• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

10

Tinjauan teori diperlukan untuk menegaskan landasan teoretis penelitian yang akan dilakukan. Oleh karena itu, peneliti wajib melakukan tinjauan literature. Ini dilakukan untuk studi perbandingan hasil penelitian terdahulu dengan apa yang sedang diteliti. Dengan melihat dan memperhatikan uraian-uraian latar belakang masalah, maka akan dijabarkan tinjauan teoritis sebagai berikut:

2.1.1 Pasar Modal

1. Pengertian Pasar Modal

Pasar modal, terbentuk karena adanya hubungan keuangan beberapa institusi dan peraturan yang memungkinkan terjadinya transaksi dana jangka panjang. Pasar modal dibentuk oleh berbagai bursa efek yang membentuk tempat transaksi baik untuk utang maupun modal sendiri (Sundjaja dan Barlian, 2003).

Ada berbagai macam definisi tentang pasar modal, namun pada dasarnya dari semua definisi – definisi yang ada memiliki kesamaan. Di bawah ini ada beberapa definisi dari pasar modal, yaitu :

Pasar modal menurut Samsul (2006:43) didefinisikan sebagai tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Secara hukum pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan

(2)

11

efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkan, serta lembaga profesi yang berkaitan dengan efek.

Menurut Husnan (2009:3) pasar modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau saham) jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

Dengan demikian pasar modal di Indonesia dapat didefinisikan sebagai pasar instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik surat utang (obligasi), saham, reksa dana, instrument derivative yang diterbitkan oleh pemerintah, maupun swasta yang tempat kedudukannya di Indonesia.

2. Fungsi Pasar Modal

Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu Negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana pendanaan bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana.

3. Jenis Pasar Modal

Menurut Sunariyah (2006:13) terdapat beberapa jenis pasar modal, antara lain sebagai berikut :

a. Pasar Perdana (Primary Market)

Pasar perdana adalah penawaran saham dari perusahaan yang menerbitkan saham kepada investor selama waktu yang ditetapkan oleh pihak yang menerbitkan sebelum saham tersebut diperdagangkan di pasar sekunder.

(3)

b. Pasar Sekunder (Secondary Market)

Pasar sekunder adalah perdagangan saham yang telah melewati penawaran pada pasar perdana. Jadi, pasar sekunder dapat diartikan sebagai pasar yang dimana saham dan sekuritasnya diperjual belikan secara bebas dan luas setelah melalui pasar perdana. Penentuan harga saham di pasar sekunder ditentukan dari permintaan dan penawaran yang dipengaruhi oleh dua pihak yaitu, pertama adalah faktor internal perusahaan, yang berhubungan dengan kebijakan dan kinerja perusahaan yang telah dicapainya. Kedua adalah faktor eksternal perusahaan, yang dimana hal tersebut diluar kemampuan perusahaan.

c. Pasar Ketiga (Third Market)

Pasar ketiga adalah tempat dimana saham dan sekuritasnya diperdagangkan diluar bursa. Di Indonesia, pasar ketiga juga disebut dengan bursa paralel yang merupakan sistem perdagangan efek yang terorganisasi diluar bursa efek, yang menyerupai pasar sekunder yang diatur dan dilaksanakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek dengan dikontrol oleh Badan Pengawasan Pasar Modal. Jadi di dalam pasar ketiga ini tidak memiliki lantai bursa (floor trading) tetapi pemusatan informasi (trading information). Informasi yang diberikan adalah harga saham, jumlah transaksi, dan keterangan lainnya mengenai surat berharga.

d. Pasar Keempat (Fourth Market)

Pasar keempat adalah pasar yang didalamnya hanya terdapat pemodal satu dengan yang lainnya, dengan kata lain pemindah tangan saham pemodal satu dengan pemodal yang lain tanpa melalui perantara bursa efek.

(4)

13

beli dan harga jual. Indeks saham dan indeks obligasi diperdagangkan secara berjangka maka mekanisme derivatif ini dilakukan secara future dan option. 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pasar modal

Keberhasilan pembentukan pasar modal dipengaruhi oleh supply dan demand. Adapun faktor–faktor yang mempengaruhi keberhasilan tersebut antara lain (Husnan, 2001:8-13):

a. Supply sekuritas

Faktor ini harus banyak perusahaan yang bersedia menerbitkan sekuritas di pasar modal, sehingga jumlah perusahaan pada suatu negara disini sangat mempengaruhi.

b. Faktor ini berarti bahwa terdapat anggota masyarakat yang memiliki jumlah dana yang cukup besar diperdagangkan. Pembeli sekuritas–sekuritas tersebut mungkin berasal dari individu, perusahaan non keuangan, maupun lembaga– lembaga keuangan. Sehubungan dengan faktor ini, maka income perkapita suatu negara dan distribusi pendapatan mempengaruhi besar kecilnya demand akan sekuritas.

