• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPUTUSAN. KEPALA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI RIAU Nomor : Kpts./ VIII / 2017 T E N T A N G

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEPUTUSAN. KEPALA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI RIAU Nomor : Kpts./ VIII / 2017 T E N T A N G"

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PEMERINTAH PROVINSI RIAU

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

Jl. Letkol Hasan Basri No. 04 Telp. (0761) 39656- 777051 Fax. (0761) 39657

PEKANBARU - RIAU

KODE POS : 28123

KEPUTUSAN

KEPALA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI RIAU

Nomor : Kpts./ VIII / 2017

T E N T A N G

PENETAPAN PERUBAHAN RENCANA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI RIAU TAHUN 2017

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, setiap di lingkungan Pemerintah Daerah diamanatkan untuk menyusun dokumen perencanaan yang sesuai dengan Peraturan Perundang undangan yang berlaku;

b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 153 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, rancangan akhir Rencana Kerja Organisasi Perangkat Daerah ditetapkan dengan Keputusan Gubernur;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b diatas, perlu menetapkan keputusan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau Tahun 2017.

Mengingat : 1. Undang – undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang penetapan Undang

– undang Darurat Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah – daerah Swatantra Tingkat I Sumatra Barat, Jambi dan Riau Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 75) Sebagau Undang-undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1646);

2. Undang – undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara

(3)

3. Undang – undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang – undangan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

4. Undang – undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5094);

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah ( Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517 );

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah ( Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036);

9. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 9 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Riau Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Riau Tahun 2009 Nomor 9);

10. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 7 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Riau Tahun 2015-2019 (Lembaran Daerah Provinsi Riau Tahun 2014 Nomor 7);

11. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Riau (Lembaran Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 Nomor 4);

12. Peraturan Gubernur Riau Nomor 31 Tahun 2017 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Riau Tahun 2018 (Berita Daerah Provinsi Riau Tahun 2017 Nomor 31);

(4)

13. Keputusan Gubernur Riau Nomor Kpts. 784/XI/2014 Tahun 2014 tentang Pengesahan Rencana Strategis Organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Riau Thaun 2014;

14. Keputusan Gubernur Riau Nomor 485 Tahun 2017 tanggal 9 Juni 2017 tentang Pengesahan Rencana Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Riau Tahun 2018.

M E M U T U S K A N Menetapkan

PERTAMA : : Menetapkan Perubahan Rencana Kerja (RENJA) Satuan Polisi Pamong

Praja Provinsi Riau Tahun 2017 sebagaimana tercantum dalam lampiran Keputusan ini;

KEDUA : Setiap pejabat yang menduduki jabatan di Satuan Polisi Pamong

Praja Provinsi Riau agar menjadikan Perubahan Rencana Kerja (RENJA) ini sebagai pedoman dalam menyusun Rencana Kerja Anggaran (RKA) Program dan Kegiatan pada APBD Tahun 2017 di Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau;

KETIGA : Keputusan ini berlaku mulai tanggal ditetapkan dengan ketentuan

apabila kemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di

(5)

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Syukur Alhamdulillah senantiasa disampaikan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya Revisi Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau 2014-2019 ini dapat diselesaikan sebagai bentuk kewajiban saya selaku Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau.

Revisi Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau 2014-2019 disusun berdasarkan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Riau 2014-2019. Revisi Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau 2014-2019 ini memuat gambaran pelayanan, isu-isu strategis, visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, pendanaan indikatif serta indikator kinerja dari Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau dalam waktu 5 tahun.

Harapan saya, Revisi Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau 2014-2019 ini dapat memberikan gambaran perencanaan yang berisikan program-program prioritas

(6)

Provinsi Riau, dengan dukungan pembiayaan dari Pemerintah Provinsi Riau dalam kurun waktu tahun anggaran 2014-2019, serta bermanfaat dalam mendukung pencapaian Visi dan Misi Provinsi Riau 2014-2019.

Akhir kata, ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya disampaikan kepada Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Riau, serta semua pihak yang telah memberikan perhatian, masukan, saran dan berpartisipasi aktif dalam penyusunan Revisi Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau 2014-2019.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

(7)

DAFTAR ISI Kata Pengantar ... Daftar Isi ………. Daftar Tabel ... BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang …..………... 1.2. Landasan Hukum ... 1.3. Maksud dan Tujuan ... 1.4. Sistematika Penulisan Rencana Srategis SATPOL

PP Provinsi Riau ...

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI RIAU

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SATPOL PP Provinsi Riau

2.1.1. Tugas ... 2.1.2. Fungsi ... 2.1.3. Struktur Organisasi SATPOL PP Provinsi Riau... 2.2. Sumber Daya SATPOL PP Provinsi Riau... 2.3. Kinerja Pelayanan SATPOL PP Provinsi Riau... 2.4. Tantangan & Peluang Pengembangan Pelayanan

SATPOL PP Provinsi Riau...

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SATPOL PP Provinsi Riau …... 3.2. Telaahan Visi, Misi, Program Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah Terpilih ... 3.3. Telaahan Renstra K/L Kementerian dan Lembaga ...

i iii V 1 4 7 8 11 11 12 31 40 53 59 67 69

(8)

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian

Lingkungan Hidup Strategis...

3.5. Penentuan Isu-isu Strategis ...

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI RIAU 4.1. Visi dan Misi SATPOL PP Provinsi Riau... 4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SATPOL PP

Provinsi Riau...………...

4.3. Strategi dan Kebijakan...

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR

KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF ... BAB VI INDIKATOR KINERJA SATUAN POLISI PAMONG

PRAJA PROVINSI RIAU YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD ... BAB VII PENUTUP ... LAMPIRAN 71 72 85 87 93 99 107 118

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1-1 Skema Formulasi Renstra Satpol PP Provinsi Riau ... 4

Tabel II - 1 Struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK) Satpol PP Prov. Riau (Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 4 Tahun 2016) ………... 14

Tabel II - 2 Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT Satpol PP Provinsi Riau Berdasarkan Golongan Ruang Gaji Tahun 2016 ... 32

Tabel II - 3 Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT Satpol PP Provinsi Riau Menurut Jabatan / Eselonering ... 33

Tabel II - 4 Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT Satpol PP Provinsi Riau Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal Tahun 2016 ... 34

Tabel II - 5 Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT Satpol PP Provinsi Riau Berdasarkan Pendidikan Penjenjangan Tahun2016 ... 35

Tabel II - 6 Fasilitas Penunjang (Perlengkapan) Satpol PP Provinsi Riau s/d Tahun Anggaran 2016... 37

Tabel II - 7 Rekapitulasi Daftar Urut Kepangkatan (DUK)... 38

Tabel II - 8 Review Pencapaian Kinerja Pelayanan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau... 47

Tabel II - 9 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau... 51

(10)

Tabel II - 10 Rasio dan Pertumbuhan Anggaran Pelayanan Satuan

Polisi Pamong Praja Provinsi Riau... 52

Tabel II - 11 Komparasi Capaian Sasaran Renstra Satpol PP Kabupaten/Kota, Sasaran Renstra Satpol PP Provinsi dan Renstra Kementerian/Lembaga... 56

