• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPOSISI JENIS DAN SEBARAN EKOSISTEM MANGROVE DI KAWASAN PESISIR KOTA TANJUNGPINANG, KEPULAUAN RIAU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KOMPOSISI JENIS DAN SEBARAN EKOSISTEM MANGROVE DI KAWASAN PESISIR KOTA TANJUNGPINANG, KEPULAUAN RIAU"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Febrianti Lestari

Jurusan Menejemen Sumberdaya Perairan Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang.

E-mail: febs_lestary78@yahoo.co.id

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang komposisi dan sebaran ekosistem mangrove di kawasan pesisir Tanjungpinnag. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui komposisi jenis dan sebaran ekosistem mangrove di kawasan pesisir Kota Tanjungpinang, serta mengetahui potensi luas ekosistem mangrove yang terdapat di wilayah Kota Tanjungpinang. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran dan pengamatan langsung (observasi) dengan menggunakan metode transek untuk analisis vegetasi, data biofisik dianalisis melalui citra dan analisis Geographic Information System (GIS). Hasil penelitianmenemukan komposisi jenis mangrove sejati di kawasan pesisir Tanjungpinang terdiri dari enam jenis yaitu Rhizophora sp, Bruguiera sp, Sonneratia sp, Avicennia sp, Ceriopps sp dan Xylocarphus sp dengan sebaran ekosistem mangrove yang paling dominan ditemukan pada kawasan muara Sungai Dompak. Potensi luas ekosistem mangrove yang paling besar terdapat pada kawasan mangrove muara Sungai Dompak seluas 305,53 ha (kerapatan 138 pohon/ha), dan luas terkecil terdapat pada kawasan pesisir Tanjung Unggat (27,38 ha dengan kerapatan 52 pohon/ha) dibandingkan luas total ekosistem mangrove yang ditemukan diseluruh kawasan pesisir Kota Tanjungpinang (774,25 ha). Kata Kunci:Komposisi Jenis Mangrove, Sebaran Ekosistem Mangrove, Kawasan Pesisir

Tanjungpinang

ABSTRACT

A research on the composition and distribution of mangrove ecosystems in coastal areas of Tanjungpinang. The purpose of this study was to determine the species composition and distribution of mangrove ecosystems in coastal areas of Tanjungpinang, and to know the vast potential of mangrove ecosystem located in the Tanjungpinang city. Data collected through direct observation and measurement using transect method for the analysis of vegetation, biophysical data were analyzed Citra and analysis Geographic Information System (GIS). The results found true mangrove species composition in coastal areas Tanjungpinang consists of six types namely Rhizophora sp, Bruguiera sp,

Sonneratia sp, Avicennia sp, Ceriopps sp and Xylocarphus sp with the distribution of the

most dominant mangrove ecosystems found in the estuary area of densely packed. Vast potential of mangrove ecosystem found in most large mangrove estuary densely packed area of 305.53 ha (density of 138 trees / ha), and the smallest area located on the coastal area of Tanjung Unggat (27.38 ha with a density of 52 trees/ha) compared to extensive total mangrove ecosystems found throughout the coastal areas Tanjungpinang (774.25 ha).

Keywords: Composition Type Mangrove, Distribution of Mangrove Ecosystems, Coastal

(2)

PENDAHULUAN

Pengembangan suatu kota berimplikasi terhadap peningkatan jumlah penduduk yang cukup signifikan, sehingga mengakibatkan kebutuhan lahan menjadi semakin tinggi. Pada akhirnya dapat memicu peningkatan konversi lahan untuk permukiman, kawasan industri, sarana dan prasarana dan kegiatan lainnya. Konversi lahan mangrove merupakan salah satu bentuk konversi lahan yang tidak terelakkan dikawasan pesisir dan pulau-pulau kecil akibat peningkatan pertumbuhan penduduk yang tak terkendali pada suatu daerah. Hal ini mendorong terjadinya kerusakan sumberdaya pesisir dan laut, yang nantinya akan berdampak negatif terhadap kehidupan manusia.