c. Kondisi politik dan ekonomi

Faktor ini akhirnya akan mempengaruhi supply dan demand akan sekuritas. Kondisi politik yang stabil akan ikut membantu pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya mempengaruhi supply dan demand akan sekuritas.

d. Masalah hukum dan peraturan

Pembeli sekuritas pada dasarnya mengendalikan diri pada informasi yang di sediakan perusahaan yang menerbitkan sekuritas. Kebenaran akan informasi

(5)

menjadi sangat penting disamping kecepatan dan kelengkapan informasi. Peraturan yang melindungi pemodal dari informasi yang tidak benar akan menyesatkan menjadi mutlak diperlukan.

2.1.2 Saham

Saham adalah surat berharga yang menunjukkan bagian kepemilikan atas suatu perusahaan. Jika anda membeli saham berarti anda membeli sebagian kepemilikan atas perusahaan tersebut. Dan anda berhak atas keuntungan perusahaan dalam bentuk dividen, jika perusahaan membukukan keuntungan. Anda juga bisa mengambil keuntungan dari naiknya harga saham tersebut dari waktu ke waktu. Saham dibedakan menjadi dua jenis sebagai berikut.

1. Saham Biasa (Common Stock)

Saham Biasa adalah suatu sertifikat atau piagam yang memiliki fungsi sebagai bukti pemilikan suatu perusahaan dengan berbagai aspek-aspek penting bagi perusahaan. Pemilik saham akan mendapatkan hak untuk menerima sebagaian pendapatan tetap/ deviden dari perusahaan serta kewajiban menanggung resiko kerugian yang diderita perusahaan. Saham biasa Mewakili klaim kepemilikan pada penghasilan dan aktiva yang dimiliki perusahaan

Saham Biasa Memiliki karakteristik Utama sebagai berikut:

1. Hak suara pemegang saham, dapat memillih dewan komisaris. 2. Hak di dahulukan, bila organisasi penerbit menerbitkan saham baru. 3. Tanggung jawab terbatas, pada jumlah yang diberikan saja.

(6)

15

2. Saham Preferen (Preferred Stock)

Saham preferen adalah saham yang pemiliknya akan memiliki hak lebih dibanding hak pemilik saham biasa. Pemegang saham preferen akan mendapat dividen lebih dulu dan juga memiliki hak suara lebih dibanding pemegang saham biasa seperti hak suara dalam pemilihan direksi sehingga jajaran manajemen akan berusaha sekuat tenaga untuk membayar ketepatan pembayaran dividen preferen agar tidak lengser. Saham Preferen memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Memiliki berbagai tingkat, yang dapat diterbitkan dengan karakteristik berbeda.

2) Tagihan terhadap aktiva dan pendapatan, memiliki prioritas lebih tinggi dari saham biasa dalam hal pembagian dividen.

3) Dividen kumulatif, bila belum dibayarkan dari periode sebelumnya maka dapat dibayarkan pada periode berjalan dan lebih dahulu dari saham biasa. 4) Konvertibilitas, dapat ditukar menjadi saham biasa, bila kesepakatan antara

pemegang saham dan organisasi penerbit terbentuk. 2.1.3 Harga Saham

Harga saham diartikan sebagai harga yang dibentuk dari interaksi para penjual dan pembeli saham yang dilatar belakangi oleh harapan mereka terhadap profit perusahaan, untuk itu investor memerlukan informasi yang berkaitan dengan pembentukan saham tersebut dalam mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham. Harga saham adalah suatu saham yang mempunyai ciri untuk memperjual belikan di bursa efek yang diukur dengan nilai mata uang

(7)

(harga) dimana harga saham tersebut akan ditentukan antara kekuatan demand dan supply.

Eduardus Tandelilin (2001:156) mengemukakan bahwa : “Harga pasar saham menentukan besarnya nilai perusahaan. Nilai perusahaan bisa dihitung dari hasil perkalian harga saham dengan jumlah saham yang beredar. ”Bagi investor yang pernah berinvetasi dalam pasar saham mengetahui bahwa mungkin saja, dan biasanya benar, ada perbedaan antara harga serta pengembalian yang diharapkan dan terealisasi. Dari waktu ke waktu harga dari suatu saham dapat naik, turun, atau tetap. Ini merupakan suatu hal yang harus diperhatikan oleh investor yang terlibat dalam kegiatan di pasar modal, ataupun manajemen perusahaan publik yang sahamnya tercatat di pasar modal. Perkembangan harga saham tersebut selalu menjadi objek yang menarik untuk dianalisis. Keberhasilan dan ketepatan memprediksi perkembangan harga saham merupakan tujuan yang diharapkan oleh para investor yang bermain di pasar modal, terutama investor yang merupakan speculator.

