• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Sistem Berjalan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Sistem Berjalan"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

55 3.1 Sejarah Pain clinic

Pain Clinic berada dalam sebuah rumah sakit MRCCC yang berlokasi di Jl. Garnisiun dalam no.2-3, Semanggi, Jakarta Pusat. Pain clinic merupakan divisi baru pada rumah sakit MRCCC. Pain clinic didirikan pada bulan Januari 2014 di mana divisi pain clinic merupakan salah satu syarat agar MRCCC dapat menjadi rumah sakit dengan standar internasional.

Pain clinic merupakan salah satu tolak ukur standarisasi internasional bagi rumah sakit yang ingin memiliki pelayanan dengan standar internasional. Hal ini dikarenakan alasan hak asasi manusia mengenai rasa nyeri. Menurut jurnal internasional edisi Juli Anestesi & Analgesia, yang dipublikasi secara resmi oleh Research Society Anestesi Internasional dan diterbitkan oleh Lippincott Williams & Wilkins mengatakan "Medicine is at an inflection point, at which a coherent international consensus is emerging: the unreasonable failure to treat pain is poor medicine, unethical practice, and is an abrogation of a fundamental right.", yang artinya “pengobatan merupakan titik balik konsensus internasional yang koheren yang muncul : kegagalan yang tidak masuk akal untuk mengobati nyeri adalah obat uang buruk, praktek yang tidak etis, dan pencabutan hak fundamental yang benar”.

Pengobatan rasa nyeri yang belum mencapai titik maksimal merupakan masalah yang sudah merajalela di seluruh dunia terkait dengan faktor yang meliputi kebudayaan, sosial, agama, dan faktor politik. Rasa nyeri yang tidak terkontrol memiliki dampak yang merugikan dan berpotensi serius tehadap fisik dan mental seseorang, serta kerugian ekonomi dan sosial yang sangat besar. Selain itu pemberian obat penahan rasa nyeri yang salah dan kurangnya pengetahuan dokter mengenai penaganan rasa sakit menyebabkan masalah penanganan rasa nyeri pasien semakin memburuk. Karena alasan-alasan yang telah disebutkan di atas, maka rumah sakit berstandar internasional harus memiliki divisi pain clinic untuk membantu pasien dalam penanganan rasa

(2)

nyeri. "Penderitaan manusia akibat kurangnya penanganan akan rasa nyeri merupakan penghinaan terhadap martabat manusia," tulis Dr Sholten.Oleh karena itu perlu dilakukan peningkatan maksimal terhadap penanganan rasa nyeri.

3.2 Visi dan Misi Pain clinic

Berikut ini adalah visi dan misi pain clinic yang menjadi pedoman di MRCCC dalam mengemban segala tugas-tugasnya :

1.Visi (Vision)

a. Berkualitas Internasional (International Quality) b. Menjangkau seluruh lapisan masyarakat (Reach) c. Memiliki jaringan yang luas (Scale)

d. Melayani dengan belas kasih Tuhan (Godly Compassion)

2.Misi (Mission)

Pilihan terpercaya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan penelitian yang holistik khususnya kanker dan bertaraf internasional. (“The trusted destination of choice for holistic world class healthcare,health education and research”).

(3)

3.3. Struktur Organisasi

(4)

3.4 Wewenang dan Tanggung Jawab

a) Divisi Pain clinic

Divisi pain clinic memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk membantu mengurangi dan mengatasi emosi kognitif pasien serta hambatan neurokimia yang diciptakan oleh rasa nyeri. Selain itu, divisi pain clinic juga membantu pasien dalam mengembangkan strategi penanggulangan yang bermakna secara personal, serta membantu pasien mengubah cara menanggapi dan mengelola rasa nyeri yang dialami oleh pasien. Pain clinic merupakan divisi yang membantu pasien yang mengalami rasa nyeri melalui pengobatan non - kimiawi di mana jika nyeri yang dialami pasien disebabkan oleh gangguan penyakit, maka pasien akan direferensikan kepada dokter spesialis sesuai arahan dokter pada pain clinic.

