RASKIN vs E-MONEY
Presented by: Suyatno & Wiyono
Raskin itu:
• Program subsidi beras untuk masyarakat
berpenghasilan rendah (miskin)
• Program pemerintah dalam memberikan
subsidi beras dengan harapan dapat
mengurangi beban hidup keluarga kurang
mampu/miskin akibat tekanan ekonomi
nasional/global.
• Krisis moneter tahun 1997-1998:
Produksi pangan nasional turun drastis Keluarga miskin sangat rentan dan paling
terdampak: daya beli dan akses terhadap pangan menurun.
40% pengeluaran Rumah Tangga Miskin (RTM) untuk kebutuhan pangan (beras)
Ketahanan pangan nasional menurun, terutama bagi RTM
• Bulog melakukan OPK (Operasi Pasar Khusus)
Beras pertengahan tahun 1998.
• Tahun 1999 OPK beras ditetapkan sebagai
Program Raskin (Program Bantuan Beras untuk
Masyarakat Miskin).
• Hingga sekarang sudah 16 tahun lebih.
• Jumlah beras= 15 kg/KK/bulan
• Harga beras = Rp. 1.600,- / kg
• Raskin: program perlindungan sosial bagi keluarga miskin; meningkatkan daya akses pangan keluarga miskin; meningkatkan ketahanan pangan nasional terutama akibat krisis ekonomi.
• Tahun 2003, Raskin masuk dalam salah satu PKPS-BBM (Program Kompensasi Pengurangan Subsidi-BBM)
• Bukan hanya meningkatkan ketahanan pangan bagi RTM, tetapi juga berdampak dalam meningkatkan jumlah petani gurem di Indonesia.
“Penyaluran raskin selalu
bermasalah dan menyalahi
aturan pemerintah. Raskin
tidak tepat sasaran dan
jumlahnya rata-rata hanya
5,75 kg/KK/bulan. Maka
kami usulkan agar raskin
diganti dengan bantuan
uang melalui e-money…”
Mereka
menilai
raskin…
kontan.co.id: 4/11/14
Bambang Widianto
“Program Raskin perlu
pembenahan, karena
tidak tepat sasaran,
jumlah, mutu, waktu,
harga dan
administrasi.…”
Mereka
menilai
raskin…
tribunnews.com: 3/4/14
“Tahun 2015 Program raskin
akan diganti dengan e-money.
Mereka tgidak diberi beras,
tetapi diberi bantuan uang
melalui e-money di rekening
mereka. Uang tersebut
nantinya hanya bias untuk
membeli beras, bukan untuk
kebutuhan rumah tangga”
Mereka
berwacana……
metrotvnews.com: 3/11/14
Rini M. Soemarno
“Saya
mendukung kajian
TNP2K yang menggagas
pemberian bantuan beras
miskin lebih baik disalurkan
melalui e-money. Bantuan
yang bersifat in kind atau
dalam bentuk barang rawan
diselewengkan
”
Mereka
berwacana……
kontan.co.id: 2/12/14
Khofifah Indar Parawansa
“Kami sedang mengkaji kemungkinan merubah raskin menjadi bansos, yaitu menghapus uang tebus raskin yang selama ini dibayarkan RTS Rp. 1.600,- per kg.”
Mereka
bersuara…
(Hartono Laras: Dirjen Kemensos)
“Hingga kini, raskin masih masuk dalam kategori
program subsidi, bukan bansos. Kalau memang mau diubah menjadi bansos yang lebih baik…”
“Jika tidak ada Raskin: ketika harga beras naik,
warga miskin yang 60-70 persen
pengeluarannya tersedot untuk pangan akan
merealokasi keranjang belanja rumah tangga:
pos kesehatan dan pendidikan akan dialihkan
ke pangan”.
Mereka
bersuara…
Khudori
“Jika Raskin hilang, bisa diperkirakan penyediaan
beras di masyarakat berkurang 10%. Karena
beras termasuk komoditas yang mendekati
in-elastis, maka hilangnya Raskin sangat
berpengaruh pada harga beras umum“.
Mereka
bersuara…
“Rencana penghapusan Raskin hanya akan
menguntungkan kalangan perbankan dan belum tentu bisa mengentaskan sekitar 90 juta jiwa
penduduk miskin yang selama ini terbantu kebutuhan pangannya oleh raskin. E-money apa bisa
mengentaskan kemiskinan? Saya ragu. Tetapi dengan program Raskin selama ini, sudah jelas bisa menjamin kebutuhan pangan masyarakat terjamin“.
Mereka
bersuara…
“Penyediaan raskin adalah kewajiban Pemerintah yang
diatur UUD 1945. Raskin bukan hanya persoalan
ketahanan pangan, tetapi soal pemenuhan Hak asasi masyarakat Indonesia untuk memperoleh kehidupan“.
Mereka
bersuara…
“Kalau raskin dihapus, diperkirakan harga beras akan
melonjak. Walaupun orang miskin dikasih uang
(e-money) dan bisa membeli beras sesuka dia, tapi harga di pasar akan naik. Nah, uang yang diberikan itu cukup tidak buat memenuhi kebutuhan pangan mereka,
kalau harga di pasar melonjak?“.
