PENGARUH TRAKSI LUMBAL TERHADAP PENURUNAN NYERI
PADA KASUS HERNIA NUKLEUS PULPOSUS LUMBO SACRAL DI
RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2020
SIMSON SINUHAJI, JUWIDA NATALIA BR GURUSINGA
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
e-mail: simson_sinuhaji@yahoo.com
Abstract
Hernia Nucleus Pulposus merupakan salah satu penyebab dari nyeri
punggung bawah yang penting dan merupakan salah satu masalah kesehatan
yang utama. Hernia Nucleus Pulposus merupakan gangguan yang melibatkan
ruptur anulus pulposus (cincin luar diskus) sehingga nucleus pulposus
menonjol (mengalami herniasi) dan menekan akar saraf spinal, menimbulkan
nyeri dan mungkin defisit neurologis.Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui perbedaan pengaruh pemberianTraksi Lumbal terhadap
penurunan nyeri pada kasus Hernia Nucleus Pulposus Lumbo Sacral.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi eksperimen menggunakan
pre-test dan post-pre-test two group design dilakukan di RSUP. H. Adam Malik Medan.
Sampel terdiri dari 12 orang, sampel dikelompokkan menjadi kelompok
perlakuan I dengan 6 orangdengan pemberian Traksi Lumbal dan kelompok
perlakuan II terdiri dari 6 orangdengan pemberian Fisioterapi Standar(SWD,
IT). Hasil uji hipotesa dengan uji independent t-test p-value α = (0,001 <
0,005) yang berarti “ada perbedaan pengaruh pemberianTraksi Lumbal
terhadap penurunan nyeri pada kasus Hernia Nucleus Pulposus Lumbo Sacral”.
Keywords: Traksi Lumbal, Short Wave Diathermy, Interferential Therapy,
Hernia Nucleus Pulposus Lumbo Sacral.
1. PENDAHULUAN
Prevalensi hernia nucleus pulposus simtomatik sekitar 1% hingga 3% dengan prevalensi tertinggi diantara orang berusia 30 hingga 50 tahun, dengan rasio pria dan wanita 2:1. Pada individu berusia 25 hingga 55 tahun, sekitar 95% disc hernia terjadi pada tulang belakang lumbal bawah (level L4/L5 dan L5/S1), herniasi diskus di atas level ini lebih sering terjadi pada orang berusia di atas 55 tahun. Angka kejadian Hernia Nucleus Pulposus di Amerika Serikat sebesar 5% pada orang dewasa. Lebih kurang 60-80% individu pernah
mengalami hernia nucleus pulposus dalam hidupnya. Insiden tertinggi kejadian hernia nucleus pulposus terjadi pada usia 45-60 tahun dengan persentase sebesar 7,6-37%. Menurut literatur, prevalensi nyeri punggung bawah dikarenakan Hernia Nucleus Pulposus sekitar 30%-40% di Jerman dan 81,4% di Korea (Sasi et al. 2017).
Berdasarkan penelitian Salwa (2018) di Rumah Sakit Umum Deli Serdang Lubuk Pakam, pasien yang mengeluhkan nyeri punggung bawah berkisar 240 pasien pertahun. Berdasarkan penelitian Raynal (2018) di Rumah Sakit Grandmed Lubuk
Pakam, setiap hari rata-rata terdapat 10-17 pasien nyeri punggung. Berdasarkan hasil survei studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti diperoleh dari Rekam Medik Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP. HAM) Medan diperoleh data rawat jalan penderita Hernia Nucleus Pulposus pada bulan Maret 2019 berjumlah 20 orang.
Intervensi Fisioterapi yang dapat dilakukan dalam mengurangi skala nyeri Hernia Nucleus Pulposus adalah pemanasan dan rileksasi seperti pemberian Short Wave Diathermy, Interferential Therapy, Traksi Lumbal, Mc. Kenzi dan Massage. Salah satu modalitas yang dapat diberikan pada pengurangan skala nyeri pada kasus Hernia Nucleus Pulposus adalah Traksi Lumbal. Pada pelayanan fisioterapi standar di Unit Fisioterapi Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP. H. Adam Malik adalah pemberian Short Wave Diathermy dan Interferential Therapy.
Pemberian Traksi Lumbal mempunyai tujuan untuk peregangan otot spinal, peregangan ligament dan kapsul facet joint, melebarkan forament intervertebra, koreksi kurva spine, translasi facet joint, meratakan tonjolan discus (Parhate, 2015).
Beberapa literatur mengungkapkan bahwa penggunaan Traksi Lumbal efektif dalam pengurangan nyeri karena efek fisiologis dari intervensi tersebutdapat meregangkan vertebra, pelebaran foramen intervertebralis, meluruskan kurva tulang belakang (Parhate, 2015).