Harga saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga penutup (Closing Price) yang mana harga akhir dari transaksi jual – beli yang terjadi di dalam bursa efek. Harga saham akan ditutup pada sore hari tepat pukul 16:00. Harga pasar yang berarti harga yang terdapat di bursa efek yang mana harga saham tersebut ditentukan oleh permintaan dan penawaran yang dilakukan oleh para investor. Naik turunnya harga saham yang diperdagangkan di lantai bursa ditentukan oleh kekuatan pasar. Jika pasar menilai bahwa perusahaan penerbit saham dalam kondisi baik, maka biasanya harga saham perusahaan yang

(8)

17

bersangkutan akan naik demikian pula sebaliknya, jika perusahaan dinilai rendah oleh pasar maka harga saham perusahaan juga akan ikut turun bahkan bisa lebih rendah dari harga di pasar sekunder antara investor yang satu dengan investor yang lain sangat menentukan harga saham perusahaan.

Dalam aktivitas di pasar modal harga saham merupakan faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan oleh investor dalam melaksanakan investasi, karena harga saham menunjukkan nilai suatu perusahaan. Harga saham mencerminkan prestasi emiten. Apabila emiten punya prestasi yang makin baik maka keuntungan yang diperoleh dari operasi usaha juga semakin besar, maka keuntungan yang diperoleh pemegang saham emiten yang bersangkutan juga cenderung naik.

Bagi investor harga saham, pergerakannya merupakan faktor penting dalam investasi di pasar modal. Harga saham dikatakan tidak wajar apabila harganya ditetapkan terlalu tinggi atau terlalu rendah. Melalui penilaian saham inilah investor akan dapat memutuskan untuk menentukan strategi investasi. Harga saham mencerminkan nilai perusahaan, semakin tinggi nilai harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut dan sebaliknya.

Setiap perusahan yang menerbitkan saham sangat memperhatikan harga sahamnya. Suad Husnan (2001:290) mengemukakan bahwa: “Penilaian harga saham merupakan suatu mekanisme untuk merubah serangkaian variabel ekonomi perusahaan yang diramalkan (atau yang di amati) menjadi perkiraan tentang harga saham”. Variabel-variabel ekonomi tersebut seperti misalnya laba perusahaan, deviden yang dibagikan, varibilitas laba, dan sebagainya.

(9)

2.1.4 Perubahan Harga Saham

Perubahan harga saham adalah perubahan rata-rata harga saham di setiap waktu, sehingga terjadi pergerakan harga saham yang naik dan turun secara tidak beraturan. Setiap investor yang melakukan investasi saham memiliki tujuan yang sama, yaitu mendapatkan manfaat yang lebih besar dari apa yang dibayarkan pada saat membeli saham. Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan. Harga sebuah saham sangat dipengaruhi oleh hukum permintaan dan penawaran, harga suatu saham akan cenderung naik bila suatu saham mengalami kelebihan permintaan dan cenderung turun jika terjadi kelebihan penawaran. Terdapat 2 macam analisis yang banyak digunakan untuk menentukan harga saham, yaitu (Jogiyanto, 2003) :

1. Analisis Teknikal (Technical Analysis), yaitu menentukan harga saham dengan menggunakan data pasar dari saham misalnya harga saham, volume transaksi saham dan indeks pasar.

2. Analisis Fundamental (Fundamental Analysis) atau Analisis Perusahaan (Company Analysis), yaitu menentukan harga saham dengan menggunakan data fundamental, yaitu data yang berasal dari keuangan perusahaan misalnya laba, dividen yang dibayar, penjualan, pertumbuhan dan prospek perusahaan dan kondisi industri perusahaan.

Perubahan harga saham di pasar terjadi karena faktor permintaan dan penawaran. Terdapat berbagai variabel yang mempengaruhi permintaan dan penawaran, baik yang rasional maupun yang irrasional. Pengaruh yang sifatnya

(10)

19

rasional, sebagaimana diungkapkan oleh Samsul (2006) mencakup kinerja perusahaan, tingkat bunga, tingkat inflasi, tingkat pertumbuhan, kurs valuta asing, atau indeks harga saham dari negara lain.

Perubahan harga saham bermula dari penutupan harga saham periode ini dikurangi dengan harga saham periode sebelumnya, hasil ini akan dibandingkan dengan harga saham periode sebelumnya. Untuk menentukan nilai harga saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan dan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan atas saham (apakah akan membeli atau menjual saham). Menghitung perubahan harga saham dengan menggunakan harga saham penutupan (Clossing Price) pada akhir tahun.

