• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPACT OF COAL ANALYSIS.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPACT OF COAL ANALYSIS.docx"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSI

UNIVERSITA

TAS

S PERTA

PERTAHANAN

HANAN

TUGAS KELOMPOK DISKUSI TUGAS KELOMPOK DISKUSI Mata Kuliah Energi dan

Mata Kuliah Energi dan LingkunganLingkungan

“Da!ak PLTU "atu#ara Terhada! Lingkungan$ “Da!ak PLTU "atu#ara Terhada! Lingkungan$

A

Anngggg%%ttaa && '

'(( AAnngggguunn AAnnddrree))aannii **''++,,''--,,++,,..,,,,++// +

+(( AAnnnnii00a a DDeeaa00) ) RRaattnnaa00aarrii **''++,,''--,,++,,..,,,,11// 1

1(( AA00iih h TTrri i MMaarriinnii **''++,,''--,,++,,..,,,,..// .

.(( IInnddaah h PPuurrnnaaa a SSaarri i SSuuggiiaanntt%% **''++,,''--,,++,,..,,''++// 2

2(( MMiirr33a a LLaahhaarr00))a a SSuuaarrggaa **''++,,''--,,++,,..,,''22//

--(( SSiitti i KK%%iirr%%aahh **''++,,''--,,++,,..,,++''//

D%0en P

D%0en Penga!uenga!u & & Dr( Dr( IrIr( ( Rud) LakRud) Lak0%n% 40%n% 4(5 (5 M(T(M(T(

6AKULTAS MANA7EMEN PERTAHANAN 6AKULTAS MANA7EMEN PERTAHANAN

PROGRAM STUDI KETAHANAN ENERGI PROGRAM STUDI KETAHANAN ENERGI

"OGOR  "OGOR  6E"RUARI +,'8 6E"RUARI +,'8 "A" I "A" I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

(2)

Energi listrik saat ini merupakan kebutuhan primer yang vital untuk pembangunan ekonomi dan pembangunan sosial. Ketersediaan tenaga listrik yang mencukupi, aman, handal dengan harga yang terjangkau, dan dapat memperhitungkan dampak lingkungan merupakan faktor penting dalam rangka menggerakkan perekonomian yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat. Salah satu pembangkit yang dipilih adalah PLT dengan  bahan bakar batubara, dikarenakan faktor sumber daya alam berupa batubara tersedia cukup  besar di !ndonesia sehingga masih dapat mencukupi kebutuhan nasional. Pembangkit listrik 

tenaga uap saat ini merupakan pilihan pemerintah dalam menanggulangi masalah krisis listrik. Kegiatan eksplorasi batubara di !ndonesia semakin meningkat, diakibatkan karena semakin meningkatnya kebutuhan batubara dimana kebutuhan manusia di sektor tenaga listrik  akan mengalami kenaikan sesuai dengan peningkatan jumlah penduduk dan peningkatan  perekonomian. Saat ini terdapat puluhan Pembangkit Listrik Tenaga ap "PLT# $atubara yang tersebar dan beroperasi di !ndonesia yang melepaskan jutaan ton polusi setiap tahunnya. Permasalahan utama dalam pemanfaatan batubara adalah gas buang hasil pembakaran yang menghasilkan polutan seperti S%&, '%&, dan abu terbang " fly ash#.

Pembakaran batubara adalah sumber terbesar emisi gas ()( " green house gas#, yang memicu terjadinya perubahan iklim. $atubara yang dibakar di Pembangkit Listrik Tenaga ap "PLT# menghasilkan sejumlah polutan, seperti '%* dan S%+, dan polutan tersebut menjadi kontributor utama dalam pembentukan hujan asam dan polusi. i sisi lain, polutan tersebut  juga berdampak dan sangat membahayakan kesehatan akibat partikel halus dari emisi udara tersebut, karena PLT $atubara menghasilkan bahan kimia berbahaya dan mematikan, seperti merkuri dan arsen.

$uruknya pengelolaan kekayaan alam yang dikonversi menjadi energi di !ndonesia telah memberikan banyak sekali dampak buruk daripada efek positifnya. $ahkan, desain untuk PLT pun umumnya belum dirancang secara maksimal untuk mencegah radiasi lingkungan dan manajemen PLT juga belum dirancang untuk mengelola masalah limbah. %leh karena itu, perlu adanya analisa mengenai dampak dari PLT batubara terhadap lingkungan, yang ditinajau dengan pendekatan eksplisit dan implisit, beserta solusi yang dapat dilakukan untuk menanggulangi dampak tersebut.

