• Tidak ada hasil yang ditemukan

Zooplankton

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Zooplankton"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Zooplankton Zooplankton

Tinjauan Umum Zooplankton Tinjauan Umum Zooplankton

Istilah plankton berasal dari kata Yunani yang berarti pengembara. Plankton hidupnya Istilah plankton berasal dari kata Yunani yang berarti pengembara. Plankton hidupnya

mengapung atau melayang dan daya geraknya tergantung dari pergerakan arus atau pergerakan mengapung atau melayang dan daya geraknya tergantung dari pergerakan arus atau pergerakan air. Plankton dibagi dalam dua golongan besar yaitu fitoplankton (plakton tumbuhan atau nabati) air. Plankton dibagi dalam dua golongan besar yaitu fitoplankton (plakton tumbuhan atau nabati) dan zooplankton (plankton hewani) (Arinardi

dan zooplankton (plankton hewani) (Arinardi et. al.et. al., 1994)., 1994).

Zooplankton atau plankton hewani merupakan suatu organisme yang berukuran kecil yang Zooplankton atau plankton hewani merupakan suatu organisme yang berukuran kecil yang hidupnya terombang-ambing oleh arus di lautan bebas yang hidupnya sebagai hewan. hidupnya terombang-ambing oleh arus di lautan bebas yang hidupnya sebagai hewan.

Zooplankton sebenarnya termasuk golongan hewan perenang aktif, yang dapat mengadakan Zooplankton sebenarnya termasuk golongan hewan perenang aktif, yang dapat mengadakan migrasi secara vertikal pada beberapa lapisan perairan, tetapi kekuatan berenang mereka adalah migrasi secara vertikal pada beberapa lapisan perairan, tetapi kekuatan berenang mereka adalah sangat kecil jika dibandingkan dengan kuatnya gerakan arus itu sendiri ( Hutabarat dan Evans, sangat kecil jika dibandingkan dengan kuatnya gerakan arus itu sendiri ( Hutabarat dan Evans, 1986).

1986).

Berdasarkan siklus hidupnya zooplankton dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu sebagai Berdasarkan siklus hidupnya zooplankton dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu sebagai meroplankton dan holoplankton banyak jenis hewan yang menghabiskan sebagian hidupnya meroplankton dan holoplankton banyak jenis hewan yang menghabiskan sebagian hidupnya sebagai plankton, khususnya pada tingkat larva. Plankton kelompok ini disebut meroplankton sebagai plankton, khususnya pada tingkat larva. Plankton kelompok ini disebut meroplankton atau plankton sementara. Sedangkan holoplankton atau plankton tetap, yaitu biota yang

atau plankton sementara. Sedangkan holoplankton atau plankton tetap, yaitu biota yang sepanjang hidupnya sebagai plankton. (Raymont, 1983; Omori dan Ikeda, 1984; Arinardi sepanjang hidupnya sebagai plankton. (Raymont, 1983; Omori dan Ikeda, 1984; Arinardi et et  al 

al .,1994, 1996)..,1994, 1996).

Meroplankton terdiri atas larva dari Filum Annelida, Moluska, Byrozoa, Echinodermata, Meroplankton terdiri atas larva dari Filum Annelida, Moluska, Byrozoa, Echinodermata,

Coelenterata atau planula Cnidaria, berbagai macam Nauplius dan zoea sebagai Artrhopoda yang Coelenterata atau planula Cnidaria, berbagai macam Nauplius dan zoea sebagai Artrhopoda yang hidup di dasar, juga telur dan tahap larva kebanyakan ikan. Sedangkan yang termasuk 

hidup di dasar, juga telur dan tahap larva kebanyakan ikan. Sedangkan yang termasuk  holoplankton antara lain : Filum Artrhopoda terutama Subkelas Copepoda, Chaetognata, holoplankton antara lain : Filum Artrhopoda terutama Subkelas Copepoda, Chaetognata, Chordata kelas Appendiculata, Ctenophora, Protozoa, Annelida Ordo Tomopteridae dan Chordata kelas Appendiculata, Ctenophora, Protozoa, Annelida Ordo Tomopteridae dan sebagian Moluska (Newell dan Newell, 1977; Raymont, 1983; Omori dan Ikeda, 1984). sebagian Moluska (Newell dan Newell, 1977; Raymont, 1983; Omori dan Ikeda, 1984). Menurut Arinardi

Menurut Arinardi et al et al ., (1997), zooplankton dapat dikelompokkan berdasarkan ukurannya., (1997), zooplankton dapat dikelompokkan berdasarkan ukurannya menjadi empat ( Tabel 2).

menjadi empat ( Tabel 2).

