15-21 April
Tetaplah Tinggal di Lembah
Perlindungan Yehuwa
HALAMAN 3 NYANYIAN: 133, 16
22-28 April
Jangan Biarkan Apa Pun
Menghalangi Saudara
Mendapatkan Kemuliaan
HALAMAN 18 NYANYIAN: 15, 61
Publikasi ini tidak diperjualbelikan, dan disediakan sebagai bagian dari pekerjaan pendidikan Alkitab sedu-nia yang ditunjang oleh sumbangan sukarela. Kecuali
The Watchtower (ISSN 0043-1087) is published
semi-monthly by Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc.; L. Weaver, Jr., President; G. F. Simonis,
Periodicals Postage Paid at Brooklyn, NY, and at addi-tional mailing offices.POSTMASTER: Send address changes to Watchtower, 1000 Red Mills Road,Wallkill,
34567
FEBRUARY 15, 2013Jil. 134, No. 4 Semimonthly INDONESIAN
ARTIKEL PELAJARAN
˝
Tetaplah Tinggal di Lembah Perlindungan
Yehuwa
Artikel ini menjelaskan apa yang dilambangkan oleh lembah perlindungan yang disebutkan di Zakharia 14:4 dan mengapa kita harus tetap tinggal di sana. Artikel ini juga membahas apa maksudnya air hidup yang disebut-kan di Zakharia 14:8 dan apa manfaatnya jika kita me-minumnya.
˝
Jangan Biarkan Apa Pun Menghalangi
Saudara Mendapatkan Kemuliaan
Artikel ini menunjukkan caranya kita bisa mendapatkan kemuliaan yang Yehuwa berikan kepada manusia. Arti-kel ini juga menjelaskan hal-hal apa saja yang bisa meng-halangi kita mendapatkannya dan bagaimana ketekun-an kita dalam mencari kemuliaketekun-an itu bisa memotivasi orang lain.
PADA 30 Oktober 1938, jutaan orang di Amerika
Serikat mendengarkan stasiun radio yang sering
menyiarkan sandiwara. Pada malam itu,
sandiwa-ranya diambil dari novel fiksi ilmiah
The War of
the Worlds. Dalam kisah sandiwara itu, ada
peng-umuman tentang pendaratan pasukan dari Mars
1, 2. Perang yang nyata apa yang akan segera terjadi? Dalam pe-rang ini, kita tidak perlu melakukan apa?Tetaplah Tinggal di
Lembah Perlindungan Yehuwa
”Yehuwa pasti akan . . . berperang melawan
bangsa-bangsa tersebut seperti pada hari ia berperang,
pada hari pertempuran.”—ZA. 14:3.
DAPATKAH SAUDARA MENJELASKAN? Apa yang dilambangkan oleh terbelahnya ”gunung pohon-pohon zaitun”?
Apa yang dilambangkan oleh ”lembah yang sangat besar”? Dengan cara apa kita bisa tetap tinggal di sana?
Apa yang dilambangkan oleh ”air hidup”? Siapa yang akan mendapat manfaat dengan meminumnya?
yang akan menyerbu dan menghancurkan Bumi.
Meskipun sudah dijelaskan bahwa acara itu
ha-nyalah sandiwara, banyak pendengarnya masih
mengira serangan itu benar-benar terjadi, dan
me-reka menjadi sangat ketakutan. Beberapa bahkan
mengambil tindakan untuk melindungi diri dari
serangan makhluk luar angkasa khayalan.
2
Dewasa ini, sebuah perang yang nyata akan
segera terjadi. Namun, orang-orang tidak
melaku-kan apa-apa untuk menghadapinya. Perang ini
te-lah dinubuatkan, bukan dalam novel fiksi ilmiah,
melainkan dalam Firman Allah, Alkitab. Ini
ada-lah perang Armagedon, yaitu perang Alada-lah
mela-wan sistem fasik ini. (Pny. 16:14-16) Dalam
pe-rang ini, kita tidak perlu melindungi diri dari
makhluk planet lain. Kita justru akan takjub
me-nyaksikan peristiwa-peristiwa mendebarkan dan
kuasa Allah yang dahsyat.
3
Nubuat di Zakharia pasal 14 berkaitan
lang-sung dengan perang Armagedon. Walaupun
dica-tat sekitar 2.500 tahun yang lalu, nubuat itu
ma-sih ada hubungannya dengan kita. (Rm. 15:4)
Nubuat itu menyebutkan banyak hal yang
meng-gambarkan situasi umat Allah sejak berdirinya
Kerajaan Mesianik di surga pada tahun 1914, juga
peristiwa-peristiwa seru yang akan segera terjadi.
