• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TRIWULAN I WHISTLE BLOWING SYSTEM DAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN TRIWULAN I WHISTLE BLOWING SYSTEM DAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TRIWULAN I

WHISTLE BLOWING SYSTEM DAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN KAWASAN

PERDESAAN

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN

TRANSMIGRASI TAHUN 2020

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Lingkungan Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan sudah dilakukan sejak Tahun 2015 diawal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi berdiri, sesuai amanah Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025.

Sasaran Utama Reformasi Birokrasi adalah : 1. Birokrasi yang bersih dan akuntabel; 2. Birokrasi yang efektif dan efisien;

3. Birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas.

Oleh karena itu, dalam upaya untuk mewujudkan Pemerintahan yang bersih dan akuntabel, Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan telah melaksanakan hal-hal yang dianggap perlu dalam Area Penguatan Pengawasan di Lingkungan Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan sesuai dengan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 30 Tahun 2018 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah.

Direktorat Pembangunan Kawasan Perdesaan telah secara berkesinambungan dan terus berusaha untuk mengoptimalkan penguatan pengawasan dan meningkatkan kualitas pelayan publik, dan terus berkoordinasi dengan Inspektorat Jenderal melalui Inspektorat V dalam upaya-upaya mewujudkan Pemerintahan yang bersih (clean goverment) dan Pemerintahan yang baik (good goverment) dengan berpedoman pada Peraturan Perundang-Undangan yang telah ditetapkan.

B. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

2. Undang-Undang 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;

3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025;

(3)

6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012 -2014;

7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah;

8. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 tentang Pedoman Penanganan Pengaduan di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi;

9. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pelayanan Informasi Publik dan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi;

10. Keputusan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 8 Tahun 2018 tentang Penetapan Satuan Kerja sebagai Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani pada Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;

11. Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal Nomor 109 Tahun 2019 tentang Mekanisme Pengaduan Masyarakat Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

C. Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan Laporan Triwulan I Pelaksanaan Whistle Blowing System dan Pengaduan Masyarakat adalah untuk memberikan gambaran dan kondisi yang ada sehingga menjadi bahan evaluasi kebijakan bagi pimpinan terhadap pelaksanaan Whistle Blowing System dan penanganan penagaduan masyarakat di lingkungan Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan.

Tujuan penyusunan Laporan Triwulan I Pelaksanaan Whistle Blowing System dan Pengaduan Masyarakat adalah menentukan langkah-langkah tindak lanjut terkait dengan pelaksanaan Whistle Blowing System dan penanganan penagaduan masyarakat di lingkungan Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan.

(4)

BAB II

PELAKSANAAN WHISTLE BLOWING SYSTEM DAN PENGADUAN MASYARAKAT

A. Pelaksanaan Whistle Blowing System

Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi juga telah memiliki WBS yang dapat diakses pada website http://www.wbs.kemendesa.go.id. WBS Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi berdasarkan pada Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 tentang Pedoman Penanganan Pengaduan di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi.

WBS pada Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi merupakan aplikasi pengaduan online yang disediakan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi bagi pegawai yang memiliki informasi dan ingin melaporkan suatu perbuatan berindikasi pelanggaran yang terjadi di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Pelapor pada Whistle Blowing System terjamin untuk dijaga kerahasiaan identitasnya.

Tujuan dilakukannya Whistle Blowing System dan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan adalah : 1. Mewujudkan komunikasi dua arah yang harmonis antara penyedia informasi dengan pemohon dan pengguna informasi Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;

2. Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik dan pengelolaan informasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang baik;

3. Terwujudnya penanganan koordinasi dan penanganan pengaduan masyarakat yang cepat, tepat dan dapat dipertanggungjawabkan; dan 4. Mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang transparan,

efektif dan efisien, akuntabel serta dapat dipertanggungjawabkan.