Tabel III - 1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi... 62

Tabel III - 2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah ... 67

Tabel III - 3 Telaahan Sasaran Renstra Kementerian Dalam Negeri ... 70

Tabel III - 4 Telaahan Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota... 71

Tabel III - 5 Hasil Telaahan Struktur Ruang Wilayah Provinsi/Kabupaten/Kota ... 74

Tabel III - 6 Skor Kriteria Penentuan Isu-Isu Strategis ... 77

Tabel III - 7 Nilai Skala Kriteria... 78

Tabel III - 8 Rata-Rata Skor Isu-Isu Strategis ... 79

Tabel IV - 1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau... 89

Tabel IV - 2 Matrik Rencana Strategis Satpol PP Provinsi Riau Tahun 2017-2019... 91

Tabel IV - 3 Strategi dan Arah Kebijakan... 95

Tabel V - 1 Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau... 99

(11)

Tabel VI - 1 Tujuan dan Sasaran RPJMD yang Menjadi Acuan

Satpol PP Provinsi Riau... 107

Tabel VI - 2 Indikator Kinerja Satpol PP Provinsi Riau yang

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Era reformasi yang membawa berbagai perubahan dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara telah mendorong pemerintah baik

pusat maupun daerah untuk lebih bersungguh-sungguh membangun dan

mengimplementasikan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik (Good

Governance) dan pemerintahan yang bersih (Clean Government).

Perubahan dimaksud diantaranya adalah tatanan hukum, politik

dan administrasi publik. Dalam hal administrasi publik, termasuk

diantaranya upaya membangun akuntabilitas publik dan peningkatan

sistem pengelolaan keuangan pemerintah pusat dan daerah. Pada

dasarnya perubahan tersebut mencakup dua aspek yaitu aspek

Psiko-Sosial dan Teknis-Ekonomis. Aspek psiko-sosial terdiri dari

perubahan-perubahan paradigma, perubahan-perubahan visi, perubahan-perubahan nilai-nilai, penguatan

komitmen untuk berubah dan pembangkit keberanian untuk berubah.

Sedangkan aspek teknis-ekonomis mencakup perubahan struktur

organisasi dan sistem kerja yang merupakan perubahan bentuk fisik

organisasi. Dalam proses perubahan tersebut, tiga pilar dari Good

Governance yaitu transparansi, partisipasi dan akuntabilitas, harus

(13)

Berkaitan dengan hal tersebut, sejak tahun 1999 pemerintah

sudah berusaha membangun dan menata akuntabilitas publik yaitu

dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden No. 7 Tahun 1999 tentang

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang antara lain mewajibkan

instansi pemerintah sampai dengan tingkat eselon II untuk menyusun

Rencana Strategis. Selanjutnya penataan akuntabilitas lebih diperkuat lagi

dengan diterbitkannya

Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah dan

Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang sistem perencanaan

pembangunan nasional. Dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2004

tersebut, pemerintah daerah diamanatkan menyusun rencana

pembangunan daerah yang sistematis, terarah, terpadu dan tanggap

terhadap perubahan. Perencanaan daerah dimaksud mencakup

perencanaan daerah jangka panjang, jangka menengah dan tahunan.

Perencanaan daerah jangka panjang tersebut nantinya dituangkan dalam

bentuk Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD),

sedangkan perencanaan daerah jangka menengah dituangkan dalam

dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

dan perencanaan daerah tahunan nantinya dituangkan dalam bentuk

dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).

Mengingat Revisi RPJMD Provinsi Riau 2014-2019 telah selesai

disusun, Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau sebagai salah satu

(14)

Rencana Strategis (Renstra) dengan mengacu kepada Revisi RPJMD

tersebut.

Saat ini tugas yang dijalankan Satuan Polisi Pamong Praja

setiap harinya semakin berat. Tuntutan masyarakat akan suasana yang

aman dan tertib semakin tinggi. Namun disisi lain, jumlah aparat serta

anggaran yang tersedia untuk melaksanakan tugas dimaksud sangatlah

terbatas. Kondisi ini yang membuat Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi

Riau harus merencanakan setiap kegiatan dan penganggaran yang akan

dilaksanakan setiap tahunnya harus lebih terperinci dan akurat.

Revisi Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja 2014 –

2019 lahir sebagai acuan dalam setiap pelaksanaan tugas pokok Satuan

Polisi Pamong Praja dalam 3 (tiga) tahun kedepan. Rencana Strategis

berisikan visi, misi, tujuan, sasaran dan kebijakan, program dan kegiatan

Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau serta anggaran yang akan

mendukung untuk tercapainya Visi Riau pada umumnya dan Visi Satuan

Polisi Pamong Praja Provinsi Riau khususnya.

Secara skematis, proses penyusunan rencana strategis

(15)

Tabel 1.1

Skema Formulasi Renstra Satpol PP Provinsi Riau

Strategi

1.2. Landasan Hukum

Yang menjadi landasan hukum bagi Satuan Polisi Pamong Praja

Provinsi Riau dalam membuat Rencana Strategis 2014 – 2019 adalah

sebagai berikut :

1. Undang-undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tk.I Sumatera Barat, Jambi dan Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1646);

VISI

MISI

TUJUAN VISI dan MISI

PROV.RIAU 2014-2019 ANALISIS LINGKUNGAN CSF DAN KLHS KEBIJAKAN PROGRAM SASARAN KEGIATAN

(16)

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4421); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4700);

4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2008 tentang Pedoman

Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja (Ketentuan baru yang mengatur tentang Pol PP- Perda SOTK Pol PP sudah masuk dalam prolegda Provinsi Riau tahun 2012) ;

(17)

9. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

10. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

11. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019;

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 73 Tahun 2009 tentang Tatacara, Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara, Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

15. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

16. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 9 tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Provinsi Riau Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Riau Tahun 2009 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Riau Nomor 9); 17. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 7 tahun 2014 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Riau Tahun 2014-2019;

(18)

18. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Riau (Lembaran Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 Nomor 4);

19. Peraturan Gubernur Riau Nomor 34 Tahun 2014 tentang Perubahan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Riau Tahun 2014;

20. Peraturan Gubernur Riau Nomor 82 Tahun 2015 tentang Perubahan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Riau Tahun 2015;

21. Peraturan Gubernur Riau Nomor 38 Tahun 2016 tentang Perubahan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Riau Tahun 2016.

1.3. Maksud Dan Tujuan

Maksud dari penyusunan Rencana Strategis Satuan Polisi

Pamong Praja Provinsi Riau 2014-2019 ini adalah untuk mengetahui dan

mendokumenkan perencanaan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun yang

berisikan program-program prioritas yang dilaksanakan langsung oleh

Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau dengan dukungan pembiayaan

dari Pemerintah Provinsi Riau. Selain itu, Revisi Rencana Strategis

Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau 2014-2019 diharapkan

dapat meningkatkan penegakan Peraturan Daerah, penyelenggaraan

ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan

masyarakat yang merupakan tugas pokok dari Satuan Polisi Pamong

(19)

Adapun tujuan penyusunan Revisi Rencana Strategis Satuan

Polisi Pamong Praja Provinsi Riau 2014-2019 adalah :

a. Mendiskripsikan tentang program-program prioritas yang akan

dilaksanakan langsung oleh Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi

Riau.

b. Sebagai panduan dan pedoman dalam menyusun Rencana Kerja

(Renja) setiap tahunnya agar lebih terarah, fokus dan sesuai dengan

perencanaan sebelumnya.

c. Terwujudnya sinergitas antar unit kerja di lingkungan Satuan Polisi

Pamong Praja Provinsi Riau dan pemangku kepentingan lainnya

tentang program dan kegiatan tahun 2014-2019.

