• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENGOLAHAN KAS KECIL (PETTY CASH) MENGGUNAKAN METODE DANA BERUBAH (FLUCTUATING SYSTEM) PADA PT. MONTAR USAHA BERSAMA. Kaslani 1, Nining R 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM PENGOLAHAN KAS KECIL (PETTY CASH) MENGGUNAKAN METODE DANA BERUBAH (FLUCTUATING SYSTEM) PADA PT. MONTAR USAHA BERSAMA. Kaslani 1, Nining R 2"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

SISTEM PENGOLAHAN KAS KECIL (PETTY CASH)

MENGGUNAKAN METODE DANA BERUBAH (FLUCTUATING SYSTEM) PADA PT. MONTAR USAHA BERSAMA

Kaslani1, Nining R2

Prodi Komputerisasi Akuntansi STMIK IKMI Cirebon

ABSTRAK

Kas adalah jenis aktiva yang paling likuid salah satu contohnya adalah kas kecil, untuk itu dalam pengelolaan dan pencatatan dana kas kecil dalam sebuah perusahaan mutlak dilakukan agar tidak disalahgunakan penggunaannya, untuk melakukan hal tersebut dapat digunakan dengan dua metode fluktuasi. Untuk sebagian perusahaan guna melakukan pengendalian yang baik terhadap kas yang dimiliki adalah dengan menggunakan metode fluktuasi karena efektif terhadap kegiatan yang terjadi di perusahaan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kebijakan perusahaan mengenai kegiatan apa saja yang dibiayai menggunakan dana kas kecil, metode yang digunakan dan bagaimana jika menggunakan metode lain dalam pengelolaan dan pencatatan dana kas kecil pada Pt. Mortar Usaha Bersama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara dan observasi, jenis data yang digunakan data primer dan sekunder serta metode analisa data adalah deskriptif yakni menggambarkan pengelolaan dan pencatatan atas transaksi perusahaan yang dibiayai menggunakan dana kas kecil sehingga penulis memperoleh kesimpulan bahwa kebijakan perusahaan dalam menetapkan dana kas kecil harus sesuai dengan NOA (Nature Of Account) dalam artian anggaran yang telah direncanakan pada tahun sebelumnya untuk pelaksanaan ditahun berjalan harus sesuai, kegiatan yang dibiayai dana kas kecil adalah untuk pembelian alat tulis menulis dan kegiatan rapat, metode yang digunakan metode fluktuasi sehingga pengendalian dan pengawasan kas dapat dilakukan dengan baik.

Kata Kunci : Kas Kecil , metode fluktuasi

A. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kas merupakan pos yang paling aktif di dalam laporan keuangan dan sebagian besar transaksi dalam suatu perusahaan berkaitan dengan kas. Unsurunsur kas adalah semua mata uang baik kertas maupun logam, mata uang dalam negeri maupun luar negeri. Selain mata uang termasuk juga dalam golongan kas beberapa surat-surat berharga yang mempunyai sifat-sifat seperti mata uang. Sumber kas suatu perusahaan dapat berasal dari penjualan baik tunai maupun secara kredit, pinjaman maupun

bantuan secara cuma-cuma. Dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan, transaksi pengeluaran kas perusahaan terjadi dalam jumlah besar maupun kecil. Dalam hal ini untuk melakukan pembayaran dalam jumlah besar perusahaan menggunakan cek bank sedangkan untuk pembayaran yang jumlahnya relatif kecil dan dipergunakan untuk mendanai transaksi rutin maka perusahaan mengambil kebijaksanaan mengalokasikan sejumlah dana untuk membentuk dana khusus dengan jumlah yang relatif kecil dan disebut dengan kas kecil (petty cash).

