TUGAS MATA KULIAH KODE ETIK
PERBANDINGAN ATURAN KEWENANGAN, KEWAJIBAN,
LARANGAN, PENGECUALIAN DAN SANKSI
DI DALAM PERATURAN JABATAN NOTARIS (STAATBLAD NO. 3 1860),
UNDANG-UNDANG JABATAN NOTARIS No. 30/2014, UNDANG-UNDANG No. 2/2014 tentang
PERUBAHAN UNDANG-UNDANG JABATAN NOTARIS No. 30/2015
& KODE ETIK IKATAN NOTARIS INDONESIA 2005 & 2015
Disusun oleh:
DENNY MONOARFA
1406656655
PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER KENOTARIATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
SALEMBA JAKARTA
2015
I. KEWENANGAN
Peraturan Jabatan Notaris Staatblad 1860 No 3 (1 Juli 1860) Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris Undang-undang No. 2/2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan NotarisKODE ETIK NOTARIS
2005 KODE ETIK NOTARIS2015
Pasal 1 Notaris dalam menjalankan jabatannya, oleh Undang-undang diberi kewenangan untuk membuat akta otentik, seorang notaris dalam membuat akta otentik tersebut membagi dua macam akta terdiri dari Minuta Akta dan Salinan Akta, dimana Minuta Akta tersebut disimpan oleh Notaris tersebut sebagai arsip Notaris yang dikenal sebagai Protokol Notaris, dimana
Pasal 15
(1) Notaris berwenang membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dan/atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta otentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan akta, menyimpan akta, memberikan grosse, salinan dan kutipan akta, Pasal 15 (1) Notaris berwenang membuat Akta autentik mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan penetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dan/atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam Akta autentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan Akta, menyimpan Akta, memberikan grosse, salinan dan
Pasal 1 angka (4)
Notaris adalah setiap orang yang memangku dan menjalankan tugas jabatan sebagai pejabat umum, sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 1 angka 1 juncto pasal 15 Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris.
Pasal 1 angka (4)
Notaris adalah setiap orang yang memangku dan menjalankan tugas jabatan sebagai pejabat umum, sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 1 angka 1 juncto pasal 15 Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris.
Peraturan Jabatan Notaris Staatblad 1860 No 3 (1 Juli 1860) Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris Undang-undang No. 2/2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris
KODE ETIK NOTARIS
2005 KODE ETIK NOTARIS2015
Protokol Notaris ini merupakan arsip negara, sedangkan Salinan Akta diberikan kepada masing-masing pihak membuatnya
semuanya itu sepanjang pembuatan akta-akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh undang-undang.
kutipan Akta, semuanya itu sepanjang pembuatan Akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh undang-undang. (2) Notaris berwenang pula: a. mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus;
b. membukukan
surat-(2) Selain kewenangan sebagaimana
dimaksud pada ayat 1, Notaris berwenang pula: a. mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus;
Peraturan Jabatan Notaris Staatblad 1860 No 3 (1 Juli 1860) Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris Undang-undang No. 2/2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris
KODE ETIK NOTARIS
2005 KODE ETIK NOTARIS2015
surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus; c. membuat kopi dari asli
surat-surat di bawah tangan berupa salinan yang memuat uraian sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam surat yang bersangkutan;
d. melakukan pengesahan
kecocokan fotokopi dengan surat aslinya; e. memberikan
penyuluhan hukum sehubungan dengan pembuatan akta;
f. membuat akta yang berkaitan dengan pertanahan; atau
g. membuat akta risalah lelang.
bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus;
c. membuat kopi dari asli surat di bawah tangan berupa salinan yang memuat uraian sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam surat yang bersangkutan;
d. melakukan pengesahan
kecocokan fotokopi dengan surat aslinya; e. memberikan
penyuluhan hukum sehubungan dengan pembuatan Akta;
f. membuat Akta yang berkaitan dengan pertanahan; atau
g. membuat akta risalah lelang.
Peraturan Jabatan Notaris Staatblad 1860 No 3 (1 Juli 1860) Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris Undang-undang No. 2/2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris
KODE ETIK NOTARIS
2005 KODE ETIK NOTARIS2015
(3) Selain kewenangan sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2, Notaris mempunyai
kewenangan lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
(3) Selain kewenangan sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2, Notaris mempunyai
kewenangan lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
K E T E R A N G A N
Dalam hal kewenangan Notaris, ketentuan dalam Peraturan Jabatan Notaris (PJN) dan UUJN No. 30/2004 maupun UUJN No.
2/2014 memiliki pokok-pokok perbedaan sebagai berikut :
1. Pasal 1 PJN (stb 1860 No 3) tidak memberikan uraian lengkap mengenai tugas dan pekerjaan Notaris
(Lumban Tobing;
37)
2. UUJN baik UUJN 30/2004 maupun UUJN 2/2014, mencantumkan secara eksplisit (jelas dan nyata) kewenangan Notaris
untuk (a) mengesahkan tanda tangan dan kepastian tanggal serta (b) membukukan dan (c) mendaftarkan surat di
bawah tangan; (d) membuat salinan / copy dari surat di bawah tangan sesuai aslinya; (e) mengesahkan kecocokan
fotocopy dengan surat aslinya; (f) memberikan penyuluhan hukum dan; (g) membuat akta di bidang pertanahan serta
(h) akta risalah lelang.
3. Pasal 15 UUJN No. 30/2004 dan UUJN No. 2/2014 tidak memiliki perbedaan secara substantif, hanya dalam Pasal 15 UUJN
No 2/2014
diubah penulisan isstilah “Otentik” menjadi “Autentik”
sesuai dengan istilah baku dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia.
(KBBI Online)
4. Dalam Penjelasan Pasal 15 ayat (2) huruf g, UU No. 2/2014 diberikan penjelasan lebih luas mengenai kewenangan
Notaris membuat akta risalah lelang, dengan penjelasan sebagai berikut :
Ketentuan ini dimaksudkan bahwa pengangkatan Notaris menjadi Pejabat Lelang Kelas II, diangkat oleh menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
5. Kode Etik Ikatan Notaris Indonesia (I.N.I) baik Kode Etik tahun 2005 maupun Kode Etik tahun 2015 tidak memberikan
pengaturan lebih lanjut mengenai kewenangan Notaris, hanya dari bunyi Pasal 1 angka 4 dapat disimpulkan bahwa
K E T E R A N G A N
kewenangan Notaris sebagai pemangku jabatan pejabat umum telah diatur dalam pasal 1 angka 1 juncto pasal 15
Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris.
II. KEWAJIBAN
Peraturan Jabatan Notaris Staatblad 1860 No 3 (1 Juli 1860) Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris Undang-undang No. 2/2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan NotarisKODE ETIK NOTARIS
2005 KODE ETIK NOTARIS2015
Pasal 6
Setiap notaris berkewajiban tidak hanya memiliki tempat tinggalnya saja, membuka kantorya dan menyimpan akta-aktanya di tempat kedudukan yang ditunjuk
Pasal 16 (1) Dalam menjalankan jabatannya, Notaris berkewajiban: a. bertindak jujur, saksama, mandiri, tidak berpihak, dan menjaga Pasal 16 (1) Dalam menjalankan jabatannya, Notaris wajib: a. bertindak amanah, jujur, saksama, mandiri, tidak berpihak, dan
Pasal 3
Notaris dan orang lain yang memangku dan menjalankan jabatan Notaris wajib:
1. Memiliki moral, akhlak serta
Pasal 3
Notaris maupun orang lain (selama yang bersangkutan menjalankan jabatan Notaris) wajib : 1. Memiliki moral, akhlak serta kepribadian yang
Peraturan Jabatan Notaris Staatblad 1860 No 3 (1 Juli 1860) Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris Undang-undang No. 2/2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris
KODE ETIK NOTARIS
2005 KODE ETIK NOTARIS2015
kepadanya, akan tetapi juga untuk bertempat tinggal yang sesungguhnya dan terus-menerus di tempat tersebut.