Keberadaan hutan mangrove di wilayah pesisir barat pulau Bintan tepatnya kawasan pesisir wilayah administrasi Kota Tanjungpinang pada kenyataannya terus mengalami kerusakan atau degradasi akibat berbagai tekanan dalam pemanfaatan dan pengelolaan yang kurang memperhatikan aspek kelestarian. Di beberapa kawasan mangrove di Kota Tanjungpinang sudah mengalami kerusakan yang cukup memprihatinkan seperti kawasan mangrove pulau Dompak yang memusnahkan habitat mangrove untuk pembangunan struktur dan infrastruk pusat kota berupa jalan dan jembatan serta pendirian gedung-gedung untuk perkantoran. Pada kawasan yang lain terdapat fragmentasi habitat mangrove akibat penambangan bouksit pada ekosistem mangrove.

mengingat pentingnya keberadaan ekosistem mangrove untuk mempertahan fungsi ekologis suatu kawasan, maka perlu dilakukan upaya untuk mempertahankan fungsi ekologis penting mangrove sebagai pengendali kerusakan lingkungan di kawasan pesisir. Terkait dengan upaya tersebut, upaya mengatasi laju kerusakan lingkungan pesisir, berupa abrasi dan

intrusi air laut dengan pendekatakan ekosistem merupakan salah satu aspek keseimbangan yang harus dicapai dan dipertahankan keberlanjutannya.

Sebagai upaya awal untuk mencegah dan menanggulangi kerusakan ekosistem mangrove diperlukan data dan informasi yang akurat tentang kondisi ekosistem yang meliputi identifikasi dan inventrarisasi kondisi eksisting biofisik mangrove ekosistem mangrove di suatu kawasan. Data yang akurat tentang kondisi aktual mangrove di pesisir Tanjungpinang saat ini sangat diperlukan sebagai data dasar serta acuan program-program pengelolaan mangrove secara berkelanjutan.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dan informasi yang akurat tentang komposisi jenis dan sebaran ekosistem mangrove di kawasan pesisir Kota Tanjungpinang, serta potensi luas ekosistem mangrove yang terdapat di wilayah Kota Tanjungpinang. Data dan informasi ini dapat dijadikan landasan dasar bagi kebijakan program-program pengelolaan mangrove untuk kawasan pesisir Kota Tanjungpinang.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan pada kawasan pesisir Kota Tanjungpinang mulai bulan Mei sampai bulan Oktober 2013. Informasi biofisik dikumpulkan melalui analisis citra dan analisis

Geographic Information System (GIS),

dan dilanjutkan dengan verifikasi melalui survei langsung lapangan dengan menggunakan metode transek untuk analisis vegetasi. Data penunjang seperti hasil kajian sebelumnya dan data dari instansi telah direview sebagai pembanding kondisi ekosistem mangrove terkini (current condition).

(3)

Pengumpulan data dilakukan melalui cara pengukuran dan pengamatan langsung (observasi) dan pengambilan sampel. Parameter pengukuran biofisik ekosistem mangrove di lapangan terdiri dari (a) jenis mangrove, (b) kerapatan mangrove, (c) dominansi mangrove, dan (d) penutupan vegetasi. Data yang telah dikumpulkan kemudian ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif kualitatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi Jenis Mangrove di Kawasan Pesisir Tanjungpinang

Hasil penelitian ditemukan sebanyak tujuh jenis mangrove sejati di kawasan pesisir Kota Tanjungpinang yang terdapat pada empat Kecamatan, yaitu Kecamatan Tanjungpinang Kota, Tanjungpinang Barat, Tanjungpinang Timur, dan Bukit Bestari. Berdasarkan pengamatan pada masing-masing lokasi penelitian menunjukan bahwa komposisi vegetasi mangrove sejati di kawasan pesisir Tanjungpinang dapat dikategorikan homogen. Hal ini sesuai dengan karakteritik mangrove di pulau kecil yang memiliki keragaman jenis yang sangat rendah. Namun penyebaran ekosistem mangrove di wilayah pesisir Tanjungpinang ditemukan menyebar pada kawasan daerah estuari atau muara sungai, diantaranya adalah kawasan muara Sungai Ular, muara Sungai Ladi, muara Sungai Carang, muara Sungai Tanjung unggat, muara Sungai Jang dan muara Sungai Dompak.

