• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DALAM MATA KULIAH SISTEMATIKA HEWAN VERTEBRATA MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI. Triana Kartika Santi*

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DALAM MATA KULIAH SISTEMATIKA HEWAN VERTEBRATA MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI. Triana Kartika Santi*"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DALAM MATA KULIAH SISTEMATIKA HEWAN VERTEBRATA

MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI

Triana Kartika Santi*

ABSTRAK

Hasil observasi awal permasalahan yang didapatkan adalah kurang aktifnya mahasiswa dalam pembelajaran Sistematika Hewan Vertebrata dan hasil belajar yang kurang memuaskan. Untuk meningkatkan prestasi belajar mahasiswa dengan memanfaatkan model pembelajaran yang inovatif yaitu model pembelajaran Snowball Throwing. Target dari penelitilian tindakan kelas ini 70 % dari jumlah mahasiswa terlibat maksimal dalam diskusi juga pada aspek kognitifnya mencapai nilai 70 ke atas telah terpenuhi. Penelitian Tindakan kelas ini mengunakan model spiral digambarkan oleh Kemmis dan Tanggart dengan 2 siklus. Hasil penelitian secara keselurahan dapat disimpulkan bahwa pada saat pembelajaran keaktifan diskusi saat sebelum tindakan yang mencapai kategori baik hanya 10 mahasiswa (41%), siklus I 13 mahasiswa (54 %), siklus II 19 mahasiswa (79 %). Ditinjau dari hasil belajar (aspek kognitif) sebelum tindakan 9 mahasiswa (37,5 %), siklus I 14 mahasiswa (58 %) dan siklus II 18 mahasiswa (75 %).

Kata kunci : Model Pembelajaran Snowball Throwing, Vertebrata

PENDAHULUAN

Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, peran pendidikan harus dapat menyesuaikan diri

dengan keadaan, sehingga tidak ketinggalan zaman yang pada akhirnya peserta didik yang dihasilkan menjadi

tidak lagi sesuai dengan kebutuhan zaman. Pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan memikirkan apa yang akan dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Oleh karena itu, pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan pendidikan nasional. Kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dijabarkan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan, kreativitas, sikap dan nilai. Semua komponen dan tujuan pendidikan nasional harus tercermin dalam kurikulum dan sistem pembelajaran.

Berlakunya kurikulum 2004 Berbasis Kompetensi yang telah direvisi melalui Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut

perubahan pendidikan dan

pembelajaran. Perubahan tersebut harus pula di ikuti oleh dosen yang

bertanggung jawab atas

penyelenggaraan pembelajaran di Perguruan Tinggi. Pendekatan yang digunakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sama dengan Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK), yakni

memposisikan mahasiswa lebih dominan dalam proses pembelajaran.

(2)

pada suatu pandangan bahwa mahasiswa memiliki potensi untuk berkembang dan berpikir mandiri.

Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara pendidik dengan peserta didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu sebelum pengajaran dilakukan. Dosen dengan sadar

merencanakan kegiatan

pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.

Dalam proses pembelajaran, mahasiswa harus dapat membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar mengajar, dimana mahasiswa menjadi pusat kegiatan bukan dosen. Menurut Nurhadi dan Senduk (2003:34), belajar lebih dari sekedar mengingat. Bagi mahasiswa, untuk benar-benar mengerti dan dapat menerapkan ilmu pengetahuan, mereka harus bekerja untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu bagi dirinya sendiri dan selalu bergulat dengan ide-ide yang cemerlang.

Tugas pendidik tidak hanya menuangkan sejumlah informasi ke dalam benak mahasiswa, tetapi mengusahakan bagaimana agar konsep-konsep penting dan sangat berguna tertanam kuat dalam benak mahasiswa. Untuk itu, tugas seorang dosen adalah memfasilitasi proses kegiatan belajar mengajar semenarik mungkin sehingga mudah di pahami dan dimengerti oleh mahasiswa. Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu dosen tuntut adalah, bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan dosen dapat dikuasai

oleh peserta didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh seorang dosen. Kesulitan itu dikarenakan peserta didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga makhluk sosial dengan latar belakang yang berbeda.

