal mempertahankan kreatinin darah dalam kisaran normal. 2reatinin telah ditemukan untuk menjadi indikator yang baik untuk  menguji ungsi ginjal. '),'*

Pada orang yang mengalami kerusakan ginjal, tingkat kreatinin dalam darah akan naik  karena $learan$e5 pembersihan kratinin oleh ginjal rendah. Tingginya kreatinin memperingatkan kemungkinan malungsi atau kegagalan ginjal. ni adalah alasan memeriksa standar tes darah se$ara rutin untuk melihat jumlah kreatinin dalam darah. 3al ini penting untuk mengenali apakah proses menuju ke disungsi ginjal &gagal ginjal, aotemia( akut atau kronik. !ebuah ukuran yang lebih tepat dari ungsi ginjal dapat diestimasi dengan menghitung berapa banyak kreatinin dibersihkan dari tubuh oleh ginjal, dan ini disebut kreatinin $learan$e. ')

2lirens kreatinin adalah laju bersihan kreatinin menggambarkan 8olume plasma darah yang dibersihkan dari kreatinin melalui iltrasi ginjal per menit. Aersihan kreatinin biasanya dinyatakan dalam mililiter per menit. 2arena kreatinin dieliminasi dari tubuh terutama melalui iltrasi ginjal, maka menurunnya kinerja ginjal akan menyebabkan peningkatan kreatinin serum akibat berkurangnya laju bersihan kreatinin. '),'*

2'-'2 U/! Kreat!"!"

/enis sampel untuk uji kreatinin darah adalah serum atau plasma heparin. 2umpulkan *- ml sampel darah 8ena dalam tabung bertutup merah & plain tube( atau tabung  bertutup hijau &heparin(. 1akukan sentriugasi dan pisahkan serum5plasma-nya. 6atat jenis obat yang dikonsumsi oleh penderita yang dapt meningkatkan kadar kreatinin serum. Tidak  ada pembatasan asupan makanan atau minuman, namun sebaiknya pada malam sebelum uji

(15)

dilakukan, penderita dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi daging merah. 2adar kreatinin diukur dengan metode kolorimetri menggunakan spektrootometer, otometer atau analyer  kimia"i. '*

Pengujian kreatinin dilakukan untuk menge8aluasi ungsi ginjal. 2reatinin dikeluarkan dari tubuh sepenuhnya oleh ginjal. /ika ungsi ginjal tidak normal, kadar kreatinin akan meningkat dalam darah &karena kreatinin kurang dilepaskan melalui urin nda(. Tingkat kreatinin juga ber8ariasi berdasarkan ukuran seseorang dan massa otot. Aersihan kreatinin  penting diketahui karena banyak obat yang dieliminasi oleh ginjal. /ika ungsi ginjal pasien menurun, laju eliminasi obat untuk disekresikan di urin juga akan menurun, disertai dengan  peningkatan konsentrasi plasma. Peningkatan konsentrasi obat dalam plasma yang signiikan dapat menyebabkan obat men$apai kadar toksiknya oleh karena itu, dosis mungkin perlu disesuaikan dengan berkurangnya eliminasi obat. '),'*

2adar normal kreatinin pada orang de"asa adalah % '* 1aki-laki % 0,=-',' mg5dl.

Perempuan % 0,9-0, mg5dl

2'4 De,!dras! Re(at! Da(a+ Pe"era"*a"

3ilangnya $airan dari tubuh manusia dapat menimbulkan terjadinya dehidrasi, ditandai dengan kelelahan, gangguan mental dan penurunan perorma isik yang dapat mengakibatkan konsekuensi yang serius bagi penerbang. Dehidrasi dapat mun$ul akibat tidak adekuatnya asupan $airan atau hilangnya $airan tersebut dapat diakibatkan karena demam, $ua$a yang  panas, muntah dan diare, atau akibat substansi diuretik, serta penyakit seperti DM.* 2elembaban yang rendah didalam kabin bertekanan juga merupakan aktor yang  berkontribusi menimbulkan dehidrasi, ditambah konsumsi alkohol dan $aeine sebelum terbang. Didalam penerbangan sangatlah diperhatikan konsumsi $airan, diusahakan sesedikit mungkin karena eek yang akan timbul apabila intake $airan terlalu banyak adalah perasaan  penuh pada kandung kemih serta keinginan untuk ke toilet sehingga dapat mengganggu