Terkait dengan pelaksanaan Whistle Blowing System (WBS), Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan telah melakukan beberapa hal sebagai berikut:

1. Berkoordinasi dengan Inspektorat Jenderal terkait yang menjadi Admin WBS Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi untuk megetahui update pengaduan yang masuk ke Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan melalui WBS Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi;

(5)

2. Berdasarkan hasil koordinasi dengan Admin WBS Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, tidak ada pengaduan yang masuk ke Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan pada periode Januari – Maret Tahun 2020;

3. Melakukan evaluasi atas tidak adanya pengaduan yang masuk melalui WBS Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi kepada Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan karena belum disosialisasikannya WBS Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi kepada seluruh pegawai;

4. Menyusun Matriks Jadwal Sosialisasi pada Subbagian Advokasi Hukum Tahun 2020 yang berisi tema sosialisasi, jadwal kegiatan, media sosialisasi, sasaran dan sasaran yang akan dicapai (terlampir);

5. Berdasarkan jadwal sosialisasi yang telah disusun, pada periode Januari – Maret 2020, kami telah melakukan sosialisasi yaitu menempatkan brosur WBS Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi yang merupakan cetakan asli dari Inspektorat Jenderal pada lemari majalah lantai 4 dan kotak brosur pada meja resepsionist lantai 3 dan 4 Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan.

B. Penanganan Pengaduan Masyarakat

Pengaduan Masyarakat di Lingkungan Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan dapat dilakukan melalui :

1. Bersurat secara langsung kepada Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi atau langsung kepada Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan;

2. Kotak Saran; 3. Telepon/Call Center : 1500040; 4. SMS Center : Telkomsel : 081288990040 XL : 087788990040 5. Facebook : Kemendesa.1

6. Twitter : @kemendesa, @DitjenPKP 7. Website http://sipemandu.kemendesa.go.id

Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi saat ini fokus pada peralihan sistem pengaduan secara online yang terintegrasi dalam satu pintu yaitu SIPEMANDU Desa. Alur pelaporan dan penanganan pengaduan masyarakat melalui SIPEMANDU Desa dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Pengaduan masyarakat yang diterima oleh Tim Penanganan Pengaduan pada Unit Kerja Eselon I yang berasal dari organisasi masyarakat, partai

(6)

politik, perorangan atau penerusan pengaduan oleh Kementerian/Lembaga/Komisi Negara dalam bentuk pesan suara, surat, faksmile, email, sms, atau pesan singkat media sosial dicatat dalam agenda surat masuk secara manual atau menggunakan aplikasi Sistem Informasi Publik dan Penanganan Pengaduan Masyarakat (SIPEMANDU) Desa sesuai dengan prosedur pengadministrasian/tata persuratan yang berlaku. Pengaduan yang disampaikan secara lisan agar dituangkan ke dalam formulir yang disediakan;

2. Pencatatan oleh Tim Penanganan Pengaduan tersebut sekurang-kurangnya memuat informasi tentang nomor dan tanggal surat pengaduan, tanggal diterima, identitas pengadu, identitas terlapor dan inti pengaduan;

3. Pengaduan yang alamatnya jelas, segera ditanggapi secara tertulis dalam waktu paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak surat pengaduan diterima dan akan diselesaikan paling lama 60 (enam puluh) hari kerja;

4. Pengaduan yang berupa Pengawasan akan ditindak lanjuti oleh Unit Kerja Eselon I yang bersangkutan dan akan dikirimkan melalui Tim Penanganan Pengaduan masing-masing UKE I. Untuk PIC SIPEMANDU Desa pada Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan adalah Bagian Perencanaan;

5. Pengawasan yang telah di klarifikasi apabila terbukti maka perlu penanganan lebih lanjut dengan waktu sesuai dengan tingkat kesulitan aduan;

6. Hasil penanganan pengaduan dilaporkan kembali melalui aplikasi SIPEMANDU oleh PIC SIPEMANDU Desa.

Dari berbagai kanal pengaduan yang dimiliki Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, pada periode Januari – Maret Tahun 2020 terdapat 3 (tiga) pengaduan yang masuk dan ditujukan kepada Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan. Uraian permasalahan pengaduan dan penanganannya dituangkan dalam Matriks Permasalahan Hukum Litigasi dan Non Litigasi Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan Periode Januari – Maret Tahun 2020 yang akan dijelaskan selanjutnya.