Harga Saham = Pt – Pt – 1 Pt – 1

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham

Faktor – faktor yang mempengaruhi harga saham menurut Weston dan Bringham (2001:26) adalah :

1. Laba per lembar saham (Earning per Share)

Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan menerima laba atas saham yang dimilikinya. Semakin tinggi laba per lembar saham (EPS) yang diberikan perusahaan akan memberikan pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong investor untuk melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga saham perusahaan akan meningkat. Hal ini akan menjadi motivasi bagi investor untuk melakukan investasi yang otomatis akan menaikkan harga saham perusahaan.

(11)

2. Tingkat Bunga

Tingkat bunga mempengaruhi laba perusahaan karena bunga adalah biaya, jadi semakin tinggi suku bunga akan menurunkan laba perusahaan. Mempengaruhi persaingan di pasar modal antara saham dengan obligasi, jika suku bunga naik maka investor akan menjual sahamnya dan ditukarkan dengan obligasi. Hal ini akan menurunkan harga saham.

3. Jumlah Kas Dividen yang Diberikan

Kebijakan pembagian deviden dapat dibagi menjadi dua, yaitu sebagian dibagikan dalam bentuk deviden dan sebagian lagi disisihkan sebagai laba ditahan. Sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham, maka peningkatan pembagian deviden merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan dari pemegang saham karena jumlah kas deviden yang besar adalah yang diinginkan oleh investor sehingga harga saham naik.

4. Jumlah Laba yang Diperoleh Perusahaan

Investor pada umumnya melakukan investasi di perusahaan yang memliki profit cukup baik karena menunjukkan prospek yang cerah dan dapat menarik investor untuk berinvestasi yang nantinya akan mempengaruhi harga saham perusahaan. 5. Tingkat Resiko dan Pengembalian

Apabila tingkat resiko dan proyeksi laba yang diharapkan perusahaan meningkat maka akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Semakin tinggi resiko maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian saham yang diterima.

(12)

21

2.1.5 Laporan Keuangan

Menurut Harahap (2009:105), laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca, laporan laba-rugi atau hasil usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan posisi keuangan.

Sedangkan menurut Munawir (2010:5), pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas. Neraca menunjukkan/menggambarkan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Sedangkan perhitungan (laporan) laba-rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta beban yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan ekuitas perusahaan.

Menurut Harahap (2007:120) pengguna laporan keuangan sebagai berikut : pemegang saham, investor, analis pasar modal, manajer, karyawan dan serikat pekerja, instansi pajak, pemberi dana (kreditur), supplier, pemerintah atau lembaga pengatur resmi, langganan atau lembaga konsumen, lembaga swadaya masyarakat, peneliti, akademis maupun lembaga peringkat.

Dari penjelasan diatas bahwa para pemakai laporan keuangan memiliki kepentingan masing-masing terhadap laporan keuangan suatu perusahaan.Pada umumnya laporan keuangan digunakan untuk mengetahui kondisi keuangan

(13)

perusahaan selama periode tertentu, sehingga para pemakai laporan keuangan dapat mengambil keputusan terhadap rencana selanjutnya.

Setiap perusahaan membuat laporan keuangan sebagai bentuk pertangung jawaban manajemen atas aktivitas-aktivitas yang dilakukan perusahaan selama suatu periode tertentu kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan.

Menurut Harjito (2014;51), terdapat empat komponen dalam laporan keuangan, yaitu:

a. Neraca

Menunjukkan posisi keuangan dari asset, liabilitas, dan kekayaan para pemegang saham pada saat tertentu.

b. Laporan Laba Rugi

Menyajikan hasil perusahaan berupa beban dan laba rugi bersih pada periode akuntansi tertentu.

c. Laporan Perubahan Modal

Merekonsoliasi saldo awal dan akhir laba ditahan kedalam neraca. d. Laporan arus kas

Memberikan informasi tentang arus kas masuk dan arus kas keluar dalam tindakan operasi, investasi, dan pendanaan pada periode tertentu.

Berikut ini beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan : a. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki

(14)

23

b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

c. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu.

d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

e. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.

f. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode tertentu.

g. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan. h. Informasi keuangan lainnya.

2.1.6 Kinerja Keuangan

Menurut Fahmi (2012:2) Kinerja keuangan merupakan gambaran dari pencapaian keberhasilan perusahaan dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai atas berbagai aktivitas yang telah dilakukan. Dapat dijelaskan bahwa kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan menggunkan alat-alat analisis keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam suatu periode tertentu.