Kehadiran tegakan ekosistem mangrove pada kawasan pesisir Kota Tanjungpinang sangat spesifik terlihat bahwa proporsi terbesar kehadiran dijumpai di daerah muara sungai atau estuari yang dicirikan oleh adanya pengaruh aliran sungai. Sebaran jenis-jenis mangrove yang ditemukan pada wilayah pesisir Tanjungpinang secara spesifik disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi Jenis Mangrove di Kawasan Pesisir Tanjungpinang No Kawasan Penyebaran Jenis Mangrove Jenis Penting Dominan 1. Muara Sungai Ular Soneratia sp Rhizophora sp Burguiera sp Xylocarpus sp Burguiera sp (INP =151,9) 2. Muara Sungai Ladi Burguiera sp Rhizophora sp Ceriopps sp Sonneratia sp Xylocarphus sp Rhizophora sp (INP =117,2) 3. Muara Sungai Carang Avicennia sp Burguiera sp Xylocarphus sp Rhizophora sp Sonneratia sp Rhizophora sp (INP =168,3) 4. Sungai Tanjung Unggat Avicennia sp Rhizophora sp Bruguiera sp Sonneratia sp Avicennia sp (INP =176,7) 5. Muara Sungai Jang Xylocarphus sp Rhizophora sp Sonneratia sp Bruguiera sp Rhizophora sp (INP =168,3) 6. Muara Sungai Dompak Burguiera sp Sonneratia sp Xylocarhus sp Rhizophora sp Ceriopps sp Rhizophora sp (INP= 151,8)

Kerapatan mangrove tertinggi ditemukan pada kawasan muara sungai Dompak sebesar 138 pohon/ha, kerapatan tertinggi berikut terdapat pada kawasan muara sungai Ladi dan sungai Ular masing-masing adalah sebesar 102 pohon/ha dan 101 pohon/ha. Sedangkan kerapatan mangrove terendah terdapat pada kawasan pesisir Tanjung Unggat sebesar 72 pohon/Ha (Tabel 2).

Tabel 2. Kerapatan dan Luas Mangrovedi Kawasan Pesisir Tanjungpinang No Kawasan Penyebaran Kerapatan Mangrove (Pohon/ha) Luas Mangrove (Ha) 1. Muara Sungai Ular 101 140,82 2. Muara Sungai Ladi 102 182,57 3. Muara Sungai Carang 87 55,63 4. Tanjung Unggat 52 27,38 5. Muara Sungai Jang 69 62,32 6. Muara Sungai Dompak 138 305,53

Total Luas Ekosistem Mangrove

(4)

Sebaran Ekosistem Mangrove di Kawasan Pesisir Tanjungpinang a. Penyebaran Mangrove di Kawasan

Muara Sungai Ular

Kawasan muara Sungai Ular berada pada koordinat N:00°56’21.1” E: 104°27’18.5”, merupakan sebuah daerah yang cukup luas. Hasil pengamatan pada masing–masing transek menunjukan bahwa karakteristik vegetasi mangrove di kawasan muara Sungai Ular berkembang pada kondisi kelas genangan yang sama sesuai dengan klasifikasinya. Mangrove di Pesisir Sungai Ular memiliki kondisi tanah yang berlumpur dan tergenangi air. Air pasang laut juga mempengaruhi kondisi lumpur di area ini. Warna lumpur dan tanah hitam kecoklatan gelap dengan salinitas 5-10%. Kondisi hutan mangrove masih baik dengan zona terbuka ditempati oleh empat jenis mangrove sejati pada tingkat pohon yaitu; Rhizophora sp, Xylocarphus sp,

Sonneratia sp dan Bruguiera sp.