Pembelajaran Sistematika Hewan Vertebrata, bukan sekedar transfer pengetahuan dari dosen sebagai nara sumber kepada mahasiswa sebagai peserta didik. Pembelajaran Sistematika Hewan Vertebrata merupakan salah satu cabang Biologi yang membahas tentang klasifikasi atau penggolongan makhluk–makhluk hidup. Hewan Vertebrata adalah hewan yang bertulang belakang atau bertulang punggung. Memiliki struktur yang jauh lebih sempurna dibandingkan dengan hewan invertebrata. Hewan vertebrata terdiri dari beberapa kelas yaitu: kelas pisces (ikan), kelas Amphibi (latin amphi = dua, bia = hidup), kelas reptilia (bahasa latin repare = memerangkak/merayap), kelas aves (burung), dan kelas mammalian (bahasa latin mamae artinya kelenjar buah dada, mamalia artinya hewan menyusui (Jasin, 2002).

Menurut Nurhadi dan Senduk (2003:3), belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami sendiri apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya.

Dengan demikian materi

pembelajaran tidak hanya tersusun atas hal-hal yang sederhana yang bersifat hafalan dan pemahaman, tetapi juga tersusun atas materi yang kompleks yang memerlukan analisis, aplikasi dan sintesis.

Berdasarkan observasi awal pada mahasiswa, ada kejenuhan dalam proses pembelajaran yang bersifat ceramah. Pelaksanaan diskusi belum

(3)

berjalan maksimal, kondisi mahasiswa banyak yang pasif dan kerjasama atau bentuk komunikasi sosial antar mahasiswa belum terbentuk. Hal ini sangat mempengaruhi suasana proses pemebelajaran

Hasil obsrvasi ini dijadikan dasar untuk melakukan kegiatan tindakan kelas, derngan mengunakan model

Snowball Throwing, model

pembelajaran ini dapat digunakan untuk menciptakan pembelajaran yang efektif, dimana mahasiswa dilatih untuk dapat berinteraksi dan

bertanggung jawab dengan

kelompoknya. Penggunaan model Snowball Throwing ini tentu dapat menciptakan situasi dan kondisi kelas yang kondusif agar proses belajar mengajar dapat berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Menurut Ekowati (2004:20), model pembelajaran Snowball Throwing merupakan salah satu model pembelajaran dimana mahasiswa melakukan suatu diskusi kelompok dengan membuat pertanyaan dari apa yang mereka peroleh dan pahami. Model pembelajaran ini bagian dari kegiatan metode pembelajaran kooperatif dengan pendekatan yang cenderung konstruktivisme. Unsur menarik dari kegiatan belajar ini adalah adanya aspek permainan yaitu aktivitas membuat bola kertas dan melemparkannya kepada teman-temannya. Adanya bentuk permainan melempar bola kertas ini dengan sendirinya menjadi sesuatu yang melibatkan mahasiswa untuk terlibat

langsung dalam kegiatan

pembelajaran.

Pada dasarnya, dalam

pelaksanaan pembelajaran snow ball, peserta didik terlebih dahulu menyiapkan referensi sebanyak-banyaknya. Setelah proses

pengumpulan referensi dilakukan, dosen mulai membentuk kelompok-kelompok. Setiap kelompok terdapat 4 anggota di dalamnya. yang membahas tema yang sama. Kemudian, masing-masing kelompok tersebut mempersiapkan diri dengan pertanyaan yang akan dilemparkan pada kelompok lainnya. Dalam hal ini mereka melakukan aktivitas membaca dan pencarian informasi yang mengasyikan. Ada dorongan untuk membuat pertanyaan yang tersulit sehingga dapat merepotkan kelompok lainnya untuk menjawabnya. Bahkan kalau bisa, kelompok lain memang tidak dapat menjawab sehingga mendapatkan hukuman yaitu menyanyi. Jika kelompok sudah menyiapkan sebuah pertanyaan, mereka lalu membuat kertas yang berisi pertanyaan menjadi bola kertas yang bisa dilemparkan pada kelompok lain. Bola kertas itu sengaja dilemparkan pada kelompok yang dituju. Kelompok yang menerima bola kertas itu harus menjawab dalam hitungan menit yang sudah ditentukan.