1.4. Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan Revisi Rencana Strategis Satuan Polisi

Pamong Praja Provinsi Riau 2014-2019 disusun dengan sistematika

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan

1.4 Sistematika Penulisan Rencana Srategis SATPOL PP Provinsi Riau

(20)

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SATPOL PP

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SATPOL PP Provinsi Riau;

2.2 Sumber Daya SATPOL PP Provinsi Riau; 2.3 Kinerja Pelayanan SATPOL PP Provinsi Riau;

24 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SATPOL PP Provinsi Riau.

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN

FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SATPOL PP;

3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih;

3.3 Telaahan Renstra K/L Kementerian dan Lembaga;

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis;

3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

4.1 Visi dan Misi SATPOL PP Provinsi Riau;

4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SATPOL PP Provinsi Riau;

4.3 Strategi dan Kebijakan.

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

(21)

BAB VI INDIKATOR KINERJA SATPOL PP PROVINSI RIAU YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan kegiatan ,indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif sebagaimana dihasilkan dari C1.12 (Perumusan Rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif). Adapun penyajian menggunakan Tabel 5.1 yang bersumber dari Tabel T-IV.C.28.

BAB VII PENUTUP

Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja SATPOL PP Provinsi Riau yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai SATPOL PP Provinsi Riau dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran.

(22)

BABA II

GAMBARAN PELAYANAN SATUAN POLISI

PAMONG PRAJA PROVINSI RIAU

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SATPOL PP Provinsi Riau

2.1.1. Tugas

Keberadaan Satpol PP pada pemerintah Daerah sangat tegas terdapat pada Pasal 255 ayat (1) Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, bahwa Satpol PP dibentuk untuk membantu Kepala Daerah dalam Menegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah, Menyelenggarakan Ketertiban Umum dan Ketentraman serta Menyelenggarakan perlindungan masyarakat. Pembentukan dan susunan organisasi Satuan Polisi Pamong Praja berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas terdapat pada Pasal 4 yang berbunyi Menegakkan Peraturan Daerah, Menyelenggarakan Ketertiban Umum dan Ketentraman serta Menyelenggarakan perlindungan masyarakat dan berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Riau, dan dijabarkan dalam Peraturan Gubernur Riau Nomor 90 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi, Serta Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau.

2.1.2. Fungsi

Dalam penyelenggaraan tugasnya yang berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja

(23)

terdapat pada Pasal 5 disebutkan bahwa fungsi Satuan Polisi Pamong Praja adalah:

a. Penyusunan program dan pelaksanaan penegakkan peraturan daerah, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat;

b. Pelaksanaan kebijakan penegakkan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah;

c. Pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat di daerah;

d. Pelaksanaan kebijakan perlindungan masyarakat di daerah;

e. Pelaksanaan koordinasi penegakkan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah, dan/atau aparatur lainnya;

f. Pengawasan terhadap masyarakat, aparatur, atau badan hukum agar mematuhi dan mentaati peraturan daerah dan peraturan kepala daerah;

g. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Daerah.

2.1.3. Struktur Organisasi

Adapun susunan organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau menurut Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Riau, dan dijabarkan dalam Peraturan Gubernur Riau Nomor 90 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi, Serta Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau terdiri dari:

1. Kepala Satuan:

2. Sekretariat terdiri dari:

 Subbagian Perencanaan Program;

 Sub Bagian Keuangan, Perlengkapan dan Pengelolaan Barang Milik Daerah;

(24)

 Subbagian Kepegawaian dan Umum. 3. Bidang Pembinaan Masyaraka terdiri dari:  Seksi Fasilitasi Hubungan Kerjasama;  Seksi Kewaspadaan Dini;

 Seksi Bimbingan dan Penyuluhan. 4. Bidang Operasi terdiri dari:

 Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum dan Pengendalian Masyarakat;

 Seksi Pengamanan Asset;  Seksi Intelijen.

5. Bidang Penegakan Peraturan Daerah terdiri dari:  Seksi Hubungan Antar Lembaga;

 Seksi Penegakan dan Pengawasan;  Seksi Tindak Internal.

6. Bidang Pembinaan Satuan Perlindungan Masyarakat terdiri dari:  Seksi Data, Informasi dan Pemberdayaan;

 Seksi Tindak Reaksi Cepat;

(25)

Tabel II – 1

Struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK) Satpol PP Prov. Riau (Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 4 Tahun 2016)

KEPALA SATUAN Sekretariat Sub Bagian Perencanaa n Program Sub Bagian Keuangan, Perlengkapan dan Pengelolaan Barang Milik Daerah Sub Bagian Kepegawai an Umum Bidang Pembinaan Satuan Perlindungan Masyarakat Bidang Penegakan Peraturan Daerah Bidang Operasi Bidang Pembinaan Masyarakat Seksi Penegakan dan Pengawasan Seksi Pengamanan Aset Seksi Kewaspadaan Dini Seksi Fasilitasi Hubungan Kerjasama Seksi Hubungan Antar Lembaga Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum dan Pengendalian Masyarakat Seksi Data, Informasi dan Pemberdayaan Seksi Tindak Reaksi Cepat Kelompok Jabatan Fungsional Seksi Bimbingan dan Seksi Pengerahan dan Seksi Intelijen Tindak Seksi

(26)

1. KEPALA SATUAN

a. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah pada Bidang Satuan Polisi Pamong Praja.

b. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (1) Kepala Satuan Polisi Pamong Praja menyelenggarakan fungsi perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan evaluasi dan pelaporan, pelaksanaan administrasi dan pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur terkait dengan tugas dan fungsi pada Satuan Polisi Pamong Praja.

2. SEKRETARIAT

1. Sekretaris mempunyai tugas melakukan koordinasi, fasilitasi dan evaluasi pada Subbag Perencanaan Program, Subbag Keuangan, Perlengkapan dan Pengelolaan Barang Milik Daerah dan Subbagian Kepegawaian dan Umum.

2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Sekretaris menyelenggarakan fungsi :

a. penyusunan program kerja dan rencana operasional pada Sekretariat;

b. penyelenggaraan pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan memeriksa hasil pelaksanaan tugas di lingkungan Sekretariat;

c. penyelenggaraan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja; dan

d. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan sesuai tugas dan fungsinya.

(27)

Sekretariat terdiri dari:

a. Sub Bagian Perencanaan Program;

B Sub Bagian Keuangan, Perlengkapan dan Pengelolaan Barang Milik Daerah

c. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum.

