• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mini Proposal Skripsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mini Proposal Skripsi"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MINI PROPOSAL SKRIPSI

A. Usulan Judul

“UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING PADA SISWA KELAS XI SMAN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009 – 2010”

B. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu sektor kehidupan yang sangat penting. Hal ini dikarenakan dalam Undang – Undang nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dari pendidikan, akan dilahirkan manusia – manusia yang berkualitas. Manusia – manusia yang berkualitas ini sangat dibutuhkan dalam pembangunan, oleh karena itu tidaklah mengherankan bila pendidikan memperoleh perhatian, penanganan dan prioritas dari pemerintah, pengelola pendidikan, maupun masyarakat umum.

Salah satu cabang ilmu pengetahuan yang dipelajari dalam proses pendidikan di SMA adalah akuntansi. Pelajaran akuntansi merupakan pelajaran yang berstruktur jelas dan memiliki kesulitan cukup tinggi dalam mempelajarinya serta merupakan salah satu pelajaran yang dianggapkan menakutkan oleh sebagian siswa. Tidak sedikit siswa yang masih merasa kesulitan dalam mengikuti pembelajaran akuntansi. Hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor, antara lain penggunaan pendekatan atau metode

(2)

pembelajaran yang tidak sesuai, alokasi waktu untuk pelajaran akuntansi terbatas, kondisi lingkungan belajar yang tidak kondusif dan lain sebagainya. Selain itu, berdasarkan pengalaman yang ada, partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran akuntansi masih rendah karena guru kurang bisa mempersiapkan kondisi emosional siswa sebelum, selama dan sesudah pelajaran berlangsung. Ini penting karena biasanya pembelajaran akuntansi hanya menggunakan sebagian kemampuan otak siswa (aspek kognitif saja), padahal pembelajaran yang sukses bisa terjadi jika seorang guru mampu memberdayakan seluruh kemampuan kinerja otak siswanya. Sehingga pembelajaran akan berlangsung serius dan menyenangkan.

Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan pembenahan dalam pembelajaran akuntansi di SMA, sehingga konsep – konsep dalam pelajaran akuntansi lebih mudah dipahami oleh siswa sehingga siswa mampu memberdayakan segenap kemampuan otaknya untuk berfikir dan berkreatifitas. Pembenahan tersebut antara lain dengan diterapkannya sebuah pendekatan atau metode pembelajaran yang mampu memfasilitasi siswa dalam mengoptimalkan seluruh kemampuan otaknya. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk berpikir, dan akan selalu terus berpikir sepanjang hayatnya. Dalam proses berpikir itu manusia membutuhkan asupan berupa informasi dan data, yang nantinya akan diolah dan diproses hingga akhirnya menghasilkan data atau informasi baru. Dalam proses yang multikompleks tersebut, ada satu bagian organ tubuh kita yang mengambil peran sangat vital ini. Organ tubuh yang terbilang relatif kecil dari segi ukuran, yang besarnya kira-kira sekepalan tangan dengan bobot sebesar 1,5 kilogram yaitu otak. Otak adalah organ istimewa yang mampu melakukan segala hal terhadap aktivitas sadar dan bawah sadar kita.

Mustamir Pedak dan Maslichan dalam bukunya Potensi Kekuatan Otak Kanan dan Kiri Anak (www .analisadaily.com ,4 Juni 2009), mengatakan, otak manusia adalah massa protoplasma yang paling kompleks yang pernah dikenal di alam semesta ini. Inilah satu-satunya organ yang

(3)

sangat berkembang, sehingga ia dapat mempelajari dirinya sendiri. Hal inilah yang menjadikan manusia menjadi makhluk yang paling unggul di antara makhluk-makhluk lain yang ada.

Keistimewaaan terhebat manusia jika dibandingkan dengan makhluk lainnya terletak pada kemampuan berpikirnya sebagai manusia berbudaya. Namun alangkah malangnya ketika potensi otak sebagai modalitas utama untuk berpikir tidak diberdayakan secara optimal. Bahkan sekolah yang idealnya diharapkan berperan sebagai komunitas untuk memberdayakan kemampuan berpikir siswa pun kadang kurang memperhatikan fakta pentingnya penggunaan otak dalam proses pembelajaran.