"A" II

(3)

+(' Pr%0e0 Ker9a PLTU

Pembangkit Listrik Tenaga ap "PLT# merupakan pembangkit listrik tenaga thermal yang mengkonversi energi kimia dalam bahan bakar menjadi energi listrik. PLT banyak  digunakan karena efisiensinya tinggi sehingga menghasilkan energi listrik yang ekonomis. Saat ini -/ kebutuhan listrik dunia bergantung pada PLT batubara. Secara sederhana, uap yang dihasilkan oleh pembakaran batubara memutar mesin turbin untuk menghasilkan listrik. Kegiatan hulu sampai hilir sektor batubara telah banyak menghasilkan emisi dan limbah dalam proses produksi dan pemanfaatannya, yang ditunjukkan pada (ambar 0. berikut 1

Ga#ar '( Alur Hulu:Hilir "atu#ara

$atu bara yang dipakai secara garis besar dibagi menjadi dua bagian yaitu batu bara  berkualitas tinggi dan batu bara berkualitas rendah. $ila batu bara yang dipakai kualitasnya  baik maka akan sedikit sekali menghasilkan unsur berbahaya, sehingga tidak begitu mencemari lingkungan. Sedang bila batu bara yang dipakai mutunya rendah maka akan  banyak menghasilkan unsur berbahaya seperti Sulfur, 'itrogen dan Sodium.

Proses konversi energi pada PLT berlangsung melalui + tahapan, yaitu 1

0.

Energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam bentuk uap  bertekanan dan temperatur tinggi.

&.

Energi panas "uap# diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran.

+.

Energi mekanik diubah menjadi energi listrik.

(4)

Ga#ar +( Prin0i! Ker9a PLTU "atu#ara

Proses kerja PLT batubara dalam mengkonversi energi secara sederhana, yaitu sebagai  berikut 1

0. Pr%0e0 engha0ilkan ua!

Tangki boiler diisi dengan air atau cairan lainnya. Kemudian dilakukan proses pemanasan dengan energi primer yang dipilih, yaitu batubara. Pemanasan dilakukan untuk  menghasilkan uap yang diinginkan.

&. Pr%0e0 k%n;er0i energi !ana0 en9adi energi ekanik 

ap hasil dari proses produksi uap, dengan tekanan dan temperatur tertentu dialirkan ke turbin. ap terus dialirkan sehingga mampu menggerakkan turbin. isinilah terjadi proses konversi menjadi energi mekanik.

+. Pr%0e0 k%n;er0i ekanik en9adi energi li0trik 

2s turbin dihubungkan langsung dengan as generator berputar. i dalam generator,  perputaran medan magnet dalam kumparan dapat menghasilkan listrik yang kemudian

dialirkan ke terminal output generator. 3. Pr%0e0 k%nden0a0i

ap bekas penggerak turbin masuk ke pendingin atau kondensor untuk menghasilkan air  yang disebut air kondensat. Pendinginan dapat menggunakan air dingin yang didapat dari air laut, air danau, atau 4aduk. ibutuhkan air dalam jumlah besar agar proses  pendinginan dapat terjadi secara efektif. 2ir kondesat ini kemudian digunakan lagi untuk 

mengisi boiler. Setelah proses ke53 selesai, maka proses nya kembali lagi ke tahap 0. $egitulah siklus PLT yang terus terjadi secara berulang.

"A" III

(5)

!ndonesia hanya memiliki +/ cadangan $atubara dunia. 'amun, eksplorasi $atubara terus menerus dilakukan. Saat ini !ndonesia merupakan negara nomor satu pengekspor  $atubara di dunia, melampaui 2ustralia. 6eskipun !ndonesia sebagai negara pengekspor  $atubara terbesar di dunia, nyatanya masih terdapat sekitar &/ masyarakat !ndonesia belum mendapatkan akses listrik dari negara. 6ereka adalah rakyat !ndonesia yang tinggal di  pedalaman, tempat5tempat terpencil dan ratusan pulau5pulau kecil di pelosok nusantara. 6eskipun pertumbuhannya sangat pesat, ternyata industri $atubara hanya menyumbang 3/ dari produk omestik $ruto "P$# !ndonesia. ata ini mematahkan argumen pemerintah,  bah4a industri $atubara merupakan salah satu penyokong perekonomian !ndonesia. engan fakta5fakta yang kurang menguntungkan tersebut pengembangan batubara terutama sebagai PLT ternyata lebih banyak memberikan dampak negatif, antara lain1