Berdasarkan pokok permasalahan di atas, tujuan penelitian ini adalah :untuk mengetahui dampak penggunaan Model Pembelajaran

Snowball Throwing dalam

Pembelajaran Sistematika Hewan Vertebrata Mahasiswa Pendidikan Biologi UNTAG’45 Banyuwangi. Target dari penelitilian tindakan kelas ini 70 % dari jumlah mahasiswa terlibat maksimal dalam diskusi juga pada aspek kognitifnya mencapai nilai 70 ke atas.

METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas secara umum alur

(4)

pelaksanaan tindakan (setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan tindakan, implementasi tindakan, observasi dan refleksi) dalam penelitian ini adalah model spiral digambarkan oleh Kemmis dan Tanggart (1990).

Penelitan tindakan kelas ini dilakukan dengan berkolaborasi dengan dosen serumpun sebagai observer yang akan terlibat dalam proses pengamatan pada waktu pelaksanaan tindakan penelitian. Penelitian ini dirancang dengan terdiri atas dua siklus yaitu siklus I dan II.

Lokasi penelitian tindakan kelas ini diambil dengan mengunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling yaitu penentuan daerah yang telah sengaja ditentukan terlebih dahulu. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di FKIP Program Pendidikan Biologi Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi

Subjek penelitian adalah mahasiswa semester IV Tahun Akademik 2009/2010 pada Mata kuliah Sistematika Hewan Vertebrata dengan jumlah 3 SKS dalam satu semester. Jumlah Mahasiswa yang program sebanyak 24 orang.

Untuk mencapai target yang diharapkan, penelitian tindakan kelas ini mengimplemetasikan dalam bentuk siklus yang mencakup empat kegiatan dalam setiap siklus yaitu : (1)

Perencanaan tindakan (2)

Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi, (4) Evaluasi dan releksi.

Implementasi tindakan

dilaksanakan dalam waktu 4 minggu yang terbagi dalam 2 siklus. Setiap siklus akan dilakukan dalam dua kali pertemuan. Rincian prosedur penelitian tindakan kelas

1) Tahap Perencanaan/persiapan (1) Observasi .Kegiatan ini

dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal tentang tingkah laku Mahasiswa pada saat pembelajaran Sistematika Hewan Vertebrata dengan cara menyiapkan pertanyaan, wawancara dengan beberapa mahasiswa. Pada rancangan ini proses belajar mengajar

dilakukan dengan

menggunakan model Snowball Throwing. Dengan model ini diharapkan partisipasi siswa dalam membentuk keberanian menyampaikan pendapat, ide, gagasan, pertanyaan, kerja individu, kerja kelompok serta tanggung jawab terhadap diri dan kelompoknya meningkat.

2) Pelaksanaan Tindakan

Adapun langkah-langkah

penelitian ini dengan

menggunakan model Snowball Throwing adalah sebagai berikut : Fase I :

- Dosen menyampaikan materi pembelajaran dan memberikan motivasi kepada mahasiswa. - Dosen menginformasikan

kepada mahasiswa tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan yaitu mahasiswa melakukan model pembelajaran Snowball Throwing.

- Dosen membagi mahasiswa dalam kelompok secara heterogen yang masing-masing terdiri dari 4 orang mahasiswa. Fase II :

- Dosen menjelaskan kepada masing-masing ketua kelompok. - Ketua kelompok kembali ke

(5)

- Masing-masing kelompok menuliskan pertanyaan pada kertas kosong, kemudian dibentuk seperti bola.