Menurut perhitungan Indeks nilai penting teridentifikasi bahwa jenis

Burguiera sp merupakan jenis yang

paling dominan untuk tingkat pohon di kawasan pesisir Sungai Ular (INP=151,9). Hal ini menjelaskan bahwa jenis Burguiera sp mempunyai peran penting pada ekosistem mangrove di kawasan pesisir Sungai Ular. Selanjutnya kerapatan mangrove yang ditemukan di sungai Ular adalah sebesar 101 pohon/Ha, dengan luasan mangrove sebesar 140,82 Ha (Gambar 1).

Gambar 1. Sebaran Jenis Mangrove di Kawasan muara Sungai Ular

b. Sebaran Mangrove di Kawasan Muara Sungai Ladi

Kawasan muara Sungai Ladi berada pada koordinat N:00°56'50.03" E: 104°27'03,5" dengan kondisi tanah berlumpur dan tergenangi air. Air pasang laut selalu menggenangi setiap hari sehingga mempengaruhi kondisi lumpur di kawasan ini. Warna lumpur dan tanah hitam kecoklatan terang dengan keadaan pH 5 dan salinitas 17 promil. Zonasi mangrove yang membentuk kawasan ini terdiri dari

Rhizophora sp, Xylocarpus sp, dan Bruguiera sp sebagai mangrove sejati.

Kawasan mangrove sungai Ladi didominasi oleh jenis Rhizophora sp yang dapat tumbuh baik karena jenis substratnya berupa lumpur sangat mendukung pertumbuhan jenis tersebut. Hasil perhitungan nilai penting terbesar ditemukan pada jenis Rhizophora sp yaitu sebesar 117,2. Jenis-jenis mangrove sejati yang di temui adalah:

Bruguiera sp, Rhizophora sp,

Sonneratia sp, Xylocarphus sp, dan Ceriopps sp. Kerapatan mangrove yang

ditemukan adalah sebesar 102 pohon/Ha, sementara luas mangrove yang masih tersisa adalah sebesar 182,57 Ha (Gambar 2).

Gambar 2. Sebaran Jenis Mangrove di Kawasan Muara Sungai Ladi

c. Sebaran Mangrove di Kawasan Muara Sungai Carang

Ke r ap a t an (P o ho n / Ha ) Lu a s M a ng r ov e (H a ) 10 1 50 . 6 6 8 Sonneratia sp Rhizophora sp Burguiera sp Xylocarphus sp Sonneratia sp Rhizophora sp Burguiera sp Xylocarphus sp 438000 438000 438600 438600 439200 439200 439800 439800 1 03 80 0 10 38 00 1 04 40 0 1044 00 1 05 00 0 10 50 00

PETA SEBARAN MANGROVE PETA SEBARAN MANGROVE

N E W S 80 080 160 Meters 1:10001 Skala Skala Legenda : Legenda : D ara t Lau t Sun ga i M ang rov e Sumber : Citra QuickBird perekaman tahun 2009 Sumber : Citra QuickBird perekaman tahun 2009 UTM UTM Sun gai U lar Bruguiera sp Rhizophora sp Sonneratia sp Xylocarphus sp Ceriopps sp Bruguiera sp Rhizophora sp Sonneratia sp Xylocarphus sp Ceriopps sp 439200 439200 440100 440100 441000 441000 441900 441900 442800 442800 1 03 50 0 10 35 00 1 04 40 0 10 44 00 1 05 30 0 10 53 00 1 06 20 0 10 62 00 UTM UTM

PETA SEBARAN MANGROVE PETA SEBARAN MANGROVE

N E W S 10 0010 0 20 0 Me te r s 1:18380 Skala Skala K e r a p a t a n ( P o h o n / H a ) L u a s M a n g r o v e ( H a ) 10 2 74 . 4 6 9 Legenda : Legenda : Da r a t La u t S un g a i Ma n g r ov e Sumber : Citra QuickBird perekaman tahun 2009 Sumber : Citra QuickBird perekaman tahun 2009 Sung

ai La di

(5)

