• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 DATA DAN ANALISA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 DATA DAN ANALISA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

DATA DAN ANALISA

2.1 Sumber Data

Semua sumber data yang mendukung pembuatan buku ini diperoleh dari berbagai media cetak dan elektronik, multimedia (internet) serta hasil wawancara dan pengamatan langsung yang terjadi pada kehidupan masyarakat di Indonesia. Dibawah ini hanya dimasukkan beberapa data secara garis besar dan satu contoh dari kebudayaan Indonesia, yaitu Jawa.

2.1.1 Kebudayaan Indonesia

Kebudayaan Indonesia dapat didefinisikan sebagai seluruh kebudayaan lokal yang telah ada sebelum terbentuknya nasional Indonesia pada tahun 1945. Seluruh kebudayaan lokal yang berasal dari kebudayaan beraneka ragam suku-suku di Indonesia merupakan bagian integral daripada kebudayaan Indonesia.

Kebudayaan Indonesia walau beraneka ragam, namun pada dasarnya terbentuk dan dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan Tionghoa, kebudayaan India dan kebudayaan Arab. Kebudayaan India terutama masuk dari penyebaran agama Hindu dan Buddha di Nusantara jauh sebelum Indonesia terbentuk.

(2)

Kerajaan-kerajaan yang bernafaskan agama Hindu dan Budha sempat mendominasi Nusantara pada abad ke-5 Masehi ditandai dengan berdirinya kerajaan tertua di Nusantara, kerajaan Kutai, sampai pada penghujung abad ke-15 Masehi.

Kebudayaan Tionghoa masuk dan mempengaruhi kebudayaan Indonesia karena interaksi perdagangan yang intensif antara pedagang-pedagang Tionghoa dan Nusantara (Sriwijawa). Selain itu, banyak pula yang masuk bersama perantau-perantau Tionghoa yang datang dari daerah selatan Tiongkok dan menetap di Nusantara. Mereka menetap dan menikahi penduduk lokal menghasilkan perpaduan kebudayaan Tionghoa dan lokal yang unik. Kebudayaan seperti inilah yang kemudian menjadi salah satu akar daripada kebudayaan lokal modern di Indonesia semisal kebudayaan Jawa dan Betawi.

Kebudayaan Arab masuk bersama penyebaran agama Islam oleh pedagang-pedagang Arab yang singgah di Nusantara dalam perjalanan mereka menuju Tiongkok.

2.1.2 Suku Jawa

Suku bangsa Jawa, adalah suku bangsa terbesar di Indonesia. Jumlahnya mungkin ada sekitar 90 juta. Mereka berasal dari pulau dan terutama ditemukan di provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tetapi di provinsi Jawa Barat, Banten dan tentu saja Jakarta mereka banyak diketemukan.

(3)

Bahasa

Suku bangsa Jawa sebagian besar menggunakan bahasa Jawa dalam bertutur sehari-hari. Dalam sebuah polling yang diadakan majalah Tempo pada awal dasawarsa 1990-an, kurang lebih hanya 12% orang Jawa yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai sehari-hari, sekitar 18% menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia secara campur dan selebihnya terutama bahasa Jawa.Garis keturunan dalam masyarakat Jawa diturunkan lewat ayah dan ibu. Bahasa jawa merupakan bahasa yang sangat sopan dan menghargai orang yang di ajak bicara khususnya bagi orang yang lebih tua dan bahasa jawa juga sangat mempunyai arti yang luas.

Kepercayaan

Orang Jawa sebagian besar secara nominal menganut agama Islam. Tetapi yang menganut agama Kristen; Protestan dan Khatolik juga banyak. Mereka juga terdapat di daerah pedesaan. Penganut agama Buddha dan Hindu juga ditemukan pula di antara masyarakat Jawa. Ada pula agama kepercayaan suku Jawa yang disebut sebagai agama Kejawen. Kepercayaan ini terutama berdasarkan kepercayaan Animisme dengan pengaruh Hindu-Buddha yang kuat. Masyarakat Jawa terkenal akan sifat sinkretisme kepercayaannya. Semua budaya luar diserap dan ditafsirkan menurut nilai-nilai Jawa sehingga kepercayaan seseorang kadangkala menjadi kabur.

(4)

Profesi

Di Indonesia, orang Jawa bisa ditemukan dalam segala bidang. Terutama bidang adminitrasi negara dan militer banyak didominasi orang Jawa. Meski banyak pengusaha Indonesia yang sukses berasal dari suku Jawa, orang Jawa tidak menonjol dalam bidang bisnis dan industri.

