• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDIKATOR PROGRAM MALARIA.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INDIKATOR PROGRAM MALARIA.docx"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

3 of 51

Indikator program malaria

Indikator program malaria

1. INDIKATOR PROGRAM

2. MENURUNKAN ANGKA KESAKITAN & KEMATIAN , ARAH KEBIJAKAN PROGRAM MALARIA TUJUAN UMUM : PENEMUAN PENDERITA DG KONFIRMASI LAB.

PENGOBATAN PENDERITA DG CEPAT DAN TEPAT. PENANGGULANGAN FAKTOR RESIKO. PEMBERDAYAAN MASYARAKT, ADVOKASI & KEMITRAAN

SURVEILANCE KHUSUS

3. POKOK KEGIATAN PEMBERANTASAN MALARIA 2006-2010 Pencegahan dan penanggulangan faktor resiko selektif yang lokal spesifik. Penemuan dan tatalaksana kasus cepat, tepat dan efektif. Peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah.

Peningkatan komunikasi, informasi, edukasi serta dukungan dalam pencegahan dan pemberantasan malaria.

4. CARA PENEMUAN PENDERITA Survey-survey : Mass Fever Survey (MFS) ,Mass Blood Survey (MBS), Surveilans Migrasi, Passive

(10)

Case Detection (ACD), Survei Kontak Malariometric Survey (MS), POSMALDES, Active Case Detection(PCD).

5. Kelompok beresiko: Semua kelompok umur dan jenis kelamin positif malaria. Di desa yang lebih luas (> 30 rumah) penularan malaria seringkali berkelompok dekat tempat perindukan di satu bagian desa saja. Jika bayi dan balita juga positif, beberapa penularan kemungkinan terjadi di dalam rumah

6. Kemungkinan masuknya penderita malaria di suatu daerah disebut Malariogenic Potential, yang ditentukan : Receptivity, adalah adanya vektor malaria dalam jumlah besar dan terdapatnya faktor-faktor ekologis dan iklim yang memudahkan penularan. Vulnerability, dekatnya dengan daerah malaria atau kemungkinan masuknya penderita malaria dan atau vektor yang telah terinfeksi. Penduduk Berisiko (Population of Risk)

7. Pencatatan & Pelaporan di Puskesmas Nama Pencatatan & Pelaporan Waktu Kode Form Laporan bulanan penemuan penderita Bulanan PU-1 Laporan bulanan penderita positif & pengobatan penderita Bulanan PU-1a Laporan tahunan penemuan penderita Tahunan PU-2 Laporan penyemprotan rumah Selesai Kegiatan PU-IRS3 Laporan pemolesan kelambu Selesai Kegiatan PU-IBN Laporan pelaksanaan larvaciding Selesai Kegiatan PU-LC Lap pelaksanaan penebaran ikan pemakan jentik Selesai Kegiatan PU-BC Catatan harian penyemprot Kegiatan PU-IRS1 Catatan kepala regu penyemprot Kegiatan PU-IRS2 Pemetaan dengan kompas lensatik Kegiatan GR1 Sensus penduduk dan lingkungan Kegiatan GR2 Pengukuran luas rumah Kegiatan GR3

8. Laporan Penderita Positif dan Pengobatan Penderita No Nama SD Diperiksa SD Positif Malaria Berat Mati Jml Pend Diobati Jumlah Obat diberikan Jml <1th 1-2 th 2-4 th 5-9 th 10-14 th >15 th Laki2 Prp Klinis Radikal Gagal Obat Mal Berat Klorokuin Pri ACT Art/Q inj

9. INDIKATOR PROGRAM MALARIA 1. API (Annual Parasite Incidence) Jumlah penderita positif malaria. Jumlah penduduk X 1.000 Indikator Outcome KEGUNAAN : untuk mengetahui incidence malaria pada satu daerah tertentu selama satu tahun

10. 2. AMI (Annual Malaria Incidence) Jumlah penderita malaria klinis Jumlah penduduk X 1.000 KEGUNAAN : untuk mengetahui incidence malaria klinis pada satu daerah tertentu selama satu tahun

11. 3. MoPI (Monthly Parasite Incidence) Jumlah penderita positif malaria per bulan. Jumlah penduduk X 1.000 KEGUNAAN : untuk mengetahu incidence malaria pada satu daerah tertentu selama satu bulan

12. 4. MoMI (Monthly Malaria Incidence) Jumlah penderita malaria klinis per bulan. Jumlah penduduk X 1.000 KEGUNAAN : untuk mengetahui incidence malaria klinis pada satu daerah tertentu selama satu bulan

13. CFR (Case Fatality Rate) Jumlah penderita meninggal karena malaria . Jumlah penderita malaria X 100 % KEGUNAAN : Untuk mengukur angka kematian (kematian disebabkan malaria) dibandingkan dengan jumlah penderita malaria, biasanya digunakan pada saat KLB

14. 1. PR (Parasite Rate), kegiatan Malariometrik Survey (MS. Jumlah malaria positif 0 – 9 th . Jumlah anak 0 – 9 th yg diperiksa SD X 100 % KEGUNAAN : untuk mengetahui prevalence malaria pada satu daerah tertentu

15. 2. IPR (Infant Parasite Rate), kegiatan Malariometrik Survey (MS) Jumlah malaria positif 0 – 11 bl Jumlah anak 0 – 11 bl yg diperiksa SD X 100 % KEGUNAAN : untuk mengetahui prevalence kasus malaria penularan setempat (indigenous) pada satu daerah tertentu

(11)

16. KEGUNAAN untuk mengetahui prevalence malaria pada satu daerah tertentu X 100 % 3. SR (Spleen Rate), kegiatan Malariometric Survey Dasar (MSD) Jumlah anak 2 – 9 th membesar limpanya Jumlah anak 2 – 9 th yg diperiksa limpanya

17. 4. SPR (Slide Positive Rate), dari kegiatan PCD di sarana pelayanan kesehatan Jumlah malaria positif Jumlah malaria klinis yg diperiksa SD X 100 % KEGUNAAN : untuk mengetahui proporsi ketepatan diagnosa

18. 5. % P. falciparum + mix : Jumlah malaria dg P. falciparum + mix Jumlah malaria positip X 100 % KEGUNAAN : -

Menentukan kebijakan pengobatan pada daerah tertentu - Salah satu indikator KLB malaria X 100 % Trophozoit Schizont Gametocyt

19. STRATIFIKASI AMI High Incidence Area (HIA) : AMI > 50 ‰ Medium Incidence Area (MIA) : AMI 10 – 50 ‰ Low Incidence Area (LIA) : AMI < 10 ‰ API : High Case Incidence (HCI) : API > 5 ‰ Moderate Case Incidence (MCI) : API 1 - < 5 ‰ Low Case Incidence (LCI) : API < 1 ‰

20. Spleen Rate : Hypo Endemis : SR < 10 % Meso Endemis : SR 10 – 50 % Hyper Endemis : SR > 50 % Parasite Rate Low Prevalence Area (LPA) : PR < 2 % Medium Prevalence Area (MPA) : PR 2 – 3 % High Prevalence Area (HPA) : PR > 4 % Berdasarkan Malariometric Survey Dasar 21. PUSK. RESEPTIF PUSK.ENDEMIS PUSK. BEBAS • Tak ada tempt perindukan mal. • Tak ada

Vektr atau suspect vktr • Perub lingk 0. Desa kasus import + atau -. • Desa tak ada penularan mal . • Desa kasus relaps + atau -. Desa kasus import /relaps. • Desa ada penularan mal . • Biasanya kematian mal + • Ada tempat perindukan mal. • Ada Vektor atau suspect vktr. • Perub lingk 0. • Ada tempat perindukan. • Ada Vektor at suspect vkr • Prub lingk 0 • Tlaksana kss + • Pemb. Jentik 0 • PV mal dws 0 • Penc.gigitan 0 • Modif lingk 0. • Tlaksana kss + • Pemb. Jentik + • PV mal dws 0. • Penc. gigitan 0 • Modif lingk 0. • Tlaksna kss+ • Pemb Jentik+ • PV dewasa + • Penc gigitn + • Modif ligk 0 PUSK. POT. KLB Desa kasus import + atau -. • Desa tak ada

penularan mal . • Desa kasus relaps + atau -. • Desa kasus import/relaps. • Ada kasus indigeneous . • Kematian mal + dan tinggi . • Ada tempat perindukan mal. • Ada Vektor at suspect vkr mal • Ada prub lingk • Tlaksna kss+ • Pemb Jentik + • PV dewasa + • Penc gigitan + • Modif lingk + STRATIFIKASI PUSKESMAS DAN KEGIATAN P2 MALARIA