(15)

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja keuangan adalah usaha formal yang telah dilakukan oleh perusahaan yang dapat mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba, sehingga dapat melihat prospek, pertumbuhan, dan potensi perkembangan baik perusahaan dengan mengandalkan sumber daya yang ada. Suatu perusahaan dapat dikatakan berhasil apabila telah mencapai standar dan tujuan yang telah ditetapkan.

Kinerja Keuangan dapat dinilai dengan beberapa alat analisis. Berdasarkan tekniknya, analisis keuangan dapat dibedakan menjadi 8 macam, yaitu menurut Jumingan (2006:242):

a. Analisis perbandingan Laporan Keuangan, merupakan teknik analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan dua periode atau lebih dengan menunjukkan perubahan, baik dalam jumlah (absolut) maupun dalam persentase (relatif).

b. Analisis Tren (tendensi posisi), merupakan teknik analisis untuk mengetahui tendensi keadaan keuangan apakah menunjukkan kenaikan atau penurunan. c. Analisis Persentase per Komponen (common size), merupakan teknik analisis

untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap keseluruhan atau total aktiva maupun utang.

d. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, merupakan teknik analisis untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal kerja melalui dua periode waktu yang dibandingkan.

(16)

25

e. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas, merupakan teknik analisis untuk mengetahui kondisi kas disertai sebab terjadinya perubahan kas pada suatu periode waktu tertentu.

f. Analisis Rasio Keuangan, merupakan teknik analisis keuangan untuk mengetahui hubungan di antara pos tertentu dalam neraca maupun laporan laba rugi baik secara individu maupun secara simultan.

g. Analisis Perubahan Laba Kotor, merupakan teknik analisis untuk mengetahui posisi laba dan sebab-sebab terjadinya perubahan laba.

h. Analisis Break Even, merupakan teknik analisis untuk mengetahui tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian.

2.1.7 Rasio Keuangan

Pengertian rasio keuangan menurut James C Van Horne merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan.

Jadi rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Hasil rasio keuangan digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam satu periode apakah mencapai target seperti yang telah ditetapkan. Kemudian juga dapat dinilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif.

(17)

Dari kinerja yang dihasilkan juga dapat dijadikan sebagai evaluasi hal-hal yang perlu dilakukan ke depan agar kinerja manajemen dapat ditingkatkan atau dipertahankan sesuai dengan target perusahaan. Rasio keuangan sangat bermanfaat bagi para kreditur, pengusaha ataupun pihak-pihak yang berkepentingan. Berikut manfaat dari rasio keuangan adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan perusahaan di bidang keuangan. 2. Mengetahui Kinerja Perusahaan.

3. Membantu dalam pengawasan perusahaan.

4. Membantu pimpinan perusahaan dalam pengambilan keputusan. 5. Melihat perkembangan usaha perusahaan selama beberapa waktu. 6. Mengevaluasi strategi untuk peningkatan profit di periode selanjutnya. 7. Mengevaluasi laporan keuangan.

8. Menetapkan tujuan dari analisa. 2.1.8 Jenis – Jenis Rasio Keuangan

Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan, dapat dilakukan dengan beberapa rasio keuangan. Setiap rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan dan arti tertentu. Kemudian, setiap hasil rasio yang diukur di interprestasikan sehingga menjadi berarti bagi pengambilan keputusan. Dalam menguji untuk mengevaluasi laporan keuangan yang berpengaruh pada harga saham, maka perlu mengukurnya dengan rasio keuangan. Berikut adalah jenis-jenis rasio keuangan :

(18)

27

1. Rasio Likuiditas

Fred Weston menyebutkan bahwa rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, maka perusahaan akan mampu untuk memenuhi hutang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo. Likuiditas berfungsi untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan maupun di dalam perusahaan. Jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan, yaitu :

a. Current Ratio (Rasio Lancar)

Current Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Rumus untuk mencari rasio lancar atau current ratio dapat digunakan sebagai berikut :

Current Ratio = 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 𝑥 100%

b. Quick Ratio (Rasio Cepat)

Quick Ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan (inventory). Rumus untuk mencari rasio cepat atau quick ratio dapat digunakan sebagai berikut :

Quick Ratio = 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟−𝑆𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛

(19)

c. Cash Ratio (Rasio Kas)

Cash Ratio merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan di bank (yang dapat ditarik setiap saat). Rumus untuk mencari rasio kas atau cash ratio dapat digunakan sebagai berikut :

Cash Ratio = 𝐾𝑎𝑠+𝐵𝑎𝑛𝑘

𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 x 100%

2. Rasio Solvabilitas

Rasio Solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi). Dalam praktiknya, terdapat beberapa jenis rasio solvabilitas yang sering digunakan perusahaan. Adapun jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio solvabilitas antara lain :

a. Debt to Asset Ratio

Debt to Asset Ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Rumusan untuk mencari debt to asset ratio dapat digunakan sebagai berikut :