- Dosen membimbing mahasiswa jika ada mahasiswa yang mengalami kesulitan.

Fase III :

- Mahasiswa yang terkena lemparan bola menjawab pertanyaan yang tertulis.

- Diskusi hasil kerja kelompok masing-masing.

- Penilaian butir soal. - Mahasiswa diberi post test. 3) Observasi

Melakukan pemantauan

(observasi) proses pelaksanaan

pembelajaran menerapkan

pelaksanaan pembelajaran Snowball Throwing dilakukan oleh mitra peneliti yang terdiri dari 1 orang. Sasaran observasi adalah ketrampilan pembelajaran dan cara mengevaluasi perangkat penilaian aktivitas belajar mahasiswa kegiatan diskusi dan hasil test

Adapun aspek penilaian ditinjau dari kegiatan diskusi adalah,1) kesiapan presentasi, 2)kemampuan menjawab, 3)kemampuan bertanya, 4) partisipasi dalam diskusi. Dan aspek hasil test yaitu test tertulis.

4) Analisis data dan Refleksi

Sumber data diperoleh dengan cara : (1) penilaian hasil observasi pada mahasiswa saat proses pembelajaran Snowball Throwing yaitu peran serta dalam diskusi. (2) Test yang digunakan berupa test tertulis untuk mengevaluasi seberapa besar hasil belajar Mahasiswa yang

diajar dengan mengunakan

pembelajaran Snowball Throwing .

Data-data tersebut dianalisa dengan dihitung prosentase , kemudian ditafsirkan dengan kalimat kualitatif untuk mengetahui kualitas pembelajaran mahasiswa.

HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pertama-tama dilakukan dalam penelitian ini adalah melaksanakan kegiatan sesuai dengan desain yang telah dibuat sebelumnya. Pada tahap ini persiapan telah dilakukan, baik yang berkaitan dengan persiapan mengajar (Rencana Pembelajaran, alat evaluasi dan perencanaan setting pembelajaran) lembar observasi, panduan wawancara dan persiapan latihannya.

Pada tahap pelaksanaan, Dosen mata kuliah Sistematika Hewan Vertebrata dan satu dosen sebagai observer memantapkan sesuai rencana yang telah direncanakan, dosen lebih menekankan pada motivasi mahasiswa untuk aktif kegiatan belajar dan hasil diskusi sehingga berdampak pada evaluasi hasil belajar.

Langkah-langkah dalam pembe-lajaran pertama-tama dosen menjelaskan ruang lingkup materi Sistematika Hewan Vertebrata kemudian dosen menjelaskan garis besar materi dengan menunjukkan contoh aplikasi materi , mahasiswa telah mempersiapkan bahan materi sesuai dengan tugas yang diberikan minggu sebelumnya.

Kegiatan observasi dilakukan pada

saat proses pembelajaran

berlangsung. Observasi utamanya dilakukan oleh dosen (sebagai peneliti) dan dibantu dosen lain, observasi difokuskan pada proses

berlangsungnya kegiatan

(6)

dengan ketrampilan dosen dalam mengajarkan materi tersebut.

Observasi juga dilakukan untuk mengetahui kegiatan mahasiswa

selama mengikuti proses

pembelajaran yang sudah disiapkan materi untuk langkah-langkah yang harus dilakukan, aspek penilaian yang diobservasi adalah kemampuan mengungkap makna suatu konsep, yang ditandai dengan kemampuan menjelaskan arti suatu konsep dengan kata-kata sendiri dalam bentuk tertulis atau lisan kegiatan ini dilakukan oleh peneliti dan pembantu peneliti.

Pada saat refleksi peneliti mengadakan analisis, interprestasi dan evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan, seperti kegiatan observasi, hasil wawancara, angket dan hasil test. Semua kegiatan ini dilakukan utamanya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan pencapaian tindakan di tinjau dari aktivitas saat kegiatan presentasi hasil pengamatan dan hasil prestasi belajar.

