• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOP saraf kranial.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SOP saraf kranial.docx"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

SOP : Pemeriksaan Fisik Saraf Kranial SOP : Pemeriksaan Fisik Saraf Kranial 1

1.. PPeennggeerrttiiaann :: PPeemmeerriikkssaaaan n FFiissiik k SSaarraaf f KKrraanniiaal l aaddaallaah h sseebbuuaah h ppeemmeerriikkssaaaann yang dilakukan dalam rangka menentukan diagnosa

yang dilakukan dalam rangka menentukan diagnosa

keperawatan tepat dan melakukan tindakan perawatan yang keperawatan tepat dan melakukan tindakan perawatan yang sesuai.

sesuai. 2

2.. TTuuuuaann :: !!nnttuuk mk meennggee""aalluuaassi ki keeaaddaaaan fn fiissiik kk klliieen sn see##aarra ua ummuum dm daann  uga

 uga menilai menilai apakah apakah ada ada indikasi indikasi penyakit penyakit lainnya lainnya selainselain kelainan neurologis.

kelainan neurologis. $

$.. PPrroosseedduur r  $

$..11 PPeerrssiiaappaan pn paassiieenn :: •• Kondisi umum klien tenang.Kondisi umum klien tenang. •

• Komunikasi "erbal baik Komunikasi "erbal baik  •

• Klien mampu berinteraksi dalam waktu yang #ukup lamaKlien mampu berinteraksi dalam waktu yang #ukup lama

%fokus& %fokus& $

$..22 ''llaat t ddan an ((aahhaann :: SSiiaappkkaan n aalalatt)a)allaat t yyanang g mmeelilippuuttii:: 1.

1. **efefleleks ks hhamammmer er  2

2.. ++aarrppuuttaallaa $.

$. KaKappas as ddan an liliddii ,.

,. PePenlnligight aht atatau seu sentnter ker ke#e#ilil -.

-. OOptpthahalmlmososkokopp 

.. //araruum sm stteeririll 0.

0. SSpapatetel tl toongngueue .

. 2 ta2 tabunbung beg berisrisi air hi air hangangat daat dan air n air dindingingin .

. ObObeek k yayang ng dadapapat t didisesentntuh uh sesepepertrti i pepeniniti ti atatau au uauangng re#eh

re#eh 13.

13. (ahan(ahan)baha)bahan beraroma taam seperti kopi4 "anilla ataun beraroma taam seperti kopi4 "anilla atau  parfum

 parfum 11

11.. (ahan(ahan)baha)bahan yang berasa asin4 manis atau asam sepertn yang berasa asin4 manis atau asam sepertii garam4 gula4 atau #uka

garam4 gula4 atau #uka 12.

12. (a(au periku periksasa 1$.

1$. SarunSarung g tangantangan $

$..$ $ 55aarra a kkeerraa :: ''.. TTaahhaap p PPrreeiinntteerraakkssii

1. Siapkan alat)alat yang meliputi: 1. Siapkan alat)alat yang meliputi:

a.

a. *e*eflflekeks s hahammmmer er   b.

 b. +arputala+arputala ##.. KKaappaas ds daan ln liiddii d.

d. PePenlnligight aht atatau seu sentnter ker ke#ie#ill e.

e. OpOpththalalmmooskskopop ff.. //aarruum m sstteerriill g

g.. SpSpatatel el totonnguguee h.

h. 2 tab2 tabung ung berberisi aiisi air hanr hangat dgat dan aian air dir dinginginn i.

i. ObObeek k yyanang g dadapapat t didisesentntuh sepuh sepererti ti pepeniniti ti atatau au uauangng re#eh

re#eh  .

 . (ahan)bahan (ahan)bahan beraroma beraroma taam taam seperti seperti kopi4 kopi4 "anilla "anilla atauatau  parfum

 parfum k.

k. (ah(ahan)an)bahbahan yanan yang berag berasa asinsa asin4 mani4 manis atau asam ses atau asam seperpertiti garam4 gula4 atau #uka

garam4 gula4 atau #uka ll.. ((aau u ppeerriikkssaa

UNIVERSITAS DE LA SALLE MANADO UNIVERSITAS DE LA SALLE MANADO

FAKULTAS KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN

(2)

m. Sarung tangan (. Tahap Pemeriksaan 1. Saraf 6 %7. Olfaktorius&

5ara Pemeriksaan

) Kedua mata ditutup ) 8ubang hidung ditutup

) 9ilihat apakah tidak ada gangguan pengaliran udara ) Kemudian bahan satu persatu didekatkan pada lubang

hidung yang terbuka dan penderita diminta menarik  nafas panang4 kemudian diminta mengidentifikasi  bahan tersebut.