Corak-corak penting dari nubuat itu antara lain
adalah terbentuknya ”lembah yang sangat besar”
dan keluarnya ”air hidup”. (Za. 14:4, 8) Lembah
ini sangat penting peranannya dalam melindungi
para penyembah Yehuwa. Selain itu, air hidup ini
bermanfaat bagi kita. Dengan memahami hal itu,
kita akan sadar mengapa kita perlu dan bahkan
ingin meminumnya. Jadi, mari kita perhatikan
baik-baik nubuat ini.—2 Ptr. 1:19, 20.
3. Nubuat apa yang akan kita bahas? Mengapa nubuat itu penting bagi kita?
DIMULAINYA ”HARI YEHUWA”
4
Zakharia pasal 14 dibuka dengan
disebutkan-nya ”hari Yehuwa”.
(
Baca Zakharia 14:1, 2.)
Apa yang dimaksudkannya? Ini adalah ”hari
Tuan”, yang dimulai ketika ”Kerajaan dunia
men-jadi kerajaan Tuan kita dan Kristusnya”. (Pny.
1:10; 11:15) Hari itu dimulai pada tahun 1914
de-ngan lahirnya Kerajaan Mesianik di surga.
Puluh-an tahun sebelum 1914, para penyembah Yehuwa
telah mengumumkan kepada bangsa-bangsa
bah-wa akhir dari ”bah-waktu yang ditetapkan bagi
bang-sa-bangsa” akan datang pada tahun itu dan bahwa
dunia akan memasuki masa pergolakan
terbu-ruk. (Luk. 21:24) Bagaimana tanggapan
bangsa-bangsa? Bukannya mengindahkan peringatan itu,
para pemimpin politik dan agama malah
menge-cam dan menganiaya para penginjil terurap yang
4. (a) Kapan ”hari Yehuwa” dimulai? (b) Puluhan tahun sebelum 1914, apa yang diumumkan oleh para penyembah Yehuwa? Bagai-mana para pemimpin dunia menanggapinya?bersemangat itu. Melalui tindakan itu, para
pe-mimpin dunia mengejek Allah Yang Mahakuasa
sendiri, karena duta-duta terurap dari Kerajaan
itu mewakili ”Yerusalem surgawi”—Kerajaan
Me-sianik—dan merupakan bagian darinya.—Ibr. 12:
22, 28.
5
Zakharia menubuatkan tindakan yang akan
diambil bangsa-bangsa. Ia mengatakan, ”Kota
ter-sebut [Yerusalem] sesungguhnya akan direbut.”
”Kota tersebut” melambangkan Kerajaan
Mesia-nik Allah. Di bumi, Kerajaan itu diwakili oleh
’warga negaranya’, yaitu kaum sisa terurap. (Flp.
3:20) ’Kota itu direbut’ pada Perang Dunia I
ke-tika para pengemban tanggung jawab dalam
or-ganisasi Yehuwa ditangkap dan dipenjarakan di
Atlanta, Georgia, AS. ”Rumah-rumah dijarah”
melalui perlakuan tidak adil dan penganiayaan
5, 6. (a) Menurut nubuat, tindakan apa yang akan diambil bang-sa-bangsa atas ”kota tersebut” dan ’warganya’? (b) Siapakah ”orang-orang yang tersisa dari antara bangsa itu”?yang dilancarkan atas mereka dan atas
orang-orang yang tetap setia lainnya. Selain itu, musuh
juga melarang lektur dan kegiatan para
pemberi-ta Kerajaan.
6
Sekalipun umat Allah kalah jumlah, difitnah,
ditentang, dan dianiaya musuh, ibadat sejati tidak
dapat dilenyapkan. Akan ada ”orang-orang yang
tersisa dari antara bangsa itu”. Mereka adalah
orang-orang dari kaum sisa terurap yang tetap
lo-yal, yang tetap ada di ”kota itu”.
7
Apakah nubuat ini tergenap sepenuhnya pada
akhir Perang Dunia I? Tidak. Masih akan ada
se-rangan lanjutan yang dilancarkan
bangsa-bang-sa atas kaum sibangsa-bang-sa terurap dan rekan-rekan
mere-ka yang memiliki harapan hidup di bumi. (Pny.
12:17) Misalnya, penganiayaan yang terjadi pada
Perang Dunia II. Kesetiaan Saksi-Saksi terurap
tersebut memotivasi hamba-hamba Allah dewasa
7. Teladan apa yang diberikan S aksi-S aksi terurap bagi semua penganut ibadat sejati dewasa ini?ini untuk bertekun menghadapi semua ujian iman
yang mengadang. Ini bisa berupa tentangan dari
kerabat yang tidak seiman, rekan sekerja, atau
te-man sekolah yang mengejek mereka. (1 Ptr. 1:
6, 7) Di mana pun mereka tinggal, para penganut
ibadat sejati semakin bertekad untuk ”berdiri
te-guh dalam satu roh” dan tidak ’digentarkan oleh
lawan-lawan’. (Flp. 1:27, 28) Namun, di
tengah-tengah dunia yang membenci mereka, di mana
umat Yehuwa bisa mendapatkan perlindungan?