Berdasarkan hasil pengamatan pada studi pendahuluan pada saat pembelajaran diperoleh: kegiatan keaktifan dalam diskusi 4 mahasiswa sangat aktif, 6 mahasiswa aktif dan 14 mahasiswa kurang aktif. Dari aspek hasil evaluasi belajar hanya 5 mahasiswa nilai 80 keatas dan 4 mahasiswa nlai 70-79 dan 15 mahasiswa nilainya kurang dari 69.

Kondisi ini berubah pada proses pembelajaran yang dilaksanakan

dengan menerapkan model

prmbelajaran Snowball Throwing pada siklus I, untuk kegiatan keaktifan dalam diskusi 6 sangat aktif, 7 aktif dan 11 kurang aktif. Dari aspek hasil evaluasi belajar hanya 8 mahasiswa nilai 80 keatas dan 5 mahasiswa nlai 70-79 dan 11 mahasiswa nilainya

kurang dari 69. Hasil refleksi ini menunjukkan kurang tingkat keberhasilan suatu tindakan. Untuk selanjutnya akan dilakukan perencanaan untuk siklus 2 agar lebih mencapai target yang diinginkan.

Hasil dari siklus ke II. Setelah menganalisis kegiatan pada siklus pertama, maka perlu diadakan beberapa perbaikan agar hasil yang diharapkan lebih baik. Pada tahap ini semua persiapan dilakukan berdasarkan beberapa kelemahan yang terjadi pada siklus I untuk itu ada beberapa perencanaan ulang yang perlu dilakukan. Hal ini baik yang terkait dengan aktivitas peneliti, peran mahasiswa. Mengatasi kelemahan yang terjadi pada siklus I, selain itu peneliti yang akan melibatkan mahasiswa diajak berdiskusi tentang mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran. Hasil pada siklus II, ada peningkatan untuk kegiatan keaktifan dalam diskusi 9 sangat aktif, 10 aktif dan 5 kurang aktif. Dari aspek hasil evaluasi belajar hanya 10 mahasiswa nilai 80 keatas dan 8 mahasiswa nlai 70-79 dan 6 mahasiswa nilainya kurang dari 69. Hal ini menunjukkan ada peningkatan yang sangat signifikan dari siklus pertama dan siklus kedua. Sehingga dalam hal ini pembelajaran Snowball Throwing dalam Pembelajaran Sistematika Hewan Vertebrata sangat tepat karena dapat mengembangkan kemampuan pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa sehingga mahasiswa dapat berfikir secara ilmiah, berinteraksi serta bertanggung jawab.

Selanjutnya untuk mendapatkan mengambarkan lebih detail perbandingan dua aspek yang diamati

dalam penerapan Model

(7)

dalam Mata Pelajaran Sistematika Hewan Vertebrata pada mahasiswa berikut disajikan gambar distribusi perbandingan laporan kegiatan,

diskusi, hasil belajar antara sebelum penelitian tindakan dilaksanakan , penelitian siklus kesatu dan siklus kedua.

Perbandingan Keaktifan Diskusi selama kegiatan pembelajaran :

0 2 4 6 8 10 12 14

Sangat Baik Baik Kurang

Sebelum siklus Siklus I Siklus II

Perbandingan hasil evaluasi belajar :

0 2 4 6 8 10 12 14 16

Sangat Baik Baik Kurang

Sebelum Siklus Siklus I Siklus II

Pada tahap pelaksanaan, dosen mengajar materi sesuai rencana yang telah direncanakan dosen lebih menekankan pada keaktifan mahasiswa saat proses belajar, berdiskusi dan hasil belajar.