Tabel 2.

Tabel 2.Pengelompokkan zooplankton berdasarkan ukurannyaPengelompokkan zooplankton berdasarkan ukurannya  No.

 No. Kelompok Kelompok Ukuran Ukuran Organisme UtamaOrganisme Utama 1

1 Mikroplankton Mikroplankton 20 – 20 – 200µm200µm Ciliata, Foraminifera, nauplius, rotifera,Ciliata, Foraminifera, nauplius, rotifera, Copepoda

Copepoda 2

2 Mesoplankton Mesoplankton 200µm200µm –  – 2 2 mm mm Cladocera, Cladocera, Copepoda, Copepoda, dan dan LarvaceaLarvacea 3

3 Makroplankton Makroplankton 22 –  – 20 mm20 mm Pteropoda, Copepoda, Euphasid,Pteropoda, Copepoda, Euphasid, Chaetognatha

Chaetognatha 4

(2)

Myctophid

5 Megaloplankton > 20 mm Scyphozoa, Thaliacea Sumber : Arinardi et al ., (1997)

Zooplankton merupakan produsen sekunder sehingga penting dalam jaring-jaring makanan di suatu perairan. Zooplankton memangsa fitoplankton dimana fitoplankton itu sendiri

memanfaatkan nutrient melalui proses fotosintesis (Kaswadji et al ., 1993). Pada proses

selanjutnya zooplankton merupakan makanan alami bagi larva ikan dan mampu mengantarkan energi ke jenjang tropik yang lebih tinggi. Dalam hubungan dengan rantai makanan zooplankton  berperan sebagai penghubung produsen primer dengan tingkat pakan yang lebih tinggi, sehinnga

kelimpahan zooplankton sering dikaitkan dengan kesuburan peraiaran (Arinardi et. al ., 1994). Dari berbagai jenis zooplankton hanya ada satu golongan saja yang sangat penting menurut sudut ekologis yaitu subklas Copepoda (klas Crustacea, filum Arthropoda). Hewan - hewan kecil ini sangat penting artinya bagi ekonomi ekosistem- ekosistem bahari karena merupakan herbivora  primer dalam laut ( Nybakken, 1992).

Menurut Nybakken (1992), zooplankton melakukan migrasi vertikal harian dimana zooplankton  bergerak ke arah dasar pada siang hari dan ke permukaan pada malam hari. Gerakan tersebut

dimaksudkan untuk mencari makanan yaitu fitoplankton. Gerakan pada malam hari lebih  banyak dilakukan karena adanya variasi makanan yaitu fitoplankton lebih banyak, selain itu

dimungkinkan karena zooplankton menghindari sinar matahari langsung (Nontji, 1993).

Klasifikasi Zooplankton

Arinardi et al ., (1994) mengatakan bahwa beberapa filum hewan terwakili di dalam kelompok  zooplankton. Zooplankton terdiri dari beberapa filum hewan antara lain :filum Protozoa,

Cnidaria, Ctenophora, Annelida, Crustacea, Mollusca, Echinodermata, dan Chordata.

1 Protozoa

Protozoa dibagi dalam 4 kelas yaitu : Rhizopoda, Ciliata, Flagellata dan Sporozoa. Kelas

Sporozoa tidak ada yang hidup sebagai plankton karena semuanya merupakan plankton seperti Plasmodium dan Nyzobulus yang hidup dalam tubuh manusia dan ikan. Mengenai Flagellata, dalam hal ini ” Zooflagellata” yang hidup sebagai plankton ( freeliving ) sebetulnya semuanya merupakan tipe holozoik dari alga yang berflagel seperti Pyrrophyta (Sachlan, 1982).

Beberapa flagelata diklasifikasikan sebagai Fitoflagelata, akan tetapi karena memiliki sedikit  pigmen fotosintesis dan makan dengan cara memangsa maka dimasukkan ke dalam golongan

zooplankton. Jenis ini paling banyak terdapat dalam peridinia dan paling banyak diketahui adalah Nocticula miliaris dengan ciri – ciri memiliki diameter 200 – 1200 µm dan ditandai

(3)

dengan flagelum yang panjangnya sama dengan tubuhnya, jenis ini dapat melakukan  bioluminisense (Bougis, 1976).

Cilliata sebagian besar hidup bebas di air tawar, dan ada hanya beberapa golongan yang hidup di laut (golongan Tintinnidae). Cilliata ini merupakan zoop lankton sejati di air tawar, tetapi banyak  hidup diantara Periphyton atau di dasar sebagai bentos, dimana terdapat banyak detritus yang membusuk (Sachlan, 1982).