Mereka
bersuara…
Hasil
kajian UMM
tentang:
Persepsi RTS-PM Raskin di Jawa Timur
No. Persepsi Jumlah Responden %1 Negatif 181 58,77 2 Netral 27 8,76 3 Positif 100 32,47
Jumlah 308 100,00
No. Persepsi Jumlah Responden %
1 Negatif 8 2,60 2 Netral 1 0,32 3 Positif 299 97,08
Kabupaten/Kota Rerata Nilai Persepsi
Kecenderungan Persepsi
Kota Pasuruan 123,23+9,51 Positif Kota Kediri 136,52+8,83 Positif Kediri 103,8+16,65 Positif Tuban 96,48 +10,01 Positif Sampang 129,28 +14,62 Positif Kota Madiun 113,69 +26,07 Positif Situbondo 111,68+5,90 Positif Lamongan 115,40+14,31 Positif Nganjuk 122,40+7,81 Positif Blitar 142,16+2,79 Positif Lumajang 137+5,61 Positif Malang 122,80+9,42 Positif Keseluruhan 121,06 + 18,28 Positif
Persepsi RTS-PM Raskin pada E-Money di
Kabupaten/Kota
Kabupaten/ Kota
Wacara Program E-Money
Rerata Nilai Persepsi Kecenderungan Persepsi
Kota Pasuruan 49,42 + 2,06 Negatif
Kota Kediri 98,04 + 24,94 Positif Kediri 93,40 + 26,42 Positif Tuban 71,72 + 5,76 Negatif
Sampang 64,32 + 41,09 Negatif
Kota Madiun 86,78 + 44,33 Positif Situbondo 99,48 + 25,66 Positif Lamongan 93,64 + 15,39 Positif Nganjuk 98,92 + 6,87 Positif Blitar 64,32 + 41,09 Negatif Lumajang 26,76 + 3,10 Negatif Malang 49,36 + 2,08 Negatif Keseluruhan 74,87 + 34,21 Negatif
Persepsi RTS-PM Raskin Tiap Aspek
Program Raskin
Aspek Jumlah
RTS
Program Raskin Nilai Standart Persepsi Netral Rerata Persepsi Kecenderung-an Persepsi
Administrasi Pengurusan 308 15,11+2,80 Positif 10 Sosialisasi 308 19,00+5,64 Positif 15 Proses Penerimaan
Bantuan
308 73,30+11,16 Positif 30
Persepsi RTS-PM Raskin Tiap Aspek
Wacana Program E-Money
Aspek Jumla
h RTS
Program Wacara E-Money Nilai Standar Persepsi Netral Rerata Persepsi Kecenderung-an Persepsi
Administrasi Pengurusan 308 10,44+4,90 Positif 10
Sosialisasi 308 7,67+6,27 Negatif 15
Proses Penerimaan
Bantuan 308 47,94+22,75 Positif 30
Persepsi
Pelaksana Program
(Raskin & Bansos) Pada Program
Raskin
Program Jumlah Responden Rerata Persepsi Kecenderungan Persepsi Nilai Standar Persepsi Raskin 27 159,26 + 33,35 Positif Negatif: < 110 E-Money 27 89,1 + 42,4 Negatif Netral: 110 Positif: > 110Distribusi Persepsi
Pelaksana Program
Pada
Raskin dan E-Money
Program Jumlah Responden Rata-rata Nilai Persepsi Persepsi
Jumlah dan Persentase Persepsi RTS pada E-Money
Negatif Netral Positif Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Raskin 27 49,42 +2,06 Negatif 2 7,41 0 0,00 25 92,59
Persepsi Pelaksana Program Tiap Aspek Program
No Aspek
Jumlah
Respon-den
Program Raskin Program Wacara E-Money
Rerata Persepsi Kecenderung-an Persepsi Rerata Persepsi Persepsi 1 Pengelolaan Pengurusan Administrasi 27 14,04 + 3,65 Positif 7,6 + 4,9 Negatif 2 Sosialisasi program 27 21,19 + 4,10 Positif 9,6 + 5,6 Negatif 3 Proses
Pendistribusian Bantuan
27 71,22 + 16,72 Positif 43,1 + 19,6 Negatif 4 Kemanfaatan
Bantuan 27 16,04 + 2,94 Positif 9,0 + 5,1 Negatif
5 Resiko 27 21,56 + 5,17 Positif 12,4 + 7,8 Negatif
6 Keberlanjutan
Program 27 15,22 + 3,26 Positif 7,3 + 4,8 Negatif
Keseluruhan 27 159,26 +
• RTS-PM Raskin dan Pelaksana Program (Raskin dan Bansos) masih mengharap Program Raskin terus
dijalankan pemerintah, dan tidak setuju jika diganti dengan bantuan uang melalui e-money.