2. Saraf 66 %7. Opti#us& Pemeriksaan meliputi

a. Penglihatan sentral

!ntuk keperluan praktis4 membedakan kelainan refraksi dengan retina digunakan P67 O8; %apabila penglihatan menadi lebih elas maka berarti gangguan "isus akibat kelainan refraksi&. 8ebih tepat lagi dengan optotype Snellen. <ang lebih sederhana lagi memakai ari)ari tangan dimana se#ara normal dapat dilihat pada arak 3 m dan gerakan tangan dimana se#ara normal dapat dilihat pada arak $33 m.

 b. Penglihatan Perifer  5ara pemeriksaan

Tes Konfrontasi.

) Pasien diminta untuk menutup satu mata4 kemudian menatap mata pemeriksa sisi lain.

) =ata pemeriksa uga ditutup pada sisi yang lain4 agar  sesuai denganlapang pandang pasien.

) 8etakkan ari tangan pemeriksa atau benda ke#il pada lapang pandang pasien dari  arah.

) Pasien diminta untuk menyatakan bila melihat benda tersebut. (andingkan lapang pandang pasien dengan lapang pandang pemeriksa.

) Syarat pemeriksaan tentunya lapang pandang pemeriksa harus normal.

#. =elihat warna

Persepsi warna dengan gambar stilling 6shihara. !ntuk  mengetahui adanya polineuropati pada 7 66.

d. Pemeriksaan Fundus O##uli

Pemeriksaan ini menggunakan alat oftalmoskop. Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat apakah pada papilla 7 66 terdapat :

) Stuwing papil atau protusio 7 66 Kalau ada stuwing  papil yang dilihat adalah papilla tersebut men#embung atau menonol oleh karena adanya tekanan intra #ranial yang meninggi dan disekitarnya tampak pembuluh darah yang berkelok)kelok dan adanya bendungan.

) 7euritis 7 66

Pada neuritis 7 66 stadium pertama akan tampak adanya udema tetapi papilla tidak menyembung dan bial neuritis tidak a#ut lagi akan terlihat pu#at.

(3)

$. Saraf 666 %7. O#ulo)=otorius Pemeriksaan meliputi

a. *etraksi kelopak mata atas (isa didapatkan pada keadaan :

) idrosefalus %tanda matahari terbit& ) 9ilatasi "entrikel 666>a?uadu#tus Syl"ii ) ipertiroidisme

 b. Ptosis

Pada keadaan normal bila seseorang melihat kedepan4 maka  batas kelopak mata atas akan memotong iris pada titik yang sama se#ara bilateral. (ila salah satu kelopak mata atas memotong iris lebih rendah daripada mata yang lain4 atau bila  pasien mendongakkan kepala ke belakang> ke atas %untuk 

kompensasi& se#ara kronik atau mengangkat alis mata se#ara kronik dapat di#urigai sebagai ptosis. Penyebab Ptosis adalah:

) False Ptosis : enophtalmos %pthisis bulbi&4  pembengkakan kelopak mata %#hala@ion&.

) 9isfungsi simpatis %sindroma horner&. ) Kelumpuhan 7. 666

) Pseudo)ptosis %(ellAs palsy4 blepharospasm& ) =iopati %miastenia gra"is&.

#. Pupil bola mata

Pemeriksaan pupil meliputi :

) (entuk dan ukuran pupil. (entuk yang normal adalah  bulat4 ika tidak maka ada kemungkinan bekas operasi mata. Pada sifilis bentuknya menadi tidak teratur atau lonong>segitiga. !kuran pupil yang normal kira)kira 2) $ mm %garis tengah&. Pupil yang menge#il disebut =eiosis4 yang biasanya terdapat pada Sindroma orner4  pupil 'rgyl *obertson% sifilis4 9=4 multiple s#lerosis&. Sedangkan pupil yang melebar disebut mydriasis4 yang  biasanya terdapat pada parese> paralisa m. sphin#ter dan

kelainan psikis yaitu histeris

) Perbandingan pupil kanan dengan kiri Perbedaan diameter pupil sebesar 1 mm masih dianggal normal. (ila antara pupil kanan dengan kiri sama besarnya maka disebut isokor. (ila tidak sama besar disebut anisokor. Pada penderita tidak sadar maka harus dibedakanapakah anisokor akibat lesi non neurologis %kelainan iris4 penurunan "isus& ataukah neurologis %akibat lesi batang otak4 saraf perifer 7. 6664 herniasi tentorium.