konsentrasi saat penerbangan. ','+

!elama dalam penerbangan, seorang penerbang akan terpapar dengan suhu udara yang memiliki kelembaban yang rendah, yaitu sekitar -'? dari suhu normal ini disebabkan oleh air yang mengalir di kabin berasal dari udara luar pada altitude tinggi yang memiliki

(16)

kelembaban yang sangat rendah, sehingga udara yang mengalir di dalam kabin sangatlah kering, respon tubuh terhadap kondisi tersebut adalah dengan melakukan e8aporasi dari tubuh untuk mempertahankan kelembaban tubuh, sehingga sedikit-banyak ada $airan yang hilang selama penerbangan. 2ondisi tersebut disebut dengan dehidrasi relati.',),+

Pada ketinggian diatas 000 kaki, tubuh akan kehilangan banyak $airan pada area  permukaan lapang paru dibandingkan saat di seale8el, ini diakibatkan menurunnya 8aporasi air &kelembaban udara( penurunan 8olume udara akibat ketinggian. Tetapi hilangnya $airan ini tidak disertai dengan hilangnya garam dari tubuh kita &yang timbul saat berkeringat(, sehingga tidak mun$ul sensasi rasa haus, akibatnya penerbang tersebut mengalami status dehidrasi relati.',),+

2'$ H!#)s!a Da" H.."*a""a Da(a+ Pe"era"*a"

Manusia telah mengenal kehidupan di tempat tinggi sejak ribuan tahun lalu. !e$ara alami telah terjadi proses adaptasi isiologis sebagai mekanisme kompensasi terhadap hipoksia karena berkurangnya jumlah molekul oksigen di udara. Proses adaptasi tersebut diantaranya peningkatan sel darah merah, peningkatan konsentrasi hemoglobin di darah 8ena, serta peningkatan saturasi oksigen di darah arteri. 2emudian, setelah ter$iptanya pesa"at terbang, manusia mulai mengenal kehidupan di ketinggian yang direkayasa &engineered (. 3ipoksia yang terjadi dalam penerbangan, terutama pada penerbangan unpressurrized cabin &kabin tanpa rekayasa tekanan udara( berbeda dari inhabitasi di tempat-tempat tinggi, di mana hipoksia bersiat akut, sehingga proses aklimatisasi belum sempat terjadi.'

3ipoksia merupakan keadaan di mana terjadi deisiensi oksigen, yang mengakibatkan kerusakan sel akibat penurunan respirasi oksidati aerob sel. 3ipoksia merupakan penyebab  penting dan umum dari $edera dan kematian sel. Tergantung pada beratnya hipoksia, sel

dapat mengalami adaptasi, $edera, atau kematian.','9

Pada tempat-tempat tinggi, juga terjadi penurunan tekanan atmoser &hipobarik( yang  berakibat turunnya tekanan oksigen. 3ipoksia hipobarik, suatu kondisi yang se$ara praktik   jarang dijumpai. Namun, kondisi ini sering ditemukan pada komunitas tertentu. !alah satu

$ontoh proses hipoksia hipobarik ialah prosedur tertentu di dunia penerbangan dan  penerjunan, khususnya militer udara.'9

Pada tingkat sel, hipoksia mengakibatkan $edera sel melalui berbagai mekanisme, seperti deplesi enegi yang berguna bagi metabolisme sel akibat penurunan osorilasi oksidati, gangguan ungsi enim-enim, kerusakan mitokondria dan stress oksidati yang menyebabkan gangguan ungsi pada tingkat organ. !tres oksidati terjadi akibat ketidakseimbangan produksi dan eliminasi spesies oksigen reakti &@#!(.'=