(2)

2 Dana yang ditentukan dalam kas kecil harus ditetapkan melalui keputusan manajemen dan tidak boleh melebihi ketentuan tersebut. Pada saat perusahaan mengambil keputusan untuk membentuk kas kecil, maka perusahaan menyisihkan sejumlah dana untuk kas kecil, sebesar jumlah tertentu yang ditetapkan oleh manajemen. Jumlah dana kas kecil dibatasi tidak lebih atau tidak kurang dari suatu jumlah tertentu yang telah ditentukan oleh manajemen perusahaan.

Terlepas dari material atau tidaknya nilai dari kas kecil, kas kecil memiliki peranan yang penting di dalam operasional perusahaan. Transaksi-transaksi kecil yang rutin terjadi setiap hari mulai sejak awal jam operasional perusahan di pagi hari sampai akhir jam operasional di sore atau malam hari. Untuk itu, perusahan hendaklah melakukan pengelolaan kas kecil secara baik. Prosedur kas kecil mutlak diperlukan. Tidak ada alasan bagi perusahaan untuk tidak melakukan pengelolaan. Pengelolaan yang tidak memadai atau cenderung buruk akan kas kecil, dapat mengganggu kelancaran operasional perusahaan. Dapat dibayangkan jika suatu ketika perusahaan kehabisan kas kecil, maka akan ada banyak pembelian kecil yang tidak dapat dilakukan dengan cepat.

Layaknya pada setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya PT Montar Usaha Bersama juga memiliki kegiatan operasional yang mengakibatkan pengeluaran kas dalam jumlah kecil. Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan diatas, penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul ”SISTEM

PENGOLAHAN KAS KECIL (PETTY CASH) MENGGUNAKAN METODE DANA BERUBAH (FLUCTUATING SYSTEM) PADA PT. MONTAR USAHA BERSAMA”

1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian yang penulis

lakukan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kebijakan PT. Montar Usaha Bersama dalam pengelolaan dana kas kecil.

2. Bagaimana jika pencatatan dana kas kecil di PT. Montar Usaha Bersama menggunakan sistem pencatatan metode fluktuasi.

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT TUGAS AKHIR

1.3.1 Tujuan

Adapun yang menjadi tujuan penulis dalam melakukan penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui kebijakan perusahaan dalam pengelolaan dana kas kecil yang dilakukan PT. Montar Usaha Bersama. 2. Untuk mengetahui pengelolaan dan

pencatatan metode sistem pencatatan dana kas kecil jika menggunakan metode fluktuasi pada PT. Montar Usaha Bersama.

1.3.2 Manfaat Tugas Akhir

Dari penelitian ini diharapkan akan diperoleh hasil yang dapat bermanfaat

(3)

3 bagi pihak-pihak sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan, dapat menjadi referensi dalam pengelolaan dana kas kecildengan menggunakan metode pencatatan sistem fluktuasi.

2. Bagi penulis, mengetahui bagaimana pengelolaan dana kas kecil dan metode pencatatan yang diterapkan PT. Montar Usaha Bersama.

3. Dapat menjadi referensi bagi para pembaca khususnya mengenai pengelolaan dan sistem pencatatan dana kas kecil dengan menggunakan metode fluktuasi.

B. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kas

Menurut Ardiyos (2006) pengertian kas atau uang tunai (cash) dapat diartikan menjadi 2 (dua) yaitu:

1. Suatu alat tukar yang dapat diterima oleh bank menurut nilai nominalnya. 2. Suatu alat ukur dan juga digunakan

sebagai ukuran dalam akuntansi. Kas diterima oleh masyarakat umum dan digunakan untuk mengadakan transaksi-transaksi yang termasuk kas menurut pengertian akuntansi adalah uang kertas, uang logam, check yang belum disetorkan simpanan dalam bentuk giro dan bilyet, travellers checks, cashier’s check, bank draft, money order dan semua instrumen yang diterima setoran oleh bank dengan nilai nominal. Kas merupakan

aktiva paling lancar dan memiliki saldo debit.

