• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS HUBUNGAN AYAH DAN ANAK DALAM FILM JIU GAN TANG MAI WU MENURUT AJARAN KONFUSIUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS HUBUNGAN AYAH DAN ANAK DALAM FILM JIU GAN TANG MAI WU MENURUT AJARAN KONFUSIUS"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

DALAM FILM JIU GAN TANG MAI WU

MENURUT AJARAN KONFUSIUS

Dewi Purnamasari, Vivi, Sofi Zhang

BINUS UNIVERSITY, JL. Kemanggisan Ilir III/45, Palmerah, Jakarta Barat, 021-53276730 zhu_yu_ling13@yahoo.com; green_sea_coral@yahoo.com; sofizhang@gmail.com

ABSTRACT

The film Jiu Gan Tang Mai Wu is a film that tells a story of a relation from a mute father to his daughter whose become a popular singer. Nowadays, writers saw lots of cases about inappropriate relation of a father and his child. The purpose of this research is to give an illustration how every parents and their children should respect and honor each other based on Konfusius teachings in “ethics, love and devotion”. Writers are using qualitative method via library research to support this research. The result from this research shows that there are several scene of the relation on father and his child that fits with Konfusius teachings which were “ethics, love and devotion”, but there are some that is not suitable with the teachings. Writers hope with this research, people will understand and undertake Konfusius teachings concretely, especially in “ethics, love, and deviotion”.

Keywords: Konfucius, Ethics, Love, Devotion, Relation of Father and Daughter

ABSTRAK

Film yang berjudul Jiu Gan Tang Mai Wu adalah film yang menceritakan kisah tentang hubungan seorang ayah yang bisu dan anak perempuannya yang akhirnya menjadi seorang penyanyi terkenal. Penulis melihat pada zaman sekarang banyak kasus tentang hubungan orangtua dan anak yang melanggar ajaran yang berlaku. Tujuan penelitian ini adalah memberikan pandangan ilustrasi terhadap semua orangtua dan anak bagaimana untuk saling menghargai dan menghormati satu sama lain berdasarkan ajaran Konfusius yaitu dalam hal “etika, cinta kasih, berbakti”. Penulis menggunakan metode kualitatif yaitu melalui library research untuk mendukung penelitian ini. Penulis menonton film tersebut dan melihat hubungan ayah dan anak apakah sesuai dengan ajaran Konfusius. Setelah itu dikelompokkan ke dalam teori yang sesuai dengan ajaran Konfusius yaitu “etika, cinta kasih, berbakti”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa adegan hubungan ayah dan anak yang dilihat dari “etika, cinta kasih, dan berbakti” sesuai dengan ajaran Konfusius, namun ada juga yang kurang sesuai dengan ajaran Konfusius dala hubungan seorang anak terahdap ayahnya. Penulis berharap dengan adanya penelitian ini masyarakat dapat lebih memahami dan dapat melakukan ajaran Konfusius secara konkret, terutama dalam hal “etika, cinta kasih, dan berbakti.”

(2)

PENDAHULUAN

Pada saat ini, banyak terjadi kasus yang melanggar aturan yang berlaku, contohnya dari sebuah keluarga. Dari orangtua yang menyayangi, merawat, mendidik anak-anak mereka, tetapi justru anak mereka banyak yang membuat sebuah kesalahan yang mengakibatkan anak tidak berbakti dan hormat kepada orangtua. Dan pada akhirnya mengakibatkan ketidakharmonisan dalam sebuah keluarga yang utuh. Oleh karena itu, film yang diteliti oleh penulis akan dikaitkan dengan ajaran Konfusius, yang menjelaskan cara bagaimana menjadi orangtua yang baik dan bagaimana menjadi seorang anak yang menyayangi, menghormati dan berbakti kepada orangtuanya.

Film Jiu Gan Tang Mai Wu adalah film yang disutradarai oleh Yu Kan Ping (虞戡平) pada tahun 1983 dan dibuat di Taiwan. Dalam film tersebut penulis melihat adanya hubungan ayah dan anak yang didalamnya mengandung ajaran Konfusius. Menurut (Wang 2011:81) dalam peran moralitas Konfusius, etika memberikan ketentuan pada peran sosial tertentu dalam hubungan sosial masyarakat yang memerlukan kewajiban dan tanggung jawab. Salah satu yang paling penting adalah lima teori, yang merupakan raja, ayah dan anak, saudara, suami dan istri, serta teman yang termasuk lima jenis hubungan manusia. Oleh karena itu, penulis menganalisis hubungan ayah dan anak menurut ajaran Konfusius khususnya dalam hal etika, cinta kasih, dan berbakti.