Masing-masing Subbag dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja.

a. Kepala Sub Bagian Perencanaan Program mempunyai tugas: (1) merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada

Subbagian Perencanaan Program;

(2) membagi tugas, memberi petunjuk dan memeriksa hasil pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Subbagian Perencanaan Program;

(3) menyiapkan bahan dan menghimpun usulan rencana program/kegiatan dari masing-masing bidang;

(4) melaksanakan penyusunan Rencana Strategis, Rencana Kerja Perangkat Daerah, Perjanjian Kinerja, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Unit Kerja;

(5) melaksanakan koordinasi penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP);

(6) mempersiapkan bahan-bahan untuk pra-rapat koordinasi dan rapat koordinasi musyawarah perencanaan pembangunan daerah serta rapat koordinasi teknis;

(7) Melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan pada Subbagian Perencanaan Program;

(8) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai tugas dan fungsinya.

(28)

b. Kepala Sub Bagian Keuangan, Perlengkapan dan Pengelolaan Barang Milik Daerah mempunyai tugas:

(1) merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada Subbagian Keuangan, Perlengkapan dan Pengelolaan Barang Milik Daerah;

(2) membagi tugas, memberi petunjuk dan memeriksa hasil pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Subbagian Keuangan dan Pengelolaan Aset Daerah;

(3) mengelola keuangan dan penyiapan pembayaran gaji pegawai;

(4) melakukan urusan perbendaharaan dan akuntansi keuangan dan aset;

(5) melaksanakan penyelesaian tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atau pemutakhiran data hasil pemeriksaan pelaksanaan kegiatan;

(6) melaksanakan proses administrasi Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi (TP-TGR);

(7) melaksanakan verifikasi dan pertanggungjawaban anggaran;

(8) Melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan secara berkala;

(9) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan baik lisan maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya.

c. Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas: (1) Merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada

Sub Bagian Kepegawaian dan Umum;

(2) Membagi tugas, memberi petunjuk dan memeriksa hasil pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Subbagian Kepegawaian dan Umum;

(29)

(3) Mengagendakan dan mendistribusikan surat menyusat;

(4) Melaksanakan fasilitasi administrasi kepegawaian;

(5) Melaksanakan koordinasi penyusunan Analisa Jabatan, Analisa Beban Kerja, peta jabatan, proyeksi kebutuhan pegawai, standar kompentensi dan evaluasi jabatan;

(6) Melaksanakan proses penegakan disiplin pegawai;

(7) Membuat laporan perkembangan kepegawaian;

(8) Menyelenggarakan urusan kehumasan;

(9) Melaksanakan pengelolaan kearsipan dan dokumentasi;

(10) Melaksanakan dan mengatur fasilitas rapat, pertemuan dan upacara, serta melakukan kegiatan keprotokolan dan administrasi perjalanan dinas;

(11) Melaksanakan pengadaan sarana dan prasarana kantor setelah berkoordinasi dengan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah;

(12) Mengumpulkan, menyusun dan mengolah bahan data informasi untuk kepentingan masyarakat;

(13) Melaksanakan pemeliharaan sarana dan prasarana kantor, kebersihan, keindahan, keamanan dan ketertiban kantor;

(14) Melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan pada Subbagian Kepegawaian dan Umum; dan

(15) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai tugas dan fungsinya.

3. KEPALA BIDANG PEMBINAAN MASYARAKAT

a. Kepala Bidang Pembinaan Mayarakat mempunyai tugas menyelenggarakan Fasilitasi Hubungan Kerjasama, Kewaspadaan Dini, Bimbingan dan Penyuluhan.

(30)

b. Bidang Pembinaan Mayarakat dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Satuan.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Pembinaan Mayarakat mempunyai fungsi:

(1) penyusunan program kerja dan rencana operasional pada Bidang Pembinaan Masyarakat, sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

(2) penyelenggaraan koordinasi, fasilitasi dan memeriksa hasil pelaksanaan tugas di lingkungan Bidang Pembinaan Masyarakat;

(3) penyelenggaraan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan secara berkala kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja;

(4) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja baik lisan maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya;

Bidang Pembinaan Masyarakat terdiri dari:

a. Kepala Seksi Fasilitasi Hubungan Kerjasama; b. Kepala Seksi Kewaspadaan Dini;

c. Kepala Seksi Bimbingan Dan Penyuluhan.

Masing-masing Kasi dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja.

a. Kepala Seksi Fasilitasi Hubungan Kerjasama mempunyai tugas: (1) merencanakan kegiatan pada Seksi Fasilitasi Hubungan

Kerjasama;

(2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Fasilitasi Hubungan Kerjasama;

(31)

(3) menyiapkan bentuk-bentuk fasilitasi hubungan Masyarakat dan Oraganisasi Masyarakat dengan Pemerintah Daerah di bidang ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat; (4) menyiapkan bentuk-bentuk fasilitasi hubungan Masyarakat

dan Organisasi Masyarakat dengan Pemerintah Daerah di bidang Penegakan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah;

(5) menyiapkan bentuk-bentuk fasilitasi hubungan Masyarakat dan Oraganisasi Masyarakat dengan Pemerintah Daerah di bidang Perlindungan Masyarakat;

(6) mengevaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan secara berkala;

(7) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan baik lisan maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya;

b. Kepala Seksi Kewaspadaan Dini mempunyai tugas:

(1) merencanakan kegiatan pada Seksi Kewaspadaan Dini; (2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil

pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Kewaspadaan Dini;

(3) Menghimpun dan menyiapkan data sistem informasi untuk ketenteraman dan ketertiban umum, penegakan Perturan Daerah dan Perlindungan Masyarakat;

(4) mengevaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan secara berkala;

(5) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan baik lisan maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya;

c. Kepala Seksi Bimbingan Dan Penyuluhan mempunyai tugas:

(1) merencanakan program kerja dan kegiatan pada Seksi Bimbingan Dan Penyuluhan;

(32)

(2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Bimbingan Dan Penyuluhan;

(3) melaksanakan bimbingan dan penyuluhan masalah-masalah strategis di bidang ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat, Penegakan Peraturan Daerah dan Perlindungan Masyarakat;

(4) mengevaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan secara berkala;

(5) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan baik lisan maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya;

4. KEPALA BIDANG OPERASI

a. Kepala Bidang Operasi mempunyai tugas menyelenggarakan urusan Ketentraman, Ketertiban Umum dan Pengendalian Masyarakat, Pengamanan Asset dan Intelijen;

b. Bidang Operasi dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Satuan.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana di maksud, Bidang Operasi mempunyai fungsi:

(1) penyusunan program kerja dan rencana operasional pada Bidang Operasi;

(2) penyelenggaraan koordinasi, fasilitasi dan memeriksa hasil pelaksanaan tugas di lingkungan Bidang Operasi;

(3) penyelenggaraan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan secara berkala kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja;

(4) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja baik lisan maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya.

(33)

Bidang Operasi terdiri dari :

a. Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum dan Pengendalian Masyarakat;

b. Kepala Seksi Pengamanan Asset; c. Kepala Seksi Intelijen.

Masing-masing Kasi dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja.

a. Kepala Seksi Ketertiban Umum dan Pengendalian Masyarakat mempunyai tugas:

(1) merencanakan kegiatan pada Seksi Ketertiban Umum dan Pengendalian Masyarakat;

(2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Ketertiban Umum dan Pengendalian Masyarakat;

(3) Menyusun bahan kebijakan teknis fasilitasi dan melaksanakan ketertiban umum dan Pengendalian Masyarakat;

(4) Menyiapkan pedoman teknis ketertiban umum dan Pengendalian Masyarakat;

(5) Menyelenggarakan Patroli, Pengawalan Pejabat dan pengendalian Unjuk Rasa dalam rangka ketertiban umum; (6) Menyelenggarakan Monitoring ketertiban umum dan

Pengendalian Masyarakat;

(7) mengevaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan secara berkala;

(8) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan baik lisan maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya.

