TUGAS IV ADMIXTURE
TUGAS IV ADMIXTURE
Qua
Qualilitty
y A
Assuran
ssurance
ce II n D
n Diisp
spe
ensi
nsing H
ng H a
azza
arrd
do
ous D
us Drrug
ug
OLEH: OLEH: RIZDYANA
RIZDYANA FIRMANIAR FIRMANIAR 051615153030516151530333 IIN
IIN ERNAWATI ERNAWATI 051615153030516151530344 AYU
AYU MAWARI MAWARI 051615153030516151530355
MAGISTER FARMASI KLINIK
MAGISTER FARMASI KLINIK
FAKULTAS FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
SURABAYA
2017
2017
TUGAS IV ADMIXTURE
Quality Assurance I n Dispensing H azardous Drug
”OLEH:
RIZDYANA FIRMANIAR 051615153033 IIN ERNAWATI 051615153034 AYU MAWARI 051615153035
MAGISTER FARMASI KLINIK
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
Quality Assurance I n Dispensing H azardous Drug
I .
Hazardous DrugHazardous Drug s (obat yang berbahaya) adalah semua obat yang teridentifikasi minimal satu dari 6 kriteria, yaitu karsinogenik, teratogenik atau bisa menjadi toksik, toksik pada reproduksi manusia, toksis pada organ di dosis kecil baik pada manusia ataupun hewan, toksik pada genetik, dan obat baru yang dari strukturnya dapat terlihat toksik. Limbah hazardous merupakan semua limbah yang termasuk pada daftar RCRA limbah berbahaya atau yang memiliki sifat korosif,
reaktif atau toksik. Termasuk dalam obat berbahaya seperti obat kemoterapi, obat yang sedang diteliti, pengobatan lain yang teridentifikasi sebagai obat berbahaya berdasarkan daftar berbahaya dari NIOSH (Ashp, 2006).
I I .
Quality AssuranceQuality Assurance merupakan konsep yang luas tentang semua hal baik individu ataupun kelompok yang mempengaruhi kualitas dari sebuah produk. Hal ini semuanya tentang pengaturan pembuatan dengan meyakini bahwa objek dari produk farmasi memiliki kualitas yang dibutuhkan untuk digunakan. Untuk itu quality assurance menggabungkan GMP dan banyak faktor, yang didalamnya terdapat penganturan seperti desain dan pengembangan produk (WHO, 2006).
Perusahaan harus menerima tanggung jawab untuk kualitas produk farmasi untuk meyakini mereka bahwa penggunaan sesuai dengan yang dimaksudkan, mengikuti dari permintaan pasar dan tidak menempatkan pasien pada keadaan berisiko untuk kurangnya keamanan, kualitas atau efikasi. Hasil yang diperoleh dari kualitas dilakukan secara objektif dari tanggung jawab manajer senior dan staf dari berbagai departemen dan semua level dari perusahaan, pemasok dan distributor. Untuk mendapatkan hal itu semua harus didesain secara komprehensif dan sistem implementasi yang benar terkait GMP
dan kontrol kualitas. Semuanya harus terdokumentasikan dan secara efektif di monitor. Semua sistem quality assurance harus memiliki staf yang cukup dengan memiliki kompetensi yang baik dan harus memiliki alat dan fasilitas yang memadai (WHO, 2006)
I I I .
Quality Assurance in Hazardous DrugApoteker yang menyiapkan Hazardous Drug (HD) steril dan non steril harus melakukan sesuai dengan Quality Assurance, hal ini untuk menjamin kebenaran bersih, aplikasi dan memverifikasi semua aktivitas yang mempengaruhi kualitas sediaan steril HD dan memberikan proteksi perlindungan pada personel yang mengerjakan. Tujuan dari kegiatan ini dilakukan untuk memberikan informasi kepada personel dan individu lain yang memiliki tanggung jawab bahwa personel, fasilitas dan peralatan (BSC, dll) perlu dipertahankan
sesuai kondisi yang dibutuhkan (bebas kontaminan saat pencampuran sediaan steril HD dan mematuhi prosedur yang telah ditetapkan. Manfaat yang didapat dengan melakukan sistem ini dapat membantu memperoleh data dan identifikasi trend, dimana dapat dilakukan upaya perbaikan dan pecegahan jika dibutuhkan.
