• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kerusakan Badan Jalan dan Alternatif Solusi (Studi Kasus Jalan Raya Lubuk Tarok Taratak Baru Kabupaten Sijunjung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Kerusakan Badan Jalan dan Alternatif Solusi (Studi Kasus Jalan Raya Lubuk Tarok Taratak Baru Kabupaten Sijunjung)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Kerusakan Badan Jalan dan Alternatif Solusi

(Studi Kasus Jalan Raya Lubuk Tarok – Taratak Baru

Kabupaten Sijunjung)

HERMAN*, IRAWAN , ROPI R.

Program Studi Teknik Sipil Sarjana, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Padang

*Corresponding author:hermanmt58@gmail.com

Abstrak: Jalan raya Lubuk Tarok – Taratak Baru adalah satu-satunya jalan utama yang ada dikecamatan Lubuk Tarok, ruas jalan ini menjadi sangat penting bagi masyarakat dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Seiring dengan pertambahan penduduk dan pesatnya pertumbuhan ekonomi masyarakat, ruas jalan ini semakin ramai dengan kendaraan, mulai dari kendaraan ringan sampai dengan kendaraan berat. Dengan meningkatnya volume lalu lintas berakibat kepada terjadinya kerusakan badan jalan pada titik-titik tertentu. Jenis kerusakan jalan yang terjadi antara lain retak-retak, berlobang sampai dengan amblas. Walaupun secara berkala telah dilakukan perbaikan-perbaikan tetapi berselang dengan waktu yang tidak begitu lama, kerusakan yang sama timbul kembali pada titik-titik tersebut. Untuk mengetahui penyebab kerusakan jalan pada lokasi tersebut, diadakanlah penelitian. Penelitian ini hanya dibatasi untuk memeriksa kondisi tanah dasar saja dan upaya perbaikannya digunakanlah pasir. Tanah sebagai sampel diambil dengan kedalaman ± 1 meter dari muka tanah sisi kanan jalan Lubuk Tarok – Taratak Baru (Kelok S Lubuk Nikek), Pasir sebagai penstabilisasi digunakan pasir dari Batang Latang Lubuk Tarok. Persentase pasir terhadap tanah ditetapkan 0%, 25%, 30% dari berat kering tanah. Pengujian yang dilakukan adalah uji sifat fisis dan sifat mekanis, baik tanah asli maupun tanah yang telah diberi campuran pasir. Hasil penelitian menunjukan bahwa tanah dasar jalan yang diteliti termasuk tanah CL (USCS) atau A7-6 (16) yaitu tanah berlempung yang kurang baik digunakan sebagai tanah dasar jalan (AASHTO). Dengan penambahan pasir 30% dari berat kering tanah, kondisi tanah menjadi lebih baik dan masuk dalam kategori ML (USCS) atau A4(0) (AASHTO). Disamping itu pasir juga dapat memperbaiki sifat fisis tanah, hal ini ditandakan dengan menurunnya nilai batas cair (LL) dan indeks plastisitas (PI), butiran halus (lolos saringan no. 200) dan meningkatnya nilai batas plastis (PL), batas susut (SL), sehingga tanah lebih memudahkan dalam proses pengerjaannya di lapangan. Sifat mekanis juga mengalami perbaikan yaitu dengan meningkatnya nilai berat volume kering maksimum (ɣd) maks,

nilai kuat tekan bebas dan nilai CBR tanah (terendam. tidak terendam). kestabilan tanah juga mengalami peningkatan, hal itu semakin mengecilnya perbedaan nilai CBR antara tanah terendam (soaked) dengan tanah tidak terendam (unsoaked).

Kata kunci : sampel, tanah dasar, fisis, mekanis, plastisitas, soaked, unsoaked

1.