Kami menemukan suatu hubungan yang signifikan dari karakter hubungan ayah dan anak didalamnya yang sesuai dan tidak menurut ajaran Konfusius khususnya etika (li), cinta kasih (ren), dan berbakti (xiao).Penulis menganalisis film tersebut untuk memberikan sebuah ilustrasi bagaimana menjalin hubungan ayah dan anak yang seharusnya sesuai dengan ajaran Konfusius dan juga memberikan masukkan kepada setiap ayah dan anak agar dapat menciptakan hubungan keluarga yang harmonis dan bahagia.

METODE PENELITIAN

Untuk mendukung penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitiatif, melalui library

research atau studi kepustakaan yaitu dengan menggunakan buku, jurnal, dan artikel dari internet. Penulis

menganalisis dengan beberapa tahap yaitu penulis menonton film Jiu Gan Tang Mai Wu yang akan disesuaikan berdasarkan teori-teori yang diambil dari buku dan jurnal mengenai ajaran Konfusius itu sendiri; mengumpulkan semua bahan yang diperlukan dalam penelitian, termasuk dalam mengumpulkan teori tentang ajaran Konfusius yaitu etika, cinta kasih, dan berbakti; menganalisis karakter ayah dan anak dalam film, kemudian disesuaikan berdasarkan ajaran Konfusius yaitu etika (li), cinta kasih (ren), dan berbakti (xiao) dan juga teori pendukung lainnya. Setiap 2 minggu sekali penulis menonton ulang film Jiu

Gan Tang Mai Wu agar mendapatkan sebuah inspirasi baru dalam menganalisis film ini dan lebih

mendalami maksud dari hubungan ayah dan anak didalamnya.

Penulis menggunakan media berupa film sebagai subjek penelitian dan didukung dengan metode

library researh serta teori-teori yang ada, agar penulis mendapatkan informasi dan sumber-sumber yang

akurat, selain itu juga dapat menganalisisnya sesuai dengan ajaran Konfusius. Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan beberapa instrumen, yaitu dengan menonton film Jiu Gan Tang Mai

Wu yang akan disesuaikan berdasarkan teori-teori yang diambil dari buku dan jurnal mengenai ajaran

Konfusius itu sendiri. Dari hasil menonton tersebut, penulis menganalisis karakter ayah dan anak dalam film, kemudian disesuaikan serta dikelompokkan berdasarkan ajaran Konfusius yaitu etika, cinta kasih, dan berbakti, dan juga teori pendukung lainnya.

HASIL DAN BAHASAN

Ringkasan Film Jiu Gan Tang Mai Wu

Film Jiu Gan Tang Mai Wu menceritakan tentang seorang pria yang bisu dan dia seorang tentara di Taiwan pada suatu ketika dia menjadi seorang penjual botol arak bekas, Paman Bisu ini suatu ketika menemukan seorang bayi perempuan, di dalam bajunya terselip selembar kertas yang bertuliskan “Namanya A Mei, siapapun yang merawatnya pasti orang baik, semoga Buddha memberkatimu—dari

(3)

seseorang miskin”. Paman Bisu pun terlihat bahagia melihat bayi tersebut dan membawanya pulang bersamanya. Setelah sampai di rumah, Paman Bisu dan istrinya mulai bertengar, karena istrinya merasa sudah sangat miskin dan susah menghidupi kehidupan mereka dan mereka masih harus merawat seorang bayi. Setelah keributan itu, istrinya pun tidak sanggup dengan kehidupan seperti ini, akhirnya dia meninggalkan sebuah pesan dan meninggalkan rumah. Sejak saat itu, Paman Bisu pun bekerja keras demi A Mei.

A Mei sangat senang bernyanyi, dia mempunyai suara yang indah. Setelah dia dewasa, dia bekerja sebagai penyanyi di sebuah kafe, demi membelikan sebuah rumah baru untuk ayahnya, maka dia sangat rajin mencari uang. Ada seseorang yang sangat tertarik dan suka dengannya dan akan menjadikkannya seorang penyanyi terkenal. Nama lelaki itu adalah Shi Jun Mai, dia adalah seorang komposer. Setelah mengenal Shi Jun Mai, dia mengajarkan A Mei belajar menyanyi, lalu membuatkan lirik lagu untuk mereka nyanyikan di kafe. Saat mereka selesai menyanyi ada seorang manajer perusahaan hiburan yang bernama Yu Guang Tai. Yu Guang Tai melihat A Mei bisa menjadi penyanyi terkenal nantinya. Saat perbincangan itu A Mei masih belum menjawab tawaran darinya, dia masih harus mempertimbangkan dan menyanyakan pendapat kepada Shi Jun Mai.