Stratifikasi Sosial

Masyarakat Jawa juga terkenal akan pembagian golongan-golongan sosialnya. Pakar Antropologi Amerika yang ternama, Clifford Geertz, pada tahun 1960an membagi masyarakat Jawa menjadi tiga kelompok: kaum santri, abangan dan priyayi. Menurutnya kaum santri adalah penganut agama Islam yang taat, kaum abangan adalah penganut Islam secara nominal atau penganut Kejawen, sedangkan kaum Priyayi adalah kaum bangsawan. Tetapi dewasa ini pendapat Geertz banyak ditentang karena ia mencampur golongan sosial dengan golongan kepercayaan. Kategorisasi sosial ini juga sulit diterapkan dalam menggolongkan orang-orang luar, misalkan orang Indonesia lainnya dan suku bangsa non-pribumi seperti orang keturunan Arab, Tionghoa dan India.

Seni

Orang Jawa terkenal dengan budaya seninya yang terutama dipengaruhi oleh agama Hindu-Buddha, yaitu pementasan wayang.

(5)

Repertoar cerita wayang atau lakon sebagian besar berdasarkan wiracarita Ramayana dan Mahabrata. Tetapi pengaruh Islam dan dunia barat ada pula.

Stereotipe orang Jawa

Orang Jawa terkenal sebagai sukubangsa yang sopan dan halus. Tetapi mereka juga terkenal sebagai suku bangsa yang tertutup dan tidak mau terus terang. Sifat ini konon berdasarkan watak orang Jawa yang ingin menjaga keharmonis atau keserasian dan menghindari konflik, karena itulah mereka cenderung untuk diam dan tidak membantah apabila terjadi perbedaan pendapat. Dampak negatifnya adalah, karena orang Jawa dituntut untuk menjaga keserasian dengan berdiam diri, mereka bisa dengan mudah menyimpan dendam. Orang suku Jawa juga mempunyai kecenderungan untuk membeda-bedakan masyarakat berdasarkan asal-usul dan kasta/golongan sosial. Sifat seperti ini dikatakan merupakan sifat feodalisme yang merupakan ajaran budaya Hindu dan Jawa Kuno yang sudah diyakini secara turun-temurun oleh masyarakat Jawa hingga sekarang.

2.1.3 Pernikahan adat Jawa

Di bumi Indonesia yang kaya akan ragam budaya, adat istiadat yang dimiliki beragam pula. Termasuk di dalamnya prosesi pernikahan. Adat Jawa misalnya. Kebanyakan orang hanya mengenal

(6)

proses siraman dan midodareni. Padahal ada beberapa proses lain yang tak kalah pentingnya. Proses pernikahan adat Jawa dimulai dengan Siraman yang dilakukan sebagi proses pembersihan jiwa dan raga yang dilakukan sehari sebelum ijab kabul.

Ada 7 Pitulungan (penolong) yang melakukan proses siraman. Airnya merupakan campuran dari kembang setaman yang disebut Banyu Perwitosari yang jika memungkinkan diambil dari 7 mata air. Diawali siraman oleh orangtua calon pengantin, acara siraman ditutup oleh siraman pemaes yang kemudian memecahkan kendi.

Beranjak malam, acara dilanjutkan dengan Midodareni, yaitu malam kedua mempelai melepas masa lajang. Dalam acara Midodareni yang digelar di kediaman perempuan ini, ada acara nyantrik untuk memastikan pengantin laki-laki akan hadir pada ijab kabul dan kepastian bahwa keluarga mempelai perempuan siap melaksanakan perkawinan dan upacara panggih di hari berikutnya.

Usai acara akad nikah dilakukan upacara Panggih, di mana kembang mayang dibawa keluar rumah dan diletakkan di persimpangan dekat rumah yang tujuannya untuk mengusir roh jahat. Setelah itu pengantin perempuan yang bertemu pengantin laki-laki akan melanjutkan upacara dengan melakukan :

1. Lempar Gantal

(7)

2. Ngidak Tigan

Mempelai laki-laki menginjak telur ayam hingga pecah, kemudian mempelai perempuan akan membasuh kaki sang suami dengan air bunga. Proses ini melambangkan seorang suami dan ayah yang bertanggung jawab terhadap keluarganya.

3. Sinduran

Berjalan perlahan-lahan dengan menyampirkan kain sindur sebagai tanda bahwa kedua mempelai sudah diterima sebagai keluarga. 4. Bobot Timbang dan Tanem Jero

Kedua mempelai duduk di pangkuan bapak mempelai perempuan sebagai tanda kasih sayang orangtua terhadap anak dan menantu sama besarnya.

5. Ngunjuk Rujak Degan

Upacara minum rujak degan, minuman yang terbuat dari daging dan air kelapa muda.

6. Kacar-kucur

Kacar-kucur yang dituangkan ke pangkuan perempuan sebagai simbol pemberian nafkah.

7. Dahar Klimah

Saling menyuapi satu sama lain yang melambangkan kedua mempelai akan hidup bersama dalam susah maupun senang.