(34)

b. Kepala Seksi Pengamanan Asset mempunyai tugas :

(1) merencanakan program kerja dan kegiatan pada Seksi Pengamanan Asset;

(2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Pengamanan Asset;

(3) Menyelenggarakan Pengawasan dan Pengamanan Tempat-tempat penting dan Gedung/Asset dilingkungan Pemerintah Provinsi Riau;

(4) mengevaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan secara berkala;

(5) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan baik lisan maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya.

c. Kepala Seksi Intelijen mempunyai tugas :

(1) merencanakan program kerja dan kegiatan pada Seksi Intelijen;

(2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Intelijen;

(3) melaksanakan Pemantauan, Penyelidikan terhadap potensi– potensi ancaman yang dapat mengganggu Ketentraman, Ketertiban Umum dan Pelanggaran Peraturan Daerah;

(4) Melakukan Penggalangan terhadap kegiatan masyarakat yang akan membahayakan dan berdampak kepada Ketentraman, Ketertiban Umum dan Pelanggaran Peraturan Daerah;

(5) Melaksanakan Pemantauan terhadap aksi Unjuk rasa dan Kerusuhan massa;

(35)

(6) mengevaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan secara berkala;

(7) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan baik lisan maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya.

5. KEPALA BIDANG PENEGAKAN PERATURAN DAERAH

a. Kepala Bidang Penegakan Peraturan Daerah mempunyai tugas menyelenggarakan Seksi Hubungan Antar Lembaga, Seksi Penegakan dan Pengawasan serta Seksi Tindak Internal;

b. Bidang Penegakan Peraturan Daerah dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Satuan.

Untuk melaksanakan tugas sebagai mana dimaksud, Bidang Penegakan Peraturan Daerah menyelenggarakan fungsi:

(1) penyusunan program kerja dan rencana operasional pada Bidang Penegakan Peraturan Daerah;

(2) penyelenggaraan koordinasi, fasilitasi dan memeriksa hasil pelaksanaan tugas di lingkungan Bidang Penegakan Peraturan Daerah;

(3) penyelenggaraan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan secara berkala kepada Kepala Satuan Pamong Praja;

(4) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan Kepala Satuan baik lisan maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya.

Bidang Penegakan Peraturan Daerah terdiri dari: a. Kepala Seksi Hubungan Antar Lembaga; b. Kepala Seksi Penegakan dan Pengawasan;

(36)

c. Kepala Seksi Tindak Internal.

Masing-masing Kasi dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja. a. Kepala Seksi Hubungan Antar Lembaga mempunyai tugas:

(1) merencanakan program kerja dan kegiatan pada Seksi Hubungan Antar Lembaga;

(2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Hubungan Antar Lembaga;

(3) Menginventarisir dan menelaah Peraturan Daerah, Peraturan Kepala Daerah dan Keputusan Kepala Daerah di lingkungan Pemprov. Riau;

(4) menginventarisir data PPNS di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau dan kab/kota se Prov. Riau;

(5) melaksanakan sinergitas PPNS selaku penyidik pelanggaran Perda dengan PPNS Satuan Polisi Pamong Praja selaku penegak Perda;

(6) mengelola secretariat PPNS;

(7) mengevaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan secara berkala pada Seksi Hubungan Antar Lembaga;

(8) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan baik lisan maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya.

b. Kepala Seksi Penegakan dan Pengawasan mempunyai tugas: (1) merencanakan program kerja dan kegiatan pada Seksi

(37)

(2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Penegakan dan Pengawasan;

(3) membentuk tim terpadu penegakan dan pengawasan perda terhadap pelanggar perda, perkada dan keputusan kepala daerah yang memuat sanksi;

(4) penyelidikan dan penyidikan terhadap pelanggaran perda, perkada dan keputusan kepala daerah yang memuat sanksi;

(5) mengevaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan secara berkala pada Seksi Penegakan dan Pengawasan;

(6) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan baik lisan maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya.

c. Kepala Seksi Tindak Internal mempunyai tugas:

(1) merencanakan kegiatan pada Seksi Tindak Internal;

(2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Tindak Internal;

(3) melaksanakan penegakan hukum, disiplin, tata tertib dan pengamanan dilingkungan internal;

(4) melaksanakan penegakan disiplin ASN se-Provinsi Riau; (5) melakasanakan Pengawasan terhadap pelaksanaan

Peraturan Daerah, Peraturan Kepala Daerah dan Keputusan Kepala Daerah yang memuat sanksi;

(6) melakukan Pembinaan Terhadap Pelanggaran Peraturan Daerah, Peraturan Kepala Daerah dan Keputusan Kepala Daerah yang memuat sanksi;

(38)

(7) mengevaluasi hasil kegiatan per tahun anggaran Seksi pembinaan dan pengawasan berdasarkan capaian pelaksanaan kegiatan sebagai bahan penyempurnannya;

(8) melaporkan hasil pelaksanaan tugas dan kegiatan kepada kepala bidang penegakan peraturan daerah secara periodic sebagai bahan pertanggung jawaban;

(9) mengevaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan secara berkala pada Seksi Tindak Internal;

(10) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan baik lisan maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya.

6. KEPALA BIDANG PEMBINAAN SATUAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT

a. Kepala Bidang Pembinaan Satuan Perlindungan Masyarakat mempunyai tugas menyelenggarakan Seksi Data, Informasi dan Pemberdayaan, Seksi Kesiapsiagaan, dan Seksi Pengerahan dan pengendalian pada Bidang Pembinaan Satuan Perlindungan Masyarakat;

b. Bidang Pembinaan Satuan Perlindungan Masyarakat dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Satuan.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Pembinaan Satuan Perlindungan Masyarakat menyelenggarakan fungsi:

(1) penyusunan program kerja dan rencana operasional pada Bidang Pembinaan Satuan Perlindungan Masyarakat;

(2) penyelenggaraan koordinasi, fasilitasi dan memeriksa hasil pelaksanaan tugas di lingkungan Bidang Pembinaan Satuan Perlindungan Masyarakat;

(39)

(3) penyelenggaraan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan secara berkala kepada Kepala Satuan;

(4) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan Kepala Dinas baik lisan maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya.

Bidang Pembinaan Satuan Perlindungan Masyarakat terdiri dari: a. Kepala Seksi Data, Informasi dan Pemberdayaan;

b. Kepala Seksi Tindak Reaksi Cepat;

c. Kepala Seksi Pengerahan dan pengendalian.