(17)

Pembentukan oxygen-derived free radicals meningkat pada keadaan hipoksia.'= Aerbagai radikal bebas seperti anion superoksida &#)-(, radikal hidroksil dan hidrogen  peroksida &3)#)( dapat bereaksi dengan jaringan sel dan berhubungan dengan kerusakan &inury( jaringan dengan berbagai sebab. !tudi pada sistem sara pusat, gastrointestinal, ginjal dan kardio8askular menunjukan bah"a radikal bebas dan @#! berperan pada patoisiologi kerusakan jaringan.'; Pada keadaan hipobarik, seperti saat terjadi pajanan lama pada ketinggian tertentu &high altitude( terjadi pula peningkatan stress oksidati pada tubuh. !tress oksidati adalah salah satu penyebab terpenting kerusakan bahkan kematian sel. '

2'7 Ket!"**!a" da" H.."*a""a Ter,ada Per.a,a" 6!s!#(#*!s G!"/a( 20

7injal menerima aliran darah per unit masa, lebih tinggi dibandingakan organ tubuh yang lain. Fraksi oksigen yang diekstraksi oleh seluruh organ tubuh relati lebih rendah dibandingkan ginjal, namun ginjal sangat sensiti dengan keadaan hipoksia. 3al ini  berhubungan dengan tingginya kadar konsumsi oksigen lokal oleh sel epitel tubulus dan 8askuler ginjal. 2ombinasi antara terbatasnya asupan oksigen jaringan dan tingginya kebutuhan oksigen merupakan aktor utama ginjal lebih mudah mengalami jejas iskemi akut.

Perubahan ungsi ginjal pada ketinggian timbul sebagai eek langsung dari hipoksia sejalan dengan mekanisme kompensasi adaptasi lainnya, meliputi perubahan 8entilasi  pernapasan, $urah jantung, akti8itas sara simpatism dan eritropoiesis. Pengeluaran urin dan ekskresi sodium berhubungan dengan tekanan parsial oksigen &P#)(. Diuresis dan natriuresis disertai ekskresi bikarbonat dan kalium mun$ul sejalan dengan penurunan inspirasi oksigen yang akut dan dimediasi oleh kemoreseptor perier sensiti oksigen.

2etika respon 8entilasi hipoksia dimediasi oleh kemoreseptor perier, respon diuresis dan natriuresis hipoksia akut mu$ul selama )+-+; jam pertama ber8ariasi pada setiap indi8idu. Pada hipoksia berat &raksi oksigen O0,'(, antidiuresis dan retensi sodium mun$ul sebagai hasil dari akti8asi sara simpatik dan upregulasi angiotensin, aldosteron, dan 8asopresin yang meningkat. !etelah terjadi aklimatisasi, indi8idu akan mengalami kembali diuresis dan natriuresis di ketinggian yang lebih tinggi.

3ipoksia akut menyebabkan dua sampai tiga kali peningkatan ekskresi protein urin. Mekanisme pastinya belum jelas namun kemungkinan melibatkan perubahan permeabilitas kapiler, iltrasi glomerulus, atau reabsorbsi protein tubular. Dalam hal merespon P#) arteri yang rendah, sel kortikal interstisial meningkatkan produksi eritropoietin dengan menstimulasi !ypoxia "nducible #actor-$ &3F-)(. Peningkatan hematokrit yang terjadi juga membantu oksigenasi ke jaringan. Eritropoietin dilepaskan sejak '-) jam setelah paparan hipoksia, dengan pun$ak pada )+-+; jam, dan menurun ke garis dasar setelah beberapa

(18)

minggu sejalan dengan peningkatan hematokrit dan terjadi penekanan  feedback . 2etika terpapar ketinggian yang lebih tinggi, maka terjadi produksi eritropietin yang baru.

2'% Pe"e(!t!a" Ser.a

Aerikut adalah beberapa penelitian serupa yang penulis temukan untuk menunjang karya tulis ilmiah ini.

