• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENILAIAN KEBERFUNGSIAN SOSIAL KLIEN (Oleh: Dr. Joyakin T., Msi.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENILAIAN KEBERFUNGSIAN SOSIAL KLIEN (Oleh: Dr. Joyakin T., Msi.)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENILAIAN

KEBERFUNGSIAN SOSIAL KLIEN

(Oleh: Dr. Joyakin T., Msi.)

Sangat sering orang menyebutkan kata Keberfungsian Sosial namun bagaimana menterjemahkan, mendaratkannya atau mengukur dalam kehidupan sehari-hari para penyandang masalah kesejahteraan social sangat sulit. Saya melihat keberfungsian social ini menjadi icon penting dalam konsep dan pelayanan kesejahteraan social termasuk dalam indiator kesejahteraan social yang digunakan oleh pemerintah cq. kementerian social. Banyak peraturan perundang-undangan yang terkait dengan kesejahteraan social menggunakan konsep keberfungsian social, namun kurang dijelasakan secara opeerasional. Didasarkan pada pertimbangan tersebut, penulis sangat terdorong untuk menulis tentang konsep Keberfungsian Sosial berikut cara pengukurangnya. Mudah-mudahan tulisan yang sederhana ini dapat membantu para petugas pekerja social fungsional yang ada di panti/lembaga social baik pemerintah maupun swasta untuk melaksanakan tugasnya menjadi lebih baik dalam mengukur keberfungsian social klien yang ada di panti masing-masing. Tulisan ini membuat contoh pengukuran Keberfungsian Sosial dengan menggunakan kasus yang ada di Panti Tanmiyat pada tahun 2008, saat penulis diundang menjadi narsum untuk diksusi tentang Keberfungsian Sosial dengan pejabat Fungsional Pekerja Sosial yang ada panti tersebut.

Salah satu tujuan dari pelayanan pekerjaan sosial adalah meningkatkan keberfungsian sosial klien. Keberfungsian sosial seseorang dapat dilihat dari 4 hal utama, yaitu: (1) kemampuan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan sehari-hari, (2) kemampuan dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya, (3) kemampuan dalam menampilkan peranan-peranan sosial dalam lingkungannya, dan (4) kemampuan dalam pengembangan diri. Keberfungsian sosial sangat berbeda antara seorang klien dengan klien lainnnya. Mungkin keberfungsian sosial anak (anak terlantar) yang berada di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) sangat berbeda dengan anak tunanetra yang berada di Panti Sosial Tanmiyat. Karena itu ukururan keberfungsian sosial seorang klien sangat tergantung pada permasalahan sosial anak masing-masing.

Bila kita mengambil contoh klien tunanetra, maka keberfungsian sosial dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari adalah bagaimana penggunaan pakaian sehari-hari (kebersihan, kerapaian, keserasian, perawatan pakaian, membeli pakaian yang cocok untuk dirinya), pemenuhan kebutuhan makan sehari-hari (menyiapakan piring, menyiapkan makanan, membersihkan piring, memilih makan yang tepat untuk dirinya, dll), kebersihan tempat tinggal (kebersihan kamar, lingkungan, perawatan tempat tidur, dll), pemenuhan kebutuhan sosial (kemauan untuk berhubungan dengan orang lain, dll), dan pemenuhan kebutuhan psikologi (rasa senang, rasa marah, kesal atau hanya selalu murung, dll), dll. Aspek yang berkaitan dengan keberfungsian sosial dalam mengatasi masalah-masalahan

sosial yang dihadapi, meliputi: sikap dalam menghadapi masalah yang ada,

kemampuan dalam mencari alternatif, sikap dalam pengambilan keputusan yang

(2)

dihadapkan pada dirinya, sikap menerima pendapat orang lain, kerajasama memecahkan masalah yang dihadapi dan keterbukaan terhadap orang lain. Aspek yang berkaitan dengan keberfungsian sosial klien dalam menampilkan peranan

dalam lingkungan sosial adalah ketaatan pada aturan yang ada, keperdulian

pada orang lain, kerjasama dengan orang lain, tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, sikap menjadi anggota kelompok, dan kesediaan untuk mengikuti kegiatan kelompok. Sedangkan aspek yang berkaitan dengan keberfungsian

social dalam pengembangan diri, seperti bisa menjadi murid yang terbaik dalam

kelas, sebelumnya tidak baca hurub braile sekarang menjadi bisa, bisa jalan sendiri dengan tongkat tanpa bantuan orang lain,

Aspek-aspek di atas sangat mungkin untuk dikembangkan sesuai dengan kenyataan dalam panti sehingga sesuai dengan apa yang menjadi sasaran atau tujuan dari panti sosial tersebut. Tidak terbatas hanya 5 atau 7 aspek tetapi diharapkan dapat mewakili semua tujuan pelayanan yang akan dicapai. Singkatnya perumusan aspek-aspek ini perlu diselarakan dengan kegiatan dan tujuan pelayanan panti. Dibawah ini disajikan penghitungan keberfungsian social disabilitas tunanetra yang dilakukan bersama Pekerja Sosial Fungsional pada Panti Sosial Tanmiyat Bekasi pada tahun 2008.