(8)

8. Thilik Pitik dan Sungkeman

Kedua mempelai memohon restu dari kedua orangtua. 9. Mangayubagyoworo dan Kirab

Setelah menyelesaikan semua upacara, kedua pengantin beserta orang tua mengucapkan tanda terima kasih kepada semua tamu.

2.2 Data Pendukung

1. Ketua Seksi Sosial HARPI Jateng Nunik Sutrisni Sutikno mengungkapkan, selama ini perias-perias pengantin banyak yang kurang memahami upacara pernikahan yang seharusnya. Akibatnya, tata laku adat pernikahan yang diselenggarakan seringkali tak sesuai dengan yang semestinya.

2. Upacara pernikahan adat yang mempunyai nilai-nilai tertentu dalam kehidupan sosial merupakan cara untuk mengumumkan status seseorang untuk diakui sebagai keluarga. Upacara perkawinan adat juga merupakan salah satu cara untuk melegalisasikan suatu status sosial dan menciptakan hak dan kewajiban yang diakui secara hukum. (Moertjipto, Yogyakarta)

(9)

2.3 Data penyelenggara

2.3.1 Gramedia Pustaka Utama Logo

Sekilas Perusahaan

Penerbit Gramedia mulai menerbitkan buku sejak tahun 1974. Buku pertama yang diterbitkan adalah novel Karmila, karya Marga T. Sedangkan untuk buku non-fiksi pertama adalah Hanya Satu Bumi, yang ditulis oleh Barbara Ward dan René Dubois (diterbitkan bekerjasama dengan Yayasan Obor). Yang kemudian disusul oleh buku seri anak-anak pertama Cerita dari Lima Benua, dan kemudian seri-seri yang lain.

Dengan misi “Ikut mencerdaskan dan memajukan kehidupan bangsa serta masyarakat Indonesia” , Gramedia Pustaka Utama berusaha keras untuk menjadi agen pembaruan bagi bangsa ini dengan memilih dan memproduksi buku-buku yang berkualitas, yang memperluas wawasan, memberikan pencerahan, dan merangsang kreativitas berpikir.

Melalui pengalaman jatuh-bangun dan melihat kebutuhan pasar, Gramedia Pustaka Utama akhirnya mengkonsentrasikan diri untuk menggarap dua bidang utama, yakni fiksi dan non-fiksi. Bidang fiksi dibagi menjadi fiksi anak-anak dan pra-remaja, remaja, dewasa. Bidang non-fiksi

(10)

dibagi menjadi humaniora, pengembangan diri, bahasa dan sastra Indonesia, bahasa Inggris/ELT, kamus dan referensi, sains dan teknologi, kesehatan, kewanitaan (masakan, busana), dsb. Karena misi dan visi itu pula, Gramedia berusaha memilih penulis-penulis yang berkualitas. Di deretan fiksi kita mengenal nama-nama yang memiliki reputasi internasional seperti: John Grisham (penulis legal thriller), Sidney Sheldon, Agatha Christie, Danielle Steel, Sir Arthur Conan Doyle, dll.; dan lima penulis wanita paling top di Indonesia: Marga T., Mira W, Maria A. Sardjono, V. Lestari, dan S. Mara Gd. Di deretan non-fiksi untuk penulis lokal ada Hermawan Kartajaya, Kwik Kian Gie, Rhenald Kasali, Husein Umar, Vincent Gaspers, Andreas Harefa, Anand Krishna, Hembing W., Nila Chandra, Marry Winata, Rudy Choirudin, dll.; dan untuk penulis asing (terjemahan) ada: Jack Canfield & Mark Victor Hansen (Seri Chicken Soup for the Soul), John Gray, Daniel Goleman, John P. Kotter, Joe Girard, Andrew Weil, dll.

Alamat

PT Gramedia Pustaka Utama Gedung Gramedia lt. 2-3

Jl. Palmerah Barat 33-37, Jakarta 10270

Telp. (021) 53677834 (hunting) ext. 3251, 3252, 3258 Fax (021) 5360316, 5360315, 5300545

(11)

2.3.2 Profil Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (disingkat Depbudpar) adalah salah satu kementrian dalam permerintahan Indonesia yang mempunyai tugas membantu dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang kebudayaan dan kepariwisata. Kementerian ini dipimpin oleh seorang menteri kebudayaan dan pariwisata yang pada tahun 2006 dijabat oleh Ir. Jero Wacik, S. E.

2.4 Target Komunikasi

Pria maupun wanita, berusia 20-40 tahun, yang berdomisili di kota-kota besar Indonesia, khususnya masyarakat yang tinggal di pulau Jawa. Merupakan masyarakat dari kalangan ekonomi menengah keatas.