Penelitian serupa dilakukan oleh bdias 3urtado restegui, MD, P3D dkk, Departemen Nerologi @umah !akit robispo 1oaya pada tahun )0'' yang dituangkan dalam bentuk special article dengan judul !igh %ltitude &enal 'yndrome &3@!(. Penelitian tersebut menjabarkan mengenai kondisi seseorang yang hidup di ketinggian dan berpengaruh se$ara langsung pada perubahan kerja ginjal. Dimana lebih dari '+0 juta orang hidup dan tinggal se$ara permanen di ketinggian &> )+00 m dari sea level (. 3idup dan tinggal dalam kondisi hipo<ia yang berkepanjangan memiliki banyak eek yang mengakibatkan khususnya  perubahan pada ginjal. 3asil dari penelitian tersebut adalah banyaknya sampel yang

mengalami hipertensi sistemik dan miroalbuminuria serta polisitemia dan peningkatan kadar  kreatinin darah yang mengedepankan adanya suatu sindrom klinis baru yang dinamakan  !igh %ltitude &enal 'yndrome &3@!(. =

Penelitian lainnya dilakukan oleh @. yu pada tahun )00 dengan judul kti8itas !pesiik 2atalase /aringan 7injal Tikus yang Diinduksi 3ipoksia 3ipobarik kut Aerulang. Penelitian ini membahas akti8itas spesiik katalase dalam men$egah stres oksidati pada  jaringan yang disebabkan oleh kondisi hipoksia hipobarik. 3ipoksia hipobarik akut berulang sering dialami oleh para penerbang. !alah satu yang rentan terhadap stress oksidati akibat hipoksia adalah jaringan ginjal. #leh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui  perubahan akti8itas spesiik katalase jaringan ginjal tikus per$obaan yang diinduksi hipoksia

hipobarik akut yang berulang. Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimental. Dengan sampel ) ekor tikus jantan yang dikelompokkan menjadi + kelompok perlakuan dengan perbedaan rekuensi terhadap perlakuan prosedur  !ypobaric chamber dan satu kelompok kontrol. 3asil penelitian menunjukkan adanya peningkatan bermakna akti8itas spesiik katalase semua kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok kontrol &pO 0.0(. Penelitian ini menyimpulkan bah"a terdapat perubahan berupa peningkatan yang signiikan akti8itas spesiik katalase di jaringan ginjal tikus per$obaan yang diinduksi hipoksia hipobarik akut berulang dibandingkan dengan kelompok kontrol. )'

2'% Kera"*)a K#"se

 JUMLAH JAM  TERBANG

RESIKO DEHIDRASI RELATIF & HIPOKSIA

(19)

2'8 Kera"*)a Te#r! HUBUNGAN DENGAN KETINGGIAN PENINGKATAN KADAR KREATININ  TOTAL  JAM TERBANG PERUBAHAN KETINGGIAN DEHIDRASI PENURUNAN LAJU FILTRASI GLOMEROLUS PENURUNAN FUNGSI GINJAL PENINGKATAN KADAR KREATININ PENURUNAN KELEMBABAN UDARA HIPOKSIA HIPOBARIK 

(20)

BAB III

METODE PENELITIAN -'1 D!sa!" e"e(!t!a"

Disain penelitian ini menggunakan disain potong lintang. Data penelitian didapatkan se$ara sekunder.

-'2 P#.(as! da" sa+e( -'2'1 P#.(as!

Populasi penelitian adalah pilot penerbang TN 4 yang melakukan mede< di 1akespra !aryanto selama tahun )0'+.

-'2'2 Sa+e(

!ampel penelitian adalah pilot penerbang TN 4 yang melakukan mede< di 1akespra !aryanto selama tahun )0'+ dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. 6ara penenntuan  jumlah sampel yang peneliti gunakan adalah menggunakan sampel jenuh 5 dengan tabel

krejie.