—Yoh. 15:17-19.
YEHUWA MEMBUAT ”LEMBAH YANG SANGAT BESAR”
8
Mengingat Yerusalem, atau ”kota tersebut”,
melambangkan Yerusalem surgawi, maka
”gu-nung pohon-pohon zaitun, yang ada di
hadap-an Yerusalem” pastilah melambhadap-angkhadap-an sesuatu
juga. Apa yang dilambangkannya? Bagaimana
8. (a) Dalam Alkitab, gunung bisa melambangkan apa? (b) Apa yang dilambangkan oleh ”gunung pohon-pohon zaitun”?gunung itu ”terbelah di tengah-tengahnya” dan
menjadi dua gunung? Mengapa Yehuwa
menye-butnya ”gunung-gunungku”?
(
Baca Zakharia
14:3-5.) Dalam Alkitab, gunung bisa
melambang-kan kerajaan, atau pemerintahan. Selain itu,
ber-kat dan perlindungan juga dikaitkan dengan
gu-nung Allah. (Mz. 72:3; Yes. 25:6, 7) Jadi, gugu-nung
pohon-pohon zaitun tempat Yehuwa berdiri, yang
ada di sebelah timur Yerusalem di bumi,
melam-bangkan kedaulatan universal Yehuwa.
9
Apa arti dari terbelahnya gunung
pohon-po-hon zaitun itu? Ini berarti Yehuwa mendirikan
pe-merintahan tambahan. Pepe-merintahan ini adalah
Kerajaan Mesianik di bawah Yesus Kristus. Itulah
sebabnya Yehuwa menyebut kedua gunung hasil
terbelahnya ”gunung pohon-pohon zaitun”
seba-gai ”gunung-gunungku”. (Za. 14:4) Kedua
peme-rintahan itu adalah milik-Nya.
10
Sewaktu gunung simbolis itu
terbelah—sete-ngah ke utara dan seteterbelah—sete-ngah ke selatan—kaki
Ye-huwa tetap berada di atas masing-masing gunung.
Sebuah ”lembah yang sangat besar” terbentuk di
antara kedua kaki-Nya. Lembah itu
melambang-kan perlindungan ilahi. Di sana, hamba-hamba
Yehuwa bisa menikmati keamanan di bawah
ke-daulatan-Nya dan Kerajaan Mesianik Putra-Nya.
Yehuwa tidak akan pernah membiarkan ibadat
se-jati dimusnahkan. Kapan gunung pohon-pohon
zaitun itu terbelah? Sewaktu Kerajaan Mesianik
berdiri pada akhir Zaman Orang Kafir, yaitu
ta-hun 1914. Lalu, kapan para penganut ibadat
se-jati mulai lari ke lembah simbolis tersebut?
DIMULAINYA PELARIAN KE LEMBAH!
11
Yesus memperingatkan para pengikutnya,
10. Apa yang dilambangkan oleh ”lembah yang sangat besar” di an-tara kedua gunung itu?
11, 12. (a) Kapan pelarian ke lembah simbolis dimulai? (b) Apa buktinya lengan Yehuwa yang kuat terentang demi melindungi umat-Nya?
”Kamu akan menjadi sasaran kebencian semua
bangsa oleh karena namaku.” (Mat. 24:9)
Sela-ma hari-hari terakhir dunia ini, yang dimulai
ta-hun 1914, kebencian yang dinubuatkan itu
se-makin mengganas. Musuh melancarkan serangan
yang keji atas kaum sisa terurap selama Perang
Dunia I. Meski begitu, kelompok yang setia itu
tidak binasa. Pada tahun 1919, mereka dilepaskan
dari cengkeraman Babilon Besar—imperium
aga-ma palsu sedunia. (Pny. 11:11, 12)
1 Itulah saat
dimulainya pelarian ke lembah di antara
gunung-gunung Yehuwa.
12
Sejak 1919, penganut ibadat sejati di
sepu-tar bumi terus terlindung di lembah simbolis itu.
Selama puluhan tahun, pengabaran dan lektur
Saksi-Saksi Yehuwa dilarang dan dibatasi di
ba-nyak tempat. Beberapa pembatasan itu masih
ber-laku di sejumlah negeri. Namun, apa pun yang
1 Lihat Wahyu—Klimaksnya yang Menakjubkan Sudah Dekat!
dilakukan bangsa-bangsa, mereka tidak akan
per-nah bisa melenyapkan ibadat sejati kita! Lengan
Yehuwa yang kuat akan terentang demi
melin-dungi umat-Nya.—Ul. 11:2.
13
Jika kita berpaut pada Yehuwa dan berdiri
teguh dalam kebenaran, Ia dan Putra-Nya,
Ye-sus Kristus, akan melakukan bagian mereka.
