_________ Teknik PWK; Abstrak: 2008)Ber langsung disebabk bencana sungai sa terhadap merupak Semaran menggun dengan lingkunga hasil yan DAS Gara kawasan 2000 dan peningka cenderun Kata Kun Abstrac: research upstream environm address t know Sem the Sema processin and revie Watershe theenviro environm increase. Keyword _______________ ; Vol. 2; No. 3; 2013 PENGARU 1Mahasiswa J 2 Dosen Jur Anomali ikl rdasarkan be g maupun tid kan anomali ik alam di wilay aat hujan tur p risiko keben kan ibukota ng.Metode an
nakanSIG dala observasi lap an di kawasa g didapatkan ang. Hasil yan n hulu DAS Ga n 2010. Penur atan. Perubah ng menurun a nci : anomali i Climate anom that has bee m watershed. mental conditi the environm marang City is arang City. M ng, analysis, a ew the docum ed, those are onmental haz mental hazard It is caused th ds : climate an On _______________ 3; hal. 528-538
UH ANOMAL Sy Jurusan Peren usan Perenca lim merupaka eberapa pene dak terhadap klim di hulu s yah hilirnya. C run di kawas ncanaan lingk provinsi Jaw nalisis yang am pengolah pangan, waw an DAS Garan dalam peneli ng didapatkan rang. Dari has runan tingkat han tingkat ntara tahun 2 iklim, risiko ke malies arephe en done, clim
Impacts of c ons, even cau mental hazard s the capital o Methods of ana and presentati ment. This rese the hazard of zard in the up d between 200 he change of nomalies, env JurnalTeknik nline :http://ejou ______________ LI IKLIM TER DI KAWASA yamsu Rizal H ncanaan Wilay naan Wilayah email :a an suatu fen elitian yang t p lingkungan sungai dapat Contoh bencan san hulu. Seh
kungan di ka wa Tengah, s digunakan an, analisis, d wancara, dan ng adalah risi itian ini adala n dalam pene sil peta terseb risiko pada b risiko terseb 2000 dan 2010 ebencanaan l enomenans w ate anomalie climate anom use natural dis due to clima of Central Java alysis used is ion of data. T earch, theoret f flood, drough stream of Ga 00 and 2010. T amount of rai vironmental h kPWK Volume 2 N urnal-s1.undip.ac _______________ RHADAP RISI AN HULU DA Hendarto¹ da yah dan Kota, h dan Kota, Fa arsip.rizal@gm nomena di m telah dilakuka n sekitar, sal mengganggu na alam yang hingga penelit awasan hulu sehingga DAS adalah kuan dan penyajia penelaahan iko bencana b ah terpetakann litian ini adala but didapatka bencana banji but disebabka 0. lingkungan, D which irregulla es provide imp malies induced sasters in dow ate anomalies a province, in a quantitative The technique tically using v ht, and landsl arang’s waters The rate of flo infall which te hazard, Garan
Nomor 3 2013 c.id/index.php/p ______________ KO KEBENCA AS GARANG anWidjonark Fakultas Tek akultas Teknik mail.com mana iklim b an, anomali lah satunya u kondisi lingk
terjadi adala tian ini akan DAS Garang S Garang m ntitatif deng n datanya. T dokumen. V banjir, keker nya risiko keb ah terpetakan an perubahan ir dan longsor an oleh peru
DAS Garang
ar changes of pact directly d in the uppe wn stream are s in the upstre
directly Garan e analysis of s of collecting variables of en ides. The resu shed.From th ood and lands ends to decrea ng’s watershed pwk _______________ ANAAN LING ko² nik, Universita k, Universitas D erubah secar iklim membe daerah hulu kungan bahka ah banjir kirim membahas d . Seperti dike emiliki peran gan analisis eknik pengum Variabel terka ingan, dan ta bencanaan ling nnya risiko ke tingkat risiko r, sedangkan k ubahan jumla f climate (Wu or not to the r reaches of a. Because of eam of Garan ng’s watershe spatial and sc data by field nvironmental h ult obtained in at’s map got lide has decre ase between 2 d _______________ GKUNGAN as Diponegoro Diponegoro ra tidak tera erikan dampa u DAS. Damp an dapat men man pada kaw dampak anom etahui Kota S n strategis b spasial dan mpulan data ait risiko keb anah longsor. gkungan kaw ebencanaan lin o bencana ant kekeringan m ah curah hu u, 2008).Based e environmen