-'- Kr!ter!a !")(.s! da" e)s)(.s! -'-'1 Kr!ter!a !")(.s!

a. 1aki-laki

 b. Pilot Penerbang TN 4

$. 4sia *0- tahun

d. Melaksanakan Mede< di 1akespra tahun )0'+

-'-'2 Kr!ter!a e)s)(.s!

a. @i"ayat DM dan 3ipertensi.

 b. @i"ayat Aatu saluran kemih dan ri"ayat gangguan ungsi ginjal sebelumnya.

-'4 L#)as! da" 9a)t. e"e(!t!a"

Penelitian dilakukan di 1akespra !aryanto sejak tanggal )+ Maret )0' sampai dengan )+ pril )0' dan pengumpulan data dilakukan setelah mendapat persetujuan dari kepala 1akespra !aryanto.

-'$ Pe"*.+.(a" data

Pilot penerbang TN 4 yang memenuhi kriteria inklusi akan diambil datanya sebagai sampel penelitian. Pengumpulan data didapat dari data sekunder yaitu hasil mede< di 1akespra !aryanto selama tahun )0'+. Data yang dikumpulkan terdiri dari 8ariabel terikat

(dependent) dan 8ariabel bebas(independent).

a. 8ariabel terikat % kadar kreatinin darah  b. 8ariabel bebas % lama jam terbang

(21)

nstrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil mede< selama tahun )0'+ di 1akespra !aryanto.

-'% Pe"*#(a,a" da" A"a(!sa Data

Data yang terkumpul akan di$atat dan dimasukan ke dalam komputer &data entry(. !elanjutnya akan dilakukan analisis data menggunakan spss dan akan dilakukan analisis uji statistikchi s*uare.

-'8 De!"!s! Oeras!#"a( -'8'1 J.+(a, Ja+ tera"*

/umlah jam terbang adalah lamanya penerbangan dibagi dalam jangka "aktu pendek  dan panjang &data nominal(. Dikelompokkan menjadi%

1' :1000 ; Pe"de) 2' 1000< ; Pa"/a"*

2'8'2 Pe"!"*)ata" Kadar Kret!"!" dara,

Dikelompokan menjadi ) bagian &data nominal(

1' :1=1 ; N#r+a( 2' 1=1< ; T!"**! -'5 Pe"a/!a" Data

Data hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk penulisan ilmiah se$ara narasi dan tabular.

-'10 A(.r Pe"e(!t!a"

MEDICAL

DATA HASIL MEDEX PENERBANG TNI AU

DILAKESPRA SARYANTO TAHUN

 JUMLAH JAM KADAR KREATININ

ANALISIS DATA PENYAJIAN DATAPUBLIKASI PENGUMPULAN

(22)

BAB I>

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4'1 Des)rs! Data Has!( Pe"e(!t!a"

!ubyek penelitian berjumlah 99 orang Pilot Penerbang TN 4 yang melaksanakan  +edical xamination di 1akespra pada tahun )0'+. Pengujian persyaratan pengolahan data

dilakukan dengan uji normalitas pada aplikasi dengan hasil berikut ini %

Tests of Normality  jumlah jam terbang 2olmogoro8-!mirno8a !hapiro-:ilk  !tati sti$ d !ig. !tati sti$ d !ig. 2adar 2reatinin

 jam terbang panjang .+9+  .000 .+*  .000

 jam terbang pendek .++; '' .000 .=) '' .000

a. illiefors 'ignificance Correction

/adi didapatkan hasil bah"a sebaran data untuk Nilai kadar 2reatinin dan Total jam terbang tidak terdistribusi normal sehingga uji statistik yang akan digunakan adalah uji !pearman.

(23)

Correlations

 jumlah jam terbang

2adar  2reatinin

!pearmans rho Total jam terbang 6orrelation 6oei$ient '.000 -.0'

!ig.&)-tailed( . .0)

 N 99 99

2adar 2reatinin 6orrelation 6oei$ient -.0' '.000

!ig.&)-tailed( .0) .