PENDAHULUAN

Jalan raya Lubuk Tarok – Taratak Baru adalah satu-satunya jalan utama yang menghubungkan kecamatan Lubuk Tarok dengan Kecamatan –kecamatan yang ada sekitarnya. Ruas jalan ini menjadi sangat penting bagi masyarakat dalam melakukan aktifitas sehari-hari, terutama dalam pemasaran hasil pertanian dan perkebunan, sebaliknya menjadi akses masuk dari bahan-bahan kebutuhan masyarakat. Seiring dengan

berjalannya waktu, dengan

bertambahnya penduduk dan

meningkatnya pertumbuhan ekonomi masyarakat, ruas jalan ini semakin ramai dengan kendaraan, mulai dari kendaraan ringan sampai dengan kendaraan yang bertonase besar. Dengan meningkatnya volume lalu lintas berakibat kepada kerusakan badan jalan pada titik-titik tertentu. Jenis kerusakan jalan yang terjadi antara lain retak-retak, berlobang sampai dengan amblas (Gambar 1). Walaupun secara berkala melalui dana pemeliharaan jalan oleh instansi yang terkait, telah dilakukan perbaikan-perbaikan pada titik-titik yang

(2)

mengalami kerusakan, antara lain dengan melakukan pembongkaran untuk perbaikan lapisan pondasi, dan dilanjutkan dengan pengaspalan kembali (overlay). Tetapi berselang dengan waktu yang tidak begitu lama, kerusakan yang sama timbul kembali pada titik-titik tersebut.

Dalam perbaikan-perbaikan yang dilakukan terhadap badan jalan, dari pengamatan dilapangan pekerjaan ini tidak sampai menyentuh kepada perbaikan tanah dasar. Hal ini perlu dipertimbangkan karena konstruksi jalan ini menumpu diatas tanah dasar. Beban yang diterima oleh badan jalan akan diteruskan kepada tanah dasar. Apabila tanah dasar terdiri dari tanah yang stabil dan padat, maka konstruksi jalan diatasnya akan aman, tetapi sebaliknya jika tanah dasar terdiri dari tanah yang tidak stabil, maka hal ini beresiko akan menimbulkan kerusakan-kerusakan terhadap badan jalan yang menumpu diatasnya. Tanah yang tidak stabil dimaksud adalah jenis tanah yang sangat rentan terhadap pengaruh air tanah, biasanya tanah adalah jenis tanah berbutir halus (lanau atau lempung). Tanah ini mengembang akibat pengaruh

air tanah dan diiringi dengan menurunnya daya dukung secara signifikan dari tanah. Apabila besar tekanan pengembangan ini melampaui berat konstruksi jalan diatasnya, maka konstruksi jalan ini terangkat. Hal ini akan menimbulkan kerusakan pada badan jalan yang dimulai dengan retak-retak baik memanjang maupun retak-retak melintang, kerusakan ini berlanjut dengan timbulnya lobang-lobang sampai terjadinya penurunan (amblas) pada badan jalan.

(a) (b)

(c) (d)

(a) Arah Selatan. (c) Arah Timur. (b) Arah Barat. (d) Arah Utara.

(3)

Gambar 1.1 Kerusakan pada badan jalan Tanah mengembang ini salah satunya adalah jenis tanah lempung ekspansif, tanah ini terbentuk dari hasil pelapukan akibat reaksi kimia yang membentuk susunan kelompok partikel berukuran koloid dengan diameter butiran yang lebih kecil dari 0,002 mm. Partikel lempung tersebut berbentuk lembaran (sheet), yang mempunyai bidang permukaan khusus (specific surface). Oleh karena itulah sehingga jenis tanah lempung sangat dipengaruhi oleh gaya-gaya permukaan. Menurut Kerr 1959 dalam Darwis 2017 , di bumi ini terdapat sekitar 15 macam mineral tanah lempung, dan diantara yang dominan terdapat di alam antara lain : montmorillonite, kaolinite, dan illite. Lempung Montmorillonte, yang mineralnya dikenal sangat sensitive terhadap perubahan kadar air, yang mana setiap perubahan kadar air selalu diikuti dengan perubahan volume (volume change) yang ekstrim. Hal ini sangat berdampak pada kerusakan konstruksi jalan diatasnya.

Pada penelitian ini hanya dilakukan pengkajian terhadap tanah dasar pada sebuah titik pada badan jalan yang mengalami kerusakan yang cukup parah, pengkajian ini mencakup pemeriksaan sifat-sifat fisis dan sifat-sifat mekanis dari tanah dasar. Solusi yang diberikan nantinya adalah perbaikan sifat-sifat tanah tersebut dengan menggunakan pasir. Pasir yang digunakan adalah pasir yang berada disekitar lokasi. Pertimbangan ini diambil agar lebih mudah dalam pelaksanaan konstrusi nantinya.

