• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

liv

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Obyek Penelitian

3.1.1 Gambaran umum perusahaan

PT. Isogai Indonesia merupakan perusahaan PMA yang berdiri bulan Mei 2000, yang merupakan perusahaan manufaktur pembuatan baut ulir (screw) dari barang mentah menjadi barang jadi. PT. Isogai Indonesia merupakan afiliasi dari perusahaan induk di Jepang yang bernama Isogai Fasteners Co. Ltd. PT. Isogai Indonesia memproduksi berbagai macam jenis baut sebagai produk utama dan beberapa produk penunjang lain seperti pin, rivet, dan mur.

Sebagai perusahaan yang telah berdiri lebih kurang 10 tahun, PT. Isogai Indonesia telah memilliki jaringan pemasaran yang cukup luas. Hal ini bisa kita lihat dari pasar yang dikuasaainya. Sejak pertama kali berdiri 80% produk yang dihasilkannya adalah untuk di ekspor. Negara-negara tujuan Ekspornya antara lain : Amerika Serikat, Inggris, Hongkong, Singapore, Malaysia, Jepang dan lain-lain. Pada perkembanganya PT. Isogai Indonesia telah mulai membidik untuk pasaran lokal terutama untuk mensuplay perusahaan elektronik seperti Toshiba, Sharp, Sanyo, JVC, dan banyak lagi perusahaan Jepang lain yang ada di Indonesia. Hal ini terkait dengan program ramah lingkungan yang sekarang sedang gencar di digalakkan di seluruh dunia. Screw yang di produksi di PT. Isogai Indonesia telah mendapatkan sertifikat RoHS Free (Restricted of Hazardous Substance) dari lembaga berwenang.

(2)

lv 3.1.2 Proses Produksi Screw

Proses pembuatan Screw mempunyai urutan atau alur proses yaitu : 1. Proses Heading

Proses ini adalah proses pembuatan kepala screw dimana material awal yang digunakan adalah berupa gulungan kawat baik itu dari besi (steel), kuningan (Brass), alumunium, dan stainless Steel. Dari proses heading inilah awal mula screw dibentuk sesuai dengan berbagai macam permintaan dari customer. Standart yang umum digunakan oleh PT. Isogai Indonesia adalah standart JIS ( Japanese Industrial Standard )

2. Proses Rolling

Setelah melalui proses Heading kemudian masuk ke proses rolling. Pada proses ini adalah proses pembuatan ulir untuk berbagai macam type ulir. Tipe ulir yang ada dan diproduksi PT. Isogai Indonesia ada berbagai macam diantaranya : Tapping Screw, Taptite Screw, Hi-LO, Ide-Tite, Pro-Tite dan lain sebagainya.

3. Proses Heatreatment.

Proses ini adalah proses hardening (pengerasan) screw dengan proses pemanasan ±890ºC untuk mencapai standar kekerasan antara 450~750 Hv untuk bagian surface (permukaan) dan 200~400Hv untuk bagian core (inti). 4. Proses plating.

Yaitu Proses pemberian warna screw sesuai dengan permintaan customer. Untuk standar warna ada beberapa macam antara lain Yellow zinc, Black zinc, Blue zinc, Dacro, Olive ( warna kehijau-hijauan). Pada akhir 2004 PT. Isogai

(3)

lvi

Indonesia sudah memulai dengan plating yang menggunakan zat yang ramah lingkungan (environmental friendly). Hal ini merupakan tuntutan dari dunia untuk mndukung program produk yang ramah lingkungan.

5. Proses Sorting.

Proses ini untuk menjamin produk yang dihasilkan tidak ada yang tercampur atau mungkin tercampur dengan barang lain, selain itu juga memastikan produk yang telah jadi itu sesuai dengan spesifikasi yang dibuat oleh customer, baik itu warna dan bentuk secara visual.

6. Proses Packing

Proses ini adalah proses pengepakan sesuai dengan standar packing yang diminta oleh customer.

3.1.3 Visi dan Misi perusahaan

Dalam menjalankan kegiatan usahanya, PT. Isogai Indonesia mempunyai visi yaitu : “Menjadikan PT. Isogai Indonesia sebagai perusahaan manufaktur spesialis Fastening Component yang terbesar di dunia”. Menjadi perusahaan manufaktur screw yang berorientasi pada kualitas dan pelayanan. Karena dalam industri screw, factor kualitas dan pelayanan merupakan kunci penting yang sangat menentukan di dalam kegiatannya.