) *efleks pupil Terdiri atas

) *eflek #ahaya 9iperiksa mata kanan dan kiri sendiri) sendiri. Satu mata ditutup dan penderita disuruh melihat  auh supaya tidak ada akomodasi dan supaya otot sphin#ter relaksasi. Kemudian diberi #ahaya dari samping mata. Pemeriksa tidak boleh berada ditempat yang #ahayanya langsung mengenai mata. 9alam keadaan normal maka pupil akan kontriksi. Kalau tidak  maka ada kerusakan pada ar#us refleB %mata)))7.

(4)

Opti#us)))pusat)))7. O#ulomotorius&

) *eflek akomodasi Penderita disuruh melihat benda yang dipegang pemeriksa dan disuruh mengikuti gerak   benda tersebut dimana benda tersebut digerakkan  pemeriksa menuu bagian tengah dari kedua mata  penderita. =aka reflektoris pupil akan kontriksi. *eflek 

#ahaya dan akomodasi penting untuk melihat pupil 'rgyl *obetson dimana reflek #ahayanya negatif  namun reflek akomodasi positif.

) *eflek konsensual 'dalah reflek #ahaya disalah satu mata4 dimana reaksi uga akan teradi pada mata yang lain. =ata tidak boleh langsung terkena #ahaya4 diantara kedua mata diletakkan selembar kertas. =ata sebelah diberi #ahaya4 maka normal mata yang lain akan kontriksi uga.

d. +erakan bola mata

+erakan bola mata yang diperiksa adalah yang diiner"asi oleh ner"us 6664 6C dan C6. 9imana 7 666 menginer"asi m. Obli? inferior %yang menarik bala mata keatas&4 m. re#tus superior4 m. re#tus media4 m. re#tus inferior. 7 6C menginer"asi m. Obli? Superior dan 7 C6 menginer"asi m. re#tus lateralis.  7 666 selain menginer"asi otot)otot mata luar diatas uga menginer"asi otot sphin#ter pupil. Pemeriksaan dimulai dari otot)otot luar yaitu penderita disuruh mengikuti suatu benda kedelapan urusan. <ang harus diperhatikan ialah melihat apakah ada salah satu otot yang lumpuh. (ila pada 1 atau 2 gerakan mata ke segala urusan dari otot)otot yang disarafi 7 666 berkurang atau tidak bisa sama sekali4 maka disebut opthalmoplegi# eBterna. Kalau yang parese otot bagian dalam %otot sphin#ter pupil& maka disebut opthalmoplegi# interna. /ika hanya ada salah satu gangguan maka disebut opthalmoplegi# partialis4 sedangkan kalau ada gangguan kedua ma#am otot luar dan dalam disebut opthalmoplegi# totalis.

e. Sikap bola mata

Sikap bola mata yaitu kedudukan mata pada waktu istirahat. Kelainan)kelaian yang tampak diantaranya adalah :

) ;Bopthalmus4 dimana mata terdorong kemuka karena  proses mekanis retroorbital

) Strabismus yang dapat di"ergen atau #on"ergen.Se#ara subyektif ditanyakan apakah ada diplopia. Pemeriksaan subyektif ini penting karena kadang)kadang strabismus yang ringan tak kelihatan pada pemeriksaan obyektif. ) 7ystagmus atau gerakan bola mata yang spontan.

9alam hal ini tidak hanya memeriksa otot)otot yang menggerakkan bola mata sa4 tetapi sekaligus melihat adanya kelainan dalam keseimbangan atau 7 C666.

) 9e"iasi #onugae4 adalah sikap bola mata yang dalam keadaan istirahat menuu kesatu urusan tanpa dapat dipengaruhi oleh kesadaran4 dengan sumbu kedua mata tetap seaar se#ara terusmenerus. 8esi penyebab bisa di lobus frontalis atau di batang otak4 bisa lesi destruktif 

(5)

%infark& atau irirtatif %aringan sikatriks post trauma> epilepsi fokal D perdarahan&

,. Saraf C %7. Trigeminus& Pemeriksaan meliputi : a. Sensibilitas

Sensibilitas 7 C ini dapat dibagi $ yaitu :

) (agian dahi4 #abang keluar dari foramen supraorbitalis ) (agian pipi4 keluar dari foramen infraorbitalis

) (agian dagu4 keluar dari foramen mentale.