Menurut Kieso dan Weygant (1995) mengenai kas, harta yang paling likuid, adalah media pertukaran baku dan dasar bagi pengukuran dan akuntansi untuk semua pos lainnya. Kas terdiri dari uang logam, uang kertas dan dana yang tersedia dalam deposito di bank. Instrumen- instrumen yang dapat dinegosiasikan seperti pos wesel, cek yang disahkan, cek kasir, cek pribadi, dan wesel bank juga dipandang sebagai kas. Definisi lain mengenai kas adalah harta tunggal yang segera dapat dikonversikan menjadi jenis harta lain.

2.2 Pengertian Kas Kecil

Sebagaimana diketahui hampir semua perusahaan melakukan pengeluaran kas yang jumlah rupiahnya relatif kecil, seperti pengeluaran kas untuk biaya pos, telegram, pembelian jenis-jenis perlengkapan tertentu, perjalanan dinas dan sebagainya. Jika pengeluaran untuk hal-hal tersebut dilakukan dengan cek, maka jumlah lembar cek yang dibuat untuk pengeluaran-pengeluaran kecil semacam itu akan banyak sekali. Hal ini selain menyebabkan pemborosan waktu, juga mahal. Oleh karena itu, agar perusahaan tidak perlu menarik cek untuk setiap pengeluaran kas yang jumlahnya relatif kecil, maka

(4)

4 perusahaan perlu membentuk suatu kas kecil yang disediakan khusus itu.

Mengenai kas kecil dijelaskan oleh Ardiyos (2006) kas kecil (petty cash) adalah sejumlah uang tunai atau kas yang disediakan untuk melayani pembayaran keperluan perusahaan yang rutin dan meliputi jumlah yang relatif kecil. Misalnya pembelian materai, perangko, kertas, alat tulis menulis, dan lain-lain. Kas kecil merupakan perkiraan aktiva lancar (current asset) dan lazimnya bersaldo debit. Dana kas kecil (petty cash fund) adalah dana dalam bentuk uang kas yang disediakan perusahaan untuk membayar keperluan rutin dan meliputi jumlah yang relatif kecil.

Menurut Kieso dan Weygant (1995) dana kas kecil termasuk dalam harta lancar sebagai kas karena dana ini digunakan untuk memenuhi kewajiban beban operasi jangka pendek dan melikuidasikan kewajiban lancar. Sedangkan menurut Baridwan (2001) kas kecil adalah uang kas yang disediakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan menggunakan cek. Menurut Gade (2005) kas kecil dibentuk untuk menyediakan dana bagi pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis apabila dibayar melalui cek.

2.3 Sistem Pencatatan Dana Kas Kecil Pembayaran kas yang harus segera dilaksanakan dan dalam jumlah relatif kecil dilakukan dengan menggunakan dana kas kecil. Terdapat dua metode untuk mengelola kas kecil, yaitu metode dana tetap (imprest) dan metode dana berfluktuasi.

Menurut Ardiyos (2006) metode fluktuasi (fluctuating method) adalah metode yang menetapkan kas kecil (petty cash) tidak dalam jumlah yang selalu tetap melainkan memberi kemungkinan berubah-ubah (berfluktuasi). Dengan demikian pengisian dari kas besar ke kas kecil dilakukan sewaktu-waktu saat dana kas kecil (petty cash) dirasakan menipis. Menurut artikel yang ditulis oleh Prasetyorini (2002) dana tetap (imprest fund system) yaitu sistem yang menentukan besarnya rekening jumlah kas kecil selalu tetap. Sistem ini umum digunakan di perusahaan. Dalam sistem ini jumlah uang yang dikelola oleh pemegang kas kecil tetap dari waktu ke waktu. Sistem dana tidak tetap (fluctuating fund system) yaitu sistem yang tidak menetapkan besarnya kas kecil tetap melainkan berubah-ubah (fluktuasi) sesuai dengan transaksi yang terjadi.

