• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosiding Psikologi ISSN:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Prosiding Psikologi ISSN:"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448

Studi Korelasional antara Persepsi terhadap Kepemimpinan dan

Kepuasan Kerja Karyawan Produksi PT.L Bandung

Correlation Studies between Perception of Leadership and Job Satisfaction in

Production Employees PT.L Bandung 1

Putri Resty Juwita, 2Hasanuddin Noor

1,2Prodi Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung,

Jl. Tamansari No.1 Bandung 40116

email: 1putrires@gmail.com, 2hasanudinnoor0611@gmail.com

Abstract. PT.L is one of pharmacy company who experiencing growth and development in the globalization era. Production target is developed to meet customers need as the basis of this company establishment. In fact, the target often has additional time or in other words can not meet the demands. Leader in managerial level assess the problem is the performance employees. The data shows the avarage of performance employees is on the below expectation (BE) level, which particularly in production sector as the machine of drugs production indicates low level of satisfaction. It occurred because the production sector assess the boss do not directly help when a problem happened and lack of control. the purpose of this thesis is to find out the relation between perception of leadership and job satisfaction. Correlations with population of 28 is chosen as a method of this research. Theory from Ohio and discrepancy theory from Locke are chosen to measure the leadership and job satisfaction. Based on the data processing by using coefficient correlations Chi-square obtain χ² is 2.5333 with C=0.469. Based on that, this research concluded there is a relationship between perception of leadership and job satisfaction in production sector in PT.L Bandung

Keywords: Perception, Leadership, Job Satisfaction

Abstrak. PT. L merupakan salah satu perusahaan farmasi yang terus mengalami perkembangan dan pertumbuhan dalam era globalisasi ini. Target produksi pun terus dikembangkan demi memenuhi kebutuhan pelanggan yang menjadi dasar dari berdinya perusahaan ini. Dalam kenyataannya target tersebut kerap kali mengalami penambahan waktu atau dengan kata lain tidak tercapai sesuai target yang ditentukan. Menyikapi hal ini, pimpinan level manajerial menilai bahwa permasalahan terletak pada kinerja karyawan. Data menunjukan kinerja karyawan rata-rata berada pada tingkat Below Expectation (BE). Setelah ditelusuri lebih lanjut, karyawan PT.L, khususnya bagian produksi sebagai penggerak jalannya proses pembuatan obat menunjukan tingkat kepuasan yang rendah. Disamping itu mereka menilai atasan tidak mengarahkan jika terjadi masalah serta kurangnya pengawasan yang dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap kepemimpinan dan kepuasan kerja. Metode penelitian yang digunakan adalah korelasional dengan populasi sebanyak 28 orang. Alat ukur mengenai kepemimpinan menggunakan teori dari Ohio, sedangkan kepuasan kerja menggunakan teori diskrepansi dari Locke. Bedasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan koefisien korelasi Chi-square atau korelasi kontingensi diperoleh χ² sebesar 2,5333 dengan C= 0,469. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara persepsi terhadap kepemimpinan dan kepuasan kerja bagian produksi PT.L Bandung.

Kata Kunci: Persepsi, Kepemimpinan, Kepuasan Kerja

A. Pendahuluan

PT. L merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri farmasi dengan produk mulai dari solid, semi-solid, sampai liquid. Perusahaan yang mulai berkembang secara professional pada tahun 2011 ini kini memiliki jumlah karyawan sebanyak 212 orang yang tersebar di 5 divisi, salah satunya adalah divisi Plant. Setiap minggunya terdapat target pencapaian yang harus dipenuhi oleh divisi Plant yang di tentukan dalam WPS (Weekly Production Schedule). Dalam pelaksanaannya ternyata target tersebut tidak selalu terpenuhi atau terpenuhi pada hari berikutnya. Menurut senior manager Plant, hal ini sangat berkaitan dengan karyawan secara langsung khususnya

(2)

departemen produksi dalam melakuan pekerjanannya.