Bila ia melanggar hal itu, ia akan diberhentikan untuk sementara waktu selama tiga sampai enam bulan dari jabatannya
kepentingan pihak yang terkait dalam perbuatan hukum; b. membuat akta dalam
bentuk Minuta Akta dan menyimpannya sebagai bagian dari Protokol Notaris;
c. mengeluarkan
Grosse Akta, Salinan Akta, atau Kutipan Akta berdasarkan Minuta Akta; d. memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini, kecuali ada alasan untuk
menjaga
kepentingan pihak yang terkait dalam perbuatan hukum;
b. membuat Akta dalam bentuk Minuta Akta dan menyimpannya
sebagai bagian dari Protokol Notaris;
c. melekatkan surat dan dokumen serta sidik jari penghadap pada Minuta Akta;
d. mengeluarkan Grosse Akta, Salinan Akta, atau Kutipan Akta berdasarkan Minuta Akta; e. memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan kepribadian yang baik. 2. Menghormati dan menjunjung tinggi harkat dan martabat Jabatan Notari. 3. Menjaga dan membela kehormatan Perkumpulan. 4. Bertindak jujur, mandiri, tidak berpihak, penuh rasa tanggungjawab,
berdasarkan peraturan
perundang-undangan dan isi sumpah jabatan Notaris.
5. Meningkatkan ilmu pengetahuan yang telah dimiliki tidak
baik;
2. Menghormati dan menjunjung tinggi harkat dan maitabat Jabatan Notaris; 3. Menjaga dan membela kehormatan Perkumpulan; 4. Berperilaku jujur, mandiri, tidak berpihak, amanah, seksama, penuh rasa tanggung jawab, berdasarkan
peraturan perundang-undangan dan isi sumpah jabatan Notaris;
5. Meningkatkan ilmu pengetahuan dan keahlian profesi yang telah dimiliki tidak
Peraturan Jabatan Notaris Staatblad 1860 No 3 (1 Juli 1860) Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris Undang-undang No. 2/2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris
KODE ETIK NOTARIS
2005 KODE ETIK NOTARIS2015
menolaknya;
e. merahasiakan segala sesuatu mengenai akta yang dibuatnya dan segala keterangan yang diperoleh guna pembuatan akta sesuai dengan sumpah/janji jabatan, kecuali undang-undang menentukan lain;
f. menjilid akta yang dibuatnya dalam 1 (satu) bulan menjadi buku yang memuat tidak lebih dari 50 (lima puluh) akta, dan jika jumlah akta tidak dapat dimuat dalam satu buku, akta tersebut dapat
dalam Undang-Undang ini, kecuali ada alasan untuk menolaknya;
f. merahasiakan segala sesuatu mengenai Akta yang dibuatnya dan segala keterangan yang diperoleh guna pembuatan Akta sesuai dengan sumpah/janji jabatan, kecuali undang-undang menentukan lain; g. menjilid Akta yang dibuatnya dalam 1 (satu) bulan menjadi buku yang memuat tidak lebih dari 50 (lima puluh) Akta, dan jika jumlah
terbatas pada ilmu pengetahuan hukum dan kenotariatan. 6. Mengutamakan pengabdian kepada kepentingan masyarakat dan Negara; 7. Memberikan jasa pembuatan akta dan jasa keNotarisan lainnya untuk masyarakat yang tidak mampu tanpa memungut
honorarium.
8. Menetapkan satu kantor di tempat kedudukan dan
terbatas pada ilmu pengetahuan hukum dan kenotariatan; 6. Mengutamakan pengabdian kepada kepentingan masyarakat dan Negara; 7. Memberikan jasa pembuatan akta dan kewenangan lainnya untuk masyarakat yang tidak mampu tanpa memungut honorarium; 8. Menetapkan satu kantor di tempat kedudukan dan kantor tersebut merupakan satu-satunya kantor bagi
Peraturan Jabatan Notaris Staatblad 1860 No 3 (1 Juli 1860) Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris Undang-undang No. 2/2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris
KODE ETIK NOTARIS
2005 KODE ETIK NOTARIS2015
dijilid menjadi lebih dari satu buku, dan mencatat jumlah Minuta Akta, bulan,
dan tahun
pembuatannya pada sampul setiap buku; g. membuat daftar dari
akta protes terhadap tidak dibayar atau tidak diterimanya surat berharga;
h. membuat daftar akta yang berkenaan dengan wasiat menurut urutan waktu pembuatan akta setiap bulan; i. mengirimkan daftar
akta sebagaimana dimaksud dalam huruf h atau daftar nihil yang berkenaan
Akta tidak dapat dimuat dalam satu buku, Akta tersebut dapat dijilid menjadi lebih dari satu buku, dan mencatat jumlah Minuta Akta, bulan,
dan tahun
pembuatannya pada sampul setiap buku;
h. membuat daftar dari Akta protes terhadap tidak dibayar atau tidak diterimanya surat berharga;
i. membuat daftar Akta yang berkenaan dengan wasiat menurut urutan waktu pembuatan Akta setiap bulan; kantor tersebut merupakan satu-satunya kantor bagi Notaris yang bersangkutan dalam melaksanakan tugas jabatan sehari-hari. 9. Memasang 1 (satu)
buah papan nama di depan / di lingkungan kantornya dengan pilihan ukuran yaitu 100 cm x 40 cm, 150 cm x 60 cm atau 200 cm x 80 cm, memuat :
a. Nama
lengkap dan gelar yang sah;
b. Tanggal dan nomor Surat Keputusan pengangkatan Notaris yang bersangkutan dalam melaksanakan tugas jabatan sehari-hari; 9. Memasang 1 (satu) papan nama di depan/di lingkungan kantornya dengan pilihan ukuran yaitu 100 cm x 40 cm, 150 cm x 60 cm atau 200 cm x 80 cm, memuat :
a. Nama lengkap dan gelar yang sah; b. Tanggal dan nomor
Surat Keputusan pengangkatan
yang terakhir sebagai Notaris; c. Tempat kedudukan; d. Alamat kantor dan
Peraturan Jabatan Notaris Staatblad 1860 No 3 (1 Juli 1860) Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris Undang-undang No. 2/2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris
KODE ETIK NOTARIS
2005 KODE ETIK NOTARIS2015
dengan wasiat ke Daftar Pusat Wasiat Departemen yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang kenotariatan dalam waktu 5 (lima) hari pada minggu pertama setiap bulan berikutnya;
j. mencatat dalam repertorium tanggal pengiriman daftar wasiat pada setiap akhir bulan;
k. mempunyai
cap/stempel yang memuat lambang negara Republik Indonesia dan pada ruang yang melingkarinya dituliskan nama, j. mengirimkan daftar Akta sebagaimana dimaksud dalam huruf i atau daftar nihil yang berkenaan dengan wasiat ke pusat daftar wasiat pada kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dalam waktu 5 (lima) hari pada minggu pertama setiap bulan berikutnya;
k. mencatat dalam repertorium tanggal pengiriman daftar wasiat pada setiap akhir bulan;
l. mempunyai yang terakhir sebagai Notaris; c. Tempat kedudukan; d. Alamat
kantor dan nomor telepon/fax.
Dasar papan nama berwarna putih dengan huruf berwarna hitam dan tulisan di atas papan nama harus jelas dan mudah dibaca.
Kecuali di lingkungan kantor tersebut tidak dimungkinkan untuk pemasangan papan nama dimaksud.
10. Hadir, mengikuti dan berpartisipasi aktif dalam setiap
Dasar papan nama berwarna putih dengan huruf berwarna hitam dan tulisan di atas papan nama harus jelas dan mudah dibaca.