Pendapat lain mengenai sistem pencatatan kas kecil dijelaskan oleh Gade (2005) pada sistem imprest jumlah dana kas kecil selalu tetap, sesuai dengan cek

(5)

5 yang telah diserahkan kepada kasir kas kecil untuk membentuk dana kas kecil. Sedangkan sistem fluktuasi, Gade (2005) mendefinisikan bahwa sistem fluktuasi pembentukan dana kas kecil dilakukan dengan cara yang sama seperti pada sistem imprest. Perbedaannya adalah bahwa dalam sistem fluktuasi saldo perkiraan kas kecil tidak tetap karena berfluktuasi sesuai dengan pengisian kembali dan pengeluaran kas kecil

2.4 Sistem Fluktuasi

Menurut Mulyadi (2001) dalam sistem saldo berfluktuasi, penyelenggaraan dana kas kecil dilakukan sebagai berikut:

1. Pembentukan dana kas kecil dicatat dengan mendebit rekening dana kas kecil.

2. Pengeluaran dana kas kecil dicatat dengan mengkredit dana kas kecil, sehingga setiap saat saldo rekening ini berfluktuasi.

3. Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan dengan jumlah sesuai dengan keperluan, dan dicatat dengan mendebit rekening dana kas kecil. Dalam sistem ini, saldo rekening dana kas kecil berfluktuasi dari waktu ke waktu.

Sedangkan untuk metode dana berfluktuasi bekerjanya sistem ini menurut Sugiri (2005) sebagai berikut, mula-mula dana kas kecil dibentuk dengan mengeluarkan cek sejumlah tertentu,

misalnya Rp.500.000,-. Uang tunai ini kemudian diserahkan ke kasir dana kas kecil. Berbeda dari metode dana tetap, metode dana berfluktuasi mengisi kembali dana kas kecil atas permintaan kasir kas kecil. Pengisian kembali tidak ditetapkan untuk periode tertentu, dan jumlahnya tidak harus sesuai dengan jumlah yang telah dikeluarkan. Jadi, jumlah dana kas kecil berubah-ubah dan pada akhir periode metode ini tidak mengharuskan pengisian kembali dan jurnal penyesuaian sebab setiap pengeluaran segera dicatat dalam buku jurnal.

C. METODE PEMBUATAN TUGAS AKHIR

3.1 Metodologi Penelitian Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah:

1. Wawancara

“Wawancara yaitu cara untuk mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada informan atau seorang autoritas (seorang ahli yang berwenang dalam suatu masalah)” Keraf (2001). Wawancara dilakukan dengan metode wawancara personel yakni dengan mewawancarai langsung kepada karyawan yang ada di perusahaan khususnya pada bagian cash dan bank

(6)

6 dinas finance service dan bagian terkait lainnya yang menunjang penelitian ini. 2. Observasi

“Observasi adalah suatu pengamatan langsung suatu objek yang akan diteliti dalam waktu singkat dan bertujuan untuk mendapat gambaran mengenai objek penelitian” Keraf (2001). Objek yang diteliti adalah transaksi keuangan yang tergolong dalam pengeluaran dana kas kecil yang terjadi dalam perusahaan.

3.1.2 Jenis dan Sumber Data

Dalam mendukung penelitian ini dibutuhkan 2 (dua) jenis data, yaitu: 1. Data Primer

“Data primer adalah data yang diperoleh dari data yang diperoleh langsung dari sumber, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya” (Marzuki, 2002). Informasi data dalam penelitian ini merupakan hasil wawancara dan observasi langsung yakni dengan melihat bukti transaksi keuangan dana kas kecil yang ada di perusahaan.

2. Data Sekunder

“Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti, sehingga data sekunder telah melewati satu atau lebih pihak yang bukan peneliti” (Marzuki, 2002). Dalam hal ini data yang diperoleh melalui referensi buku-buku terkait dengan penelitian ini yang terdapat diperpustakaan Cirebon.

