• Tidak ada hasil yang ditemukan

S U R V I V A L Oleh : Drs. Basuki Soen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "S U R V I V A L Oleh : Drs. Basuki Soen"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

S U R V I V A L

Oleh : Drs. Basuki Soen

A. Mengapa Ada Survival

Kebutuhan akan survival timbul karena adanya usaha manusia untuk keluar dari kesulitan yang dihadapinya. Kesulitan-kesulitan tersebut antara lain adalah :

1. Keadaan alam ( cuaca , kondisi medan)

2. Keadaan makhluk hidup lain disekitar kita ( binatang, tumbuh-tumbuhan) 3. Keadaan diri sendiri ( mentak, fisik dan kondisi kesehatan)

B. Definisi Survival

Orang banyak mendefinisikan survival. Diantara definisi tersebut terkandung di dalam singkatan 8 hurufnya, yaitu :

S = Sadar dalam keadaan gawat darurat U = Usahakan untuk tetap tenang R = Rasa takut dan putus asa hilangkan V = Vitalitas tingkatkan

I = Ingin tetap hidup dan selamat itu tujuannya V = Variasi alam bisa dimanfaatkan

A = Asal mengerti, berlatih dan tahu caranya L = Lancar, slaman, slumun, slamet

Di kemiliteran khususnya dalam komando, survival merupakan singkatan dari :

S = Sadarilah sungguh-sungguh situasimu

U = Untung malang bergantung pada ketenanganmu R = Rasa takut dan panik harus dikuasai

V = Vakum isilah segera

I = Ingatlah dimana kau berada V = Viva (hidup) hargailah dia

A = Adat istiadat setempat harus ditiru L = Latihlah dirimu dan belajarlah selalu Dalam versi lain :

S = Size up the situation = Pandailah menilai situasi

U = Undue haste make jaste = Jangan tergesa-gesa biar lambat asal selamat R = Remember where you are = Ingat dimana kau berada

V = Vanquish fear and panic = Kuasai dirimu dari rasa takut dan panik I = Improvise = Perbaikilah dirimu dari kesulitan V = Value living = Hargailah kehidupanmu

A = Act like the natives = Adat istiadat setempat harus ditiru

L = Learn basic skill = Pelajarilah dasarkehhlian dengan seksama. Dengan demikian dapat disimpulkan, SURVIVAL adalah kelangsungan hidup seseorang dimana orang tersebut tidak akan mendapat atau menerima fasilitas/pelayanan yang sempurna atau secara teratur karena adanya pengaruh– pengaruh atau masalah yang timbul pada waktu itu.

(2)

C. Versi Survival

1. Versi Militer

Banyak dilakukan oleh pasukan komando, pasukan pengintai, mata-mata perang, dan lain sebagainya. Dalam versi ini lebih dikenal sebagai survival tempur atau “ combat survival “. Bagi versi ini bertahan dari faktor alam saja tidak cukup, karena masih ada faktor lain yaitu ancaman musuh. Oleh karenanya dikenal adanya S E R E ( Survival – Evasion/pengelakan – Resistance/bertahan – Escape/melarikan diri). Secara khusus combat survival punya arti kemampuan untuk mempertahankan kehidupan dalam keadaan serba sukar untuk kembali ke daerah sendiri tanpa memberikan sesuatu bentuk pertolongan kepada musuh. 2. Versi Petugas Khusus

Termasuk disini adalah pilot pesawat komersial, awak nakhoda kapal laut komersial, petugas kehutanan dan lain sebagainya. Salah satu ciri versi ini biasanya juga harus bertanggung jawab terhadap orang lain ( penumpang). Mereka bertanggung jawab dan berperan untuk berusaha memberikan bantuan dan menyelamatkan penumpang/korban sebanyak mungkin.