Rhizopoda merupakan zooplankton yang penting di air laut maupun air tawar, selain itu ia juga  penting untuk ilmu Paleontologi dan Geologi. Rhizopoda memiliki arti kaki- kaki yang

 bentuknya seperti akar tumbuh- tumbuhan yang tidak teratur. Rhizopoda dianggap berasal dari genera-genera alga dari Saprophytic-type seperti Chloramoeba, Gametamoeba, dan

Chrysamoeba. Rhizopora terdiri dari beberapa ordo:Amoebina, Foraminifera, Radiolaria dan Heliozoa (Sachlan, 1982). Contoh genus dari filum Protozoa antara lain : Paramecium,

Vorticella, Dileptus, Dinoclonium, dan Rabdonella ( Hutabarat dan Evans, 1986).

2. Cnidaria

Cnidaria terdiri dari klas Hydrozoa, Scypozoa, dan Anthozoa. Hanya pada kelas Hydrozoa, dimana Hydra juga termasuk dan terdiri dari spesies-spesies berupa ubur-ub ur kecil yang hidup sebagai plankton (Sachlan, 1982).

Bentuk morfologi Cnidaria terkadang sangat rumit walaupun memiliki struktur yang sederhana. Cnidaria memiliki 2 lapisan sel, yaitu external dan lapisan internal yang dipisahkan oleh lapisan gelatin non selular yang disebut mesoglea. Karakteristik penting Cnidaria adalah adanya sel  penyengat (nematocysts) yang menyuntikkan venum yang dapat melumpuhkan mangsanya

(Bougis, 1976).

Termasuk dalam filum Cnidaria yang holoplanktonik ialah ubur-ubur dari kelas Hydrozoa dan Scypozoa, serta koloni-koloni yang kompleks dan aneh dikenal dengan nama sifonofora. Ubur-ubur dari kelas Scypozoa merupakan organisme plankton terbesar dan kadang-kadang terdapat dalam jumlah besar (Nybakken, 1992). Contoh genus dari filum Cnidaria antara lain : Obelia, Liriope, Bougaivillia, Diphyes ( Hutabarat dan Evans, 19 86).

3. Ctenophora

Filum Ctenophora yang secara taksonomi masih dekat dengan Cnidaria sebagian besar   bersifat planktonik. Semua Ctenophora adalah karnivora rakus, yang menangkap mangsanya

dengan tentakel- tentakel yang lengket atau dengan mulutnya yang sangat lebar. Untuk bergerak  dalam air menggunakan deretan- deretan silia yang besar yang disebut stenes (Nybakken, 1992). Perbedaan Ctenophora dengan Cnidaria adalah tidak adanya sel penyengat (nematocysts) pada

(4)

Ctebophora tetapi memiliki sel pelengket yang disebut coloblast dimana sel ini dapat melekatkan mangsanya (Bougis, 1976).

Ctenophora dahulu di masukkan dalam filum Coelenterata tetapi kemudian di pisahkan, karena tidak mempunyai nematokis dan hanya mempunyai struktur-struktur seperti sisir (cteno). Spesies ini sangat transparan dan tidak berwarna (Sachlan, 1982). Contoh genus dari filum Ctenophora antara lain : Pleurobrachia, Velamen, Beroe ( Hutabarat dan Evans, 1986). 4. Annelida

Annelida ini cukup banyak terdapat sebagai meroplankton di laut. Di perairan air tawar jenis Annelida ini hanya terdapat lintah (ordo Hirudinae) dan dapat menjadi parasit pada ikan-ikan yang dipelihara di kolam. Banyak meroplankton dari Annelida ini terdapat di pantai-pantai yang subur, seperti halnya meroplankton dari Crustacea. Larva- larva Annelida bernama trochophore larva, jika baru keluar dari telur, berbentuk bulat atau oval, besilia dan mempunyai tractus digesvitus agar di lautan bebas dapat memakan nanoplankton dan detritus yang halus ( Sachlan, 1982).

5. Arthropoda

Menurut Nybakken (1992) bagian terbesar zooplankton adalah anggota filum arthropoda. Dari  phylum Arthropoda hanya Crustacea yang hidup sebagai plankton dan merupakan zooplankton

terpenting bagi ikan di perairan air tawar maupun air laut. Crustacea berarti hewan-hewan yang mempunyai sel yang terdiri dari kitin atau kapur yang sukar dicerna. Crustacea dapat dibagi menjadi 2 golongan: Entomostracea atau udang-udangan tingkat rendah dan Malacostracea atau udang-udangan tingkat tinggi. Sebagian besar dari larva Malacostracea merupakan meroplankton dan sebagian besar mati sebagai plankton karena di makan oleh spesies hewan yang lebih besar  atau mati karena kekurangan makanan. Entomostracea yang terdiri dari ordo-ordo Branchiopoda, Ostracoda, Copepoda dan Cirripedia, tidak mempun yai stadium zoea seperti halnya

Malocostracea. Entomostracea yang merupakan zooplankton ialah Cladocera, Ostracoda dan Copepoda, sedangkan dari Malacostracea hanya Mycidacea dan Euphausiacea yang merupakan zooplankton kasar atau makrozooplankton (Sachlan, 1982).