22. PENGOBATAN YANG TEPAT MENGAPA HARUS ACT ??

23. PENGOBATAN MALARIA Didasarkan Eliminasi Plasmodium Indonesia  Klorokuin (Standar/ First Line Drug) ,Sekarang ACT Kendala Pengobatan Kesulitan Diagnosis Dini Keterlambatan Terapi Ketidaktepatan Regimen dan Dosis Resistensi Belum adanya obat yang ideal

24. Obat yang Ideal : Efektif pada semua jenis/stadium parasit .Efektif pada Infeksi akut/laten </ Cara pemakaian mudah Harga terjangkau Mudah diperoleh Efek samping rendah Toksisitas rendah

25. Malaria Resisten Resistensi parasit malaria Sensitivitas Tab Derajat Resistensi Parasit Aseksual Plasmodium Falsiparum Terhadap Kloroquin (Kutip WHO 1990, Depkes 1991) Respon

Pengobatan Derajat Resistensi Keterangan Sensitif S Hilangnya semua parasit aseksual dari darah perifer dalam waktu 7 (tujuh) hari dihitung setelah hari pertama minum obat, tanpa ada rekrudensi Resisten R I Hilangnya semua parasit aseksual dari darah perifer seperti halnya pada S, tetapi selalu ada rekrudensi dalam waktu 28-42 hari R II Penurunan yang jelas (75% atau lebih) dari jumlah parasit aseksual dalam darah perifer, tetapi tidak pernah hilang sama sekali R III Tidak ada perubahan yang berarti (kurang 75%) atau lebih dari jumlah parasit aseksual dalam darah perifer

(12)

27. Plasmodium : dua siklus hidup ..Aseksual pada manusia dalam eritrosit & organ lain Seksual : pada nyamuk siklus aseksual : fase eritrosit (“erythrocytic schizogony”) dan fase dalam parenkim hati (“exo erythrocytic schizogony”) Stadium hati dimulai saat nyamuk menggigit manusia--> masuklah sporozoit dalam air liur nyamuk kedalam darah manusia, setelah 30-60 menit sampai di hati dan menginfeksi sel hati.

28. Di Hati selama 5-16 hari sporozoit mengalami reproduksi aseksual---> “skizogoni”, menghasilkan 10.000-30.000 “merozoit” yg dikeluarkan dari sel hati dan selanjutnya

menginfeksi eritrosit. Derajat parasitemia yang dihasilkan spesies plasmodium sangat berbeda P vivaks dan ovale menyerang eritrosit muda (retikulosit) P malariae menyerang eri lebih tua <1% P falsiparum afinitas thd setiap eritrosit --> 10-40%---> sering timbul komplikasi

29. 29. Hati Kelenjar Ludah Dalam eritrosit Lambung Nyamuk Sporozoit Hipnozoit Schizont Schizont Merozoit Sporozoit Tropozoit Gametocyt Schizont Merozoit zygot ookinet oocyst MANUSIA NYAMUK ANOPHELES

30. 1. KLOROKUIN Obat anti malaria standar Dosis 10 mg/kgBB hari I dan II 5 mg/kgBB hari III Golongan 4 Aminokuinolin Sifat : Skizontosida darah  ke-4 spesies, Gametosida P. vivax dan P. malariae

31. KLOROKUIN Mekanisme kerja : Menghalangi sintesa enzim Bersenyawa dengan DNA pembelahan dan pembentukan RNA terganggu Konsentrasi puncak dalam plasma 3 jam setelah pemberian oral 15 menit setelah pemberian IM Waktu paruh 6-10 hari Dapat diberikan pada wanita hamil Efek samping : mual, muntah, sakit perut, sakit kepala, gangguan penglihatan, dermatitis (Tjitra 2000)