Kecuali di lingkungan kantor tersebut tidak dimungkinkan untuk pemasangan papan nama dimaksud;
10. Hadir, mengikuti dan berpaitisipasi aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Perkumpulan; 11. Menghormati,mem atuhi, melaksanakan Peraturan- peraturan dan
Keputusan-Peraturan Jabatan Notaris Staatblad 1860 No 3 (1 Juli 1860) Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris Undang-undang No. 2/2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris
KODE ETIK NOTARIS
2005 KODE ETIK NOTARIS2015
jabatan, dan tempat kedudukan yang bersangkutan;
l. membacakan akta di hadapan penghadap dengan dihadiri oleh paling sedikit 2 (dua) orang saksi dan ditandatangani pada saat itu juga oleh penghadap, saksi, dan Notaris; m.menerima magang calon notaris. (2) Menyimpan Minuta Akta
cap atau stempel yang memuat lambang negara Republik Indonesia dan pada ruang yang melingkarinya
dituliskan nama, jabatan, dan tempat kedudukan yang bersangkutan;
m. membacakan Akta di hadapan penghadap dengan dihadiri oleh paling sedikit 2 (dua) orang saksi, atau 4 (empat) orang saksi khusus untuk pembuatan Akta wasiat di bawah tangan, dan ditandatangani pada saat itu juga oleh penghadap, saksi, kegiatan yang diselenggarakan oleh Perkumpulan; menghormati, mematuhi, melaksanakan setiap dan seluruh keputusan Perkumpulan. 11. Membayar uang iuran Perkumpulan secara tertib. 12. Membayar uang duka untuk membantu ahli waris teman sejawat yang meninggal dunia. 13. Melaksanakan dan mematuhi semua ketentuan tentang honorarium keputusan Perkumpulan; 12. Membayar uang iuran Perkumpulan secara tertib; 13. Membayar uang duka untuk membantu ahli Waris teman sejawat yang meninggal dunia; 14. Melaksanakan dan mematuhi semua ketentuan tentang honorarium yang ditetapkan Perkumpulan; 15. Menjalankan jabatan Notaris di kantornya, kecuali karena alasan-alasan teitentu;
Peraturan Jabatan Notaris Staatblad 1860 No 3 (1 Juli 1860) Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris Undang-undang No. 2/2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris
KODE ETIK NOTARIS
2005 KODE ETIK NOTARIS2015
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b tidak berlaku, dalam hal Notaris mengeluarkan akta dalam bentuk originali. (3) Akta originali sebagaimana
dimaksud pada ayat 2 adalah akta:
a. pembayaran uang sewa, bunga, dan pensiun; b. penawaran pembayaran tunai; c. protes terhadap tidak dibayarnya atau tidak
dan Notaris; dan
n. menerima magang calon Notaris. ditetapkan Perkumpulan. 14. Menjalankan jabatan Notaris terutama dalam pembuatan, pembacaan dan penandatanganan akta dilakukan di kantornya, kecuali karena alasan-alasan yang sah. 15. Menciptakan suasana kekeluargaan dan kebersamaan dalam melaksanakan tugas jabatan dan kegiatan sehari-hari serta saling
memperlakukan
rekan sejawat secara baik, saling 16. Menciptakan suasana kekeluargaan dan kebersamaan dalam melaksanakan tugas jabatan dan kegiatan sehari-hari seita saling
memperlakukan rekan sejawat secara baik, saling menghormati, saling menghargai, saling membantu seita selalu berusaha menjalin komunikasi dan tali silaturahim; 17. Memperlakukan
setiap klien yang datang dengan baik, tidak membedakan status ekonomi dan/atau status
Peraturan Jabatan Notaris Staatblad 1860 No 3 (1 Juli 1860) Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris Undang-undang No. 2/2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris
KODE ETIK NOTARIS
2005 KODE ETIK NOTARIS2015
diterimanya surat berharga d. akta kuasa e. keterangan kepemilikan; atau f. akta lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan. (4) Akta originali sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dapat dibuat lebih dari I (satu) rangkap, ditandatangani pada waktu, bentuk, dan isi yang sama, dengan ketentuan pada setiap akta tertulis kata- kata "berlaku sebagai satu dan satu berlaku untuk semua". menghormati, saling menghargai, saling membantu serta selalu berusaha menjalin komunikasi dan tali silaturahim. 16. Memperlakukan
setiap klien yang datang dengan baik, tidak membedakan status ekonomi dan/atau status sosialnya. 17. Melakukan perbuatan-perbuatan yang secara umum disebut sebagai kewajiban untuk ditaati dan dilaksanakan antara lain namun tidak terbatas pada ketentuan yang tercantum dalam:
sosialnya;
18. Membuat akta dalam jumlah batas kewajaran untuk menjalankan peraturan perundang-undangan, khususnya Undang-Undang tentang Jabatan Notaris dan Kode Etik.
Peraturan Jabatan Notaris Staatblad 1860 No 3 (1 Juli 1860) Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris Undang-undang No. 2/2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris
KODE ETIK NOTARIS
2005 KODE ETIK NOTARIS2015
(5) Akta originali yang berisi kuasa yang belum diisi nama penerima kuasa hanya dapat dibuat dalam 1 (satu) rangkap.
(6) Bentuk dan ukuran cap/stempel sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf k ditetapkan dengan Peraturan Menteri.
(7) Pembacaan akta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf l tidak wajib dilakukan, jika penghadap
menghendaki agar akta tidak dibacakan karena penghadap telah membaca a. UU Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris; b. Penjelasan Pasal 19 ayat (2) UU Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris; c. Isi Sumpah Jabatan Notaris; d. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Notaris Indonesia.
Peraturan Jabatan Notaris Staatblad 1860 No 3 (1 Juli 1860) Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris Undang-undang No. 2/2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris
KODE ETIK NOTARIS
2005 KODE ETIK NOTARIS2015
sendiri, mengetahui, dan memahami isinya, dengan ketentuan bahwa hal tersebut dinyatakan dalam penutup akta serta pada setiap halaman Minuta Akta diparaf oleh penghadap, saksi, dan Notaris.
(8) Jika salah satu syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf l dan ayat (7) tidak dipenuhi, akta yang bersangkutan hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah tangan. (9) Ketentuan sebagaimana
Peraturan Jabatan Notaris Staatblad 1860 No 3 (1 Juli 1860) Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris Undang-undang No. 2/2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris
KODE ETIK NOTARIS
2005 KODE ETIK NOTARIS2015
dimaksud pada ayat (8) tidak berlaku untuk pembuatan akta wasiat.
K E T E R A N G A N
Dalam hal kewajiban Notaris, ketentuan dalam Peraturan Jabatan Notaris (PJN) dan UUJN No. 30/2004 maupun UUJN No.
2/2014 serta Kode Etik I.N.I memiliki pokok-pokok perbedaan sebagai berikut :
1)
Staatblad 1860 No. 3 tidak memberikan aturan yang terperinci mengenai kewajiban notaris. Sedangkan Pasal 16 UUJN
No. 30/2004 dan Pasal 16 UUJN No. 2/2014 memberikan aturan yang lebih jelas, lengkap dan terperinci mengenai
kewajiban Notaris, dimana Pasal 16 UUJN No. 2/2014 memberikan penambahan aturan UUJN 30 Tahun 2004, dalam
ayat (1) huruf (c) yaitu kewajiban Notaris untuk melekatkan surat dan dokumen serta sidik jari penghadap pada Minuta
Akta
2)
Khususnya mengenai aturan kewajiban memberikan jasa secara cuma-cuma sebagaimana disebutkan dalam angka 4
butir (f) dalam Penjelasan Keterangan di atas, hal ini merupakan aturan yang meneruskan amanat yang sama dari
Peraturan Jabatan Notaris (Staatblad No.3 Tahun 1860) yang juga mewajibkan notaris untuk memberi bantuan secara
cuma-cuma kepada mereka yang membutuhkan bantuan notaris dan mereka menyatakan bahwa mereka tidak
mampu, dan juga merupakan peraturan yang memperkuat aturan yang sama dalam Pasal 37 UUJN No. 30/2004 dan
K E T E R A N G A N
UUJN No. 2/2014.
3)
Terkait pemberian jasa Notaris secara cuma-cuma pada masyarakat tidak mampu ini aturan dalam UUJN No 2/2014
memperkuat aturan dalam PJN dan UUJN No 30/2014 dengan memberikan ancaman sanksi yang termaktub dalam ayat
(2) Pasal 37 yaitu berupa (a) peringatan lisan; (b) peringatan tertulis; (c) pemberhentian sementara; (d) pemberhentian
dengan hormat; hingga sanksi € pemberhentian dengan tidak hormat.
4)
Perihal sikap yang melambangkan jati diri seorang Notaris ketentuan dalam UUJN No. 2 tahun 2014 menambahkan
klausul “amanah.” Klausul ini merupakan penambahan sikap yang wajib dikembangkan oleh Notaris untuk menjadi
sebuah peringatan terhadap kasus-kasus dimana terjadi Notaris yang tidak amanah dalam menjalankan jabatannnya
dan melakukan hal-hal yang tidak terpuji serta melanggar sumpah jabatannya.
5)
Dalam UUJN No. 2/2014 kemudian diperkuat dengan pemberian sanksi pada notaris yang melanggar ketentuan tentang
kewajiban iniyang merupakan penguatan dari aturan kewajiban yang ada dalam PJN dan UUJN No. 30/2004, dimana
Notaris yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sampai dengan huruf l Pasal 16 UUJN
No 2/2014 dapat dikenai sanksi mulai dari yang teringan berupa (a) peringatan tertulis; (b) pemberhentian sementara;
(c)
pemberhentian
dengan
hormat;
hingga
yang
terberat
berupa
(d) pemberhentian dengan tidak hormat.