Awalnya Shi Jun Mai tidak setuju dengan keputusan A Mei, tetapi setelah mendengar alasan A Mei ingin membantu ayahnya membeli rumah baru dan agar bisa mempunyai kehidupan yang lebih baik. Pada akhirnya Shi Jun Mai memberikan persetujuannya. A Mei pun menghubungi Yu Guang Tai dan menandatangani surat kontrak tersebut. Demi sukses dalam pementasan perdananya, maka dia selalu giat belajar menari dan menyanyi. Karena setiap konsernya selalu sukses, A Mei pun menjadi penyanyi terkenal.

Hubungan Ayah dan Anak Melalui “Etika”

Suatu hari tetangga Paman Bisu datang membawa seekor anjing kecil, mereka ingin memakan dagingnya. Saat mereka ingin membunuh anjing tersebut, A Mei mendengar suara anjing yang menggonggong, saat itulah mereka panik dan takut ketahuan A Mei. Saat Paman Bisu mempersiapkan air panas, anjing itu sudah lepas dari ikatannya, tiba-tiba A Mei memanggil ayahnya dan mengatakan dia menemukan anjing kecil itu.

A Mei : “Ayah, lihat, betapa kasihannya anjing kecil ini, kepalanya penuh dengan darah. Yah, kita boleh yah memeliharanya?

(19.32-19.37)

Paman Bisu merasa A Mei sangat ingin memelihara anjing kecil ini, dengan gampangnya ayahnya mengangguk kepala dan setuju atas keputusan A Mei, dari sinilah terlihat jelas bahwa tindakan Paman Bisu menyetujui semua keputusan A Mei dan menghargai keputusan apapun yang A Mei inginkan, karena Paman Bisu sangat mencintai A Mei. Menurut teori Circularity of Influence menuliskan bahwa peseorang anak dipengaruhi mempengaruhi orangtua. Dapat terlhat bahwa A Mei sangat sayang dengan anjing kecil itu dan memeliharanya, dan juga mempengaruhi perilaku Paman Bisu pada akhirnya Paman Bisu pun tidak jadi membunuh anjing kecilitu.

Li Kai Fu (2010) berpendapat bahwa cara yang paling tepat untuk membina seorang anak adalah dengan cara mendukung apa yang dikerjakan anak tersebut, merangsang nganak untuk melakukan apa yang ingin dilakukan, karena setiap orang pasti memiliki keinginan untuk mengejar impiannya, memberikan motivasi yang lebih untuk jalan kea rah yang benar, kemungkinan negatif akan lebih kecil untuk terjadi. Dalam film tersebut, Paman Bisu dan tetangga-tetangganya telah mendengar A Mei ingin menjadi seorang penyanyi terkenal, tetapi A Ming dan Si Tikus Kecil merasa tidak yakin bahwa A Mei bisa menjadi penyanyi terkenal, mereka merasa menjadi seorang penyanyi sangat berbahaya, dari pagi sampai malam hanya memikirkan urusan menyanyi, tetapi ada seorang bibi yang memberikan masukkan kepada Paman Bisu bahwa A Mei melakukan seperti itu demi mendapatkan banyak uang juga demi membahagiakan Paman Bisu. Paman Bisu pun berpikir, A Mei pasti bisa menjaga dirinya sendiri, maka Paman Bisu tidak melarang dan tersenyum bahwa dia setuju dengan keputusan A Mei menjadi seorang penyanyi terkenal. Dia mendukung A Mei untuk melakukan apa yang ingin dilakukannya dan membiarkannya untuk mengejar impiannya.

(4)

Saat Paman Bisu mengantar A Mei ke sekolah, tiba-tiba 2 orang anak laki-laki yang satu sekolah dengannya lari mendekati mereka dan berteriak “Jiu Gan Tang Boe Bo (si tukang penjual botol arak bekas)”, teriakkan itu menandakan ingin menertawai A Mei. Setelah mendengar itu A Mei pun ingin turun dari sepeda ayahnya lalu berlari ke depan gerbang sekolah. Tindakan A Mei tersebut dilakukannya karena dia malu mempunyai ayah yang bekerja hanya menjual botol bekas itu. Dari sepenggal cerita ini menunjukkan A Mei tidak menghormati pekerjaan ayahnya, ini bisa dikatakan tidak sopan.