the river can f that, this res ng’s Watershe ed has strateg coring, using observation, i hazard in the n this study are changes in th ease, while dro 2000 __________ | 528 o atur (Wu, ak secara pak yang nimbulkan wasan hilir mali iklim Semarang bagi Kota skoring, dilakukan encanaan Harapan wasan hulu ngkungan ara tahun mengalami ujan yang d onsome t, such as n interfere search will ed. As we gic role for GIS in the interview, Garang’s e mapped he rate of ought has
PengaruhAnomaliIklimTerhadapRisikoKebencanaan ... Syamsu Rizal H. Dan Widjonarko
Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 528-538
| 529
PENDAHULUAN
Dewasa ini permasalahan lingkungan
menjadi perhatian penting di hampir seluruh dunia. Salah satu permasalahan lingkungan yang sedang marak dibicarakan adalah anomali iklim. Menurut Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, anomali
iklim merupakan proses terjadinya
perubahan iklim yang melebihi rata‐rata normalnya dalam jangka waktu yang panjang. Anomali iklim yang terjadi ditandai dengan kondisi curah hujan, suhu udara, tingkat kelembaban, dan lain‐lain, yang
mengalami perubahan dari kondisi
normalnya. Kondisi anomali iklim ini akan memicu fenomena perubahan iklim secara global.
Berdasarkan penelitian‐penelitian
yang pernah dilakukan, anomali iklim dapat menyebabkan fenomena cuaca ekstrim (N.N. Vygodskaya dkk.). Fenomena cuaca ektrim ini terjadi karena terganggunya siklus
El Nino dan La Nina. Dengan terganggunya
siklus ini, dapat menyebabkan
ketidakteraturan cuaca/fenomena cuaca ekstrim. Hal tersebut dapat menyebabkan beberapa bencana alam, seperti kekeringan, banjir, tanah longsor, tornado, dan lain‐lain. Dampak dari fenomena cuaca ekstrim yang dapat dirasakan hampir diseluruh kota di Indonesia.
Selain faktor anomali iklim, faktor perubahan guna lahan juga menjadi aspek yang perlu diperhatikan. Perubahan guna lahan yang terjadi di kawasan hulu sungai juga dapat menjadi faktor yang memicu terjadinya bencana alam. Konversi lahan hulu sungai yang tadinya merupakan lahan tak terbangun menjadi lahan terbangun akan menyebabkan daerah resapan air akan berkurang. Di samping itu, lingkungan juga memiliki tingkat sensitivitas terhadap bencana alam tidak terkecuali hulu sungai. Tingkat sensitivitas ini akan bertambah jika secara terus menerus terjadi pengrusakan alam, seperti penebangan liar dan lain‐lain.
Untuk melihat tingkat kerentanan
perlu juga mengetahui risiko kebencanaan fisik lingkungan yang terjadi. Dengan mengetahui tingkat risiko kebencanaan yang
terjadi, akan menjadi lebih mudah untuk mengetahui tingkat kerentanan yang terjadi pada masyarakatnya. Risiko kebencanaan yang dimaksud dalam hal ini adalah
berkaitan dengan ancamananomaliklim.
Contoh bencana alam yang mungkin terjadi di daerah aliran sungai seperti banjir,
kekeringan, dan tanah longsor di
kawasanhulusungai. Untuklebihmengetahuidampakbencanaalam yang ditimbulkan, perluadanyapenilaianterhadaprisikokebenca naan yang terjadi di kawasanhulusungai yang di dalamnyaterdapatanalisamengenairisiko kebencanaanterhadapanomaliiklim.