6)
Pada UU No. 2/2014 kemudian diperluas lagi aturan mengenai kewajiban ini dengan memberlakukan kewajiban yang
sama bagi calon Notaris yang sedang magang, dengan ketentuan sanksi yang sama.
7)
Kode Etik INI (Ikatan Notaris Indonesia) mengatur hal-hal yang bersifat kewajiban moral dan etika Notaris dalam
menjalankan jabatannya yang mana hal tersebut tidak diatur dalam PJN dan UUJN baik UUJN No. 30/2004, maupun
K E T E R A N G A N
UUJN No. 2/2014, antara lain : (a) Menghormati dan menjunjung tinggi harkat dan martabat Jabatan Notaris; (b)
Menjaga dan membela kehormatan perkumpulan; (c) Meningkatkan ilmu pengetahuan yang telah dimiliki tidak
terbatas pada ilmu pengetahuan hukum dan kenotariatan; (d) Mengutamakan pengabdian kepada kepentingan
masyarakat dan Negara; (f) Memberikan jasa pembuatan akta dan jasa ke-Notarisan lainnya untuk masyarakat yang
tidak mampu tanpa memungut honorarium;
8)
Kode Etik INI juga memberikan pengaturan teknis yang juga menjadi kewajiban Notaris untuk mematuhi aturan teknis
tersebut, antara lain (a) Menetapkan satu kantor di tempat kedudukan dan kantor tersebut merupakan satu-satunya
kantor bagi Notaris yang bersangkutan dalam melaksanakan tugas jabatan sehari-hari; (b) Memasang 1 (satu) buah
papan nama di depan / di lingkungan kantornya dengan pilihan ukuran, yaitu 100 cm x 40 cm, 150 cm x 60 cm atau
200 cm x 80 cm, yang memuat: (1) Nama lengkap dan gelar yang sah; (2) Tanggal dan nomor Surat Keputusan
pengangkatan yang terakhir sebagai Notaris; (3) Tempat kedudukan; (4) Alamat kantor dan nomor telepon/fax. Dengan
aturan teknis berupa dasar papan nama berwarna putih dengan huruf berwarna hitam dan tulisan di atas papan nama
harus jelas dan mudah dibaca.
9)
Kode Etik INI juga memberikan pengaturan perihal keorganisasian antara lain kewajiban Notaris untuk (a) Hadir,
mengikuti dan berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh Perkumpulan; (b) menghormati,
mematuhi, melaksanakan setiap dan seluruh keputusan Perkumpulan; (c) Membayar uang iuran Perkumpulan secara
tertib; (d) Membayar uang duka untuk membantu ahli waris teman sejawat yang meninggal dunia; (e) Melaksanakan
dan mematuhi semua ketentuan tentang honorarium ditetapkan Perkumpulan. (f) Menjalankan jabatan Notaris
terutama dalam pembuatan, pembacaan dan penanda-tanganan akta dilakukan di kantornya, kecuali karena
alasan-alasan yang sah. (g) Menciptakan suasana kekeluargaan dan kebersamaan dalam melaksanakan tugas jabatan dan
kegiatan sehari-hari serta saling memperlakukan rekan sejawat secara baik, saling menghormati, saling menghargai,
saling membantu serta selalu berusaha menjalin komunikasi dan tali silaturahim. (h) Memperlakukan setiap klien yang
K E T E R A N G A N
III. LARANGAN
Peraturan Jabatan Notaris Staatblad 1860 No 3 (1 Juli 1860) Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris Undang-undang No. 2/2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan NotarisKODE ETIK NOTARIS
2005 KODE ETIK NOTARIS2015
Pasal 6 ayat (3):
Notaris tidak diperbolehkan tanpa cuti ada di luar wilayah jabatannya untuk lebih dari tiga kali dua puluh empat jam berturut-turut
Pasal 7
Notaris tidak diperbolehkan menolak untuk memberikan bantuannya, bila hal tersebut diminta kepadanya, kecuali bila terdapat alasan yang mendasar Pasal 17 Notaris dilarang: a. menjalankan jabatan di luar wilayah jabatannya; b. meninggalkan wilayah jabatannya lebih dari 7 (tujuh) hari kerja berturut-turut tanpa alasan yang sah;
c. merangkap sebagai pegawai negeri; d. merangkap jabatan sebagai pejabat negara; e. merangkap jabatan sebagai advokat; f. merangkap jabatan sebagai pemimpin atau
Pasal 17 ayat (1): Notaris dilarang: a. menjalankan jabatan di luar wilayah jabatannya; b. meninggalkan wilayah jabatannya lebih dari 7 (tujuh) hari kerja berturut-turut tanpa alasan yang sah;
c. merangkap sebagai pegawai negeri; d. merangkap jabatan sebagai pejabat negara; e. merangkap jabatan sebagai advokat; f. merangkap jabatan sebagai pemimpin Pasal 4
Notaris dan orang lain yang memangku dan menjalankan jabatan Notaris dilarang :
1. Mempunyai lebih dari 1 (satu) kantor, baik kantor cabang ataupun kantor perwakilan.
2. Memasang papan nama dan/atau tulisan yang berbunyi “Notaris/Kantor Notaris” di luar lingkungan kantor. 3. Melakukan publikasi Pasal 4
Notaris maupun orang lain (selama yang bersangkutan
menjalankan jabatan Notaris) dilarang :
1. Mempunyai lebih dari 1 (satu) kantor, baik kantor cabang ataupun kantor penNakilan;
2. Memasang papan nama dan/atau tulisan yang berbunyi “Notaris/ Kantor Notaris” di luar lingkungan kantor; 3. Melakukan publikasi
Peraturan Jabatan Notaris Staatblad 1860 No 3 (1 Juli 1860) Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris Undang-undang No. 2/2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris
KODE ETIK NOTARIS
2005 KODE ETIK NOTARIS2015
Pasal 9 Notaris dilarang menjalankan jabatannya di luar wilayah jabatannya. (Not.2a; KUHPerd. 1868.) Pasal 10
Jabatan seorang notaris tidak dapat dirangkap dengan jabatan Kepala Pemerintaban Daerah, anggota badan peradilan, ketua, anggota atau sekretaris balai harta peninggalan, pengacara, pokrol, solisitor dan juru sita.
pegawai badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah atau badan usaha swasta;
g. merangkap jabatan sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah di luar wilayah jabatan
Notaris;
h. menjadi Notaris Pengganti; atau
i. melakukan pekerjaan lain yang bertentangan dengan norma agama, kesusilaan, atau kepatutan yang dapat mempengaruhi
kehormatan dan martabat jabatan Notaris.
atau pegawai badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah atau badan usaha swasta;
g. merangkap jabatan sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah dan/atau Pejabat Lelang Kelas II di luar tempat kedudukan Notaris; h. menjadi Notaris Pengganti; atau melakukan pekerjaan lain yang bertentangan dengan norma agama, kesusilaan, atau kepatutan yang dapat mempengaruhi
kehormatan dan martabat jabatan Notaris.
atau promosi diri, baik sendiri maupun secara bersama-sama,
dengan
mencantumkan nama dan jabatannya, menggunakan sarana media cetak dan/atau elektronik, dalam bentuk : a. Iklan; b. Ucapan selamat; c. Ucapan belasungkawa; d. Ucapan terima kasih; e. Kegiatan pemasaran; f. Kegiatan sponsor, baik dalam bidang sosial, keagamaan, maupun olah raga. 4. Bekerja sama dengan
atau promosi diri, baik sendiri maupun secara bersama-sama,
dengan
mencantumkan nama dan jabatannya, menggunakan sarana media cetak dan/atau elektronik, dalam bentuk: a. Iklan; b. Ucapan selamat; c. Ucapan belasungkawa; d. Ucapan terima kasih; e. Kegiatan pemasaran; f. Kegiatan sponsor, baik dalam bidang sosial, keagamaan, maupun olah raga; 4. Bekerja sama dengan
Peraturan Jabatan Notaris Staatblad 1860 No 3 (1 Juli 1860) Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris Undang-undang No. 2/2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris
KODE ETIK NOTARIS
2005 KODE ETIK NOTARIS2015
Dalam ketentuan ini dikecualikan Para pegawai yang jabatannya berhubungan dengan jabatan notaris menurut pasal 2 nomor 2 peraturan ini. (RO. 9.)