(7)

MATRIKS DATA PERMASALAHAN HUKUM LITIGASI DAN NON LITIGASI

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

PERIODE JANUARI - MARET

TAHUN 2020

NO TGL LOKASI URAIAN MASALAH TINDAK LANJUT KET STATUS

1. Surat Permohonan Audiensi: 11 November 2019 Diterima Ditjen PKP: 12 November 2019 Muna Barat, Sulawesi Tenggara Adanya permohonan audiensi dari Bupati Muna Barat membahas permintaan untuk mengakomodir

Kabupaten Muna Barat dalam RPJMN 2020-2024 ataupun Renstra Kementerian Desa PDTT 2020-2024

1. Dit. PEKP telah menanggapi bahwa penentuan KPPN bukan merupakan kewenangan Kementerian Desa PDTT, melainkan kewenangan dari Kemenko PMK dan Kementerian BAPPENAS

2. Pada tanggal 27 Januari 2020, dilakukan rapat audiensi dengan berbagai K/L terkait yang salah satu hasilnya adalah Kabupaten Muna Barat dijadikan sebagai Prioritas Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi (khusunya Direktorat Jenderal PKP) 1. Perkara Non Litigasi Pengaduan melalui Surat Telah selesai

(8)

Pengaduan: 25 Desember 2019 Diterima Ditjen PKP: 25 Desember 2019 Tanjungsari, Kec. Agrabinta, Kab. Cianjur, Jawa Barat dan memperhatikan kebutuhan renovasi jembatan penghubung Kabupaten Cisalak dengan Kabupaten Lugina yang kondisinya sudah sangat memprihatinkan.

Diharapkan adanya pembangunan jembatan secara permanen dan layak dengan bantuan dana desa dari pemerintah pusat.

Humas yang menjelaskan bahwa masukan pada pemerintah desa untuk menganggarkan dana desa tahun 2020 untuk pembangunan jembatan antar desa sesuai dengan Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2019 Tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun Anggaran 2020;

2. Bagian Hukum Ortala telah menanggapi bahwa persoalan dana desa merupakan tupoksi Ditjen PPMD yaitu pengelolaan dana desa (disampaikan kepada PIC SIPEMANDU UKE I);

3. PIC SIPEMANDU UKE I telah menyampaikan tanggapan pada angka (2) kepada Admin Humas

Litigasi 2. Pengaduan melalui SIPEMANDU Desa selesai 3. Surat Panggilan Saksi: 4 Maret 2020 Diterima Ditjen PKP:

Desa Air Itam, Kkec. Penukal Abab Lematan Ilir Pali, Sumatera Selatan

Pemanggilan saksi untuk proses penyidikan atas dugaan tindak pidana korupsi dalam pembangunan pasar Kawasan perdesaan

1. Melakukan persiapan pendampingan proses penyidikan yang kemudian ditindaklanjuti dengan Tim Advokasi melakukan perjalanan dinas ke Kejaksaan Negeri PALI;

2. Pemeriksaan saksi atas nama Ibu Sri Estiningsih (Pejabat

1. Perkara Litigasi 3. Panggilan saksi disampaikan melalui Surat Sedang diproses (menunggu proses penyiidikan lebih lanjut)

(9)

9 Maret 2020

Penandatangan SPM TA 2016 tanggal 17 Maret 2020;

3. Melaporkan hasil pendampingan proses penyidikan dengan Nota Dinas Nomor: 86/HK/III/2020 perihal Pemenuhan Panggilan Saksi dari Kejaksaan PALI sebagai laporan kepada Direktur 4. Melakukan koordinasi dengan

PPK yang bersangkutan untuk meminta kelengkapan dokumen yang diminta Kejaksaan PALI; 5. Mengirimkan sebagian dokumen

yang diperoleh kepada Kejaksaan Negeri PALI.