Rendahnya kinerja karyawan dengan tingkat absensi yang tinggi terutama pada bagian produksi menjadi hal yang krusial dalam perusahaan.Hasil wawancara pada karyawan menunjukan ketidakpuasan kerja yang berkaitan dengan merasa tidak sesuainya gaji yang diterima dengan beban kerja, pekerjaan yang dirasa monoton tanpa promosi, pola komunikasi antar rekan kerja, serta minimnya pengawasan dari atasan. Selain itu karyawan menilai atasan mereka yang tidak mengarahkan apalagi saat terjadi permasalahan, dalam hal ini permasalahan terjadi pada produksi bagian pengemasan.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: “Apakah terdapat hubungan antara persepsi terhadap kepemimpinan dan kepuasan kerja?”. Selanjutnya, dalam penelitian ini akan melihat hubungan 4 tipe kepemimpinan berikut:

1. kepemimpinan yang rendah konsiderasi maupun struktur inisiasinya, 2. kepemimpinan yang tinggi konsiderasi maupun struktur inisiasinya,

3. kepemimpinan yang tinggi konsiderasinya tetapi rendah struktur inisiasinya, dan 4. kepemimpinan yang rendah konsiderasinya tetapi tinggi struktur inisiasinya.

Penelitian ini akan melihat bagaimana hubungan keempat tipe tersebut dengan kepuasan kerja.

B. Landasan Teori

Kepemimpinan adalah kemampuan seorang pemimpin untuk membujuk, mempengaruhi serta mengarahkan orang lain yang dipimpin sehingga orang lain tersebut bekerja sebagaimana yang dikehendaki oleh pimpinan. Menurut Ohio Univesity, kepemimpinan diidentifikasi dari dimensi-dimensi independen perilaku pemimpin, yakni yakni consideration dan initiating structure.

Consideration adalah tingkat sejauh mana seorang pemimpin bertindak dengan

cara ramah dan mendukung, memperlihatkan perhatian terhadap bawahan, dan memperhatikan kesejahteraan mereka. Adapun ciri-cirinya adalah: 1) Memperhatikan kebutuhan bawahan. 2)Berusaha menciptakan suasana saling percaya dan saling menghargai 3)Simpati terhadap perasaan bawahan. 4) Memiliki sikap bersahabat. 5) Menumbuhkan peran serta bawahan dalam pembuatan keputusan dan kegiatan lain. 6) Lebih mengutamakan pengarahan diri, mendisiplinkan diri dan mengontrol diri.

Initiating structure adalah tingkat sejauh mana seorang pemimpin menentukan dan

menstruktur perannya sendiri dan peran dari para bawahan kearah pencapaian tujuan-tujuan formal kelompok. Dalam struktur ini tercakup perilaku yang berusaha mengatur pekerjaan, hubungan kerja, dan tujuan. Adapun ciri-cirinya adalah : 1) Mengutamakan tercapainya tujuan. 2) Mementingkan produksi yang tinggi. 3) Mengutamakan penyelesaian tugas menurut jadwal yang telah ditentukan. 4) Lebih banyak melakukan pengarahan. 5) Melaksanakan tugas dengan prosedur yang ketat. 6) Melakukan pengawasan secara ketat. Perilaku kepemimpinan initiating structure dan

consideration tidak saling tergantung. Artinya pelaksanaan perilaku yang satu tidak

mempengaruhi pelaksanaan perilaku yang lain. Dengan demikian seorang pemimpin dapat sekaligus berperilaku kepemimpinan initiating structure dan consideration dalam derajat yang sama-sama tinggi, atau sama-sama rendah. Atau dapat juga seorang pemimpin berperilaku initiating structure dengan derajat tinggi dan

consideration dengan derajat rendah ataupun sebaliknya. Dengan kata lain, para

peneliti dari Universitas Ohio ini, mengidentifikasikan empat gaya kepemimpinan utama. Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Ohio menyatakan bahwa gaya pemimpin dengan tingkat initiating structure dan consideration yang sama-sama

(3)