Metode yang digunakandalam
penelitian ini adalah metode aritmatic overlay dengan bantuan SIG serta metode peramalan banjir dengan bantuan HEC‐RAS (Gregory, 2008). Denganmenggunakan SIG, data yang diperolehdapatdiolah, dianalisis, dandisajikanlebihmudahdaninteraktif.Dan yang lebihpentingadalahhasilpenelitianmemilikire ferensikebumian, sehinggatingkatkeakuratanlokasilebihtinggi.S elainitu, dalammelakukanpengolahandanperbaharua nkajiandapatdilakukandengancepatdanmura h (Prahasta, 2005). Berdasarkandaripenjabarantersebut, makapenelitianinimengambilstudikasus di kawasanhuludaerahaliransungai (DAS)
Garang (Gambar 1).Kawasanhulu DAS
Garangsecarageografisterletak di Kaki
Gunung
Ungaran.Kawasanhulusungaimerupakansala
hsatukawasan yang
rentanterhadapperubahaniklim (Tse‐ring et
al., 2010).Fenomena yang terjadi di
kawasanhulusungaiakibatadanyaperubahani klimakanberdampaksecaralangsungmaupunt
idakterhadapkawasanhilirnya. Hal
tersebutmembuatkajianrisiko kebencanaan
yang dipengaruhiolehanomaliiklim di
kawasanhulusungaimenjadisangatpenting.Ka jiantersebutbergunauntukmendapatkantingk
at risiko terhadapbencana alam
tersebutdandampaknyaterhadaphulusungais ehinggaterpetakannyarisiko
Pengaru Teknik P keben kawa Sumb P METO berup kerua rangk keben Kawa pene tekni digun 1. dalam dan o keben adala - Id Ke - An uhAnomaliIklimTer PWK; Vol. 2; No. 3; ncanaanling asanhulusung ber: RTRW Pr PETA KAWAS ODE PENELIT Metode a pa dengan angan terkai ka mengetah ncanaan a asan Hulu D litian ini m k analisis, nakan untuk Tahapan Tahapan m penelitian output. Taha ncanaan di ah sebagai be entifikasi Fa ebencanaan nalisis Risiko rhadapRisikoKebe 2013; hal. 528-53 kungan gai DAS Gara rovinsi Jawa GAMBAR 1 SAN HULU DA TIAN analisis dala melakuka t risiko kebe hui tingkat d akibat anom DAS Garang. mencakup ta dan kebutu mendukung Analisis analisis y ini terdiri da apan analisis Kawasan Hu erikut: ktor‐Faktor Kebencanaa ncanaan ... 38
ang. Tengah, 201 AS GARANG m penelitian n permode encanaan da dan lokasi ri mali iklim Dalam met ahapan anal han data y g proses anal yang dilaku ari input, pro s terhadap ri ulu DAS Gar Penyebab Ri an di 13 G n ini elan alam isiko di tode lisis, yang isis. ukan oses, isiko rang isiko f 2. Tekn Tekn disesuaikan mencakup kekeringan, berikut : a. Ana Tuju mengetahui banjir yang Garang dala melakukan perhitungan parameter‐p besarnya t Adapun p adalah : - Hujan ha ‐ Gradien D ‐ Meander Adapun menghitu (Paimin e Sinousit ‐ Bentuk D ‐ Kerapata ‐ Lereng D ‐ Debit Ma Menghitu menggun rasional(S Syawal, 2 Di mana Q = debit air C = Koefisien I = Intensita A = Area DAS b. Perm Simu kondisi prof menggunaka (software) pemodelan flowchartpa S nik Analisis nik analisis dengan vari analisis risi dan tanah lo lisis Risiko B uan analisis tingkat r terjadi di m jangka wa analisis ‐perhitungan parameter y ingkat risik parameter‐pa rian maksim DAS ring Sungai rumus yan ung meande et al., 2012)a tas P pa DAS n DAS AS aksimum Tah ung debit ai nakan ru Sosrodarson 2010), Q = 0,278 x r (m3/dt) n s Hujan (mm S (km2) modelan HEC ulasi model il aliran sung an bantuan HEC‐RAS 4 ditunj da gambar 2 Syamsu Rizal H. Da dalam pene iabel penelit iko bencana ongsor, yaitu Bencana Ban s ini adala risiko kebe Kawasan H aktu 10 tahu ini di n yang memp ko bencana arameter mum rata‐rata ng digunaka ering/simous adalah anjang aliran panjang lem hunan r maksimum mus per
o dan Taked C x I x A m/jam) C‐RAS untuk me gai dilakukan n perangka 4.0. Adapun jukkan 2. an Widjonarko | 530 elitian ini tian yang a banjir, u sebagai jir h untuk encanaan Hulu DAS n. Dalam iperlukan terhadap pengaruhi a banjir. tersebut a an untuk sitas DAS n sungai mbah m dengan rhitungan da dalam engetahui n dengan at lunak n proses dengan
PengaruhAnomaliIklimTerhadapRisikoKebencanaan ... Syamsu Rizal H. Dan Widjonarko
Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 528-538
| 531
c. Analisis Risiko Bencana Kekeringan
Tujuan analisis ini adalah untuk
mengetahui tingkat risiko kebencanaan kekeringan yang terjadi di Kawasan Hulu DAS Garang dalam jangka waktu 10 tahun. Dalam
melakukan analisis ini diperlukan
perhitungan‐perhitungan terhadap
parameter‐parameter yang mempengaruhi besarnya tingkat risiko bencana kekeringan.
