Kompetensi Pedagogik Guru Pada Diklat Teknis Fungsional Peningkatan Kompetensi Guru Pertama Mata Pelajaran IPA MTs
Oleh : Mardhiati Thamrin, S.Si Widyaiswara Pertama BDK Padang
ABSTRAK
Kompetensi pedagogik merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru selain kompetensi profesional, kepribadian dan kompetensi sosial. Kompetensi pedagogik guru terkait bagaimana proses pembelajaran guru di kelas mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Guru Pertama Mata Pelajaran IPA MTs sebagai tenaga muda dalam dunia pendidikan tentu masih sangat membutuhkan pembinaan untuk dapat mengasah kompetensi pedagogiknya. Oleh karena itu, dengan adanya Diklat Teknis Fungsional Peningkatan Kompetensi Guru Pertama Mata Pelajaran IPA Mts diharapkan dapat menjadi salah satu solusi menjawab kebutuhan Guru Pertama Mata Pelajaran IPA MTs untuk meningkatkan kompetensi pedagogiknya.
Kata Kunci : Kompetensi, Pedagogik, Diklat Teknis, Guru Pertama IPA MTs
A. PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam proses pembelajaran, guru memiliki peran penting yang sangat menentukan kualitas pembelajaran. Guru diharapkan dapat menunjukkan kepada siswa tentang bagaimana cara mendapatkan pengetahuan (cognitive), sikap dan nilai (affektif) dan keterampilan (psikomotor). Dengan kata lain tugas dan peran guru yang utama adalah terletak pada aspek pembelajaran.
Kualitas guru dalam mengelola proses pembelajaran terkait dengan kompetensi pedagogik. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan mengelola pembelajaran mencakup konsep kesiapan mengajar yang ditunjukkan dengan penguasaan pengetahuan dan keterampilan mengajar. Kompetensi ini harus dimiliki oleh setiap guru agar tercapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pada pasal 29 ayat 2 menyebutkan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan. Dalam konteks sistem pendidikan nasional tersebut, seorang guru harus memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Agar seorang guru memiliki kompetensi yang baik dalam pengelolaan proses pembelajaran maka tentu pengetahuan dan pemahaman guru harus senantiasa di up-grade,
salah satunya melalui diklat. Terutama untuk Guru Pertama Mata Pelajaran IPA MTs, yang merupakan tenaga baru dan masih belum banyak pengalaman mengajarnya tentu sangat membutuhkan pembinaan melalui pendidikan dan pelatihan. Oleh karena itu, Guru Pertama IPA MTs perlu ditingkatkan kompetensi pedagogiknya melalui diklat, salah satunya adalah melalui Diklat Teknis Fungsional Guru Pertama Guru Mata Pelajaran IPA MTs.
B. PEMBAHASAN
1. Kompetensi Pedagogik Guru
Kompetensi Pedagogik menurut Janawi (2011) adalah kemampuan guru berkenaan dengan penguasaan teoritis dan proses aplikasinya dalam pembelajaran. Kompetensi tersebut paling tidak berhubungan dengan, yaitu (1) menguasai karakteristik peserta didik; (2) menguasai teori dan prinsip-prinsip pembelajaran; (3) mengembangkan kurikulum dan rancangan pembelajaran; (4) menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik; (5) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk kepentingan pembelajaran; (6) memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik; (7) berkomunikasi secara efektif, empirik, dan santun dengan peserta didik; (8) menyelenggarakan evaluasi dan penilaian proses dan hasil belajar; (9) memanfaatkan hasil evaluasi dan penilaian untuk kepentingan pembelajaran; (10) melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Kemampuan ini sangat menentukan keberhasilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
a. Menguasai Karakteristik Peserta Didik
Menguasai karakteristik peserta didik berhubungan dengan kemampuan guru dalam memahami kondisi anak didik. Anak memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda satu dengan yang lainnya baik dari segi minat, motivasi, daya serap mengikuti pelajaran, tingkat perkembangan, tingkat inteligensi, dan memiliki perkembangan sosial tersendiri. Menurut Semiawan (2010: 10) dalam Janawi (2011) bahwa manusia belajar, tumbuh dan berkembang dari pengalaman yang diperolehnya. Setiap anak dilahirkan dengan perbedaan kemampuan, bakat dan minat. Berbagai perbedaan tersebut merupakan faktor yang ikut mempengaruhi prestasi belajar anak. Untuk itu anak diberikan kesempatan mendapatkan apa yang diinginkan sehingga anak dapat berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya masing-masing. Perbedaan-perbedaan tersebut harus diperhatikan. Oleh karena itu, untuk mengetahui karakteristik peserta didik ini, pendidik harus memahami dan menguasai teori-teori psikologi belajar dan psikologi pendidikan.
b. Menguasai Teori dan Prinsip-prinsip Pembelajaran
Belajar merupakan tindakan dan perilaku peserta didik yang kompleks. Sebagai tindakan, belajar hanya dialami oleh peserta didik sendiri. Peserta adalah penentu terjadi atau tidaknya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 7). Walaupun siswa (anak didik) dianggap sebagai penentu proses pembelajaran, anak didik bukan satu-satunya faktor dalam proses pendidikan. Masih banyak faktor lain seperti kehadiran tenaga pengajar, lingkungan, metode pembelajaran, sarana dan prasarana, serta tujuan belajar itu sendiri. Anak memiliki karakteristik masing-masing yang berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan karakteristik membutuhkan perhatian dan pendekatan yang berbeda. Walaupun sistem pendidikan masih menerapkan sistem klasikal, namun guru dituntut untuk memberikan perhatian tertentu pada anak didiknya dalam proses pembelajaran. Di satu sisi guru memberikan perhatian kepada seluruh anak yang ada dalam proses pembelajaran di kelas, di sisi lain guru harus memberikan perhatian khusus pada anak-anak tertentu. Oleh karena itu, guru harus menguasai teori dan prinsip-prinsip pembelajaran.
c. Mengembangkan Kurikulum/Rancangan Pembelajaran
Pemahaman kurikulum harus selalu mengalami perubahan dan perkembangan di dunia pendidikan. Pakar pendidikan menyatakan bahwa perubahan dan pengembangan kurikulum dilakukan karena perubahan paradigma pendidikan itu sendiri, di samping perubahan sosial dan perubahan masyarakat yang menuntut perubahan kurikulum itu sendiri. Perbaikan kurikulum di dunia pendidikan Indonesia berlangsung secara berkesinambungan. Perbaikan dan perubahan kurikulum itu sendiri bertitik tolak dari hasil evaluasi proses pembelajaran dari waktu ke waktu. Dalam perjalanan sejarah pendidikan kurikulum telah mengalami beberapa kali perubahan, misalnya kurikulum sebelum 1984, 1990, 1994, 2000, 2004, 2006 dan terakhir kurikulum 2013. Perubahan kurikulum memberikan perubahan besar dalam proses pembelajaran dan pendekatan yang dipakai dalam proses pembelajaran. d. Menyelenggarakan Pembelajaran yang Mendidik
Proses pembelajaran yang mendidik adalah proses pembelajaran yang selalu berorientasi pada pengembangan potensi anak. Kegiatan belajar mengajar hendaknya menitik beratkan pada proses pemberdayaan potensi anak. Prinsip-prinsip yang perlu dipertahankan seperti: pertama, kegiatan yang berpusat pada anak; kedua, belajar melalui berbuat; ketiga, mengembangkan kecerdasan intelektual, emosional, spritual, dan sosial; keempat, belajar sepanjang hayat.
e. Memanfaatkan TIK untuk Kepentingan Pembelajaran
Saat ini sudah banyak tool Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Dengan Microsoft Word guru atau siswa dapat membaut catatan sekolahnya dengan daftar isi yang mengandung link ke halaman terkait. Microsoft PowerPoint dapat digunakan guru/siswa untuk menyusun bahan presentasinya. Milis dapat digunakan siswa sebagai sarana diskusi dengan siswa lainnya, bahkan dengan guru sekalipun. Dengan kehadiran media online ini, komunikasi/konsultasi siswa dengan guru dalam rangka mengerjakan tugas-tugas sekolahnya dapat dilakukan.
f. Memfasilitasi Pengembangan Potensi Peserta Didik
Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik berarti membantu pengembangan diri dan potensi yang dimilikinya. Semiawan (2002: 10) dalam Janawi (2011) mengulas bahwa manusia belajar, tumbuh dan berkembang dari pengalaman yang diperoleh melalui kehidupan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Kemudian ia mencoba menempatkan dirinya ke dalam keseluruhan kehidupan dimana ia berada. Namun perkembangan manusia tidak dimulai dari perkembangan tabularsa, melainkan mengandung sumber daya yang memiliki kondisi sosial kultural, fisik dan biologis yang berbeda-beda. Dengan kata lain dalam dunia persekolahan, guru dan sekolah memiliki peran penting dalam menumbuhkembangkan potensi anak.
g. Berkomunikasi Efektif, Empatik, dan Santun dengan Peserta Didik
Berkomunikasi efektif, empatik dan santun terhadap anak didik merupakan komunikasi yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran. Bahasa yang empatik dan santun membuat suasana pembelajaran yang harmonis. Guru tidak diperbolehkan menggunakan bahasa yang tidak mendidik, karena guru adalah sosok yang digugu dan ditiru. Oleh karena itu, guru harus menjadi teladan. Sebagai teladan, komunikasi yang dibangun dalam proses pembelajaran adalah komunikasi simpatik dan persuasif.
h. Menyelenggarakan dan Memanfaatkan Evaluasi
Evaluasi atau penilaian merupakan proses menyimpulkan dan menafsirkan fakta-fakta dan membuat pertimbangan dasar yang profesional untuk mengambil kebijakan pada sekumpulan informasi, yaitu informasi tentang peserta didik (Surapranata dan Hatta, 2004: 3). Penilaian dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti ujian, observasi, portofolio, proyek, produk, dan dari data hasil wawancara. Akan tetapi prinsip evaluasi mengalami perubahan sesuai dengan perubahan paradigma evaluasi dan perubahan kurikulum yang digunakan. Oleh karena itu, evaluasi merupakan suatu proses penting dalam proses pendidikan.
i. Melakukan Tindakan Reflektif
Tindakan reflektif dalam dunia pendidikan adalah sangat penting dilakukan. Tindakan reflektif menjadi acuan peningkatan kualitas pendidikan, lebih khusus lagi kualitas proses pembelajaran. Tindakan reflektif sesungguhnya adalah kelanjutan dari proses evaluasi sebagai akhir proses pembelajaran. Reflektif dapat dipahami sebagai tindakan introspeksi dan mereview proses belajar mengajar yang telah dilakukan dan berakhir dengan memunculkan perubahan-perubahan baik pada tataran paradigma pendidikan, konsep pendidikan, strategi dan pendekatan yang lebih edukatif dilaksanakan di dunia pendidikan, perubahan paradigma kurikulum dan lainnya.
2. Diklat Teknis Fungsional Guru Pertama Sebagai Upaya Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru Mapel IPA MTs
Peningkatan kompetensi guru salah satunya dapat ditempuh melalui pendidikan dan pelatihan (diklat). Diklat merupakan bentuk intervensi lembaga agar pegawainya memiliki kompetensi standar sehingga mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dan benar. Dalam Desain Silabus kurikulum Diklat Teknis 2013, tujuan dari Diklat Teknis Fungsional Peningkatan Kompetensi Guru Pertama Mata Pelajaran IPA MTs adalah terwujudnya peserta Diklat Teknis Fungsional Peningkatan Kompetensi Guru Pertama Mata Pelajaran IPA Madrasah Tsanawiyah yang memiliki kompetensi sesuai dengan persyaratan jabatan fungsionalnya.
Salah satu diklat yang dilaksanakan di BDK Padang adalah Diklat Teknis Fungsional Peningkatan Kompetensi Guru Pertama Mapel IPA MTs. Diklat Teknis Fungsional Peningkatan Kompetensi Guru Pertama Mapel IPA MTs merupakan salah satu langkah untuk meningkatkan kompetensi guru IPA MTs, baik kompetensi profesional, pedagogik, pribadi, dan sosial. Namun, Jika dianalisis dari mata diklat inti yang diajarkan pada diklat Teknis Fungsional Peningkatan Kompetensi Guru Pertama Mapel IPA MTs, maka menurut penulis lebih menitikberatkan pengasahan kompetensi pedagogik guru. Hal ini dikarenakan dalam silabus mata diklat teknis banyak diajarkan mata diklat yang terkait peningkatan kompetensi pedagogik ini. Adapun, mata diklat inti pada Diklat Teknis Fungsional Peningkatan Kompetensi Guru Pertama Mapel IPA MTs dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Mata Diklat Inti Pada Diklat Teknis Fungsional Peningkatan Kompetensi Guru Pertama Mapel IPA MTs
No. Mata Diklat Inti Jumlah Jam Pelajaran
(Teori)
Jumlah Jam Pelajaran (Praktek)
1. Belajar dan Pembelajaran 4 8
2. Pendalaman Materi Substansi Mata Pelajaran IPA MTs
4 8
3. Standar Proses 2 2
4. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 4 5. Penyusunan Silabus dan RPP Mata
Pelajaran IPA
2 8
6. Karya Tulis Ilmiah 4 4
7. Model-Model Pembelajaran IPA MTs 4 6 8. Media Pembelajaran IPA MTs Berbasis
TIK
2 8
9. Penilaian Berbasis Kelas 4 6
10. Perhitungan Angka Kredit Guru 2 4
11. Pendidikan Multikultural 4
Jumlah JP Mata Diklat Inti 36 54
(Sumber: Desain dan Silabus Kurikulum Diklat Teknis 2013)
Dari tabel 1 di atas terlihat jelas bahwa mata diklat inti yang diajarkan pada Diklat Teknis Fungsional Peningkatan Kompetensi Guru Pertama Mata Pelajaran IPA MTs ini, cenderung menitikberatkan pada pengasahan kompetensi pedagogik Guru Pertama IPA MTs. Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Mata diklat Belajar dan Pembelajar merupakan mata diklat yang membahas tentang konsep belajar dan belajar, teori-teori belajar, gaya belajar dan motivasi belajar. Melalui mata diklat ini dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peserta diklat tentang bagaimana belajar dan mengajar dan cara-cara menghadapi peserta didik yang memiliki beragam gaya belajar dan bisa membangkitkan motivasi belajar peserta didik. Jadi melalui mata diklat ini, akan dapat meningkatkan kompetensi pedagogik guru untuk indikator “menguasai karakteristik peserta didik dan menguasai teori dan prinsip pembelajaran.” 2. Mata diklat seperti Standar Proses, KTSP, Penyusunan Silabus dan RPP Mapel IPA MTs
mengarahkan peserta diklat untuk memiliki pemahaman tentang kurikulum yang berlaku dan memahami silabus Mapel IPA MTs, bagaimana membuat dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, dan memahami bagaimana proses pembelajaran yang sesuai
dengan standar proses. Dengan demikian, guru yang mengikuti mata diklat ini akan meningkat kompetensi pedagogiknya untuk indikator “mengembangkan kurikulum/rancangan pembelajaran.”
3. Mata Diklat Karya Tulis Ilmiah, menjadikan peserta diklat untuk dapat memiliki kemampuan membuat karya tulis ilmiah, sehingga dengan demikian, guru yang telah mendapatkan mata diklat ini nantinya dapat memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik dalam membuat karya tulis ilmiah.
4. Mata diklat Model-Model Pembelajaran memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada peserta diklat tentang macam-macam model, strategi, dan metode pembelajaran, sehingga demikian guru yang mendapatkan mata diklat ini nantinya dapat memvariasikan model, strategi dan metode dalam melaksanakan proses pembelajaran. Hal ini akan meningkatkan kompetensi pedagogik guru untuk indikator “menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik”
5. Mata diklat Media Pembelajaran IPA MTs Berbasis TIK akan dapat memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada peserta diklat tentang bagaimana menggunakan TIK dalam pembelajaran IPA MTs, sehingga dengan mata diklat ini akan meningkatkan kompetensi pedagogik guru untuk indikator “memanfaatkan TIK untuk pembelajaran”. 6. Mata diklat Penilaian Berbasis Kelas memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang
bagaimana guru melakukan evaluasi dalam pembelajaran. Jadi, melalui mata diklat ini akan dapat meningkatkan kompetensi pedagogik guru untuk indikator “menyelenggarakan dan memanfaatkan evaluasi dan melakukan tindakan reflektif”.
7. Mata diklat Pendidikan Multikultural memberikan pemahaman dan pengetahuan bagi peserta bagaimana menyelenggarakan pembelajaran dengan keberagaman peserta didik dalam hal kebudayaan, sehingga melalui mata diklat ini akan dapat meningkatkan kompetensi pedagogik guru untuk indikator “berkomunikasi efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik”.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa melalui Diklat Teknis Fungsional Peningkatan Kompetensi Guru Pertama Mapel IPA MTs ini akan dapat meningkatkan kompetensi pedagogik Guru Pertama Mapel IPA MTs melalui mata diklat – mata diklat inti yang diajarkan pada diklat tersebut. Dengan bekal kompetensi pedagogik tersebut, diharapkan guru Mapel IPA MTs dapat lebih baik dalam menyelenggarakan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan bagi peserta didiknya di instasi masing-masing.
C. PENUTUP
Kompetensi pedagogik merupakan salah satu dari empat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru. Kompetensi pedagogik terkait dengan kemampuan guru dalam mengelolan pembelajaran, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi proses pembelajaran. Ada sepuluh indikator dari kompetensi pedagogik, yaitu (1) menguasai karakteristik peserta didik; (2) menguasai teori dan prinsip-prinsip pembelajaran; (3) mengembangkan kurikulum dan rancangan pembelajaran; (4) menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik; (5) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk kepentingan pembelajaran; (6) memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik; (7) berkomunikasi secara efektif, empirik, dan santun dengan peserta didik; (8) menyelenggarakan evaluasi dan penilaian proses dan hasil belajar; (9) memanfaatkan hasil evaluasi dan penilaian untuk kepentingan pembelajaran; (10) melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
Guru Pertama IPA MTs sebagai tenaga muda perlu terus diasah kompetensi pedagogiknya. Peningkatan kompetensi pedagogik dapat dilakukan salah satunya adalah melalui Diklat Teknis Fungsional Peningkatan Kompetensi Guru Pertama Mapel IPA MTs. Melalui mata diklat yang diajarkan pada Diklat Teknis ini diharapkan akan dapat meningkatkan kompetensi pedagogik Guru Pertama IPA MTs.
DAFTAR RUJUKAN
Janawi. 2011. Kompetensi Guru (Citra Guru Profesional). Bandung: Alfabeta. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pusdiklat Teknis. 2013. Desain dan Silabus Kurikulum Diklat Teknis 2013.