' Hu9an A0a

)ujan asam terutama terjadi diakibatkan karena tingginya gas sulphur oksida dan nitrogen oksida. (as S%* dan '%* akan bereaksi dengan uap air yang terdapat dalam atmosfer dan mengalami oksidasi. %ksidasi gas S%* akan menghasilkan )&S, )S%+5 dan )&S%3 yang bersifat asam kuat, sedangkan oksidasi gas '%* akan menghasilkan asam nitrat ")'%+#. Pengaruh hujan asam adalah asidifikasi "pengasaman# yang mengakibatkan 1 Terganggunya kesetimbangan ion pada banyak organisme akuatik, sehingga akan menyebabkan kematian organisme akuatik7 6eningkatkan kadar logam, karena pengasaman akan melarutkan banyak logam di perairan, misalnya merkuri dan aluminium7 6enjadikan terganggunya siklus nutrient 7 6engganggu proses dekomposisi, karena akan mengubah komposisi mikroba 7 6engakibatkan penurunan alga yang hidup di perairan7 merusak bangunan karena mengakibatkan pengkaratan, dan lain5lain.

+ Green House Effect 

8%& yang dihasilkan dari PLT dapat menyebabkan efek rumah kaca, karena kumpulan gas tersebut akan menyelubungi permukaan bumi. %leh karena itu, cahaya matahari yang masuk ke bumi tidak dapat lagi dipantulkan ke angkasa, sebab terperangkap di dalam bumi.

(6)

$atubara yang dibakar di PLT memancarkan sejumlah polutan seperti  NOx dan  SO3yang merupakan kontributor utama dalam pembentukan hujan asam dan polusi  PM 2.5 "partikulat debu melayang# yang sangat mudah masuk ke tubuh manusia melalui udara yang dihirup. !ni menyebabkan risiko kanker lebih tinggi. Penggunaan  batubara menyebabkan - ribu orang !ndonesia meninggal tiap tahunnya karena polusi  batubara menyebabkan kanker paru, stroke, penyakit pernafasan dan persoalan lain

terkait pencemaran udara.

PLT menghasilkan berbagai limbah partikulat dan debu,seperti fly ash, debu silikat, oksida besi, dan lain sebagainya. Limbah tersebut dapat menyebabkan gangguan dan  penyakit infeksi saluran pernafasan "!SP2#, contohnya adalah Pneumoconiosis, atau  penyakit pengerasan paru5paru, sehingga tidak dapat mengembang dan mengempis secara normal, dan dalam jangka panjang jika udara tersebut terus dihirup akan menyebabkan kanker, dan kemungkinan bayi lahir cacat. Selain itu, limbah radioaktif  dari PLT juga dapat mengganggu organ tubuh manusia, karena umumnya bersifat karsinogen.

. Pen<earan Laut

Logam5logam berat seperti Pb, )g, 2r, 'i, Se juga dihasilkan oleh PLT. Logam  berat ini apabila terakumulasi di perairan dapat menyebabkan kematian organisma,

terutama bila logam tersebut tersuspensi dalam air limbah yang dibuang oleh PLT dan kemudian menuju laut, maka akan mencemari biota di laut lebih luas lagi. Pencemaran air laut yang diakibatkan penambangan batubara juga terjadi pada saat aktivitas bongkar muat dan tongkang angkut batubara. Selain itu, pencemaran juga dapat mengganggu kehidupan hutan mangrove dan biota yang ada di sekitar laut tersebut.

2 Pen<earan Air

Penambangan batubara secara langsung menyebabkan pencemaran air, yaitu dari limbah pencucian batubara tersebut dalam hal memisahkan batubara dengan sulfur. Limbah pencucian tersebut mencemari air sungai sehingga 4arna air sungai menjadi keruh, asam, dan menyebabkan pendangkalan sungai akibat endapan pencucian  batubara tersebut. Limbah pencucian batubara setelah diteliti mengandung 9at59at yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia jika airnya dikonsumsi. Limbah

(7)

tersebut mengandung belerang "b#, merkuri ")g#, asam slarida ")8n#, mangan "6n#, asam sulfat ")&S%3#, dan timbal "Pb#. )g dan Pb merupakan logam berat yang dapat menyebabkan penyakit kulit pada manusia seperti kanker kulit. Permukaan batubara yang mengandung pirit "besi sulfide# jika berinteraksi dengan air menghasilkan 2sam sulfat yang tinggi sehingga terbunuhnya ikan5ikan di sungai, tumbuhan, dan biota air  yang sensitive terhadap perubahan p) yang drastis.