Adapun parameter‐parameter tersebut
adalah :
‐ Hujan tahunan (mm) ‐ Bulan kering
‐ Kondisi Geologi
‐ Kebutuhan Air/IPA (Indeks Penggunaan Air)
Menghitung indeks penggunaan air dengan menggunakan rumus (Paimin et
al., 2012), - Debit Minimum Sumber: Diadaptasi dari Syahru Syawal, 2010 GAMBAR 2 FLOWCHART SIMULASI MODEL BANJIR d. Analisis Risiko Bencana Tanah Longsor
Tujuan analisis ini adalahuntuk
mengetahui tingkat risiko kebencanaan tanah longsor yang terjadi di Kawasan Hulu DAS Garang dalam jangka waktu 10 tahun.
Dalam melakukan analisis ini diperlukan
perhitungan‐perhitungan terhadap
parameter‐parameter yang mempengaruhi besarnya tingkat risiko bencana tanah
longsor. Adapun parameter‐parameter
tersebut adalah :
‐ Hujan harian kumulatif 3 hari berurutan (mm/3hari)
- Lereng lahan
- Kondisi geologi (Batuan) - Keberadaan sesar
Data DEM Creating Data Kontur
Contours Start ArcGIS HEC‐GeoRAS Create TIN 1. Create Stream Centerline (label river and reach names) 2. Create Flow Path (label Flow Path) 3. Create Cross Section (attributisasi) 4. Create Manning’s Land Use Eksport GIS to RAS file Start HEC‐ RAS Steady Flow 1. Create Profiles 2. Input Flow Data 3. Input Boundary Conditions 1. Import Geometry Data 2. Editing Geometry Data (if needed) Run HEC‐RAS Eksport RAS Profile Correct Result Cross Section Profile Water Surface Profile X‐Y‐Z Prespective l Flooded Area Yes No Data Proses Hasil
PengaruhAnomaliIklimTerhadapRisikoKebencanaan ... Syamsu Rizal H. Dan Widjonarko
Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 528-538
| 532
‐ Penggunaan lahan.
Selanjutnyaanalisisdilakukandenganpemb
erianskor/nilaipadamasing‐masing
parameter sesuaidengankriteria‐kriteria
yang telahditetapkandalamliteratur.
Pemberian skor menggunakan lima kategori yaitu 1 = sangat rendah, 2 = rendah, 3 = sedang, 4 = tinggi, 5= sangat tinggi. Tahap selanjutnya adalah menjumlahkan seluruh skor dari parameter‐parameter tersebut.
Untuk menetukan risiko kebencanaan
pada masing‐masing variabel diperlukan penentuan interval yang digunakan. Rumus penentuan interval menggunakan rumus
Stugers(Yunardi, 2012), yaitu: Di mana Ki : Kelas interval Xt : Data tertinggi Xr : Data terendah k : Jumlah kelas yang diinginkan
Setelah dibuat kelas intervalnya dengan jumlah kelas tiga (risiko rendah, sedang, dan
tinggi), langkah selanjutnya
mengklasifikasikan dan memberi keterangan sesuai kelasnya.
3. Kebutuhan Data
Untuk mengetahui pengaruh
anomali iklim terhadap tingkat risiko kebencanaan di kawasan hulu DAS Garang perlu melakukan beberapa kajian terhadap kriteria‐kriteria risiko kebencanaan. Kriteria‐
kriteria tersebut diturunkan menjadi
variabel‐variabel. Variabel‐variabel tersebut adalah analisis risiko bencana kekeringan,
banjir, dan longsor. Namun, untuk
melakukan analisis terhadap variabel‐
variabel tersebut memerlukan beberapa data pendukung.
HASIL PEMBAHASAN DAN PERMODELAN SIG
1. Risiko Bencana Banjir
Setelah melakukan langkah‐langkah
dalam melakukan analisis penilaian risiko bencana banjir di kawasan Hulu DAS Garang. Akan di dapatkan peta risiko bencana banjir
di kawasan Hulu DAS Garang tahun 2000 dan
2010 seperti dibawah ini
Berdasarkan peta (Gambar 3), dapat dilihat bahwa risiko bencana banjir di kawasan Hulu DAS Garang tahun 2000 terdiri dari dua tingkatan, yaitu risiko sedang (+ 28 km2/87%) dan tinggi (+4 km2/13%).
Sedangkan pada tahun 2010(Gambar
4)risiko bencana banjir di kawasan Hulu DAS Garang pada tahun 2010 terbagi menjadi dua, yaitu risiko rendah (+0,7 km2/2%) dan sedang(+ 31,3 km2/98%). Untuk penjelasan lebih jelas, berikut ini akan dijabarkan per sub DAS di kawasan Hulu DAS Garang tahun 2010.
Secara klimatologis, curah hujan
harian maksimum pada bulan basah tahun 2000 tergolong tinggi yaitu 78 mm/hari (Stasiun Sumur Jurang) dan pada tahun 2010 curah hujan harian maksimum pada bulan basah tergolong sedang yaitu 52 mm/hari (Stasiun Sumur Jurang). Tinggi rendahnya curah hujan akan mempengaruhi debit air di Hulu DAS Garang. Kedua hal tersebut akan memberikan pengaruh terhadap jumlah air yang akan dialirkan oleh DAS Garang bagian hulu.
Secara kondisi fisik, morfometri DAS (kerapatan, bentuk, dan lereng DAS) memberikan pengaruh terhadap volume dan laju volume air larian (Asdak, 2004). Kerapatan DAS merupakan faktor penting dalam dalam menentukan kecepatan air. Satuan DAS Garang memiliki nilai kerapatan DAS yang tergolong sedang hingga sangat rapat. Saat air hujan turun di DAS yang memiliki nilai kerapatan DAS yang tinggi, air hujan tersebut akan di alirkan secara merata di DAS tersebut. Sehingga air hujan yang turun tidak menyebabkan genangan atau banjir.
Bentuk DAS yang memanjang dan
sempit cenderung menurunkan laju air larian daripada DAS berbentuk melebar. Hal tersebut terjadi karena air larian pada DAS
dengan bentuk memanjang tidak
terkosentrasi secepat pada DAS dengan bentuk melebar. Satuan DAS Garang memiliki bentuk DAS yang lonjong hingga agak lonjong, sehingga laju air yang terjadi
Pengaru Teknik P menj peng Sema cepat mem adany kemi 8%) h Sehin akan Sumb peng sunga deng di DA sehin dialir itu, peng Sema uhAnomaliIklimTer PWK; Vol. 2; No. 3; adi cepat. aruh terha akin besar l t laju air la percepat re ya curah hu ringan berva hingga yang ngga pengar bervariasi p ber: Hasil An PETA RISIKO KAWASAN T Gradien aruh terhad ai di bawah an cepat. Se AS Garang ngga air hu kan menuju meandering aruh terh akin kecil n rhadapRisikoKebe 2013; hal. 528-53 Lereng DAS adap timin ereng suatu rian, dan de espons DAS ujan. Pada D ariasi dari y g tergolong ruh timing ula. alisis, 2013 GAMBAR 3 O BENCANA N HULU DAS TAHUN 2000 sungai j dap terjadi h 1 dapat m ecara umuum berada pad ujan yang t u hulu denga sungai jug adap terja nilai meand ncanaan ... 38
juga mem ng air lar
u DAS, sema engan demi tersebut o DAS Garang yang datar ( curam (> 40 pada air la BANJIR DI GARANG uga mem banjir. Grad mengalirkan m gradien su da tingkat < turun langs an cepat. Se ga member adinya ba ering/sinous beri rian. akin kian oleh nilai (0 – 0%). arian miliki dien air ngai < 1, sung elain ikan anjir. sitas semakin k belokan su mengalir da hulu. Sumber: Has PETA R KAWA Risiko pada keler kelerengan l air yang m Ditambah la dapat men mengalir. D debit mak menambah kawasan b sungai di kaw nilai terhad tinggi. Sehin deras dan d dapat men menuju hu S ecil pula ngai. Denga apat menga sil Analisis, 2 GAMBA RISIKO BENC ASAN HULU TAHUN tinggi pada rengan lan landai menja mengalir da agi dengan ngurangi ke i samping it simal yang beban sun berisiko tin wasan berisi ap risiko b ngga saat h daerah beris ngalirkan ai lu. Sehingga Syamsu Rizal H. Da hambatan an begitu lir langsung 2013 AR 4 CANA BANJIR DAS GARAN 2010 a tahun 200 ndai. Karen adi lokasi ko ari daerah lereng yan ecepatan a tu, curah h g tergolong gai yang b nggi ini.Mo iko tinggi ini bencana ban hujan turun siko tinggi in irnya secar a terjadi a an Widjonarko | 533 berupa air yang g menuju R DI NG 00 terjadi na pada nsentrasi atasnya. ng landai air yang ujan dan g tinggi erada di orfometri memiliki njir yang n dengan ni kurang ra cepat kumulasi
Pengaru Teknik P jumla yang terbe banji banji hujan (bula tidak dapat 2. Pe Sumb Sumb KETI uhAnomaliIklimTer PWK; Vol. 2; No. 3; ah air dalam
singkat. ebani dan ak r. Begitulah r yang dapa n tiba atau n April‐Okt berlangsun t mengalir m ermodelan H ber: Hasil An PENGGAL SU ber: Hasil An INGGIAN MU 2020 Cross Sectio 2020 rhadapRisikoKebe 2013; hal. 528-53 m jumlah be Maka salu khirnya dapa proses terj at terjadi pa u pada bula ober). Banj ng lama, ka menuju hulun HEC RAS alisis, 2013 GAMBAR 5 UNGAI DI SUB alisis, 2013 GAMBAR 6 UKA AIR DI C SUNGAI KRE on ncanaan ... 38
esar dan wa uran air a at menyebab adinya benc ada saat mu an‐bulan ba ir yang ter rena air m nya. B DAS KREO CROSS SECTI EO 1 aktu akan bkan cana usim asah rjadi asih ION Untuk HEC‐RAS ak sungai yang Dalam bab i penggal sun (Gambar 5). Sumber: Has P B Sumbe Peta T Gamb penampang dengan pe tahun 2000 (dalam pem S k peramalan kan menga g memiliki t ni akan men ngai di kaw
sil Analisis, 2 GAMBA PROFILE SUN BAGIAN UPPE er: Hasil Ana Gamba Genangan S Tahun 2000 bar 6di permukaan emodelan m 0 dan 2010 modelan = K Syamsu Rizal H. Da banjir meng ambil daera tingkat risik ngambil con wasan Sub D 2013 AR 7 NGAI KREO PER REACH alisis, 2013 ar 8 Sub DAS Kre dan 2010 atas men n air (Water menggunaka 0 di Sub D Kreo 1) pad an Widjonarko | 534 ggunakan ah aliran ko tinggi. toh pada DAS Kreo eo unjukkan Surface) an debit DAS Kreo da Cross
Pengaru Teknik P Sectio Kreo) menu karen kond kawa Kreo. meng kawa (2,9 ketin (tahu teren Pada mam sehin 7mer ngan Kreob Reach beda digun 3. dalam benca Garan benca Garan diliha kawa tingk km2/1 10)ris Hulu tingk km2/9 terse benca 2010 keker tahun bahw tahun uhAnomaliIklimTer PWK; Vol. 2; No. 3; on nomor 2 ). Pemilihan unjukkan has na Cross Sect isi bagian asan berisiko . Dari hasil ggunakan d asan Sub DAS m3/s dan ggian genan un 2000) d ndah (banks kondisi ters pu menamp ngga menyeb Gambar rupakanprofi yang bagianatasda h).Ketinggian sesuaidenga nakan. Risiko Benc Setelah m m melakuka ana kekerin ng. Akan ana kekerin ng tahun 200 Berdasarka at bahwa ris asan Hulu DA at, yaitu ri 100%). Dan siko bencan DAS Gara at, yaitu t 98%) dan se but menun ana kekering . Dengan m ringan di k n 2000 dan wa risiko b n 2000 dan rhadapRisikoKebe 2013; hal. 528-53 020 (Upper Cross Secti sil simulasi m tion 2020 te atas (Uppe o banjir ting l simulasi debit banji S Kreo tahun 1,1 m3/s) ngan mencap ari tebing s terendah sebut kapasi pung debit babkan limpa ilmemanjang terjadi anbawah ngenanganb an input de cana Kekerin melakukan l an analisis gan di kaw di dapatka gan di kaw 00 dan 2010 an peta (Ga siko bencana AS Garang be siko tingkat pada tahun na kekeringa ang terbagi tingkat rend edang (+ 2,9 njukkan pen gan antara t melihat peta awasan Hu n 2010, dap bencana ke n 2010 beb ncanaan ... 38
Reach Sub ion 2020 da model dilaku rsebut mew er Reach)
ggi di Sub banjir den r rata‐rata n 2000 dan 2 terlihat bah pai 301,47 m sungai (ba 301.45 md tas sungai t air yang ma asan air. gketinggiang di Su (Up erbeda‐ bit banjir y ngan langkah‐lang penilaian ri wasan Hulu an peta ri wasan Hulu . mbar 9), da a kekeringan erada pada s t rendah (+ n 2010 (Gam an di kawa menjadi dah (+ 120 98 km2/2%). ningkatan ri tahun 2000 risiko benc lu DAS Gar pat disimpu ekeringan p berapa kawa DAS alam ukan wakili dari DAS ngan di 2010 hwa mdpl nks) dpl). idak asuk gena ngai pper yang gkah isiko DAS isiko DAS apat n di satu +123 mbar asan dua 0,51 Hal isiko dan cana rang lkan pada asan mengalami dilihat dari k Sumber: Has PETA RISI HULU Sumber: Has PETA RISI HULU S perubahan. kedua peta h sil Analisis, 2 GAMBA KO BENCAN DAS GARAN sil Analisis, 2 GAMBA KO BENCAN DAS GARAN Syamsu Rizal H. Da . Perubaha hasil permod 2013
AR 9 NA KEKERING NG TAHUN 20 2013
AR 10 NA KEKERING NG TAHUN 20 an Widjonarko | 535 n dapat elan. GAN DI 000 GAN DI 010
Pengaru Teknik P keker darip diseb tahun Benca Hulu hingg evapo dapat Evapo meng air d dalam evapo 4. Ri kawa (Gam yaitu (+ 73 Sumb uhAnomaliIklimTer PWK; Vol. 2; No. 3; Di tahun ringan secar pada tahun babkan karen n 2000 lebih ana kekering DAS Garan ga Agustus). Selain otranspirasi t mempeng otranspirasi ggambarkan ari tanah m m penelitian otranspirasi isiko Bencan Risiko be asan Hulu mbar 11)terd risiko renda km2/59%), d ber: Hasil An G rhadapRisikoKebe 2013; hal. 528-53 n 2000 r ra keseluruh 2010. Perb na curah huja tinggi daripa gan akan ter ng saat bul curah hu juga fakto garuhi benca merupakan tingkat pro maupun tum n ini tidak tersebut. na Tanah Lon ncana tana DAS Garan diri dari tiga
ah (+ 12 km dan tinggi (+ alisis, 2013
GAMBAR 11 ncanaan ... 38
risiko benc an lebih ren edaan terse an yang turu ada tahun 20 rjadi di kawa an kering ( ujan, ting r penting y ana kekering indikator y oses pengua buhan. Nam terdapat d ngsor ah longsor g tahun 2 a tingkat ris 2/ 10%), sed 38 km2/31% cana ndah ebut un di 010. asan (Juni gkat yang gan. yang apan mun, data di 2000 siko, dang %). PETA RISIK HULU Risiko kawasan H (Gambar 12 yaitu risiko (+ 64 km2/52 Jika bencana ta tahun 2010, bencana ta dengan tah dilihat adala tahun 2000 kategori ren 2010. Perbe oleh curah terjadi pada besar pada t Sumber: Has PETA RISIK HULU Benca kaitannya d yang terjad tinggi sang Tanah ya S KO BENCANA T U DAS GARAN bencana ulu DAS G 2) terdiri dar rendah (+ 39 2%), dan ting dibandingk nah longso terlihat per nah longsor un 2010.Per ah risiko ben
memiliki w dah lebih se edaan risiko hujan kum kawasan Hu tahun 2000 d sil Analisis, 2 GAMBA KO BENCANA T U DAS GARAN ana tanah l dengan cura i. Curah hu at mudah angterbeban Syamsu Rizal H. Da TANAH LONG NG TAHUN 200 tanah lon Garang tahu ri tiga tingk 9 km2/ 32%) ggi (+ 20 km2 kan antara or tahun 20 rbedaan anta r pada tah rbedaan yan ncana tanah wilayah risiko edikit daripa tersebut dis mulatif 3 h ulu DAS Gara daripada tah 2013
AR 12 TANAH LONG NG TAHUN 201 longsor san ah hujan k ujan kumula membeban ni akan an Widjonarko | 536 GSOR DI 00 ngsor di un 2010 kat risiko, ), sedang 2/16%). a risiko 000 dan ara risiko un 2000 ng dapat h longsor o dengan da tahun sebabkan ari yang ang lebih un 2010. GSOR DI 10 ngat erat kumulatif atif yang ni tanah. mudah
PengaruhAnomaliIklimTerhadapRisikoKebencanaan ... Syamsu Rizal H. Dan Widjonarko
Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 528-538
| 537
merenggang dan terjadilah longsor. Oleh sebab itu, kondisi iklim terutama curah hujan memiliki peran penting terhadap terjadi bencana tanah longsor di kawasan Hulu DAS Garang. Ancaman tanah longsor kerap terjadi pada bulan‐bulan basah yang berkisar antara bulan Oktober hingga April. KESIMPULAN& REKOMENDASI Kesimpulan Berdasarkan penjabaran‐penjabaran tersebut dapat disimpulkanjika tingkat risiko bencana alam di kawasan Hulu DAS Garang dipengaruhi oleh anomali iklim yang terjadi. Selain anomali iklim, perubahan guna lahan juga memberikan pengaruh terhadap tingkat risiko bencana di Hulu DAS Garang. Sedangkan aspek fisik yang lain (aspek geologi) tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat risiko bencana di kawasan Hulu DAS Garang. Rekomendasi Rekomendasipenelitianiniditujukanke pada stakeholder terkaitdenganperencanaandaerahpesisir, antaralaian; Pemodelanmerupakansalahsatualternatif proses dalammelakukanpengambilankeputusand isaatsistemnyatasulitataubahkantidakdap atdilakukan. Begitujugahalnyadenganpenilaiantingkatr isikokebencanaan, diperlukansuatu model khususuntukmenilaitingkatrisikosehingga tingkatrisikokebencanaan yang selaluberubahseiringberjalannyawaktuda pat di‐ updatedenganmudahsehinggadiperoleha kurasianalisis yang tinggi.
Bencanakeairan yang terjadi di
kawasanHulu DAS
Garangdapatmemberikanpengaruhbagiba
gianhilirnya, yaitu Kota Semarang.
Untukmencegahhaltersebutterjadi, perluadanyasinergitasantarapenduduk di
kawasanHulu DAS
Garangdenganpemerintahanuntukmenja
gakelestarianlingkungan di kawasanHulu DAS Garang.
DAFTAR PUSTAKA
Asdak, Chay. 2004. Hidrologi dan
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.
Gregory, Chris. 2008. Floodplain Delineation
of Corvallis, Oregon Area Using ArcGIS with HEC‐RAS Extension.
Paimin, et al.. 2012. Sistem Perencanaan
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
Bogor: Pusat Penelitian dan
Pengembangan Konservasi dan
Rehabilitasi (P3KR).
Prahasta, E. 2005. Konsep-konsep Dasar
Sistem Informasi Geografis. Bandung:
CV . Informatika.
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2009. Badan
Perencanaan Daerah Provinsi Jawa Tengah.
Syawal, Syahru. 2010. Simulasi Pengaruh
Pembangunan Waduk Jatibarang Terhadap Banjir Di Bantaran Sungai Garang, Semarang. Skripsi S1 Program
Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro Semarang. Tse‐ring, Karma et al. (eds.). 2010. “Climate
Change Vulnerability of Mountain Ecosystem in The Eastern Himalayas”. ICIMOD
Vygodskaya, N.N. et al. 2009. Response of
Taiga Ecosystems to Extreme Weather Conditions and Climate Anomalies.
Doklady Akademii Nauk, Vol. 429, No. 6, pp. 842‐845.
Wu. Zhaohua et al. 2008. “The Modulated Annual Cycle: An Alternative Reference Frame for Climate Anomalies”. Clim Dyn (2008) 31: 823-841.
www.psp.deptan.go.id/ (website Direktorat Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian Indonesia)
Yunardi, Alvionita Delvi. 2012. Penilaian
Keberlanjutan Kampung Perkotaan berdasarkan Potensi Kawasan (Studi Kasus: Kampung Kembangsari,
PengaruhAnomaliIklimTerhadapRisikoKebencanaan ... Syamsu Rizal H. Dan Widjonarko
Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 528-538
| 538
Semarang). Skripsi S1 Program Studi
Perencanaan Wilayah dan Kota
Universitas Diponegoro Semarang.