Misi dari PT. Isogai Indonesia : “Mengembangkan bisnis spesialis fastening component yang mampu bersaing di pasar global dengan membangun tradisi mutu yang baik, desain teknologi tinggi dan pengembangan sumber daya manusia yang profesional di bidangnya”. Adalah menjadi perusahaan yang

(4)

lvii

senantiasa berusaha tanpa henti untuk mencapai kesempuranaan. Untuk itu PT. Isogai Indonesia selalu membangun dan meningkatkan kemampuan SDM secara terus-menerus, baik dari segi pengetahuan teknis, teknologi, ketepatan waktu pengiriman, dan pelayanan lain kepada pelanggan.

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif ini digunakan untuk memberikan gambaran pengukuran kinerja dengan konsep Balanced Scorecard. Dengan digunakannya penelitian deskriptif ini, maka penelitian tidak menggunakan hipotesis, melainkan hanya mendeskripsikan informasi yang cukup sesuai dengan tujuan penelitian.

3.3 Variabel dan Skala Pengukuran 3.3.1 Skala Pengukuran

a. Skala Ordinal

Skala yang digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan dan kepuasan kerja karyawan pada penelitian ini adalah ordinal yang memungkinkan untuk pengurutan data dari tingkat paling rendah ke tingkat paling tinggi atau sebaliknya. Pernyataan-pernyataan dalam kuesioner menggunakan skala likert lima tingkat yang bobot penilaiannya sebagai berikut:

Sangat puas = 5

Puas = 4

(5)

lviii

Ragu-Ragu = 3

Tidak puas = 2

Sangat tidak puas = 1

b. Skala Rasio

Data berskala rasio adalah data yang jaraknya sama, dan mempunyai nilai nol mutlak. Data perspektif keuangan, data barang yang diproduksi untuk pengukuran perspektif proses bisnis internal, dan data jumlah karyawan untuk mengukur perspektif pembelajaran dan pertumbuhan merupakan data berskala rasio.

3.3.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dimaksudkan untuk memberikan batasan dan penjelasan mengenai variabel yang akan dipakai dalam penelitian ini. Penulis mengukur variabel keuangan dan non-keuangan. Perspektif non-keuangan terdiri dari pelanggan, proses internal bisnis, serta perspektif proses pertumbuhan dan pembelajaran.

a. Perspektif keuangan

Mengukur kinerja keuangan perusahaan, dilihat dengan menggunakan rasio Net Profit Margin (Margin Laba Bersih), Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover) dan ROI (Return On Investment).

b. Perspektif pelanggan

Indikator pengukuran perspektif pelanggan adalah dengan tingkat keluhan pelanggan dan tingkat kepuasan pelanggan.

(6)

lix

1. Pengukuran tingkat keluhan pelanggan digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat keluhan pelanggan dibandingkan dengan target keluhan pelanggan yang ditetapkan perusahaan.

2. Tingkat kepuasan pelanggan (customer satisfaction) untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memuaskan kebutuhan pelanggan.

c. Perspektif Internal Bisnis

Mengetahui apa yang terbaik yang harus dilakukan perusahaan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan. Indikator pengukurannya adalah sebagai berikut:

1. On time delivery, adalah tingkat ketepatan jadwal pengiriman dibandingkan dengan jumlah barang yang diorder.

2. Reject ratio, adalah target kualitas produksi perusahaan sebagai tolak ukur mutu produk yang dihasilkan.

d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Pengukuran dilakukan untuk mengetahui tingkat retensi karyawan dan tingkat kepuasan karyawan.