Pasal 11
Notaris, yang menerima suatu jabatan yang tidak dapat dirangkap, kecuali jabatan termaksud dalam alinea dua pasal yang lalu, dianggap melepaskan jabatan notarisnya dan diganti menurut ketentuan pasal 63. (Not. 62.) Sebaliknya bila seseorang yang memangku jabatan seperti itu diangkat menjadi notaris, dengan
Biro jasa/orang/Badan Hukum yang pada hakekatnya bertindak sebagai perantara untuk mencari atau mendapatkan klien. 5. Menandatangani akta
yang proses pembuatan minutanya telah dipersiapkan oleh pihak lain.
6. Mengirimkan minuta kepada klien untuk ditandatangani.
7. Berusaha atau berupaya dengan jalan apapun, agar seseorang berpindah dari Notaris lain kepadanya, baik upaya itu ditujukan langsung kepada klien yang bersangkutan maupun melalui
Hukum yang pada hakekatnya beitindak sebagai perantara untuk mencari atau mendapatkan klien; 5. Menandatangani akta yang proses pembuatannya telah dipersiapkan oleh pihak lain; 6. Mengirimkan minuta kepada klien untuk ditandatangani;
7. Berusaha atau berupaya dengan jalan apapun, agar seseorang berpindah dari Notaris lain kepadanya, baik upaya itu ditujukan langsung kepada klien yang bersangkutan maupun melalui
Peraturan Jabatan Notaris Staatblad 1860 No 3 (1 Juli 1860) Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris Undang-undang No. 2/2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris
KODE ETIK NOTARIS
2005 KODE ETIK NOTARIS2015
menerima jabatan notaris la dianggap melepaskan jabatan sebelumnya. Pasal 12 Atas ancaman kehilangan abatan Para Notaris tidak diperkenankan mengadakan persekutuan untuk menjalankan jabatan mereka. Pasal 20 “Notaris tidak diperbolehkan membuat suatu akta, dalam hal dia sendiri, derajat, dan dalam garis ke samping sampai derajat ketiga,
perantaraan orang lain.
8. Melakukan pemaksaan kepada klien dengan cara menahan dokumen-dokumen yang telah diserahkan dan/atau melakukan tekanan psikologis dengan maksud agar klien tersebut tetap membuat akta padanya.
9. Melakukan usaha-usaha, baik langsung maupun tidak langsung yang menjurus ke arah timbulnya persaingan yang tidak sehat dengan sesama rekan Notaris. 10. Menetapkan honorarium yang perantaraan orang lain; 8. Melakukan pemaksaan kepada klien dengan cara menahan dokumen-dokumen yang telah diserahkan dan/atau melakukan tekanan psikologis dengan maksud agar klien tersebut tetap membuat akta padanya;
9. Melakukan usaha-usaha, baik langsung maupun tidak langsung yang menjurus ke arah timbulnya persaingan yang tidak sehat dengan sesama rekan Notaris;
10. Menetapkan
Peraturan Jabatan Notaris Staatblad 1860 No 3 (1 Juli 1860) Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris Undang-undang No. 2/2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris
KODE ETIK NOTARIS
2005 KODE ETIK NOTARIS2015
baik pribadi, maupun istrinya, keluarganya sedarah atau semenda dalam garis lurus tanpa perbedaan melalui kuasa, bertindak sebagai pihak. “(Not. 4.)
Pasal 21
(s. d. u. dg. S. 1932-42.) “Akta-akta notaris tidak
diperbolehkan mencantumkan
keputusan atau ketetapan untuk keuntungan notaris yang membuat akta, saksi-saksi, istri notaris atau istri-istri para saksi, atau keluarga sedarah atau semenda dari notaris dan dari para saksi, dalam garis lurus tanpa perbedaan
harus dibayar oleh klien dalam jumlah yang lebih rendah dari honorarium yang telah ditetapkan
Perkumpulan. 11. Mempekerjakan
dengan sengaja orang yang masih berstatus karyawan kantor Notaris lain tanpa persetujuan terlebih dahulu dari Notaris yang bersangkutan.
12. Menjelekkan dan/atau
mempersalahkan
rekan Notaris atau akta yang dibuat olehnya. Dalam hal seorang Notaris
harus dibayar oleh klien dalam jumlah yang lebih rendah dari honorarium yang telah ditetapkan
Perkumpulan; 11. Mempekerjakan
dengan sengaja orang yang masih berstatus karyawan kantor Notaris lain tanpa persetujuan terlebih dahulu dari Notaris yang bersangkutan, termasuk menerima pekerjaan dari karyawan kantor Notaris lain; 12. Menjelekkan dan/atau mempersalahkan
rekan Notaris atau akta yang dibuat olehnya. Dalam hal
Peraturan Jabatan Notaris Staatblad 1860 No 3 (1 Juli 1860) Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris Undang-undang No. 2/2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris
KODE ETIK NOTARIS
2005 KODE ETIK NOTARIS2015
derajat dan dalam garis ke samping sampai derajat ketiga. Apa yang bertentangan dengan ini dianggap sebagai tidak pernah dibuat (ditulis), namun dalam pada itu akta-akta tersebut tetap ada dalam keadaan utuh seluruhnya.”
menghadapi dan/atau menemukan suatu akta yang dibuat oleh rekan sejawat yang ternyata di dalamnya terdapat kesalahan-kesalahan yang serius dan/atau
membahayakan klien, maka Notaris tersebut wajib
memberitahukan
kepada rekan sejawat yang bersangkutan atas kesalahan yang dibuatnya dengan cara yang tidak bersifat menggurui, melainkan untuk mencegah timbulnya hal-hal yang tidak diinginkan terhadap klien yang bersangkutan ataupun seorang Notaris menghadapi dan/atau menemukan suatu akta yang dibuat oleh rekan sejawat yang ternyata di dalamnya terdapat kesalahan-kesalahan yang serius dan/atau
membahayakan klien, maka Notaris tersebut wajib
memberitahukan
kepada rekan sejawat yang bersangkutan atas kesalahan yang dibuatnya dengan cara yang tidak bersifat menggurui, melainkan untuk mencegah timbulnya hal-hal yang tidak diinginkan terhadap klien yang
Peraturan Jabatan Notaris Staatblad 1860 No 3 (1 Juli 1860) Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris Undang-undang No. 2/2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris
KODE ETIK NOTARIS
2005 KODE ETIK NOTARIS2015
rekan sejawat tersebut.
13. Membentuk
kelompok sesama rekan sejawat yang bersifat eksklusif dengan tujuan untuk melayani kepentingan suatu instansi atau lembaga, apalagi menutup
kemungkinan bagi Notaris lain untuk
bersangkutan ataupun rekan sejawat tersebut; 13. Tidak melakukan Kewajiban dan melakukan Pelanggaran terhadap Larangan sebagaimana
dimaksud dalam Kode Etik dengan menggunakan media elektronik, termasuk namun tidak terbatas dengan menggunakan internet dan media sosial;
14. Membentuk
kelompok sesama rekan sejawat yang bersifat eksklusif dengan tujuan untuk melayani kepentingan suatu instansi atau
Peraturan Jabatan Notaris Staatblad 1860 No 3 (1 Juli 1860) Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris Undang-undang No. 2/2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris
KODE ETIK NOTARIS
2005 KODE ETIK NOTARIS2015
berpartisipasi.
14. Menggunakan dan mencantumkan gelar yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
15. Melakukan
perbuatan-perbuatan lain yang secara umum disebut sebagai pelanggaran terhadap Kode Etik Notaris, antara lain namun tidak terbatas pada pelanggaran-pelanggaran terhadap : a. Ketentuan-ketentuan dalam Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris; b. Penjelasan Pasal 19 lembaga, apalagi menutup kemungkinan bagi Notaris lain untuk berpartisipasi;
15. Menggunakan dan mencantumkan gelar yang tidak sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku;
16. Membuat akta melebihi batas kewajaran yang batas jumlahnya ditentukan oleh Dewan Kehormatan; 17. Mengikuti pelelangan untuk mendapatkan pekerjaan/pembuatan akta.
Peraturan Jabatan Notaris Staatblad 1860 No 3 (1 Juli 1860) Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris Undang-undang No. 2/2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris
KODE ETIK NOTARIS
2005 KODE ETIK NOTARIS2015
ayat (2) Undang-Undang Nomor 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris;
c. Isi sumpah jabatan Notaris;
d. Hal-hal yang menurut ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan/atau Keputusan-keputusan lain yang telah ditetapkan oleh organisasi Ikatan Notaris Indonesia tidak boleh dilakukan oleh anggota.