3.1.3 Metode Analisis Data

Dalam melakukan analisis terhadap data yang dikumpulkan, penulis menggunakan metode analisis deskriptif, menurut Travers (dalam buku Husein yang berjudul Riset Akuntansi) metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Penulis memilih untuk menggunakan metode deskriptif karena melalui penelitian ini penulis hanya sebatas menggambarkan pengelolaan dan pencatatan dengan menggunakan sistem fluktuasi atas kegiatan perusahaan yang terjadi dan tergolong ke dalam pengeluaran dana kas kecil.

D. PEMBAHASAN DAN HASIL

4.1 Pengelolaan Dana Kas Kecil

Pada PT Montar Usaha Bersama metode yang digunakan dalam melakukan pengelolaan dan pencatatan dana kas kecil adalah imprest fund, yaitu sejumlah dana tertentu yang dipisahkan dari kas besar perusahaan dengan tujuan untuk membiayai pengeluaran eksploitasi dan investasi di suatu unit kerja yang besarnya belum dapat ditentukan dengan pasti, jumlah imprest fund adalah tetap dalam satu periode.

Dana kas kecil yang ada PT Montar Usaha Bersama adalah dana kas kecil per project, jadi untuk setiap kegiatan

(7)

7 operasional perusahaan yang dibiayai dengan menggunakan imprest fund memiliki mata anggaran tersendiri per periodenya dimana 1 periode adalah 3 (tiga) bulan.

Pengelola imprest fund adalah personil yang ditunjuk oleh pejabat berwenang dan bertanggung jawab untuk mengelola dana imprest fund di unit kerja tersebut. Imprest fund terdiri atas sub prosedur:

1) Pengajuan & persetujuan imprest fund 2) Pendistribusian kas

3) Pengeluaran kas diawali bukti transaksi 4) Penyiapan dokumen pertanggungan

untuk pengisian ulang imprest fund

4.2 Deskripsi Kegiatan Dana Kas Kecil Perusahaan

Perusahaan melakukan pengelolaan dan pencatatan dana kas kecil seperti berikut ini:

1. Pengajuan & persetujuan Imprest Fund, perusahaan melakukan pembentukan dana kas kecil dengan melakukan pengajuan dan persetujuan imprest fund terlebih dahulu dengan penyelenggaraan seperti berikut:  Rencana Kerja Anggaran Perusahaan

(RKAP)

 Officer Pusat pertanggungjawaban membuat surat pengajuan usulan

pemegang imprest fund dan besaran imprest fund.

 Senior officer kas dan bank: menerima surat pengajuan usulan pemegang imprest fund dan besaran imprest fund. Memvalidasi keabsahan surat pengajuan usulan pemegang imprest fund dan besaran imprest fund kemudian mengevaluasi personil yang diusulkan sebagai pemegang imprest fund dan jumlah pengajuan imprest fund dibandingkan dengan realisasi historis pemakaian imprest fund selama 3 (tiga) bulan terakhir dan RKAP serta membuat draft surat keputusan Divisi Regional .

 Surat keputusan Divisi Regional didistribusikan ke masing-masing pertanggungjawab dan ke pro SIMTEL/SAP (Sistem Informasi Manajemen Telekomunikasi/ System Application and Product). SIMTEL/SAP adalah suatu sistem aplikasi berbasis SAP yang mengintegrasikan semua modul dalam proses administrasi dan transaksi finalisasi.

2. Pendistribusian kas, penyelenggaraan untuk melakukan kegiatan ini adalah sebagai berikut:

 Officer SAP fungsional master data menerima mendistribusikan Surat Keputusan DIVRE dari bidang

(8)

8 keuangan perbendaharaan kemudian memvalidasi keabsahannya.

 Master file vendor pemegang imprest fund sudah terregister di SAP.