2. STUDI LITERATUR

Penggunaan bahan pasir dalam meningkatkan kepadatan dan daya dukung lempung organic menunjukan,

semakin banyak variasi campuran pasir yang ditambahkan mengakibatkan kadar air semakin menurun yang akan membuat daya dukung tanah meningkat, nilai berat jenis dan batas plastis meningkat, sedangkan nilai batas cair dan indeks plastisitas menurun (Ferdian, F dkk. 2015). Penambahan pasir bisa mengakibatkan tanah berubah gradasinya dibandingkan dengan kondisi lempung asli dengan distribusi ukuran tertentu, ukuran butiran kasar akan meningkatkan kepadatan dan nilai kuat geser tanah, pada sisi kering OMC nilai kuat geser lebih besar dibandingkan pada posisi sisi basah OMC tetapi nilai regangan sangat rendah dan mudah patah, nilai kuat geser dan CBR meningkat secara signifikan setelah pencampuran gradasi tanah pasir pada tanah lempung (Al Hafizh dkk. 2017). Pada penambahan persentase pasir dan semen terhadap tanah lempung dapat meningkatkan nilai batas plastis, nilai batas susut, berat volume kering maksimum dan nilai CBR, sedangkan nilai batas cair, indeks plastisitas, lolos saringan no. 200, kadar air optimum menurun (Abduh M. dkk 2013).

3. METODOLOGI

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Padang. Tanah dasar jalan sebagai sampel diambil pada sisi kanan jalan raya Lubuk Tarok – Taratak Baru pada lokasi Kelok S Lubuk Nikek dengan kedalaman ± 1,00 m dari muka tanah, dengan kondisi tanah terganggu (disturbed). Bahan pasir sebagai pencampur untuk perbaikan tanah didatangkan dari sungai Batang Latang Kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung. Penggunan variasi campuran pasir berturut-turut 0%, 25% dan 30% terhadap berat kering tanah. Air yang

(4)

digunaka adalah air bersih di pada laboratorium teknik sipil ITP.

Peralatan digunakan pada penelitian ini antara lain :

1) satu set saringan standar ASTM D421-58 dan hidrometer ASTM D422-63

2) satu set alat ukur gravitas khusus ASTM D8554-58

3) alat uji batas konsistensi ASTM D423-66, D424-59 dan D427-61 4) alat pemadat standar ASTM

D698-78

5) satu set alat uji pengembanganan (swelling) dengan alat oedometer ASTM D4546-90

6) satu set alat uji tekan bebas ASTM D2166-91

7) satu set alat uji CBR Laboratorium ASTM D1883

8) alat-alat bantu yang terdiri dari oven, timbangan dengan ketelitian 0,01, stop watch, termometer, gelas ukur 1000 ml, desicator, cawan, picnometer.

Pengujian dilaksanakan antara lain uji sifat fisis terhadap tanah asli , pasir dan tanah yang telah dicampur dengan pasir, sedangkan uji sifat mekanis dilakukan terhadap tanah dan tanah yang telah dicampur dengan pasir. Pengujian dilakukan dengan cara dan metode yang sama.

Tabel 3.1 Jenis Uji Sifat Fisis

No. Jenis Pengujian Jumlah Sampel 1 2 3 4 5 6 Kadar air Berat Jenis (Gs) Batas Cair (LL) Batas Plastis (PL) Batas Susut (SL) Uji saringan dan Hidrometer 2 8 3 3 6 4

Hasil pengujian dari masing-masing kondisi disajikan dalam bentuk tabelaris. Ini dilakukan untuk memudahkan dalam

analisis. Jenis pengujian dan jumlah sampel seperti pada (Tabel 3.1) untuk uji sifat fisis dan (Tabel 3.2) untuk uji sifat mekanis.

Tabel 3.2 Jenis Uji Sifat Mekanis No. Jenis Pengujian Jumlah

Sampel 1 2 3 4 Pemadatan Uji pengembangan dan Tekanan pengembangan Kuat tekan bebas

Uji CBR Laboratorium 3 6 3 3

Pengujian dimulai dengan pengujian pendahuluan yaitu pemeriksaan sifat fisis tanah asli dan pasir, serta uji sifat mekanis tanah asli. Sesudah itu dilanjutkan dengan pengujian utama yang terdiri dari pengujian sifat fisis dan uji sifat mekanis tanah yang telah dicampur dengan berbagai variasi persentase pasir dalam tanah. Untuk lebih jelasnya prosedur pengujian dapat dilihat pada bagan alir penelitian (Gambar 3. 1)

4.HASIL

PENGUJIAN

DAN

PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengujian

Hasil pengujian pendahuluan yaitu hasil uji sifat fisis tanah dasar jalan Tabel 4.1 sifat fisis pasir Tabel 4.2 dan sifat mekanis tanah asli Tabel 4.3

.