Kawasan muara Sungai Carang merupakan salah satu lokasi yang telah mengalami pengembangan khusus pemanfaatan mangrove sebagai wilayah pariwisata. Di kawasan ini ditemukan mangrove trail yang mengitari lingkar luar atau daerah batas mangrove dengan perairan Sungai Carang. Kawasan mangrove Sungai Carang berada pada koordinat 00°55'46.19"N 104°29'18.59"E. Jenis mangrove yang di temukan pada ketegori pohon adalah

Avicennia sp, Bruguiera sp,

Xylocarphus sp, Rhizophora sp dan Soneratia sp. Dengan kondisi substrat

lumpur terdapat ketebalan mangrove yang bervariasi antara 50 hingga 100 meter kemudian dilanjutkan dengan tanaman dataran rendah.

Komposisi vegetasi mangrove di kawasan Sungai Carang dapat dikatakan homogen. Jenis-jenis mangrove yang menyusun zona terbuka adalah

Avicennia sp dan Sonneratia sp, namun

jenis ini hanya ditemukan pada jarak 0-15 meter dari bibir pantai. Zona tengah di temukan jenis Rhizophora sp,

Bruguiera sp, dan Xylocarphus sp.

Secara umum kondisi mangrove di kawasan Sungai Carang sudah banyak mengalami kerusakan berupa fragmentasi habitat akibat adanya kegiatan penambangan bauksit. Air pasang laut mempengaruhi kondisi lumpur di area ini. Warna lumpur dan tanah hitam gelap dengan salinitas 20 promil.

Hasil perhitungan nilai penting terbesar pada tingkat pohon teridentifikasi bahwa dua jenis mangrove yaitu Avicennia sp (INP = 116,7) dan Rhizophora sp (INP= 168,3) merupakan jenis yang memiliki peranan yang penting untuk ekosistem mangrove tingkat pohon di kawasan muara Sungai Carang. Kerapatan jenis ditemukan sebesar 88 pohon/Ha, sedangkan luas mangrove yang didapat di kawasan Sungai Carang sebesar 55.63 Ha (Gambar 3).

Gambar 3. Sebaran Jenis Mangrove di Kawasan Sungai Carang

d. Sebaran Mangrove di Kawasan Pesisir Tanjung Unggat

Kawasan pesisir Tanjung Unggat berada pada koordinat N 00°55'24.8" E 104°28'08.2". Dengan kondisi tanah yang berlumpur dan tergenangi air. Warna lumpur dan tanah hitam kecoklatan gelap dengan salinitas 25 promil. Kondisi hutan mangrove tampak mengalami gangguan berupa limbah rumah tangga, hal ini disebabkan lokasi mangrove dekat daerah pemukiman warga sekitar. Zona terbuka ditempati jenis Avicennia sp dan Sonneratia sp, kemudian zona tengah ditempati jenis

Rhizophora sp.

Kondisi substrat berlumpur dalam dan tergenang di kawasan pesisir Tanjung Unggat merupakan habitat yang cocok untuk jenis Avicennia sp sehingga tumbuh dengan baik di sepanjang pantai. Hasil perhitungan nilai penting terbesar menurut analisis vegetasi teridentifikasi jenis Avicennia sp (INP = 176,7), hal ini menjelaskan bahwa jenis Avicennia sp memiliki peran penting pada ekosistem mangrove di kawasan Pesisir Tanjung Unggat. Kerapatan mangrove yang didapat di Tanjung Unggat sebesar 72 pohon/Ha, sedangkan luasan mangrove hanya sebesar 27,38 Ha. Luasan mangrove di Tanjung Unggat memiliki luasan yang paling sedikit, ini diduga lahan mangrove telah banyak di konversi menjadi permukiman, pelabuhan, hotel dan restoran serta industri (Gambar 4). 441900 441900 442800 442800 443700 443700 444600 444600 445500 445500 101 7 00 10170 0 1 02 6 00 10260 0 1 03 5 00 10350 0 1 04 4 00 10440 0 UTM UTM