Dalam film ini, Paman Bisu dan A Ming bersama-sama pergi ke pers conference, tiba-tiba ada seorang penyanyi yang bernama Shen Ni yang melihat mereka berdua sedang duduk, kemudian mereka berbincang-bincang dan saat mendengar Paman Bisu adalah ayahnya A Mei dia pun tidak percaya. Karena dia hanya tahu bahwa ayah A Mei berada di Amerika, dia berpikir kenapa penampilannya seperti ini. Lalu Shen Ni pun langsung memasuki pers conference dan memberitahukan berita yang dia dapatkan.

Shen Ni : “Perhatian semuanya, saat ini saya ingin memberitahu kalian suatu kabar

baik, dia adalah ayah dari Sun Rui Qi yang baru saja datang dari Amerika,……Llihat! Dengan rupa yang seperti ini.”

Yu Guang Tai : “Sodara-sodara sekalian, dia bukan ayahnya! Coba kalian lihat, apakah dia mirip dengan ayahnya? Mereka berdua itu hanya penggemar saja.”

A Ming : “Apanya yang penggemar? Dia benar-benar ayahnya!” Yu Guang Tai : “Apakah kamu sedang menipu?”

A Ming : “Menipu?Kamu tuh yang menipu! A Mei, A Mei, kasih tahu dia, dia adalah ayahmu,bicaralah!”

(Paman Bisu melambaikan tangan yang mengatakan bahwa dia bukan ayahnya A Mei) Yu Guang Tai : “Kalian lihat kan, dia saja tidak mengakui bahwa dia itu ayahnya. Kalian

itu sudah menipu, penipu!”

A Ming : “A Mei, sini kamu! Beritahukan kepada semuanya, dia adalah ayahmu, kenapa kau tidak bicara? Dengarkan saya!”

Yu Guang Tai : “A Mei, jangan kejar mereka, saya sedang menyelamatkanmu!” (Ayahnya dan A Ming pulang ke rumah, lalu A Mei menyusul mereka)

(54.25- 54.57) Berdasarkan percakapan di atas kita dapat melihat bahwa A Mei demi menjaga nama baiknya, dia ragu untuk mengakui ayahnya, karena ini dapat menjatuhkan nama baiknya, tetapi meskipun begitu di dalam hatinya dia merasa bergejolak. Karena masalah tersebut datang terlalu tiba-tiba membuat dia tidak memiliki etika yang baik untuk menganggap Paman Bisu sebagai ayahnya.

Hubungan Ayah dan Anak Melalui “Cinta Kasih”

Paman Bisu ingin membeli sebotol arak, tiba-tiba melihat ada sekaleng susu, maka dia menukarkannya dengan susu bubuk tersebut untuk diberikan kepada A Mei. Dari sepenggal cerita ini, kita dapat mengetahui bahwa Paman bisu benar-benar merawat A Mei.

Dari film tersebut, Paman Bisu adalah seseorang yang sangat mempunyai rasa cinta kasih, karena sejak dia membawa pulang bayi perempuan tersebut, dia mau merawatnya, semenjak itu terlihat bahwa Paman Bisu sangat mempunyai cinta kasih. Dia melihat anak tersebut sangat kasihan, tidak ada yang ingin memilikinya. Paman Bisu sebenarnya mengharapkan sebuh rumah tangga yang bahagia, tetapi istrinya meninggalkannya, jadi dia merasa tidak mempunyai istri bukan sebuah keluarga yang indah. Sejak dia mencari istrinya, tiba-tiba tetangganya menggendong A Mei sambil meneriakkinya, lalu setelah melihat A Mei masih sangat kecil, maka dia berpikir bahwa hidup berdua saja sudah cukup, menjadi ayah sekaligus ibu itu tidak masalah.

Hari Imlek tiba, Paman bisu mengajarkan A Mei untuk sembah sujud untuk berterima kasih kepada Tuhan, setelah itu tetangganya yang bernama A Ming datang ke rumahnya dan bermain bersama A Mei sambil mengajarkan kata “Papa”. Setelah tetangganya pulang, tiba-tiba Paman Bisu mendengar A Mei berkata “Papa”, Paman Bisu pun senang sekali mendengarnya, dia langsung memberitahukan kepada

(5)

semia tetangganya A Mei sudah bisa memanggilnya dengan sebutan “Papa”. Walaupun A Mei bukan darah dagingnya Paman Bisu tetapi dia dengan sepenuh hati menyayangi A Mei.

Saat terjadi kebakaran, para tetangga pun berlalulalang untuk memadamkan api tersebut, Paman Bisu merasa A Mei ada di dalam rumahnya maka dia sangat panik mencari A Mei. Tiba-tiba A Mei dating menghampiri Paman Bisu dan ayahnya pun langsung memeluk A Mei. Dan dapat terlihat bahwa Paman Bisu sangat mencintai A Mei, karena Paman Bisu sangat panik dan taku akan kehilangan A Mei, ketika melihat A Mei dia merasa lebih tenang karena ternyata tidak ada hal yang terjadi pada A Mei.