Masing-masing Kasi dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja. a. Kepala Seksi Data, Informasi dan Pemberdayaan mempunyai tugas:

(1) merencanakan kegiatan pada Seksi Data, Informasi dan Pemberdayaan;

(2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Data, Informasi Dan Pemberdayaan;

(3) mengumpulkan, mengolah, menganalisa data dan informasi satlinmas;

(4) memetakan dan memantau secara berkala daerah rawan bencana;

(5) menyiapkan bahan pengembangan potensi sumber daya manusia melalui pendidikan dan Pelatihan bela Negara;

(6) mengkoordinasikan pengembangan satuan perlindungan masyarakat dengan instasi terkait;

(7) menyiapkan buku panduan / standarisasi / juklak / juknis / protap dan pedoman untuk pemberdayaan Satlinmas dan potensi masyarakat;

(40)

(8) mengumpulkan dan mengolah data potensi masyarakat dan satuan perlindungan masyarakat yang ditugaskan dalam pemilihan Presiden / Wakil Presiden dan Pemilu, dan pemilukada;

(9) menyiapkan dan memelihara data, arsip Satuan perlindungan Masyarakat dan potensi masyarakat serta kebencanaan; (10) melakukan pendataan jumlah pengungsi, korban jiwa dan

kerugian materi akibat bencana dan gangguan keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat;

(11) melaksanakan pendidikan dan pelatihan sat linmas;

(12) mengevaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan secara berkala;

(13) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan baik lisan maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya.

b. Kepala Seksi Tindak Reaksi Cepat mempunyai tugas:

(1) merencanakan kegiatan pada Seksi Tindak Reaksi Cepat;

(2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Tindak Reaksi Cepat;

(3) menyiapkan bahan Pedoman dan petunjuk teknis untuk penyusunan rencana program dan rencana kerja anggaran; (4) membina dan mensosialisasikan sistem keamanan

lingkungan serta kegiatan sosial kemasyarakatan;

(5) mempersiapkan dan membina sumberdaya satlinmas dan potensi masyarakat;

(6) menyiapkan dan menyusun bahan kubutuhan sarana dan prasarana satuan perlindungan masyarakat;

(7) melakukan koordinasi tentang penyiapan anggota satlinmas dalam pengamanan pemilu, pilpres / wapres serta pilkada;

(41)

(8) membantu penyiapan satlinmas untuk penugasan, pencarian, pertolongan dan penyelamatan korban bencana;

(9) membantu melakukan rehabilitasi, relokasi, rekonsiliasi dan rekonstruksi darurat pada fasilitasi umum yang rusak akibat bencana dan gangguan keamanan, ketentraman dan ketertiban umum;

(10) membuka pos pantau bencana sebagai media informasi Satlinmas;

(11) mengevaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan secara berkala; (12) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan

baik lisan maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya.

c. Kepala Seksi Pengerahan dan pengendalian mempunyai tugas: (1) merencanakan program kerja dan kegiatan pada Seksi

Pengerahan dan Pengendalian;

(2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Pengerahan dan Pengendalian;

(3) menyusun bahan rencana strategis dan bahan rencana kerja dan dokumen serta anggaran sub bidang pengerahan dan pengendalian;

(4) menyusun bahan rencana teknis pengerahan dan pengendalian sat linmas;

(5) memfasilitasi pelaksanaan pengerahan personil satlinmas sebagai antisipasi terhadap gangguan keamanan, ketentraman dan ketertiban serta gangguan sosial kemasyarakatan;

(6) melaksanakan pengerahan personil satlinmas pada acara-acara penting;

(42)

(7) memfasilitasi persiapan pengerahan personil satlinmas pada kejadian gangguan keamanan, ketentraman dan ketertiban serta gangguan sosial kemsyarakatan;

(8) memfasilitasi pengerahan dukungan personil satlinmas pada kegiatan kebencanaan;

(9) melaksanakan pengendalian penugasan personil satlinmas;

(10) mengevaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan secara berkala pada Seksi Antisipasi, Pengendalian Dan Penanggulangan Bencana;

(11) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan baik lisan maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya;

2.2. Sumber Daya SATPOL PP Provinsi Riau

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau, didukung dengan 592 orang Pegawai Negeri Sipil, dengan perincian sebagai berikut:

a. Keadaan Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT Menurut Golongan Ruang Gaji.

Berdasarkan data pada tabel II - 2 diketahui bahwa Pegawai negeri Sipil dan Banpol PP/PTT di Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau didominasi oleh Banpol PP, yang berjumlah 325 orang atau 54,90%, pegawai golongan II, yang berjumlah 167 orang atau 28,21%, pegawai golongan III, yang berjumlah 87 orang atau 14,7%, pegawai golongan IV, yang berjumlah 8 orang, atau 1,35% dan golongan ruang gaji terkecil adalah golongan I yang berjumlah 5 orang atau 0,84%.

(43)

Tabel II - 2

Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT Satpol PP Provinsi Riau Berdasarkan Golongan Ruang Gaji Tahun 2016

NO. GOLONGAN RUANG GAJI JUMLAH %

1. Gol. IV 8 1,35 2. Gol. III 87 14,7 3. Gol. II 167 28,21 4. Gol. I 5 0,84 5. BANPOL PP / PTT 325 54,90 JUMLAH 592 100,00

Sumber : Sekretariat SATPOL PP Prov. Riau Tahun 2016

Secara sederhana kondisi Pegawai Negeri Sipil menurut golongan ruang gaji dapat dilihat gambar berikut ini.

Gambar II - 2 Keadaan Golongan Ruang Gaji Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT Satpol PP Provinsi Riau Tahun 2016

0 50 100 150 200 250 300 350

Gol. IV Gol. III Gol. II Gol. I BANPOL PP/PTT

Golongan Ruang Gaji

(44)

b. Keadaan Pegawai Negeri Sipil Menurut Jabatan / Eselonering.

Pegawai Negeri Sipil SATPOL PP Provinsi yang berjumlah 592 orang, berdasarkan jabatan dan eselonering terbagi dalam 6 (enam) kelompok sebagaimana data pada tabel II - 3 berikut ini.

Tabel II - 3

Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT Satpol PP Provinsi Riau Menurut Jabatan / Eselonering

NO. JABATAN/ESELON JUMLAH %

1. Eselon II 1 0,17

2. Eselon III 5 0,84

3. Eselon IV 15 2,53

4. Pejabat Fungsional Perencana 1 0,17

5. Staf/Non Struktural 245 41,38

6. BANPOL PP/PTT 325 54,90

JUMLAH 592 100,00

Sumber : Sekretariat SATPOL PP Prov. Riau Tahun 2016

Secara sederhana gambaran Pegawai Negeri Sipil / Banpol PP /PTT menurut golongan ruang gaji dapat dilihat gambar berikut ini.

(45)

Gambar II - 3 Keadaan Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT Menurut Jabatan/ Esselonering Tahun 2016

c. Keadaan PNS Menurut Tingkat Pendidikan Formal.

Dari data pada tabel II - 4 diketahui bahwa pendidikan pegawai negeri sipil dan Banpol PP/PTT di lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja, didominasi oleh tingkat pendidikan SLTA Sederajat yang berjumlah 486 orang atau 82,1%.

