• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lampiran 1: Wawancara Pertama dengan Ani (Karyawan Food & Beverage Kitchen 1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lampiran 1: Wawancara Pertama dengan Ani (Karyawan Food & Beverage Kitchen 1)"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

66

Lampiran 1: Wawancara Pertama dengan Ani (Karyawan Food & Beverage Kitchen 1)

Wawancara pertama dengan Ani dilakukan di Hotel Majapahit pada Selasa, 8 Mei 2012, pada pukul 11.00-11.30, disesuaikan dengan jadwal operasional karyawan yang bersangkutan.

Peneliti : Selamat siang, kira-kira Anda sudah berapa lama bekerja di Hotel Majapahit Surabaya?

Ani : Saya kurang lebih satu tahun-an bergabung di Hotel Majapahit ini Peneliti : Sementara jenjang pendidikan terakhir yang Anda capai?

Ani : Waktu kuliah saya ngambil D1 di bidang perhotelan.

Peneliti : Kemudian menurut Anda sendiri, program pelatihan sendiri itu apa sih? Ani : Program training, menurut saya sih, bagus ya untuk kita sendiri ya,

masalahnya apa, itu me-refreshkan kita apabila kita tidak tahu tentang apa sih, hmm.. kayak hal-hal yang ndak mengerti gitu mungkin, waktu ada training dengan hal yang sama dengan yang kita inginkan itu ingin tahu, kok pas ada gitu, kita harus ikut, supaya kita lebih mengerti. Peneliti : Jadi sebagai sarana memberi informasi tambahan gitu ya?

Ani : Iya..

Peneliti : Nah, selama satu tahun itu, sudah berapa kali sih Anda mengikuti program pelatihan di Majapahit ini?

Ani : Kalo saya sih, ndak seberapa banyak ya, soalnya kita juga terhambat dengan operasional. Kalo saya ada schedule untuk training, ya saya usahakan datang. Ya kurang lebih empat kali lah, empat kali macam-macam training.

Peneliti : Jadi dalam satu tahun itu, empat kali ikut training? Apa aja?

Ani : Iya. Ada empat macam training yang saya ikutin. Ada english class,

train the trainer, handling complain, sama penyuluhan AIDS.

Peneliti : Dan itu memang yang sudah dijadwalkan dan diikuti semua? Ani : Iya kebetulan itu yang ada schedulenya.

(2)

67

Lampiran 1: Wawancara Pertama dengan Ani (Karyawan Food & Beverage Kitchen 1) (sambungan)

Peneliti : Pernah berhalangan nggak dalam mengikuti training?

Ani : Pernah sih, waktu itu incharge di kitchen itu kebetulan saya sendiri, dan nggak mungkin saya tinggal, sedangkan kita operasional, jadi kan nggak mungkin bisa digantiin gitu.

Peneliti : Jadi alasannya karena jam operasional itu ya? Ani : Iya, karena jam operasional yang terbentur itu aja. Peneliti : Menurut Anda sendiri, program training itu penting ya?

Ani : Iya sangat penting. Karena ya itu, kita kan nambah pengetahuan, jadi

share dengan teman, juga gimana trainer nya menyampaikan gitu ya,

kalau enak kan kita tambah seneng banget juga.

Peneliti : Kemudian menurut Anda sendiri, apa alasan Hotel Majapahit sendiri mengadakan training untuk tiap karyawannya?

Ani : Yah satu, supaya kita lebih banyak pengalaman. Kita juga nambah ilmu, info, itu juga motivasi dalam bekerja, mungkin selama ini kerja kok

sumpek apa nggak nyaman, nah dengan adanya training, di training itu

pun nggak harus serius, ada games nya dikit. Terus ada coffee breaknya. Jadi kalau kita sedikit lapar kan ada snacknya juga, karena kalau lapar kan bisa nggak konsentrasi juga.

Peneliti : Anda tahu nggak ada berapa jenis pelatihan yang diberikan oleh Hotel Majapahit? Bisa berikan contohnya nggak?

Ani : Ya ini setahuku ya, ada banyak sekali. Tapi mungkin ya ada motivasi,

handle complain, terus penyuluhan AIDS, terus train to the trainer,

terus apa ya... Table manner, banyak sekali sih.

Peneliti : Sebenarnya Anda tahu nggak kalau berhalangan hadir untuk mengikuti

training itu apakah ada sanksi yang diberikan oleh pihak Majapahit?

Ani : Ada sih, ada. Seperti itu, pemberian surat peringatan, SP. Kalau kita nggak ada informasi, seperti kalau tiba-tiba kita sakit, kita kan nggak

(3)

68

Lampiran 1: Wawancara Pertama dengan Ani (Karyawan Food & Beverage Kitchen 1) (sambungan)

Peneliti : Tapi kalau misalnya seperti Anda tadi, bentrok itu bagaimana?

Ani : Itu juga harus ngomong, pokoknya informasi yang tepat dan bisa diterima.

Peneliti : Kalo yang bisa diterima, tidak akan diberi sanksi tapi kita harus mengikuti yang seterusnya ya?

Ani : Iya, kita ambil nanti yang jam lainnya. Jangan sampai berturut-turut

nggak mengikutinya.

Peneliti : Kemudian apa sih dampak positif atau manfaat dalam mengikuti

training ini menurut Anda apa?

Ani : Ya itu tadi, kita dapat ilmu, pengetahuan, kita bisa share sama teman yang ikut training itu, terus kita lebih confident dalam menghadapi masalah-masalah seperti handle the complain, bisa langsung mengerti caranya begini-begini, teknik-tekniknya.

Peneliti : Kalau misal dari sisi kerugiannya, kalau mengikuti training ada ruginya

nggak sih?

Ani : Sebenarnya untuk kerugian pribadi itu ya nggak ada, karena apa ya, positifnya itu sudah banyak, tapi ya mungkin, kalau kita sudah capek waktu itu ya, lelah, jadi kayaknya kita kurang konsentrasi. Kemudian terbenturnya waktu, ya itu jam-jamnya nggak pas, jadi kita itu juga merasa aduh kok gini ya. Tapi sebenarnya, nggak ada ruginya sih kita ikut training ini.

Peneliti : Terus apa sebenarnya motivasi dari diri Anda sendiri untuk mengikuti

training dan faktor-faktornya itu apa kok mau ikut training dengan

sukarela?

Ani : Ya itu, ya saya kan ingin wawasan saya lebih luas, ingin lebih mengerti kenapa kok diadakan training, sedangkan training itu sendiri kan macam-macam. Ya seperti yang tadi sudah saya sampaikan kan banyak macam, mungkin saya nggak tahu dari salah satu itu manfaatnya apa.

(4)

69

Lampiran 1: Wawancara Pertama dengan Ani (Karyawan Food & Beverage Kitchen 1) (sambungan)

Karena dari mengikuti training itu saya bisa mengerti ternyata manfaatnya begini. Jadi kita itu seperti mengenal istilahnya

training-training itu apa saja.

Peneliti : Menurut Anda, ada nggak sih maksudnya motivasi dari dalam diri, jadi kayak “ooo aku sudah dapat ilmu tambahan”, ya untuk istilahnya membantu dalam kenaikkan karir?

Ani : Iya sih ada motivasi training itu. Ya manfaatnya ya wes itu. Lebih termotivasi ya misalnya ya, umpamanya kita cara how to handle

complain kayak gitu itu, itu kan juga operasional juga pengaruh. Jadi

gimana caranya seandainya kalau ada komplain, kita itu handlenya gimana. Mungkin dulu kita nggak bisa cara-caranya, tekniknya, sehingga tamu itu kok nggak puas. Jadi kita mungkin punya tekniknya, supaya tamu itu, bisa ngerti dan lega.

Peneliti : Jadi motivasinya lebih ke arah untuk mendapatkan ilmu gitu ya? Ani : Ya itu kan juga karir juga kan.

Peneliti : Ooo jadi ilmu dan karir ya. Tadi kan sudah disebutkan faktor-faktornya, kenapa kok tadi Anda pikir, dengan ilmu itu, orang mau mengikuti

training?

Ani : Karena apa ya, dengan ilmu itu sendiri, bisa membuat kita pinter. Kalau kita pinter, jenjang karirnya kan juga semakin bagus. Kalau kita malas dan nggak ada semangat buat ikut training, ya buat apa.

Peneliti : Jadi condongnya dari ilmu itu sendiri bakal memberikan pengaruh ke jenjang karir?

Ani : Iya, karena itu, kita punya bekal ilmu dulu. Jadi seimbang antar ilmu dan pengalaman.

Peneliti : Terus lagi nih, kalau misalnya boleh tahu, menurut anda yang tadi anda sebutkan empat pelatihan yang sudah anda ikuti tadi, ada yang menurut

(5)

70

Lampiran 1: Wawancara Pertama dengan Ani (Karyawan Food & Beverage Kitchen 1) (sambungan)

anda paling berguna? Kalau mungkin ada juga yang kurang berkenan

gitu? Mengapa demikian?

Ani : Menurut saya sih semua pasti ada gunanya sendiri-sendiri ya, kayak tadi

yang saya ceritakan tentang handling complain itu, cuma kalau menurut saya pribadi, saya paling merasa tertolong waktu train the trainer itu tuh. Kalau paling nggak berkenan sih mungkin kelas pelatihan penyuluhan AIDS ya hehehe.. Karena itu kan program baru, terus menurut saya sih ya, saya kan sudah ngerti tentang AIDS gitu, jadi ya, saya juga bisa jaga diri gitu lah ya.

Peneliti : Ooo gitu ya... Kalau boleh tahu kenapa kok train the trainer itu anda anggap paling berguna?

Ani : Soalnya saya dari kelas itu kan bisa dapat pengetahuan lebih ya. Di kelas itu kayak kita disuruh melatih orang-orang yang sudah ahli gitu

malahan. Nah kan kita bisa sharing, bagi-bagi ilmu ya. Apalagi kalau

sama yang ahli. Eh tapi menurut saya english class juga berguna lo. Soalnya kan nambah kemampuan inggris saya.