Saat A Mei pulang sekolah, dia bertemu 2 teman sekolahnya yang mengejeknya “Jiu Gan Tang Mai Wu”, dia merasa sangat marah kenapa mereka harus mengejek pekerjaan orangtuanya. A Mei pun mendorong kedua anak tersebut dan terjadilah pertengkaran. Kondisi ini memperlihatkan bahwa demi ayahnya, dia rela bertengkar dengan teman-teman yang mengejeknya dan membuktikan bahwa A Mei sangat menyayangi Paman Bisu.

Ketika Paman Bisu mencoba mekan daging ular, tiba-tiba saja dia berpura-pura seperti orang keracunan, A Mei yang sedang marah pada ayahnya tiba-tiba dia menghampiri dan memeluk ayahnya sambil memanggil “Papa”. Dia takut kehilangan ayahnya dan dia tidak ingin sesuatu hal terjadi pada ayahnya. Melihat A Mei yang seperti itu menunjukkan bahwa dia mempunyai “cinta kasih”.

A Mei sangat senang bernyanyi dan dia mempunyai suara yang bagus. Setelah dia dewasa A Mei ingin mencari nafkah demi membelikan ayahnya sebuah rumah baru, maka dia bekerja di sebuah kafe. Ketika dia sedang bernyanyi, ada seseorang yang berasal dari perusahaan rekaman yang menawarkan dirinya menjadi seorang penyanyi terkenal. Tetapi dia tidak langsung menerima tawaran tersebut, melainkan dia bertanya kepada ayahnya terlebih dahulu dan setelah dengan berbagai keputusan akhirnya dia menerima tawaran tersebut untuk bisa memberikan ayahnya kehidupan baru yang lebih baik. Kebebasan manusia berarti kebebasan memilih dan menentukan nasib sendiri dari kemampuan bawaan (Karen Duffy dan Eastwood • • Atwater 2006). Menurut buku didalamnya seorang ahli lainnya seperti Rollo May, 1997 dari perspektif eksistensialis menjelaskan kesadaran diri sendiri dapat menghasilkan kemungkinan kebebasan memilih. Dengan kata lain, kita telah maju kesadaran diri dan kemampuan untuk berpikir--ide, gambar dan aplikasi pidato, tim telah mampu melampaui dorongan ketaatan buta dan persyaratan lingkungan. Dari sini terlihat A Mei meiliki kebebasan dalam memutuskan suatu pilihan karena dia melakukan ini semua demi ayahnya, dan dia berharap ayahnya dapat tinggal di rumah yang baru.

Melihat kondisi Paman Bisu sudah lama tidak melihat A Mei pulang ke rumah, mengadakan pers

coference pun A Mei tidak mengundang ayahnya datang, maka A Ming pun ingin menemani Paman Bisu

datang dan melihat A Mei, tetapi Paman Bisu tidak ingin A Ming membuat keributan dan jangan sampai membuat A Mei malu di depan umum. Paman Bisu pun merasa kecewa dan menyesal, karena tidak bisa mendidik anaknya dengan baik, mengapa anaknya bertindak seperti itu, dia merasa dirinya tidak berguna sebagai orang tua. Paman Bisu pun berpikir, walaupun A Mei memperlakukannya seperti itu, tetapi kasih sayang seorang ayah tidak akan hilang. Suatu hari Paman Bisu masih ingin menonton konser A Mei yang ada di televisi, dari sini terlihat bahwa Paman Bisu sangat menyayangi A Mei, walaupun sudah dibuat kecewa dan sakit hati, tetapi saat dia jatuh sakit dan masuk rumah sakit, Paman Bisu ingin bertemu A Mei untuk terakhir kalinya berada disisinya. Saat A Mei tiba ayahnya pun akhirnya meninggal dunia.

Cinta Paman Bisu dan A Mei jika dibandingkan, A Mei tidak secara langsung mengungkapkan rasa cintanya kepada ayahnya, terlebih lagi ketika dia sudah terkenal. Dia tidak secara langsung memberikan perhatian kepada ayahnya, justru A Mei melalui manajer nya memberikan uang kepada ayahnya untuk memberikan rumah baru.