3. Versi Avonturir

Termasuk disini pendaki gunung, penjelajah rimba, pemburu, peneliti dan lain sebagainya. Penguasaan survival ditekankan pada kemahiran individu, tetapi kadang mereka terikat pada norma/aturan tertentu. Misalnya mereka tidak suka menguliti pohon untuk membuat tanda jejak. Dalam keadaan terdesakpun mereka masih sempat berfikir untuk tidak membuat kerusakan alam. Semula survival bertitk tolak pada banyaknya latihan dan pengalaman semata. Melengkapi diri dengan peralatan dan persediaan yang memadai sekarang menjadi salah satu tuntutan survival.

Banyak sebab orang orang melaukan usaha survival. Dalam keadaan survival ada pedoman yang dapat diingat yaitu S T O P , yang merupakan singkatan dari :

S = Stop/Seating, berhenti dan duduklah , jangan panik.

T = Thinking, gunakan akal dan selalu sadar akan keadaan yang sedang dihadapi

O = Observe, amati keadaan sekitar, tentukan arah, manfaatkan alat-alat yang ada dan hindari hal-hal yang tidak perlu.

P = Planning, buat rencana dan pikirkan konsekuensinya bila sudah memutuskan apa yang akan dilaukan.

D. Langkah-langkah dalam Survival

1. Mengkoordinasiakan anggota, penting untuk mementukan langkah dan kekompakkan.

2. Melakukan pertolongan pertama pada yang sakit atau luka, karena ini kelak bisa menyulitkan.

3. Melihat kemampuan dan keadaan anggota (fisik dan mental).

4. Mengadakan orienntasi medan, untuk menentukan posisi sekarang secara tepat atau perkiraan.

5. Mengadakan penjatahan makanan dengan memanfaatkan sumber alam yang tersedia.

6. Membuat rencana kegiatan dan pembagian tugas yang rasional dengan pertimbangan yang matang.

7. Berusaha menyambung komunikasi dengan dunia luar, dengan tidak melakukan aktivitas yang berlebihan.

(3)

8. Membuat jejak dan mencari perhatian agar mudah tim pencari menemukan survivor.

9. Berusaha mendapatkan pertolongan secepatnya baik sengaja ataupun tidak (kebetulan) bertemu dengan penduduk setempat.

(4)

E. HAMBATAN DALAM SURVIVAL

1. Ketegangan dan panik, survivor hendaknya berusaha berpikir tenang dan optimis untuk mengurangi ketegangan itu. Cara untuk mencegah ketegangan dan panik antara lain dengan sering melakukan latihan survival, selalu berpikir positif dan optimis serta mempunyai persiapan dalam segala keadaan baik perlengkapan, mental dan fisisk.

2. Rasa kesunyian, rasa putus asa, perasaan bahwa ia tersesat, rasa jemu terhadap lingkungan sehingga menimbulkan lemahnya mental (halusinasi) 3. Karena sengatan sinar matahari dan panas, mengakibatkan gangguan yang

membahayakan bahkan menyebabkan kematian. Gangguan itu antara lain kelelahan panas ( heat exaustion ), kejang panas ( heat cramp ) dan sengatan panas ( heat stroke ).

4. Karena serangan berbagai macam penyakit seperti demam, disentri, tipus, malaria, diare dll.

5. Kemerosotan mental, bila kekuatan fisik telah tiada kemerosotan mental akan terlihat dengan indikasi badan lemah, lesu, kurang dapat kosentrasi, kadang kala ada yang menjerit histeris. Gejala ini dipengaruhi oleh kejiwaan dan kondisi fisik yang lemah, bisa juga karena keadaan lingkungan yang mencekam.

6. Bahaya dari semua jenis binatang yang mungkin ditemui.

7. Keracunan, hal ini dimungkinkan dari makanan atau air, juga menelan zat kimia secara tidak sengaja. Gejalanya antara lain pusing dan muntah, rasa nyeri dan kejang-kejang perut, kadang mencret, kejang seluruh badan dan kalau terlalu berat pingsan. Tindakan yang harus segera dilakukan ialah mengeluarkan racun dari lambung, yaitu harus muntah beberapa kali.