PETA SEBARAN MANGROVE PETA SEBARAN MANGROVE

N E W S 100 0 100200 Meters 1:16924 Skala Skala Ke r a p a ta n (P o h o n /H a ) Lu a s M an g r o v e ( H a ) 88 55 . 8 2 3 Legenda : Legenda : Darat Lau t Su nga i Man grov e Sumber : Citra QuickBird perekaman tahun2009 Sumber : Citra QuickBird perekaman tahun2009 Sungai Car ang Avicennia sp Rhizophora sp Sonneratia sp Bruguiera sp Xylocarphus sp Avicennia sp Rhizophora sp Sonneratia sp Bruguiera sp Xylocarphus sp

(6)

Gambar 4. Sebaran Jenis Mangrove di Kawasan Tanjung Unggat

e. Sebaran Mangrove Kawasan

Muara Sungai Jang

Pengamatan yang dilakukan di kawasan muara Sungai Jang berada pada koordinat N: 0°53'51.69" E:104°28'14.26". Jenis substrat di daerah ini lumpur tanah coklat gelap dan selalu tergenang pasang air laut. Mangrove yang ditemukan di kawasan muara Sungai Jang termasuk mangrove zona payau. Jenis mangrove yang tercatat berdasarkan hasil pengamatan terdapat empat jenis mangrove sejati pada tingkat pohon yaitu: Burguiera sp, Xylocarphus sp,

Rhizophora sp, dan Sonneratia sp.

Kerapatan mangrove yang didapat di kawasan Sungai Jang sebesar 69 pohon/Ha, dengan luas mangrove sebesar 62.32 Ha (Gambar 5).

Gambar 5. Sebaran Jenis Mangrove di Kawasan Sungai Jang

f. Sebaran Mangrove di Kawasan Muara Sungai Dompak

Pengamatan ekosistem mangrove di kawasan Sungai Dompak berada pada

koordinat N: 0°53'5.34" E:104°27'35.81". Jenis substrat di daerah ini lumpur tanah coklat gelap dan selalu tergenang air pasang. Vegetasi mangrove di kawasan estuari Dompak termasuk mangrove zona terbuka. Jenis mangrove yang tercatat berdasarkan pengamatan adalah sebanyak 6 jenis mangrove sejati terdiri dari:

Bruguiera sp, Rhizophora sp, Sonneratia sp, Ceriopps sp dan Xylocarphus sp.

Rata-rata ketebalan vegetasi mangrove ± 70m diukur dari bibir pantai. Kerapatan mangrove yang di dapat sebesar 138 pohon/Ha, sedangkan luasan mangrove sebesar 305,53 Ha (Gambar 6).

Gambar 6. Sebaran Jenis Mangrove di Kawasan Muara Sungai Dampak

Potensi Luas Mangrove di Kawasan Pesisir Tanjungpinang

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan pengolahan analisis citra diketahui luas total ekosistem mangrove yang terdapat di kawasan pesisir Kota Tanjungpinang adalah seluas 774,25 hektar. Luas ekosistem mangrove yang ditemukan dalam pengamatan membentuk pola penyebaran yang terdistribusi pada enam kawasan muara sungai, meliputi luas mangrove di kawasan muara sungai Ular dan muara Sungai Ladi yang termasuk pada wilayah Kec. Tanjungpinang Kota adalah seluas 323,39 ha, luas mangrove di kawasan muara Sungai Carang yang merupakan wilayah Kec. Tanjungpinang Timur adalah seluas 55,63 ha, luas mangrove di kawasan pesisir Tanjung unggat yang termasuk ke dalam wilayah kec. Tanjungpinang barat adalah seluas

Rhizophora sp Sonneratia sp Avicennia sp Rhizophora sp Sonneratia sp Avicennia sp 440400 440400 441000 441000 441600 441600 10 14 00 1014 00 10 20 00 1020 00 10 26 00 1026 00 UTM UTM