Allah tidak akan membiarkan apa pun atau siapa
pun ’merenggut kita dari tangan-Nya’. (Yoh. 10:
28, 29) Yehuwa siap memberikan bantuan apa
pun yang dibutuhkan agar kita bisa menaati Dia,
Sang Penguasa Universal, dan bisa tetap loyal
se-bagai rakyat Kerajaan Mesianik. Pada
kesengsa-raan besar yang sudah kian dekat, kita akan
sema-kin membutuhkan perlindungan Yehuwa. Maka,
kita harus tetap tinggal di lembah perlindungan
itu sekarang.
13. D engan cara apa kita tetap tinggal di lembah perlindungan Ye-huwa? Mengapa sekarang semakin penting untuk berlindung di sana?
”HARI IA BERPERANG” TIBA
14
Karena akhir dunia ini sudah semakin
de-kat, Setan akan melancarkan serangan-serangan
yang makin sengit atas hamba-hamba Yehuwa.
Kemudian, tibalah ”hari [Yehuwa] berperang”
melawan musuh-musuh-Nya. Yehuwa akan
meng-hentikan semua serangan Setan. Pada
pertempur-an itulah Penguasa seluruh alam semesta akpertempur-an
mempertunjukkan betapa perkasanya Ia sebagai
Pejuang, dengan lebih nyata dibandingkan pada
”hari pertempuran” yang sudah-sudah.—Za.
14:3.
15
Pada hari Allah berperang, apa yang akan
terjadi atas orang-orang yang berada di luar
per-lindungan ”lembah yang sangat besar”? ”Tidak
akan ada terang yang berharga” bagi mereka.
14, 15. Pada ”hari [Allah] berperang” melawan musuh-musuh-Nya, apa yang akan terjadi atas orang-orang yang berada di luar lembah?Artinya, mereka tidak diperkenan Allah. Pada
pertempuran yang akan datang itu, ”kuda,
ba-gal, unta, dan keledai jantan, dan segala
ma-cam binatang peliharaan”—persenjataan
bangsa-bangsa—akan terimbas. Semua senjata itu akan
”membeku”, atau rusak. Yehuwa juga akan
meng-gunakan sampar dan ”bala”. Entah secara
har-fiah atau bukan, bala ini akan menghentikan
ancaman dari musuh. Pada hari itu, ”matanya
. . . dan lidahnya akan membusuk”,
maksud-nya musuh akan menyerang dengan tidak
ter-arah dan mereka akan dibungkam. (Za. 14:6, 7,
12, 15) Ada banyak sekali yang berpihak pada
Se-tan. Namun, di mana pun mereka berada di
bu-mi, tidak akan ada yang luput dari pembinasaan.
(Pny. 19:19-21) ”Orang-orang yang dibunuh oleh
Yehuwa pada hari itu akan bergelimpangan dari
ujung bumi sampai ke ujung bumi.”—Yer. 25:
32, 33.
16
Peperangan selalu mengakibatkan
penderita-an, termasuk di pihak yang menang. Makanan
su-sah didapat dan harta benda hilang. Orang-orang
jatuh miskin dan kehilangan kebebasan. Jika
ke-sukaran-kesukaran itu terjadi atas diri kita,
ba-gaimana reaksi kita? Apakah kita akan panik?
Apakah kita akan menyangkal iman di bawah
te-kanan? Apakah kita akan kehilangan harapan dan
menjadi putus asa? Selama kesengsaraan besar,
sa-ngatlah penting untuk tetap beriman akan kuasa
penyelamatan Yehuwa dan tetap berada di lembah
perlindungan-Nya.—
Baca Habakuk 3:17, 18.
”AIR HIDUP AKAN KELUAR”
17
Setelah Armagedon, ”air hidup” akan terus
mengalir dari Kerajaan Mesianik. ”Air hidup”
16. Mengingat hari Allah berperang semakin dekat, pertanyaan apa saja yang patut kita renungkan? Apa yang harus kita lakukan nanti?17, 18. (a) Apa yang dilambangkan oleh ”air hidup”? (b) Apa yang dilambangkan oleh ”laut sebelah timur” dan ”laut sebelah ba-rat”? (c) S ambil menatap masa depan, apa tekad S audara?
ini memaksudkan apa pun yang Yehuwa
sedia-kan agar manusia bisa hidup abadi. ”Laut
sebe-lah timur” adasebe-lah Laut Mati, dan ”laut sebesebe-lah
barat” adalah Laut Tengah. Keduanya
memak-sudkan orang-orang. Laut Mati dengan tepat
me-lambangkan orang-orang yang tidur dalam
ke-matian. Laut Tengah penuh dengan kehidupan
sehingga dengan tepat melambangkan
”kumpul-an besar” y”kumpul-ang selamat dari Armagedon.
(
Baca
Zakharia 14:8, 9; Pny. 7:9-15) Jadi, kedua
ke-lompok ini akan dibebaskan dari kematian akibat
dosa Adam dengan terus meminum air hidup
sim-bolis, atau ”sungai air kehidupan”.—Pny. 22:1, 2.