Langkah-langkah dalam pembe-lajaran pertama-tama dosen menjelaskan ruang lingkup materi kemudian dosen menjelaskan garis besar materi tentang Sistematika Hewan Vertebrata selanjutnya, ketua kelompok diberi materi untuk

didiskusikan dan membuat

pertanyaan. Kemudian masing-masing kelompok melemparkan soal/ pertanyaan yang sudah disiapkan dengan cara melemparkan kepada kelompok lain untuk menjawab. Kelompok yang benar mendapat point untuk mendapat nilai tambahan.

Pada kegiatan observasi ini ada beberapa yang diamati yaitu aktivitas dosen, aktivitas mahasiswa selama mengikuti proses pembelajaran dan mengamati proses mahasiswa selama mengerjakan tugas individu maupun kelompok juga saat mengerjakan test

(8)

diakhir kegiatan pembelajaran. Peneliti juga membuat catatan untuk memantau kegiatan yang tidak tercaver dalam lembar observasi juga menyebarkan angket dan wawancara kepada beberapa mahasiswa.

Pada saat refleksi peneliti mengadakan analisis, interprestasi dan evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan. Beberapa kegiatan analisis diketahui aktivitas mahasiswa atau partisipasi mahasiswa masih didominasi mahasiswa tertentu. Kurang aktifnya mahasiswa dalam kegiatan diskusi dari hasil wawancara mereka masih nampak malu bertanya bahkan takut mengemukakan pendapat.

Selama kegiatan dosen mudah pengamatan karena masing-masing kelompok sudah diacak dan merata

terkait dengan kemampuan mahasiswa sehingga suasana kondusif nampak di masing-masing kelompok.

Secara keselurahan dapat disimpulkan bahwa pada saat pembelajaran keaktifan diskusi saat sebelum tindakan yang mencapai kategori baik hanya 10 mahasiswa (41%), siklus I 13 mahasiswa (54 %), siklus II 19 mahasiswa (79 %). Ditinjau dari hasil belajar (aspek kognitif) sebelum tindakan 9 mahasiswa (37,5 %), siklus I 14 mahasiswa (58 %) dan siklus II 18 mahasiswa (75 %).

Digambarkan dalam grafik pada siklus II telah mencapai target kreteria Baik keatas lebih dari 70% dari jumlah mahasiswa keseluruhan : 0 10 20 30 40 50 60 70 80 >Baik Kurang Sebelum Siklus Siklus I Siklus II

Hasil pengamatan akhir adalah pengamatan global terhadap suatu peningkatan tentang keaktifan mahasiswa dalam diskusi mencapai 79 % dan hasil belajar dengan kategori baik 75 %.Dari hasil analisis data siklus II nampak kondisi peningkatan walaupun belum mencapai 100% tetapi 79 % dan 75 % ini sesuai target yang diharapkan minimal aspek yang diamati mencapai minimal 70 %.

Hasil perbandingan siklus I dan sklus II dapat dikaji Model Pembelajaran Snowball Throwing dalam Mata Pelajaran Sistematika Hewan Vertebrata sangat cocok sebagai salah satu alternatif untuk memecahkan permasalahan dalam proses pembelajaran karena metode ini dosen dan mahasiswa langsung terlibat langsung dalam diskusi dan mahasiswa lebih aktif bertanya, dosen sudah mempersiapkan strategi yang

(9)

membuat mahasiswa penasaran untuk mencari jawaban atas permasalahan yang di temukan. Menurut Dimyati dan Mujiono (1999) bahwa Strategi ini dapat menumbuhkan partisipasi aktif di kalangan mahasiswa untuk berani mengungkapkan pendapat, sikap menghargai pendapat orang lain, menentukan pengambilan keputusan, sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan.