(20)

29

Debt to Asset Ratio = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 x 100%

b. Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini divari dengan cara membandingkan antara seluruh utang termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Rumus untuk mencari debt to equity ratio dapat digunakan perbandingan antara total utang dengan total ekuitas sebagai berikut :

Debt to Equity Ratio = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔

𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 x 100%

c. Long Term Debt to Equity Ratio

LTDtER merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan. Rumusan untuk mencari long term debt to equity ratio adalah dengan menggunakan perbandingan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yaitu :

LTDtER = 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔

𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 x 100%

d. Times Interest Earned

Menurut J. Fred Weston Times Interest Earned merupakan rasio untuk mencari jumlah kali perolehan bunga. Rasio ini diartikan oleh James C. Van Horne juga sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar biaya bunga.

(21)

Jumlah kali perolehan bunga merupakan rasio untuk mengukur sejauh mana pendapaatn dapat menurun tanpa membuat perusahaan merasa malu karena tidak mampu membayar biaya bunga tahunannya. Rumus untuk mencari times interest earned sebagai berikut :

Times Interest Earned = 𝐸𝐵𝐼𝑇

𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 x 100%

e. Fixed Charge Coverage

Fixed Charge Coverage merupakan rasio yang menyerupai Times Interest Earned. Hanya saja perbedaanya adalah rasio ini dilakukan apabila perusahaan memperoleh utang jangka panjang atau menyewa aktiva berdsarkan kontrak sewa. Biaya tetap merupakan biaya bunga ditambah kewajiban sewa tahunan atau jangka panjang. Rumus untuk mencari fixed charge coverage adalah sebagai berikut :

Fixed Charge Coverage = 𝐸𝐵𝑇+𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎+𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑤𝑎

𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎+𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑤𝑎 x 100%

3. Rasio Aktivitas

Rasio Aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Atau dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur tingakt efisiensi (efektivitas) pemanfaatan sumber daya perusahaan. Efisiensi yang dilakukan misalnya dibidang penjualan, sediaan, penagihan piutang dan efisiensi di bidang lainnya. Berikut ini ada beberapa jenis-jenis rasio aktivitas yang dirangkum dari beberapa ahli keuangan, yaitu :

(22)

31

a. Receivable Turn Over

Receivable Turn Over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Cara mencari rasio ini adalah dengan membandingkan antara penjualan kredit dengan rata-rata piutang. Rumusan untuk mencari receivable turn over adalah sebagai berikut :

Receivable Turn Over = 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔

b. Inventory Turn Over

Inventory Turn Over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam sediaan (inventory) ini berputar dalam suatu periode. Dapat diartikan pula bahwa perputaran sediaan merupakan rasio yang menunjukkan berapa kali jumlah barang sediaan diganti dalam satu tahun. Rumusan untuk mencari inventory turn over adalah sebagai berikut :

Inventory Turn Over = 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛

c. Working Capital Turn Over

Working Capital Turn Over merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu. Rumus yang digunakan untuk mencari perputaran modal kerja adalah sebagai berikut :

Working Capital Turn Over = 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎

d. Fixed Assets Turn Over

Fixed Assets Turn Over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu

(23)

periode. Berikut rumus untuk mencari fixed assets turn over dapat digunakan sebagai berikut :

Fixed Assets Turn Over = 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝

e. Total Asset Turn Over

Total Asset Turn Over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Rumus untuk mencari total asset turn over adalah sebagai berikut :

Total Asset Turn Over = 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎

4. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini dilakukan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapaatn investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan. Dalam praktiknya, jenis-jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan adalah :

a. Return On Equity

Return On Equity merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Rumus untuk mencari return on equity dapat digunakan sebagai berikut:

Return On Equity = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

(24)

33

b. Return On Investment

Return On Investment merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Rumus untuk mencari return on investment dapat digunakan sebagai berikut :

Return On Investment = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 x 100%

c. Profit Margin On Sales

Profit Margin On Sales merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Terdapat dua rumus untuk mencari profit margin, yaitu sebagai berikut :

- Untuk margin laba kotor dengan rumus :

Profit Margin = 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ−𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 x 100%

- Untuk margin laba bersih dengan rumus : Net Profit Margin = 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 x 100% 5. Rasio Nilai Pasar

Rasio nilai pasar menggambarkan kondisi yang terjadi di pasar. Rasio ini mampu memberi pemahaman bagi pihak manajemen perusahaan terhadap kondisi penerapan yang akan dilaksanakan dan dampaknya pada masa yang akan datang. Rasio nilai pasar terdiri dari :

a. Earning Per Share

Earning Per Share merupakan bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki. Berikut rumus untuk menghitung earning per share adalah sebagai berikut :

(25)

𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒 =Pendapatan Setelah Pajak Jumlah Saham Beredar b. Price Earning Ratio (PER)

Price Earning Ratio merupakan perbandingan antara market price per share dengan earning per share. Berikut rumus untuk menghitung price earning ratio adalah sebagai berikut :

Price Earning Ratio (PER) = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑃𝑒𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑒𝑟𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒 c. Dividend Yield

Divideng Yield mengukur seberapa besar tingkat keuntungan berupa dividen yang mampu dihasilkan dari investasi pada saham.