K E T E R A N G A N
Dalam hal Larangan bagi Notaris, ketentuan dalam Peraturan Jabatan Notaris (PJN) dan UUJN No. 30/2004 maupun UUJN No.
2/2014 serta Kode Etik I.N.I memiliki pokok-pokok perbedaan sebagai berikut :
K E T E R A N G A N
1) Peraturan Jabatan Notaris (Stb. 1860), UUJN baik UUJN No. 30/2004 maupun UUJN No. 2/2014 memberikan aturan
mengenai larangan-larangan dalam pelaksanaan jabatan Notaris secara umum, khususnya mengenai larangan :
a. Notaris meninggalkan wilayah jabatannya dan tidak menjalankan jabatannya sebagai Notaris (cuti) tanpa ijin,
dimana dalam PJN (Staatblad 1860) batas waktu yang dilarang adalah 3 X 24 jam berturut-turut, yang kemudian
diperkuat dan diperluas oleh UUJN baik UUJN No 30/2004 maupun UUJN 2/2014 menjadi 7 hari kerja berturut-turut,
karena pertimbangan kewajiban Notaris untuk mengikuti Kongres INI yang umumnya akan membutuhkan waktu
kegiatan hingga 7 hari (termasuk pulang pergi)
b. Perangkapan Jabatan, dimana dalam PJN ada 8 (delapan) jabatan yang dilarang untuk dirangkap oleh seorang
Notaris sebagaimana dicantumkan dalam Pasal 10 (Kepala Pemerintaban Daerah, anggota badan peradilan,
ketua, anggota atau sekretaris balai harta peninggalan, pengacara, pokrol, solisitor dan juru sita
)c. Dalam UUJN No 30/2004 dicantumkan 10 (sepuluh) jenis jabatan/pekerjaan yang diarang dirangkap oleh seorang
Notaris sebagaimana termaktub dalam ketentuan Pasal 17 (pegawai negeri; pejabat negara; advokat; pemimpin
atau pegawai badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah atau badan usaha swasta;Pejabat Pembuat
Akta Tanah di luar wilayah jabatan Notaris; Notaris Pengganti; pekerjaan lain yang bertentangan dengan norma
agama, kesusilaan, atau kepatutan yang dapat mempengaruhi kehormatan dan martabat jabatan Notaris), dan
dalam UUJ No 2/2014 ditambahkan 1 (satu) jabatan lagi yaitu Pejabat Lelang Kelas II di luar tempat kedudukan
Notaris
2) Dalam PJN tercantum larangan untuk menolak masyarakat yang meminta bantuan Notaris, sedangkan dalam UUJN baik
UUJN No 30/2004 maupun UUJN 2/2014 ketentuan ini tidak tercantum secara eksplisit namun dicantumkan dalam
ketentuan kewajiban di Pasal 16.
3) Kode Etik INI (Ikatan Notaris Indonesia) selain memberikan larangan teknis sebagai penerapan larangan dalam UUJN,
seperti
larangan
K E T E R A N G A N
promosi melalui media cetak/elektronik; (d) bekerja sama dengan Biro Jasa/Orang/badan Hukum yang menjadi berpotensi
menyebabkan Notaris kehilangan independensi dan ketidakberpihakannya; (e) menandatangani akta yang dibuat oleh
pihak lain; atau pun (e) mengirimkan minuta untuk ditandatangani; atau dalam UUJN No 2/2014 ditambahkan pula
larangan (f) mengikuti pelelangan untuk mendapatkan pekerjaan membuatkan akta;
4) Kode ETIK INI juga memberikan memberikan aturan larangan yang lebih spesifik / khusus terkait aspek moral dan etik
dalam proses interaksi antara satu pejabat Notaris dengan Notaris lainnya untuk mencegah Notaris melakukan praktek
persaingan usaha yang tidak sehat baik berupa, (a) saling menjatuhkan sesama rekan notaris; (b) pemaksaan; (c)
menarik klien dari rekan notaris lain; (d) menetapkan honor yang lebih rendah dari standar yang ditetapkan INI; (e)
membentuk suatu perkumpulan eksklusif yang tidak boleh diikuti oleh rekan notaris lain; ataupun (f) membuat akta
melebihi batas kewajaran.
IV. PENGECUALIAN
Peraturan Jabatan Notaris Staatblad 1860 No 3 (1 Juli 1860) Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris Undang-undang No. 2/2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan NotarisKODE ETIK NOTARIS
2005 KODE ETIK NOTARIS2015
Pasal 35 ayat (2)
“Dikecualikan dari kewajiban ini adalah akta persetujuan kawin, pengenalan diri, kuasa, keterangan pemilikan atau keterangan hidup seseorang, tanda bukti (kuitansi) pembayaran mengenai jumlah di bawah 300 gulden, semua kuitansi uang sewa dan uang pak (pacht), bunga, atau pensiun, protes, penawaran pembayaran, izin mencoret atau pengurangan akta hipotek dan akta-akta
Pasal 16 ayat (2)
“Menyimpan Minuta Akta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b tidak berlaku, dalam hal Notaris mengeluarkan akta dalam bentuk originali.”
Pasal 16 ayat (7)
“Pembacaan akta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf l tidak wajib dilakukan, jika penghadap menghendaki agar akta tidak dibacakan karena
Pasal 16 ayat (2)
“Kewajiban menyimpan
Minuta Akta
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b tidak berlaku, dalam hal Notaris mengeluarkan Akta in originali.”
Pasal 16 ayat (6):
“Pembacaan Akta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf m tidak wajib dilakukan, jika penghadap menghendaki agar Akta tidak dibacakan karena
Pasal 5
Hal-hal yang tersebut di bawah ini merupakan pengecualian oleh karena itu tidak termasuk pelanggaran, yaitu : 1. Memberikan ucapan selamat, ucapan berdukacita dengan mempergunakan kartu ucapan, surat, karangan bunga ataupun media lainnya dengan tidak mencantumkan
Notaris, tetapi hanya nama saja.
2. Pemuatan nama dan
Pasal 5
Hal-hal yang tersebut di bawah ini merupakan pengecualian oleh karena itu tidak termasuk Pelanggaran, yaitu : 1. Memberikan ucapan selamat, ucapan berdukacita dengan mempergunakan
kartu ucapan, surat, karangan bunga ataupun media lainnya dengan tidak mencantumkan
Notaris, tetapi hanya nama saja;
Peraturan Jabatan Notaris Staatblad 1860 No 3 (1 Juli 1860) Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris Undang-undang No. 2/2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris
KODE ETIK NOTARIS
2005 KODE ETIK NOTARIS2015
sederhana lainnya; dari pembuatan akta ini dapat dikeluarkan aslinya menurut undang-undang.”
penghadap telah membaca sendiri, mengetahui, dan memahami isinya, dengan ketentuan bahwa hal tersebut dinyatakan dalam penutup akta serta pada setiap halaman Minuta Akta diparaf oleh penghadap, saksi, dan Notaris.”
penghadap telah membaca sendiri, mengetahui, dan memahami isinya, dengan ketentuan bahwa hal tersebut dinyatakan dalam penutup Akta serta pada setiap halaman Minuta Akta diparaf oleh penghadap, saksi, dan Notaris.”
alamat Notaris dalam buku panduan nomor telepon, fax dan telex, yang diterbitkan secara resmi oleh PT. Telkom dan/atau instansi-instandan/atau lembaga-lembaga resmi lainnya. 3. Memasang 1 (satu) tanda penunjuk jalan dengan ukuran tidak melebihi 20 cm x 50 cm, dasar berwarna putih, huruf berwarna hitam, tanpa mencantumkan nama Notaris serta dipasang dalam radius maksimum 100 meter dari kantor Notaris.
alamat Notaris dalam buku panduan nomor telepon, fax dan telex, yang diterbitkan secara resmi oleh PT. Telkom dan/atau instansi-instandan/atau
lembaga- lembaga resmi lainnya;
3. Memasang 1 (satu) tanda penunjuk jalan dengan ukuran tidak melebihi 20 cm x 50 cm, dasar berwarna putih, huruf berwarna hitam, tanpa mencantumkan nama Notaris serta dipasang dalam radius maksimum 100 meter dari kantor Notaris;
Peraturan Jabatan Notaris Staatblad 1860 No 3 (1 Juli 1860) Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris Undang-undang No. 2/2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris
KODE ETIK NOTARIS
2005 KODE ETIK NOTARIS2015
tetapi tidak melakukan promosi diri selaku Notaris.