Salah satu subkelas Crustacea yang penting bagi perairan adalah Copepoda. Copepoda adalah crustacea holoplanktonik berukuran kecil yang mendominasi zooplankton di semua laut dan samudera. Pada umumnya copepoda yang hidup bebas berukuran kecil, panjangnya antara satu dan beberapa milimeter. Kedua antenanya yang paling besar berguna untuk menghambat laju tenggelamnya. Copepoda makan fitoplankton dengan cara menyaringnya melalui

rambut – rambut ( setae) halus yang tumbuh di appendiks tertentu yang mengelilingi mulut (maxillae), atau langsung menangkap fitoplankton dengan apendiksnya (Nybakken, 1992). Bougis (1974) menjelaskan bahwa copepoda merupakan biota plankton yang mendominasi

(5)

kelimpahan mencapai 30% atau lebih sepanjang tahun dan dapat meningkat sewaktu-waktu selama masa reproduksi.

Copepoda mendominasi populasi zooplankton di perairan laut dengan persentase berkisar antara 50-80% dari biomassa zooplankton dalam ekosistem laut. Beberapa diantaranya bersifat herbivor  (pemakan fitoplankton) dan membentuk rantai makanan antara fitoplankton dan ikan. Copepoda merupakan organisme laut yang sangat beragam dan melimpah, dan merupakan mata rantai yang sangat penting dalam rantai makanan dan ekonomi lautan (Wickstead 1976). Contoh genus dari Arthropoda antara lain Paracalanus, Pseudocalanus, Acartia, Euchaeta, Calanus, Oithona,

Microsetella (Hutabarat dan Evans, 1986).

6. Moluska

Moluska terdiri dari klas Gastropoda, Pelecypoda (Bivalvea) dan C ephalopoda. Di periran air  tawar, meroplankton dari Gastropoda dan Bivalvea tidak begitu berperan penting (Sachlan, 1982).

Filum Moluska biasanya terdiri dari hewan-hewan bentik yang lambat. Namun, terdapat pula  bermacam moluscka yang telah mengalami adaptasi khusus agar dapat hidup sebagai

holoplankton. Moluska planktonik yang telah mengalami modifikasi tertinggi ialah ptepropoda dan heteropoda. Kedua kelompok ini secara taksonomi dekat dengan siput dan termasuk kelas Gastropoda. Ada dua tipe pteropoda, yang bercangkang (ordo Thecosomata) dan yang telanjang (ordo Gymnosomata). Pteropoda bercangkang adalah pemakan tumbuhan (herbivora),

cangkangnya rapuh dan berenang menggunakan kakinya yang berbentuk sayap. Pteropoda telanjang dapat berenang lebih cepat daripada yang bercangkang. Heteropoda adalah karnivora  berukuran besar dengan tubuh seperti agar-agar yang tembus cahaya (Nybakken, 1992). Contoh

genus dari filum Moluska antara lain : Creseis, Limacina, Cavo lina, Diacria, Squid ( Hutabarat dan Evans, 1986).

7. Echinodermata

Phylum Echinodermata hanya larva-larva dari beberapa ordo yang termasuk meroplankton. Ada larva yang bentuknya seperti larva Chordata, sehingga ada anggapan bahwa Chordata adalah keturunan Echinodermata. Genus-genus Echinodermata yang larva-larvanya merupakan meroplankton ialah Bipinaria, Brachiolarva dan Auricularia, yang ada pada waktunya akan mengendap semua pada dasar laut sebagai benthal-fauna (Sachlan, 1982).

Semua Echinodermata melalui fase larva pelagik dalam perkembangannya. Sama seperi hewan lainnya lamanya menjadi larva pelagik tergantung pada telurnya, kurang baik atau sudah bagus (Newell dan Newell, 1977). Contoh genus dari filum Echinodermata antara lain : Echinopluteus, Ophiopluteus, dan Auricularia (Hutabarat dan Evans, 1986).