3. 4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Wawancara

Penulis mewawancarai bagian-bagian yang berhubungan dengan penelitian ini, yaitu Manager keuangan untuk kinerja keuangan, Manager pemasaran untuk mendapatkan sumber yang berhubungan dengan perspektif

(7)

lx

pelanggan, Manager HRD untuk mengetahui aspek-aspek perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, dan Manager Produksi sehubungan dengan perspektif proses bisnis internal.

b. Kuesioner

Penulis membuat daftar pertanyaan yang berkaitan dengan tingkat kepuasan pelanggan dan kepuasan kerja. Kuesioner tingkat kepuasan pelanggan dibagikan kepada pelanggan PT Isogai Indonesia. Sedangkan kuesioner kepuasan kerja dibagikan kepada karyawan PT Isogai Indonesia.

c. Pengumpulan Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder dalam bentuk laporan yang disediakan oleh PT Isogai Indonesia antara lain laporan keuangan perusahaan sehubungan dengan pengukuran kinerja untuk perspektif keuangan, daftar pelanggan untuk mengukur perspektif pelanggan, sasaran mutu departemen produksi untuk data pengukuran perspektif proses bisnis internal, dan daftar jumlah karyawan untuk mengukur perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Data laporan keuangan yang dianalisis adalah periode Per 31 Maret 2009 dan 31 Maret 2010. Data untuk perspektif lainnya adalah periode tahun 2009 dan 2010.

3.5 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: a. Data Primer

Pengertian data primer adalah data asli yang dikumpulkan sendiri oleh periset untuk menjawab masalah risetnya secara khusus (Istijanto 2005:32).

(8)

lxi

Dalam penelitian ini, data primer diperoleh langsung dari sumbernya dan merupakan data kuantitatif yang bersifat terstruktur. Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan alat yang terstruktur, yaitu alternatif jawaban terhadap pernyataan yang disampaikan kepada responden dalam kuesioner. Selanjutnya, penulis mengubah data dari jawaban para responden menjadi satuan kuantitatif, misalnya jawaban Sangat Puas bernilai 5, Puas bernilai 4, Ragu-ragu bernilai 3, Tidak Puas bernilai 2, dan Sangat Tidak Puas bernilai 1. Data ini bisa dikaitkan dengan angka, oleh karena itu dinamakan data kuantitatif (Istijanto 2005:34). b. Data Sekunder

Pengertian data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan pihak lain dan periset hanya memanfaatkan data yang ada untuk penelitiannya (Istijanto 2005:27). Data sekunder yang digunakan dalama penelitian ini adalah data internal PT Isogai Indonesia Jakarta antara lain yaitu laporan keuangan, jumlah karyawan, jumlah pelanggan, sasaran mutu, profil dan struktur organisasi PT Isogai Indonesia.

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah jumlah dari keseluruhan obyek satuan-satuan atau individu-individu yang disebut unit analisis. Keterangan-keterangan (karakteristik) yang dikumpulkan dari unit analisis membentuk suatu data statistik.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang yang dimiliki populasi tersebut. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

(9)

lxii

metode non probabilitas yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan dan pelanggan PT Isogai Indonesia, sedangkan untuk mengetahui sampel yang diinginkan dapat menggunakan rumus Slovin dalam Husein Umar (2005:106) yaitu:

n =

Keterangan: n : Ukuran Sampel N : Ukuran Populasi

e : Presentasi kelonggaran karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir yaitu 10% (karena populasi termasuk besar).

Pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik nonprobabilitas dengan cara Convenience Sampling yaitu peneliti memiliki kebebasan untuk memilih siapa saja yang ditemui (Umar 2005:107).

3.7 Metode Analisis Data

Alat analisis yang digunakan untuk mengimplementasikan metode Balanced Scorecard terdiri dari empat perspektif, yaitu:

a. Perspektif keuangan

Analisis kinerja keuangan dinilai berdasarkan rasio berikut ini (Kasmir 2008:203): 1) Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)

(10)

lxiii

Net Profit Margin merupakan salah satu rasio profitabilitas yang menggambarkan laba bersih dari setiap penjualan yang dihasilkan. Rumus untuk mencari profit margin adalah sebagai berikut:

Net Profit Margin = Earning After Interest and Tax (EAIT) Sales

Rasio net profit margin (margin laba bersih) merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan antar laba setelah bunga dan pajak dibandngkan dengan penjualan. Rasio ini menunjukkan pendapatan bersih perusahaan atas penjualan. Semakin tinggi nilai net profit margin berarti semakin baik, karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi. 2) Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover)

Rasio ini menunjukkan kecepatan perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dengan kata lain, perputaran total aktiva (Total Assets Turnover) mencerminkan efisiensi manajemen dalam menggunakan aktiva perusahaan untuk menghasilkan penjualan. Total Assets Turnover dapat dihitung dengan rumus:

Sales Total Assets Turnover =

Total Assets

Semakin tinggi rasio ini berarti menunjukkan bahwa perusahaan dapat memanfaatkan aktiva yang dimiliki dalam menghasilkan penjualan bersih. 3) ROI (Return On Investment)

ROI merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengembalian investasi dalam jangka waktu tertentu. Rumus untuk mencari ROI adalah sebagai berikut:

(11)

lxiv

ROI = Margin Laba Bersih x Perputaran Total Aktiva

Semakin tinggi nilai ROI berarti semakin baik kinerja perusahaan dalam memanfaatkan aktiva, begitu pula sebaliknya.

b. Perspektif pelanggan/konsumen 1) Tingkat keluhan pelanggan

Pengukuran tingkat keluhan pelanggan digunakan untuk mengetahui seberapa banyak keluhan pelanggan setiap tahun. Semakin rendah tingkat keluhan pelanggan berarti semakin baik PT Isogai Indonesia memenuhi keinginan pelanggan.

2) Tingkat kepuasan pelanggan

Tingkat kepuasan pelanggan digunakan untuk mengukur seberapa jauh kepuasan terhadap produk dan pelayanan PT. Isogai Indonesia, yang dihitung dengan rumus sebagai berikut (Kasmir 2008:25):

Tingkat kepuasan pelanggan= Jumlah skor jawaban x 100% Skor maksimal

Semakin tinggi tingkat kepuasan pelanggan berarti menunjukkan semakin baik kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan. Tingkat kepuasan pelanggan dapat diukur dengan menyebar kuesioner. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh konsumen PT. Isogai Indonesia, sedangkan sampel ditetapkan menggunakan rumus Slovin.

(12)

lxv

Pengujian instrumen penelitian dengan menggunakan: 1) Uji validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam menjalankan fungsinya. Setiap butir pertanyaan dalam kuesioner diuji dengan uji korelasi product moment dengan bantuan program SPSS, yang mana setiap butir pertanyaan berkorelasi positif terhadap skor total dengan tingkat signifikansi 5%. Uji validitas ini dikatakan valid apabila nilai r lebih besar daripada nilai r tabel. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Sugiyono 2007: 183).

r Keterangan: r : Koefisien korelasi x : Variabel independen y : Variabel dependen n : Jumlah sampel 2) Uji reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran telah konsisten apabila dilakukan dua kali atau lebih dari gejala yang sama. Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menghitung koefisien cronbach alpha dari masing-masing instrumen suatu pertanyaan. Kuesioner

(13)

lxvi

dinyatakan andal (reliable) apabila dalam pertanyaan reliabilitas diperoleh nilai cronbach alpha diatas 0,60.

=

Keterangan:

rn : reliabilitas instrumen

K : banyaknya butir pertanyaan : jumlah varian butir : varian total

c. Perspektif proses internal bisnis

Pengukuran kinerja dari perspektif proses internal bisnis menggunakan: 1) On time delivery

Tingkat ketepatan jadwal pengiriman disesuaikan dengan waktu permintaan pengiriman oleh pelanggan. Semakin tepat jadwal pengiriman berarti semakin tinggi pula tingkat kepercayaan pelanggan terhadap pelayanan perusahaan. On time delivery = Jumlah Barang Yang Pengirimannya Tepat Waktu x 100%

Jumlah Barang Yang Diorder 2) Reject ratio

Reject ratio adalah rasio penolakan produk oleh bagian Quality Control yang dikarenakan adanya cacat produk baik berupa kesalahan dimensi, visual, dan lainnya yang dapat menyebaban produk ditolak oleh pelanggan. Semakin kecil nilai reject ratio, berarti semakin baik mutu produk perusahaan.

(14)

lxvii

Reject ratio = Jumlah Barang Yang Cacat x 100% Jumlah Barang Yang Diproduksi

d. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

Dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan akan menggunakan perhitungan: 1) Tingkat retensi karyawan

Tingkat retensi karyawan dihitung menggunakan perhitungan perputaran karyawan kunci. Rumus untuk mencari tingkat retensi karyawan adalah sebagai berikut:

Semakin tinggi tingkat retensi karyawan, berarti menunjukkan semakin tinggi pula prosentase perputaran karyawan.