Hasil penelitian Rebecca (2015) bahwa ada pengaruh yang signifikan dalam pengurangan nyeri punggung bawah dikarenakan herniasi discus dan peningkatan range of motion lumbal dengan TraksiLumbal jenis tarikan intermitten dan diperoleh hasil P=0,001. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kamanli dan Karaca diperoleh hasil bahwa penelitian tersebut efektif dalam pengobatan pasien Hernia Nucleus Pulposus subakut dalam pengurangan nyeri dan peningkatan gerak lingkup sendi pada lumbal (Kamanli, et al. 2010).
Prinsip dari modalitas Traksi Lumbal ialah peregangan sehingga mampu mengurangi tekanan intradiskus dengan prinsip tersebut dapat mengurangi nyeri yang disebabkan
oleh Hernia Nucleus
Pulposus.Berdasarkan latar belakang diatas dan ketertarikan penulis untuk mengetahui lebih lanjut mengenai manfaat Traksi Lumbal pada kasus Hernia Nucleus Pulposus. Maka penulis mengambil judul “Pengaruh Traksi Lumbal Terhadap Penurunan Nyeri Pada Kasus Hernia Nucleus Pulposus Lumbo Sacral di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2019”.
2. METODE
Desain pada penelitian ini adalah Quasi Experimen dengan pendekatan kontrol two group pre test dan post test design, digunakan untuk membandingkan antara dua kelompok independen yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol (SWD, IT). 3. HASIL
3.1 Analisa Univariat
Responden dalam penelitian ini adalah pasien Hernia Nucleus Pulposus Lumbo Sacral di RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2019. Dengan sampel sebanyak 12 orang. Penelitian ini dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:
Tabel 1. Rerata Nyeri Pada Kelompok Intervensi Sebelum diberikan Traksi Lumbal
Skala Nyeri
Sebelum diberikan Traksi Lumbal n % Mean SD 0 5,50 1,049 1-3 4-6 5 83,3 7-9 1 16,6 10 Total 6 100%
Tabel 1 menunjukkan bahwa sebelum diberikan Traksi Lumbal nilai mean 5,50 dengan SD 1,049.
Tabel 2 Rerata Nyeri Pada Kelompok Intervensi Sesudah diberikan Traksi Lumbal
Skala Nyeri Sesudah diberikan Traksi Lumbal n % Mean SD 0 2,67 0,816 1-3 4 66,6 4-6 2 33,3 7-9 10 Total 6 100%
Tabel 2 menunjukkan bahwa sesudah diberikan Traksi Lumbal nilai mean 2,67 dengan SD 0,816.
Tabel 3 Rerata Nyeri Pada Kelompok Kontrol Sebelum Pemberian Fisioterapi Standar (SWD, IT)
Skala Nyeri
Sebelum Pemberian Fisioterapi Standar (SWD, IT) N % Mean SD 0 5,00 0,894 1-3 4-6 6 100 7-9 10 Total 6 100%
Tabel 3 menunjukkan bahwa rerata nyeri pada kelompok kontrol sebesar 5 dengan SD 0,894
3.2 Analisa Bivariat
Tabel 4 Selisih Rerata Nyeri Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol
Skala Nyeri Difference Mean value p-Kelompok
intervensi– Kelompok kontrol
1,333 0,001
Dari tabel 4 dapat disimpulkan bahwa kelompok pemberian Traksi Lumbal efektif dibandingkan dengan pemberian Fisioterapi Standar (SWD, IT) dengan nilai p=0,001
4. PEMBAHASAN
4.1 Pengaruh Kelompok Intervensi Sebelum dan Sesudah diberikan
Traksi Lumbal Terhadap
Penurunan Nyeri Pada kasus
Hernia Nucleus Pulposus
Lumbo Sacral
Berdasarkan hasil penelitian sebelum diberikan Traksi Lumbal diketahui mean=5,50 dengan SD=1,049, sedangkan sesudah diberikan Traksi Lumbal diketahui mean=2,67 dengan SD=0,816, hasil uji statistik diperoleh nilai p-valueα< (0,000<0,05), maka dapat disimpulkan ada pengaruh sebelum dan sesudahdiberikan Traksi Lumbal terhadap penurunan nyeri pada kasus Hernia Nucleus Pulposus.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Septyana, 2016) pemberian manual terapi berupa hold relax pada terapi dasar yang dilakukan dengan benar dapat memberikan peningkatan lingkup gerak sendi pada penderita osteoartritis knee.
4.2 Pengaruh Kelompok Kontrol
Sebelum dan Sesudah
Pemberian Fisioterapi Standar
(SWD, IT) Terhadap
Penurunan Nyeri Pada kasus
Hernia Nucleus Pulposus
Lumbo Sacral
Berdasarkan hasil penelitian sebelum pemberian Fisioterapi Standar (SWD, IT) diketahui mean=5,00 dengan SD=0,894, sedangkan sesudah pemberian Fisioterapi Standar (SWD, IT) diketahui mean=3,83 dengan SD=0,753, hasil uji statistik diperoleh nilai p-valueα< (0,001<0,05), maka dapat disimpulkan ada pengaruh sebelum dan sesudahpemberian Fisioterapi Standar (SWD, IT) terhadap penurunan nyeri pada kasus Hernia Nucleus Pulposus.