Peneliti : Oooo ya ya.. Jadi ini mungkin yang terakhir ya, menurut Anda sendiri apakah ada saran untuk training-training di Majapahit? Ada saran apa untuk ke depannya? Biar para karyawan lain juga memiliki keinginan seperti Anda. Soalnya kan nggak semua karyawan punya persepsi seperti Anda, karena kan Anda berpikiran kalau Anda butuh training, sementara karyawan lain bisa memiliki persepsi yang berbeda. Jadi apa saran-sarannya untuk menarik karyawan lain untuk datang ke training? Ani : Ya pertama sih, kita harus bisa ya mungkin dari pihak penyelenggara itu

juga tahu schedule-schedulenya atau jam-jam yang tidak sibuk, karena kalau kita ada event otomatis kita nggak bisa meninggalkan pekerjaan kita, kita pasti sibuk dengan tamu. Karena kita kan memberikan pelayanan kepada tamu. Yaa, memang karena bagi kita training itu kan

(6)

71

Lampiran 1: Wawancara Pertama dengan Ani (Karyawan Food & Beverage Kitchen 1) (sambungan)

baik, bagi kita juga bagus, tapi ada kewajiban untuk melayani tamu, yang tentunya lebih penting dong. Jadi intinya untuk schedulenya jangan pada saat ada event-event besar, itu dihindari lah. Terus ada nya

games yang membuat kita lebih semangat dan tidak mengantuk, jadi

kita pada saat training tidak terfokus sehingga nggak tahu materi

trainingnya. Jadi dengan adanya game, kita bisa menjadi lebih fresh.

Kemudian ada snack supaya kita nggak laper. Kalau misalnya ada

training sekitar dua jam, supaya bisa konsentrasi dan fokus dengan

materi, nggak kelaparan.

Peneliti : Kalau dari sisi materi, dari training-training yang sudah anda katakan tadi, kan itu masih membahas bidangnya secara luas, belum ke yang operasionalnya seperti untuk yang kitchen sendiri itu masih belum mungkin ya. Apa itu mungkin perlu ditambahkan untuk ke depannya? Ani : Ya tentu, mungkin dari outlet apa itu sendiri, kayak untuk FB

Department, FO, kan juga butuh handle complain buat menghadapi

komplain dari tamu. Kalo untuk FB sendiri mungkin hygiene dan sanitasi itu sendiri ya.

Peneliti : Jadi pelatihan yang begitu itu Anda belum dapatkan ya?

Ani : Sudah, sudah ada. Cuma ya kita harus perhatikan sama prakteknya. Jadi nggak cuma trainingnya aja, tapi juga prakteknya sehari-hari harus benar-benar diterapkan.

Peneliti : Sementara kalau dari penyampai materinya dan metodenya sendiri apakah sudah cukup baik? Apa menurut Anda, ada yang kurang?

Ani : Nggak juga sih. Ya dari training kita kan sharing, ya seperti dalam

training itu mungkin kita ada yang lupa namanya juga manusia, jadi

dengan training itu kita saling diingatkan. Ya namanya manusia kan nggak perfect ya. Jadi dari training, dari yang nggak tahu jadi tahu. Peneliti : Oke, terima kasih atas waktu dan info-nya...

(7)

72

Lampiran 2: Wawancara Kedua dengan Ani (Karyawan Food & Beverage Kitchen 1)

Wawancara kedua dengan Ani dilakukan di Hotel Majapahit pada Senin, 14 Mei 2012, pada pukul 11.00-11.15, disesuaikan dengan jadwal operasional karyawan yang bersangkutan. Wawancara kedua ini dilakukan untuk mencari informasi yang belum didapatkan pada wawancara pertama.

Peneliti : Selamat Siang, saya mempunyai pertanyaan tambahan, pengalaman kerja anda sebelum di Majapahit itu bekerja di mana saja? Sebagai apa? Ani : Hmm.. Yang pertama sih dulu di Hotel S Surabaya selama 6 bulan

untuk training.

Peneliti : Itu kalau boleh tahu di departemen apa? Ani : Itu di Cold Kitchen.

Peneliti : Ooo dari awal sudah di kitchen ya? Lalu?

Ani : Iya, kemudian casual di Hotel M Surabaya selama setahun di bagian

cold kitchen juga. Kemudian setelah itu saya pindah ke Bali, bekerja di

Hotel LM, di sini saya masuk dari cook B, kemudian naik menjadi cook A.

Peneliti : Itu di cold kitchen juga?

Ani : Iya, di cold kitchen selama 3 tahun. Setelah itu saya balik ke Surabaya, bekerja di restoran KK sebagai CDP selama 9 tahun dan kemudian kan

resto nya tutup ya, terus saya masuk di Majapahit sini.

Peneliti : Kalau boleh tahu apa anda sudah berkeluarga? Ani : Sudah, dan sudah dikaruniai dua anak.

(8)

73

Lampiran 3: Wawancara Ketiga dengan Ani (Karyawan Food & Beverage Kitchen 1)

Wawancara ketiga dengan Ani dilakukan via telepon pada Jumat, 18 Mei 2012, pada pukul 19.30-19.40, pada saat Ani sedang menghabiskan waktu senggangnya di rumah. Wawancara ketiga ini dilakukan untuk mencari informasi yang belum didapatkan pada wawancara pertama dan kedua.

Peneliti : Selamat malam, lagi nganggur nggak? Minta waktunya bentar ya buat wawancara dikit..

Ani : Iya, ini lagi senggang kok, nonton tivi nih.. Peneliti : Wah nganggu donk?

Ani : Nggak, nggak apa-apa.. Mau tanya apa? Hehehe..

Peneliti : Gini, kapan hari lupa tanya sih, ngomong-ngomong kenapa sih anda kok dulu tertarik sama bidang perhotelan?

Ani : Hmmm.. Apa yah.. Saya sendiri juga nggak tahu, hehehe.. Dulu sempat mikir mau sekretaris tapi nggak cocok, nggak ada perasaannya. Terus pikir-pikir ya masuk perhotelan aja wong saya juga suka masak..

Peneliti : Oooo.. Terus dulu kuliah perhotelannya di mana? Ani : Dulu saya D1 Perhotelan di M.

Peneliti : Di mana itu? Di Surabaya?

Ani : Iya Surabaya kok itu. Di deketnya Cito sana..

Peneliti : Ooo.. Terus nih, kalau boleh tahu usianya sekarang berapa ya?

Ani : Saya sih sekarang sudah 35. Nanti kalau ultah jangan lupa kasih kado ya, hehehe..

(9)

74

Lampiran 4: Wawancara Pertama dengan Herry (Karyawan Food & Beverage Kitchen 2)

Wawancara pertama dengan Herry dilakukan di Hotel Majapahit pada Selasa, 8 Mei 2012, pada pukul 15.00-15.45, disesuaikan dengan jadwal operasional karyawan yang bersangkutan.

Peneliti : Selamat sore. Pertama-tama kita mau tanyakan, sudah berapa lama Anda kerja di Hotel Majapahit?

Herry : Sekitar delapan tahunan.

Peneliti : Kemudian jenjang pendidikan terakhir yang Anda capai apa kalau boleh tahu?

Herry : SMA sederajat.

Peneliti : Selama bekerja di Hotel Majapahit, Anda sudah berapa kali ikut

training?

Herry : Wah banyak ya. Nggak bisa dihitung berapa kali.

Peneliti : Kalau menurut anda, program training itu sendiri apa sih?

Herry : Ya kalau menurut saya sih training ya itu untuk menambah pengetahuan, pengetahuan hotel secara umum, untuk pemasaran juga, untuk me-refresh ilmu-ilmunya supaya lebih tahu lebih.

Peneliti : Lalu, yang ingin kita tanyakan lagi, selama kurun waktu 5 bulan terakhir ini, sudah berapa kali Anda ikut training?

Herry : Belum pernah ikut. Hehehe..

Peneliti : Hehehe. Jadi belum pernah ya? Trus, selama Anda ikut training, pernah nggak mengalami halangan dalam mengikutinya?

Herry : Ya jelas. Karena manning juga nggak ada. Peneliti : Jadi bentrok sama jadwal operasional?

Herry : Iya. Terus kalau kita pas jaga kan nggak ada orang lain, siapa yang

incharge. Kamu kan tahu sendiri di sini cuma berapa orang.

(10)

75

Lampiran 4: Wawancara Pertama dengan Herry (Karyawan Food & Beverage Kitchen 2) (sambungan)

Herry : Nggak ada juga sih. Program training kan bagus. Cuma ya kan kita

manning juga sangat terbatas. Sudah berapa bulan kita punya staf yang

sedikit itu, belum kalau ada yang cuti. Otomatis susah. Peneliti : Jadi sebenarnya ikut itu mau-mau saja ya?

Herry : Ya oke lah, training kan bagus. Untuk me-refresh ilmu nya.

Peneliti : Kemudian, menurut Anda sendiri itu, pengadaan program training ini penting nggak ?

Herry : Ya penting, untuk pengembangan diri, tapi ya kadang-kadang untuk

training itu kan dikasih jadwal. Tapi ya selama nama kita ndak

tercantum ya nggak usah ikut.

Peneliti : Anda tahu nggak jenis-jenis training di Hotel Majapahit?

Herry : Ya yang pernah saya ikuti saja ya hehehe, seingat saya sih ada fire

alarm, bomb threat, HACCP, yang standar-standar hotel gitu. Terus

pengenalan kembali tentang hotel ini, hotel-hotel apa gitu namanya. Juga tentang promo-promonya apa gitu sales-sales. Promo untuk lebaran, natalan, tahun baru. Kita juga harus ikut men-sales gitu istilahnya ya.

Peneliti : Kalau menurut Anda sendiri, Hotel Majapahit itu mengadakan training untuk apa ya?

Herry : Ya untuk alasannya semua itu sama ya, untuk mengembangkan diri aja ya..

Peneliti : Maksudnya mengembangkan diri?

Herry : Ya kan ada training yang khusus per divisi, ada juga yang umum kan. Kayak misalnya HACCP gitu, itu kan untuk umum juga bisa. Hygiene dan sanitasi itu kan juga umum. Semua bisa masuk. Fire Alarm juga, kalau misalnya ada kebarakan harus ngapain aja kan. Nah kalau promo-promo gitu juga semua staff juga harus tau.