Tabel 4.1 Hasil Uji Sifat FisisTanah Dasar Jalan

No. Jenis Pengujian Hasil

1 2 3 4 5 6 7

Kadar Air Lapangan Gravitas Khusus Batas Cair (LL) Batas Plastis (PL) Batas Susut (SL) Indeks Plastisitas (PI) Lolos Saringan no. 200

18,91 % 2,61 45,32 % 24,57 % 21,88% 20,75 % 79,01 % Tabel 4.2 Hasil Uji Sifat Fisis Pasir

No. Jenis Pengujian Hasil

1 2

Gravitas Khusus Lolos Saringan no. 200

2,65 1,00 %

(5)

Studi Literatur Mulai

Menyiapkan Sampel Tanah dan Pasir

Persiapan Alat Pengeringan Sampel Tanah.dan Pasir Uji Sifat Fisis Tanah Asli dan Pasir

-Uji Gravitas Khusus - Uji Saringan dan Hidrometer - Uji Batas-batas Konsistensi (Khusus

untuk tanah

Uji Sifat Mekanis Tanah Asli

- Uji Pemadatan

Uji Sifat Fisis Tanah Tercampur

- Uji Gravitas Khusus - Uji Saringan dan Hidrometer - Uji Batas-batas Konsistensi

Uji Sifat Mekanis Tanah Tercampur

- Uji Pemadatan

Analisa Hasil

Laporan

Selesai

Pencampuran Tanah dengan Pasir (25%, 30%)

Kadar Air Optimum

Uji Pengembangan, Tek. Pengembangan, CBR Lab., Uji

Tekan Bebas Hasil Pengujian

Gambar 3.1. Bagan Alir Penelitian

Tabel 4.3 Hasil Uji Sifat Mekanis Tanah Dasar Jalan

No. Jenis Pengujian Hasil

1 2 3 4 5 6 7 8

Berat Kering Maksimum Kadar air optimum Pengembangan

Tekanan Pengembangan Kuat tekan bebas padat maksimum

Kuat tekan bebas rendaman 4 hari CBR (Unsaked) CBR (Soaked) 1,76 gr/cm3 15,79 % 0,31 % 230 kPa 3,48 kg/cm2 0,67 kg/cm2 66,52 % 13,61 %

Hasil ujian utama antara lain uji sifat fisis tanah yang telah dicampur dengan pasir Tabel 4.4 dan uji sifat mekanis tanah yang telah dicampur pasir Tabel 4.5

Tabel 4.4 Hasil Uji Sifat Fisis Tanah Yang Telah Dicampur Pasir

No Jenis Pengujian Persentase Pasir 25 % 30 % 1 2 3 4 Gravitas Khusus (Gs) Batas Cair (LL) Batas Plastis (PL) 2,62 35,60 % 25,35 2,62 35,11 % 25,87

(6)

5 6

Batas Susut (SL) Indeks Plastisitas (PI)

Lolos Saringan no. 200 % 22,06 % 10,25 % 66,29 % % 22,48 % 9,24 % 65,63 % Tabel 4.5 Hasil Uji Sifat Mekanis Tanah Yang

Telah Dicampur Pasir No Jenis Pengujian Persentase Pasir 25 % 30 % 1 2 3 4 5 6 7 8 Berat Kering Maksimum Kadar air optimum Pengembangan Tekanan Pengembangan Kuat tekan bebas padat maksimum Kuat tekan bebas rendaman 4 hari CBR (Unsaked) CBR (Soaked) 1,83 gr/cm3 15,20 % 0,09 % 130 kPa 3,55 kg/cm2 1,10 kg/cm2 76,45 % 25,01 % 1,88 gr/cm2 14,99 % 0,01 % 66 kPa 3,76 kg/cm2 1,33 kg/cm2 78,22 % 28,56 %