32. Klorokuin : Sizon darah, untuk 4 Plasmodium Gamet, untuk P.vivax dan P.malarie SP : Sizon jaringan/hati, untuk P.falciparum Sizon darah, untuk 4 Plasmodium Sporosoit, untuk 4

Plasmodium Kina : Sizon darah, untuk 4 Plasmodium Gamet, untuk P.vivax dan P.malarie 33. Primaquin : Sizon jaringan/hati, untuk 4 Plasmodium Gamet, untuk 4 Plasmodium Sporosoit,

untuk 4 Plasmodium Hipnosoit, untuk P. vivax Artesunat : Sizon darah, untuk P.falciparum dan P.vivax Amodiakuin : Struktur dan aktivitas sama dengan klorokuin Tetracyclin : Sizon

jaringan/hati, untuk P.falciparum Sizon darah, untuk 4 Plasmodium

34. 35. Efek Samping Artesunat : Tidak menunjukkan efek samping yang berat (penelitian di Thailand), sedangkan efek samping yang timbul sakit kepala, mual, muntah, sakit perut, gatal, demam, perdarahan abnormal, hematuria/urine warna kemerahan Amodiakuin : Efek samping penggunaan amodiakuin (dosis standard) untuk terapi adalah sama dengan klorokuin seperti mual, muntah, sakit perut, diare dan gatal-gatal.

35. Efek Samping Kina : Sindrom cinchonism : tinitus/telinga berdenging, gangguan pendengaran, vertigo/dizzines/sempoyongan, gejala akan timbul bila total konsentrasi plasma 5 mg/l.

Gangguan pada peredaran darah jantung/cardiovasculer : hipotensi berat bila pasien diinjeksi terlalu cepat. Hipoglikemia terjadi bila ibu hamil diberi terapi infus kina, hal ini disebabkan obat menstimuli sekresi insulin dari sel B pancreas.

36. Efek Samping Klorokuin : Penggunaan klorokuin dalam dosis pengobatan untuk malaria menimbulkan efek samping seperti gejala intestinal yaitu mual, muntah, sakit perut dan diare terutama bila obat diminum dalam keadaan perut kosong. Gejala lain yang jarang terjadi adalah pandangan kabur, sakit kepala, pusing (vertigo) dan gangguan pendengaran yang akan hilang bila obat dihentikan.

37. Efek Samping Primakuin : Anoreksia, mual, muntah, sakit perut, dan kram (sakit pada lambung/perut dapat dihindari bila minum obat bersama makanan) Kejang-kejang/gangguan kesadaran Gangguan sistim hemopoitik Pada penderita G6PD terjadi hemolisis

(13)

38. SEDIAAN OBAT Kombinasi Artesunate + Amodiaquine yang saat ini tersedia di Indonesia dengan nama dagang al. : Artesdiaquine ® (1 paket terdiri dari: 12 tablet Artesunate (@ 50 mg/tablet) dan 8 tablet Amodiaquine (@ 200 mg/tablet). Artesunate + Amodiaquin (generik) 1 paket terdiri dari 12 tablet Artesunate dan 12 tablet Amodiaquin (baru)

39. ARTEMETER Derivat Artemisinin Kelompok Seskuiterpen lakton Skizontosida darah

Tradisional Cina Ekstrak Tumbuhan Artemisia annua (Qing Hao) Komponen Aktif : (1972), Anti Malaria

40. Mekanisme Kerja Sifat : Skizontosida darah Berintegrasi dengan zat besi dan heme dalam hemozoin malaria Efek samping Gangguan saluran cerna : sakit perut, diare Foetotoksik : Hamil (-)Sediaan Kapsul/tablet  oral (1 kapsul/tablet 50 mg Artemeter) Ampul  IM (1 ampul 80 mg Artemeter)

41. Oral : Konsentrasi puncak 3 jam: Waktu paruh 6 jam IM : Konsentrasi puncak 6 jam: Waktu paruh 12 jam Dosis Malaria tanpa komplikasi PO : 2 mg/kgBB/dosis - 2x sehari Hari I 2

mg/kgBB/dosis - tunggal 4 hari Malaria Berat / Dengan komplikasi IM : 1,6 mg/kgBB /dosis - 2x sehari Hari I 1,6 mg/kgBB/dosis - tunggal 4 hari