(11)

76

Lampiran 4: Wawancara Pertama dengan Herry (Karyawan Food & Beverage Kitchen 2) (sambungan)

Herry : Alhamdulillah belum pernah, hehehe.. Peneliti : Biasanya gitu sanksinya apa ya?

Herry : Dulu itu nggak ada sanksi untuk masalah ikut training atau nggak, soalnya kita juga reasonnya harus tepat ya. Kalau memang kita alasannya nggak punya karyawan yang incharge atau apa ya nggak bisa ikut training. Pokoknya reasonnya harus tepat.

Peneliti : Kemudian, menurut Anda, manfaat pengadaan training itu apa?

Herry : Manfaatnya, ya kembali ke sana ya, tergantung tiap orangnya, tergantung jenis trainingnya juga. Ya sekali lagi ya sama, mengembangkan diri itu.

Peneliti : Kalau dari segi kerugian, menurut Anda ada ruginya nggak ikut

training?

Herry : Nggak ada sih. Kan ikut training juga untuk kepentingan sendiri. Peneliti : Kalau misalnya dari dalam diri ada perasaan malas atau apa gitu?

Herry : Kalau males itu sudah pasti ya, hehehe, apalagi kalau jadwal operasional pas jumping atau rame atau apa gitu, otomatis teler. Nggak memungkinkan kondisi fisiknya. Nggak fokus. Jadi terpaksa gitu. Peneliti : Faktor dan motivasi apa saja yang mendorong Anda untuk mengikuti

training?

Herry : Faktor apa ya...

Peneliti : Mungkin untuk kenaikkan pangkat atau apa?

Herry : Oh nggak mungkin kalau untuk kenaikkan pangkat, kan ada appraisal, laporan atau raport tahunan gitu. Tapi untuk trainingnya ya cuma untuk me-refresh ilmu dan pengembangan dirinya lagi.

Peneliti : Jadi Anda ikut training itu untuk me-refresh lagi gitu ya?

Herry : Ya kalau menurut saya sih, ya untuk me-refresh program-programnya juga, tujuan hotel ini ke depannya itu apa. Kan otomatis dalam satu tahun ke depan, program hotel ini kan sudah dirinci. Lha nanti kan akan

(12)

77

Lampiran 4: Wawancara Pertama dengan Herry (Karyawan Food & Beverage Kitchen 2) (sambungan)

dijelaskan satu persatu, mulai dari Januari sampai Desember, ada promo apa saja. Trus misalnya kalau promo Tahun Baru, tamu nginap di kamar dikasih apa. Misalnya Februari ada Valentine, lha nanti Valentine itu dapat apa aja juga tamunya. Pokoknya hari-hari yang ada eventnya, apa yang bisa ditawarkan sama tamu gitu lah.

Peneliti : Jadi kayak pengetahuan marketing dalam promo-promo gitu ya?

Herry : Iya, jadi kalau ditanyai tamu itu paling tidak kita tahu gitu. Manfaatnya gitu.

Peneliti : Jadi istilahnya untuk menambah kualitas diri?

Herry : Iya, tapi nggak cuma diri sendiri, kan juga untuk kepentingan bersama juga itu. Makanya kan pentingnya training itu disitu. Ya itu salah satunya juga sih pentingnya training.

Peneliti : Oke, terus nih, kalau selama ini ikut training, menurut anda ada nggak pelatihan yang paling berguna untuk anda? Kenapa?

Herry : Hmm, mungkin kalau saya ya, sebagai salah satu karyawan operasional, apalagi di kitchen gini, saya paling suka sih pelatihan kayak hygiene dan sanitasi yang dari per departemen gitu ya. Soalnya itu ngefek

banget ya sama kinerja kita, di mana kita kan kerja operasional, dilihat

tamu, jadi ya butuh untuk jaga kebersihan dan higienis gitu. Oo ya terus yang kayak diberi tahu ulang tentang standar masakannya sini, gimana masaknya, tampilannya, pokoknya yang sesuai standar yang ditetapkan gitu. Itu kan harus terus ada, supaya kita bisa memenuhi perkiraan tamu gitu.

Peneliti : Jadi itu paling bermanfaat soalnya bisa benar-benar membantu anda dalam pekerjaan sehari-hari gitu ya? Yang pelatihan per departemental gitu ya?

Herry : Iya gitu..

(13)

78

Lampiran 4: Wawancara Pertama dengan Herry (Karyawan Food & Beverage Kitchen 2) (sambungan)

Herry : Yang menurut saya dari HRD ya ada pentingnya juga, tapi beda juga ya. Kalau yang dari HRD itu lebih ke arah menambah ilmu yang bukan secara langsung terlibat operasional gitu. Saya sih merasa per departemen itu paling bagus.

Peneliti : Terus, kalau paling nggak berguna, eh, paling kurang berkesan gitu? Hehehe..

Herry : Wah kalau yang gitu, apa yah.. Hehehe.. Ya jujur sih rasanya kayak ada pelatihan pertolongan pertama, apa istilah kerennya ya?

Peneliti : Hmm.. First aid?

Herry : Nah ya itu! Ya kalau gitu bagi saya sih kok kurang gimana ya, soalnya gimana-gimana, semisal ada kejadian luka atau apa di dapur ya kita sudah biasa sih, paling-paling ambil betadine sama hansaplast, sudah deh. La kalau peristiwa yang lebih besar lagi, kepotong atau apa, kan otomatis kita larinya ke klinik. Ngapain juga, hahaha..

Peneliti : Tapi mungkin bisa dibuat patokan sebelum lari ke klinik itu kan? Herry : Ya iya juga sih.. Tapi kurang aja kalau dari diri saya sendiri.

Peneliti : Ooo ya ya.. Terus selama ini menurut Anda, selama ikut training di Hotel Majapahit, ada nggak sih pendapat-pendapat pribadi, saran-saran buat program trainingnya supaya lebih menarik gitu?

Herry : Saran-saran ya... Hmm...

Peneliti : Iya, kayak misalnya tadi itu, yang manning kan ya, masalah jam operasional yang bentrok gitu. Kalau yang lain?

Herry : Iya kalau yang manning itu sudah tau ya, sapa Dept. Head nya sudah tau. Kayak untuk masukkan diri sendiri apa ya. Ya tetap aja untuk

training tiap tahunnya ya itu lagi, itu lagi.

(14)

79

Lampiran 4: Wawancara Pertama dengan Herry (Karyawan Food & Beverage Kitchen 2) (sambungan)

Herry : He’eh, iya sama. Kecuali memang kalau memang ada pimpinan baru, kayak GM baru, gitu kan akan beda lagi ya, tapi ya itu di bagian program-program hotelnya. Metodenya juga tuh.

Peneliti : Jadi Anda punya saran, ke arah materi dan metode diperbarui lagi ya? Herry : Iya itu harus itu, harus mengikuti perkembangan jaman. Apa yang lagi

gandrung hari ini, ke depannya yang lagi in apa. Enaknya gimana gitu, supaya pengetahuannya nambah juga. Jadi ya nggak di kelas terus aja. Peneliti : Oke, terima kasih ya atas info-nya. Selamat sore.

(15)

80

Lampiran 5: Wawancara Kedua dengan Herry (Karyawan Food & Beverage Kitchen 2)

Wawancara kedua dengan Herry dilakukan di Hotel Majapahit pada Senin, 14 Mei 2012, pada pukul 15.30-15.45, disesuaikan dengan jam operasional karyawan yang bersangkutan. Wawancara kedua ini dilakukan untuk mencari informasi yang belum didapatkan pada wawancara pertama.

Peneliti : Selamat sore, saya mempunyai pertanyaan tambahan, maaf mengganggu kembali, pengalaman kerja anda sebelum di Majapahit bekerja di mana saja? Dan apa posisinya?

Herry : Wah kalau dulu sih saya awal bekerja di pabrik di JP. Peneliti : Ooo jadi bukan dari hotel ya awalnya?

Herry : Iya, baru setelah dari sana kemudian saya masuk ke Majapahit Peneliti : Posisi awal di Majapahit sebagai apa ya kalau boleh tahu?

Herry : Dulu saya awalnya masuk sini jadi steward dulu, terus setelah itu belajar dikit-dikit jadi cook.

Peneliti : Kemudian apa anda sudah berkeluarga? Herry : Sudah.

Peneliti : Apa anda juga sudah memiliki anak?

Herry : Sudah, alhamdulillah saya dikarunai satu orang anak.

(16)

81

Lampiran 6: Wawancara Ketiga dengan Herry (Karyawan Food & Beverage Kitchen 2)

Wawancara ketiga dengan Herry dilakukan di Hotel Majapahit pada Sabtu, 19 Mei 2012, pada pukul 07.20-07.30, disesuaikan dengan jadwal operasional karyawan yang bersangkutan. Wawancara ketiga ini dilakukan untuk mencari informasi yang belum didapatkan pada wawancara pertama dan kedua.

Peneliti : Selamat pagi, apa anda lagi sibuk? Bisa minta waktunya sedikit buat wawancara lagi?

Herry : Oh nggak, nggak apa-apa..

Peneliti : Pertama-tama, kapan hari lupa tanya nih, kalau boleh dulu awalnya anda tertarik dengan perhotelan gimana ceritanya?

Herry : Dulu sih, awalnya pas masuk sini kan dimulai dari steward, baru dari sana tertarik sama dunia kitchen, terus belajar-belajar gitu. Kalau awalnya lulus SMA ya ndak mikir mau masuk perhotelan sih hehehe.. Peneliti : Ooo, terus kalau boleh tau dulu dari SMA mana?

Herry : Saya dari SMA Y. Peneliti : Di mana ya itu? Herry : Di Sepanjang sana.

Peneliti : Ooo, terus kalau boleh tahu, anda orang asli Surabaya? Apa dari luar Surabaya?

Herry : Asli Surabaya, saya lahir sini kok...

Peneliti : Kalau boleh tau usianya berapa ya sekarang?

Herry : 34. Memangnya penting tah tanya usia segala? Hahaha..

Peneliti : Iya, penasaran ini kok keliatannya masih muda hahaha.. Oke deh, terima kasih atas waktu dan info tambahannya ya, Selamat Pagi.