4.2 Pembahasan

4.2.a Tanah Dasar jalan

Butiran lolos saringan no. 200 adalah 79,01 % > 50 %, menurut Unified Soil Clasification System (USCS), tanah termasuk jenis tanah berbutir halus. Nilai batas cair (LL) 45,32 % < 50 % menunjukan tanah termasuk lempung atau lanau dengan plastisitas rendah. Jika dilihat nilai PI adalah 20,75 % dan apabila nilai LL dan PI diplot pada kurva plastisitas USCS, maka tanah mendekati CL atau lempung anorganik dengan plastisitas rendah. Menurut AASHTO, tanah ini termasuk tanah berbutir halus (lolos saringan no.200 > 35%), sedangkan LL > 41%, PL = 24,57 % < 30 %, dan PI > 11 %, maka tanah termasuk kelompok A-7-6. Jika dihitung nilai indeks kelompok (GI) diperoleh 16, sehingga tanah adalah

A-7-6 (16). Yaitu tanah berlempung masuk kategori buruk.

4.2.b Karakteristik tanah yang telah dicampur dengan pasir

Pencampuran pasir terhadap tanah, dapat mempengaruhi nilai-nilai pada sifat fisis dari tanah, pada pencampuran 30% pasir terhadap tanah, nilai LL = 35,11% dan PI = 9,24%, sementara lolos saringan no. 200 adalah 65,63%. Dilihat dari USCS, tanah masuk dalam kelompok ML (USCS) dan dari AASHTO diperoleh indeks kelompoknya 0, maka tanah termasuk A-4(0), yaitu tanah berlanau masuk dalam kategori sedang.

Keberadaan pasir dalam kandungan tanah dapat memperbaiki fisik tanah, dari kategori CL menjadi ML (USCS), dan dari 7-6 (16) menjadi A-4(0)(AASHTO) pada 30% pasir dalam tanah.

Butiran Lolos Saringan no. 200 Pencampuran pasir dalam tanah dapat mengurangi persentase buiran halus (lolos saringan no. 200) dari tanah (Gambar 4.1).

Gambar 4.1 Pengaruh pasir terhadap butiran lolos saringan

no. 200

Dari kurva terlihat terjadi penurunan butiran lolos saringan no. 200. Pada pencampuran pasir 30%, lolos saringan no. 200 adalah 65,63%. Nilai ini jika

(7)

dibandingkan dengan persen lolos saringan no. 200 tanah asli 79,01%. Terjadi penurunan sebesar 13,38% atau 16,94% dari lolos saringan no. 200 tanah dasar jalan. Hal ini terjadi karena butiran pasir yang digunakan sebagai bahan pencampur untuk tanah lebih kasar dari butiran tanah asli.

Specific Gravity (Gs)

Keberadaan pasir didalam tanah dapat meningkatkan nilai specific gravity (Gs) tanah, seperti pasa kurva (Gambar 4.2).

Gambar 4.2 Pengaruh campuran pasir terhadap nilai spesific gravity (Gs)

tanah

Dari Gambar 4.2, pada kadar 30% pasir dalam tanah, terjadi peningkatan nilai specific gravity (Gs) tanah sebesar 0,01 atau 0,38% dari nilai specific gravity (Gs) tanah dasar jalan.

Meningkatnya nilai spesific gravity (Gs) ini disebabkan karena pasir sebagai bahan pencampur memiliki specific gravity (Gs) yang lebih besar dari nilai specific gravity (Gs) tanah.

Batas-batas Atterberg

Hasil uji batas-batas Atterberg yang terdiri dari uji batas cair (LL), batas plastis (PL) batas susut (SL) dan indeks plastisitas (PI) seperti pada kurva dibawah ini (Gambar 4.3).

Gambar 4.3 Pengaruh campuran pasir terhadap nilai

batas-batas Atterberg tanah Dari kurva terlihat, seiring meningkatnya nilai persentase pasir didalam tanah, nilai batas cair (LL) dan nilai indeks plastisitas (PI) menurun, , sebaliknya nilai batas plastis (PL) dan nilai batas susut (SL) cenderung meningkat. Pada kadar 30% pasir didalam kandungan tanah terjadi penurunan nilai batas cair (LL) sebesar 10,21% atau 22,53% dari nilai batas cair (LL) tanah asli, indeks plastisitas (PI) mengalami penurunan sebesar 11,51% atau 55,47% dari nilai indeks plastisitas (PI) tanah asli, nilai batas plastis (PL) meningkat sebesar 1,30% atau 5,29% dari nilai batas plastis (PL) tanah asli, dan nilai batas susut (SL) meningkat sebesar 0,60% atau 2,74% dari nilai batas susut (SL) tanah asli.