PETA SEBARAN MANGROVE PETA SEBARAN MANGROVE

N E W S 40 0 4080 Meters 1:9023 Skala Skala Ke r ap a t an (P o ho n / Ha ) Lu a s M a ng r ov e ( Ha ) 72 27.383 Leg end a : Leg end a : Darat Laut Mangrov e Kanal T anjung Unggat

Sumber : Citra Quickbird perekaman tahun 2009 Sumber : Citra Quickbird perekaman tahun 2009 Tanjung Unggat Tanjung Unggat Rhizophora sp Sonneratia sp Bruguiera sp Xylocarphus sp Rhizophora sp Sonneratia sp Bruguiera sp Xylocarphus sp 440100 440100 441000 441000 441900 441900 442800 442800 443700 443700 98 10 0 9810 0 99 00 0 9900 0 99 90 0 9990 0 10 08 00 100800 UTM UTM

PETA SEBARAN MANGROVE PETA SEBARAN MANGROVE

N E W S 50 0 50100Meters 1:14973 Skala Skala K e r a p a t a n ( P o h o n / H a ) L u a s M a n g r o v e ( H a ) 6 9 6 2 . 5 0 4 Legenda : Legenda : Dar at Laut Sungai Mangr ov e Sumber : Citra QuickBird perekaman tahun 2009 Sumber : Citra QuickBird perekaman tahun 2009 Sungai Jang Rhizophora sp Xylocarphus sp Bruguiera sp Ceriopps sp Sonneratia sp Lumnitzera sp Rhizophora sp Xylocarphus sp Bruguiera sp Ceriopps sp Sonneratia sp Lumnitzera sp 440000 440000 442000 442000 444000 444000 446000 446000 96 00 0 9600 0 98 00 0 9800 0 10 00 00 100000 UTM UTM

PETA SEBARAN MANGROVE PETA SEBARAN MANGROVE

N E W S 200 0 200 400 Meters 1:26770 Skala Skala K e r a p a t a n ( P o h o n / H a )L u a s M a n g r o v e ( H a ) 1 3 8 2 2 9 . 7 9 3 Darat Lau t Su nga i Ma ng rove Legenda : Legenda : Sumber : Citra QuickBird perekaman tahun 2009 Sumber : Citra QuickBird perekaman tahun 2009

(7)

27,38 ha, dan luas mangrove di kawasan muara sungai Jang dan muara sungai Dompak yang termasuk ke dalam wilayah administrasi Kecamatan Bukit Bestari adalah seluas 367,85 ha (Gambar 7).

Gambar 7. Peta Luas Mangrove di Kawasan pesisir Kota Tanjungpinang

Gambar 7 memperlihatkan pada masing-masing kawasan muara sungai, luas mangrove yang paling besar ditemukan di Muara Sungai Dompak wilayah kec. Bukit Bestari dengan luas mangrove 305,53 ha, ini di karenakan kondisi mangrove di kawasan tersebut relatif masih baik dan belum banyak mengalami konversi lahan mangrove menjadi fungsi lain. Sedangkan luas mangrove yang paling sedikit terdapat pada Kecamatan Tanjungpinang Barat yaitu kawasan pesisir Tanjung unggat yaitu hanya seluas 27,38 ha. Hal ini disebabkan di kawasan tersebut sudah banyak kegiatan konversi lahan mangrove menjadi kawasan pertambangan, permukiman dan kegiatan perkotaan lainnya.

KESIMPULAN

1. Komposisi jenis mangrove di kawasan pesisir Tanjungpinang terdiri dari enam jenis yaitu

Rhizophora sp, Bruguiera sp,

Sonneratia sp, Avicennia sp, Ceriopps sp dan Xylocarphus sp dengan

sebaran ekosistem mangrove yang paling dominan ditemukan pada kawasan muara Sungai Dompak, sedangkan yang paling rendah

terdapat pada kawasan pesisir Tanjung Unggat.