Studi Korelasional antara Persepsi terhadap Kepemimpinan ... | 9

tinggi biasanya menghasilkan hal-hal yang positif. (Munandar, 1999 : 99)

Teori Diskrepansi memandang bahwa kepuasan adalah fungsi dari apa yang seseorang benar-benar terima dari situasi pekerjaan dan apa yang dia pikir harus terima atau apa yang ia harapkan untuk ia terima. Ketika kepuasan yang benar-benar ia terima lebih rendah daripada kepuasan yang diharapkan, hal tersebut menyebabkan ketidakpuasan. Menurut Locke, kepuasan kerja dan ketidakpuasan adalah fungsi dari hubungan yang dirasaka seseorang dari pekerjaannya dan apa yang dirasakan seseorang dari yang ditawarkan oleh pekerjaannya yang dilihat dari 5 faktor diantaranya,: kompensasi, pekerjaan iu sendiri, pengawasan, rekan kerja yang mendukung serta ksempatan untuk berprestasi (Robbins; 2003:101)

Stogdill (1976) setelah mempelajari penelitian-penelitian tentang keempat gaya kepemimpinan tersebut akhirnya menyimpulkan bahwa dalam variasi dari bermacam indikasi kepemimpinan, pemimpin yang akan lebih efektif ketika memiliki skor yang tinggi baik dari Initiating Structure maupun Consideration. Selanjutnya ia mengemukakan bahwa kepuasan karyawan akan lebih tinggi jika dihubungkan dengan Consideration daripada jika dengan Initiating Structure. Ia menambahkan, kepemimpinan dengan rendah konsiderasi maupun struktur inisiasinya, akan menimbulkan ketidakpuasan pada karyawan. Kepemimpinan yang tinggi konsiderasi maupun struktur inisiasinya, akan menimbulkan kepuasan pada karyawan. Kepemimpinan yang tinggi konsiderasinya tetapi rendah struktur inisiasinya, ataupun sebaliknya, kepemimpinan yang rendah konsiderasinya tetapi tinggi struktur inisiasinya akan menimbulkan ketidakpuasan pada karyawan. (Munandar, 2006).

Dalam beberapa lingkup, seperti pabrik, konstruksi rel kereta api, dan kantor asuransi, tingginya konsiderasi yang ditunjukan pemimpin akan memberikan pencapaian kepuasan kerja yang tinggi dan meningkatnya produktivitas. (Newstrom, 2011:179).

Dalam beberapa studi, para karyawan merasa lebih puas dan memiliki kinerja lebih baik jika memiliki pemimpin dengan inisiasi struktir tinggi, sedangkan studi lain menemukan hubungan berlawanan atau tidak ada hubungan sama sekali. Satu-satunya temuan yang sangat konsisten adalah hubungan positif antara konsiderasi dan kepuasan karyawan. Seperti yang dinyatakan oleh Fleishman dan Harris, para karyawan merasa lebih puas bila memiliki pemimpin yang setidaknya memiliki konsiderasi sedang-sedang saja. (Yukl, 2009:65)

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hubungan Antara Persepsi terhadap Kepemimpinan (X) dan Kepuasan Kerja (Y)

Berikut adalah penelitian mengenai hubungan antara persepsi terhadap kepemimpinan dan kepuasan kerja, yang diuji menggunakan teknik analisis

IS R Q3 C T IS T Q2 C T IS R Q4 C R IS T Q1 C R

(4)

Square. Hasil pengujian dijelaskan pada tabel berikut.

Tabel 1. Hasil Tabulasi Persepsi terhadap Kepemimpinan dengan Kepuasan Kerja KEPUASAN KERJA Total

Puas Tidak Puas

PERS E PSI IST – CT 9 10 19 IST – CR 0 3 3 ISR – CT 2 2 4 ISR – CR 1 1 2 Total 12 16 28

Tabel 2. Hubungan antara Persepsi terhadap Kepemimpinan (X) dengan Kepuasan

Kerja.(Y)

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh hasil koefisien korelasi kontingensi C= 0,469. Dengan χ²hitung = 2.533. dan degree of freedom (df) bernilai (3-1) x (2-1) = 2 x 1 = 2 yang mana nilai χ²tabel pada kolom konfidensi 0,5 adalah 1,39. Karena χ²hitung > χ²tabel maka, dinyatakan bah a 0 di tolak, yakni terdapat hubungan antara persepsi terhadap kepemimpnan dan kepuasan kerja karyawan, dengan tingkat keeratan terbilang tinggi.