18
Di bawah perlindungan Yehuwa, kita akan
selamat melewati akhir sistem fasik ini dan
mema-suki dunia baru Allah yang adil-benar. Walaupun
kita menjadi sasaran kebencian semua bangsa,
marilah kita semakin bertekad untuk tetap loyal
sebagai rakyat Kerajaan Allah dan untuk tetap
tinggal di lembah perlindungan Yehuwa.
KALAU mendengar kata ”kemuliaan”, apa yang mun-cul dalam benak Saudara? Semaraknya ciptaan Allah? (Mz. 19:1) Pujian dan kemuliaan yang ditujukan ke-pada orang yang sangat kaya, pintar, atau sukses? Dalam Alkitab, kata Ibrani untuk ”kemuliaan” bisa
1, 2. (a) Dalam Alkitab, apa makna kata Ibrani untuk ”kemulia-an”? (b) Pertanyaan apa saja yang akan kita bahas dalam artikel ini?
Jangan Biarkan Apa Pun
Menghalangi Saudara
Mendapatkan Kemuliaan
”Ia yang memiliki semangat kerendahan hati akan
memegang kemuliaan.”—AMS. 29:23.
APA JAWABAN SAUDARA?
Apa yang dimaksud dengan Yehuwa memberi kita kemuliaan?
Apa yang bisa menghalangi kita untuk mendapatkan kemuliaan dari Allah?
Apa yang dimaksud dengan ketekunan kita bisa berarti kemuliaan bagi orang lain?
digunakan untuk menunjukkan bobot. Pada zaman dahulu, sewaktu uang terbuat dari logam mulia, sema-kin berat sebuah koin semasema-kin besar nilainya. Jadi, kata-kata yang digunakan untuk menyatakan berat bisa memiliki makna kiasan yaitu berharga, megah, atau mengagumkan.
2 Kita mungkin mengagumi orang yang memiliki
kekuasaan, kedudukan, atau reputasi. Tetapi, apakah itu yang Allah cari dalam diri manusia? Orang seperti apa yang mendapat kemuliaan dari Allah? Jawabannya ada dalam Alkitab. Misalnya, Amsal 22:4 menyatakan, ”Hasil dari kerendahan hati dan takut akan Yehuwa adalah kekayaan dan kemuliaan dan kehidupan.” Dan Yakobus sang murid menulis, ”Hendaklah kamu rendahkan diri di hadapan Yehuwa, dan ia akan me-ninggikan kamu.” (Yak. 4:10) Apa yang dimaksud dengan Yehuwa memberikan kemuliaan kepada manu-sia? Apa yang dapat menghalangi kita untuk men-dapatkannya? Dan, bagaimana kita dapat membantu orang lain mendapatkan kemuliaan ini?
3 Sang pemazmur yakin bahwa Yehuwa akan
me-megang tangan kanannya dan membawanya kepada kemuliaan sejati. (Baca Mazmur 73:23, 24.) Apa
maksudnya hal itu? Yehuwa membimbing hamba-hamba-Nya yang rendah hati kepada kemuliaan dalam arti Ia memberi mereka kehormatan dalam berbagai cara. Misalnya, Ia memberi mereka pemahaman akan kehendak-Nya. (1 Kor. 2:7) Kepada orang-orang yang mendengarkan firman-Nya dan menaati Dia, Ia mem-berikan kehormatan berupa hubungan yang akrab de-ngan-Nya.—Yak. 4:8.
4 Yehuwa juga memercayakan pelayanan Kristen
yang bagaikan harta kepada hamba-hamba-Nya. (2 Kor. 4:1, 7) Pelayanan ini akan menghasilkan ke-muliaan. Kepada orang-orang yang menggunakan hak istimewa ini untuk memuji Dia dan membantu orang lain, Yehuwa berjanji, ”Orang-orang yang menghor-mati aku, akan kuhormenghor-mati.” (1 Sam. 2:30) Orang-orang seperti itu mendapat kehormatan berupa nama
3-5. Apa yang dimaksud dengan Yehuwa membawa kita kepada ke-muliaan?
baik di hadapan Yehuwa, dan mereka akan dipuji oleh hamba-hamba Allah lainnya.—Ams. 11:16; 22:1.
5 Bagaimana dengan masa depan orang-orang yang
’berharap kepada Yehuwa dan mengikuti jalan-Nya’? Kepada mereka dijanjikan, ”Ia [Yehuwa] akan me-ninggikan engkau untuk memiliki bumi. Pada waktu orang-orang fasik dimusnahkan, engkau akan melihat-nya.” (Mz. 37:34) Mereka sangat menantikan saatnya mereka akan mendapat kehormatan yang luar biasa de-ngan menerima kehidupan abadi.—Mz. 37:29.