(6)

8. Chordata

Chordata termasuk dalam ordo Mamalia,menurut evolusi merupakan keturunan dari spesies-spesies yang hidup sebagai zooplankton dan bentuknya mirip dengan larva-larva Echinodermata. Dari 4 subfilum dari Chordata hanya ada 2 yang hidup sebagai zooplankton yaitu Enteropneusta dan Urochordata. Larva-larva dari Enteropneusta inilah yang bentuknya seperti larva

Echinodermata, seperti Tornaria-larva (Sachlan, 1982). Contoh genus dari filum Chordata antara lain : Thalia, Oikopleura, dan Fritillaria (Hutabarat dan Evans, 1986).

http://strukturkomunitasplankton.wordpress.com/2012/04/23/zooplankton/

2.1 Zooplankton

Zooplankton merupakan anggota plankton yang bersifat hewani, sangat beraneka ragam dan terdiri dari bermacam larva dan bentuk dewasa yang mewakili hampir seluruh filum hewan (Nybakken,1992).

Zooplankton dan Fitoplankton merupakan bahan dasar semua rantai makanan di dalam perairan. zooplankton menempati perairan sampai dengan 200 m dan bermigrasi vertikal untuk mencari makan yang berupa fitoplankton (Omori dan Ikeda, 1984).

Zooplankton memegang peranan penting dalam jaring jaring makanan di perairan yaitu dengan memanfaatkan nutrient melalui proses fotosintesis (Kaswadji, 2001).

Dalam hubungannya dengan rantai makanan, terbukti zooplankton merupakan sumber pangan bagi semua ikan pelagis , oleh karena itu kelimpahan zooplankton sering dikaitkan dengan kesuburan perairan (Arinardi, 1997).

Zooplankton merupakan anggota plankton yang bersifat hewani, sangat beraneka ragam dan ter diri dari bermacam larva dan bentuk dewasa yang mewakili hampir seluruh filum hewan (Nybakken,1992).

Zooplankton disebut juga plankton hewani, adalah hewan yang hidupnya mengapung, atau melayang dalam laut. kemampuan renangnya sangat terbatas hingga keberadaannya sangat ditentukan kemana arus membawanya. Zooplankton bersifat heterotrofik, yang maksudnya tak dapat memproduksi sendiri bahan organik dari bahan inorganik. Oleh karena itu, untuk kelangsungan hidupnya, ia sangat

bergantung pada bahan organik dari fitoplankton yang menjadi makanannya. Jadi zooplankton lebih berfungsi sebagai konsumen bahan organik. Ukurannya paling umum berkisar 0,2 –2 mm, tetapi ada  juga yang berukuran besar misalnya ubur-ubur yang bisa berukuran sampai lebih satu meter. Kelompok

(7)

(amphipod), kaetognat (chaetognath). Zooplankton dapat dijumpai mulai dari perairan pantai, perairan estuaria didepan muara sampai ke perairan di tengah samudra, dari perairan tropis hingga ke perairan kutub (Nontji, 2008).

Menurut Nybakken (1992), Zooplankton melakukan migrasi harian dimana Zooplankton bergerak ke arah dasar pada siang hari dan ke permukaan pada malam hari. Rangsangan utama yang menyebabkan migrasi vertikal harian adalah Cahaya. Zooplankton akan bergerak menjauhi permukaan bila intensitas cahaya di permukaan meningkat, dan Zooplankton akan bergerak ke permukaan laut apabila intensitas cahaya di permukaan menurun (Davis, 1955).

Zooplankton ada yang hidup di permukaan dan ada pula yang hidup di perairan dalam. Ada pula yang dapat melakukan migrasi vertikal harian dari lapisan dalam ke permukaan. Hampir semua hewan yang mampu berenang bebas (nekton) atau yang hidup di dasar laut (benthos) menjalani awal kehidupannya sebagai zooplankton yakni ketika masih berupa telur dan larva. Baru dikemudian hari, menjelang

dewasa, sifat hidupnya yang bermula sebagai plankton berubah menjadi nekton atau benthos (Nontji, 2008).

2.2 Reproduksi dan Siklus Hidup Zooplankton

Reproduksi antara zooplankton crustacea pada umumnya unisexual melibatkan baik hewan jantan maupun betina, meskipun terjadi parthenogenesis diantara Cladocera dan Ostracoda. Siklus hidup copepoda Calanus dari telur hingga dewasa melewati 6 fase naupli dan 6 fase copepodit. Perubahan bentuk pada beberapa fase naupli pertama terjadi kira-kira beberapa hari dan mungkin tidak makan. Enam pase kopepodit dapat diselesaikan kurang dari 30 hari (bergantung suplai makan dan temperatur) dan beberapa generasi dari spesies yang sma mungkin terjadi dalam tahun yang sama (yang disebut siklus hidup ephemeral) (Parsons, 1984).