TOTAL PENGADUAN 3

BELUM DITINDAKLANJUTI -

SEDANG DIPROSES 2

(10)

Matriks Data Permasalahan Hukum Litigasi Dan Non Litigasi Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan Periode Januari – Maret Tahun 2020 dapat dijelaskan secara lebih rinci sebagai berikut:

1. Permohonan Penetapan Kabupaten Muna Barat sebagai KPPN (Kabupaten Muna Barat, Sulawesi Tenggara)

Surat dari Bupati Muna Barat Nomor: 130/2186/2019 perihal Permohonan Audiensi tanggal 11 November 2019 yang pada intinya memohon untuk menerima audiensi terkait pengembangan KPPN Kabupaten Muna Barat dan arah kebijakan Direktorat Jenderal PKP Tahun 2020-2024 ataupun RENSTRA Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi. Surat tersebut diterima Direktorat Jenderal PKP pada tanggal 12 November 2019.

Menanggapi permintaan audiensi tersebut, Dit. PEKP telah menyapaikan bahwa penentuan KPPN bukan merupakan kewenangan Kementerian Desa PDTT, melainkan kewenangan dari Kemenko PMK dan Kementerian BAPPENAS. Selanjutnya, pada tanggal 27 Januari 2020, dilakukan rapat audiensi dengan berbagai K/L terkait yang salah satu hasilnya adalah Kabupaten Muna Barat dijadikan sebagai Prioritas Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi (khusunya Direktorat Jenderal PKP).

2. Kerusakan Jembatan Penghubung Antar Desa di Desa Tanjungsari, Kec. Agrabinta, Kab. Cianjur, Jawa Barat

Pengaduan merupakan pengaduan dalam ranah non litigasi yang masuk melalui Aplikasi SIPEMANDU Desa dengan rincian pengaduan sebagai berikut:

a. Identitas Pelapor

Nama : Rupendi

Alamat : Desa Tanjungsari, Kec. Agrabinta, Kab. Cianjur, Jawa Barat

No. Telepon : 081573972196 b. Nomor dan Tanggal Laporan

No. Tiket : Bbcf3a50

Tgl Laporan : 25 Desember 2019 c. Isi Laporan

1) Meminta Direktorat Terkait pada Kementerin Desa, PDT dan Transmigrasi untuk meninjau dan memperhatikan kebutuhan renovasi jembatan penghubung Kabupaten Cisalak dengan Kabupaten Lugina yang kondisinya sudah sangat memprihatinkan karena hanya terbuat dari kayu dan bambu swadaya masyarakat;

(11)

2) Mengingat jembatan tersebut adalah satu-satunya akses warga dan anak-anak untuk menuju ke sekolah, maka diharapkan adanya pembangunan jembatan secara permanen dan layak dengan bantuan dana desa dari pemerintah pusat.

d. Tanggapan Admin Humas

1) Alokasi penggunaan dana desa berdasarkan hasil putusan musyawarah desa berdasarkan prioritas dana desa sesuai dengan Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2019;

2) Melihat penggunaan dana desa Tanjung Sari sampai saat ini laporan penggunaan dana desa tahap 2 dialokasikan pemerintah desa untuk pembangunan jalan tani, jalan desa dan operasional PAUD atau sejenisnya;

3) Oleh karena itu, sebaiknya diberikan masukan pada pemerintah desa untuk menganggarkan dana desa tahun 2020 untuk pembangunan jembatan antar desa sesuai dengan Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2019 Tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun Anggaran 2020. Untuk altenatif lain yaitu pengajuan bantuan kepada Kabupaten Cianjur untuk dimintakan bantuan kepada pemerintah pusat;

4) Laporan ini akan disampaikan kepada Direktorat terkait untuk ditindaklanjuti.

Atas pengaduan tersebut, Bagian Hukum, Organisasi dan Tata Laksana melakukan analisis dan telaah yang disampaikan kepada Plt. Sekretaris Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan dengan menyusun Nota Dinas Nomor: 143/HK.11/VI/2020 perihal Laporan Permintaan Peninjauan Kembali Pembangunan Jembatan di Kab. Cianjur yang isinya menyampaikan bahwa Kabupaten Cianjur tidak merupakan satu kawasan perdesaan dan apabila pokok permasalahannya mengenai penggunaan dana desa maka lebih tepat apabila laporan pengaduan ini disampaikan kepada Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa yang mempunyai tugas dan fungsi dalam pengelolaan dana desa. Sehubungan dengan hal tersebut, maka akan dilakukan koordinasi dengan Admin Humas. Selanjutnya, Bagian Hukum, Organisasi dan Tata Laksana telah menyampaikan tanggapan tersebut kepada PIC UKE I Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan bahwa pengaduan mengenai dana desa seharusnya ditujukan kepada Direktorat Jenderal PPMD.