- Pen<earan Tanah

Tidak hanya air yang tercemar, tanah juga mengalami pencemaran akibat  pertambangan batubara ini, yaitu terdapatnya lubang5lubang besar yang tidak mungkin

ditutup kembali yang menyebabkan terjadinya kubangan air dengan kandungan asam yang sangat tinggi. 2ir kubangan tersebut mengadung 9at kimia seperti :e, 6n, S%3, )g dan Pb. :e dan 6n dalam jumlah banyak bersifat racun bagi tanaman yang mengakibatkan tanaman tidak dapat berkembang dengan baik. S%3 berpengaruh pada tingkat kesuburan tanah dan P) tanah, akibat pencemaran tanah tersebut maka tumbuhan yang ada diatasnya akan mati.

8 Pen<earan Hutan

Penambangan batubara dapat menghancurkan sumber5sumber kehidupan rakyat karena lahan pertanian yaitu hutan dan lahan5lahan sudah dibebaskan oleh perusahaan. )al ini disebabkan adanya perluasan tambang sehingga mempersempit lahan usaha masyarakat, akibat perluasan ini juga bisa menyebabkan terjadinya banjir karena hutan di 4ilayah hulu yang semestinya menjadi daerah resapan aitr telah dibabat habis. )al ini diperparah oleh buruknya tata drainase dan rusaknya ka4an hilir seperti hutan ra4a.

"A" IV

DATA DAMPAK PEM"ANGUNAN PLTU "ATU"ARA DI INDONESIA

'( Da!ak Pena#angan "atu#ara *Studi Ka0u0 di Pulau Kaliantan/

Sejak tahun 0;-- sampai 0;<=, eksplorasi dan produksi batubara mengalami  peningkatan pesat. Pada tahun 0;--, produksi batubara sekitar +0;.<&; ton dan pada tahun

(8)

0;<= melonjak menjadi &.<0+.>++ ton. Periode 0;;;5&< merupakan masa lonjakan  penambangan skala kecil "terutama di Kalimantan#, ketika undang5undang otonomi daerah diberlakukan. Penerbitan ijin menjadi bagian dari ke4enangan pemerintah daerah  propinsi dan kabupaten dan royalti dari penambangan langsung menjadi penerimaan daerah propinsi dan kabupaten. Sebagi pembanding, menurut angka resmi dari badan P$$ untuk Pangan dan Pertanian ":2%#, !ndonesia kehilangan 0,<= juta ha hutan per tahun antara tahun & dan &>.

$erdasarkan analisis mengunakan data tutupan hutan epartemen Kehutanan, total ancaman dari konsesi pertambangan adalah ,0< juta ha dari konsesi aktif dan ,<0  juta dari konsesi yang direncanakan ",< juta status tidak tercatat#, dengan total 0,0 juta ha. iantaranya, ,;3 juta ha terletak di Kalimantan dan ,0+ juta di Sumatra. Potret udara di Kalimantan secara jelas menunjukkan seberapa banyak hutan yang telah hilang. Penebangan hutan berskala besar telah menghancurkan hutan Kalimantan bertahun5tahun lalu.

Samarinda, merupakan satu contoh tentang seberapa besar daya rusak   pertambangan merusak kehidupan masyarakat. $encana banjir sebagian besar diakibatkan

oleh deforestasi sejak pertambangan batubara melonjak di sana tiga tahun terakhir. )ujan yang turun lebih dari dua jam, bisa dipastikan akan merubah beberapa titik di pusat kota Samarinda menjadi kolam raksasa. $anjir hampir tidak pernah terjadi sebelum industri  batubara mengubah kota ini.