• Pendapat pakar dan Stakeholders: “Pemerintah
jangan tergesa-gesa menghentikan program raskin dan menggantikan dengan bantuan uang melalui
e-money, hanya gara-gara dinilai tidak tepat sasaran dan jumlah. Tidak tepat sasaran bukan kesalahan
pelaksana, namun karena Basis Data Terpadu RTS yang kurang tepat.
• Pemerintah justru perlu memperbaiki BDT yang dikeluarkan oleh TNP2K hasil PPLS 2011 oleh BPS,
karena BDT RTS yang kurang tepat inilah yang menjadi sumber masalah, sehingga ketepatan program tidak tercapai, khususnya tepat sasaran dan tepat jumlah. • Sebelum menggulirkan program bantuan uang melalui
e-money untuk menggantikan raskin, pemerintah melalui kementerian terkait perlu melakukan kajian mendalam secara komprehensif terkait dengan:
potensi peningkatan kemiskinan, ketahanan pangan yang terganggu, kesejahteraan petani, inflasi, dll.
Jika E-Money dipaksakan sekarang:
No. Aspek Terkait/ Terdampak Deskripsi Dampak1. Ketahanan Pangan Ketahanan pangan nasional terganggu/turun sebagai akibat
kapasitas pembelian gabah/beras oleh Bulog ke petani menurun.
2 Kesejahteraan petani Jika beras lokal yang diproduksi petani tidak ada di pasaran, maka justru beras import yang diprediksi akan meningkat, sehingga kesejahteraan petani yang menurun.
2 Angka Kemiskinan Jika program raskin dihentikan dan diganti uang (e-money), maka banyak keluarga yang status sosial-ekonominya rendah (miskin) akan kesulitan memenuhi kebutuhan pokok (pangan), terutama beras. Kondisi ini akan meningkatkan angka kemiskinan secara nasional.
3 Inflasi Harga beras yang melambung tinggi akan memicu inflasi.
4 Sistem E-money pengganti raskin membutuhkan sistem pengelolaan berbasis teknologi tinggi. Pemerintah belum siap
mengembangkan sistem pengelolaan berbasis IT yang
terintegrasi hingga pelosok negeri yang jauh (terluar), tertinggal dan terpencil. Sedangkan di perkotaan saja, masih sulit
dikembangkan jaringan yang dihubungkan system informasi berbasis internet atau seluler.
Jika E-Money dipaksakan sekarang:---Cont.
No. Aspek Terkait/ Terdampak Deskripsi Dampak
5 Infrastruktur Program e-money untuk RTS yang lebih banyak berdomisili di pedesaan membutuhkan infrastruktur yang memadai.
6 SDM Penyaluran bantuan melalui metode e-money akan berjalan jika didukung teknologi informasi. Model penyaluran PSKS yang sekarang dijalankan pemerintah dapat dijadikan contoh. RTS (yang kebanyakan lansia, mempunyai keterbatasan fisik, buta huruf, gagap teknologi, dll.) diberi Sim Card untuk HP yang digunakan sebagai media penyampaian informasi bantuan, baik SMS saldo, dana masuk dan untuk transaksi pada saat pengambilan bantuan uang. Melihat cara penyaluran yang berteknologi ini tentu saja RTS sebagai SDM penerima bantuan jelas tidak siap menggunakan. Banyak keterbatasan dan hambatan yang akan terjadi di lapangan.
7 Mentalitas RTS Jika raskin digantikan dengan bantuan sosial berupa e-money, maka apapun cara penyalurannya, maka ujung-ujungnya RTS akan menerima dalam bentuk uang “fisik” atau mungkin bentuk voucher atau info digital melalui SMS dan email. Jika RTS menerima uang, maka tidak ada jaminan uang tersebut harus dibelikan beras. Kemungkinan yang terjadi, oleh RTS uang tersebut justru dibelikan barang non pangan, seperti rokok, pulsa, sandang dan lain-lain. Ini persoalan mental yang memang cenderung boros, konsumtif dan suka berfoya-foya. Kondisi ini akan lain jika RTS menerima bantuan berupa beras, maka RTS akan langsung dapat memanfaatkan beras tersebut untuk mencukupi kebutuhan pangan.
8 Kesulitan RTS Karena e-money membutuhkan teknologi tinggi, maka pelaksanaannya akan menyulitkan RTS
• Jika Pemerintah “ngotot” ingin menggulirkan bantuan uang dengan e-money untuk mengganti Raskin, maka dapat dicoba pilot project di daerah-daerah sekitar Gudang Bulog agar
mudah menukar “voucher e-money” dengan beras
• Melakukan perbaikan di segala lini sesuai saran Deloitte atas 3 Skenario secara gradual, terus menerus dan
bersungguh-sungguh.
• Saran UMM: Terkait dengan saran Deloitte pada Skenario 1, maka perlu dikembangkan SIM-Raskin (Sistem Informasi
Manajemen-Raskin) berbasis web (web-based) yang dijalankan secara terintegrasi mulai Pusat hingga Sub-Divre. Tujuan untuk meningkatkan kinerja yang ujung-ujungnya meningkatkan
efektivitas program.