Pemeriksaan dilakukan pada tiap #abang dan dibandingkan kanan dengan kiri.

 b. =otorik 

Penderita disuruh menggigit yang keras dan kedua tangan  pemeriksa ditruh kira)kira didaerah otot maseter. /ika kedua

otot masseter berkontraksi maka akan terasa pada tangan  pemeriksa. Kalau ada parese maka dirasakan salah satu otot

lebih keras. #. *eflek  

Penderita diminta melirik kearah laterosuperior4 kemudian dari arah lain tepi kornea disentuhkan dengan kapas agak   basah. (ila reflek kornea mata positif4 maka mata akan

ditutupkan

-. Saraf C66 %7. Fa#ialis&

9alam keadaan diam4 perhatikan :

) 'simetri muka %lipatan nasolabial&

) +erakan)gerakan abnormal %ti# fasialis4 grima#ing4 keang tetanus>rhesus sardoni#us4 tremor4 dsb&

'tas perintah pemeriksa

) =engangkat alis4 bandingkan kanan dengan kiri.

) =enutup mata sekuatnya %perhatikan asimetri&4 kemudian pemeriksa men#oba membuka kedua mata tersebut %bandingkan kekuatan kanan dan kiri&.

) =emperlihatkan gigi %asimetri&.

) (ersiul dan men#u#u %asimetri>de"iasi uung bibir&. ) =eniup sekuatnya %bandingkan kekuatan udara dari

 pipi masingmasing&.

) =enarik sudut mulut ke bawah %bandingkan konsistensi otot platisma kanan dan kiri&. Pada kelemahan ringan4 kadang)kadang tes ini dapat untuk mendeteksi kelemahan saraf fasialis pada stadium dini.

Sensorik khusus %penge#apan 2>$ depan lidah&

=elalui #horda tympani. Pemeriksaan ini membutuhkan @at) @at yang mempunyai rasa :

) =anis4 dipakai gula ) Pahit4 dipakai kinine ) 'sin4 dipakai garam ) 'sam4 dipakai #uka

Paling sedikit menggunakan $ ma#am. Penderita tidak   boleh menutup mulut dan mengatakan perasaannya dengan

menggunakan kode)kode yang telah disetuui bersama antara pemeriksa dan penderita. Penderita diminta membuka mulut dan lidah dikeluarkan. Eat)@at diletakkan

(6)

di 2>$ bagian depan lidah. Kanan dan kiri diperiksa sendiri) sendiri4 mula)mula diperiksa yang normal.

. Saraf C666 %7. '#usti#us& Pemeriksaan pendengaran

) 'rloi ditempelkan ditelinga4 kemudian diauhkan sedikit demi sedikit4 sampai tak mendengar lagi4 dibandingkan kanan dan kiri.

) +esekan ari

) Tes eber4 +arpu tala yang bergetar ditempelkan dipertengahan dahi. 9ibandingkan mana yang lebih keras4 kanan> kiri.

) +arpu tala yang bergetar ditempelkan pada Pro#essus mastoideus. Sesudah tak mendengar lagi dipindahkan ke telinga maka terdengar lagi. 6ni karena penghantaran udara lebih baik daripada tulang.

Pemeriksaan dengan garpu tala penting dalam menentukan ner"us deafness atau tranmission deafness. Pemeriksaan pendengaran lebih baik kalau penderita ditutup matanya untuk menghindari kebohongan.

0. Saraf 6G)G %7. +lossopharyngeus)7. Cagus&

Pemeriksaan saraf 6G dan G terbatas pada sensasi bagian  belakang rongga mulut atau 1>$ belakang lidah dan faring4

otot)otot faring dan pita suara serta reflek   muntah>menelan>batuk.

) +erakan Palatum Penderita diminta mengu#apkan huruf  a atau ah dengan panang4 sementara itu pemeriksa melihat gerakan u"ula dan ar#us pharyngeus. !"ula akan berde"iasi kearah yang normal %berlawanan dengan gerakan menulurkan lidah pada waktu  pemeriksaan 7 G66&.

) *eflek =untah dan pemeriksaan sensorik Pemeriksa meraba dinding belakang pharynB dan bandingkan refleks muntah kanan dengan kiri. *efleks ini mungkin menhilang oada pasien lanut usia.