Sa4ah dan lahan pertanian masyarakat di sekitar kota juga terkena dampak buruk   penambangan batubara. esa 6akroman, Samarinda !lir dahulu dikenal sebagai lumbung  beras bagi Kota Samarinda, namun predikat lumbung beras tersebut pudar sejak   perusahaan pertambangan mulai beroperasi di sekitar desa tersebut. $elasan hektar lahan  pertanian penduduk mengalami kerusakan parah karena sumber air bagi sa4ah mereka tercemar oleh limbah pertambangan batubara yang seenaknya dibuang ke sungai yang selama ini menjadi sumber air bagi masyarakat setempat.

$erbagai masalah kesehatan juga dialami masyarakat yang menetap di sekitar  lokasi pertambangan. i kabupaten Kutai $arat, Kalimantan Timur, pada tahun &= tercatat 0;.+=> orang menderita penyakit yang terkait dengan pernafasan, meningkat sekitar ;/ dari tahun sebelumnya. ata kesehatan dari Puskesmas Kecamatan $engalon, Kabupaten Sangatta, lokasi dimana perusahaan tambang terbesar di 2sia Tenggara

(9)

 beroperasi, PT. Kaltim Prima 8oal, juga menunjukkan kondisi serupa. Penyakit5penyakit yang terkait dengan pernapasan yang diduga akibat dampak dari pertambangan batubara, seperti !SP2, asma, bronchitis dan radang paru5paru akibat debu batubara.

Sejak tahun 0;<&, masyarakat adat ayak Paser terus menerus mengalami  penggusuran dan pengusiran paksa dari tanah, termasuk tanah keramat, yang telah ditempati turun temurun untuk dijadikan areal pertambangan oleh PT. Kideco ?aya 2gung. Sekitar &=. hektar lahan mereka digusur untuk lahan pertambangan, mereka bahkan dilarang melakukan kegiatan apapun diatas tanah keramat mereka sendiri. 'asib yang sama dialami oleh masyarakat adat ayak $asap di Kecamatan $engalon, Sangatta. 6asyarakat adat ayak $asap yang terbiasa memenuhi kebutuhan hidup mereka dari hasil  berburu dan berladang, kini kehilangan itu semua setelah PT. Kaltim Prima 8oal mulai  beroperasi di tanah mereka sejak tahun 0;;&.

+( Da!ak Pen<earan Lingkungan %leh PLTU "atu#ara

$atubara adalah bahan bakar paling kotor, paling intesif karbon dari semua jenis  bahanbakar fosil, mengemisi &; persen lebih banyak karbon per unit energi dibandingkan minyak bumi dan < persen lebih dari gas. !ni adalah penyebab terbesar perubahan iklim dengan emisi karbon dioksida. Pembakaran batubara juga melepas jumlah 9at beracun lain seperti merkuri dan arsenik yang membahayakan kesehatan manusia dan menyebabkan dampak sangat buruk pada ekonomi negara berkembang. Pemakaian energi di !ndonesia untuk pembangkit listrik masih sangat bergantung pada pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara, minyak bumi dan gas. ari pembakaran bahan bakar fosil tersebut dihasilkan gas 8%&, '%* dan S%& yang dapat menimbulkan pencemaran udara dan dihasilkan pula polutan radioaktif.

)asil pemodelan atmosfer (E%S58hem yang dilakukan oleh tim peneliti )arvard niversity @ 2tmospheric 8hemistry 6odeling (roup "286(# menunjukkan bah4a  polusi udara dari operasi PLT $atubara saat ini telah menyebabkan kematian dini sekitar 

-.> ji4a per tahun. Penyebab utamanya adalah stroke "&.=#, penyakit jantung iskemik  "&.+#, penyakit paru obstruktif kronik "3#, kanker paru5paru "+# serta penyakit kardiovaskular dan pernapasan lainnya "<#. Selanjutnya, ekspansi PLT $atubara yang  baru di !ndonesia akan menyebabkan estimasi angka kematian dini naik menjadi 0>.=  ji4aAtahun di !ndonesia dan total &0.& ji4aAtahun termasuk di luar !ndonesia.

(10)

(ambar 0. Estimasi 2ngka Kematian ini "ji4aAtahun# akibat PLT $atubara yang beroperasi saat ini

$erikut beberapa penjelasan mengenai 9at yang menyebabkan terjadinya dampak  mematikan PLT $atubara 1

A( EMISI =O+

itinjau darl sisi emisi 8%&, pembakaran batubara mengemisi 8%&  jauh lebih  banyak dibanding minyak dan gas. $adan Energi !nternasional "!E2# mengungkapkan  bahan bakar fosil $atubara menyumbang 33/ dari total emisi 8%& global. Kenaikan  jumlah gas 8%& di udara akibat pembakaran bahan bakar fosil akan meningkatkan efek 

rumah kaca yang dapat menyebabkan pemanasan global, dan akhirnya dapat mempengaruhi perubahan iklim serta rusaknya ekosistem di bumi.