3. Pemanggilan saksi dalam proses penyidikan di Kejaksaan Negeri PALI

Pemanggilan saksi untuk proses penyidikan dugaan tindak pidana korupsi atas Proyek Pembangunan Pasar Kawasan Perdesaan di Desa Air Itam, Kec. Penukal Abab Lematan Ilir (Pali), Prov. Sumatera Selatan Tahun 2016 dengan nilai pekerjaan Rp1.108.122.000.- (satu miliar seratus delapan

(12)

juta seratus dua puluh dua ribu rupiah). Surat panggilan saksi dari Kejaksaan Negeri PALI tanggal 4 Maret 2020 ditujukan kepada Ibu Sri Estiningsih selaku Pejabat Penandatangan SPM TA 2016 pada proyek dimaksud. Menindaklanjuti surat panggilan tersebut, Tim Advokasi melakukan pengawalan dan pendampingan pada proses penyidikan Ibu Sri Estiningsih pada pemeriksaan tanggal 17 Maret 2020.

Hasil pendampingan proses penyidikan dilaporkan kepada Plt. Sekretaris Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan dengan Nota Dinas Nomor: 86/HK/III/2020 perihal Pemenuhan Panggilan Saksi dari Kejaksaan PALI yang hasilnya sebagai berikut:

1) Judul kegiatan adalah Pembangunan Pasar Kawasan Perdesaan di Kabupaten PALI Tahun Anggaran 2016;

2) Berdasarkan Berita Acara Hasil Penelitian Pelaksanaan Hibah Barang Milik Negara Satuan Kerja Direktorat Jenderal PKP Nomor: 112/BAHPP-BMN/DPKP.3/12/2017, jumlah anggaran yang dialokasikan sebesar Rp1.108.122.000,- (satu milyar seratus delapan juta seratus dua puluh dua ribu rupiah);

3) Anggaran yang telah di cairkan adalah sebesar Rp1.024.694.000,- (satu milyar dua puluh empat juta enam ratus sembilan puluh empat ribu rupiah) untuk PT. Azevedopratama Konsultan melalui 3 (tiga) termin pembayaran yaitu uang muka, pembayaran tahap 1 dan tahap 2, dibuktikan dengan:

a) Dokumen Pencairan Konsultan Pengawas Surat Perintah Membayar Nomor: 30284/SPM/PPK.3-DITJENPKP/KDPDTT/XII/2016 Tanggal 8 November 2016;

b) Dokumen Pencairan Konsultan Pengawas Surat Perintah Membayar Nomor: 30405/SPM/PPK.3-DITJENPKP/KDPDTT/XII/2016 Tanggal 23 Desember 2016;

c) Dokumen Pencairan Konsultan Pengawas Surat Perintah Membayar Nomor: 30452/SPM/PPK.3-DITJENPKP/KDPDTT/XII/2016 Tanggal 23 Desember 2016.

4) Saksi telah melengkapi dokumen Surat Perintah Membayar (SPM) yang dicairkan kepada PT. Azevedopratama Konsultan dan telah dilegalisir. 4. Penyidik telah menetapkan 3 (tiga) orang tersangka sebagai berikut: a) Pejabat Pembuat Komitmen (Bapak Asih Prasetia, S.E.);

b) Direktur Utama PT. Azevedopratama (Bapak Ir. Yono Maryono sebagai Konsultan Pengawas);

c) Direktur PT. Bersinar Jesstive Mandiri (Bapak Bilson Marbun sebagai Penyedia).