K E T E R A N G A N
Dalam hal Pengecualian bagi Notaris, ketentuan dalam Peraturan Jabatan Notaris (PJN) dan UUJN No. 30/2004 maupun UUJN
No. 2/2014 serta Kode Etik I.N.I memiliki pokok-pokok sebagai berikut :
1.
PJN memberikan aturan pengecualian tentang (a) pembuatan akta persetujuan kawin; (b) pengenalan diri (c)
kuasa (d) keterangan pemilikan atau keterangan hidup seseorang (d) tanda bukti (kuitansi) pembayaran mengenai
jumlah di bawah 300 gulden (e) semua kuitansi uang sewa dan uang pak (pacht) (f) bunga, atau pensiun (g) protes (h)
penawaran pembayaran (i) izin mencoret atau pengurangan akta hipotek dan akta-akta sederhana lainnya; dimana
ketentuan PJN memberikan pengecualian bahwa pembuatan akta tersebut dapat dikeluarkan aslinya menurut
undang-undang.
2.
UUJN No 30/2004 memberikan aturan pengecualian tentang (a) menyimpan Minuta Akta dimana dalam hal Notaris
mengeluarkan akta dalam bentuk originali, maka tidak ada kewajiban Notaris untuk menyimpan Minuta Aktanya; dan (b)
pembacaan akta, dimana jika penghadap menghendaki agar akta tidak dibacakan karena penghadap telah membaca
sendiri, mengetahui, dan memahami isinya, dengan syarat bahwa hal tersebut harus dinyatakan dalam penutup akta
dan pada setiap halaman Minuta Akta diparaf oleh penghadap, saksi, dan Notaris.
3.
UUJN No 2/2014 memiliki ketentuan pengecualian yang sama dengan UUJN No 30/2004
4.
Kode Etik Notaris memberikan aturan pengecualian dalam hal :
a)
Memberikan ucapan selamat, ucapan berdukacita dengan mempergunakan kartu ucapan, surat, karangan bunga
ataupun media lainnya yang tidak mencantumkan Notaris, tetapi hanya nama saja.
b)
Pemuatan nama dan alamat Notaris dalam buku panduan telepon, fax dan telex, yang diterbitkan secara resmi
oleh PT. Telkom dan/atau instansi-instansi dan/atau lembaga-lembaga resmi lainnya.
c)
Memasang 1 (satu) tanda penujuk jalan dengan ukuran tidak melebihi 20 cm x 50 cm, dasar berwarna putih, huruf
berwarna hitam, tanpa mencantumkan nama Notaris serta dipasang dalam radius maksimum 100 meter dari kantor
Notaris.
K E T E R A N G A N
5. Penambahan dalam Kode Etik INI Tahun 2015 memperkenalkan diri tetapi tidak melakukan promosi diri selaku
Notaris sebagai tindakan yang diperkecualikan.
V. SANKSI
Peraturan Jabatan Notaris Staatblad 1860 No 3 (1 Juli 1860) Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris Undang-undang No. 2/2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris KODE ETIK NOTARIS 2005 KODE ETIK NOTARIS 2015 Pasal 7
Notaris tidak diperbolehkan menolak untuk memberikan bantuannya, bila hal tersebut diminta kepadanya, kecuali bila terdapat alasan yang mendasar.(S.1852-79 Pasal 36). Bila notaris berpendapat bahwa terdapat alasan yang mendasar untuk menolak, maka hal itu ia beritahukan secara tertulis kepada yang meminta bantuannya itu. Bila yang bersangkutan tetap menghendaki
Pasal 84
Tindakan pelanggaran yang dilakukan oleh Notaris terhadap ketentuan
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf i, Pasal 16 ayat (1) huruf k, Pasal 41, Pasal 44, Pasal 48, Pasal 49, Pasal 50, Pasal 51, Pasal 16 (11) Notaris yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sampai dengan huruf l dapat dikenai sanksi berupa: a. Peringatan tertulis; b. Pemberhentian sementara; c. Pemberhentian Pasal 6 1. Sanksi yang dikenakan terhadap anggota yang melakukan pelanggaran Kode Etik dapat berupa : a. Teguran; b. Peringatan; c. Schorsing (pemecatan Pasal 6 1. Sanksi yang dikenakan terhadap anggota yang melakukan pelanggaran Kode Etik dapat berupa :
a. Teguran; b. Peringatan; c. Pemberhentian
Peraturan Jabatan Notaris Staatblad 1860 No 3 (1 Juli 1860) Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris Undang-undang No. 2/2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris KODE ETIK NOTARIS 2005 KODE ETIK NOTARIS 2015
bantuan itu, ia dapat mengajukan tuntutan mengenai hal itu kepada hakim perdata, dengan menyampaikan surat dari notaris tersebut yang telah diserahkan kepada yang bersangkutan. Bila notaris tetap menolak, meskipun ada keputusan hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum yang pasti, ia dipecat dari jabatannya atau didenda sebesar 1.000 gulden sampai 5.000 gulden, semuanya dengan tidak mengurangi pembayaran biaya, kerugian dan bunga kepada yang berkepentingan, (KUHperd. 1365; Inv. Sw. 6-190.)
Pasal 18
Sebelum pengangkatan sumpah, notaris-notaris yang diangkat tidak boleh melakukan pekerjaan-pekerjaan yang termasuk dalam jabatannya, dengan ancaman hukuman denda darl 100 gulden sampai 300 gulden
atau Pasal 52 yang mengakibatkan suatu akta hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah tangan atau suatu akta menjadi batal demi hukum dapat menjadi alasan bagi pihak yang m;,nderita kerugian untuk menuntut penggantian biaya, ganti rugi, dan Bunga kepada Notaris.
Pasal 85
Pelanggaran ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7, Pasal 16 ayat (1) huruf a, Pasal 16 ayat (1). huruf b, Pasal 16 ayat (1) huruf c, Pasal
dengan hormat; atau
d. Pemberhentian
dengan tidak hormat. (12) Selain dikenai sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (11), pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 16 ayat (1) huruf j dapat menjadi alasan bagi pihak yang menderita kerugian untuk menuntut penggantian biaya, ganti rugi, dan bunga kepada Notaris.
(13) Notaris yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf n dapat dikenai sanksi berupa peringatan tertulis. sementara) dari keanggotaan Perkumpulan; d. Onzetting (pemecatan) dari keanggotaan Perkumpulan; e. Pemberhentian dengan tidak hormat dari keanggotaan Perkumpulan. 2. Penjatuhan sanksi-sanksi sebagaimana terurai di atas terhadap anggota yang melanggar Kode Etik disesuaikan dengan kwantitas dan kwalitas pelanggaran yang dilakukan sementara dari keanggotaan Perkumpulan; d. Pemberhentian dengan hormat dari keanggotaan Perkumpulan e. Pemberhentian dengan tidak hormat dari keanggotaan Perkumpulan. 2. Penjatuhan sanksi sebagaimana terurai di atas terhadap anggota yang melanggar Kode Etik disesuaikan dengan kuantitas dan kualitas
Peraturan Jabatan Notaris Staatblad 1860 No 3 (1 Juli 1860) Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris Undang-undang No. 2/2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris KODE ETIK NOTARIS 2005 KODE ETIK NOTARIS 2015
tanpa mengurangi tanggung jawab mereka untuk mengganti ongkos-ongkos, kerugian dau bunga-bunga. (Inv. Sw. 6-19-.)
Pasal 25
Akta-akta harus menyebutkan nama kecil, nama dan tempat kedudukan notaris; dan dalam hal akta itu dibuat di hadapan notaris pengganti atau notaris yang merangkap jabatan, harus disebutkan pula ketetapan atau jabatan yang menjadi dasar mereka menjalankan jabatan notaris itu. Selain itu, dalam akta harus dimuat: (S. 1853-64.)
a. nama kecil, nama, pekerjaan atau status sosial, dan tempat tinggal setiap penghadap dan orang yang mereka wakili, sejauh pekerjaan atau kedudukan dalam masyarakat dan tempat tinggal itu dapat mereka beritahukan; (Not. 30; KUHPerd. 17 dst.; KUHD 143b, 218b.)