8. Keletihan yang amat sangat, karena survivor melakukan aktivitas melebihi kekuatan dan kondisi fisiknya, untuk itu perlu mengatur rencana kegiatan

(5)

sesuai dengan kemampuan dan perhitungan yang terpat sehingga dapat menghemat tenaga.

9. Kelaparan ( To starve ), merupakan bahaya umum yang dihadapi survivor. 10.Luka dan lecet (blister), gangguan yang sangat merepotkan dan akan

bertambah besar dan perih bila dipaksakan.

11.Kedinginan, dapat mengakibatkan kematian. Penurunan suhu tubuh lebih dari 3 0 C akan menyebabkan kematian dalam beberapa jam saja. Panas dapat

hilang diantaranya bersama udara pernafasan (respirasi), melalui pancaran panas (radiasi), kontak langsung (konduksi), adanya pergerakan panas (konversi) dan penguapan (evaporasi). Terjadinya penurunan panas dinamai Hypothermia.

F. MEMBUAT TEMPAT PERLINDUNGAN (SHELTER)

Tujuan membuat shelter adalah untuk melindungi diri dari pengaruh alam, seperti panas, hujan, angin dan dingin. Shelter bisa dibuat dari bahan yang sengaja dibawa atau dari bahan-bahan yang tersdia oleh alam seperti daun, ranting pohon, batu dll.

Syarat Membuat Shelter :

1. Jangan membuat shelter di temoat yang mungkin banjir pada waktu hujan, seperti di bibir sungai walau tampak rata , bersih dan kering.

2. Tidak di bawah pohon atau cabang yang mati atau lapuk, jangan di bawah pohon kelapa. Usahakan jauh dari dari bahaya tertimpa pohon atau benda lainnya.

3. Bukan merupakan sarang nyamuk atau serangga lain, juga bukan pada tanaman busuk karena tempat ini tidak sehat dan kurang aman.

(6)

Bahan pembuat shelter harus kuat dan pembuatannya mudah tidak memakan waktu yang lama. Untuk bahan yang dibawa (ponco) ukuran yang lazim adalah 2 x 2 atau 2 x 3 meter.

Membuat shelter dari bahan alam dengan memanfaatkan dedaunan, ranting, ijuk, daun palm dsb. Yang penting bahan tersebut cukup kuat untuk menahan hujan, panas atau angin. Bentuk shelter beraneka ragam, misalnya bentuk kerucut, kubus dll.

(7)
(8)

Bentuk lain dari alam yang bisa dimanfaatkan adalah gua, lekukan tebing/batu yang cukup dalam, lubang-lubang dalam tanah dsb. Pastikan bahwa :

1. Gua tersebut bukan rumah hewan apalagi binatang buas.

2. Gua tidak mengandung gas beracun. Bisa dengan obor untuk mengetahui ada tidaknya racun. Bila obor tetap menyala dalam gua berarti tidak mengandung racun.

(9)

G. MENCARI AIR

Air merupakan kebutuhan pokok manusia. Seseorang dalam keadaan normal dan sehat masih dapat bertahan hidup cukup lama sekitar 20 - 30 hari tanpa makan karena sel tubuh masih dapat memanfaatkan sumber-sumber lain untuk metabolisme. Tapi, tanpa air orang akan sulit bertahan hidup lama. Tanpa air orang hanya mampu bertahan hidup sekitar 10 hari dan di daerah panas/tropis kurang dari itu. Minimum orang membutuhkan air ¼ liter sehari. Dalam keadaan normal kebutuhan minimum air 2 liter.

Untuk di daerah tropis, sekedar untuk mendapatkan air tidak terlalu sulit. Kita bisa mendapatkan sungai, parit, mata air, genangan air dalam cekungan batu dsb. Yang menjadi pertanyaan apakah air tersebut dapat dimanfaatkan atau tidak.