Paradigma pembelajaran yang berorientasi pada pembentukan kecerdasan selayaknya mengacu pada perkembangan otak manusia seutuhnya. Realitas pembelajaran dewasa ini menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar lebih banyak mengacu pada target pencapaian kurikulum dibandingkan dengan menciptakan siswa yang cerdas secara utuh. Akibatnya, peserta didik dijejali dengan berbagai macam informasi tanpa diberi kesempatan untuk melakukan telaahan dan perenungan secara kritis, sehingga tidak mampu memberikan respons yang positif. Mereka dianggap seperti kertas kosong yang siap menerima coretan informasi dan ilmu pengetahuan. Sementara itu, kegiatan yang terjadi di dalam ruang belajar masih bersifat tradisional yakni menempatkan guru pada posisi sentral (teacher centered) dan siswa sebagai objek pembelajaran dengan aktivitas utamanya untuk menerima dan menghafal materi pelajaran, mengerjakan tugas dengan penuh keterpaksaan, menerima hukuman atas kesalahan yang diperbuat, dan jarang sekali mendapat penghargaan dan pujian atas jerih-payahnya. Hal ini bisa membuat siswa jenuh dan malas dalam meneima pelajaran, kreatifitas dan ketertarikan siswa dalam mengikuti pelajaran pun menjadi sangat kurang, Hal ini bisa terjadi pada mata pelajaran akuntansi jika guru tidak mampu menciptakan lingkungan yang kondusif dalam proses pembelajaran.

(4)

Para pakar neurosains terus melakukan berbagai upaya penelitian untuk menyingkap tabir rahasia otak kita. Tindakan ini mendapatkan respon positif dari para pakar pendidikan, karena otak merupakan modal utama peserta didik dalam mengikuti pross pembelajaran yang bermakna. Keberhasilan pembelajaran bukan hanya dilihat dari nilai yang memuaskan, melainkan adalah keberhasilan peserta didik dalam mendayagunakan segenap kemampuan otaknya. Oleh karena itu lahirlah sebuah metode baru dalam rangka mengupayakan peningkatan kualitas pembelajaran melalui pengoptimalan cara kerja otak. Metode ini dinamakan Brain Based Learning.

Brain Based Learning atau sistem pembelajaran alamiah otak diperkenalkan oleh dua pakar pendidikan dan neurosains, yaitu Barbara K Given dan Eric Jensen. Mereka memberikan konsep terbaru dalam dunia pendidikan tentang cara seorang guru mengoptimalkan cara kerja otak peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Barbara K Given (2007) membagi sistem pembelajaran alamiah otak ke dalam lima sub sistem pembelajaran, yaitu sistem pembelajaran emosional, sistem pembelajaran kognitif, sistem pembelajaran sosial, sistem pembelajaran kinestetik, dan sistem pembelajaran reflektif.

Sedangkan Eric Jensen (2008) memperkenalkan lima kunci pengayaan otak. Pertama, stimulus yang ada haruslah baru. Kedua, stimulusnya haruslah sesuatu yang bersifat menantang. Ketiga, stimulusnya haruslah yang koheren dan bermakna. Keempat, pembelajarannya harus terjadi sepanjang waktu. Dan yang kelima adalah harus ada sebuah cara bagi otak untuk belajar dari stimulus yang baru dan menantang, hal yang berarti umpan balik. Selain itu Eric Jensen juga merumuskan strategi mengimplementasikan pembelajaran berbasis kemampuan otak. Pertama, Menciptakan suasana atau lingkungan yang mampu merangsang kemampuan berpikir siswa. Strategi ini bisa dilakukan terutama pada saat guru memberikan soal-soal untuk mengevaluasi materi pelajaran. Soal-soal yang diberikan harus dikemas seatraktif mungkin sehingga kemampuan berpikir