Dividend yield = 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑃𝑒𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 d. Dividend payout ratio

Rasio ini mengukur besar bagian laba bersih setelah pajak yang dibayarkan sebagai dividen kepada pemegang saham.

Dividend payout ratio = 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 e. Market to book ratio

Rasio ini mengukur penilaian pasar keuangan terhadap manajemen dan organisasi perusahaan sebagai going concern.

Market to book ratio = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑃𝑒𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑢𝑘𝑢 𝑃𝑒𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚

(26)

35

2.1.9 Hubungan Antar Variabel

1. Hubungan Current Ratio (CR) Terhadap Perubahan Harga Saham

Untuk mengatakan suatu kondisi baik atau tidaknya, ada suatu standar rasio yang digunakan yakni Current Ratio. Semakin besar current ratio maka akan mempengaruhi investor dalam membeli saham dan hal ini akan meningkatkan harga saham. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

2. Hubungan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Perubahan Harga Saham DER merupakan rasio yang mengukur besarnya hutang yang ditanggung melalui modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Debt to Equity Ratio adalah instrument untuk mengetahui kemampuan ekuitas atau aktiva bersih suatu perusahaan untuk melunasi seluruh kewajibannya. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio maka akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang.

3. Hubungan Total Asset Turn Over (TATO) Terhadap Perubahan Harga Saham Rasio ini dapat digunakan untuk memprediksi laba karena total aktiva dan penjualan merupakan komponen dalam menghasilkan laba. Pengaruh rasio total asset turn over terhadap perubahan harga saham adalah semakin cepat tingkat perputaran aktivanya maka laba bersih yang dihasilkan akan semakin meningkat, karena perusahaan sudah dapat memanfaatkan aktiva tersebut untuk meningkatkan penjualan yang berpengaruh terhadap pendapatan. Kenaikan pendapatan dapat menaikkan laba bersih perusahaan.

(27)

Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Artinya, perusahaan semakin kuat demikian pula sebaliknya semakin rendah rasio ini semakin jelek, artinya perusahaan semakin menurun. Menurut Hanafi dan Halim (2012:82) rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Meskipun rasio ini mengukur laba dari sudut pandang pemegang saham, rasio ini tidak memperhitungkan dividen maupun Capital Gain untuk pemegang saham.

5. Hubungan Earning Per Share (EPS) Terhadap Perubahan Harga Saham

Rasio ini menunjukkan laba bersih yang berhasil diperoleh perusahaan untuk setiap lembar saham selama satu periode tertentu yang akan dibagikan kepada semua pemegang saham. Kenaikan atau penurunan EPS dari tahun ke tahun adalah ukuran penting untuk mengetahui baik tidaknya pekerjaan yang dilakukan perusahaan pemegang sahamnya. EPS yang tinggi menandakan bahwa perusahaan dapat memberikan tingkat kemakmuran kepada para pemegang saham, sebaliknya EPS yang lebih rendah memberikan tingkat kemakmuran yang rendah menandakan bahwa perusahaan gagal dalam memberikan tingkat kemakmuran kepada para pemegang saham. Secara teori semakin tinggi EPS, harga saham cenderung naik. EPS yang meningkat menandakan bahwa perusahaan tersebut berhasil meningkatkan taraf kemakmuran investor dan hal ini akan mendorong investor untuk menambah jumlah modal yang ditanamkan pada perusahaan tersebut. Pada akhirnya peningkatan jumlah permintaan terhadap saham mendorong harga saham juga ikut naik.

(28)

37

2.1.10 Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Penelitian Variabel Teknis Hasil

Peneliti Penelitian Analisis Penelitian

1 Ardi Gunardi

Kinerja Keuangan

Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Food And Beverages

Terdapat 3 variabel yang diteliti yaitu : ROE, PER dan EPS. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda.

Dari uji yang dilakukan dapat diketahui bahwa ROE, PER dan EPS secara parsial berpengaruh terhadap harga saham. 2 Oktavia Dewi Yanti Dan Ervita Savitri Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham LQ 45 di BEI Terdapat 4 variabel yang diteliti yaitu : CR, ROA, ROE dan EPS. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda.