Betapapun hausnya kita, jangan minum air belum dijernihkan. Salah satu yang sulit diatasi dalam survival adalah penyakit yang disebabkan minum air yang kotor. Air yang akan kita minum harus jernih dan bersih, kemudian kita masak sampai mendidih untuk membebaskan bari segala macam kuman penyakit. Penyakit yang dapat menimpa kita lewat air adalah dysentery, cholera dan thypus.

(10)

Bila yang ada air yang berlumpur, seperti di dalam bekas jejak kaki gajah, air yang tenang dan diam dalam kolam-kolam kecil, air tersebut tidak mungkin bersih dan jernih. Tindakan yang harus kita lakukan ialah :

1. Saring air tersebut dengan cara memakai sapu tangan bersih, pakaian yang bersih atau bambu yang diisi arang kayu serta sepotong kain yang bersih. 2. Setelah bersih masaklah air itu dengan memasukkan sepotong arang kayu

untuk menghilangkan bau-bauan dalam air itu.

Tempat-tempat yang Mengandung Air : 1. Tanah berbatu

Carilah mata air. Pada umum daerah yang berbukit kapur mengandung air, sebab air hujan atau embun dengan cepat dihisap oleh kapur itu. Air yang dihisap semua terkumpul dalam tanah yang berkapur. Buatlah suatu lubang/sumur yang tidak terlalu dalam, pada suatu saat kita akan menemui air yang tersimpan itu.

2. Tanah yang berpasir

Pada daerah tandus, air didapatkan dengan cara membuat sumur-sumur yang dalam. Air itu dapat diminumakan tetapi harus jernih dan bebas dari bakteri/kuman penyakit dengan memakai tablet penjernih air atau dimasak lebih dulu. Di lembah-lembah pasir yang udaranya lembab, bila digali dengan kedalaman tertentu akan keluar airnya. Juga disekeliling tumbuh-tumbuhan yang udaranya lembab, bila digalai kan terdapat air. Pada tanah yang lembab, kita gali pasir dan pada lubang kita bentangkan ponco, biarkan semalaman akan didapatkan air dari hasil pengembunan yang meresap kedalam pasir.

3. Tanah tepi pantai

Pasir pantai harus digali lebih dulu kira-kira 3 – 5 meter pada jarak 100 meter dari pantai, pasti ada airnya. Air tersebut tentu tidak enak, dapat kita hilangklan dengan menyaringnya dengan saringan pasir. Jangan minum air asin/laut. Karena air laut mengandung garam kadar tinggi dapat merusak organ tubuh kita seperti ginjal.

4. Tanah pegunungan

Carilah bekas-bekas sungai yang kering. Galilah lubang, biasanya di bawah kerikil atau batu yang besar dimana udaranya masih terasa lembab terdapat air. Air tersebut harus disaring terlebih dahulu. Pada pertigaan sungai yang tanahnya masih lembab, bila digali masih terdapat air. Di bekas air terjun dan lembab, pasir/tanahnya bila digali akan mendapatkan air.

5. Tanaman dan tumbuh-tumbuhan yang mengandung air

Di Indonesia banyak terdapat tanam-tanaman dan tumbuhan, akar-akaran, tali-tali hutan, rotan dan buah-buahan yang mengandung bayak air. Diantaranya adalah :

1. Tumbuhan yang banyak mengandung air, seperti bambu, pohon pepaya, pohon pisang, pohon kapuk randu, kaktus. Apabila kita potong bambu, batang pisang atau pepaya sedemikian rupa, maka kita dapat menadah airnya untuk diminum. Air ini tidak perlu dimasak, karena sudah jernih dan bebas dari kuman dan bekteri penyakit. Khusus untuk batang bambu yang masih muda pada ruas-ruas yang bawah banyak mengandung air.