"( MERKURI

i 2merika Serikat, PLT bertenaga batubara diidentiBkasi sebagai sumber  terbesar emisi merkuri. 6erkuri adalah 9at yang sangat berbahaya, diperlukan hanya ,;0 gram merkuri yang diakumulasi selama setahun untuk mengkontaminasi danau seluas 0 hektar. !kan yang ditangkap di danau ini tidak layak dikonsumsi manusia. Cata5rata PLT  bertenaga batubara berkapasitas 056D mengemisi kurang lebih 00,+3 kg merkuri tiap

tahunnya.

6erkuri adalah logam yang sangat berbahaya dan tidak memiliki fungsi biokimia atau nutrisi. Sebagian besar dampak racun 9at ini terjadi bila paparannya mencapai sistem syaraf pusat. 6erkuri dapat menyebabkan kerusakan otak berat pada janin serta gejala tremor ringan kelainan mental, gangguan motorik dan emosi bahkan kematian pada orang de4asa. Paparan merkuri tergantung pada bentuknya. ap merkuri dan metil merkuri

(11)

merupakan bentuk yang paling memungkinkan mengenai manusia karena dalam bentuk  ini 9at tersebut dapat hampir seluruhnya diserap tubuh.

Saat merkuri memasuki air, proses biologis mentransformasinya menjadi metil merkuri, bentuk merkuri yang lebih beracun dan berbioakumulasi dalam ikan dan he4an lain yang memakan ikan dan manusia. Saat suatu 9at berbioakumulasi, konsentrasinya meningkat seiring bergeraknya pada rantai makanan.

=( POLUTAN RADIOAKTI6

Secara alamiah batubara mengandung unsur radioaktif. Pada saat proses  pembakaran langsung terjadi perengkahan termal "cracking# yang menyebabkan unsur 

radioaktif alam ikut keluar bersama gas hasil pembakaran. Polutan tersebut adalah radioaktif alam seperti 5&+<, Th5&+& dan K53 yang memiliki 4aktu paruh sampai ribuan tahun. ?enis polutan yang dihasilkan dari pembakaran batubara beserta 4aktu  paruhnya dapat dilihat pada table di ba4ah ini

Tabel 0. ?enis Polutan Cadioaktif yang dihasilkan dari Pembakaran $atubara

Polutan 9at radioaktif alam yang dihasilkan dari PLT batubara adalah berbentuk   partikulat, yang terdiri dari partikulat yang ikut terba4a keluar melalui cerobong asap  berupa abu terbang " fly ash# dan partikulat yang mengendap bersama abu "bottom ash atau slag#. Polutan yang diemisikan melalui cerobong suatu pembangkit akan menyebar ke udara sehingga kemungkinan akan terjadi penurunan kualitas udara. $adan Lingkungan, epartemen Energi, 2merika melaporkan bah4a pembakaran batubara yang mengandung radioaktif alam uranium, thorium, radium, dan produk peluruhannya akan menghasilkan konsentrasi radionuklida.

"A" V

(12)

i !ndonesia sampai saat ini, pengembangan PLT khususnya menggunakan  bahan bakar batubara masih menjadi salah satu pilihan utama pemerintah dalam memenuhi kebutuhan pasokan listrik yang masih deficit. 2lasannya tentu faktor  ekonomis dan kemampuan daya yang dihasilkan. 'amun, seperti halnya semua bahan  bakar fosil, pencemaran lingkungan yang disebabkan limbah PLT batubara khususnya  pencemaran udara adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari jika PLT batubara  beroperasi. Saat ini, >&,+/ listrik di !ndonesia disuplai dari PLT batubara sebesar 

&0.<= 6D yang menunjukan besarnya kontribusi PLT batubara terhadap kebutuhan listrik !ndonesia. ntuk mengatasi masalah pencemaran lingkungan yang disebabkan limbah PLT batubara, beberapa solusi yang di rencanakan, dimplementasikan, dan yang dapat dilakukan oleh pemerintah !ndonesia adalah antara lain7