 Officer SAP Master data menginput atau update file vendor imprest fund dan mencetak laporan hasil input atau update vendor imprest fund.  Officer verifikasi perbendaharaan

menginput besaran imprest fund sesuai dengan SK DIVRE kemudian memproses Surat Perintah Bayar (SPB) dengan menggunakan T Code 110 dan mencetaknya dengan menggunakan T Code ZSPB (Status 0) serta menandatanganinya.  Personil yang ditunjuk oleh pejabat

sesuai dengan kewenangan menerima file SPB dan melakukan proses approval SPB yang kemudian akan dilakukan pembayaran melalui transfer antar rekening atau pengambilan secara tunai.

 Jika melakukan pengambilan tunai maka officer kas dan bank menerima fisik SPB, memvalidasi keabsahan fisik SPB kemudian mengisi formulir pengambilan imprest fund.

 Kemudian pemegang imprest fund menerima formulir pengambilan

imprest fund menyerahkan form tersebut ke bank untuk mengambil uang imprest fund dan kemudian menerima dan menghitung secara fisik jumlah uang yang diterima dari bank.

 Jika pembayaran dilakukan melalui transfer antar rekening maka officer kas dan bank mengupdate status pembayaran SPB menjadi paid ( status 0) kemudian membuat dan mencetak perintah pembayaran berupa nota transfer pembayaran dan daftar transfer pembayaran untuk pengisian awal imprest fund.

3. Pengeluaran kas diawali bukti transaksi  Pengguna imprest fund dalam hal ini telah melakukan transaksi penggunaan imprest fund untuk kegiatan operasional perusahaan yang kemudian menyerahkan bukti transaksi tersebut kepada manajer pusat pertanggungjawaban.

 Pemegang imprest fund menerima bukti transaksi kemudian memvalidasi keabsahan bukti transaksi tersebut dan melakukan penggantian uang berdasarkan bukti transaksi dan terakhir pemgang imprest fund mencatat penggantian uang di buku bantu imprest fund dan memparafnya bersamaan dengan

(9)

9 penerima uang dan memberi cap PAID pada bukti transaksi.

4. Penyiapan dokumen pertanggungan untuk pengisian ulang imprest fund. Sebelum melakukan pengisian kembali dana kas kecil terlebih dahulu harus disiapkan dokumen-dokumen yang menunjang untuk dapat dilakukan pengisian ulang kembali sesuai dana yang tertera didalam dokumen tersebut.

4.3 Pencatatan Dana Kas Kecil 4.3.1 Sistem Fluktuasi

Berikut ini adalah jurnal transaksi pengeluaran dana kas kecil untuk pembelian ATM (Alat Tulis Menulis) yang terjadi selama 1 (satu) periode.

Tabel 4.1

Jurnal Pencatatan Dana Kas Kecil Kegiatan ATM Metode Fluktuasi

1. Pada Saat Pembentukan Dana Kas Kecil

2. Pada Saat Terjadinya Transaksi Pengeluaran Dana Kas Kecil

Berdasarkan jurnal yang telah dijabarkan pada tabel terlihat perbedaan dari segi pencatatan dan pengendalian yang dilakukan terhadap dana kas kecil. Dengan menggunakan sistem pencatatan dana kas kecil metode imprest terlihat lebih baik dalam pengendalian dan pengawasan dana kas kceil dibandingkan dengan menggunakan sistem fluktuasi, selain itu dengan menggunakan metode imprest memudahkan pemeriksa intern pada waktu memeriksa kas kecil yakni dengan cara meyakinkan bahwa jumlah uang tunai yang tersisa di kotak kas kecil ditambah dengan jumlah bukti transaksi pengeluaran dana kas kecil adalah sesuai. Dengan menggunakan metode imprest sangat membantu perusahaan dalam menunjang kegiatan operasionalnya dikarenakan jumlah transaksi dalam jumlah banyak.

E. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada pembahasan yang telah dipaparkan pada bab IV, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kebijakan penggunaan dana kas kecil perusahaan digunakan berdasarkan mata anggaran yang telah ditetapkan atau yang disebut NOA (Nature Of Account) dan yang dibahas dalam penelitian ini hanya kegiatan rapat dan ATM.