Nybaken (1992) menyatakan pada estuaria, sekitar 50-60 % persen produksi bersih fitoplankton dimakan oleh zooplankton. Pada dasarnya hampir semua fauna akuatik muda yang terdapat pada ekosistem mangrove, dikategorikan sebagai zooplankton. Usia muda dari fauna akuatik (larva) sebagian besar berada di ekosistem mangrove. Dan larva dikategorikan sebagai zooplankton, karena te rmasuk fauna yang pergerakannya masih dipengaruhi oleh pergerakan air, sebagaimana pengertian dari

plankton itu sendiri. Oleh karena itu juga Tait (1987) mengkategorikan Gastropoda, Bivalva, telur ikan, dan larva ikan kedalam zooplankton.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa zooplankton dari Filum Protozoa, memakan bakteri dan fungi yang terdapat pada ekosistem mangrove. Selain itu taksa z ooplankton yang sering dan banyak terdapat pada ekosistem mangrove adalah Copepoda. Ikan-ikan pelagis seperti teri, kembung, lemuru, tembang dan bahkan cakalang berprefensi sebagai pemangsa Copepoda dan larva Decapoda. Oleh karena itu, terdapat ikan penetap sementara pada ekosistem mangrove, yang cenderung hidup bergerombol dikarenakan kaitannya yang erat dengan adanya mangsa pangan pada ekosistem itu sendiri (Nybakken, 1992).

(8)

Reproduksi antara zooplankton crustacea pada umumnya unisexual melibatkan baik hewan jantan maupun betina, meskipun terjadi parthenogenesis diantara Cladocera dan Ostracoda. Siklus hidup copepoda Calanus dari telur hingga dewasa melewati 6 fase naupli dan 6 fase copepodit. Perubahan bentuk pada beberapa fase naupli pertama terjadi kira-kira beberapa hari dan mungkin tidak makan. Enam pase kopepodit dapat diselesaikan kurang dari 30 hari (bergantung suplai makan dan temperatur) dan beberapa generasi dari spesies yang sma mungkin terjadi dalam tahun yang sama (yang disebut siklus hidup ephemeral) (Nybakken, 1992).

2.3 Klasifikasi Zooplankton

Berdasarkan daur hidupnya zooplankton dibagi menjadi 3 kelompok menurut (Nontji, 2008) yaitu: 1. Holoplankton

Plankton yang seluruh daur hidupnya dijalani sebagai plankton, mulai dari telur, larva, hingga dewasa. Contohnya Kopepoda, Amfipoda, dll.

2. Meroplankton

Plankton dari golongan ini menjalani kehidupannya sebagai plankton hanya pada tahap awal dari daur hidup biota tersebut, yakni pada tahap sebagai telur dan larva saja, beranjak dewasa ia akan berubah menjadi nekton. Contohnya kerang dan karang.

3. Tikoplankton

Tikoplankton sebenarnya bukanlah plankton yang sejati karena biota ini dalam keadaan normalnya hidup di dasar laut sebagai bentos. Namun karena gerakan air ia bisa terangkat lepas dari dasar dan terbawa arus mengembara sementara sebagai plankton. Contohnya kumasea (Nontji, 2008).

Menurut Arinadi et al, (1997), Zooplankton dapat dikelompokkan berdasarkan ukurannya menjadi lima sebagai berikut :

1. Mikropankton

Mempunyai ukuran 20-200 μm dan organisme utamanya yaitu Ciliata, Foraminifera, Nauplius, Rotifera, Copepoda

2. Mesoplankton

Mempunyai ukuran 200μm- 2 m dan organisme utamanya yaitu Cladocera, Co pepoda, Larvacea. 3. Makroplankton

Mempunyai ukuran 2-20 mm dan organisme utamanya yaitu Pteropada, C opepoda, Euphausiid, Chaetognatha

4. Mikronekton

Mempunyai ukuran 20-200 mm dan organisme utamanya yaitu Chepalopoda, Euphausiid, Sargestid, Myctopid

5. Megaloplankton

Mempunyai ukuran >20 mm dan organisme utamanya yaitu Scyphozoa, Thaliacea Beberapa filum hewan terwakili di dalam kelompok zooplankton (Arinardi et.al., 1997) : 1. Protozoa

(9)

Kingdom Protista terdiri dari protozoa, berukuran kecil, dari fauna ber sel tunggal sampai dengan beberapa filum, beberapa jenis terkenal sebagai bentuk yang dijumpai di lautan adalah foraminifera, radiolaria, zooflagellata dan ciliata. Protozoa dibagi dalam empat kelas yaitu: rhizopoda, ciliata, flagelata, dan sporozoa (Sachlan, 1982).