(17)

82

Lampiran 7: Wawancara Pertama dengan Putu (Karyawan Food & Beverage Service 1)

Wawancara pertama dengan Putu dilakukan di Hotel Majapahit pada Senin, 14 Mei 2012, pada pukul 16.00-16.30, disesuaikan dengan jadwal operasional karyawan yang bersangkutan.

Peneliti : Selamat sore, kalau boleh tahu sudah berapa lama anda bekerja di Hotel Majapahit ini?

Putu : Saya bekerja di Hotel Majapahit sejak tahun 2007 hingga sekarang, tapi dengan position yang berbeda-beda. Di satu setengah tahun pertama saya incharge di banquet operational untuk satu tahunnya dan manajemennya untuk setengah tahunnya dan tahun selanjutnya saya berganti posisi lagi di waiter di Sarkies Restaurant yang ada di lantai dua Majapahit sampai tahun 2008, dan juga tahun 2009 sampai sekarang saya incharge untuk Indigo Restaurant.

Peneliti : Terus sebelum di Majapahit dulu pernah ada pengalaman kerja di mana?

Putu : Cukup banyak yang pertama mulai karir hotel di hotel SL Surabaya, itu meskipun sebagai daily worker atau bisa dibilang casual biasanya selama 6 tahun, eh salah 6 bulan maksudnya, dan juga setelah itu tetap berpindah-pindah hotel, selanjutnya daily worker dari satu hotel ke hotel yang lain dari SL 6 bulan, S 6 bulan, JM 6 bulan juga, hingga di Majapahit ini, tapi rata-rata memang mainnya di hotel bintang lima. Peneliti : Kemudian posisinya ke arah service terus ya?

Putu : Eehm... semenjak masuk di karir hotel memang ga keluar dari jalur FB (Food and Beverage) tapi, FB-nya ga hanya service saja pernah jadi

cook helper dan juga stewarding dan akhirnya di JM baru mulai dari service sampai sekarang.

Peneliti : Kalau boleh tahu di JM nya tahun berapa ya? Putu : Di JM nya itu tahun 2007.

(18)

83

Lampiran 7: Wawancara Pertama dengan Putu (Karyawan Food & Beverage Service 1) (sambungan)

Peneliti : Ooo.. kalau jenjang pendidikan terakhir yang anda tempuh? Putu : D3 perhotelan.

Peneliti : Kalau boleh tahu mengenai background keluarga sendiri, apakah anda sudah berkeluarga atau belum?

Putu : Eeehm.. kalau berkeluarga sudah tapi belum mempunyai anak.

Peneliti : Kalau menurut anda sendiri program pelatihan itu apa sih, artinya program pelatihan menurut anda?

Putu : Program pelatihan itu maknanya banyak, kalau pelatihan di bidang hotel itu ini dimana kita diberi latihan khusus ataupun biasa disebut on the

job training, itu dimaksudkan untuk bagaimana kita mengenal dunia

hotel sebelum kita benar-benar memasuki dunia hotel. Jadi ibarat untuk olah raga namanya pemanasan dulu supaya kita lebih tahu, eeehm... dunia hotel itu seperti apa dan bila kita sudah siap untuk terjun di dunia hotel kita tidak canggung lagi atau bingung lagi terhadap bagaimana dunia hotel itu sendiri.

Peneliti : Jadi untuk bagai acuan info terhadap perhotelan? Kemudian menurut anda sendiri adanya program pelatihan ini penting gak?

Putu : Sangat penting, ya itu dimana apabila sedari awal itu tidak pernah diberitahu tentang ini ataupun di dunia kerja aslinya sendiri gimana, ditakutkan nanti kita bingung dan tidak bisa bersikap sesuai apa yang diinginkan oleh perusahaan itu sendiri. Yang dimaksud pelatihan di sini kan supaya kita, eee.... preparation saja sebelum kita benar-benar masuk di dunia kerja itu sendiri.

Peneliti : Kemudian kalau selama di Majapahit anda bekerja, sudah berapa kali anda dijadwalkan untuk mengikuti pelatihan dari pihak HRD?

Putu : Setiap bulan ada dan temanya berbeda-beda, kalau dari service ada

handling complain ataupun FnB strategic ataupun eeehm...create new menu ataupun banyak ya khususnya dari service ya service sendiri yaa,

(19)

84

Lampiran 7: Wawancara Pertama dengan Putu (Karyawan Food & Beverage Service 1) (sambungan)

kalau di kitchen kitchen sendiri, tapi secara general mungkin dari per tiga bulan kayaknya kalau di sini itu general training dan temanya

beda-beda juga. Kalau yang general ya sudah banyak ya, lupa saya, yang kayak pengenalan hotel, grooming, dan kawan-kawannya itu. Peneliti : Kalau misalnya boleh tahu, anda sudah mengikuti berapa banyak? Putu : Hampir setiap bulan.

Peneliti : Kalau dalam kurun waktu satu tahun ini sudah berapa banyak? Putu : Lima mungkin ya..

Peneliti : Bisa disebutkan apa aja?

Putu : Hmm.. Penyuluhan AIDS, handling complain, upselling, train the

trainer, terus yang dari departemen ada yang mengenai SOP itu juga.

Iya lima kalau gitu.

Peneliti : Kalau dalam mengikuti program pelatihan selama itu, anda pernah berhalangan gak?

Putu : Eeehm.. berhalangan atau tidak itu bisa dikondisikan ya, pertama kita juga harus mengkondisikan diri kita sendiri dan juga terhadap bos kita itu sendiri, dimana satu sisi sebagai seorang staf kan harus menjembatani antara casual dan juga bos itu bisa kita bicarakan atau bisa negosiasi terhadap HRD dan bos kita sendiri supaya bisa tetap ikut

training.

Peneliti : Jadi maksudnya karena tabrakan dengan jam operational-nya gitu ya? Putu : Ya, lebih ke arah itu.

Peneliti : Jadi alasannya kalau misalnya itu berhalangan lebih ke arah jam

operational.

Putu : Manning staff-nya.

Peneliti : Pernahkah mungkin ada alasan pribadi, kalau mungkin secara pribadi agak malas gimana gitu?

(20)

85

Lampiran 7: Wawancara Pertama dengan Putu (Karyawan Food & Beverage Service 1) (sambungan)

Putu : Kalau dari personal sih enggak, cuman emang masalahnya ya ini kadang ada full function, lebih ke ini, manning staff-nya sih.

Peneliti : Kalau berhalangan gitu ada sanksinya gak?

Putu : Kalau berhalangan sanksi itu mungkin ada, cuma dilihat dulu track

record-nya, jadi karyawan ini sendiri seberapa sering dia bolos ataupun

dia masuk, sekalipun bolos tapi gak terlalu sering kita bisa menghubungi HRD, kita komunikasikan dengan HRD dan juga khusunya bagian training anda development manager kalau disini biasanya Bu Dewi Woro itu, kita sharing aja ke beliau bagaimana kondisi kita di restoran ini sendiri, di mana kadang kan... Eeehm.. kita sangat dibutuhkan di outlet tersebut, gak bisa untuk mengikuti training itu sendiri.

Peneliti : Kemudian menurut anda apa keuntungan dari program pelatihan?

Putu : Product knowledge lebih banyak, yang kedua wawasan lebih luas lah

dan juga seorang hotelier kan harus tahu tentang all about hotel jadi itu sih yang harus dibutuhkan, jadi kita knowledge semua tentang hotel bisa tahu.

Peneliti : Kalau menurut anda sendiri ada kerugian tidak dari mengikuti program pelatihan ini?

Putu : Ruginya mungkin wawasan kurang nambah cuman itu bisa jadi suatu

dilemma dimana kita dibutuhkan tapi kita juga butuh pengetahuan

tentang hotel ini sendiri, jadi untuk kerugian mungkin ya, kerugian wawasan aja sih tentang hotel ini. Soalnya tiap training temanya berbeda-beda.

Peneliti : Ooo jadi kalau misalnya tidak ikut lengkap baru ada kerugiannya? Putu : Iya.

Peneliti : Kalau selama ini ikutan program pelatihan, menurut anda yang mana yang paling memenuhi keinginan anda? Yang paling berguna gitu deh..

(21)

86

Lampiran 7: Wawancara Pertama dengan Putu (Karyawan Food & Beverage Service 1) (sambungan)

Putu : Apa ya, kalau akhir-akhir ini sih saya merasa paling oke ya handling

complain itu. Apalagi saya kan di bidang service gini, apa-apa kalau

kena komplain, saya kan jadi tahu gimana ngadepinnya supaya saya sendiri ya nggak sakit hati, hahaha..

Peneliti : Gitu ya? Hahaha.. Kalau yang menurut anda kurang gimana gitu? Nggak pas di anda?

Putu : Wah ini, susah juga sih, soalnya tiap pelatihan ada fungsinya sendiri-sendiri ya..

Peneliti : Yang perannya paling kecil?

Putu : Apa ya? English Class mungkin ya, saya ikut satu tahun-an yang lalu. Soalnya jujur sih, materinya saya sudah bisa hahaha, bukan nyombong loh, tapi karena materinya kurang susah aja, saya juga nggak pinter-pinter banget kalau bahasa inggris. Tapi yang di english class saya sudah bisa gitu. Hehehe..

Peneliti : Uhuk uhuk, hahaha.. Oke terus nih, dari faktor dan motivasi apa yang membuat anda untuk ikut pelatihan ini sendiri?

Putu : Ya, seperti yang tadi saya jelasin, bahwa ini, kuncinya dari seorang

hotelier kita tidak bisa stay di satu hotel ini saja, kita kan nantinya juga

ke hotel lain-lain dan banyak hotel, jadi seorang hotelier product

knowledge tentang hotel juga harus mumpuni dan supaya bisa mencapai

itu otomatis tiap bulannya harus mengikuti training demi training supaya bisa menjadi seorang hotelier yang sesungguhnya.

Peneliti : Jadi motivasinya yaitu untuk mendapatkan ilmu supaya lebih maju ya? Putu : Iya.

Peneliti : Yang terakhir, sebagai saran dari anda, selama ini mengikuti program pelatihan di hotel Majapahit ada saran atau masukan apa gitu mungkin, dari sisi materi atau metode pengemasan program training-nya gimana supaya lebih menarik lagi?