”AKU TIDAK MENERIMA KEMULIAAN DARI MANUSIA”
6 Apa yang bisa menghalangi kita sehingga tidak
mendapatkan kemuliaan yang ingin Yehuwa berikan? Salah satunya adalah kalau kita terlalu mementing-kan pandangan orang-orang yang tidak memedulimementing-kan Allah. Sikap inilah yang ditunjukkan orang-orang ter-kemuka pada zaman Yesus. Tentang mereka, rasul Yohanes menulis, ”Banyak orang bahkan di antara
penguasa-penguasa, sebenarnya beriman kepadanya [Yesus], tetapi oleh karena orang-orang Farisi mereka tidak mengakui dia, agar tidak dikeluarkan dari sina-goga; sebab mereka mengasihi kemuliaan dari manu-sia lebih daripada kemuliaan dari Allah.” (Yoh. 12: 42, 43) Para penguasa itu semestinya tidak memen-tingkan pandangan orang Farisi.
7 Pada awal pelayannya, Yesus dengan jelas
menya-takan mengapa banyak orang akan menolaknya dan ti-dak mau beriman kepadanya. (Baca Yohanes 5:39-44.) Selama berabad-abad, bangsa Israel menantikan
kedatangan Mesias. Sewaktu Yesus mulai mengabar, ada orang-orang yang mungkin telah menyimpulkan bahwa Kristus semestinya segera tampil, seperti dinu-buatkan Daniel. Beberapa bulan sebelumnya, sewaktu Yohanes Pembaptis mulai mengabar, banyak orang mengatakan, ”Apakah mungkin ia adalah Kristus?” (Luk. 3:15) Sekarang, Mesias yang sudah lama di-tunggu-tunggu ada di antara mereka. Tetapi, orang-orang yang ahli dalam Hukum tidak mau percaya kepadanya. Mengapa? Alasannya terlihat jelas dari
pertanyaan Yesus kepada mereka, ”Bagaimana kamu dapat percaya, apabila kamu menerima kemuliaan dari satu sama lain dan kamu tidak mencari kemuliaan dari satu-satunya Allah?”
8 Bagaimana kemuliaan dari manusia bisa
menga-burkan kemuliaan dari Allah? Mari perhatikan ilus-trasi berikut yang mengumpamakan kemuliaan de-ngan cahaya. Di alam semesta ada banyak bintang yang berkilauan. Pernahkah Saudara memandang la-ngit yang bertaburkan ribuan bintang pada malam yang cerah? ’Kemuliaan bintang-bintang’ sangat me-mukau. (1 Kor. 15:40, 41) Namun, bagaimana jika Saudara melihatnya dari tengah kota yang terang-ben-derang? Cahaya lampu kota membuat kita sulit me-lihat cahaya bintang-bintang yang jauh! Apakah itu berarti cahaya lampu penerang jalan, stadion, dan bangunan-bangunan itu lebih terang, atau lebih in-dah daripada cahaya bintang-bintang? Tidak! Cahaya kota lebih dekat dengan kita sehingga mengaburkan
8, 9. Ilustrasikan bagaimana kemuliaan dari manusia bisa menga-burkan kemuliaan dari Allah.
cemerlangnya ciptaan Yehuwa. Untuk menyaksikan keindahan bintang di malam hari, kita harus mencari tempat yang bebas dari cahaya lampu-lampu kota.
9 Demikian pula, jika kita terlalu mementingkan
ke-muliaan dari sudut pandang manusia, bisa-bisa kita ti-dak menghargai kemuliaan yang Yehuwa ingin berikan dan tidak berupaya mencarinya. Banyak orang tidak mau menerima berita Kerajaan karena takut akan pe-nilaian dari kenalan atau kerabat mereka. Tetapi, ba-gaimana dengan hamba-hamba Allah? Apakah mere-ka juga bisa menginginmere-kan kemuliaan dari manusia? Misalnya, katakanlah seorang pemuda ditugasi untuk mengabar di suatu daerah. Orang-orang di sana me-ngenal dia tetapi tidak tahu kalau dia adalah seorang Saksi Yehuwa. Apakah ia akan merasa takut? Atau, se-seorang mungkin diejek karena mengejar cita-cita ro-hani. Apakah ia akan mendengarkan orang-orang yang tidak berpandangan rohani itu? Atau, seorang Kristen mungkin melakukan dosa serius. Apakah ia akan me-nyembunyikan kesalahannya karena takut reputasinya
di sidang rusak atau takut mengecewakan orang-orang yang ia sayangi? Dalam contoh yang terakhir, jika ia benar-benar ingin memperbaiki hubungannya dengan Yehuwa, ia akan ”memanggil tua-tua di sidang” dan meminta bantuan mereka.—Baca Yakobus 5:14-16.