42. Uji Coba di Irja : Artemeter dosis 480 mg (5 hari) Efikasi baik dan aman Kaltim (Malaria berat) : Baik dan aman Penelitian Thailand : Malaria tanpa komplikasi Dosis 500-700 mg Kesembuhan 74-98%

43. Price 1998 Artesunal : Artemeter Waktu bebas demam Arteseunal 1,6 hari, Artemeter 1,4 hari Waktu bebas parasit Arteseunal 1,7 hari, Artemeter 1,6 hari Angka kesembuhan Artesunal 98%, Artemeter 92%

44. K I N A Kelompok Alkaloida Kinkona Skizontosida Darah Gametosida : P. vivak & malariae Alternatif  Malaria Resisten Obat untuk Malaria Berat Mekanisme Kerja Belum jelas

Membentuk ikatan H 2 dengan DNA menghambat sintesis protein pembelahan DNA  perubahan menjadi RNA tidak terjadi

45. Sediaan Tablet (oral) : 1 tablet 220 mg Kina Sulfat Ampul (parenteral) 250 mg Kina

Dihidroklorida + 125 mg Antipirin Absorbsi  Baik Konsentrasi puncak : 1-3 jam Waktu Paruh Pada orang sehat : 11 jam Tanpa komplikasi : 16 jam >Malaria Berat : 18 jam

46. Dosis Malaria tanpa komplikasi 10 mg/kgBB/dosis : 3x/hari  7 hari Malaria Berat / Komplikasi 10 mg/kgBB/dosis  10 cc/kgBB Larutan Dextrose 5%  per infus dalam 4 jam  diulang tiap 8 jam Bila sadar  ganti oral

47. Efek Samping Tinitus, tuli nada tinggi Nausea, Disforia Penglihatan kabur Hipoglikemi 48. DOKSISIKLIN Kelompok Antibiotik Skizontosida jaringan dan darah Kerja lambat, kurang

efektif  kombinasi kina Sediaan : Tablet dan Kapsul 1 Tablet : 100 mg Doksisiklin 49. Konsentrasi puncak 2 jam Waktu Paruh 15-25 jam Dosis : 1,5-2 mg/kgBB/hr dosis tunggal

Profilaks : 1,5 mg/kgBB/hr dosis tunggal Efek Samping : Gangguan Saluran Cerna mual, muntah, sakit perut)

50. Taylor 2001 89 Malaria falsiparum tanpa komplikasi Klorokuin-Doksisiklin, Doksisiklin, Klorokuin Angka kesembuhan : Klorokuin-Doksisiklin 90,9% Doksisiklin 64,7% Klorokuin 20%

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa latar belakang pendidikan tidak berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi, hasil ini dibuktikan dengan nilai

20. Amalu Ahlil Madinah : Khas Mazhab Maliki Yang Paling menonjol dan membedakan dengan mazhab lain adalah penggunaan amalu ahlil Madinah. Imam Malik hidup di Madinah

Kondisi inilah yang harus dipertimbangkan sebaik-baiknya dalam penyediaan fasilitas dan merancang metode belajar untuk komunitas anak-anak jalanan.. Maka, menjadi tugas para

Dalam pencapaian Target Kinerja Program Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH dapat dilaksanakan 76,74%, dan untuk

Pak Hardi : Jadi potensi gitar di indonesia itu sebenarnya sangat bagus, dan sebenarnya gitar gitar di indonesia di luar negeri itu sudah punya nama, tapi di indosnesia

Dengan mengangkat konsep “Kenapa Nunggu,” Manulife menyadari jika selama ini banyak faktor yang dijadikan alasan orang atau masyarakat Indonesia untuk menunda berinvestasi untuk

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan 10% alga Euchema cottoni pada pakan memberikan pengaruh yang terbaik terhadap kualitas kandungan

Berdasarkan penjelasan diatas, hasil penelitian ini nantinya akan dikaji lebih lanjut untuk digunakan sebagai sumber belajar berupa jurnal ilmiah, untuk mempermudah