• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menghitung Bor, Los, Toi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Menghitung Bor, Los, Toi"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

MENGHITUNG BOR, AVLOS, TOI, DAN BTO

Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator-indikator berikut bersumber dari sensus harian rawat inap :

1. BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur)

BOR menurut Huffman (1994) adalah “the ratio of patient service days to

inpatient bed count days in a period under consideration”. Sedangkan menurut

Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005).

Rumus : % 100 x periode) satu dalam hari Jumlah x tidur tempat (Jumlah sakit) rumah tan hariperawa (Jumlah BOR =

2. AVLOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat)

AVLOS menurut Huffman (1994) adalah “The average hospitalization stay of

inpatient discharged during the period under consideration”. AVLOS menurut

Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai AVLOS

yang ideal antara 6-9 hari (Depkes, 2005).

Rumus : mati)) (hidup keluar pasien (Jumlah dirawat) lama (Jumlah avLOS + =

3. TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)

TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong

(2)
(3)

Rumus : mati)) (hidup keluar pasien (Jumlah perawatan) Hari -Periode) x tidur tempat ((Jumlah TOI + =

4. BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur)

BTO menurut Huffman (1994) adalah “...the net effect of changed in

occupancy rate and length of stay”. BTO menurut Depkes RI (2005) adalah

frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.

Rumus : tidur tempat Jumlah mati) (hidup dirawat pasien Jumlah BTO = +

5. NDR (Net Death Rate)

NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit.

Rumus : 00 / 0 1000 x mati)) (hidup keluar pasien (Jumlah jam) 48 mati pasien (Jumlah NDR + > =

6. GDR (Gross Death Rate)

GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar. Rumus : oo o x1000 / mati)) (hidup keluar pasien (Jumlah ) seluruhnya mati pasien (Jumlah GDR + =

(4)

MENGHITUNG TENAGA PERAWAT A. Cara rasio

Metoda ini menggunakan jumlah tempat tidur sebagai denominator personal yang diperlukan.Metoda ini paling sering digunakan karena sederhana dan mudah.Metoda ini hanya mengetahui jumlah personal secara total tetapi tidak bisa mengetahui produktivitas SDM rumah sakit,da kapan personal tersebut dibutuhkan oleh setiap unit atau bagian rumah sakit yang mebutuhkan.Bisa digunakan bila: kemampuan dan sumber daya untuk prencanaan personal terbatas,jenis,tipe, dan volume pelayanan kesehatan relatif stabil.Cara rasio yang umumnya digunakan adalah berdasarkan surat keputusan menkes R.I. Nomor 262 tahun 1979 tentang ketenagaan rumah sakit,dengan standar sebagai berikut :

Tipe RS TM/TT TPP/TT TPNP/TT TNM/TT A & B 1/(4-7) (3-4)/2 1/3 1/1 C 1/9 1/1 1/5 ¾ D 1/15 1/2 1/6 2/3 Khusus Disesuiakan Keterangan : TM = Tenaga Medis TT = Tempat Tidur

TPP = Tenaga Para Medis Perawatan TPNP = tenaga para medis non perawatan TNP = tenaga non medis

Cara perhitungan ini masih ada yang menggunakan, namun banyak rumah sakit yang lambat laun meninggalkan cara ini karena adanya beberapa alternatif perhitungan yang lain yang lebih sesuai dengan kondisi rumah sakit dan profesional.

B. Cara Demand

Cara demand adalah perhitungan jumlah tenaga mennurut kegiatan yang memang nyata dilakukan oleh perawat. Menurut Tutuko (1992) setiap klien yang masuk ruang gawat darurat dibutuhkan waktu sebagai berikut:

(5)

1. untuk kasus gawat darurat : 86,31 menit 2. untuk kasus mendesak : 71,28 menit 3. untuk kasus tidak mendesak : 33,09 menit

Hasil penelitian di rumah sakit di Filipina, menghasilkan data sebagai berikut:

No Jenis pelayanan Rata – rata jam perawatan

/ hari

1 Non bedah 3,4

2 Bedah 3,4

3 Campuran bedah dan non bedah 3,5

4 Pos partum 3,0

5 Bayi baru lahir 2,5

Konversi kebutuhan tenaga adalah seperti pada perhitungan cara Need. C. Cara Gillies

Gillies (1989) mengemukakan rumus kebutuhan teanaga keperawatan di satuy unit perawatan adalagh sebagai berikut:

Keterangan :

A = rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari B = rata-rata jumlah pasien /hari

C= Jumlah hari/tahun

D = Jumlah hari libur masing-masing perawat E = jumlah jam kerja masing-masing perawat

F = Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan per tahun

G = Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun H = Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut

Prinsip perhitungan rumus Gillies:

Dalam memberikan pelayanan keperawatan ada tiga jenis bentuk pelayanan, yaitu:

a) Perawatan langsung, adalah perawatan yang diberikan oleh perawat yang ada hubungan secara khusus dengan kebutuhan fisik, psikologis, dan spiritual. Berdasarkan tingkat ketergantungan pasien padfa perawat maka dapat diklasifikasikan dalam empat kelompok, yaitu: self care, partial care, total care dan intensive care. Menurut Minetti Huchinson (1994) kebutuhan

(6)

keperawatan langsung setiap pasien adalah empat jam perhari sedangkan untuk:

• self care dibutuhkan ½ x 4 jam : 2 jam • partial care dibutuhkan ¾ x 4 jam : 3 jam • Total care dibutuhkan 1- 1½ x 4 jam : 4-6 jam • Intensive care dibutuhkan 2 x 4 jam : 8 jam

b) Perawatan tak langsung, meliputi kegiatan-kegiatan membuat rencana perawatan, memasang/ menyiapkan alat, ,konsultasi dengan anggota tim, menulis dan membaca catatan kesehatan, melaporkan kondisi pasien. Dari hasil penelitian RS Graha Detroit (Gillies, 1989, h 245) = 38 menit/ klien/ hari, sedangkan menurut Wolfe & Young (Gillies, 1989, h. 245) = 60 menit/ klien/ hari dan penelitian di Rumah Sakit John Hpokins dibutuhkan 60 menit/ pasien (Gillies, 1994)

c) Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada klien meliputi: aktifitas, pengobatan serta tindak lanjut pengobatan. Menurut Mayer dalam Gillies (1994), waktu yang dibutuhkan untuk pendidikan kesehatan ialah 15 menit/ klien/ hari.