) Ke#epatan menelan dan kekuatan batuk  . Saraf G6 %7. '##esssorius&

anya mempunyai komponen motorik. Pemeriksaan :

) Kekuatan otot sterno#leidomastoideus diperiksa dengan menahan gerakan fleksi lateral dari kepala>leher   penderita atau sebaliknya %pemeriksa yang melawan>

mendorong sedangkan penderita yang menahan pada  posisi lateral fleksi&.

) Kekuatan m. Trape@ius bagian atas diperiksa dengan menekan kedua bahu penderita kebawah4 sementara itu  penderita berusaha mempertahankan posisi kedua bahu terangkat %sebaliknya posisi penderita duduk dan  pemeriksa berada dibelakang penderita&

. Saraf G66 %7. ypoglossus&

Pada lesi 8=74 maka akan tamapk adanya atrofi lidah dan fasikulasi %tanda dini berupa perubahan pada pinggiran lidah dan hilangnya papil lidah& Pemeriksaan :

(7)

) =enulurkan lidah Pada lesi unilateral4 lidah akan  berde"iasi kearah lesi. Pada (ell4s palsy %kelumpuhan

saraf C66& bisa menimbulkan positif palsu.

) =enggerakkan lidah kelateral Pada kelumpuhan  bilateral dan berat4 lidah tidak bisa digerkkan kearah

samping kanan dan kiri.

) Tremor lidah 9iperhatikan apakah ada tremor lidah dan atropi. Pada lesi perifer maka tremor dan atropi papil  positip

) 'rti#ulasi 9iperhatikan bi#ara dari penderita. (ila terdapat parese maka didapatkan dysarthria

a. Sikap perawat : a& Posisi tubuh tegak4 kontak mata positif4 tersenyum  b& Sapa klien dengan ramah baik "erbal dan non "erbal.

#& Perkenalkan nama4 nama panggilan dan tuuan perawat  berkenalan.

d& Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien.

e& (uat kontrak yang elas.

f& Tunukkan sikap uur. dan menepati ani setiap kali interaksi.

g& Tunukkan sikap empati dan menerima apa adanya.

h& (eri perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar  klien.

i& Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien.  & 9engarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien.

k& =embantu klien mengenal halusinasinya %enis4 isi4 waktu4 frekuensi4 situasi4 dan respons klien&

l& =engaarkan klien #ara mengontrol halusinasi dengan #ara menghardik4 yaitu minta klien:

) tutup telingan dan mengatakan kepada diri sendiri  bahwa ini tidak nyata %Hsaya tidak mau dengarI&

) menemui orang lain %perawat4 teman4 atau keluarga& untuk ber#erita tentang halusinasinya

) membuat dan melaksanakan adwal dan kegiatan sehari)hari yang telah disusun

) meminta keluarga atau perawat4 teman untuk  menegurnya ika ia sedang berhalusinasi

 b. al)hal yang  perlu

diperhatikan

: • Sikap terbuka • Tersenyum

• Posisi tubuh tegak  • 'da kontak mata

• (erabat tangan saat berkenalan

=enunukkan empati 5. 9okumen terkait : 5atatan keperawatan

9. Sumber : /uwono4 Pemeriksaan klinik neurologik dalam praktek4 /akarta4 ;+54 1

http:>>endea"or.med.nyu.edu>neurosurgery>#ranials.html

irawan4 Pemeriksaan 7eurologi4 Semarang4 Senat =ahasiswa !ni"ersitas 9iponegoro

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Gerakan: gestur dan kinesik tepat/ tidak berlebihan seperti goyang kanan kiri, terlalu bnyak gerak yang tidak bermakna. Pandangan mata ke audience (tidak membaca naskah, atau

 Hemianopsia homonym: hilangnya lapang pandang pada satu sisi yang sama (kanan atau kiri) pada kedua mata.. Kelainan ini disebabkanoleh lesi yang berada disekitar posterior dari

Ayah dari pasien merupakan penderita aniridia yang telah terdiagnosis mengalami glaukoma absolut pa- da mata kanan, sedangkan kakak perempuan pasien juga mengalami aniridia dan

1 bulan sebelum masuk rumah sakit, kedua mata masih tampak menonjol, kelopak mata kanan dan kiri tidak bisa tertutup sempurna, penderita tidak dapat

diistilahkan bagi penderita hyperopia, Biasanya mata minus terjadi apabila kita sering bekerja atau melihat sesuatu dengan jarak dekat terlalu lama. Ketika ini terjadi otot di

Didapat satu variabel yang memiliki perbedaan bermakna antara data antropometri mata atraktif dan normal yaitu tinggi kelopak mata atas (os-ps) kiri dan kanan wanita atraktif