A. Cara Penilaian Keberfungsian Sosial seorang klien Tunanetra (Klien Resnawati):

1. Tentukan aspek-aspek-aspek dari ketiga komponen di atas sesuai tujuan pelayanan.

2. Tentukan skore atau kategori jawaban yang akan diberikan, misalnya 1, 2, 3, 4, 5.

3. Berikan penilaian pada masing-masing aspek 4. Masukkan ke dalam rumus berikut

B. Perhitungan Keberfungsian Sosial:

1. Keberfungsian sosial dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari: a. Kemauan melakukan sholat 5 waktu (Islam); berdoa setiap kali makan dan atau mau tidur (Kristen) (sangat rajin, rajin,

kurang, terbatas sekali) ( 2 )

X

i=1

KS =

X 100 %

(3)

b. Mandi 2 kali sehari sesuai dengan jadwal (sangat rajin, rajin,

biasa saja, kurang) ( 1 )

c. Makan 3 kali sehari sesuai dengan jadwal yang ada (sangat

ratur, teratur, biasa saja, kurang) ( 2 )

d. Kemampuan dalam mengurus diri sendiri (sekolah, kegiatan

sehari-hari, acara khusus, dan lain-lain ( 4 ) e. Kemampuan dalam melakukan aktivitas dalam panti tanpa

bantuan tongkat ( 2 )

f. Kemampuan dalam melakukan aktivitas di luar panti dengan

menggunakan tongkat ( 1 )

g. Kemampuan membaca (braile) ( 2 )

h. Kemauan mengikuti sholat juma’t / kebaktian setiap hari minggu ( 3 ) i. Kebersihan ruangan / tempat tidur / pakaian / sepatu ( 4 ) j. Komunikasi / interaksi dengan orang lain ( 3 ) k. Kemampuan dalam mengurus, menyimpan barang milik

sendiri (seperti baju, alat sekolah, dll.) ( 2 )

2. Keberfungsian sosial dalam mengatasi masalah-masalah sosial yang dihadapi:

a. Kemampuan dalam menghadapi masalah yang bersifiat

psikologis bilamana terjadi. ( 2 )

b. Kemampuan dalam mengatasi penyakit bilamana terjadi. ( 3 ) c. Kemampuan dalam mengatasi perselisian atau perbedaan

pendapat dengan orang lain ( 1 )

d. Kemampuan dalam merawat tempat tinggal / asrama yang

rusak, seperti tempat tidur, pintu, gantungan kain, dll) ( 2 ) e. Keperdulian terhadap kebersihan tempat inggal, lingkungan,

dan lain-lain ( 1 )

f. Kemampuan dalam mengatasi permasalahan keuangan ( 2 ) g. Kemampuan dalam mengatasi masalah dalam sekolah /

bimbingan keterampilan yang diikuti ( 2 )

h. Penghargaan terhadap hak milik orang lain (mencuri,

merusak, iri, dll) ( 3 )

i. Kepercayaan diri ( 3 )

j. Keberanian dalam mengambil tindakan ( 1 )

3. Keberfungsian sosial dalam menampilkan peranan-peranannya dalam lingkungan sosialanya:

a. Bangun pagi ( 2 )

b. Kerapihan dalam berpakaian / penampilan ( 3 ) c. Keseriuasan dalam mengikuti pelajaran atau keterampilan ( 4 )

(4)

d. Kemauan atau motivasi untuk mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler dalam panti ( 2 )

e. Ketaatan dalam mengikuti aturan atau tata tertib yang ada ( 1 )

f. Kemandirian dalam belajar di asrama ( 1 )

g. Keseriusan dalam belajar (individu, kelompok) ( 2 ) h. Kemauan dalam menyelesaiakn tugas sekolah / bimbingan

keterampilan ( 2 )

i. Nilai rata-rata yang diperoleh dalam sekolah / penguasaan

terhadap bimbingan keterampilan yang diikuti ( 2 )

j. Keterlibatan kerja bakti ( 3 )

k. Kegiatan mengikuti pramuka ( 4 )

l. Kemauan dalam mengikuti kegiatan olah raga bersama,

jalan pagi, dll ( 2 )

m. Keperdulian terhadap sesama teman / kemauan untuk

menolong orang lain ( 2 )

n. Kemampuan dalam berkreasi ( 1 )

o. Sikap terhadap orang lain (baik sekali, biasa, kurang, tidak baik) ( 2 ) p. Tanggung jawab terhadap pelaksanaan piket bila ditugaskan ( 2 ) 4. Keberfungsian sosial dalam Pengembangan Diri Klien

a. Menjadi murid yang terbaik dalam kelas ( 3 ) b. Kemampuan dalam membaca hurub braile (sebelumnya

tidak bisa), ( 2 )

c. Kemampuan dalam melakukan aktivitas seperti bisa jalan

sendiri dengan tongkat tanpa bantuan orang lain ( 1 )

d. Dll ( 2 )