 Rata-rata klien per hari adalah jumlah klien yang dirawat di suatau unit berdsasarkan rata-ratanya atau menurut “ Bed Occupancy Rate” (BOR) dengan rumus:

Jumlah hari perawatan rumah sakit dalam waktu tertentu x 100%

o Jumlah tempat tertentu x 365

o Jumlah hari pertahun, yaitu 365 hari

 Hari libur masing-masing perawat pertahun, yaitu 128 hari, hari minggu= 52 hari dan hari sabtu = 52 hari. Untuk hari sabtu tergantung kebijakan RS setempat, kalau ini merupakan hari libur maka harus diperhitungkan, begitu juga sebaliknya, hari libur nasional = 12 hari dan cuti tahunan = 12 hari.

 Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam per minggu (kalau hari kerja efektif 5 hari maka 40/5 = 8 jam, kalu hari kerja efektif 6 hari per minggu maka 40/6 jam = 6,6 jam perhari)

(7)

 Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan di satu unit harus ditambah 20% (untuk antisiapasi kekurangan/ cadangan)

D. Metoda Formulasi Nina

Nina (1990) menggunakan lima tahapan dalam menghitung kebutuhan tenaga.

Contoh pengitungannya:

Hasil observasi terhadap RS A yang berkapasitas 300 tempat tidur, didapatrkan jumlah rata-rata klien yang dirawat (BOR) 60 %, sedangkan rata-rata jam perawatan adaalah 4 jam perhari. Berdasarkan situasi tersebut maka dapat dihitung jumlah kebutuhan tenaga perawat di ruang tersebut adalah sbb:

• Tahap I

Dihitung A = jumlah jam perawatan klien dalam 24 jam per klien. Dari contoh diatas A= 4 jam/ hari

• Tahap II

Dihitung B= jumlah rata-erata jam perawatan untuk sekuruh klien dalam satu hari.

B = A x tempat tidur = 4 x 300 = 1200 • Tahap III

Dihitung C= jumlah jam perawatan seluruh klien selama setahun. C= B x 365 hari = 1200 x 365 = 438000 jam

• Tahap IV

Dihitung D = jumlah perkiraan realistis jam perawatan yang dibutuhkan selama setahun.

D= C x BOR / 80 = 438000 x 180/ 80 = 985500

Nilai 180 adalah BOR total dari 300 klien, dimana 60% x 300 = 180. Sedangkan 80 adalah nilai tetap untuk perkiraan realistis jam perawatan. • Tahap V

Didapat E= jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan. E= 985500/ 1878 = 524,76 (525 orang)

Angka 1878 didapat dari hari efektif pertahun (365 – 52 hari minggu = 313 hari) dan dikalikan dengan jam kerja efektif perhari (6 jam)

(8)

E. Metoda hasil Lokakarya Keperawatan

Menurut hasil lokakarya keperawatan (Depkes RI 1989), rumusan yang dapat digunakan untuk perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan adalah sebagai berikut : jam 40 x efektif kerja Hari 25% BOR) x tidur (tempat 7 x jam 24 perawatan Jam +

Prinsip perhitungan rumus ini adalah sama dengan rumus dari Gillies (1989) diatas, tetapi ada penambahan pada rumus ini yaitu 25% untuk penyesuaian ( sedangkan angka 7 pada rumus tersebut adalah jumlah hari selama satu minggu).

(9)

REFERENSI

Soejadi, DR, DHHSA, 1996, Efisiensi Pengelolaan Rumah Sakit, Katiga Bina: Jakarta. Wuryanto, Sis, Amd Perkes, SKM, tanpa tahun, Grafik Barber Johnson, Pormiki:

Referensi

Dokumen terkait

Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Yang digunakan sebagai sumber data primer yaitu jumlah tempat tidur siap pakai, sedangkan yang digunakan sebagai sumber data sekunder adalah data jumlah pasien

Berbagai metoda telah dikembangkan untuk mencari metode yang sebaik-baiknya dalam pengujian kesehatan benih yaitu cara deteksi yang relatif cepat, mudah (sederhana),

Dari hasil penelitian diketahui bahwa nilai BOR tahun 2020 sebesar 46%, gambaran fasilitas pelayanan kesehatan bagus untuk saat ini seperti jumlah tempat tidur

Keunggulan metoda mikronuklei yaitu bentuk yang sederhana sehingga mudah dikenali dan dapat dihitung dengan cepat dalam jumlah yang banyak serta mikronuklei terbentuk

Metode yang digunakan adalah metode wawancara dan pengumpulan data meliputi jumlah tempat tidur, jumlah karyawan, jam operasi laundry dan gizi, jumlah jenazah, layout

Melakukan persiapan pasien menyiapkan tempat tidur terbuka dan tertutup Ketepatan dalam mengidentifika si masalah personal hygiene dan ketrampilan dan pelaksanaanya 5% 3

Yang digunakan sebagai sumber data primer yaitu jumlah tempat tidur siap pakai, sedangkan yang digunakan sebagai sumber data sekunder adalah data jumlah pasien