2. Potensi luas ekosistem mangrove yang paling besar terdapat pada kawasan ekosistem mangrove muara Sungai Dompak seluas 305,53 ha sekaligus memiliki kerapatan jenis tertinggi (138 pohon/ha), sedangkan luas kawasan ekosistem mangrove terendah terdapat pada kawasan mangrove Tanjung Unggat hanya seluas 27,38 ha dengan kerapatan 52 pohon/ha dibandingkan luas total ekosistem mangrove yang ditemukan diseluruh kawasan pesisir Kota Tanjungpinang (774,25 ha).

DAFTAR PUSTAKA

Badola R, Barthwal S, Hussain SA. 2012. Attitudes of local Comunities towards conservation of mangrove forest: A case study from the east Coast of India. Estuarine, Coastal and Shelf Science 96: 188-196.

Bengen DG. 2002. Pedoman Teknis:

Pengenalan dan Pengelolaan

Ekosistem Mangrove. Bogor:

Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor.

Ditjen RLPS, 2005. Pedoman Identifikasi dan Inventarisasi Mangrove Departemen Kehutanan Republik Indonesia, Jakarta, 2005.

Gill AM, Tomlinson PB. 1977. Studies

on the growth of red mangrove

(Rhizophora mangle L). The adult root system. Siotropica 9: 145-155

Kusmana C et al. 2005. Teknik

Rehabilitasi Mangrove. Bogor:

Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

(8)

Kustanti A. 2011. Manajemen Hutan

mangrove. Bogor: PT. Penerbit

IPB press.

Mandal S, Ray S, Ghosh PB. 2012.

Comparative study of mangrove litter nitrogen cycling to the

adjacent estuary through

modelling in pristine and

reclaimed islands of Sundarban

mangrove ecosystem, India.

Procedia Environmental Sciences

13 : 340 - 362.

Nybakken JW. 1992. Biologi Laut:

Suatu Pendekatan Ekologis.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Wilkinson C and Salvat B. 2012.

Coastal Resource Degradation in the tropics: Does the tragedy of the commons apply for coral

reefs, mangrove forest and

seagrass beds. Marine Pollution Bulletin 64: 1096-1105.

Gambar

Tabel  1.  Komposisi  Jenis  Mangrove  di
Gambar  2.  Sebaran Jenis Mangrove di  Kawasan Muara Sungai  Ladi
Gambar 3.  Sebaran Jenis Mangrove  di  Kawasan Sungai Carang
Gambar  4.  Sebaran  Jenis  Mangrove    di  Kawasan Tanjung Unggat  e.  Sebaran  Mangrove  Kawasan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis statistik menunjukkan pengaruh nyata dan positif persepsi, dan kesadaran kesehatan terhadap keinginan membeli produk pangan organik pada umumnya, disamping

Survei awal penelitian menunjukkan bahwa para guru memiliki indikasi tingkat keterikatan kerja (lack of work engagement) yang rendah , kurang pemaknaan kerja sebagai

Kondisi lingkungan PAUD Bunga Bangsa berdasarkan pengamatan yang kami lakukan adalah dalam tingkat kebersihannya sangat bersih karena mempunyai tukang kebun. Hal

Pada kelompok I atau kelompok kontrol negatif yaitu kelompok mencit yang tidak mendapat perlakuan infeksi dan tidak menerima pemberian ekstrak etanol daun iler terlihat

Strategi guru dalam membelajarkan matematika pada materi lingkaran kepada anak tunagrahita di SLB Muhammadiyah Cepu adalah strategi guru dalam membelajarkan

Judul : PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN HUTANG, DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

Edible coating pati ganyong dengan variasi konsentrasi bubuk kunyit putih (1, 2, dan 3 %) memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap masa simpan pada susut bobot,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa amilum umbi gadung, gembili dan porang memiliki bentuk bulat tidak beraturan serta tipe konsentris, sedangkan amilum umbi uwi