Hubungan Ayah Dan Anak Melalui “Bakti”

Seorang ibu memberikan banyak pekerjaan rumah kepada anak perempuannya. Karena terlalu banyak tanggung jawab yang harus ditanggung, karena menanggung banyak tanggung jawab, orang-orang muda dengan cepat meninggalkan dunia masa kanak-kanak, menjadi mandiri merupakan nilai lebih untuk orang dewasa, bukan dilihat dari nilai usia mereka. Singkatnya, sebuah keluarga berubah menjadi sebuah organisasi yang berbeda, dan perubahannya memiliki dampak yang lebih pada ayah (Elder, 1974; Elder dan Caspi, 1988). A Mei yang dari dulu dididik oleh Paman Bisu dan tidak ada Ibu yang mendidiknya, maka A Mei sangat mencintai Paman Bisu, tidak ingin melihatnya susah, setiap hari ingin melihat senyuman ayahnya. Dalam film tersebut, A Mei sudah mulai berbakti setelah ia tumbuh besar, dia bisa menyanyi dan berharap bisa menjadi seorang penyanyi terkenal, bisa membeli sebuah rumah baru untuk

(6)

ayahnya. Tetapi setelah ia menjadi penyanyi terkenal, dia sudah mulai tidak berbakti kepada ayahnya. A Mei sebenarnya harus konser ke Hong Kong, tetapi dia masih belum sempat menemui ayahnya. Sebelum keberangkatan, A Mei menitipkan uangnya kepada manajernya agar diberikan kepada ayahnya untuk membeli rumah baru. A Mei dahulu pernah berkata bahwa ingin membelikan rumah untuknya.

A Mei : “Jangan bersedih, yah. Penggusuran rumah ini adalah masalah semua orang, juga bukan hanya kita yang digusur, pindah rumah adalah jalannya.”

(Paman Bisu sambil memberikan isyarat dengan jarinya menunjukkan uang dari mana?) A Mei : “Uang? Ayah jangan khawatir, suatu saat saya pasti bisa mendapatkan banyak

uang untuk membelikanmu rumah.” Paman Bisu pun tersenyum seketika.

(39.45-40.00) Sebagai anak yang baik harus melayani dan merawat orangtuanya, tetapi dalam film tersebut menunjukkan bahwa setelah A Mei menjadi seorang penyanyi terkenal, A Mei sudah lupa kewajibannya sebagai anak. Seharusnya A Mei harus menjaga ayahnya, tetapi ayahnya hanya seorang diri di rumah atau tetangganya menemaninya di rumah. Orang-orang kadang-kadang mempunyai rasa ingin memilhara dan mempertahankan, serta kontak dengan hal-hal yang akrab. Misalnya, orangtua lebih memilih untuk tinggal di rumah mereka sendiri, daripada tinggal di sebuah panti jompo (Karen Duffy dan Eastwood • • Atwater 2006). Tetapi dalam film tersebut, Paman Bisu ingin bersama-sama hidup dengan A Mei, Paman Bisu sangat menyayangi A Mei dan berharap bisa bertemu dengan A Mei 2 atau 3 kali.

Kembalinya A Mei dari Hong Kong, dia ingin bertemu dengan ayahnya, karena sudah sangat lama tidak berjumpa ayahnya dan sudah lama pula tidak mendengar kabar dari ayahnya, oleh karena itu saat di dalam mobil meminta supirnya untuk membawanya pulang ke rumah, tetapi manajernya tidak mengizinkannya untuk pulang, karena A Mei masih harus latihan untuk mempersiapkan konsernya di negara lain. Tindakan yang diperlihatkan oleh A Mei merupakan bakti terhadap orangtua, tetapi karena pekerjaannya yang sangat padat, maka dia tidak bisa merawat dan menemani ayahnya.

Saat A Mei sedang konser, tetangganya langsung memanggil dan menjemputnya bahwa ayahnya sedang sakit, saat itu mereka langsung ke rumah sakit, setibanya disana, Paman Bisu pun sudah meninggal. Saat itulah A Mei hanya memanggil “Papa” sambil menangis dan tidak bisa berbuat apa-apa. Dari sisi tersebut dapat dilihat bahwa A Mei bukan anak yang berbakti, karena dia tidak melayani ayahnya, saat ayahnya sakit hingga meninggal pun A Mei tidak berada di sisi ayahnya.

Dalam sebuah kehidupan, kita harus belajar bagaimana menghadapi segala macam "positif" dan "negatif". Pertama-tama akan menjadi takut untuk mengkritik (Zhang Zhi 2009). Setelah ayahnya meninggal, A Mei di saat konser, menyanyikan sebuah lagu dengan judul “Jiu Gan Tang Boe Bo/ Jiu Gan Tang Mai Wu” untuk mengenang kepergian ayahnya dan A Mei ingin menunjukkan pada semua orang bahwa dia mempunyai seorang ayah yang pernah bekerja sebagai penjual botol arak bekas dan A Mei dulunya berasal dari keluarga yang miskin.