2. Arthropoda

Filum arthropoda adalah bagian terbesar zooplankton dan hampir semuanya termasuk kelas Crustacea. Crustacea berarti hewan-hewan yang mempunyai shell terdiri dari chitine atau kapur, yang sukar

dicernakan. Salah satu subklasnya yang penting bagi perairan adalah Copepoda yang merupakan

Crustacea holoplanktonik berukuran kecil yang mendominasi zooplankton di semua laut dan samudera (Nybakken, 1992).

3. Moluska

Dalam dunia hewan, filum moluska adalah nomor dua terbesar (Nybakken, 19 92). Moluska bertubuh lunak, tidak beruas-ruas dan tubuhnya ditutupi oleh cangkang yang terbuat dari kalsium karbonat.

Cangkang tersebut berguna untuk melindungi organ dalam dan isi rongga per ut, tetapi ada pula moluska yang tidak bercangkang. Antara tubuh dan cangkang terdapat bungkus yang disebut mantel. Reproduksi terjadi secara seksual dengan fertilisasi internal (Bambang, 2004).

4. Coelenterata

Coelenterata atau Cnidaria adalah invertebrata laut yang pada taraf dewasa sering dijumpai. Biota-biota dalam filum ini meliputi hydra, ubur-ubur, anemon laut dan koral (Nybakken, 1992). Coelenterata

mempunai siklus hidup yang menarik. Proses reproduksi aseksual maupun seksual menunjukkan suatu siklus hidup yang terkait dengan periode planktonik (Bambang, 2004).

5. Chordata

Anggota filum Chordata yang planktonik termasuk dalam kelas Thaliacea dan Larvacea, memiliki tubuh agar-agar dan makan dengan cara menaring makanan dari air laut. Larvaceae membangun cangkang di sekelilingnya dan memompa air agar melalui suatu alat penyaring di dalam cangkang ini terus menerus dibangun dan ditanggalkan (Nybakken, 1992).

6. Chaetognatha

Chaetognatha adalah invertebrata laut dengan jumlah spesies relatif sedikit tetapi sangat berperan terhadap jaring-jaring makanan di laut. Biota ini memiliki ciri-ciri antara lain bentuk tubuh memanjang seperti torpedo, transparan, organ berpasangan pada masing-masing sisi, memiliki bagian caudal yang memanjang sirip dan kepala dengan sepasang mata dan sejumlah duri melengkung di seke liling mulut (Bambang, 2004).

2.4 Peranan Zooplankton dalam Jaring –jaring Makanan di Laut

Dalam hubungannya dengan rantai makanan, terbukti zooplankton merupakan sumber pangan bagi semua ikan pelagis , oleh karena itu kelimpahan zooplankton sering dikaitkan dengan kesuburan perairan (Arinardi, 1997).

Zooplankton penting karena di perairan memanfaatkan nutrient melalui proses fotosintesis (Kaswadji, 2001).

Hewan terbesar di dunia, paus biru (Balaenoptera physalus), makanan utamanya adalah zooplankton kecil, Euphasia superba, yang dikenal pula dengan nama “krill”, yang bentuknya seperti udang kecil

(10)

berukuran 4 –5 cm (Nontji, 2008).

Keberadaan zooplankton sebagai produser sekunder dan konsumer primer mempunyai ciri anatomi, morfologi dan fisiologi yang sangat spesifik. Dengan fungsi tersebut, setiap jenis zooplankton

mempunyai spesifikasi dan sumbangan yang berbeda. Hal ini terutama karena sebagian dari fase larva biota laut masuk kedalam tahapan zooplankton. Oleh karenanya pengenalan terhadap ciri dan

karakterisitik anatomi, morfologi dan fisiologi sangatlah diperlukan. Hal ini juga terkait dengan proses interaksi diantara zooplankton dengan habitatnya sebagai bagian dari strategi untuk mempertahankan kehidupan. (Rohmimohtarto, 1999).

Peranan zooplankton sebagai produsen sekunder ataupun sebagai konsumen primer sangat besar. Zooplankton sering melakukan gerakan naik turun pada perairan yang disebut sebagai migrasi vertical. Gerakan tersebut dimaksudkan untuk mencari makanan yaitu phytoplankton gerakan naik ke

permukaan biasanya dilakukan pada malam hari, sedang gerakan ke dasar perairan dilakukan pada siang hari. Gerakan pada malam hari lebih banyak dilakukan karena adanya variasi makanan yaitu

phytoplankton lebih banyak, selain itu dimungkinkan karena zooplankton menghindari sinar matahari langsung. (Nontji, 1993).