(13)

a) Kejaksaan Negeri PALI secara lisan meminta dokumen terkait proyek dimaksud agar dilegalisir untuk selanjutnya dikirimkan kembali kepada Kejaksaan Negeri PALI;

b) Daftar permintaan dokumen yang perlu dilegalisir tersebut telah disampaikan kepada Bapak Asih Prasetya untuk ditindaklanjuti sebagai pemenuhan permintaan dokumen oleh Kejaksaan Negeri PALI.

Terkait dengan pengaduan masyarakat, Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan sudah melakukan beberapa hal sebagai berikut:

1. Penanganan pengaduan dilakukan dengan mengacu pada kententuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 tentang Pedoman Penanganan Pengaduan di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi dan Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal Nomor 109 Tahun 2019 tentang Mekanisme Pengaduan Masyarakat Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi; 2. Peraturan dimaksud pada angka 1 telah ditindaklanjuti dengan menyusun

dan memberlakukan SOP Penanganan Pengaduan dan Informasi Publik Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan Nomor: 53/SOP/11/2019 yang disahkan oleh Plt. Sekretaris Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan mulai 1 Januari 2020 (terlampir); 3. Telah ada pengusulan nama PIC SIPEMANDU Direktorat Jenderal

Pembangunan Kawasan Perdesaan (terlampir);

4. Menyusun Matriks Jadwal Sosialisasi pada Subbagian Advokasi Hukum Tahun 2020 yang berisi tema sosialisasi, jadwal kegiatan, media sosialisasi, sasaran dan sasaran yang akan dicapai (terlampir);

5. Berdasarkan jadwal sosialisasi yang telah disusun, pada periode Januari – Maret 2020, kami telah menempatkan kotak saran sebanyak 2 (dua) buah yang masing-masing berada di lantai 3 dan lantai 4 Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesan.

(14)

BAB III

PELAKSANAAN MONITORING DAN EVALUASI

A. Monitoring dan Evaluasi

1. Pelaksanaan WBS Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

a. Belum adanya SOP Pelaporan Pengaduan Melalui WBS yang dibuat oleh Inspektorat Jenderal sehingga masih ada kebingungan dalam prosedur pelaporan dan penangannya pada Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan;

b. Belum adanya sosialisasi lebih lanjut mengenai WBS Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi yang berdampak pada minimnya informasi untuk disosialisasikan kepada para pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan.

2. Penanganan Pengaduan Masyarakat

Mengacu pada hasil monitoring dan evaluasi atas penanganan pengaduan, terdapat beberapa kendala sebagai berikut:

a. Bahwa belum adanya ketentuan SOP yang mengakomodir apabila ada permintaan dihapusnya aduan yang salah disposisi dari Biro Humas dan Kerjasama sehingga prosesnya panjang yaitu dilakukan dengan melaporkan melalui PIC SIPEMANDU UKE I dan juga bersurat kepada Kepala Biro Humas dan Kerjasama;

b. Bahwa penyelesaian pengaduan membutuhkan jangka waktu yang lebih panjang dari ketentuan yang ditetapkan dalam SOP Penanganan Pengaduan dan Informasi Publik yaitu maksimal 14 (empat belas) hari kerja, sedangkan untuk proses persidangan dapat melebihi jangka waktu tersebut.

NO URAIAN TANGGAL SURAT PENGADUAN DITERIMA DITJEN TANGGAL

PKP

KOORDINASI KASUS DENGAN

UNIT TERKAIT JAWABAN DARI UNIT TERKAIT KE PELAPOR DISAMPAIKAN KE PIMPINANTELAAH PENGADUAN EVALUASI TERHADAP KASUS PENGADUAN TINDAK LANJUT TERHADAP EVALUASI PENGADUAN KETERANGAN 1 Adanya permohonan audiensi dari Bupati

Muna Barat membahas permintaan untuk mengakomodir Kabupaten Muna Barat dalam RPJMN 2020-2024 ataupun Renstra Kementerian Desa PDTT 2020-2024 (Muna Barat, Sulawesi Tenggara)

11 November 2019 12 November 2019 Koordinasi klarifikasi dan taggapan

yang akan disampaikan Pada audiensi tanggal 27 Januari 2020, telah disampaikan bahwa kewenangan penetapan KPPN tidak ada pada Kemendesa PDTT, melainkan merupakan wewenang dari Kemenko PMK bersama dengan Bappenas