Menurunnya nilai batas cair (LL) tanah disebabkan oleh karena persentase butiran kasar (tertahan saringan no. 200) meningkat dengan adanya pasir didalam tanah, akibatnya luas permukaan butiran tanah berkurang. Hal ini menyebabkan berkurang pula ikatan antar butir tanah melalui air serapan. Disamping itu sifat pasir yang non kohesif, akan mengurangi daya ikatan antar butiran tanah. Menurunnya sifat plastisitas tanah ini menyebabkan tanah lebih banyak membutuhkan air untuk mempertahankan keplastisitasnya, sehingga nilai batas plastis (PL)

(8)

meningkat. Meningkatnya nilai batas plastis (PL) dan menurunnya nilai batas cair (LL) mengakibatkan nilai indeks plastisitas (PI) tanah juga menurun. Meningkatnya persentase butiran kasar didalam tanah mengakibatkan penyusutan volume tanah berkurang akibat penurunan kadar air. Hal ini menggambarkan meningkatnya nilai batas susut (SL) tanah.

Pemadatan

Hasil uji pemadatan tanah ditunjukan oleh nilai-nilai berat kering maksimum (γd maks) dan kadar air optimum (wopt)

tanah. Pengaruh persentase pasir terhadap nilai-nilai tersebut diatas seperti (Gambar 4.4) dan (Gambar 4.5).

Gambar 4.4 Pengaruh campuran pasir terhadap nilai berat kering maksimum

(ɣdmaks) tanah

Gambar 4.5 Pengaruh campuran pasir terhadap nilai kadar air optimum (wopt)

Dari gambar kurva terlihat bahwa saat pencampuran 30% pasir didalam tanah, nilai kepadatan meningkat, sebaliknya kadar air optimum mengalami penurunan. Pada kadar 30% pasir didalam tanah, nilai kepadatan meningkat sebesar 0,12 gr/cm3 atau

6,82% dari nilai kepadatan tanah asli. Sedangkan nilai kadar air optimum (wopt) terjadi penurunan sebesar 0,80%

atau 5,07% dari kadar air optimum (wopt) tanah asli.

Meningkatnya kepadatan tanah ini disebabkan karena keberadaan pasir didalam tanah menyebabkan air lebih mudah meninggalkan rongga pori pada saat proses pemadatan. Sehingga sebahagian rongga yang tadinya terisi oleh air, diisi oleh butiran tanah dan butiran tanah semakin merapat. Keluarnya sebahagian air dari rongga pori berdampak turunnya kadar air didalam tanah.

Nilai Pengembangan dan Tekanan Pengembangan tanah

Hasil uji Pengembangan dan Tekanan Pengembangan dengan menggunakan alat Oedometer dari tanah dan tanah yang telah dicampur dengan berbagai variasi persentase pasir didalam tanah seperti (Gambar 4.6) dan (Gambar 4.7)

Gambar 4.6 Pengaruh campuran pasir terhadap nilai pengembangan tanah

(9)

Gambar 6.7 Pengaruh campuran pasir terhadap nilai tekanan

pengembangan tanah Nilai pengembangan dan nilai tekanan pengembangan menurun seiring meningkatnya kadar pasir didalam tanah. Pada kandungan 30% pasir didalam tanah, nilai pengembangan 0,01%, terjadi penurunan sebesar 0,30% atau 96,77% dari pengembangan tanah asli. Dan nilai tekanan pengembangan menurun sebesar 164 kPa atau 71,30% dari nilai tekanan pengembangan tanah asli. Menurunnya nilai pengembangan dan tekanan pengembangan ini diakibatkan karena keberadaan pasir didalam tanah dapat menurunkan plastisitas tanah.