10 Kita mungkin sedang membuat kemajuan ke
arah kematangan Kristen. Namun bagaimana jika ada rekan seiman yang menasihati kita? Komentarnya yang jujur bisa bermanfaat jika kita tidak membela diri karena angkuh, takut kehilangan muka, atau tergoda untuk membenarkan tindakan kita. Atau, misalkan Saudara mengerjakan suatu proyek bersama seorang rekan seiman. Apakah Saudara khawatir orang lain yang akan mendapat pujian atas ide dan kerja keras Saudara? Jika Saudara berada dalam situasi-situasi se-perti itu, yakinlah bahwa ”ia yang memiliki semangat kerendahan hati akan memegang kemuliaan”.—Ams. 29:23.
10. (a) Jika kita terlalu mementingkan pandangan orang lain ter-hadap kita, apa pengaruhnya? (b) Jika kita bertindak dengan ren-dah hati, kita bisa yakin akan hal apa?
11 Para pengawas dan orang yang ”berupaya meraih
jabatan” seperti itu juga perlu berhahati agar ti-dak mencari pujian dari manusia. (1 Tim. 3:1; 1 Tes. 2:6) Bagaimana seharusnya tanggapan seorang Sauda-ra jika ia mendapat pujian atas sesuatu yang ia laku-kan? Ia mungkin tidak akan mendirikan monumen bagi dirinya, seperti Raja Saul. (1 Sam. 15:12) Na-mun, apakah ia segera mengakui bahwa apa yang ia capai adalah karena kebaikan hati Allah dan apa pun yang ia lakukan di kemudian hari akan berhasil hanya jika ia mendapat berkat dan bantuan Allah? (1 Ptr. 4:11) Apa yang ada dalam hati kita sewaktu mendapat pujian bisa menunjukkan kemuliaan macam apa yang kita cari.—Ams. 27:21.
”KAMU INGIN MELAKUKAN HASRAT BAPAKMU”
12 Hal lain yang bisa menghalangi kita untuk
men-dapatkan kemuliaan dari Allah adalah keinginan kita
11. Apa yang seharusnya ada dalam hati kita sewaktu mendapat pu-jian? Mengapa?
12. Apa yang membuat beberapa orang Yahudi tidak mau mende-ngarkan berita Yesus?
sendiri. Keinginan yang salah dapat membuat kita sama sekali tidak mau mendengarkan kebenaran.
(Baca Yohanes 8:43-47.) Yesus mengatakan kepada
beberapa orang Yahudi bahwa mereka tidak mau men-dengarkan beritanya karena ’mereka ingin melakukan hasrat bapak mereka, Si Iblis’.
13 Sering kali, kita hanya mau mendengarkan apa
yang sesuai dengan keinginan kita. (2 Ptr. 3:5) Yehu-wa menciptakan kita dengan kesanggupan yang luar biasa untuk mengabaikan bunyi-bunyi yang tidak di-inginkan. Cobalah hentikan kegiatan sejenak. Berkon-sentrasilah dan perhatikan berapa banyak suara yang dapat Saudara dengar saat ini. Saudara mungkin ta-dinya tidak menyadari adanya suara-suara tertentu. Bagian otak yang disebut sistem Limbik membantu Saudara untuk memerhatikan satu suara saja meski-pun Saudara tetap dapat mendengar suara-suara lain-nya. Namun, para peneliti mendapati bahwa proses itu
13, 14. (a) Apa yang dikatakan para peneliti tentang cara otak kita memproses suara orang-orang? (b) Apa yang menentukan siapa yang ingin kita dengarkan?
akan semakin sulit jika yang didengarkan adalah suara orang-orang. Ini berarti sewaktu Saudara mendengar suara dua orang sekaligus, Saudara harus memilih sua-ra siapa yang akan Saudasua-ra perhatikan. Pilihan Sauda-ra banyak bergantung pada siapa yang ingin Saudara
dengarkan. Jadi, orang-orang Yahudi yang ingin mela-kukan kehendak bapak mereka, Si Iblis, tidak mau mendengarkan Yesus.
14 Dari ’rumah hikmat’ dan ’rumah bebal’ keluar
suara yang memanggil kita. (Ams. 9:1-5, 13-17) Hik-mat dan kebebalan seolah-olah terus berupaya mena-rik perhatian kita. Karena itu, kita harus memilih. Yang mana yang akan kita dengarkan? Itu sangat ber-gantung pada kehendak siapa yang ingin kita ikuti. Domba-domba Yesus mendengarkan suaranya dan mengikuti dia. (Yoh. 10:16, 27) Mereka ”berada di pi-hak kebenaran”. (Yoh. 18:37) ”Mereka tidak menge-nal suara orang-orang yang tidak dikemenge-nal.” (Yoh. 10:5) Orang-orang yang rendah hati seperti itulah yang akan mendapatkan kemuliaan.—Ams. 3:13, 16; 8:1, 18.