Dari uji yang dilakukan dapat diketahui bahwa CR dan EPS berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan ROA dan ROE tidak

berpengaruh terhadap harga saham.

3 Ines Farah Dita

Pengaruh Kinerja

Keuangan Terhadap Harga Saham (Studi Pada

Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia)

Terdapat 5 variabel yang diteliti yaitu : CR, DER, EPS, NPM, Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

Dari uji yang dilakukan dapat diketahui bahwa CR, EPS dan PER secara

(29)

dan PER. regresi linier berganda. parsial berpengaruh terhadap harga saham.. Sedangkan DER dan NPM tidak berpengaruh terhadap harga saham.

(30)

39 2.2 Rerangka Pemikiran Gambar 1 Rerangka Pemikiran

Studi Teori Studi Empirik

Pasar Modal :

Menurut Samsul (2006:43) Menurut Husnan (2009:3)

Harga Saham :Menurut Eduardaus Tandelilin (2001:156) Menurut Arifin (2001:290) Laporan Keuangan : Menurut Harahap (2007:120) Menurut Harahap (2009:105) Menurut Munawir (2010:5) Menurut Harjito (2014:51) Kinerja Keuangan : Menurut Fahmi (2010:2) Menurut Jumingan (2006:242): Rasio Keuangan : Menurut Kasmir (2008:128) Menurut Kasmir (2008:150) Menurut Kasmir (2008:172) Menurut Kasmir (2008:196) Fakta

Untuk mengetahui kondisi kinerja keuangan terhadap perubahan harga saham pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Ardi Gunanrdi (2010) Perubahan Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Food And Beverages.

Oktavia Dewi Yanti dan Ervita Savitri (2012) Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham LQ 45 di BEI.

Ines Farah Dita (2012) Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia).

Permasalahan

Bagaimanakah kondisi kinerja keuangan terhadap perubahan harga saham pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Variabel Bebas -Current Ratio -Debt to Equity Ratio

-Total Asset Turn Over -Return On Equity -Earning Per Share Variabel Terikat Perubahan Harga Saham Hipotesis

Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Return On Equity dan Earning Per Share berpengaruh terhadap perubahan harga saham pada perusahaan Food And Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Uji Analisis Regresi Linier Berganda Hasil Penelitian

(31)

RERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN

Variabel penelitian ini terdiri dari variabel dependen yaitu perubahan harga saham. Sedangkan variabel independen yaitu current ratio, debt to equity ratio, total asset turn over, return on equity dan earning per share. Berdasarkan landasan teori, hubungan antar variabel dan penelitian terdahulu maka dapat disusun model penelitian (Gambar 2) sebagai berikut:

Gambar 2

Rerangka Konseptual Penelitian Debt to Equity Ratio

(X2) Current Ratio

(X1)

Total Asset Turn Over (X3)

Return On Equity (X4)

Earning Per Share (X5)

Perubahan Harga Saham

(32)

41

2.3 Perumusan Hipotesis

Adapun hipotesis yang diajukan oleh penulis mengenai masalah yang terjadi pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut :

H1 : Current Ratio (CR) berpengaruh terhadap perubahan harga saham.

H2 : Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham.

H3 : Total Asset Turn Over (TATO) tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham

H4 : Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham.

H5 : Earning Per Share (EPS) tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Gunungsari dengan menerapkan model Cooperative Meaningful Instructional Design (C-MID) berbantuan multimedia interaktif, yaitu

penelitian kualitatif deskriptif, karena mendeskripsikan bentuk kecerdasan emosional pada tokoh utama yang tercermin dalam kutipan novel “Tanah Surga Merah”, serta faktor-faktor

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi Penelitian ini dengan

Penatagunaan tanah adalah sama dengan pola pengelolaan tata guna tanah yang meliputi penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah yang berujud konsolidasi pemanfaatan tanah

Kredit PT.BPR LPN Padang Magek (Ibuk Yanti Kumala) tahap selanjutnya adalah tahap analisa kredit, melakukan analisa terhadap persyaratan-persyaratan yang diajukan

Walaupun pengukuran FGF-23 merupakan biomarker sensitif terhadap pengaturan fosfat ginjal pada PGK stadium dini, belum diketahui bagaimana osteosit mengetahui

Tiga paragraf yang didapatkan dari Shema dalam dua kitab yang ditulis Musa, paragraf pertama merupakan teks dari Ulangan 6:4-9 adalah ajakan agar orang Israel

Massa katoda praktis lebih kecil pada massa katoda teoritis yang ditunjukkan pada grafik 9 menit ke-4 dapat disebabkan oleh pengadukan yang terlalu cepat, sehingga kation