(5)

siswa lebih optimal, seperti melalui teka-teki, simulasi, permainan dan sebagainya. Kedua, Menghadirkan siswa dalam lingkungan pembelajaran yang cukup menyenangkan. Guru tidak hanya memanfaatkan ruangan kelas untuk belajar siswa, tetapi juga tempat-tempat lainnya, seperti di taman, di lapangan bahkan diluar kampus. Guru harus menghindarkan situasi pembelajaran yang dapat membuat siswa merasa tidak nyaman, mudah bosan atau tidak senang terlibat di dalamnya. Strategi pembelajaran yang digunakan lebih menekankan pada diskusi kelompok yang diselingi permainan menarik serta variasi lain yang kiranya dapat menciptakan suasana yang menggairahkan siswa dalam belajar. Ketiga, Membuat suasana pembelajaran yang aktif dan bermakna bagi siswa. Pembelajaran yang aktif dan bermakna hanya dapat dilakukan apabila siswa secara fisik maupun psikis dapat beraktivitas secara optimal. Strategi pembelajaran yang digunakan dikemas sedemikian rupa sehingga siswa terlibat secara aktraktif dan interaktif, melalui model pembelajaran yang bersifat demontrasi.

Belajar berbasis otak barangkali bukan sesuatu yang benar-benar baru dalam prinsip-prinsip dan metode pembelajaran. Namun yang menjadi permasalahannya adalah belum semua guru betul-betul memahami fungsi, cara kerja, proses berpikir dan peran vital otak kita. Perlu pemahaman yang lebih holistik, integratif, dan terpadu dari para guru sehingga tercapai goal yang diinginkan dari para siswa didiknya. Oleh karena keunikan dan kedahsyatan otak manusia ini, maka para pendidik (guru) harus memahami dan mengetahui faktor-faktor yang dapat menstimulasi dan merangsang otak untuk bekerja, dan bagaimana otak itu bekerja hingga menghasilkan output yang optimal. Oleh karena itu, belajar berbasis otak pada intinya adalah belajar bagaimana para siswa mampu memberdayakan potensi otaknya seoptimal mungkin melalui bimbingan para guru.

Berdasarkan pemaparan masalah di atas, maka penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Upaya Peningkatan Kualitas

(6)

Pembelajaran Akuntansi melalui Pendekatan Brain Based Learning pada Siswa Kelas XI SMAN 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2009 – 2010”.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah Pendekatan Brain Based Learning dapat meningkatkan kualitas pembelajaran akuntansi pada siswa kelas XI SMAN 1 Surakarta Tahun pelajaran 2009/2010?”

D.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan penerapan pendekatan Brain Based Learning dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran akuntansi pada siswa kelas XI SMAN 1 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan membrikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan, baik manfaat secara praktis maupun teoritis, yaitu sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan kontribusi positif yang bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya dalam bidang belajar mengajar mengenai peranan Pendekatan Brain Based Learning terhadap peningkatan kualitas pembelajaran.

(7)

b. Sebagai bahan pertimbangan dan pengembangan bagi penelitian – penelitian yang dilakukan di masa yang akan datang sebagai upaya untuk perbaikan proses belajar mengajar yang lebih bermakna.

2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa

Memberikan kemudahan dalam belajar akuntansi serta mampu memahami materi akuntansi dengan pendekatan Brain Based Learning.

b. Bagi guru

Memberikan masukan kepada guru bidang studi akuntansi bahwa Brain Based Learning adalah sebuah pendekatan pembelajaran alternatif yang memberikan kemudahan kepada siswa dalam memahami materi akuntansi sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran kepada siswanya.

c. Bagi peneliti

Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang penulis terima selama di bangku perkuliahan, khususnya tentang pembelajaran akauntansi serta menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang pendekatan pembelajaran alternatif yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran peserta didik.

F. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

(8)

Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research. Suwandi (2004:19) mendeskripsikan bahwa PTK merupakan penelitian yang bersifat reflektif. Kegiatan penelitian berangkat dari permasalahan nyata yang dihadapi oleh guru dalam proses belajar mengajar, kemudian direfleksikan alternative pemecahan masalahnya dan ditindaklanjuti dengan tindakan – tindakan nyata yang terencana dan terukur. Hal yang terpenting dari PTK adalah tindakan nyata yang dilakukan oleh guru (bersama pihak lain) untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar. Tindakan itu harus direncanakan dengan baik dan dapat diukur tingkat keberhasilannya dalam pemecahan masalah tersebut. Jika program tersebut belum dapat memecahkan masalah yangada, maka perlu dilakukan penelitian selanjutnya (siklus kedua) untuk mencoba tindakan lain sampai permasalahan tersebut dapat diatasi.

Sedangkan Kasihani Kasbolah E.S (2001:8) menndefinisikan “Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran dikelas dan upaya perbaikan ini dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan tugas sehari – hari di kelas”.

2. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagaia berikut:

a. Wawancara

Kegiatan ini dilakukan terhadap guru dan sisiwa untuk memperoleh informasi atau data yang berkenaan dengan aspek – aspek

(9)

pembelajaran, penentuan tindakan dan respon yang timbul sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. Kegiatan ini juga dilakukan untuk mengetahui informasi tentang kesulitan dan hambatan dalam proses pembelajaran serta tanggapan siswa tentang metode mengajar yang digunakan oleh guru.

b. Observasi

Teknik ini digunakan untuk mengamati pelaksanaan dan perkembangan kegiatan pembelajaran akuntansi yang dilakukan oleh guru dan siswa di dalam kelas. Pengamatan dilakukan sebelum, selama dan sesudah siklus penelitian berlangsung. Jenis observasi yang dilakukan adalah observasi partisipan, dimana peneliti ikut terlibat dalam proses pembelajaran (tindakan)

c. Tes dan Pemberian Tugas

Tes dan pemberian tugas ini dilakukan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar yang dicapai siswa setelah proses pembelajaran, dan untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau perkembangan pelaksanaan tindakan.

3. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan tahapan – tahapan yang ditempuh selama penelitian dari awal sampai akhir. Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa tahap kegiatan yaitu:

a. Tahap Pengenalan Masalah

Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam tahap ini adalah: 1. Mengidentifikasi masalah

2. Menganalisis masalah berdasarkan teori – teori yang relevan 3. Menyusun bentuk tindakan yang akan dilakukan

(10)

4. Menusun alat monitoring dan evaluasi b. Tahap Persiapan Tindakan

Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi: 1. Penyusunan jadwal penelitian

2. Penyusunan rencana pembelajaran 3. Penyusunan soal evaluasi

c. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan

Rencana tindakan disusun dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, serta tahap analisis dan refleksi,

d. Tahap Implementasi Tindakan

Dalam tahap ini peneliti melaksanakan hipotesis tindakan, yakni untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran akuntansi dengan menerapkan Pendekatan Brain Based Learning dalam proses pembelajaran akuntansi. Hipotesis tindakan ini dimaksudkan untuk menguji kebenarannya melalui tindakan yang telah direncanakan. e. Tahap Pengamatan

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa yangsedang melakukan kegiatan belajar mengajar di bawah bimbingan guru.

f. Tahap Penyusunan Laporan

Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang telah dilakukan selama penelitian.

(11)

4. Proses Penelitian

Indikator yang ingi dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya kualitas pembelajaran akuntansi pada siswa kelas XI SMAN 1 Surakarta melalui penerapan pendekatan Brain Based Learning. Setiap tindakan upaya peningkatan indicator tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) Perencana Tindakan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi, dan (4) Refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya..