 N 99 99

Ternyata setelah diuji dengan uji !pearman nilai p > 0.0 sehingga tidak bermakna se$ara statistik. !ehingga hipotesis 30 yang dapat dibuktikan bah"a t!da) ada ,.."*a" a"* er+a)"a a"tara T#ta( /a+ tera"* de"*a" peningkatan kadar Kreatinin darah ada Pe"era"* TNI AU a"* +e(a)sa"a)a" Mede? d! La)esra ta,." 2014' Ditinjau dari Correlation Coefficient didapatkan hasil yang negati sehingga korelasi yang ada  berbanding terbalik antar 8ariabel.

4'2 Pe+a,asa"

Dari data statistik diatas, didapatkan hasil bah"a terdapat korelasi yang tidak bermakna antara Total jam terbang dengan peningkatan kadar 2reatinin darah.  3al ini bertentangan dengan 3i peneliti yang berdasarkan penelitian terdahulu bah"a terdapat perubahan ungsi ginjal yang signiikan pada orang hidup dan tinggal se$ara permanen di ketinggian &> )+00 meter dari sea level ( yang hidup dan tinggal dalam kondisi hipo<ia yang berkepanjangan memiliki banyak eek yang mengakibatkan khususnya perubahan pada ginjal. Yaitu misalnya kondisi polisitemia, hiperurisemua, peningkatan tekanan darah, penurunan aliran darah ke ginjal serta mikroalbuminuria. Penelitian lain yang dilakukan oleh @. yu pada tahun )00 dengan judul kti8itas !pesiik 2atalase /aringan 7injal Tikus yang Diinduksi 3ipoksia 3ipobarik kut Aerulang. Penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan bermakna

(24)

akti8itas spesiik katalase semua kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok  kontrol &pO 0.0(. Penelitian ini menyimpulkan bah"a terdapat perubahan berupa  peningkatan yang signiikan akti8itas spesiik katalase di jaringan ginjal tikus per$obaan

yang diinduksi hipoksia hipobarik akut berulang dibandingkan dengan kelompok kontrol.

BAB >

KESIMPULAN DAN SARAN

$'1 KESIMPULAN

Aerdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 99 pilot penerbang TN 4 yang melaksanakan Mede< di 1akespra pada tahun )0'+ diperoleh kesimpulan bah"a tidak  terdapat hubungan yang bermakna antara Total jam terbang dengan peningkatan 2adar  2reatinin darah.

$'2 SARAN

Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut tentang apa saja eek negati yang didapat selama kita berada di ketinggian dan terpapar oleh suatu kondisi dehidrasi akibat kelembaban yang rendah serta kondisi 3ipoksia dimana terdapat penurunan tekanan parsial udara khususnya terhadap ungsi ginjal, sehingga dapat dideteksi lebih a"al apabila timbul kerusakan atau penurunan ungsi ginjal sehingga dapat diketahui bahayanya serta dapat di$egah agar tidak dialami oleh Penerbang TN u di masa depan serta juga bagi para a"ak   pesa"at TN 4 yang ada saat ini.

(25)

DA6TAR PUSTAKA

'. Dehydration Presents 4niQue @isks For Pilots. Flight !aety Foundation 3uman Fa$tors R 8iation Medi$ine. Sol.+; no.+. )00'

). 8iation instru$torLs handbook. F-3-;0;*-

*. :einberg D, Minaker 21. Dehydration% E8aluation and management in older adults.

 %+%/ The /ournal o the meri$an Medi$al sso$iation. ')=+ &'(% ')-'9

+. 2inra Prateek, et all. Proteiunuria in ndian 8iators. nd / erospa$e Med ) &)( % )00;

. D @onald, et all . !erum 6reatinine as an nde< o @enal Fun$tion% Ne" nsights into #ld 6on$epts. 6lini$al 6hemistry, Sol *;, No.'0, ').