Alasan pemilihan target komunikasi ini, karena menurut survey yang terlihat bahwa golongan masyarakat diatas merupakan masyarakat yang produktif, aktif dan dinamis, serta sudah banyak dari mereka yang terpengaruh budaya luar sehingga tidak begitu mengenal akan budaya adat sukunya sendiri. Sehingga dapat membuat target audience kembali melestarikan kebudayaan Nasional. Serta bagi mereka yang ingin menggunakan adat pernikahan ini, mereka dapat lebih mudah dalam mempelajari tata cara upacara.

(12)

2.5 Karateristik Buku

Judul Buku : Pernikahan Adat Indonesia Sub Judul : Adat Jawa

Pengarang : Loro Bendoro

Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama Designer : Yana Erlyana

Spesifikasi : Ukuran : 19 x 23 cm Warna : full colour Cover : hard cover Tebal : 126 halaman

Bahasa : Indonesia Harga : Rp. 150.000, 00 Strktur buku : >> Cover luar

>> Cover Dalam

>> Colophon

>> Daftar Isi >> ISI

Bab I ---- PERNIKAHAN (Falsafah Jawa)

Bab II ---- PERSIAPAN SEBELUM PERNIKAHAN II.1 Madik dan Nontoni

(13)

II.3 Paningset

II.4 Slametan Pamulo II.5 Siraman

II.6 Dodol Dawet II.7 Midodareni

Bab III ---- UPACARA AGAMA Bab IV ---- UPACARA PERNIKAHAN

IV.1 Upacara Panggih/ Bertemu Muka IV.1.1 Pasrahan

IV.1.2 Penyerahan Sanggan IV.1.3 Lempar Gantal IV.1.4 Ngidak Tigan IV.1.5 Sinduran IV.1.6 Bobot Timbang IV.1.7 Ngunjuk Rujak Degan IV.1.8 Kacar-kucur

IV.1.9 Dahar Klimah IV.1.10 Sungkem

IV.1.11 Mangayubagyoworo dan Kirab Bab V ---- TATA RIAS

V.1 Rias Wajah Pengantin Wanita V.2 Rias Wajah Pengantin Pria Bab VI ---- TATA BUSANA

(14)

VI.2 Busana Untuk Pengantin Pria >> DITUTUP Î Daftar pustaka

2.6 Analisa SWOT Strenght (Kekuatan)

Buku ini dapat memberikan inspirasi serta informasi mengenai tata cara upacara pernikahan adat Indonesia, dalam hal ini adat Jawa sehingga dapat membina kebudayaan nasional. Buku ini memiliki keunikan akan tema yang diangkat dan cara bercerita didalamnya. Buku bertemakan pernikahan adat yang telah diterbitkan belum di layout secara menarik dan tidak menampilkan gambar yang cukup mendukung dan menarik.

Weakness (kelemahan)

Data-data yang diperoleh sudah sedikit berbaur dengan budaya asing saat ini, sehingga tidak lagi asli akan budaya nasional. Dan sebagian masyarakat menggunakan budaya barat dalam mengadakan pernikahan.

Opportunity (peluang)

Masih banyaknya masyarakat yang ingin menggunakan Upacara adat sebagai salah satu simbol dari suatu kepercayaan dalam masyarakat itu sendiri.

(15)

Threat (ancaman)

Banyaknya buku fiksi, majalah dan lainnya yang lebih komersial. Pemikiran yang salah mengenai arti pernikahan adat yang dianggap terlalu susah atau banyak aturan didalam menjalankannya. Minat membaca masyarakat Indonesia yang cukup rendah.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut CRS/FAO (1983), ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketersediaan Menurut CRS/FAO (1983), ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketersediaan unsur hara bagi tanaman, yaitu

Kadar trigliserida dan HDL serum darah tikus yang mendapatkan perlakuan ekstrak etanol rimpang kencur (500 dan 1.000) mg/kg BB selama 30 hari tidak berbeda

Dengan mengunakan metodologi perbandingan bahasa dan mengunakan contoh kalimat yang ada pada komik bahasa Jepang yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai

Hal itu ditambahkan oleh pendapat Laksana (2007:V) menulis adalah sebuah upaya untuk melatih kita berpikir lebih baik dengan demikian menulis merupakan latihan

Perubahan mekanisme yang mendasar adalah adanya pemisahan peran pembayar dengan verifikator melalui penyaluran dana langsung ke Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) dari Kas

Persambungan loader VersaLink dirancang untuk memberikan kinerja loadeer yang luar biasa dalam berbagai aplikasi, dengan menawarkan: • Fungsi hidrolik gerak angkat, gerak miring,

Berdasarkan pendapat Umar dan Syambasril (2014:74), bahwa seorang guru harus menguasai komponen- komponen membuka dan menutup pembelajaran dengan baik agar dalam proses pembelajaran

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan studi di Fakultas Sains dan