(22)

87

Lampiran 7: Wawancara Pertama dengan Putu (Karyawan Food & Beverage Service 1) (sambungan)

Putu : Eee.. saran ya...?

Peneliti : Iya, untuk program training-nya, jadi untuk materinya gimana, pengemasan programnya gimana, metode, atau mungkin trainer-nya. Putu : Eee.. enggak, kalau saran khususnya untuk di Majapahit sih buat

training sih lebih mengkomunikasikan sendiri dari pihak HRD ke outlet

manager supaya bisa menjembatani dan tidak terbentur schedule kalau masalah ehmm.. materi ataupun packaging-nya itu sendiri sudah bagus, cuma memang kendala utama ya manning staff-nya sendiri, kalaupun HRD bisa menjembatani keinginan staff itu sendiri dan juga outlet managernya itu mungkin dirasa lebih bagus dan lebih komplit.

(23)

88

Lampiran 8: Wawancara Kedua dengan Putu (Karyawan Food & Beverage Service 1)

Wawancara kedua dengan Putu dilakukan di Hotel Majapahit pada Sabtu, 19 Mei 2012, pada pukul 08.10-08.30, disesuaikan dengan jadwal operasional karyawan yang bersangkutan. Wawancara ketiga ini dilakukan untuk mencari informasi yang belum didapatkan pada wawancara pertama.

Peneliti : Selamat pagi. Lagi sibuk nih?

Putu : Nggak juga, mau wawancara lagi ya? Kemarin kan janjinya jam setengah sembilan? Hahaha..

Peneliti : Iya nih.. Tak tunggu aja nggak apa-apa.

Putu : Sekarang aja nggak apa-apa hehehe. Juga nggak seberapa sibuk kok.. Mau tanya apa nih?

Peneliti : Hmmm, pertama-tama mau tanya nih, dulu lulusan D3 dari mana ya? Kemarin lupa tanya hehehe..

Putu : Saya dulu lulusan dari A.

Peneliti : Terus kok dulu bisa tertarik sama bidang perhotelan sih?

Putu : Yah, nggak tahu juga, tiba-tiba tertarik aja kerja di hotel. Kan seru gitu ya.. Di hotel kita bisa ketemu banyak orang, banyak tipe, gimana caranya kita bisa memposisikan diri di antara banyak orang gitu itu yang jadi tantangan.

Peneliti : Jadi maksudnya gimana bisa menyesuaikan diri dengan banyak orang gitu menjadi tantangan buat anda?

Putu : Iya, jadi kan pergaulan kerja nggak gitu-gitu aja. Kita bisa tahu banyak macam budaya juga kan. Wawasan jadi luas gitu.

Peneliti : Jadi tertarik sama hotel soalnya lingkungannya yang internasional, wawasan luas ketemu sama orang-orang banyak gitu ya?

Putu : Nah, betul itu hehehe..

Peneliti : Kalau boleh tau, anda asli Surabaya sini? Putu : Iya, saya asli Surabaya kok.

(24)

89

Lampiran 8: Wawancara Kedua dengan Putu (Karyawan Food & Beverage Service 1) (sambungan)

Peneliti : Kalau boleh tahu usianya sekarang?

Putu : Buat apa? Hehehe.. Hmm saya masih 28, nanti akhir tahun 29.

(25)

90

Lampiran 9: Wawancara Pertama dengan Yessi (Karyawan Food & Beverage Service 2)

Wawancara pertama dengan Yessi dilakukan di Hotel Majapahit pada Senin, 14 Mei 2012, pada pukul 17.00-17.25, disesuaikan dengan jadwal operasional karyawan yang bersangkutan.

Peneliti : Selamat sore, bisa tanya kalau boleh tau sudah berapa lama anda bekerja di Majapahit ini?

Yessi : Sore, aku sudah dua tahun di hotel Majapahit

Peneliti : Kalau sebelum bekerja di sini mungkin ada pengalaman kerja di tempat lain?

Yessi : Dulunya pernah semacam casual on call di banquet-nya Hotel S Surabaya, pernah di beberapa hotel gitu pernah, tapi cuma semacam on

call, atau freelance gitu bukan casual tetap, seperti itu.

Peneliti : Selama berapa lama gitu?

Yessi : Eeehm... kurang lebih empat bulan itupun hanya di weekend karena kuliah waktu itu

Peneliti : Oo jadi nyambi sama kuliah gitu ya? Yessi : Iya betul

Peneliti : Kalau boleh tau pendidikan terakhirnya? Yessi : Aku D1 perhotelan

Peneliti : Kemudian menurut anda sendiri apa sih program pelatihan itu?

Yessi : Program pelatihan, program pelatihan itu didasarkan pada apa ya... Eeeehm.. suatu pelatihan di mana kita diberi tambahan wawasan, diberi tambahan pengetahuan, jadi seperti itu, kita bisa dapat wawasan yang baru.

Peneliti : Kalau menurut anda sendiri kehadiran program pelatihan ini penting atau gak?

(26)

91

Lampiran 9: Wawancara Pertama dengan Yessi (Karyawan Food & Beverage Service 2) (sambungan)

Peneliti : Kalau selama di Majapahit ini sendiri sudah berapa kali mendapat pelatihan?

Yessi : Kita di Majapahit sendiri itu kan setiap bulan selalu ada schedule-nya ya untuk training, baik itu untuk training untuk jenjang karyawan atau kan kadang ada untuk level supervisor, paling tidak dalam satu bulan itu kurang lebih ada empat sampai lima pelatihan.

Peneliti : Tapi dari semua pelatihan yang sudah dijadwalkan untuk anda itu pasti di ikuti? Atau ada yang sempat berhalangan?

Yessi : Kebanyakan sih diikuti, karena kebanyakan kita kan sudah dijadwalkan ya untuk training itu dari supervisor kita sudah kasi jadwalnya jadi bertepatan misalnya training atau pelatihan itu ada di sore hari kita pasti diberikan schedule di pagi hari dan untuk kemungkinan gak hadir itu kecil untuk saya.

Peneliti : Kalau selama mengikuti pernah gak, pernah gak hadir gitu pernah? Yessi : Pernah.

Peneliti : Alasannya?

Yessi : Banyaknya sih karena kalau kita lagi off ya, kan karena mungkin kita ga mungkin ya jauh-jauh dari rumah harus kesini untuk hanya training dua atau tiga jam kan buang-buang waktu juga kan, sebenarnya sih juga penting dan itupun biasanya saya lihat pelatihan atau training itu didalam hal apa, kalau itu banyak memberikan manfaat buat saya, pasti saya datang.

Peneliti : Kalau misalnya ga datang gitu ada sanksinya ga menurut anda?

Yessi : Sanksi ga ada ya, cuman pasti biasanya ditegur dari apa... HRD nya, dari manajer training-nya itu biasanya diberi, “Kok gak datang, kenapa?” ditanyakan alasannya, gitu aja sih, ga ada sanksi yang harus... seperti surat gitu enggak. Kecuali kalau biasanya kalau kita gak pernah ikut training akhirnya untuk bulan kedepannya kita dikasih lagi, jadi di-

(27)

92

Lampiran 9: Wawancara Pertama dengan Yessi (Karyawan Food & Beverage Service 2) (sambungan)

schedule-kan lagi, seperti itu. Mereka kan juga punya record-an siapa

saja yang sudah pernah siapa yang belum pernah seperti itu.

Peneliti : Kalau dari sisi diri anda sendiri, keuntungan dari mengikuti training ini apa? Terus kalau boleh tahu, keuntungan yang paling besar anda dapat waktu mengikuti pelatihan yang mana?

Yessi : Pasti menambah wawasan, menambah pengetahuan ya. Dulu pernah ya itu ada training Train the Trainer itu sebenarnya untuk level supervisor keatas, supervisor dan manajer, tapi waktu itu saya diberikan kesempatan oleh manajer saya untuk mendapatkan training itu dan ternyata memang benar-benar bermanfaat, benar-benar mendapatkan keuntungan, karena paling enggak kita bisa ngasi training ke bawahan kita itu dengan baik.

Peneliti : Kalau menurut anda sendiri dari mengikuti program pelatihan ini ada ruginya gak?

Yessi : Rugi yang pertama pasti waktu ya, kan gimanapun juga kita harus meluangkan beberapa jam kita yang seharusnya kita istirahat, kita udah pulang, kita udah di rumah, harus mengikuti itu, tapi menurut saya sih kerugian itu juga tidak terlalu berdampak besar.

Peneliti : Pernah merasa rugi nggak ngikuti program pelatihan?

Yessi : Pernah sih sekilas. Waktu dulu ikut yang Majapahit ganti sistem itu. Yang bawain pelatihan kalau ngomong agak mbulet, susah gitu saya ngertinya kan. Jadi yah, akhirnya saya malah diam saja di kelas, terus pulang-pulang tanya deh sama teman yang lain, hehehe.. Tapi ya daripada saya nggak ikut kelasnya sama sekali kan tambah nggak ngerti apa-apa..

Peneliti : Jadi ikut kelasnya ya ada untungnya, meskipun nggak sepenuhnya gitu? Yessi : Iya, betul sekali.

(28)

93

Lampiran 9: Wawancara Pertama dengan Yessi (Karyawan Food & Beverage Service 2) (sambungan)

Peneliti : Kalau boleh tau selama di sini sudah berapa kali, maksudnya secara total berapa macam yang anda sudah ikuti pelatihan yang ada, inget gak?

Yessi : Kurang lebih mungkin ada enam sampai tujuh ya, train the trainer,

upselling, kemudian telephone courtesy, kemudian..apa... fire trainitng,

kemudian ada... kemarin juga sempat ada handling complain.. Eee.. program baru dari Micros untuk cashiering kita, kurang lebih enam sampai tujuh-an lah.

Peneliti : Terus sebenarnya apa sih faktor dan motivasi anda ikut program pelatihan ini?

Yessi : Wah ya itu tadi, pasti nambah wawasan sama pengetahuan kan ya. Saya juga kepingin lebih mengerti kan tentang ilmu-ilmu yang ke depannya bisa saya pakai untuk karir gitu.