Tabel II - 4

Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT Satpol PP Provinsi Riau Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal Tahun 2016

NO. TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH %

1. Sarjana Strata II (S.2) 8 1,35 2. Sarjana Strata I (S.1) 84 14,19 3. Diploma 3 0,51 4. SLTA Sederajat 486 82,1 5. SLTP 3 0,51 6. SD 8 1,35 JUMLAH 592 100,00

Sumber : Sekretariat SATPOL PP Prov. Riau Tahun 2016 0 50 100 150 200 250 300 350

Eselon II Eselon III Eselon IV Pejabat Fungsional Perencana Staf/Non Struktural BANPOLPP/PTT

Jabatan / Eselonering

Jabatan / Eselonering

(46)

Secara umum tingkat pendidikan Pegawai Negeri Sipil/Banpol/PTT Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau kurang baik, dimana dari 592 orang Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT terdapat 486 orang atau 82,1% yang berpendidikan tamatan SLTA Sederajat. Secara sederhana dapat lihat gambar berikut ini.

Gambar II - 4 Tingkat Pendidikan Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT SATPOL PP Provinsi Riau Tahun 2016

d. Keadaan PNS Menurut Tingkat Pendidikan Penjenjangan.

Data pada Tabel II - 5 menggambarkan bahwa Pegawai Negeri Sipil yang telah mengikuti pendidikan penjenjangan berjumlah 17 orang.

Tabel II - 5

Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT Satpol PP Provinsi Riau Berdasarkan Pendidikan Penjenjangan Tahun 2016

NO. TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH

1. Diklatpim IV 11

2. Diklatpim III 5

3. Diklatpim II 1

4. Diklatpim I -

JUMLAH 17

Sumber : Sekretariat SATPOL PP Prov. Riau Tahun 2016 0 100 200 300 400 500 600 Sarjana Strata

II (S.2) Sarjana StrataI (S.1) Diploma SederajatSLTA SLTP SD

Tingkat Pendidikan Formal

(47)

Secara sederhana gambaran pegawai negeri sipil Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau yang telah mengikuti pendidikan penjenjangan dapat dilihat gambar berikut ini.

Gambar II - 5 Tingkat Pendidikan Penjenjangan Pegawai Negeri Sipil SATPOL PP Provinsi Riau Tahun 2016

2.2.2. Sarana dan Prasarana

Untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau, memiliki 2 (dua) gedung yang terdiri dari 2 (dua) lantai . Setiap lantai ada ruangan kerja Pegawai Negeri Sipil dilengkapi dengan fasilitas pendingin ruangan Air Condition (AC). di setiap ruangan juga dilengkapi prarasana dan sarana kerja berupa meja dan kursi kerja, komputer, printer, mesin photo copy, serta jaringan WiFi, untuk mendukung penggunaan teknologi informasi, sumber data dan literatur dalam penyusunan perencanaan Satpol PP.

Khusus untuk pejabat struktural eselon II dan III untuk kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi disediakan kendaraan dinas atau operasional. 0 2 4 6 8 10 12

Diklatpim IV Diklatpim III Diklatpim II Diklatpim I

Pendidikan Penjenjangan

(48)

Tabel II - 6

Fasilitas Penunjang (Perlengkapan) Satpol PP Provinsi Riau s/d Tahun Anggaran 2016

NO. KLASIFIKASI ASSET JUMLAH SATUAN

1 Gedung 2 Gedung

2 Genset 4 Unit

3 Alat Angkutan 17 Unit

4 Alat-alat kantor dan rumah

tangga 1.089 Unit

5 Alat Studio dan Komunikasi 430 Unit

6 Alat Keamanan 1.534 Unit

7 Aset Tetap Lainnya :

a. Buku Perpustakaan 42 Buku

b. Barang Bercorak Kesenian 662 Unit

c. Aset Lain-Lainnya 14 Unit

Sumber : Sekretariat SATPOL PP Provinsi Riau Tahun 2016

Secara sederhana gambaran Fasilitas Pendukung (perlengkapan) Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau dapat dilihat gambar berikut ini.

Gambar II - 6 Fasilitasi Penunjang (perlengkapan) SATPOL PP Provinsi Riau Tahun 2016 0 500 1000 1500 2000

Gedung Genset Alat-alat kantor dan rumah tangga

Alat Studio dan

Komunikasi Alat Keamanan Aset TetapLainnya

Fasilitas Penunjang (Perlengkapan)

(49)

Tabel II - 7

Rekapitulasi Daftar Urut Kepangkatan (DUK)

JUMLAH PNS MENURUT JUMLAH PEJABAT

GOLONGAN JENIS KELAMIN JM L PENDIDIKAN JML STRUKTURAL JM L JUMLAH FUNGSIONAL LK PR SD SLTP SLTA D-1 D-II D-III D-IV/S1 S2 S3 I II III IV

IV/e - - - IV/d - - - IV/c 1 - 1 1 1 1 1 IV/b 4 1 5 2 3 5 5 5 IV/a 1 1 2 2 2 1 1 1 III/d 6 1 7 1 5 1 7 7 7 III/c 4 1 5 5 5 3 3 2 III/b 14 6 20 4 15 1 20 20 III/a 44 11 55 2 53 55 55 II/d 2 - 2 1 1 2 2 II/c 63 5 68 66 2 68 68 II/b 69 7 76 76 76 76

(50)

I/d 2 - 2 2 2 2

I/c 3 - 3 3 3 3

I/b - - -

I/a - - -

(51)

Berdasarkan tabel II-7 diatas, terlihat bahwa tingkat pendidikan PNS Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau masih rendah, dimana yang sudah mengikuti pendidikan strata 1 hanya berjumlah 80 orang sementara yang berpendidikan tamat SLTA berjumlah 165 orang. Kondisi ini tentu perlu menjadi perhatian serius bagi Pemerintah Provinsi Riau dalam menempatkan PNS yang akan bertugas di Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau. Selain itu, Pemerintah Provinsi Riau harus lebih serius dalam meningkatkan kapasitas PNS di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau terutama di Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau, dimana merupakan salah satu OPD yang memiliki tugas sebagai penegakan peraturan daerah, Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat serta Perlindungan Masyarakat.

2.3. Kinerja Pelayanan SATPOL PP Provinsi Riau

Pemeliharaan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Dalam menegakkan Peraturan Daerah dan Pemeliharaan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau selalu mengikut sertakan aparat Penegak Hukum terutama dengan kepolisian di Tingkat Daerah, OPD Provinsi dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota serta OPD Kabupaten/Kota se Provinsi Riau.

Kinerja Pelayanan lainnya yaitu membantu pengamanan dan Pengawasan VVIP termasuk pengamanan dan pengawasan pejabat negara dan tamu negara, pelaksanaan pengamanan dan penertiban aset yang belum teradministrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pelaksanaan Operasi dan Pengendalian

Dalam rangka penyelenggaraan pemeliharaan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat, Satpol PP Provinsi Riau memiliki peran strategis sebagai refresentasi pemerintah daerah dalam mewujudkan suatu keadaan dinamis yang memungkinkan pemerintah, pemerintah

(52)

daerah dan masyarakat melakukan kegiatan dengan tentram, tertib serta teratur.

Pelaksanaan Operasi dilaksanakan dalam bentuk patroli di lokasi yang memiliki potensi gangguan ketertiban umum dan sebagai upaya deteksi dini terhadap kemungkinan bentuk gangguan yang lebih luas, lingkup kerja dalam pelaksanaan patroli meliputi 12 Kabupaten dan kota se-Provinsi Riau, mengingat saat ini pembangunan, situasi politik dan aktifitas masyarakat relatif meningkat di seluruh wilayah provinsi Riau.