Peningkatan hasil belajar yang dicapai mahasiwa yang diukur menggunakan tes hasil belajar meliputi hasil belajar siklus satu dan siklus dua menunjukkan adanya peningkatan secara meyakinkan. Hal ini dapat dipahami karena Model Pembelajaran Snowball Throwing dalam Mata Pelajaran Sistematika Hewan Vertebrata adalah salah satu strategi untuk meningkatkan keterlibatan mahasiswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar dimana menurut Gulo (2002) strategi ini merupakan serangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan mahasiswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

Dari hasil ini dapat dilihat juga bahwa Model Pembelajaran Snowball Throwing mendorong mahasiswa untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan pemahaman konsep-konsep dan prinsip-prinsip dari materi yang diajarkan. Sehingga dalam kegiatan pembelajaran dan juga hasil belajar sangat berpengaruh terhadap

peningkatan keberhasilan

pembelajaran.

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan : penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan prestasi belajar Mata Pelajaran Sistematika Hewan Vertebrata Mahasiswa Pendidikan Biologi UNTAG’45 Banyuwangi. Target dari penelitilian tindakan kelas ini 70 % dari jumlah mahasiswa terlibat maksimal dalam diskusi juga pada aspek kognitifnya mencapai nilai 70 ke atas telah terpenuhi

Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan bahwa untuk mengajar mata kuliah Sistematika Hewan Vertebrata dengan pembelajaran Snowball Throwing hendaknya dimodifikasi dengan model lain karena mata kuliah ini harus banyak inovasi untuk mengaplikasikan di lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner, J.S. 1960. Theproses of Education. Cambridge. Haevard University. Dahar,R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta : Erlangga.

Dimyati dan Mujiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Drucker, P.F. 1967. The Efective Executive. London. Heiniman.

(10)

Ekowati, Endang. 2004. Model-model Pembelajaran Inovatif Sebagai Solusi Mengakhiri Dominasi Pembelajaran Guru. Surabaya : DepDikBud. Gulo, W. 2002. Strategi belajar Mengajar. Jakarta : Grasindo.

Jasin, M. 2002. Sistematika Hewan Vertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya.

Kemmis, S dan R.Mc. Taggart (Editor). 1990. The Action Reseach Planner. Geelong: Deakin University Press.

Nurhadi dan Senduk. 2003. Pembelajaran Kontektual dan Penerapannya dalam KBK. Malang : Universitas Negeri Malang.

Sudirman, N. 1991. Ilmu Pendidikan. Bandung. Remaja Rosda Karya.

Suratno. 2000. Taksonomi dan Kunci Identifikasi taksonomi hewan. Jember: Uned Press

Sukiya. 2005. Biologi Vertebrata. Malang : UM Press.

Soenaryo. 1989. Strategi Belajar Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Malang : IKIP Malang.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam peraturan Rektor Universitas Negeri Semarang Nomor 22 Tahun 2008 tentang “Pedoman Praktik Pengalaman Lapangan Bagi Mahasiswa Program Kependidikan Universitas Negeri

Potensi Jerami Padi untuk Perbaikan Sifat Fisik Tanah pada Lahan Sawah Terdegradasi, Lombok Barat.. Balai

Tahapan dalam pembuatan situs web ini di mulai dari Pengumpulan Data, Struktur Navigasi, Storyboard, Pembuatan Situs dengan Menggunakan Macromedia Flash MX, Penggabungan Seluruh

Untuk memahami dan menjelaskan model penyelesaian tindak pidana lalu - lintas dengan mediasi penal dengan prinsip-prinsi restorative justice menjadi model yang

H 0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara curah hujan, hari hujan, penggunaan pupuk dan sisa tanam akhir tahun lalu terhadap hasil produksi padi di Kabupaten

Penulis menganalisa penelitian ini dengan menggunakan 2 metode, yang pertama adalah Chi Kuadrat ( Chi Square ) yaitu suatu metode mengenai perbandingan antara frekuesi observasi

Pada saat inisialisasi yang dilakukan modul adalah memberi tegangan pada pin heater sensor ditandai dengan nyala berkelip cepat LED hijau dimodul sensor agar sensor bisa

Hasil Uji Statistik F pada Tabel 4.9 diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05, artinya secara simultan, profitabilitas dan kapitalisasi pasar