”INI BERARTI KEMULIAAN BAGIMU”
15 Ketekunan kita dalam melakukan kehendak
Ye-huwa akan memotivasi orang lain untuk berupaya mendapatkan kemuliaan. Kepada sidang Efesus, Pau-lus menulis, ”Aku meminta agar kamu jangan me-nyerah oleh karena kesengsaraanku ini demi kamu, sebab ini berarti kemuliaan bagimu.” (Ef. 3:13) Da-lam arti apa kesengsaraan Paulus ”berarti kemuliaan” bagi orang-orang Efesus? Melalui kerelaannya untuk terus melayani mereka sekalipun menghadapi coba-an, Paulus menunjukkan kepada orang-orang Efesus bahwa hak istimewa mereka sebagai orang Kristen adalah sesuatu yang sangat penting dan tak terni-lai. Seandainya Paulus menyerah di bawah kesukar-an, tidakkah mereka akan menyimpulkan bahwa hu-bungan mereka dengan Yehuwa, pelayanan mereka, dan harapan mereka adalah sesuatu yang sepele? Te-ladan ketekunan Paulus menunjukkan bahwa hak is-timewa menjadi murid Kristus itu memang sangat
15. Apa artinya kesengsaraan Paulus ”berarti kemuliaan” bagi orang lain?
berharga sehingga patut dipertahankan sekalipun hal itu menuntut pengorbanan.
16 Pikirkan apa pengaruh semangat dan ketekunan
Paulus atas orang lain. Kisah 14:19, 20 mengatakan, ”Orang-orang Yahudi dari Antiokhia dan Ikonium tiba dan membujuk kumpulan orang itu, lalu mereka me-rajam Paulus dan menyeret dia ke luar kota [Listra], karena menyangka dia sudah mati. Akan tetapi, se-waktu murid-murid mengelilingi dia, dia bangkit ber-diri dan masuk ke dalam kota. Pada hari berikutnya, dia pergi bersama Barnabas ke Derbe.” Bayangkan, hari ini hampir mati, keesokan harinya sudah pergi lagi sejauh kira-kira 100 kilometer, bahkan tanpa sa-rana transportasi modern!
17 Mungkinkah Timotius termasuk di antara
”mu-rid-murid” yang menolong Paulus? Bisa saja, wa-laupun itu tidak dikatakan secara pasti dalam buku Kisah. Perhatikan apa yang Paulus tulis dalam
16. Kesengsaraan apa yang diderita Paulus di Listra?
17, 18. (a) Bagaimana Timotius bisa mengetahui penderitaan Paulus di Listra? (b) Apa pengaruh ketekunan Paulus atas Timo-tius?
suratnya yang kedua kepada Timotius, ”Engkau de-ngan cermat telah mengikuti pengajaranku, haluan hidupku, . . . berbagai hal yang terjadi atasku di Antiokhia [diusir dari kota], di Ikonium [hampir dira-jam], di Listra [diradira-jam], berbagai bentuk pengani-ayaan yang telah aku tanggung; namun dari semua itu Tuan telah melepaskan aku.”—2 Tim. 3:10, 11; Kis. 13:50; 14:5, 19.
18 Timotius ’dengan cermat mengikuti’
peristiwa-peristiwa itu dan pasti memerhatikan ketekunan Pau-lus. Hal itu meninggalkan kesan yang kuat dalam be-nak Timotius. Sewaktu Paulus mengunjungi Listra, ia mendengar bahwa Timotius telah menjadi seorang Kristen teladan dan ”dilaporkan baik oleh saudara-sau-dara di Listra dan Ikonium”. (Kis. 16:1, 2) Belakang-an, Timotius pun memenuhi syarat untuk mengemban tanggung jawab yang besar.—Flp. 2:19, 20; 1 Tim. 1:3.
19 Ketekunan kita dalam melakukan kehendak
Allah juga bisa memiliki pengaruh serupa atas orang
www.jw.org/id
lain, khususnya atas kaum muda yang kelak akan men-jadi hamba-hamba Allah yang sangat berharga. Sau-dara-saudara muda akan memerhatikan kita dan me-niru keterampilan kita dalam mengajar dan mengabar. Selain itu, mereka juga akan belajar dari cara kita mengatasi kesukaran dalam kehidupan. Paulus ”tetap bertekun menanggung segala perkara” sehingga se-mua orang yang tetap setia dapat ’memperoleh kese-lamatan serta kemuliaan yang abadi’.—2 Tim. 2:10.
20 Jadi, tidakkah kita seharusnya terus ”mencari
ke-muliaan dari satu-satunya Allah”? (Yoh. 5:44; 7:18) Ya, tentu saja! (Baca Roma 2:6, 7.) Yehuwa
membe-rikan ”kehidupan abadi kepada mereka yang mencari kemuliaan”. Selain itu, ’ketekunan kita untuk melaku-kan apa yang baik’ amelaku-kan memotivasi orang lain untuk bertekun sehingga mendapat kehidupan abadi. Maka, jangan biarkan apa pun menghalangi Saudara untuk mendapatkan kemuliaan yang Allah berikan.