Upaya pengendalian ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dilaksanakan sesuai dengan kewenangan Polisi Pamong Praja dalam membantu menciptakan suasana tertib dan tentram pada kegiatan-kegiatan yang melibatkan masyarakat banyak, dalam rangka menciptakan kondisi ideal dalam menyelenggaraan pemerintah Satpol PP melaksanakan tugas pengamanan keseharian Gubernur dan Wakil Gubernur dalam melaksanakan tugasnya sebagai Kepala Daerah.

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN SATPOL PP

Di era reformasi pengalaman telah banyak membuktikan bahwa keberagaman atau perkembangan masyarakat yang makin maju, di satu sisi mungkin bisa di manfaatkan sebagai potensi dan modal sosial untuk pembangunan tetapi di sisi lain keberagaman itu tidak jarang juga menyulut ketidak serasian, menggoyah ketentraman dan mengancam ketertiban umum, dan bahkan tidak mustahil berpotensi memicu terjadinya pergesekan bila semua perbedaan itu tidak dikelola dengan baik.

Pergesekan atau konflik yang terjadi di masyarakat biasanya akan terjadi bila ada kondisi-kondisi sebagai berikut :

Pertama : bila ada terjadi kesenjangan budaya (cultural gap) yang memperkecil peluang atau bahkan sama sekali tidak memungkinkan bagi penduduk dari golongan marjinal untuk dapat terserap dalam kegiatan industri dan pembangunan yang sedang dilakukan. Dengan demikian

(53)

tingginya jumlah penduduk dan semakin sempitnya peluang lapangan pekerjaan maka dapat diprediksi kemungkinan munculnya berbagai masalah sosial yang semakin luas, dan ini sudah menjadi tugas Satpol PP untuk sejak awal mengantisipasi berbagai permasalahan yang mungkin akan terjadi.

Kedua : bila kepastian dan supremasi hukum tidak lagi berwibawa. Hukum yang memihak dan menyinggung rasa keadilan dan terlebih jika melanggar hak-hak rakyat, yang kemudian menghasilkan berbagai gerakan masa, aksi unjuk rasa atau demonstrasi, aksi perlawanan dan sebagainya yang ujung-ujungnya akan menyebabkan ketertiban masyarakat menjadi tidak terhindari. Diberbagai daerah di Provinsi Riau.

Penegakan Peraturan Perundang-Undangan Daerah dalam hal Peningkatan Disiplin Aparatur Pemerintah Provinsi Riau, Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau bekerjasama dengan Badan Kepegawaian Daerah dan Inspektorat Provinsi Riau melakukan monitoring ke Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Riau serta melakukan sidak ke tempat-tempat keramaian pada waktu jam kerja, diharapkan menurunnya penilaian negatif masyarakat terhadap kinerja aparatur.

Dalam pelaksanaan kegiatan Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Pelaksanaanya akan lebih banyak perannya Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan Satuan Polisi Pamong Praja, hal ini merupakan salah satu kewenangan yang dimiliki dari organisasi Penegak Peraturan Daerah yang ada dilingkungan Pemerintah Daerah.

Tidak berlebihan kiranya apabila kedua organisasi tersebut adalah merupakan salah satu bagian atau unsur dari satu sistem peradilan pidana terpadu (integrated criminal justice system) dalam penegakan hukum (Peraturan Daerah) sehingga pada gilirannya kegiatan tersebut baru akan tercapai target yang optimal apabila dilaksanakan secara terkoordinasi dengan cara membina suatu kerjasama yang dilandasi jiwa semangat keterpaduan, keterbukaan dan keakraban guna mewujudkan keberhasilan yang optimal.

(54)

Namun pada pelaksanaanya Tim diupayakan bertindak dengan ramah dan bijak, bersahabat, tetapi tegas dalam bentuk dan mengedepankan Metode Prepentif sebagai pendekatan utama, mengedepankan sifat persuasif dan edukatif menggunakan kemampuan berkomunikasi yang baik.

Untuk mewujudkan keberhasilan dalam Penegakan Peraturan Daerah diperlukan beberapa tahap diantaranya :

1. Melaksanakan Pembinaan, Pengawasan dan Penyuluhan kepada Aparatur, Masyarakat dan atau Badan Usaha/Hukum dengan adanya kewajiban dan larangan yang tertuang dalam Peraturan Daerah.

2. Mengadakan inventarisasi dugaan pelanggaran Peraturan Daerah yang dilakukan Aparatur, Masyarakat atau Badan Usaha/Hukum yang menjadi objek Penegakan Peraturan Daerah.

3. Melaksanakan Penyelidikan dan Penyidikan kepada Aparatur, Masyarakat atau Badan Usaha/Hukum yang diduga melakukan pelanggaran Penegakan Peraturan Daerah.

4. Mengadakan rapat persiapan dan konsolidasi dengan semua personil/instansi/OPD yang akan terlibat dalam pelaksanaan Penegakan Peraturan Daerah terlebih dahulu, hal ini dilaksanakan untuk menyamakan persepsi serta persiapan dalam pelaksanaan operasi terpadu Penegakan Peraturan Daerah.

Pelaksanaan Pembinaan, Pengawasan dan Penyuluhan

a) Melakukan operasional pengawasan dilapangan kepada Aparatur, Masyarakat atau Badan Usaha/Hukum untuk mematuhi kewajiban dan larangan dalam Peraturan Daerah.

b) Memberikan Pembinaan dan Penyuluhan diruangan/aula kepada Aparatur, Masyarakat atau Badan Usaha/Hukum untuk mematuhi kewajiban dan larangan dalam Peraturan Daerah.

Gambar

Tabel II – 1
Gambar II - 2  Keadaan Golongan Ruang Gaji Pegawai Negeri Sipil dan  Banpol PP/PTT Satpol PP Provinsi Riau Tahun 2016
Tabel II - 3
Gambar II - 3  Keadaan Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT  Menurut Jabatan/ Esselonering Tahun 2016
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari perbandingan udang rebon dengan kacang merah dan konsentrasi tepung tapioka sebagai bahan pengikat

Peramalan gelombang dihitung dengan metode hindcasting gelombang berdasarkan data angin selama 10 tahun dari stasiun BMG Winangun Stasiun Tondano untuk mendapatkan tinggi dan

9 Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah disebutkan pada Tabel 1.2, penelitian mengenai analisis kestabilan lereng dengan metode klasifikasi massa batuan Rock

Berdasarkan hasil evaluasi kestabilan lereng menggunakan software Geostudio 2012 Slope/W, maka didapatkanlah hasil nilai faktor keamanan pada lereng untuk side wall

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif signifikan pelayanan publik terhadap kepuasan masyarakat, ada pengaruh positif signifikan e-services quality terhadap

Berdasarkan data Tabel 1, menunjukkan bahwa penggunaan tenaga kerja pada kegiatan usahatani kentang dan kubis yang dilakukan oleh petani binaan lebih

Hasil penelitian Dyah (2012), menunjukkan bahwa penggunaan GNT adalah strategi pembelajaran yang bermanfaat. Mencatat penjelasan guru sambil mendengarkan