9. Field Mi$hael. ssesing @enal Fun$tion. 6ommon !ense Pathology. )00+

=. restgui bdias,et all. 3igh ltitude @enal !yndrome. / m !o$ Nephrol ))% )0''. ;. Tjokropra"iro, skandar et al. )00=. 0uku %ar "lmu Penyakit 1alam. !urabaya %

irlangga 4ni8esity Press.

. 7uyton, .6. R 3all, /.E., )00;. 0uku %ar #isiologi Kedokteran 22th ed . /akarta% E76.

'0. Pri$e !., :ilson 1. )009. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, edisi 3 . /akarta% E76.

(26)

''. #L$allaghan, 6hris et al. )00. %t a 4lance 'istem 4inal $nd ed . /akarta % Erlangga. '). !a$her, @. ., dan @. , M$Pherson. )00+. 5inauan Klinis !asil Pemeriksaan

 aboratorium. Edisi ''. Penerbit buku kedokteran E76. /akarta.

'*. Mangarengi F, @usli A, 3ardjoeno. 7agal 7injal 2ronik Dalam nterpretasi 3asil Tes 1aboratorium Diagnostik, 1ephas, Makassar, )00* '+=-'0

'+. !ha", @ogers S. H Dehydration and the PilotI. The Federal ir !urgeonLs Medi$al Aulletin &!pring )000( % '0.

'. Martin D, :indsor /. From mountain bedside% 4nderstanding the $lini$al rele8an$e o  human a$$limatiation to high altitude hypo<ia. Postgrad Med /ournal 8ol.;+, )00;. '9. nonymous. Dasar-dasar ilmu kesehatan penerbangan. Solume ). /akarta% Direktorat

2esehatan TN 4, ''.

'=. !ingh !N, et all .Ee$t o high altitude &=9)0m( e<posure on gluthathione and related metabolism in rats. European /ournal o pplied Physiology. Sol ;+&*(,)00'.

';. /olly !r, 2ane :/, Aailie MA, brams 7D, 1u$$hesi A@. 6anine Myo$ardial @eperusion njury% ts @edu$tion by the 6ombined dministration o !upero<ide Dismutase and 6atalase. meri$an 3eart sso$iation% 6ir$ulation resear$h. '+. p )==-);.

'. Nakanishi 2, et all . Ee$ts o hypobari$ hypo<ia on antio<idant enymes in rats. / Physiol, +;0&Pt*(% ;9-=9,'.

)0. ndre" M, @i$hard /, Erik @. 6hroni$ kidney disease at high altitude. / m !o$  Nephrol '% ))9)-))=', )00;.

)'. yu @. )00.  %ktivitas 'pesifik Katalase aringan 4inal 5ikus yang 1iinduksi  !ipoksia !ipobarik %kut 0erulang . /akarta % Fakultas 2edokteran 4ni8ersitas

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga agar dapat melakukan kegiatan diskusi dengan baik dan maksimal, pasangan ini harusnya dapat dengan baik memahami materi pada yang diberiakan saat kegiatan

Kegiatan usaha ini memiliki beberapa kegunaan ialah sebagai berikut : Dari segi produk, produk yang akan kami buat adalah produk yang ramah lingkungan karena terbuat dari

Return On Investment (ROI) merupakan salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mungukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana

Berdasarkan skema analisis tujuan 5, cara mengatasi masalah selama menyusui bayi dari subtema pembesaran payudara, putting susu tidak menonjol, putting susu lecet, ASI

Karena Obat Herbal De Nature di podo jodo spesialis kelamin insyaAllah bisa membantu menjadi perantara kesembuhan kemaluan yang keluar nanah atau gonore alias

Perkebunan Nusantara IX (Persero) belum memisahkan antara biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik dalam pengumpulan harga pokok produksi

The data of ethnocentrism characteristics analyzed by using Sumner theory (1906) divided it into loyalty, preference, contempt and hostility and the data

Fraktur vertebra adalah gangguan kontinuitas jaringan tulang yang terjadi jika tulang dikenai stres yang lebih besar dari yang diabsorsinya yang terjadi pada ruas-ruas