Telah dilakukan diskusi dan koordinasi dengan Kemenko PMK tentang penetapan Kabupaten Muna Barat sebagai Wilayah Prioritas Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

Penetapan KPPN Nasional bukan merupakan kewenangan dari Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, melainkan merupakan kewenangan dari Kemenko PMK dan Kementerian Bappenas

Kabupaten Muna Barat dijadikan sebagai Wilayah Prioritas Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi (khususnya Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan)

2 Permintaan peninjauan kembali dan renovasi jembatan penghubung di Kab. Cisalak dengan Lugina dengan alokasi dana desa (Desa Tanjungsari, Kec. Agrabinta, Kab. Cianjur, Jawa Barat)

25 Desember 2019 25 Desember 2019 Telah berdiskusi bahwa penggunaan dana desa bukan merupakan tupoksi Ditjen PKP

Jawaban disampaikan kepada PIC SIPEMANDU UKE I bahwa desa tanjungsari bukan merupakan satu kawasan perdesaan dan mengenai dana desa merupakan tupoksi dari Ditjen PPMD

1. Penyampaian Nota Dinas Nomor: 143/HK.11/VI/2020 perihal Laporan Permintaan Peninjauan Kembali Pembangunan Jembatan di Kab. Cianjur

2. Penyampaian tanggapan kepada PIC SIPEMANDU UKE I bahwa desa tanjungsari bukan merupakan satu kawasan perdesaan dan mengenai dana desa merupakan tupoksi dari Ditjen PPMD

Penyampaian Surat dari Plt. Sesditjen PKP kepada Kabiro Humasker Nomor: 712/HK/10/VI/2020 perihal Penyampaian Laporan Permintaan Penggunaan Dana Desa dan Peninjauan Kembali atas Bangunan Jembatan yang Rusak di Kabupaten Cianjur tanggal 17 Juni 2020 bahwa pengaduan mengenai dana desa seharusnya ditujukan kepada Ditjen PPMD

1. Dihapusnya disposisi pengaduan

dari Akun SIPEMANDU Ditjen PKP; 2. Admin Humas telah

mendisposisikan kembali kepada Ditjen PPMD

Pengaduan melalui SIPEMANDU Desa

3 Proses pemanggilan saksi atas dugaan tindak pidana korupsi dalam Pembangunan Pasar Kawasan Perdesaan (Desa Air Itam, Kec Penukal Abab Lematan Ilir (PALI), Sumatera Utara)

4 Maret 2020 9 Maret 2020 Persiapan dan penyelarasan jawaban yang akan disampaikan kepada penyidik

Penyampaian keterangan secara lisan oleh Pejabat Penandatangan SPM TA 2016 kepada Penyidik bahwa berdasarkan Berita Acara Hasil Penelitian Hibah BMN jumlah anggaran yang dialokasikan kepada Rp1.108.122.000 dan anggaran yang telah dicairkan Rp1.024.694.000 kepada Pelaksana melalui 3 termin pembayaran. Saksi telah melengkapi dokumen SPM dan telah dilegalisir

1. Nota Dinas Nomor: 86/HK/III/2020 perihal Pemenuhan Panggilan Saksi dari Kejaksaan PALI sebagai laporan kepada Direktur 2. Nota Dinas Nomor: 393/HK.10/IV/2020 perihal Laporan Pendampingan Proses Hukum di Kejaksaan PALI tanggal 14 April 2020 kepada Dirjen PKP bahwa Tim Advokasi telah melakukan pendampingan pada proses penyidikan atas pemanggilan Pejabat Penandatangan SPM TA 2016, Ibu Sri Estningsih

1. Mengikuti proses penyidikan dengan baik dan kooperatif 2. Mempersiapkan dokumen-dokumen proyek dan peraturan yang diminta oleh Kejaksaan PALI

1. Melakukan perjalanan dinas ke Kejaksaan PALI untuk melakukan pendampingan penyidikan saksi dari Ditjen PKP

2. Mengirimkan sebagian dokumen proyek dan peraturan kepada Kejaksaan PALI MATRIK MONITORING DAN EVALUASI PERMASALAHAN HUKUM LITIGASI DAN NON LITIGASI