16 ayat (1) huruf d, Pasal 16 ayat (1) huruf e, Pasal 16 ayat (1) huruf f, Pasal 16 ayat (1) huruf g, Pasal 16 ayat (1) huruf h, Pasal 16 ayat (1) huruf i, Pasal 16 ayat (1) huruf j, Pasal 16 ayat (1) huruf k, Pasal 17, Pasal 20, Pasal 27, Pasal 32, Pasal 37, Pasal 54, Pasal 58, Pasal 59, dan/atau Pasal 63, dapat dikenai sanksi berupa: teguran lisan; teguran tertulis; pemberhentian sementara; pemberhentian
dengan hormat; atau pemberhentian
dengan tidak hormat.
anggota tersebut. pelanggaran yang dilakukan anggota tersebut. 3. Dewan Kehormatan Pusat berwenang untuk memutuskan dan menjatuhkan sanksi terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh anggota biasa (dari Notaris aktif) Perkumpulan, terhadap pelanggaran norma susila atau perilaku yang merendahkan
Peraturan Jabatan Notaris Staatblad 1860 No 3 (1 Juli 1860) Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris Undang-undang No. 2/2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris KODE ETIK NOTARIS 2005 KODE ETIK NOTARIS 2015
b. jabatan atau kedudukan dan kuasa atau ketetapan yang menjadi dasar mereka bertindak;
c. nama kecil, nama, pekerjaan atau status sosial, dan tempat tinggal setiap saksi, juga hal-hal yang dimaksud dalam pasal yang lalu;
d. tempat dan hari, bulan dan tahun pembuatan akta itu.
Jika terjadi pelanggaran terhadap satu atau lebih ketentuan pasal ini dan pasal yang lalu, notaris dikenakan denda 25 gulden untuk setiap pelanggaran; selain itu, akta tersebut, bila di dalamnya tidak disebutkan tempat, tahun, bulan atau harinya, hanya mempunyai kekuatan sebagai surat di bawah tangan, bila ditandatangani oleh para penghadap. (KUHPerd. 1869, 1874 dst.; Inv. Sw. 6-191.)
Pasal 26
Akta notaris harus dapat dibaca,
harkat dan maitabat notaris, atau perbuatan yang dapat mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap notaris. 4. Pelanggaran
Kode Etik yang dilakukan oleh orang lain (yang sedang dalam menjalankan jabatan Notaris), dapat dijatuhkan sanksi teguran dan/atau peringatan. 5. Keputusan Dewan Kehormatan berupa teguran atau peringatan
Peraturan Jabatan Notaris Staatblad 1860 No 3 (1 Juli 1860) Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris Undang-undang No. 2/2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris KODE ETIK NOTARIS 2005 KODE ETIK NOTARIS 2015
berhubungan satu sama lain, tanpa singkatan, ruang kosong atau sela-sela, kecuali beberapa macam akta yang contohcontohnya dicetak berdasarkan ketentuan dari pihak yang berwajib, ruang-ruang kosong dalam batang-tubuh akta yang tidak diisi, harus digaris dengan jelas sebelum akta ditutup, agar tidak dapat ditambah lagi; jumlah atau besar benda yang disebutkan dalam akta, demikian pula tanggal-tanggal, harus dinyatakan dengan huruf-huruf, tetapi dapat ditambah atau didahului oleh angka-angka.
Notaris dikenakan denda 25 gulden untuk setiap pelanggaran terhadap ketentuan pasal ini.
Ketentuan pasal ini, sampai sejauh ini, tidak berlaku bagi surat-surat kuasa; maka akta ini boleh tidak diisi dengan nama atau nama kecil, kedudukan dan tempat tinggal orang yang diberi kuasa. (Inv. Sw. 6-190.)
tidak dapat diajukan banding. 6. Keputusan Dewan Kehormatan Daerah/Dewan Kehormatan Wilayah berupa pemberhentian sementara atau pemberhentian dengan hormat atau pemberhentian dengan tidak hormat dari keanggotaan Perkumpulan dapat diajukan banding ke Dewan Kehormatan Pusat.
Peraturan Jabatan Notaris Staatblad 1860 No 3 (1 Juli 1860) Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris Undang-undang No. 2/2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris KODE ETIK NOTARIS 2005 KODE ETIK NOTARIS 2015 Pasal 28
Notaris harus membacakan akta tersebut di hadapan para penghadap dan saksi-saksi. Bila seorang penghadap atau lebih tidak mengerti bahasa yang digunakan dalam akta itu, maka akta itu akan diterjemahkan oleh notaris, dan bila notaris tidak mampu untuk itu, akan diterjemahkan oleh seorang penerjemah.
Jika terjadi pelanggaran terhadap satu atau lebih ketentuan pasal ini, akta itu hanya mempunyai kekuatan sebagai surat di bawah tangan, bila ditandatangani oleh para penghadap. (KUHPerd. 1869, 1874 dst.)
Hal pembacaan, penerjemahan dan penandatangan tersebut harus disebutkan secara tegas di bagian penutup itu, dengan ancaman hukuman denda sebesar 25 gulden. (Not. 22; Inv. Sw. 6-19'.) 7. Keputusan Dewan Kehormatan Pusat tingkat pertama berupa pemberhentian sementara atau pemberhentian dengan hormat atau pemberhentian dengan tidak hormat dari keanggotaan Perkumpulan dapat diajukan banding ke Kongres. 8. Dewan Kehormatan Pusat berwenang pula untuk memberikan rekomendasi
Peraturan Jabatan Notaris Staatblad 1860 No 3 (1 Juli 1860) Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris Undang-undang No. 2/2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris KODE ETIK NOTARIS 2005 KODE ETIK NOTARIS 2015 Pasal 30
Surat kuasa di bawah tangan, demikian pula surat kuasa otentik yang dikeluarkan dalam bentuk aslinya, harus dilekatkan pada minut akta. Surat kuasa otentik yang dibuat dalam minut harus dicantumkan dalam akta. Bila para pihak bertindak berdasarkan kuasa lisan, maka-hal itu harus dicantumkan dalam akta.
Untuk setiap pelanggaran terhadap salah satu dari ketentuan-ketentuan ini, notaris dikenakan denda sebesar 25 gulden. (Not. 31, 35, 43; KUHPerd. 1792 dst., 1874; Inv. Sw. 6-19'.)
Pasal 31
Dari pelekatan yang dimaksud dalam pasal yang lalu dibebaskan surat-surat kuasa yang telah dilekatkan pada akta yang dibuat di hadapan notaris atau pejabat yang sama dan yang tetap tinggal dalam minutnya,
diseitai usulan pemecatan
sebagai notaris kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Peraturan Jabatan Notaris Staatblad 1860 No 3 (1 Juli 1860) Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris Undang-undang No. 2/2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris KODE ETIK NOTARIS 2005 KODE ETIK NOTARIS 2015
asal hal ini dicantumkan dalam akta; jika terjadi kelalaian mengenai hal irii, notaris dikenakan denda sebesar 25 gulden. (Inv. Sw. 6-191.)
Pasal 35
Mengenai akta-akta yang akan diberikan dalam bentuk aslinya, kecuali surat kuasa yang tidak berisi nama orang yang diberi kuasa, dua atau lebih yang bunyinya sama boleh dibuat dan ditandatangani pada saat yang sama; tetapi dengan ancaman denda sebesar 25 gulden untuk setiap pelanggaran, dalam setiap surat yang bunyinya sama, harus dicantumkan oleh notaris banyaknya helai yang dibuat, yang semuanya hanya berlaku untuk satu dan satu berlaku untuk semua di hadapan pengadilan. (KUHPerd. 35 dst., 1296, 1404 dst.; KUHD 143b, 218b; Rv. 557; Inv. Sw. 6-19'.)
Peraturan Jabatan Notaris Staatblad 1860 No 3 (1 Juli 1860) Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris Undang-undang No. 2/2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 30/2004 tentang Jabatan Notaris KODE ETIK NOTARIS 2005 KODE ETIK NOTARIS 2015 Pasal 36a
Notaris-notaris berkewajiban untuk membuat daftar dengan ancaman hukuman denda setinggi-tingginya 50 gulden untuk tiap-tiap pelanggaran, di dalam daftar mana dicatat menurut pembuatannya, akta-akta yang dimaksud dalam pasal 1 Ordonansi Daftar Pusat Wasiat-wasiat (S. 1920 -305) di dalam satu bulan takwim yang dibuat oleh mereka. Setiap nomor dari daftar-daftar ini, dengan ancaman denda setinggi-tingginya 50 gulden untuk setiap pelanggaran, berisikan:
10. nomor, dengan mana akta itu dicantumkan dalam repertorium;
20. sifat akta dan tahun, bulan dan hari, akta tersebut dibuat;
30. nama depan, nama, pekerjaan atau status sosial dan tempat tinggal dari orang-orang yang membuat suatu keputusan, seperti yang dimaksud dalam alinea pertama