Tekn%l%gi De0ul?uri0a0i dan de:NO@

Proyek PLT $atang yang nilai investasinya sampai 3 triliun rupiah dan direncanakan akan beroperasi pada tahun &0; dengan kapasitas sebesar & 6D, akan menggunakan teknologi desulfurisasi dan de5'%*. esulfurisasi adalah teknologi yang melibatkan pemisahan sulfur pada batubara. Proses pemisahan sulfur  ini dapat dilakukan pada tahan sebelum, selama, atau sesudah proses pemanfaatannya, dan juga kombinasi diantara tahap5tahap itu. 2dapun proses desulfurisasi itu sendiri melibatkan proses fisika " Physical Coal Cleaning  atau P88#, kimia "Chemical Coal  Cleaning  atau 888# maupun biologi " Biological Coal Cleaning  atau $88#.

Tekn%l%gi "atu "ara "er0ih *Clean Coal Technology/

88T dikembangkan bertujuan untuk mengurangi polutan seperti S%*, '%* dan  partikel halus "abu terbang# yang dilepas saat pembakaran batubara. S%* dan '%* adalah polutan penyebab hujan asam. Selanjutnya proses konversi batubara menjadi gas atau minyak juga dikatagorikan 88T karena mengkonversi belerang dan nitrogen menjadi )&S dan ')+yang lebih mudah dibersihkan dari gas buang. Saat ini

 pengembangan 88T juga diarahkan untuk mengurangi emisi 8%& dengan harapan

 pada masa mendatang, energi dari batubara yang cadangannya sangat besar didunia dapat dimanfaatkan tanpa menyebabkan terjadinya pemanasan global. 88T untuk  mengurangi S%*, '%* dan partikel halus yang dilepas saat pembakaran batubara meliputi teknologi benefisiasi batubara, teknologi pembakaran batubara dan teknologi pengolahan gas buang "flue gas teratment#.

(13)

i beberapa negara maju seperti ?epang, Pembangkit dengan sistem !(88 sudah  berada pada tahap komersial. Pembangkit ini mengubah batubara menjadi gas sebelum dimanfaatkan dalam siklus gas5uap. Pembangkit ini masih sangat mahal, namun dapat mencapai efisiensi >/. ua pemikiran diatas dapat menjadi solusi dalam mengurangi polusi dari pembangkit listrik batubara. 'amun, setinggi apapun teknologi pengolahan batubara untuk mengurangi emisi, batubara tetap menjadi sumber energi fosil yang paling kotorF.

Me#angun PLTU Ti!e Su!erkritikal dari!ada PLTU Su#kritikal

PLT Superkritikal memiliki efisiensi pembangkit lebih tinggi "3&/53+/# dibanding PLT Subkritikal "++/5+=/#. i atas kertas, pada kapasitas sama, PLT superkritikal akan membutuhkan konsumsi batubara yang lebih sedikit dibanding PLT subkritikal, sehingga konsumsi batubara dapat dikurangi dan polusi dapat ditekan.

Solusi5 solusi diatas dapat

menjadi solusi dalam mengurangi

 polusi dari pembangkit listrik 

 batubara. 'amun, setinggi apapun teknologi pengolahan batubara untuk mengurangi emisi, batubara tetap menjadi sumber energi fosil yang paling kotorF. (rafik diba4ah ini menyajikan perbandingan emisi yang dihasilkan batubara dibanding sumber energi fosil lain dan sumber energi terbarukan.

"A" IV

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN MA=AM:MA=AM PEM"ANGKIT LISTRIK 

2da beberapa keunggulan dari pembangkit listrik tenaga ap yang dapat dirangkum secara garis besar sebagai berikut 1

(14)

o Efisiensi Tinggi.

o  8ocok untuk memenuhi beban dasar.

o  aya yang dihasilkan besar.

o  $isa menggunakan segala jenis bahan bakar "cair, padat, atau gas#.

o  $iaya pera4atan murah "penggantian suku cadang tidak terlalu sering#.

o  sia mesin lebih lama.

o  Tidak terlalu sering diadakan pemeriksaan bagian @bagian turbin

 Kekurangan 1

o  Proses start lama.

o  6embutuhkan lahan yang luas.

o  6embutuhkan air pendingin yang cukup banyak sehingga biasanyaditempatkan

didaerah yang dekat dengan sumber air yang melimpah.

o  !nvestasi a4al mahal.

o  Proses pembangunan lama.

o  Emisi gas buang tidak ramah lingkungan "biasanya untuk bahan bakarbatubara atau

residu#.

o  :ondasi berat

"A" VI

ENVIRONTMENT VALUE PLTU "ATU"ARA

$iaya Eksternal $atubara1

Pemanfaatan $atubara dapat mengeluarkan biaya eksternal antara lain untuk1

• Penurunan harapan hidup "partikulat, S%&, logam berat, dll#

• Penerimaan rumah sakit untuk pernafasan "partikulat , S%&, dll

• (agal jantung kongestif "partikulat dan karbon monoksida#.