2.5 Faktor –faktor yang Mempengaruhi Hidup Zooplankton 2.5.1 Fisika

1. Suhu

Pemilihan suhu yang optimal untuk budidaya pada pembesaran tergantung dari tipe morfologinya, small type dan long type juga berbeda dalam ke butuhanya terutama suhu optimal untuk pertumbuhannya. Suhu optimal antara 15-25oC. pada umumnya peningkatan suhu didalam batas-batas optimal biasanya mengakibatkan aktivitas reproduksi juga meningkat (Ekawati, 2005).

2. Kecerahan

Kecerahan atau kekeruhan air disebabkan oleh adanya partikel-partikel liat lumpur atau lainya yang mengendap, akan merusak nilai guna dasar perairan yang merupakan daerah pemijahan dan habitat berbgai organism (Wirawan, 1992).

Banyaknya cahaya yang menembus permukaan laut dan menerangi lapisan permukaan air laut setiap hari dan perubahan intensitas dengan bertambahnya memiliki peranan penting dalam menentukan pertumbuhan fitoplankton (juga zooplankton yang ada didalamnya) (Rommimohtarto dan Juwono, 2001).

2.5.2 Kimia 1. pH

Zooplankton biasanya banyak terdapat diperairan yang kaya bahan organic, zooplankton alam hidup pada pH > 6,6, sedangkan pada kondisi biasa yang optimal hidup pada kondisi pH 6-8 (Ekawait, 2005). pH merupakan salah satu bagian dari factor yang sangat berpe ngaruh terhadap banyak tidaknya kelimpahan zooplankton disuatu perairan, adapun pH optimum yang baik untuk pertumbuhan atau kelimpahan zooplankton disuatu perairan alami adalah pH antara 6,2-8.6 (www.research.vi.oc.id, 2005).

(11)

2. DO (Oksigen Terlarut)

Porifera merupakan salah satu zooplankton yang dapat bertahan hidup di air dengan kadar oksigen terlarut yang rendah yakni 2mg/l. tingkat oksigen tert inggi dalam air budidaya tergantung apda suhu, salinitas, kepadatan, jenis makanan yang yang digunakan (Ekawati, 2005).

3. TOM

Menurut Baru (2001), sebagian besar zooplankton menggantungkan sumber nutrisinya pada materi organic, baik berupa fitoplankton maupun detritus.

4. Menurut Owen ( 1975 ), Orthopospat larut dalam air. Fungsi fosfat antara lain untuk: • Pembedahan sel pertumbuhan

• Metabolisme karbohidrat • Mempercepat kematangan sel

Menurut Andayani ( 2005 ), senyawa perairan mengandung total organik yang lain. Phospat dihidrolisa menjadi bentuk orto dan kelarutan fosfat organik diuraikan menjadi orthofosfat melalui aktivitas microbial

Referensi

Dokumen terkait

Pencemaran air banyak menimbulkan kerugian-kerugian, antara lain, kerusakan lingkungan hidup, banyak hewan dan tumbuhan air yang mati karena kekurangan oksigen, terjadi

Pada sebagian besar spesies, larva tidak dapat berkembang lebih lanjut di tubuh manusia dan bermigrasi tanpa tujuan di epidermis.8 HrCLM diperoleh dari kontak langsung antara

Dilaporkan bahwa induk ikan yang diberi pakan yang kekurangan asam lemak esensial (EFA) akan menghasilkan telur yang rendah daya tetasnya dan sebagian besar dari larva

Sebagian besar kematian terjadi pada instar larva yang memakan daun perlakuan, dan setelah daun diganti dengan daun tanpa perlakuan, sebagian besar larva yang bertahan hidup dapat

?u%ut geger lintang merupakan salah satu dari tiga spesies %u%ut yang diketahui makan dengan %ara menyaring air laut' Makanannya di antaranya yalah plankton krill lar:a

Masalah penyiapan makan anggota rumah tangga sebagian dilakukan oleh pihak lain, yaitu pemilik warung makan karena sebagian besar perempuan pengusaha tidak pernah memasak untuk makan

Walaupun beberapa spesies ditemukan terbang di tengah hari di bagian hutan yang berbayang (Hadi, et. Larva dari banyak spesies makan pada tanaman monokotil, palem,

2021 Sebagian Besar Spesies Terumbu Karang ada di Indonesia.https://darilaut.id/berita/sebagian-besar-spesies-karang-dunia- ada-di- Indonesia Setiawan,E..