Nilai Kuat Tekan Bebas

Akibat penambahan pasir didalam tanah, terjadi peningkatan dari nilai kuat tekan bebas (Gambar 4.8, Gambar 4.9). Pada kadar pasir 30% didalam tanah, nilai kuat tekan bebas pada kondisi padat maksimum 3,76 kg/cm2,

jika dibandingkan dengan tanah asli 3,48 kg/cm2 terjadi kenaikan sebesar

0,28 kg/cm2 atau 8,05% dari kuat tekan

bebas tanah asli.

Gambar 4.8 Pengaruh campuran pasir terhadap nilai kuat tekan bebas tanah kondisi padat maksimum

Gambar 4.9 Pengaruh campuran pasir terhadap nilai kuat tekan bebas tanah dengan rendaman 4 hari Pada kondisi terendam 4 hari , nilai kuat tekan bebas pada 30% pasir didalam tanah 1,33 kg/cm2. Nilai ini jika

dibandingkan dengan tanah asli dengan kondisi yang sama 0,67 kg/cm2. Terjadi

peningkatan sebesar 0,66 kg/cm2 atau

98,51% dari nilai kuat tekan bebas terendam tanah asli. Meningkatnya nilai kuat tekan bebas ini disebabkan karena keberadaan pasir didalam tanah dapat meningkatkan nilai kepadatan tanah. Nilai CBR Tanah

Seperti nilai kuat tekan bebas tanah, nilai CBR baik terendam (soaked) maupun tidak terendam (unsoaked) mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya kadar pasir didalam tanah (Gambar 4.10, Gambar 4.11).

(10)

Gambar 4.10 Pengaruh campuran pasir terhadap nilai CBR tanah kondisi padat maksimum

Gambar 4.11 Pengaruh campuran pasir terhadap nilai CBR tanah dengan

rendaman 4 hari

Pada 30% kandungan pasir didalam tanah, nilai CBR tanpa rendaman (unsoaked) 78,22%, jika dibandingkan dengan tanah asli 66,52% terjadi peningkatan sebesar 11,70% atau 17,59% dari nilai CBR tanah asli tanpa rendaman (unsoaked), sedangkan dengan rendaman (soaked) 4 hari, nilai CBR pada 30% pasir didalam tanah 28,56% nilai untuk kondisi yang sama terhadap tanah asli 13,61% terjadi peningkatan sebesar 14,95% atau 109,85% dari nilai CBR dengan rendaman (soaked) tanah asli. Terjadinya peningkatan nilai CBR ini disebabkan karena meningkatnya kepadatan tanah.

Jika dibandingkan nilai CBR tanah asli tidak terendan (unsoaked) dengan Nilai

CBR tanah asli terendam (soaked) terjadi penurunan nilai CBR sebesar 52,91% atau 79,54% dari nilai CBR tanpa rendaman. Sedangkan tanah dicampur 30% pasir kondisi tidak terendam (unsoaked) dibandingkan dengan kondisi terendam penurunan nilai CBR sebesar 49,66% atau 63,49% dari nilai CBR tanah dengan campuran pasir 30% tanpa rendaman (unsoaked). Terlihat perbedaan nilai CBR tanpa rendamam (unsoaked) dengan rendaman (soaked) makin mengecil. Hal ini menunjukan bahwa keberadaan pasir didalam tanah dapat meningkatkan kestabilan tanah.

5. KESIMPULAN DAN

SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil analisa data penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan pasir sebagai bahan pencampur tanah dasar jalan dapat memperbaiki sifat-sifat fisis dan sifat-sifat mekanis tanah;

a. Memperbaiki klasifikasi tanah. Tanah asli awalnya masuk kelompok CL meningkat menjadi ML (USCS) dan dari 7-6(16) meningkat menjadi A-4(0) (AASHTO)

b. Memperbaiki sifat-sifat fisis tanah yaitu menurunnya nilai batas cair (LL), indeks plastisitas (PI) dan meningkatnya nilai-nilai batas susut (SL), batas plastis (PL).

c. Memperbaiki sifat-sifat mekanis tanah, hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya kepadatan tanah, nilai CBR (terendam dan tidak terendam) dan

menurunkan nilai

pengembangan, tekanan pengembangan.