Stogbill (1967) mengatakan bahwa gaya kepemimpinan akan lebih efektif ketika pemimpin memiliki skor inisiasi dan konsiderasi yang tinggi. Ia menambahkan tipe ini akan menimbulkan kepuasan kerja pada karyawan. Melihat data yang ada, tipe inisasi tinggi dan konsiderasi tinggi memunculkan karyawan yang puas sebanyak 9 orang dan tidak puas sebanyak 10 orang. Dapat dikatakan tipe ini justru lebih banyak memunculkan keidakpuasan pada karyawan. Ini berarti, dalam perusahaan yang bergerak di bidang industri khususnya pabrik tipe pemimpin dengan inisiasi dan konsiderasi tinggi dapat memunculkan kepuasan maupun ketidakpuasan karyawan. Kepuasan karyawan bukan hanya terbentuk dari faktor pemimpin saja, melainkan terdapat : a) faktor personal seperti pendidikan, usia latar belakang, status perkawinan dan karakteristik personal. b.) faktor yang berkaitan dengan pekerjaan, seperti pekerjaan itu sendiri, kondisi kerja, pengaruh lingkungan internal dan eksternal. Serta c.) faktor yang dapat dikontrol oleh manajemen dalam hal ini salah satunya adalah pengawasan dari atasan. Kemudian keamanan kerja, upah, kesempatan promosi, lama kerja dan juga rasa tanggung jawab memiliki pengaruh dalam kepuasan karyawan. Berdasarkan data yang ada, sebanyak 7 dari 10 karyawan yang mempersepsikan pemimpinnya memiliki inisiasi tinggi dan konsiderasi tinggi namun merasa tidak puas adalah mereka yang lama kerjanya dibawah 3 tahun. Sementara 3 lainnya memiliki catatan lama bekerja diatas 3 tahun. Berbeda halnya dengan karyawan yang

Variabel χ²hitung χ²tabel Asymp. Sig.

(2-sided)

Keterangan

(5)

Studi Korelasional antara Persepsi terhadap Kepemimpinan ... | 11

mempersepsi pemimpin dengan inisiasi dan konsiderasi tinggi serta merasa puas, rata-rata diantara mereka memiliki catatan lama kerja lebih dari 3 tahun bahkan ada yang sampai 10 tahun. Ini menunjukan bahwa semakin lama karyawan bekerja makan semakin merasa puas.

Pada pelaksananya, karyawan yang datang terlambat rata-rata mempersepsi atasannya memiliki inisiasi tinggi namun rendah konsiderasi dan mereka menunjukan ketidakpuasan pada pekerjaannya. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan Stogdill bahwa kepemimpinan tinggi inisaiasi tetapi rendah konsiderasi akan menimbulkan ketidakpuasan pada karyawan. Dengan perilaku terlambatnya, di prediksi ketidakpuasan bukan hanya timbul dari persepsinya akan atasan melainkan juga rasa tanggung jawab pada pekerjaannya. Vroom (1964), menambahkan kepemimpinan dengan perhatian yang besar atau tingginya konsiderasi memberikan kepuasan kerja yang lebih besar pada karyawan dibandingkan dengan kepemimpinan yang kurang memberikan perhatian terhadap bawahannya. Dalam hal ini pemimpin kurang memberikan perhatiannya pada karyawan yang terlambat sehingga mereka mempersepsi atasan memiliki konsiderasi rendah dan merasa tidak puas. Tidak adanya karyawan yang puas dengan tipe pemimpin ini memperkuat bahwa dalam jenis pekerjaan industri seperti di PT.L pemimpin dengan inisiasi tinggi tetapi rendah konsiderasi akan menimbulkan ketidakpuasan pada karyawan.