Peneliti : Jadi untuk kelangsungan karir juga ya?

Yessi : Iya, kan kalau kita semakin luas pengetahuan, semakin terbuka pikirannya, makin maju, alhamdulillah karir juga ikutan maju.

Peneliti : Masuk akal juga.. Kemudian anda punya gak, saran-saran untuk

training kedepannya, seperti training itu harus lebih baik dari segi

materi, metode atau ada saran apalagi?

Yessi : Yang lebih saya soroti lebih kepada pengemasan materi dan metodenya ya, mungkin kan orang kan, posisi capek kan kalau waktu kayak gitu itu kan kita harus meluangkan beberapa waktu kita untuk mengikuti

training jadi mungkin dari segi waktu juga diatur kemudian dari segi

pengemasan, cara mereka memberikan training. Kebanyakkan kelas-kelas membosankan gitu, meskipun ada lainnya juga ya... Kemudian dari trainer-nya sendiri bisa menyampaikannya dengan baik, kita nggak harus ngantuk, kita nggak harus malas dengerinnya, meskipun itu sudah

(29)

94

Lampiran 9: Wawancara Pertama dengan Yessi (Karyawan Food & Beverage Service 2) (sambungan)

di-training berkali-kali kalau dia bisa mengemas dengan baik, kita bisa tertarik.

Peneliti : Jadi kayak dari mana bisa menggugah karyawan itu sendiri ya... Yessi : Iya betul, yang ngikuti training itu jadi senang gitu.

Peneliti : Trus ini pertanyaan yang terakhir, mau tanya tentang background keluarga anda, sudah berkeluarga atau belum?

Yessi : Saya sudah berkeluarga dan sudah memiliki anak satu. Peneliti : Oke. Terima kasih atas waktu dan info-nya. Selamat sore.

(30)

95

Lampiran 10: Wawancara Kedua dengan Yessi (Karyawan Food & Beverage Service 2)

Wawancara kedua dengan Yessi dilakukan via telepon pada Jumat, 18 Mei 2012, pada pukul 18.40-19.25, pada saat Yessi sedang menghabiskan waktu senggangnya di rumah. Wawancara kedua ini dilakukan untuk mencari informasi yang belum didapatkan pada wawancara pertama.

Peneliti : Selamat malem, ngganggu ya nih?

Yessi : Oh nggak, nggak apa-apa. Ini saya juga habis makan sama anak saya. Peneliti : Oke, boleh minta waktunya bentar nggak?

Yessi : Iya nggak apa-apa. Mau tanya apaan nih?

Peneliti : Hmm, gini, pertama-tama saya mau confirm nih, dulu anda lulusan D1 Perhotelan kan ya? Kalau boleh tahu dari sekolah mana?

Yessi : Iya saya dulu D1 Perhotelannya S situ. Peneliti : Oo.. Di Surabaya itu kan ya?

Yessi : Yup, betul sekali.

Peneliti : Kalau boleh tanya lagi nih, dulu aslinya dari mana? Hehehe.. Yessi : Saya lahir Mojokerto dulu.

Peneliti : Terus pindah Surabaya alasannya?

Yessi : Saya pindah Surabaya ya waktu kuliah itu, sama sekalian nyambi kerja. Peneliti : Lahirnya di Mojokerto ya? Usianya sekarang berapa ya ?

Yessi : Iya lahir Mojokerto juga. Saya masih bisa dibilang muda.. hehehe.. 21 tahun masih.

Peneliti : Ooo.. Terus nih, kenapa anda kok dulu mau menekuni bidang perhotelan?

Yessi : Hmm, itu dulu karena ada keluarga saya, lebih tepatnya oom ku ya, kakaknya ayah saya, itu juga menekuni perhotelan. Lah saya lihat kok keren gitu, rasanya kerja di hotel itu penuh tantangan toh, belum kalau kena tamu yang begini begitu, tapi juga ada fun-nya. Jadi ya saya juga pingin, hehehe..

(31)

96

Lampiran 10: Wawancara Kedua dengan Yessi (Karyawan Food & Beverage Service 2) (sambungan)

Peneliti : Ooo jadi dapet inspirasi dari oom nya? Hehehe.. Kalau boleh tau oom nya juga di bidang service?

Yessi : Iya dulu menekuni service juga, tapi sekarang jadi di housekeeping. Bisa dobel gitu deh..

Peneliti : Kalau boleh tahu nih, menurut anda fun-nya di bidang hotel, di mananya sih? Coba kasih contoh nyatanya gitu?

Yessi : Gimana ya, ini kayak emang sudah dari dalam diri masing-masing sih.. Kalau saya ya, mengapa juga pilih service soalnya saya merasa, kalau saya bisa buat tamu itu seneng dengan pelayanan kita, kan seneng juga gitu. Jadi kayak mereka sudah puas sama standar pelayanan kita, kan bangga juga gitu. Itu fun-nya. Kalau tantangannya sih, ya tahu lah, nggak semua tamu sama, belum kalau yang hobi ngomel. Wah... Hahaha..

Peneliti : Hahaha. Iya saya juga mengerti perasaannya kalau begitu.. Oke baik kalau begitu. Makasih atas waktu dan sharing info-nya ya. Selamat malam.

(32)

97

Lampiran 11: Wawancara Pertama dengan Budi (Karyawan Front Office 1)

Wawancara dengan Budi dilakukan di Hotel Majapahit pada Senin, 14 Mei 2012, pada pukul 11.30-12.10, disesuaikan dengan jadwal operasional karyawan yang bersangkutan.

Peneliti : Selamat Siang, kalau boleh tanya anda sudah berapa lama kerja di Hotel Majapahit?

Budi : Ya, saya kurang lebih sudah 15 tahun, pertama kali saya kerja di sini pada Juni 1997.

Peneliti : Kalau sebelum kerja di Hotel Majapahit, anda ada pengalaman pekerjaan lain nggak?

Budi : Kalau pengalaman di pekerjaan lain, saya kebetulan dari awal memang bekerja di hotel. Tapi sebelumnya saya dulu di HR Surabaya, yang sekarang namanya berganti jadi BS Surabaya. Saya sempat kurang lebih 6 tahun, eh, 6 bulan bekerja di sana.

Peneliti : Kalau boleh tahu posisinya?

Budi : Dulu saya memulai dari airport representative. Peneliti : Terus habis itu pindah ke sini ya?

Budi : Iya.

Peneliti : Di Hotel Majapahit sini, posisi awal kalau boleh tahu, jadi apa ya? Budi : Sama, di airport representative. Hanya perbedaan status saja, kalau di

HR itu saya statusnya daily worker, kalau di Hotel Majapahit sudah jadi

staff.

Peneliti : Kemudian jenjang pendidikan terakhir yang anda ditempuh apa? Budi : Kalau saya dari D1 Perhotelan.

Peneliti : Kalau saya boleh tahu tentang background keluarga, apakah anda sudah berkeluarga?

Budi : Kalau saya pribadi sudah.

Peneliti : Ha? Maksudnya pribadi? Hehehe.. Berarti anda sudah memiliki anak juga ya?

(33)

98

Lampiran 11: Wawancara Pertama dengan Budi (Karyawan Front Office 1) (sambungan)

Budi : Iya.

Peneliti : Kemudian menurut anda sendiri, apa sih program pelatihan itu?

Budi : Kalau kita sih di sini, pelatihan atau training itu bagian dari pekerjaan. Jadi itu sama pentingnya dengan pekerjaan. Kalau orang kerja nggak pernah dilatih nanti hasilnya tahu sendiri kan, kemudian di samping itu juga, walau kita sudah dapat background dari tempat kerja sebelumnya pekerjaan yang lain belum tentu sama dengan yang tempat baru jadi kita butuh pelatihan itu. Jadi kalau dia pindah ya dilatih lagi.

Peneliti : Jadi menurut anda program pelatihan ini kehadirannya penting ya? Budi : Sangat,karena kita tahu lah itu bagian dari pekerjaan, jadi tidak

dipisahkan, oo ini pelatihan atau training padahal kan sama saja ini ya pekerjaan, jadi jelas sangat penting kehadirannya.

Peneliti : Jadi selama di hotel majapahit ini sendiri anda sudah berapa kali ikut pelatihan yang ditawarkan dari HRD?

Budi : Aduh banyak sekali ya. Kita pasti program itu setiap minggu yang dari HRD untuk pelatihan itu sudah ada minimal 3 hari dengan topik yang berbeda.

Peneliti : Cukup banyak yang bapak ikuti ya?

Budi : Itu yang dari pihak HRD, internal kita juga ada. Peneliti : Oo yang per departemen ya.

Budi : Iya yang per departemen ada yang sifatnya general training, misalnya salah satu topiknya tentang blue ocean, kalau ada yang lebih dalam lagi misalnya seperti belajar leadership, itu yang sifatnya general training. Kalau di departemen kita juga harus melakukan training, basically kita melatih SOP, Standard Operational Procedure. Bagaimana proses

check in, bagaimana proses check out, itu tetap kita refresh. Terutama

yang untuk SOP, itu cukup penting dan sering dilakukan.

(34)

99

Lampiran 11: Wawancara Pertama dengan Budi (Karyawan Front Office 1) (sambungan)

Budi : Training ini bisa dibilang sifatnya mandatory untuk departemen saya

karena memang ini kesempatan kita untuk meng-upgrade product

knowledge, upgrade wawasan kita, tapi kita semua kembalikan ke operational karena kita Front Office jadi ya...

Peneliti : Kalau pelatihan yang dari HRD mungkin anda sendiri secara individual kalau misalnya dijadwalkan anda sendiri sudah sering ikut ga?

Budi : O ya banyak.

Peneliti : Inget ga kira-kira berapa macam?

Budi : Kalau dibilang angka itu yang susah, karena saya sudah lama. Peneliti : Kalau dalam mengikutinya anda sendiri pernah berhalangan ga?

Budi : Ya seperti yang saya sebutkan tadi, kebetulan kita di Front Office, front

liner-nya yang tidak bisa kita prediksi rush hour kita jam berapa.

Kemudian kita juga kosong jam berapa itu yang tidak bisa diprediksi, hal ini lah yang sometimes membentur jadwal.