a. Program yang dilakukan
1. Verifikasi lingkungan (Alat dan area kerja) Sertifikat
2. Verifikasi proses pencampuran secara aseptik 3. Verifikasi persiapan terakhir
4. Verifikasi personel yang mengerjakan b. Hasil dan level aksi
Untuk setiap komponen spesifik, pencampuran steril harus menetapkan proses verifikasi, hasil dari itu yang memberikan satu hingga tuga level:
- Penyesuaian (tidak ada tindakan yang diperlukan): yang diperintahkan dapat tercapai
- Peringatan: peningkatan kewaspadaan diperlukan untuk menghindari ketidahpatuhan
- Perlu dilakukan tindakan: perlu investigasi secara mendalam, segera melakukan perbaikan dan atau menghindari perlakuan yang dibutuhkan untuk menghindari ketidakpatuhan yang terulang.
c. Dokumentasi sebagai aktivitas kontrol kualitas
Menulis dokumen berkaitan dengan program quality assurance yang harus diverifikasi, dianalisis dan ditanda-tangan oleh supervisor pencampuran steril dan disimpan selama periode sesuai dengan peraturan. Supervisor pencampuran steril harus: - Melakukan investigasi dokumen yang hilang, situasi tidak
patuh (melakukan dengan sengaja) dan penyimpangan protocol.
- Identifikasi trend terkait banyaknya mikroba di area kontrol dan tipe mikroorganisme yang ditemukan.
- Konsultasi dengan spesialis mikrobiologi jika dibutuhkan - Membuat perbaikan dan melakukan pencegahan.
1. Verifikasi Peralatan
Verifikasi peralatan yang mensuport aktivitas compounding sediaan steril HD, meliputi:
a) Sertifikasi
Peralatan yang mendukung aktivitas compounding diantaranya refrigerator, freezer, incubator , dan alat sampling udara, harus di sertifikasi dengan semua instalasi dan proses harus dikalibrasi sebelum dimasukkan ke dalam proses pelayanan /penggunaan.
Perencanaan perawatan peralatan harus dilakukan, dengan mempertimbangkan rekomendasi dari produsen pada masing-masing alat. Jika produsen tidak menyediakan rekomendasi perawatan, aktivitas tetap harus dilakukan minimal satu kali setahun yang dilakukan oleh teknisi yang
terkualifikasi. Laporan perwatan harus disimpan dan terdokumentasi (maintenance log ).
Sertifikasi peralatan dan fasilitas dilakukan pada: 1) Sebelum penggunaan pertama
2) Setiap 6 bulan sekali
3) Saat instalasi peralatan baru
4) Ketika peralatan diperbaiki atau dirawat
5) Terjadi ada kasus tentang masalah kontaminan
6) Ketika ada investtigasi masalah kontaminan denga tidak adanya kepatuhan terhadap prosedur pada proses penyiapan aseptis, yang dibutuhkan eksklusi atau menghilangkan peraltan yang membuat terjadinya kontaminasi
b) Pembacaan temperature
Minimal sekali sehari, personel compounding harus selalu melakukan cek temperatur log pada setiap peralatan yang menggunakan kesesuaian temperatur (eg: refrigerator , freezer , inkubator) untuk melakukan review temperatur 24 jam sebelumnya dan aksinya harus dikoreksi jika terjadi perbedaan sesuai spesifikasinya. Jika digunakan termometer, maka harus dilakukan verifikasi peralatan, temperatur harus dibaca minimal dua kali sehari (beda waktu pembacaan misalnya pagi dengan malam hari). Termometer yang digunakan harus secara berkala dikalibrasi.