Berbeda halnya dengan tipe pemimpin yang rendah inisiasi dan tinggi kondisiderasi, maupun yang rendah keduanya, kedua tipe ini dapat memunculkan kepuasan dan ketidakpuasan pada karyawan. Dimana data menunjukan jumlah karywan yang puas dan tidak puasnya seimbang. Dapat dikatakan bahwa pengaruh dari kedua tipe ini terhadap kepuasan kerja karyawan tidak dapat diketahui.

D. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dalam penelitian ini, peneliti menyimpulkan beberapa hasil penelitian sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan antara persepsi terhadap kepemimpinan dan kepuasan kerja.

2. Berdasarkan hasil tabulasi silang kedua variabel, hubungan keempat tipe kepemimpinan terhadap kepuasan kerja tidak dapat diketahui secara signifikan

E. Saran Saran Teoritis

1. Hendaknya untuk penelitian selanjutnya memperluas kajian kepemimpinan dan kepuasan yang di teliti, termasuk dalam penurunan alat ukurnya

2. Hendaknya pengujian statistik chi-square dilakukan pada penelitian dengan jumlah sampel atau populasi yang banyak

Saran Praktis

1. Guna meningkatkan kepuasan kerja, pihak manajemen melakukan modifikasi pada faktor yang dapat dikontrol oleh manajemen, seperti sifat pengawasan, upah, kesempatan promosi serta peraturan pemindahan.

2. Dalam penelitian ini terbatas hanya pada satu bagian saja, oleh karena itu untuk penelitian selanjutnya dapat dikembangkan ke bagian lain.

(6)

Daftar Pustaka

Gibson, James, L. (1987). Organisasi dan Manajemen: Perilaku, Struktur, Proses. Terjemahan Djarkasih. Jakarta: Erlangga.

Luthans, F.(1998). Organizational Behavior (8th ed). New York: Mc Graw Hill

Noor, H. (2009). Psikometri Aplikasi dalam Penyusunan Instrumen Pengukuran Perilaku. Bandung: Fakultas Psikologi Unisba

Mathis Robert & Jackson John. (2002). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Salemba Empat.

Munandar, A.S. (2006). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: universitas Indonesia (UI-Press)

Robbins, Stephen P., Judge, Timothy A. 2003. Perilaku Oganisasi, New Jersey: Prentice-Hall International, Inc

Gambar

Tabel 1. Hasil Tabulasi  Persepsi terhadap Kepemimpinan  dengan  Kepuasan Kerja    KEPUASAN KERJA  Total

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa True Customer Needs adalah atribut kebutuhan pada Produk Kerupuk yang keberadaannya diperhatikan oleh pelanggan dan pelanggan

Untuk mencegah penyakit polio di antaranya dengan membiasakan pola hidup sehat, sanitasi yang baik dan terus menjaga kualitas gizi sekaligus kebugaran kondisi

Konsep pemasaran sosial (social marketing) seringkali keliru dipahami sebagai pemasaran berwawasan sosial (societal marketing) dan belum secara luas dikaji di

Karena pada malam sepuluh terakhir bulan Ramadhan merupakan waktu yang mustajab untuk berdoa memohon ampunan kepada Allah q.. Hadits ini dishahihkan oleh

 Langkah keempat dalam penelitian ini adalah simpulan yang menjelaskan hasil dari temuan penelitian Risālatu `t-Tauhīd yang berupa suntingan teks Risālatu `t-Tauhīd yang baik

Permasalahan yang dihadapi oleh kelompok simpan pinjam “Melati” dan kelompok simpan pinjam “Kopsa”, adalah: Sistem administrasi dan pengelolaan keuangan masih

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila

Analisis pengaruh faktor-faktor sosial ekonomi terhadap pendapatan masyarakat dari hutan yang dilakukan pada penelitian ini menggabungkan beberapa variabel yang telah digunakan