2) Tingkat kepuasan kerja karyawan

Kepuasan kerja karyawan merupakan penentu dari pengukuran tingkat produktivitas karyawan dan tingkat retensi karyawan. Rumus untuk mencari tingkat kepuasan karyawan adalah sebagai berikut (Kasmir 2008:25):

Tingkat kepuasan kerja karyawan = Jumlah skor jawaban x 100% Skor maksimal

Kepuasan kerja karyawan dapat diukur melalui penyebaran kuesioner. Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Isogai Indonesia. Sedangkan jumlah sampel diambil dengan menggunakan rumus Slovin

(15)

lxviii

Pengujian instrumen penelitian dengan menggunakan:

a) Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam menjalankan fungsinya. Setiap butir pertanyaan dalam kuesioner diuji dengan uji korelasi product moment dengan bentuan program SPSS, yang mana setiap butir pertanyaan berkorelasi positif terhadap skor total dengan tingkat signifikansi 5%. Uji validitas ini dikatakan valid apabila nilainya lebih besar dari nilai r tabel. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Sugiyono 2007: 183).

r Keterangan: r : Koefisien korelasi x : Variabel independen y : Variabel dependen n : Jumlah sampel

b) Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran telah konsisten apabila dilakukan dua kali atau lebih dari gejala yang sama. Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menghitung koefisien cronbach alpha dari masing-masing instrumen suatu pertanyaan. Kuesioner dinyatakan andal (reliable) apabila dalam pertanyaan reliabilitas diperoleh nilai cronbach alpha diatas 0,60.

=

(16)

lxix Keterangan:

rn : reliabilitas instrumen

K : banyaknya butir pertanyaan

: jumlah varian butir : varian total

e. Menilai hasil pengukuran kinerja

Pengukuran terhadap empat perspektif dilakukan dengan membandingkan data dari tahun ke tahun, dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 3.1

Penilaian Kriteria Balanced Scorecard

Rentang skor Kriteria

< 24.5 Tidak Sehat

25 – 49,5 Kurang Sehat

50 – 74,5 Cukup Sehat

> 75 Sehat

Sumber : Suparjo 2008:31

Penilaian kinerja Balanced Scorecard mempunyai karakteristik yang lebih komprehensif karena melibatkan berbagai unsur yang mempunyai pengaruh terhadap kinerja menajemen. Kinerja manajemen tidak semata-mata ditinjau dari rasio keuangan saja, tetapi juga dari aspek lain yaitu perspektif pelanggan, perspektif internal bisnis, dan perspektif pelanggan, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Dari nilai keempat perspektif tersebut dapat dianalisa rentang skor Balanced Scorecard sehingga dapat diketahui kriteria perusahaan sehat atau tidak.

Referensi

Dokumen terkait

Dari Gambar 14 dan Gambar 15 dapat dilihat bahwa aplikasi dapat menggambarkan notasi balok sesuai dengan data yang terdapat pada file midi, tetapi masih terdapat

Pada penelitian ini setiap kasus dibagi menjadi 3(tiga) bagian yaitu : Pasien (yang berisi data-data tentang pasien), gejala dan jenis gangguan psikologi. Pembagian

(2) Penegasan batas daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dilakukan oleh Tim PBD Kabupaten/kota atau Tim PBD Provinsi, dikoordinasikan oleh Tim PBD

Maka hipotesa yang menyatakan menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian anemia pada ibu hamil di UPTD Puskesmas tanjung Agung Tahun

Bahan tambahan pangan seperti formalin dan boraks merupakan salah satu bahan yang dilarang digunakan dalam makanan namun keberadaannya di sekitar kita sudah tidak dapat

Pengaruh Pemberian Agensia Hayati Mikoriza (Acaulospora Tuberculata) Terhadap Intensitas Penyakit Layu Fusarium Pada Tanaman Bawang Merah (Allium Ascalonicum L)

Jember bagian utara,yang tempatnya pelosok,disana kami melihat banner yang mempromosikan SMA nuris jember,dengan demikian penulis berkesimpulan bahwa manajemen humas yang

Penelitian ini yang menjadi populasinya adalah Istri dari pasangan usia subur yang pada saat ini tidak mengikuti program KB dengan kriteria jumlah anak lebih