(11)

d. Meningkatkan kestabilan tanah, hal itu dapat dilihat dari menurunnya persentase perbedaan nilai CBR dari kondisi tidak terendam (unsoaked) dengan terendam (soaked). Untuk tanah asli perbedaannya 79,54% dari nilai CBR tanah tidak terendam, sedangkan dengan pencampuran 30% pasir perbedaannya 63,49% dari nilai CBR tanah dengan campuran 30% kondisi tidak terendam.

e. Nilai kuat tekan bebas juga mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya persentase pasir dalam campuran tanah. f. Nilai terbaik pada penelitian ini

dicapai saat pencampuran 30% pasir terhadap tanah dasar 5.2. Saran

1. Perlu kiranya penelitian lain dengan persentase pasir lebih dari 30% dari berat kering tanah

2. Pasir yang digunakan sebaiknya pasir yang tidak mengandung butiran halus (lolos sar. No. 200) 3. Andaikan bahan pencampur masih

mengandung butiran halus, cobalah dengan menggunakan abu batu hasil sampingan dari mesin pemecah batu

6. DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, 1992, Annual Book of

ASTM Standarts, Section 4,

Volume 04 08, Philadelphia,USA 2. Abduh. M dkk., “Pemanfaatan

Campuran Pasir Dan Semen

Sebagai Bahan Stabilisasi Tanah

Lempung Tanon Sragen”’ Naskah

Publikasi Sarjana S-1 Teknik Sipil,

Program Studi Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas

Muhammadiyah Surakarta 2013.

3. Al Hafizh, dkk., 2017 “Stabilisasi Tanah Lempung Dengan Pasir Bermacam Gradasi Dan Campuran

Kapur”, Naskah Konferensi

Nasional Tenik Sipil Dan

Infrastruktur-I Jurusan Teknik Sipil Iniversitas Jember, 30 Oktober 2017.

4. Darwis, 2017, “Dasar-dasar Teknik

Perbaikan Tanah”, Pustaka AQ

Imprint YLJK2 Indonesia Nyutran MG II/14020 Yogyakarta

5. Ferdian F dkk., 2015, “Pengaruh

Penambahan Pasir Terhadap

Tingkat Kepadatan Dan Daya

Dukung Lempung Organik”,

JRSDD, Edisi Maret 2015, Vol. 3 No. 1, hal 145 – 156.

6. Das, B.M, 1998,”Mekanika Tanah

(Prinsip-prinsip Rekayasa

Geoteknik)”, Penerbit Erlangga,

Jakarta.

7. Hardiyatmo, H.C, 2012, Mekanika

Tanah I dan II, Gadjah Mada

Gambar

Tabel 3.2 Jenis Uji Sifat Mekanis No. Jenis Pengujian Jumlah
Gambar 3.1. Bagan Alir Penelitian
Gambar 4.1 Pengaruh pasir terhadap butiran lolos saringan
Gambar 4.2 Pengaruh campuran pasir terhadap nilai spesific gravity (Gs)
+4

Referensi

Dokumen terkait

dan sosialisasi kepada pelaku UMKM terhadap kebijakan dan regulasi tersebut. Hal ini dilakukan demi kelancaran semua pihak dalam menyongsong MEA yang sudah di depan mata.

Berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan peneliti dapat dilihat bahwa tidak ada pengaruh variable audit internal terhadap penilaian kinerja , Karena di Koperasi

Koperasi Syariah Baitul Mu’min telah banyak berkontribusi dan mempunyai peranan penting dalam praktek muamalah yang sesuai Syariah Islam sehingga dapat terhindar dari praktik

korban jiwa. Korban luka berat mencapai 85 orang dan korban luka ringan sebanyak 123 orang. Adapun kendaraan yang terlibat kecelakaan lalu lintas masih didominasi sepeda

BOMA JAYA TIMBER menerima bahan baku berasal dari Hutan Hak/Hutan Rakyat bukan hasil import sehingga verifier Dokumen lain yang relevan (diantaranya CITES)

Penerapan rasio maksimum LTV diharapkan dapat menekan pertumbuhan kredit yang mana akan berpengaruh terhadap permintaan properti residensial yang pada akhirnya

Analisa sudut pandang mata dosen ke mata mahasiswa dan sudut pandang mata dosen ke kepala mahasiswa bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pandangan dosen ke mahasiswa

Sesuai dengan penelitian Mutaaitin (2010), bahwa adanya hubungan yang bermakna antara gaya kepemimpinan dengan tugas perawat pelaksana, yakni dalam hal ini dapat