c) Pada sistem operasional indikator peralatan seperti sistem otomatisasi alat atau manual peralatan
Verifikasi ini dilakukan dengan mengecek sistem alatnya setiap hari disaat sebelum digunakan serta harus selalu kontinyu dilakukan oleh personel yang terkualifikasi sesuai prosedur
d) Sampling di daerah peralatan (disaat terjadi proses produksi meliputi sampel viable dan non viable partikel
serta sampel permukaan) berdasarkan rencana sampling Sampling daerah peralatan di peralatan dilakukan:
Sertifikasi peralatan dan fasilitas dilakukan pada: 1) Sebelum penggunaan pertama
2) Setiap 6 bulan sekali
3) Saat instalasi peralatan baru
4) Ketika peralatan diperbaiki atau dirawat
5) Terjadi ada kasus tentang masalah kontaminan
6) Ketika ada investigasi masalah kontaminan denga tidak adanya kepatuhan terhadap prosedur pada proses penyiapan aseptis, yang dibutuhkan eksklusi atau menghilangkan peraltan yang membuat terjadinya kontaminasi. Berdasarkan program verifikasi internal
2. Verifikasi Fasilitas
a) Sertifikasi Clean Room dan anteroom 1) Verifikasi setiap 6 bulan sekali
2) Ketika control area yang akan mulai diinstalasi 3) Instalasi peralatan baru
4) Ketika ruangan atau peralatan di lakukan perwatan atau perbaikan
5) Ketika masalah kontaminasi ada
6) Ketika ada investigasi masalah kontaminasi dan adanya ketidakpatuhan terhadap prosedur pada preparasi aseptis dan kerusakan fasilitas
b) Sampling area control dan buffer room, dibawah kondisi normal (pada partikel viable, non viable dan partikel permukaan) berdasarkan rencana sampling :
1) Setiap 6 bulan sekali (lebih sering dapat dilakukan untuk menjamin penjaminan kualitas sediaan )
2) Ketika instalasi area control 3) Ketika instalasi peralatan baru
4) Ketika ruangan atau peralatan di lakukan perwatan atau perbaikan
5) Ketika masalah kontaminasi ada
6) Ketika ada investigasi masalah kontaminasi dan adanya ketidakpatuhan terhadap prosedur pada preparasi aseptis dan kerusakan fasilitas
7) Verifikasi berdasarkan program verifikasi internal Lingkungan harus selalu dimonitor untuk menjamin bahwa fasilitas yang digunakan sesuai spesifikasinya. Verifikasi lingkungan dilakukan untuk memonitor ada atau tidaknya kontaminan kimia yang berasal dari material HD pada permukaan penyiapan, penyimpanan, serta saat verifikasi produk, termasuk didalamnya monitor ada/tidaknya kontaminan mikrobiologi minimal dua kali setahun.
Kepatuhan pada spesifikasi untuk parameter lingkungan dari fasilitas dan saat operasional, maka supervisor compounding sediaan steril harus menjamin setiap personel di setiap bagian:
Mempunyai pengetahuan yang cukup tentang mengukur instrument saat monitoring.
Mengetahui setiap spesifikasi masing masing parameter saat monitoring.
Mengetahui setiap prosedur yang akan diikuti saat diketahui ada bagian yang tidak patuh/non-compliance dengan mempertimbangkan
Sampling viable, non-viable dan partikel di permukaan area kontrol dan BSC atau CACI, diantaranya:
Sampling plan
Prosedur perencanaan sampling udara untuk viable, non-viable dan partikel permukaan harus sesuai dengan standart. Sampling udara dan permukaan pada area kontrol (clean room dan anteroom):
Diagram tempat sampling
Tipe sampling
Metode sampling
Jumlah sampel yang digunakan pada masing masing ruangan
Frekwensi sampling 3 tipe sampel
Partikel non-viable per m2 udara
Partikel viable per m2 udara
Partikel permukaan yang viable Spesifikasi sampling
Sampel harus diambil minimal tiap 6 bulan dari udara di ruangan kontrol area (clean room dan anteroom, BSC atau CACI dan diambil setiap hari saat terjadi:
1. Selama instalasi dari peralatan baru, atau area kontrol baru
2. Selama perawatn atau perbaikan peralatan (memperbaiki BSC, sistem ventilasi, dll) atau perbaikan area terkontrol (ex: lubang di dinding dll)
3. Selama investigasi adanya masalah kontaminasi atau terjadi ketidakpatuhan (non-compliance) dari personel pada proses aseptis.
Personel yang melakukan sampling harus tersertifikasi. Indikator terbaik untuk sertifikasi ruangan terkontrol, LAF dan BSC
Sampling partikel viable di udara dan permukaan:
Sampling partikel viable udara per m2 pada tiap sudut menggunakan sampler udara
Sampling permukaan dilakukan secara langsung melalui metode swab
Tabel Indikator Langkah Terbaik Sertifikasi Kontrol Ruangan, LAFW, dan BSC
SERTIFIKASI KONTROL AREA
Dimulai dengan sertifikasi Clean Room yakni melalui sampling non-viable partikel berdasarkan ISO yang berlaku
Mengukur suplay volume udara untuk tiap tiap HEPA filter di ruangan
Mengukur velositas udara pada masing masing terminal atau saluran HEPA filter, di ruangan kontrol
Menghitung volume udara pada HEPA filter, jika velositas udara tidak diketahui
Verifikasi integrasi HEPA filter Verifikasi temperature dan humiditas
Verifikasi level noise atau kebisingan udara Verifikasi level cahaya
Verifikasi perilaku ruangan dengan “ smoke test ”
Menjamin bahwa pintu di masing masing ruangan tertutup rapat (memastikan tidak adanya pencampuran udara di tiap ruangan yang berbeda tekanan)
Tabel Sertifikasi BSC Sertifikasi BSC
Sertifikasi BSC dilakukan berdasarkan standart yang berlaku serta menyertakan standart dari pabrikannya
Jika berdasarkan standart ISO 14644-1
Dijumlah partikel non-viable
Verifikasi jumlah partikel non-viable dengan diameter 0,5 mikrometer
Verifikasi jumlah partikel non-viable diameter 0,5 mikrometer saat istirahat dan pada saat beroperasi, diukur pada 5 saat pembacaan, dengan minimum pembacaan 2x1 menit pada 1m3 sampel per pembacaan
Tabel Sertifikasi LAF Sertifikasi LAFW
Sertifikasi berdasarkan standart yang berlaku
Jika standart yang digunakan ISO, maka yang dilakukan diantaranya:
Jumlah partikel non-viable
Verifikasi jumlah partikel non-viable dengan diameter 0,5 mikrometer
Verifikasi jumlah partikel non-viable diameter 0,5 mikrometer saat istirahat dan pada saat beroperasi, diukur pada 5 saat pembacaan, dengan minimum pembacaan 2x 1 menit pada 1 m3 sampel per pembacaan
Rekomendasi jika harus dilakukan perubahan pre filter pada LAFW
Tabel Sertifikasi CACI dan CAI Sertifikasi CACI dan CAI
Sertifikasi berdasarkan prosedur dari pabrikannya (Compounding Isolator Testing Guide)
Sertifikasi menggunakan beberapa test, diantaranya:
Test aliran udara
Verifikasi tekanan internal
Verifikasi tempat instalasi
Verifikasi HEPA filter
Integritas containment/ ruangan dengan test kebocoran tekanan ruangan
Test waktu recovery ( Recovery Time test )
Test persiapan masuk dan keluar
Jumlah partikel non-viable
National Association of Pharmacy Regulatory Authorities (adapted with permission from “preparation de produits steriles dangereux en pharmacie-norme 2014.02,”Ordre des pharmaciens du Quebec, 2014), Model standards for pharmacy compounding of hazardous steril products, DRAFT 2A, 2014
3. Verifikasi personel
Personel pada pencampuran sediaan HD sangat berisiko terpapar dengan HD ( Hazardous Drug ). Risiko paparan terjadi pada aktivitas sebagai berikut:
Menerima HD: terpapar residu HD dibagian wadah terluarnya
Dispensing HD: menghitung, memisah tablet atau membukan cangkang kapsul berisi HD
Aktivitas pelayanan pasien: menangani cairan tubuh pasien atau terkena kontaminan pada linen pasien
Tumapahan: menangani tumpahan dan pembersihannya
Sampah: pengumpulan dan pembuangan sampah Hazardous Drug
Banyaknya risiko paparan HD pada pekerja, mengaharuskan setiap pekerja menggunakan PPE ( Personel Protective Equipment ). PPE digunakan untuk mengurangi paparan HD dan residu obat. PPE yang digunakan diantaranya Sarung tangan (Gloves), Baju khusus untuk pencampuran HD yang tertutup rapat (Gowns), penutup kepala, rambut dan kaki (head, hair, shoes cover ). Institutsi harus mengembangkan sebuah SOP (Standard Operational Procedure) untuk PPE dengan dasar risiko paparan dan aktivitas kerja (USP 39, 2016)
Penjaminan mutu personel pada pencampuran aseptis, yang meliputi sebagai berikut:
1)
Gloved F ingertip Sampling
(GFTS) Dilakukan dengan menyampling gloves yang telah dicuci steril namun sebelum diberikan 70% isopropyl alcohol.
Dilakukan sampling pada sampel yang setelah dilakukan media fill test , meyakinkan bagaimana hasil kultur dari penggunaan larutan steril 70% isopropyl alcohol pada gloves beberapa menit sebelum sampling.
Penjaminan mutu senantiasa dilakukakan secara terus menerus dan sesuai prosedur.
2)
Media fill test
Media fill test adalah uji simulasi pencampuran yang berhubungan dengan media nutrient yang digunakan untuk kultur pengujian mikrobiologi (verifikasi proses aseptic yang dilakukan personel). Dilakukan pada personel sewaktu waktu, dengan cara melakukan kultur misalnya pada tangan personel setelah mencuci tangan atau akan melakukan compounding . Sehingga jika ingin melihat kepatuhan dari personel dalam menerapkan prosedur hand hygine yang benar dengan menggunakan media, diantaranya:
Soybean-casein digest nutrient medium
Nutrient sebelum digunakan harus disterilkan lebih dahulu
3) Penilaian Kompetensi Personel
Penilaian kompetensi personel dilakukan saat awal kualifikasi penempatan personel, harus tersertifikasi oelh lembaga yang berwenang. Personel yang menangani HD wajib memiliki sertifikasi yang harus di selalu diperbarui tiap 5 tahun sekali atau sesuai peraturan yang ditetapkan institusi tempatnya bekerja.
4. Verifikasi Pencampuran Sediaan Akhir HD
Verifikasi pencampuran sediaan akhir HD dilakukan sesuai prosedur yang seharusnya ada di USP, namun kadang kala karena keterbatasan dana ataupun perlatan dan Sumber Daya Manusia, banyak institusi yang belum melakukan secara total. Penjaminan kualitas pada compounding meliputi seluruh kegiatan penyiapan sediaan HD mulai dari penerimaan, dispensing , penetapan design ruangan, penyimpanan, compounding , pemberian ke pasien, dan penanganan sampah HD (USP 39, 2016)
DAFTAR PUSTAKA
USP 39, chapter 800, Hazardous Drug, handling in healthcare setting, 2016 USP 36, Chapter 797, Pharmaceutical compounding
—
sterile preparations(general information chapter 797). In: The United States Pharmacopeia, 36th rev., and the National Formulary 31 ed. Rockville, MD: The United States Pharmacopeial Convention; 2013: 361-98
NAPRA, 2014. National Association of Pharmacy Regulatory Authorities (adapted with permission from “preparation de produits steriles dangereux en pharmacie-norme 2014.02,”Ordre des pharmaciens du Quebec, 2014), Model standards for pharmacy compounding of hazardous steril products, DRAFT 2A, 2014