Intervensi fisioterapi dengan pemberian SWD, IT (Fisioterapi Standar) berfungsi untuk persiapan latihan dengan peningkatan elastisitas jaringan dan menurunkan nyeri punggung bawah.
4.3 Pengaruh Selisih Sebelum dan Sesudah pemberian Kelompok
Intervensi dengan Selisih
Sebelum dan Sesudah
pemberian Kelompok Kontrol
Terhadap Penurunan Nyeri
Pada Kasus Hernia Nucleus
Pulposus
Hasil selisih kelompok intervensi dan kelompok kontrol diketahui rata-rata selisih ialah 1,333 dengan p-velue α < (0,001< 0,05) maka dapat disimpulkan hipotesa pada penelitian ini diterima yaitu : “Ada perbedaan pengaruh pemberian Traksi Lumbal terhadap penurunan nyeri pada kasus Hernia Nucleus Pulposus”. Berdasarkan uji statistik diperoleh p-value α < (0,000<0,05) pada kelompok pemberianTraksi Lumbaldan p-value α < (0,001<0,05) pada kelompok pemberian Fisioterapi Standar (SWD, IT). Dapat disimpulkan bahwa “kelompok pemberianTraksi Lumbal lebih efektif dibandingkan dengan Fisioterapi Standar”.
Dengan itu dapat diasumsikan bahwa terdapat perbedaan pengaruh pemberian Fisioterapi Standar dengan Penmberian Traksi Lumbal terhadap penurunan rerata nyeri pada kasus Hernia Nucleus Pulposus Lumbo Sacral. Hal ini dikarenakan pada kelompok intervensi dengan pemberian Traksi Lumbal dapat membebaskan sendi dari gangguan-gangguan sendi dengan cara memisahkan atau melonggarkan sendi, mengulur jaringan lunak, mengurangi protursi dari HerniaNukleus Pulposus dan rileksasi otot. Ditambah dengan manfaat dari SWD dan IT. Sementara pada kelompok kontrol (SW,IT) berfungsi untuk persiapan latihan dengan peningkatan elastisitas jaringan dan menurunkan nyeri punggung bawah.
Menurut peneliti adanya pengaruh penurunan nyeri pada pemberian Traksi Lumbal yang dipilih oleh peneliti disebabkan karena pemberian Traksi Lumbal dapat terjadi tarikan pada lumbal maka akan terjadi peregangan antara interdiscus vertebralis lumbalisyang dapat diharapkan mengembalikan cairan synovial masuk pada interdiscus vertebralissehingga
dengan sendirinya rasa nyeri dapat berkurang.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil uji statistic dan pembahasan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwaada pengaruh Traksi Lumbalterhadap penurunan nyeri pada kasus Hernia Nucleus Pulposus Lumbo Sacraldi RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2019.
1. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 12 orang responden, rerata nyeri sebelum dan sesudah pemberian Traksi Lumbal diperoleh hasil nilai mean sebelum =5,50 dengan SD=1,049, sedangkan hasil nilai mean sesudah =2,67 dengan SD=0,816.
2. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 12 orang responden, rerata nyeri sebelum dan sesudah pemberian Fisioterapi Standar (SWD, IT) diperoleh hasil nilai mean sebelum =5,00 dengan SD=0,894, sedangkan hasil nilai mean sesudah =3,83 dengan SD=0,753.
3. Selisih rerata nyeri Pemberian Traksi Lumbaldengan Pemberian Fisioterapi Standar (SWD, IT) dengan mean 1,333dan hasil p-value 0,001yang artinya ada perbedaan pengaruhpemberian Traksi Lumbal terhadap penurunan nyeri pada kasus Hernia Nucleus Pulposus Lumbo Sacral.
DAFTAR PUSTAKA
Kamanli, et al. 2010. Coventional Physical Therapy With Lumbar Traction; Clinical Evaluation And Magnetic Resonance Imaging for Lumbar Disc Herniation. Turkey. Departement of Physical Medicine and Rehabilitation.
Parhate, V.G et al. 2015. Mechanical Effect of Physiotherapy Traction: A Review of the Literature. Department of Mechanical Engineering Yeshvantrao Chavan College of Engineering, Nagpur. international journal of innovative technology and research.
Raynal. 2018. Pengaruh Penggunaan Korset Lumbal setelah Mc. Kenzie
Exercise Terhadap Penurunan Skala nyeri pada kasus Low Back Pain Non Spesific.
Salwa. 2018. Perbedaan Efektivitas Pemberian Core Stability Exercise dengan William Flexion Terhadap Pengurangan Nyeri Pinggang pada Penderita Low Back Pain Miogenik.
Sasi et. al (2017). Prevalence of lumbar disc herniation and disc degeneration in asymptomatic Indian subjects: An MRI based study.
Setyanegara dkk. 2014. Ilmu Bedah Saraf. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.diakses pada 21 Maret 2019.
Suharto, Edi. 2014.Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung:PT Refika Aditama.