G. Daftar Pustaka

1. Barbara. K Given. 2007. Brain Based Teaching, Merancang Kegiatan Belajar Mengajar yang Melibatkan Otak Emosional, Sosial, Kognitif, Kinestetik dan Reflektif. Bandung: Kaifa

2. Drs. Moh Uzer Usman. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

3. Erick Jensen. 2008. Brain-Based Learning: Cara Baru dalam Pembelajaran dan Pelatihan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

4. Kasihani Kasbolah E S. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Universitas Negeri Malang.

5. Prof. Dr. S. Nasution, MA. 1991. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara

6. Suwandi Sarwiji. 2004. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai strategi Peningkatan Profesionalisme Guru. Dalam Jurnal Pendidikan Volume 10, Nomor 2, desember 2004

(12)

Surakarta, 17 Agustus 2009 Penyusun Khoirul Mukhoyyaroh K7406013 Menyetujui, Pembimbing Akademik Drs. Sukirman, MM NIP. 131 121 676 Ketua BKK Akuntansi Drs. Wahyu Adi, M. Pd NIP. 131 841 881

(13)

Pembimbing I Pembimbing II : : ……… ……… (………) (………)

(14)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL BIDANG KEAHLIAN KHUSUS AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET Jln. Ir. Sutami 36 A Kentingan Surakarta

No :

Hal : Surat Keterangan

Lamp : 1 bendel mini proposal penelitian

Kepada : Ketua Unit PPL Di Tempat

Dengan hormat,

Yang bertandatangan di bawah ini adalah ketua Bidang Keahlian Khusus Akuntansi, menerangkan bahwa :

Nama : Khoirul Mukhoyyaroh NIM : K 7406013

IPK : 3,87

Yang bersangkutan adalah mahasiswa BKK Akuntansi dan pada tahun akademik 2009 – 2010 akan mengikuti PPL. Sehubungan dengan usulan penelitian yang diajukan dan telah saya setujui dengan judul: “Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Akuntansi melalui Pendekatan Brain Based Learning pada Siswa …….. Tahun Pelajaran 2009 – 2010”, saya mengajukan permohonan untuk menempatkan yang bersangkutan di Sekolah Menengah Atas (SMA) pada pelaksanaan PPL tahun 2009 – 2010 guna mempermudah pelaksanaan PPL dan penelitian.

(15)

Demikian surat permohonan ini saya sampaikan, atas perhatian dan kerja samanya saya haturkan terima kasih.

Surakarata, 21 Juli 2009 Ketua BKK Akuntansi

Drs. Wahyu Adi, M. Pd NIP 131 841 881

Referensi

Dokumen terkait

Berbagai metode untuk mendeteksi kesalahan dalam pompa sentrifugal telah dikembangkan oleh banyak peneliti, diantaranya Al-Hashmi (2009) menggunakan metode deteksi

1. Anjurkan ibu unutk minum dan makan 2. Anjurkan ibu untuk bergerak bebas. Jika kontraksi berhenti/tidak ada perubahan serviks, evaluasi DJJ, jika tidak ada tanda- tanda

Karya tugas akhir berjudul “Sebelah Mata” Berceritakan tentang “Agung adalah seorang pemuda mempunyai kebutuhan khusus yang sangat berkeinginan bisa mengkikuti ajang perlombaan

rahmat serta karunia-Nya dapat terselesaikan skripsi yang berujudul “ Analisis Likuiditas, Profitabilitas, dan Leverage untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress

mencari tahu tentang bahasa dan sistematikanya. Ruang lingkup bahan kajian Bahasa Indonesia di SMP meliputi aspek mendengar, berbicara, membaca, menulis,

Papandayan bertekstur porfiritik, dengan fenokris terdiri dari plagioklas, piroksen, mineral bijih dan kadang- kadang hornblenda yang tertanam dalam masa dasar glass,

Fraksi n-heksan, fraksi etil asetat, dan fraksi air dari ekstrak etanol biji kelengkeng (Euphoria longan Lour. Steud.) memiliki aktivitas sebagai antibiofilm terhadap

Selain itu, diperoleh hasil melalui analisis data secara lebih rinci, dari setiap indikator (dimensi), hasilnya ternyata terdapat perbedaan dalam profil