SIMPULAN DAN SARAN

Melalui film Jiu Gan Tang Mai Wu mengandung arti dari pemikiran Konfusius.

Meskipun Paman Bisu dan A Mei tidak memiliki hubungan darah tetapi dia masih mencintai A Mei, bahkan selalu menghargai setiap keputusan A Mei. Ini membuktikan bahwa Paman Bisu memiliki sikap “etika” pada A Mei, sedangkan A Mei juga memiliki etika terhadap Paman Bisu, meskipun ketika A Mei masih sekolah sering dipermalukan oleh teman-temannya karena pekerjaan ayahnya, tetapi pada akhirnya A Mei bisa memaklumi pekerjaan ayahnya. Hubungan ayah dan anak dengan penerapan “etika”, maka seorang anak harus memiliki ijin terlebih dahulu dari seorang ayah, harus dengan tenang menerima semua keputusan dari ayah.

Perlakuan Paman Bisu terhadap A Mei juga sudah menerapkan ajaran Konfusius yaitu “cinta kasih”, karena demi A Mei, Paman Bisu telah melakukan banyak pengorbanan. Meskipun A Mei dan Paman Bisu tidak memilki hubungan darah, tapi Paman Bisu sangat mencintai A Mei, bahkan dia menjadikan A Mei sebagai sumber kehidupannya. Dan A Mei juga telah menerapkan ajaran Konfusius tentang “cinta kasih”, dari A Mei tahu aka nada penggusuran rumah, dia selalu berusaha untuk bekerja, menyisihkan uang hasil

(7)

kerjanya untuk membelikan ayahnya sebuah rumah baru, dan ingin memberikan kehidupan yang lebih baik untuk ayahnya.

Melalui film juga diajarkan bagaimana untuk berbakti kepada orangtua, terutama pada ayah. A Mei demi ingin membelikan rumah baru untuk ayahnya, dia selalu bekerja keras. Sikapnya yang seperti ini menunjukkan bahwa dia berbakti kepada ayahnya. Tetapi, pada kenyataannya tidak seluruhnya kelakuan A Mei sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Paman Bisu. Rasa “bakti” A Mei tidak ditunjukkan secara langsung, tetapi yang diharapkan oleh ayahnya adalah bakti yang dilakukan secara langsung. Tetapi pada akhirnya, demi menepati janji ayahnya dia memberitahukan keberadaan kisah ayahnya dan dia yang dinyatakan dalam sebuah lagu. Ini merupakan sebuah bukti berbakti A Mei pada ayahnya.

Berdasarkan ajaran Konfusius, hubungan ayah dan anak harus saling menjaga, menghormati, memiliki etika, dan mampu bersama-sama menghadapi keadaan yang sangat sulit akan membuat kehidupan sebuah keluarga menjadi lebih bahagia dan menyenangkan. Penulis berharap dapat menjelaskan pemikiran Konfusius mengenai “etika, cinta kasih, bakti” lebih mendetail, memberikan cara kepada seluruh ayah agar dapat menerapkan ajaran Konfusius dalam mendidik anak, dan memberikan cara kepada semua anak bagaimana menghormati dan berbakti kepada orangtua.

REFERENSI

中文文献 赛佳. (2005). 论语图解. 北京:中国画报出版社. 姚淦铭. (2011). 论语智慧. 山东:山东人民出版社. 胡平生,陈美兰. (2010). 礼记-孝敬. 北京:中华书局出版社. 于丹. (2010). 于丹《论语》心得. 北京:中华书局. 姬仲鸣,周 侃. (1998). 孔子. 北京:中央民族大学出版社. 周立升,颜炳罡. (2002). 儒家文化与当代社会. 济南:山东大学出版社. 庞椿盈. (2009). 名人是怎样教育孩子的. 东北:春风文艺出版社. 张文志. (2009). 好爸爸胜过好老师全集. 北京:中国商业出版社. 王莉译. (2010). 儿童心理学. 北京:电子工业出版社. 达菲,阿特沃特. (2006). 心理学改变生活. 北京:世界图书出版社公司北京公司. 徐照伟. (2011). 浅析《论语》中的“孝”思想及其当代意义. 山东省农业管理干部学院 学报,28 (1): 139. 王国伟. (2007). 论孔子诗学研究的礼用特色.盐城师范学院学报(人文社会科学版),27 (1):53. 杨卉. (2010). 试论孔子的德性思想. 武汉大学哲学学院,450 (3):28-29. 朱冬梅. (2004). 浅谈孝道.雁北师范学院学报, 20 (4) :14-17. 郑兰珍. (2009). 试试孔子“孝”的思想. 南方论刊,43 (5):52. 朱晓玲,邹春梅,黄新平. (2004). 略论孔子“仁”的伦理教育思想. 西北农林科技大学学报(社会科 学版),4 (1):113. 刘余莉. (2010).“仁义礼智信”研究三十年. 河南社会科学,18 (1): 187. 刘长欣. (2009). 儒家“仁”学伦理思想探析. 中国石油大学学报(社会科学版),25 (2):230. 王凌皥. (2011). 儒家美德法理学论纲.浙江大学学报(人文社会科学版),41 (1):81. 单晓琳.(2010). 浅谈“祷”与中国孝道思想发展.文化学刊,(1):166. 李惠芳. (2010). 论汪曾祺小说的传统文化意蕴. 晋中学院学报,27(5):5.