(10)

10 2. Metode pencatatan yang digunakan

oleh perusahaan adalah metode imprest yang mana saldo dana kas kecil tetap dan pada saat terjadinya transaksi atau pembayaran dengan menggunakan dana kas kecil tidak dilakukan jurnal namun baru akan dicatat pada saat pengisian kembali dana kas kecil yakni diakhir periode.

3. Apabila pengelolaan dan pencatatan dana kas kecil perusahaan menggunakan metode fluktuasi tidak dapat berjalan efektif dikarenakan banyaknya kegiatan yang dibiayai menggunakan dana kas kecil di perusahaan yang terjadi seharihari. Terdapat perbedaan pada saat terjadinya transaksi, untuk metode fluktuasi pada saat terjadinya transaksi langsung dilakukan pencatatan jurnal.

5.2 Saran

Adapun syarat yang dapat penulis sampaikan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Perusahaan menggunakan sistem pencatatan dana kas kecil metode imprest agar pengendalian kas dapat dilakukan dengan baik.

2. Untuk penelitian berikutnya diharapkan dapat melakukan penelitian mengenai kas dengan cakupan yang lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

Ardiyos. (2006). Kamus Besar Akuntansi Edisi 8. Jakarta: Citra Harta Prima.

Baridwan, Zaki. (2001). Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE-411. Gade, Muhammad. (2005). Akuntansi

Keuangan Menengah 1. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Gorys, Keraf. (2001). Komposisi, Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende Flores: Nusa Indah.

Husein, Umar. (2003). Riset Akuntansi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Halim, Abdul. (2001). Akuntansi Keuangan

Menengah. Yogyakarta: BPFE.

http://www.google.com/putra-finance-accounting-taxation

blogspot.com/2007/10/pengelolaankaskecil Ikatan Akuntansi Indonesia. (2007). Standar

Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Marzuki. (2002). Metodologi Riset. Yogyakarta: BPFE.

Mulyadi. (2001). Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Nasution, M. (2004). Pengawasan Terhadap Kas. Digital Library, Universitas Sumatera Selatan

Prasetyo, R. (2004). Praktik Mengelola Kas Kecil. SMK YPI ”17” VI Temanggung Jawa Tengah

Sugiri, Slamet. (2005). Akuntansi Keuangan Menengah. Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, Yogyakarta

Referensi

Dokumen terkait

Orang Kelantan, walau pun yang berkelulusan PhD dari universiti di Eropah (dengan biasiswa Kerajaan Persekutuan) dan menjawat jawatan tinggi di Kementerian atau di Institusi

Untuk mengevaluasi kinerja dosen dalam pembelajaran pada setiap mata kuliah, maka dilakukan penyebaran kuesioner yang harus diisi mahasiswa serta pemberian kritik dan saran

Zat ini diklasifikasikan sebagai sama berbahayanya dengan debu mudah terbakar oleh Standar Komunikasi Bahaya OSHA 2012 Amerika Serikat (29 CFR 1910.1200) dan Peraturan Produk

Sebagai perbandingan bangunan fasilitas cottage, ada beberapa kawasan wisata dengan fasilitas akomodasinya yang memanfaatkan lingkungan sekitarnya sehingga fasilitas wisata

Pada kesempatan yang sama penulis juga melakukan wawancara dengan Bapak Mahmudin selaku hakim pada Pengadilan Agama Makassar terkait implementasi asas sederhana,

Field research adalah sumber data yang diperoleh dari lapangan penelitian yaitu mencari data terjun langsung ke obyek penelitian untuk memperoleh data yang kongret

Metode yang digunakan untuk steganografi dalam penelitian adalah Low Bit Encoding dengan enkripsi

kesesuaian tindakan aktor yang terlibat. • Yang menunjukkan bahwa lebih berpengaruh dibandingkan variabel lainnya, yang mana menunjukkan besarnya kekuatan masyarakat dalam