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN TAHUN 2020

(15)

B. Rencana Aksi

1. Pelaksanaan WBS Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

a. Berkoordinasi dengan Inspektorat Jenderal yang menangani WBS untuk mendapatkan update terbaru mengenai rencana penyusunan SOP tersebut;

b. Berkoordinasi dengan Inspektorat Jenderal untuk meminta brosur atau video tutorial pelaporan pengaduan melalui WBS terbaru untuk digunakan sebagai prior knowledge bagi pegawai di Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan.

2. Penanganan Pengaduan Masyarakat

a. Berkoordinasi dengan Admin pada Biro Humas dan Kerjasama untuk mengklarifikasi apakah terdapat prosedur baku mengenai penghapusan disposisi aduan;

b. Penyesuaian jangka waktu dalam SOP Penanganan Pengaduan dan Informasi Publik dengan mempertimbangkan tingkat kesulitan dari aduan yang ditangani.

(16)

BAB IV PENUTUP

Dari apa yang sudah dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih (clean goverment) dan pemerintahan yang baik (good goverment), maka pelaksanaan Whistle Blowing System dan Pengaduan Masyarakat sudah dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pelaksanaan WBS dan Pengaduan Masyarakat dirasakan kurang maksimal karena terdapat beberapa kendala yang muncul. Kendala yang dihadapi adalah kurangnya sosialisasi WBS Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi dan koordinasi penanganan pengaduan yang membutuhkan waktu lebih panjang. Namun, telah disusun upaya penyelesaian yang akan dilakukan pada triwulan selanjutnya untuk memperbaiki kekurangan yang ada.

Laporan Triwulan I WBS dan Pengaduan Masyarakat ini disusun dengan harapan mampu memenuhi fungsinya sebagai sarana akuntabilitas sesuai amanah yang telah diemban dan menjadi sarana umpan balik bagi peningkatan Pengawasan dan perbaikan kualitas pelayanan publik di Lingkungan Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan. Laporan ini kami buat secara ringkas sebagai wujud pertanggungjawaban kami terhadap WBS dan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan.

Jakarta, 7 April 2020 Kepala Bagian Hukum,

Organisasi dan Tata Laksana,

Fince D. Hasibuan

(17)

Lampiran

Matriks Jadwal Sosialisasi pada Subbagian Advokasi Hukum Tahun 2020

(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)

Lampiran

SOP Penanganan Pengaduan dan Informasi Publik Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan Nomor: 53/SOP/11/2019 yang disahkan oleh Plt. Sekretaris Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan

(24)
(25)
(26)

Lasmpiran

Nota Dinas Penetapan PIC Layanan Pengaduan dan Aplikasi SIPEMANDU Direktorat Jenderal PKP

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Faktor

(sepotong rotan), rabayang (tombak bersayap/sejenis tri sula). Jari telunjuk mereka menunjuk ke atas sebagai tanda bahwa mereka berdua bersaksi kepada Ranying Hatalla

Dengan bantuan guru, siswa dapat menghubungkan matematika dan pengetahuan ilmiah mereka dengan masalah, dan mampu mengidentifikasi teknologi yang diperlukan.. Students are able

Berdasarkan hasil pelaksanaan pengabdian didapatkan data bahwa terjadi peningkatan pengetahuan tentang seks bebas yang signifikan berdasarkan grafik 1 dapat

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya dari observasi dan wawancara penulis Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa permainan tradisional engklek dapat

Gambar 3. Peserta Didik dan Guru SMK BNM Pariaman jurusan Perkantoran Permasalahan Mitra.. Sejauh ini pengaplikasian system pengetikan 10 jari belum dilaksanakan dengan

FIKRI BAHRUL ILMI Anak Belum Kawin DSN... Istri

Mempertimbangkan fase hidup produk Buana Muda sebagai layanan wisata baru sehingga masih tergolong ke tahap pengenalan, karakter pembelian yang termasuk ke dalam high level