(8)

陈德述. 孔子的“礼”的现代管理功能[Z]. http://www.chinakongzi.org/rjwh/lzxd/200705/t20070520_2164714.htm 李湘. 酒干倘卖无[Z]. http://ent.hunantv.com/e/20080717/22681.html.2008-07-17/2014-06-02. 徐诚. 解读诚信[Z]. http://www.chinakongzi.org/rjwh/lzxd/200708/t20070831_2446256_1.htm. 2007-08-31/2014-05-21. 张武华. 浅析孔子德育思想的现代价值[Z]. http://www.rmlt.com.cn/2010/0708/6528.shtml.2010-07-08/2014-05-21. 王延. 从儒家视角解读武德之“仁”、“义”、“信”[Z]. http://www.rmlt.com.cn/2012/0504/35200.shtml.2012-05-04/2014-05-21. 印尼文献

Hidayat, F., dkk. (2011). Peran Ayah dalam Pengasuhan Anak. Jurnal Psikologi Undip, Jilid 9, No. 1, diakses April 2011 dari http://ejournal.undip.ac.id/index.php/psikologi/article/view/2841

Isti’anah. (2010). Kepribadian Anak Pada Keluarga Single Parent: Studi Kasus Terhadap AS dan NA di

Banjarnegara Jawa Tengah. Yogyakarta: Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga.

Suliyati, T. (2002). Studi Gender pada Masyarakat Tionghoa Di Daerah Pecinan, Semarang. Semarang: Falkutas Sastra Universitas Diponegoro.

Tang, C. Michael. (2014). Kisah-kisah Kebijaksanaan China Klasik Inspirasi bagi Para Pemimpin. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Wang, Andri. (2012). The Wisdom of Confucius. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

RIWAYAT PENULIS

Dewi Purnamasari lahir di kota Pontianak pada tanggal 13 Oktober 1992. Penulis menamatkan

pendidikan SMA di SMA Tarsisius Vireta pada tahun 2010

Vivi lahir di kota Bogor pada tanggal 7 Februari 1992. Penulis menamatkan pendidikan SMA di SMA-K

Mardi Yuana pada tahun 2010

Sofi Zhang, B.A., M.Lit. lahir di kota Jambi. Lulusan Master of Literature bidang Linguistics and

Applied Lingustics di Beijing Language and Culture University. Sejak tahun 2006 aktif mengajar di Binus University Chinese Department.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya masalah tersebut maka peran bimbingan dan konseling adalah membantu peserta didik untuk lebih meningkatkan minat belajar khususnya pada mata

Dengan cara terus berusaha mendidiknya dengan baik, memilihkan teman dan lingkungan yang baik serta tidak membiarkan cahaya itu redup dalam perjalanan waktu dan usia.27 Menurut

Mirip dengan tenis , bulu tangkis bertujuan memukul bola permainan (" kok " atau " shuttlecock ") melewati jaring agar jatuh di bidang permainan lawan yang

dengan soal tes evaluasi yang digunakan dalam tes hasil belajar untuk.. mengetahui kemampuan siswa di kelas eksperimen maupun kelas

Dan yang terakhir sektor Jasa Perorangan dan Rumah Tangga adalah sektor terbaik kelima dengan nilai backwardnya 2,86 yang artinya distribusi manfaat dari pengembangan sektor

Namun pada kenyataanya TBM 2 tidak hanya dilakukan pemangkasan bentuk, wiwil juga dilakukan pada tahap pertumbuhan tanaman ini, karena tunas air masih tumbuh pada

[r]

gelombang berdiri akan frekuensi yang diharapkan adalah 259 MHz karena menyesuaikan dengan bahan yang ada dipasaran. Slotted line dirancang dan direalisasikan dengan nilai VSWR