• Kanker non5fatal, osteroporosia, ataksia, disfungsi ginjal.

• $ronkitis kronis, serangan asma, dll "partikulat, o9on#

• Penurunan !G "merkuri#

(15)

• Pengurangan hasil panen "'%*, S%&, o9on, keasaman tanah#7 tergantung kondisi

tanah, emisi juga mungkin memiliki efek pemupukan "nitrogen dan deposisi sulfur#

• Pemanasan global "8%&, 8)3, '%* #

• )ilangnya ekosistem dan degradasi lahan.

alam beberapa kasus dimana biaya untuk penyembuhan penyakit dapat dihitung, dapat diterapkan pajak atau biaya lingkungan yang harus dibayar oleh pembangkit listrik atau industri pengguna batubara atau energi fosil lainnya.

(16)

 KESIMPULAN

Penggunaan batu bara sebagi bahan bakar pemabangkit listrik memiliki dampak lingkungan yang berbahaya, seperti hujan asam, green house effect , pencemaran udara, pencemaran laut,  pencemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran hutan. 6elihat dampak lingkungan yang  begitu besar ditimbulkan akibat penggunaan batubara, untuk meminimalisirkan maka diperlukan teknologi seperti Teknologi esulfurisasi dan de5'%*, adapun proses desulfurisasi itu sendiri melibatkan proses fisika " Physical Coal Cleaning  atau P88#, kimia "Chemical  Coal Cleaning  atau 888# maupun biologi " Biological Coal Cleaning  atau $88#. Teknologi $atu $ara $ersih "Clean Coal Technology# untuk mengurangi S%*, '%* dan partikel halus yang dilepas saat pembakaran batubara meliputi teknologi benefisiasi batubara, teknologi  pembakaran batubara dan teknologi pengolahan gas buang "flue gas teratment#. Teknologi  Integrated Gasification Combined Cycle "!(88#, membangun PLT Tipe Superkritikal daripada PLT Subkritikal PLT superkritikal akan membutuhkan konsumsi batubara yang lebih sedikit dibanding PLT subkritikal, sehingga konsumsi batubara dapat dikurangi dan  polusi dapat ditekan.

(17)

Gambar

Tabel 0. ?enis Polutan Cadioaktif yang dihasilkan dari Pembakaran $atubara

Referensi

Dokumen terkait

Dijelaskan pula dalam buku penelitian ini bahwa dinamika dan pertumbuhan Pesantren Jawa Pesisiran, Kajen menghadapi pusaran arus modernitas nampaknya menjadi satu

Pola pikir (mindset) yang berpengaruh dominan terhadap kinerja ASN Pada Kantor Kecamatan Batu Mandi Kabupaten Balangan Hipotesis ketiga dalam penelitian ini diujikan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor motivasi konsumen, persepsi kualitas, dan sikap konsumen terhadap keputusan pembelian sepeda motor

Berdasarkan hasil uji t pada tabel di atas dapat dilihat bahwa variabel Kepemipinan dan karakteristik pekerjaan dan prospek karir berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi

Khalîfah fil ardhi itu (dimulai dengan Nabi Adam `alaihissalam) adalah manusia baru. Nabi Adam dan Siti Hawa Diciptakan langsung oleh Allâh dengan Kedua TanganNya, bukan

(Issued by: Name of administration) Lembar Komunikasi mengenai persetujuan (atau penolakan atau penarikan persetujuan atau produk diskontinu secara permanen) dari sepeda motor

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 19-20 Agustus 2013, dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan kuesioner terhadap 10

Untuk pengujiaan tarik menggunakan kaca dengan ketebalan 4 mm dengan ukuran 225 x 130 mm dan mempunyai daerah pencetakan 165 x 70 mm, untuk pengujian impak menggunakan kaca