2. Akar-akar pohon, tali-tali hutan dan rotan. Ada beberapa jenis akar pohon yang tergantung tinggi serta melingkar ke bawah sebesar lengan orang dewasa. Akar ini dipotong miring dan airnya dapat ditadah dalam botol air atau disimpan dalam bambu. Airnya tidak keluar dengan banyak, tetapi bisa menetes dengan cepat sehingga dalam satu malam sepotong bambu dengan ukuran 2 - 3 meter dapat menjadi penuh. Cara demikian juga berlaku untuk tali-tali hutan dan rotan.

(11)

3. Pohon kapuk hutan atau randu alas, buatlah beberapa potongan pada pohonnya, air yang keluar adalah segar dan mengandung obat anti demam. 4. Buah-buahan yang banyak mengandung air, sebagai contoh buah kelapa,

jeruk, jambu air, pisang dan lain sebagainya. Sekalipun di dalam hutan, kita masih bisa mendapatkan buah-buahan hutan. Kita ingat pada hutan-hutan durian di Aceh, rambutan hutan dan pisang ditemui hampir disemua rimba di Indonesia.

5. Semua jenis palm (palma) hutan mengandung air yang dapat diminum, seperti dari batang kembang aren, batang kembang kelapa, batang kembang nipah dll, dapat kita peroleh minuman yang enak ( tuak, saguer, legen dll).

(12)
(13)

Sebenarnya di hutan-hutan dan rimba rawa di Indonesia terdapat banyak makanan. Tidak sedikit buah-buahan, daun-daunan, binatang liar dan ikan dihampir semua sungai yang mengalir di hutan dapat dimakan. Untuk menangkap binatang, kita harus mengetahui kebiasaan binatang itu dimana ia berada. Binatang-binatang itu antara lain punya kebiasaan minum dipinggir sungai pada pagi dan sore hari. Pada saat itulah kita usahakan untuk dapat menangkap binatang itu.

Beberapa bagian dari tumbuhan yang dapat dijadikan makanan antara lain : 1. Batangnya; batang pohon pisang ( musa paradisiaca, musa Sp ) bagian dalam

yang bewarna putih ( ares/bagal) dapat dimakan. Contoh lain beberapa jenis pakis batang ujung daunnya yang masih muda dapat dimakan, bambu muda, sagu, tebu, rumput jukut sirabu, jukut setan, jotang dsb.

(14)

2. Daunnya ; misalnya selada air, antanan, daun melinjo, daun singkong, rasamala, bayam merah, bayam duri dll.

3. Akarnya atau umbinya; ubi jalar, singkong, beberapa jenis talas hutan dsb. 4. Buahnya; misalnya arbei, buah jambu, durian hutan, rambutan hutan,

anggrung/kuray, asam jawa, wuni, juwet, kedondong alas, aren, nanas, kokosan, cempedak, mundu dsb.

5. Tumbuhan yang dapat dimakan seluruh bagiannya, misalnya jamur merang, dan beberapa jenis jamur kayu.

6. Makanan yang berasal dari hewan, misalnya telur penyu, telur burung, atau memanfaatkan seluruh tubuh hewan tersebut. Hewan yang cukup mudah didapatkan seperti ular, ayam hutan dsb.

Patokan Umum Tanaman yang Bisa Dimakan :

1. Hewan sekitarnya memakan tanaman tersebut. Umummya yang dimakan kera bisa dimanfaatkan oleh manusia.

2. Hindari dan berhati-hati tanaman yang bewarna mencolok, juga buah-buahan yang warnanya mencolok.

3. Hindari tanaman yang mengeluarkan getah bewarna putih atau getah seperti sabun. Kecuali bila sudah yakin benar bahwa buah itu adalah sawo, lejet (waluh siam ) dsb.

4. Tanaman dicoba dulu dengan mengoleskan pada tangan atau dicicipi sedikit. Tunggu beberapa menit kemudian , apabila terasa gatal dan menyengat, sebaiknya jangan dimakan.