Peneliti : Tapi kalau tidak ada apa-apa...

Budi : Ya, oo pasti hadir, yang penting manning-nya ter-cover kemudian kita bisa atur lagi.

Peneliti : Jadi itu juga berlaku untuk pelatihan yang dari HRD. Budi : Iya.

Peneliti : Kalau misalnya berhalangan gitu ya, pernah ada sanksi tersendiri gak dari HRD?

Budi : Kalau untuk sementara sih yang sifatnya kalau saya boleh bilang, “O ya kamu tidak datang saya warning” itu belum ada, karena memang kembali ke operational kita different gitu ya. Mohon maaf ya, kalau misalnya sekarang saya di engineering, saya lagi katakanlah lagi bersihin refrigerator gitu ya, kan tugas ini bisa saya tinggal untuk ikut

training. La kalau saya lagi handle tamu, “Maaf pak saya ada training”, kan tidak bisa. Nah itu yang jadi istilahnya kendala. Kita saja

(35)

100

Lampiran 11: Wawancara Pertama dengan Budi (Karyawan Front Office 1) (sambungan)

pernah baru-baru ini saja menjadwalkan training, tiba-tiba saja rush

hour jadi di reschedule karena begitu pentingnya training jadi kita

harus reschedule. Kan ga bisa “Pokoknya saya ada training saya ga mau handle tamu” kan tidak bisa seperti itu.

Peneliti : Jadi karena operational saja ya hambatannya.

Budi : Iya operational bukan masalah pribadi, tidak ada itu.

Peneliti : Kalau menurut anda pribadi ada keuntungannya dari mengikuti program

training ini?

Budi : Banyak banget, saya bilang banyak banget karena memang, satu, yang di-training kan sifatnya general, sampai mungkin kita disatu tempat itu sudah terlalu lama gitu kan, kita butuh refresh, kalau refresh ya salah satunya pertimbangan tadi yang saya sebutkan tadi ya blue ocean itu ya,

blue ocean itu poinnya bagaiman kita berpikir diluar kotak. Itu kan

sesuatu yang sangat bermanfaat untuk kita-kita apalagi yang sudah mungkin several time kita sudah ditempat yang sama, jadi recheck lagi saja. Banyak hal positif banyak hal baru dan itu hanya dengan training kita dapat. Menambah banyak banget info baru.

Peneliti : Kalau misal menurut anda sendiri apa ada ruginya kalau ikut training? Budi : Kalau selama ini saya tidak pernah dengar orang di training terus rugi

gitu ya, “Pak rugi saya pak, gak dapat apa-apa”, ndak pernah gitu ya. Semua pelatihan terutama bagi saya ya, sangat bermanfaat, gak ada ruginya deh.

Peneliti : Mungkin ada tipe-tipe orang yang malas gitu?

Budi : Kalau malas itu kan tergantung lingkungannya juga, kalaupun dia malas sendirian, sementara lingkungannya semangat, orang satu ini hilang, gitukan.. Karena dia akan cenderung ikut lingkungannya.

(36)

101

Lampiran 11: Wawancara Pertama dengan Budi (Karyawan Front Office 1) (sambungan)

Peneliti : Kalau dari anda pribadi ya disini jabatan anda kan juga sebagai asisten manager, itu apakah ada faktor motivasi khusus dalam mengikuti pelatihan ini?

Budi : Ya, pasti ya kalau untuk memotivasi, karena memang kita seorang

leader yang pasti tidak sekedar product knowledge yang akan mereka

lihat tapi juga leadership kita, ya kan, leadership kita itu juga dilihat,

leadership ini tidak bisa semata-mata kita ikut training satu, kita punya

wibawa, itu yang tidak bisa, dari training-training ini kan akan muncul

sharing-sharing, dari sharing-sharing inilah kita akan mendapat ide-ide

untuk kemajuan, itu lah pentingnya training. Secara pribadi saya juga bisa meng-upgrade gitu ya, kemampuan saya, meng-upgrade pendekatan saya ke mereka, jadi tidak sekedar ikut training hanya untuk memenuhi jumlah jam training harus segini gitu kan. Kalau jam saya bisa buat kan, kalau angka saya bisa buat, tapi isi dari angka itulah yang kita butuhkan.

Peneliti : Kalau menurut anda sendiri ada gak, hubungan antara dengan mengikuti

training terhadap kinerja kita terhadap kenaikan pangkat gitu, jadi

karirnya kedepannya gitu ngaruh gak?

Budi : Sangat berpengaruh karena apa, kita di charge ulang dengan training itu, kita ditingkatkan kualitas kita. Bagaimana kita jadi leader, bagaimana kita menjadi orang yang bertanggung jawab terhadap departemen itu. Kalau kita tidak dapat modal, bagaimana kita bisa berkembang gitu.Apalagi kalau di swasta tidak ada unsur seperti, maaf ya.. pemerintahan kan, Ok kamu dua tahun sudah waktunya naik, Ok lima tahun waktunya naik, disini kamu walaupun 10 tahun tapi tidak punya skill tambahan gitu ya maka akan tetap diposisi yang sama. Kembali lagi ke individunya.

(37)

102

Lampiran 11: Wawancara Pertama dengan Budi (Karyawan Front Office 1) (sambungan)

Peneliti : Mungkin untuk yang terakhir ya, selama anda mengikuti pelatihan itu sendiri mungkin anda memiliki saran dari pribadi anda sendiri mengenai ooo.. seharusnya training itu seperti ini seperti ini, mungkin ada saran-saran yang perlu disampaikan gitu?

Budi : Kalau untuk sementara ini sih, kalau pendapat pribadi saya sih, kalau pengalaman saya training itu lebih mudah ditangkap, lebih mudah kena itu kalau ada visualisasi. Visualisasi dalam bentuk apapun, misal ya

training making bed, dipraktekkan, gitu kan, misalnya nih kalau ada training contoh standar proses check in, kalau saya ikut hanya SOP

saja, gambarannya susah gitu kan, tapi kalau saya langsung key in di sistem, dari proses A, proses B.. oke kendalanya itu apa.. “oo.. pak biasanya gini”, karena SOP memang itu sebagai acuan tapi setiap hari setiap tahun ada perubahan karena kita jasa kan, kita tidak memproduk sesuatu benda. Kalau benda kan sudah jelas ya.. 1kg 1kg jadi 2kg selesai... Tapi kalau jasa belum tentu.

Peneliti : Jadi istilahnya harus ada role play gitu ya

Budi : role play bisa, intinya harus ada visualisasinya, tidak bisa hanya di kelas

yang hanya... ya bacain SOP, dibagi satu-satu.. itu tertidur nantinya. Peneliti : Jadi visualisasinya saja yang kurang ya

Budi : Alhamdullilah kalau di front office selama ini kita sudah melakukannya, kalau boleh dibilang bagus training-nya.

(38)

103

Lampiran 12: Wawancara Kedua dengan Budi (Karyawan Front Office 1)

Wawancara kedua dengan Budi dilakukan via telepon pada Jumat, 18 Mei 2012, pada pukul 12.13-12.18, di sela-sela jam kerja operasional Budi. Wawancara kedua ini dilakukan untuk mencari informasi yang belum didapatkan pada wawancara pertama.

Peneliti : Selamat siang... Maaf mengganggu lagi, ini saya Marcel yang dari Petra yang dulu pernah interview dengan Jessica di Majapahit.

Budi : Ooo.. iya-iya kenapa?

Peneliti : Saya mau minta waktunya sebentar ya, ada data yang harus dilengkapi lagi. Maaf mengganggu.

Budi : Iya boleh, data apa ya?

Peneliti : Ooo.. Cuma sedikit saja kok, saya mau tanya Tempat tanggal lahir nya di mana?

Budi : Ya, mau nanya apa?

Peneliti : Pertama mau nanya umur berapa ya sekarang? Hehehe... Budi : 35 sekarang.

Peneliti : Ooo.. Iya, lahir dan besar di Surabaya ya? Budi : Iya, di Surabaya itu.

Peneliti : Kemudian yang dulu pernah anda sampaikan kan lulusan D1 ya, itu tempat kuliahnya dari mana?

Budi : Itu dari N.

Peneliti : Ooo... Iya-iya, kemudian dulu kenapa kok memilih terjun ke dunia perhotelan ya?

Budi : Iya, karena memang sudah dari jaman kuliah kan juga di dunia perhotelan. Sudah enjoy saja.

Peneliti : Ooo... Iya... Terima kasih banyak ya atas waktunya, sampai ketemu ya. Budi : Iya sama-sama.

(39)

104

Lampiran 13: Wawancara Pertama dengan Guntur (Karyawan Front Office 2) (sambungan)

Wawancara dengan Guntur dilakukan di Hotel Majapahit pada Selasa, 15 Mei 2012, pada pukul 07.30-08.05, disesuaikan dengan jadwal operasional karyawan yang bersangkutan.

Peneliti : Selamat pagi, ini kita wawancara paling pagi lo selama ini. Hehehe.. Langsung saja ya, mau tanya, kalau boleh tau sudah berapa lama anda sudah bekerja di hotel Majapahit ini?

Guntur : Haha.. iya, ya mau gimana lagi, saya minggu ini masih dapat shift malam. Di sini saya sudah satu tahun.

Peneliti : Sering dapat jaga malam gini?

Guntur : Ya ini kan baru ada yang keluar satu, laki-laki. Nah sekarang tinggal tiga orang yang laki-laki, jadi ya gantian. Tapi ini kok saya belum ganti jadwal lagi.

Peneliti : Ooo.. begitu, kalau sebelum bekerja di Majapahit ini ada pengalaman kerja lain?

Guntur : Sebelumnya di Hotel T Surabaya dengan posisi yang sama yaitu

reception.

Peneliti : Mungkin sebelum di Hotel T ada lagi? Guntur : Sebelumnya masih belum, masih kuliah.

Peneliti : Jenjang pendidikan terakhir yang anda tempuh?

Guntur : Terakhir mengambil S1 di B Malang bidang bahasa Inggris.

Peneliti : Kemudian kalau boleh tau kita juga mau nanya tentang background keluarganya anda, apakah sudah berkeluarga?