Nilai dimasukkan ke dalam rumus:

 Keberfungsian sosial dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari:

 Keberfungsian sosial dalam mengatasi masalah-masalah sosial yang dihadapi: 2+3+1+2+1+2+2+3+3+1 KS = X 100 % = 50,00 % 2+1+2+4+2+1+2+3+4+3+2 KS = X 100 % = 59,09 % 4 X 11

(5)

 Keberfungsian sosial dalam menampilkan peranan-peranannya dalam lingkungan sosialanya:

Dari hasil perhitungan di atas, maka diperoleh keberfungsian sosial klien:

59,09 + 50,00 + 54,68 163,77

KS = = = 54,59 %

3 3

Kesimpulan:

 Dari hasil penilaian ini, disimpulkan bahwa keberfungsian klien masih perlu pembinaan lebih lanjut.

 Untuk kasus klien anak tunanetra dengan nilai keberfungsian sosial seperti ini, berarti anak tersebut belum dapat dipulangkan sekalipun sudah selesai paket pelayanan yang diterima, masih perlu pembinaan lebih lanjut. Sebagai dasar untuk mengambil keputusan.

C. Tabel Keberfungsian Sosial Klien (lihat pada halaman sebelah)

Setelah penilaian diberikan, kemudian nilai dimasukkan dalam Tabel keberfungsian Sosial. Dengan Tabel keberfungsian sosial ini, seorang pimpinan Panti:

1. Dapat memonitor perkembangan dari seorang anak setiap saat.

2. Dapat melihat sejauh mana keberhasilan anak setelah mendapat pelayanan 3. Dapat melihat aspek apa yang perlu diprioritaskan untuk memacu

keberfungsian klien secara keseluruhan.

4. Dapat memonitor kapan seorang klien akan disalurkan atau diambil tindakan yang sesuai dengan kemampuannya.

5. Dapat memonitor pelaksanaan tugas dari seorang Pekerja Sosial 2+3+4+2+1+1+2+2+2+3+4+2+2+1+2+2

KS = X 100 % = 54,68 %

(6)

Jakarta, April 2008

(7)

TABEL KEBERFUNGSIAN SOSIAL KLIEN

PANTI SOSIAL BINA NETRA TANMIYAT

BEKASI JAWA BARAT

(Keadaan sampai April 2008)

No Nama

Klien

Aspek Pemenuhan Kebutuhan (A) Aspek Mengatasi Masalah (B) Aspek Penampilan Peranan (C)

To-tal Petugas Peksos Rekomendasi a b c d e f g h i j k Jlh a b c d e f g h i j Jlh a b c d e f g h i j k l m n o p Jlh

1 Resnawati 2 1 2 4 2 1 2 3 4 3 2 59,1 2 3 1 2 1 2 2 3 3 1 50,0 2 3 4 2 1 1 2 2 2 3 4 2 2 1 2 2 54,6 54,6 A.

Basuki Perlu bimb intensif 2 Branda 3 3 3 3 2 4 4 4 3 4 4 84,1 3 3 2 4 3 4 2 4 4 4 82,5 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 2 4 4 2 4 82,8 83,1 A.

Basuki Persipan disalurkan 3 Sundai 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 29,6 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 32,5 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 34,4 32,2 Rudianto Perlu

penanganan khusus 4 dst 5 6 7 dst

Sumber: Hasil Penilaian

Bekasi, April 2008 Kepala

(8)

Gambar

TABEL KEBERFUNGSIAN SOSIAL KLIEN  PANTI SOSIAL BINA NETRA TANMIYAT

Referensi

Dokumen terkait

Pendapatan keluarga Bapak I Dewa Putu Merta tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti kesehatan, sosial dan

Oleh karena itu, penghasilan yang di peroleh Bapak Nyoman Raka tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, kesehatan, kebutuhan kerohanian dan sosial..

“ Status Sosial Ekonomi adalah suatu tingkatan yang dimiliki oleh seseorang yang didasarkan pada kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dari penghasilan atau

Pengaruh dari adanya kelas sosial terhadap perilaku konsumen begitu tampak dari pembelian akan kebutuhan untuk sehari-hari, bagaimana seseorang dalam membeli

menyimpulkan hasil percobaan fisik dari contoh kejadian, peristiwa, situasi atau fenomena alam dan aktifitas sosial sehari- hari untuk menghitung volum berbagai ukuran,

Biaya kebutuhan sehari-hari setiap keluarga nelayan termasuk makanan, pakaian, pendidikan, kesehatan dan lainya, disesuaikan dengan jumlah anggota keluarga, karena

Sebagai contoh jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak.. Pengertian

Gaji pegawai sebesar Rp.1.500.000 masih mampu menyisihkan gaji karena selain gaji yang didapatkannya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga