TEORI PEMUNGUTAN SUARA
Sistem harga tidak dapat dipakai sebagai alat untuk menunjukkan kesukaan masyarakat akan barang publik. Oleh karena itu dalam masyarakat demokratis kesukaan-kesukaan masyarakat dan
kesediaan mereka untuk membiayai barang publik harus dilakukan dengan cara pemungutan suara. Namun, dalam negara yang
mempunyai sistem pemerintahan diktator, penguasalah yang memutuskan barang dan jasa publik apa dan berapa jumlah yang akan disediakan dan bagaimana cara pembiayaaan barang publik tersebut.
Oleh karena itu hasil dari pemungutan suara tergantung dari dua faktor berikut ini :
1. Distribusi suara di antara para pemilih 2. Cara penentuan hasil pemungutan suara
Ahli ekonomi yang pertama kali menganalisa pengambilan
keputusan dengan cara pemungutan suara adalah Knut Wicksell. Ia berpendapat bahwa proses politik dalam bidang ekonomi sangat penting untuk mencapai alokasi sumber-sumber ekonomi yang efisien. Akan tetapi pemungutan suara dengan cara yang sangat sederhana, yaitu pemungutan suara mayoritas sederhana (simple majority) untuk menunjukkan kesukaan masyarakat terhadap barang-barang dan jasa merupakan cara yang tidak tepat. Sistem pemungutan suara dengan cara satu orang satu suara tidak akan memberi hasil yang
mencerminkan kesukaan masyarakat apabila cara pemungutan suara dilakukan dengan suara mayoritas sederhana, dimana apabila dalam masyarakat terdapat sejumlah M orang maka pemenangnya
ditentukan dengan rumus (M/2)+1.
Dalam pemungutan suara dengan sistem mayoritas sederhana terdapat kemungkinan suatu proyek yang dilaksanakan merupakan proyek yang tidak efisien dan beberapa orang dipaksa untuk
menerima proyek tersebut walaupun mereka memperoleh manfaat yang sangat kecil dari proyek tersebut sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut :
PEMILIH BIAYA MANFAA
T
MANFAA T
SETUJ U /
NETTO TIDAK Qoqom 10 15 5 Setuju Rey 10 11 1 Setuju Susan 10 2 -8 tidak JUMLAH 30 28 -2 Teori Wicksell
Menurut Wicksell cara pemungutan dengan suara mutlak 100 persen hasilnya akan sama dengan sistem harga pada pasar
persaingan sempurna. Jadi penentuan harga untuk barang publik atau barang sosial tidak dapat dilakukan dengan cara sistem pasar pada masyarakat. Wicksell menyadari cara pemungutan dengan mutlak akan menghambat pertumbuhan perekonomian karena sulit memperoleh suara bulat dalam suatu pemungutan suara, karena itu ia mengusulkan cara kedua yaitu suara relatif dimana 5/6 suara yang menang.
Teori buchanan dan Tullock
Mereka mengemukakan pendapat mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi cara pengambilan keputusan. Mereka
menganalisis berapa jumah suara sebaiknya yang menang dalam suatu
Berikut adalah diagram dari teori buchanan dan tullock
Apabila wicksell menyatakan cara pemungutan suara terbaik adalah dimana 5/6 suara menyatakan setuju tanpa suatu dasar
analisa, maka buchanan dan tullock menyatakan suatu teori
mengenani jumlah suara yang diperlukan dalam suatu pemungutan suara untuk melaksanakan suatu proyek dengan
mempertimbangkan biaya bagi seluruh masyarakat.
Jadi, dalam pemungutan suara ada suatu hubungan searah antara efisiensi dan biaya, semakin besar efisiensi hasil
pemungutan suara, semakin besar pula biaya pemungutan.
Dalam suatu pemungutan suara, ada beberapa sistem yang dapat dilakukan, yaitu cara suara bulat (aklamasi), suara terbanyak, pilihan ganda, atau pilihan titik (point voting)
1. Pilihan berdasarkan suara bulat (aklamasi)
cara pemungutan suara dengan suara bulat dimana 100% orang setuju akan diadakannya suatu proyek merupakan cara yang paling baik. Karena dengan cara ini dapat meindungi golongan minoritas dalam suatu masyarakat.
2. Pilihan berdasarkan suara terbanyak
keputusan diambil apabila jumlah orang yang setuju jumlahnya lebih besar daripada jumlah orang yang tidak setuju.
Teori Arrow paradox
Arrow mengemukakan masalah yang timbul apabila
pemungutan suara diadakan untuk membutuhkan 3 pilihan atau lebih dalam sistem ini.
Ada 5 syarat yang harus dipenuhi, agar pemilihan suara dapat mencapai hasil yang efisien, yaitu :
1.) Pilihan harus dilaksanakan secara konsisten.
2). Pilihan alternatif ( yang kedua) tidak boleh ditekuk dengan berubahnya urutan pilihan yang disukai.
3). Urut-urutan pilihan tidak boleh berubah apabila satu atau lebih pilihan alternatif dihilangkan.
4). Pemilih harus menentukan pilihannya dengan bebas.
5). Penentuan pilihan tidak boleh dilaksanakan secara diktatorial. Teori Pilihan berdasarkan pilihan titik ( point voting)
Cara pemilihan suara mayoritas memberikan nilai yang sama untuk setiap jenis pilihan dan setiap pemilihan hanya menyatakan preferensi mereka berdasarkan rangking proyek yang paling disukai sampai proyek yang tidak disukai .
Dalam pemungutan suara berdasarkan pilihan titik, maka setiap pemilih akan dapat memenangkan proyek yang disukainya dengan menggunakan strategi.
Pemungutan suara berdasarkan pilihan titik (point voting) merupakan cara untuk mengatasi kelemahan dengan cara memberikan angka tertentu kepada setiappemilih yang
dapatmengalokasikannya pada setiapjenis proyek berdasarkan kesukaannya.angka tersebut mencerminkan kesukaan pemilih pada suatu proyek.misalnya setiappemilih diberikan nilai 100 yang dapat dialokasikan padaketiga jenis proyek.jadi pemilih yang tidak suka akan memberi nilai nol pada proyek trsebut dan akan mengalokasi semua nilainya untukproyek yang sangat disukainya.
Teori PILIHAN BERDASARKAN PILIHAN GANDA (Plurality Voting)
Pemungutan suara berdasarkan pilihan ganda dilakukan dengan memberikan angka berdasarkan urutan
kesukaan.untukproyek yang paling disukai diberi angka 1 dan semakin tidak disukai suatu proyek, nilai yang diberikan pada proyek tesebut semakin besar. Misalnya ada 3 proyek J,D, dan Pmaka maksimum angka untuk proyek yang paling tidak
disukaiadalah 3.proyek yang mendapat nilai terkecil adalah proyek yang menang,sedangkan proyek yang mendapat nilai terbesar adalah proyek yang kalah
Dalam cara ini, pemilih akan memberikan urutan kesukaan terhadap pilihan mereka. Urutan yang terendah merupaka pilihan yang paling disukai, begitu pula sebaliknya. Pilihan yang unggul adalah polisi karena mendapatkan urutan nilai terendah.
Teori Demokrasi Perwakilan
Teori Demokrasi Perwakilan yaitu adanya tujuan untuk
memikirkan kepentingan diri masing-masing individu menyebabkan proyek-proyek pemerintah yang dilaksanakan adalah proyek -
proyek yang di inginkan oleh rakyat walaupun mereka tidak secara langsung mengadakan pemilihan suara ,tetapi melalui wakil-wakil mereka.
Biasanya jarang pemilihan proyek dilakukan secara langsung melibatkan seluruh masyarakat tapi pemungutan suara melalui wakil rakyat. Pertama kali yang menyelidi model perwakilan adalah Joseph Schumpeter dan dikembangkan oleh Anthony Downs.
Model ini berasumsi bahwa masyarakat dan wakil rakyat bertindak rasional didasarkan kepenti ngan pribadi masing2.
Kepentingan wakil rakyat adalah mempertahan kan kedudukannya de ngan demikian mereka menyuarakan kehendak masyarakat yang diwakili nya sehingga nantinya rakyat akan memilihnya
kembali pada pemilu yad . Rakyat menginginkan memaksimumkan manfaat proyek dan meminimalkan biaya pembayaran pajak.
Koalisi dalam pemungutan suara
Banyak proyek pemerintah yang dilakukan tidak sendiri2 tapi dalan satu paket terdiri beberapa proyek. Pemilih yang terdiri dari 3 wakil rakyat memilih Proyek A<B<C<D yang terdiri 2 paket Paket 1 proyek A,B , paket 2 Proyek C,D
Tiap pemilih diberi angka 100 yang dibagi dalam 2 proyek dalm satu paket Misalnya Individu I sisanya untuk menilai proyek A 1 maka proyek B 99 dan untuk paket 2 Proyek C 51 sisanya proyek D 49
Pertukaran suara atau logrolling
“merupakan suatu cara bagi pemilih untuk melakukan kolusi diantara para pemilih yang kalah dengan cara memberikan suara agar mereka sama sama memperoleh keuntungan dengan cara membeerikan nilai lebih banyak kepada proyeek yang disukai oleh pemilih lain apabila pemilih tersebut memberikan nilai yan lebih besar kepada proyek yang disukai”
CONTOH:
Dalam 2 kasus, individu 1 kalah pada proyek B yang sangat disukainya, sedangkan individu III kalah pada proyek D yang sangat disukainya. Dalam hal ini, individu I dan III dapat melakukan
LOGROLLING, yaitu individu I akan memberikan nilai yang besar pada proyek D apabila individu III bersedia memberikan nilai yang lebih besar kepada proyek A. Kedua individu itu akan puas karena proyek yang mereka sukai akan unggul.
Teorema Median Voter
Dalam pemungtan suara berdasarkan mayoritas
sederhana,maka pemilih median voter (pemilih ditengah) adalah yang paling untung.Pilihan yang disukai pasti menang dan
kesejahteraan masya rakat menjadi maksimum apabila pilihan setiap orang berpuncak pada satu titik.Misalnya permintaan individu A,B dan S ditunjukan dalam kurva Da,Db dan Ds serta kurva
penawaran dtunjukkan pada kurva S
Individu A minta penjagaan polisi Q1, individu B minta pada Q2 dan individu S pada Q3
Apabila pemerintah menyediakan penjagaan pada Q1 maka B dan S merasa kurang sebaliknya apabila disediakan pada Q3 maka A dan B merasa kebanyakan.Apabila disediakan pada Q2 maka ada yang merasa kecil dan ada merasa kebanyakan jadi pilihan median voter adalah pilihan yang optimal.(gambar kurvanya).
Disusun oleh :
Kelompok 6
Kelas G D3 Pajak
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara 2014
1. Haris Fajar Afrianto 2. Ian Ardiansyah
3. Nugraheni Kurnia Putri 4. Qonita Fidya
5. Syifa Kamila Akbar
Sumber:
1. Buku dasar dasar keuangan publik