Guntur : Ooo belum, masih single.

Peneliti : Kemudian menurut anda sendiri, apa sih program pelatihan itu?

Guntur : Pelatihan itu kalau untuk saya itu untuk menambah skill pegawainya masing-masing ya, jadi karena saya lihatnya gak semua training itu semua pegawai dimasukkan. Beberapa ya seperti saya yang S1 ya sudah

(40)

105

Lampiran 13: Wawancara Pertama dengan Guntur (Karyawan Front Office 2) (sambungan)

tidak mengikuti training kayak yang bahasa inggris dasar. Jadi langsung ikut training yang lebih advance lagi.

Peneliti : Jadi disesuaikan dengan latar belakang pendidikan ya? Guntur : Iya.

Peneliti : Kehadiran program pelatihan yang ada di sini ini penting gak kalau menurut anda?

Guntur : Eee.. buat yang sudah dengan punya basic perhotelan itu biasa saja seharusnya, tapi kalau yang seperti saya kayak gini tidak ada perhotelan sama sekali, penting!

Peneliti : Eee.. selama di Majapahit ini sendiri kan sering ada dijadwalkan untuk

training gitu ya, itu sudah berapa kali anda dijadwalkan untuk training

ini dan kemudian apa saja yang sudah di ikuti.

Guntur : Eee.. berapa kali ya, jarangnya soalnya. Yang ingat itu, handling

complain terus yang langsung berhubungan dengan tamu.

Peneliti : Seperti SOP nya gitu ya? Guntur : Iya.

Peneliti : Jadi lebih ke arah pelatihan yang dari departemen ya? Guntur : Iya, departemen.

Peneliti : Kalau yang dari HRD?

Guntur : Kalau yang dari HRD.... datang juga, tapi kalau waktu incharge, tapi kalau waktu off atau masuk malam, saya tidak datang. Karena waktu malam, sore pasti tidur. Jadi tidak bisa datang. Sedangkan kalau off saya pulang ke Malang.

Peneliti : Jadi pelatihan yang diikuti ya banyak mengenai SOP gitu ya? Sama yang tadi itu yang ingat ya handling complain itu ya? La Kalau misal selama ini berhalangan seperti itu anda pernah mendapat peringatan atau sanksi apa gitu dari pihak HRD?

(41)

106

Lampiran 13: Wawancara Pertama dengan Guntur (Karyawan Front Office 2) (sambungan)

Peneliti : Jadi cuman memberikan reason seperti itu justru tidak apa-apa ya? Guntur : Iya. Mungkin tidak ada pertanyaan sama sekali sampai sekarang. Baik

ikut berapa kali atau enggak.

Peneliti : Tapi selalu dijadwalkan untuk training selanjutnya ya?

Guntur : Iya ada, jadi training itu tidak berhenti hari itu saja, tapi lain kali ada lagi.

Peneliti : Kalau menurut anda pribadi sendiri apa keuntungan dari mengikuti pelatihan ini?

Guntur : Menambah pengetahuan, kalau saya itu lebih butuh ke training-training yang departemen itu.

Peneliti : Jadi yang secara langsung, apa namanya handling guest gitu ya? Guntur : Iya... Kalau SOP gitu kan banyak manfaatnya untuk kedepan.

Peneliti : Kalau kerugiannya? Ada kerugiannya gak dalam mengikuti training? Guntur : Ehm... capek, jadi waktu pulang harusnya jam 3 jam 4 harus molor bisa

sampai jam 7, jadi waktu training seperti yang lalu itu, yang terakhir saya ikut ya handling complain kalau gak salah, itu sudah gak konsen, dan cuma tinggal ngantuk gitu. Tapi ya memang butuh pelatihan itu. Peneliti : Kemudian faktor atau motivasi apa yang membuat anda mau dengan

sukarela untuk mengikuti training.

Guntur : Ehm... motivasinya biar tidak kena komplain tamu, untuk yang masalah detail kayak departemen tertentu, departemen Front Office, pernah kena komplain tentang masalah ini, biar gak kena komplain itu saya mendalami lagi, ikut training.. kok kebetulan ada training ini, walaupun libur ya masuk sudah.

Peneliti : Mungkin untuk motivasi karir jangka panjangnya, mungkin untuk menambah apa istilahnya itu, naik pangkat, ada pikiran kesana juga gak mas?

(42)

107

Lampiran 13: Wawancara Pertama dengan Guntur (Karyawan Front Office 2) (sambungan)

Peneliti : Yang terakhir, ada saran apa dari anda untuk program training di Majapahit ini supaya.. kan tadi anda bilang, sudah capek, bagaimana biar lebih menarik gitu lo, biar tetap lebih fokus atau gimana gitu.

Guntur : Harusnya kalau training gini ini harusnya wajib. Kalau tidak wajib,

datang atau berapa kali tidak datang mestinya kena, kena apa itu.. SP atau peringatan atau sesuatu jadi yang tidak datang tidak meremehkan harusnya seperti itu, tapi karena sampai sekarang tidak ada, orang-orang tertentu yang apalagi yang sudah biasa kerja malam ya tidak kelihatan. Peneliti : Jadi masalah ketegasannya juga ya, kalau dari pengemasan program

training menurut anda apa sudah menarik atau kurang menarik lagi

supaya jadi kalau yang capek-capek atau ngantuk itu bisa merasa lebih.. Ooo.. enggak terlalu serius gitu lo.

Guntur : Iya, harusnya seperti itu, jangan sampai yang ikut training itu bosan, kan jadi kurang menarik, seperti itu kemasannya.

(43)

108

Lampiran 14: Wawancara Kedua dengan Guntur (Karyawan Front Office 2)

Wawancara kedua dengan Guntur dilakukan via telepon pada Jumat, 18 Mei 2012, pada pukul 10.18-10.26, pada saat Guntur sedang menghabiskan waktu senggangnya di rumah. Wawancara kedua ini dilakukan untuk mencari informasi yang belum didapatkan pada wawancara pertama.

Peneliti : Selamat pagi... eee... ini saya Marcel, yang dulu interview dari Petra. Guntur : Ooo.. iya, kenapa ya?

Peneliti : Begini, saya mau minta tolong sekali lagi, waduh, ini ngerepotin lagi. Minta waktunya sebentar ya.

Guntur : Aah.. santai saja.. hehehe...

Peneliti : Iya, ini saya mau tanya sekali lagi, data kemarin masih ada yang belum lengkap, langsung saja ya, saya mau tanya, dulu kenapa ya anda memilih masuk perhotelan, kan dulu anda dari sastra Inggris ya kalau gak salah? Guntur : Iya, alasannya sederhana saja sih, karena perhotelan itu bidang yang

masih mengaplikasikan bahasa Inggris dalam jobdesc-nya.. Gimana? Jawaban saya mantab kan? Hehehe...

Peneliti : Mantab banget.. Haha.. Yang terakhir saya mau tanya sekarang umur berapa ya? Hehehe...

Guntur : Ini masih 25 tahun.

Peneliti : Terima kasih banyak ya bantuannya.

Guntur : Siap... anytime kalau butuh bantuan tentang skripsinya lagi. Peneliti : Iya... Terima kasih.

(44)

109

Lampiran 15: Wawancara Pertama dengan Heru (Karyawan Housekeeping 1)

Wawancara dengan Heru dilakukan di Hotel Majapahit pada Selasa, 15 Mei 2012, pada pukul 08.20-08.55, disesuaikan dengan jadwal operasional karyawan yang bersangkutan.

Peneliti : Selamat pagi, saya mau tanya dulu yang pertama, sudah berapa lama anda bekerja di Majapahit?

Heru : Sekitar 12 tahun lah.

Peneliti : Kemudian sebelum bekerja di Majapahit ini pengalaman pekerjaan lain sebelum di Majapahit?

Heru : Ya saya macam-macam, pernah di mall, pernah jadi security juga, pernah di pasar ikan, tapi yang buat perhotelan baru di Majapahit ini. Peneliti : Ooo... jadi setelah itu di Majapahit ya? Langsung jadi florist ya? Heru : Iya jadi florist.

Peneliti : Kalau boleh tau juga jenjang pendidikan yang terakhir anda capai? Heru : Ooo kebetulan saya masih SMA saja.

Peneliti : Saya juga mau bertanya mengenai background keluarga anda, apakah sudah berkeluarga?

Heru : Sudah, dan anak saya dua, yang pertama lima tahun dan yang kedua 1,5 tahun an.

Peneliti : Kalau menurut anda sendiri, program pelatihan itu apa?

Heru : Ya pelatihan kan, seperti teori dan praktek untuk memperbaiki sistem kerja karyawan, dan menyatukan visi mereka antara manajemen dan karyawan.

Peneliti : Kalau, jadi menurut anda kehadiran pelatihan ini sebenarnya penting gak?

Referensi

Dokumen terkait

2. Asesi menilai contoh respon kepala sekolah yang dicantumkan dalam skenario berdasarkan kategori „kurang memuaskan‟, „memuaskan‟, dan „sangat memuaskan‟. Hasil

Sebagai seorang ibu, mereka diharuskan memiliki kapasitas untuk merawat dan mendidik anak mereka dengan baik, namun sebagai seorang remaja, mereka juga diharuskan

bahwa Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2002 yang didasarkan

Kurikulum Pendidikan Muzik sekolah rendah bermatlamat untuk membina potensi diri murid ke arah melahirkan insan kreatif yang menghayati dan menikmati muzik secara

Perbaikan dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu mengecek kembali paralatan-peralatan pendukung yang masih dapat digunakan atau yang tidak dapat digunakan tahap selanjutnya

Hasil perhitungan diameter teoritik dan diameter nominal yang dipilih untuk alternatif 1 terdapat pada Tabel 3... Namun, hasil menunjukkan bahwa akan terjadi

Pembuatan aplikasi autodigram yang dapat menampilkan keadaan jaringan GSM (seperti : BTS mana yang aktif, MSC mana yang sedang tidak aktif) setiap hari secara otomatis atau pada

Akibatnya reaksi esterifikasi fosfat dengan gugus hidroksil pati jagung menjadi kurang optimum.Hal ini dibuktikan dengan menurunnya nilai DSP pada saat pH campuran 4 dan