5. Hindari makanan yang rasanya tidak enak yang mungkin juga terasa pahit atau asam.

6. Untuk tanaman beracun, maka kita harus berhati-hati terhadap biji-bijian yang bewarna merah atau merah tua. Hanya tanaman yang dapat dipastikan dan sudah dikenal benar yang dapat dimakan.

I. MEMBUAT API

1. Batu api digosok dengan plat baja dengan diberi bahan yang mudah terbakar karena percikan api.

(15)

2. Belahan bambu yang dibuat tipis sebelah, kemudian ditancapkan ke dalam tanah, belahan bambu yang satunya lagi dengan arah yang berlawanan, diberi lubang dan dibelakang lubang diberi bahan yang mudah terbakar percikan api. Digosokkan pada belahan bambu yang terpancang pada tanah yang keras dan terus menerus. Karena panasnya gosokan maka rumput kering itu akan terbakar .

3. Dengan menggunakan kaca pembesar/lub dihadapkan ke arah sinar mata hari, sinar yang dipancarkan lub itu diletakkan pada rumput kering, lama kelamaan akan terbakar.

4. Gergaji api (fire saw), mengusahakan dan memanfaatkan efek panas akibat tarikan kayu. Cara yang dilakukan adalah menarik batang kayu di atas kayu lainnya.Cara ini biasa menggunakan kayu atau sebilah bambu atau kayu yang jenisnya lain tapi empuk.Setelah sepotong kayu terpasang pada kayu lainnya, maka gerakan kayu seperti menggergaji.

(16)
(17)
(18)

S U R V I V A L

Oleh :

Drs. Basuki Soen

Disajikan pada :

PENDIDIKAN DAN LATIHAN

KEINSTRUKTURAN TINGKAT PENEGAK SE – JAWA

TAHUN 2007

GUGUSDEPAN YOGYAKARTA 1507 – 1508

PANGKALAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Yogyakarta, Juli 2007

(19)

DAFTAR PUSTAKA

1. Materi Pokok Kursus Instruktur Muda II Tahun 1987, Gerakan Pramuka Kwarda XII DIY.

2. Norman Edwin, Mendaki Gunung sebuah Tantangan Petualang, 1987 3. NS. Adiyuwono, Survival Teknik Bertahan Hidup di Alam Bebas, PT.

Angkasa Bandung 1993.

4. Buku Petunjuk Mempertahankan Kelangsungan Hidup (Survival), SK Men/Pangad : 856/1965, Juni 1967.

5. Buku Petunjuk Lintas Medan, Departemen Pertahanan Keamanan TNI AD Tahun 1976.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam artian bahwa psikologis individu masyarakat tentang berminat atau tidak berminat dia untuk berpartisipasi di program tertentu sangat dipengaruhi faktor

Besarnya efisiensi Electrostatic Precipitator (ESP) di PT PJB UBJOM PLTU PAITON saat terjadi gangguan dan kerusakan bervariasi tergantung besarnya arus

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “ HUBUNGAN KEBISINGAN DENGAN GEJALA STRES KERJA DI BAGIAN POWER HOUSE DI PT. HUMBAHAS BUMI ENERGI

Menurut anda, Bagaimana peran orangtua yang seharusnya dalam memberikan pendidikan seks pada anak remaja anda.. Pada saat anda memberikan pendidikan seks kepada anak,

Komisi III DPR RI datang ke Kupang meminta penjelasan dari Kapolda NTT, Brigjen Polisi Endang Sunjaya, terkait penyidikan laporan Brigpol Rudy Soik mengenai kasus mafia perdagangan

1) Gejala : Nyeri seperti tertusuk pisau yang akan semakin memburuk dengan adanya batuk, bersin, membengkokan badan, mengangkat defekasi, mengangkat kaki, atau fleksi

Anak anak yang sebelumnya sudah memperlihatkan koordinasi tubuh yang baikakan trlihat seperti anak yang lambat dan sering terlihat seperti akan tersandung oleh