b) Penunjang Medis Directive

Bagian penunjang medis directive mempunyai tugas dan wewenang dalam memfasilitasi dan mengkoordinasi semua pelayanan medis dan non – medis, pengawasan, pemeliharaan, penggunaan dan pengendalian sarana penunjangmedis dan penunjang non – medis, pengawasan pelaporan instalasi dan pemasaran pain clinic.

c) Ketua Pain Management

Ketua Pain Management mempunyai tugas dan wewenang dalam mengawasi dan mengkoordinasi kegiatan dan keputusan yang terjadi pada pain clinic. Selain itu ketua pain management juga berperan penting dalam segala tindakan medis pada pain clinic.

(5)

d) Wakil Ketua Pain Management

Wakil ketua pain management mempunyai tugas dan wewenang untuk membantu ketua Pain Management dalam mengontrol dan mengawasi kegiatan yang terjadi di pain clinic. Selain itu, wakil ketua Pain Management juga menggantikan ketua pain management jika ketua pain management tidak ada di tempat. wakil ketua juga berperan sebagai penghubung antara medical pain coordinator dengan ketua pain management.

e) Medical Pain Coordinator

Medical Pain Coordinator memiliki tugas dan wewenang

mengkoordinasi semua kegiatan medis yang dilakukan oleh pihak pain clinic. Medical Pain Coordinator juga memiliki wewenang dalam pengambilan keputusan medis terhadap pasien pain clinic. Medical Pain Coordinator juga berperan sebagai penghubung atasan dengan dokter penanggung jawab pain clinic.

f) Dokter Penanggung Jawab

Dokter penanggung jawab memiliki wewenang dan tanggung jawab terhadap semua resiko dan kegiatan yang terjadi di pain clinic. Dimana Semua kegiatan medis sepenuhnya menjadi tanggung jawab dokter penanggung jawab. Dokter penanggung jawab juga berperan dalam memberikan laporan pertanggungjawaban kegiatan di pain clinic pada atasan.

g) Perawat Admin

Admin mempunyai tugas dan wewenang untuk mendaftarkan pasien yang datang ke pain clinic. Selain itu, admin juga memiliki tugas dan wewenang untuk menanyakan kondisi nyeri yang dialami pasien sebagai bahan kajian pengambilan keputusan oleh perawat mengenai penanganan nyeri yang dialami pasien. Admin juga bertugas untuk menyediakan medical record pasien pain clinic.

(6)

h) Nurse

Nurse mempunyai tugas dan wewenang dalam

menyelenggarakan dan mengkoordinasi kegiatan pelayanan keperawatan pada pain clinic, merencanakan dan melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta pengembangan sumber daya manusia di pain clinic.Nurse juga memiliki tanggung jawab dan wewenang dalam membantu dokter melakukan tindakan medis terhadap pasien.

i) Pain Nurse

Pain Nurse memiliki tugas dan wewenang dalam mengkaji rasa nyeri pasien berdasarkan kuisioner yang diisi oleh pasien. Di mana pengkajian nyeri awal dilakukan sebelum dilakukan pemeriksaan dan tindakan medis oleh dokter pada pain clinic. Pain nurse memiliki keterampilan dalam mengkaji nyeri pasien sebelum dokter melakukan pengambilan keputusan mengenai perawatan pasien.

j) Acute Pain Nurse

Acute Pain nurse memiliki wewenang dan tanggung jawab dalam penanganan medis akan nyeri pasien di mana rasa nyeri yang dialami pasien merupakan rasa nyeri akut. Acute Pain nurse juga berperan dalam membantu pasien menjalani pengobatan non - kimiawi seperti terapi fisik.

k) RMO Dokter

RMO Dokter berperan dalam menerima laporan pain nurse di mana RMO dokter akan melakukan penilaian ulang mengenai rasa nyeri pasien agar dapat dilakukan tindakan medis selanjutnya. RMO Dokter juga memiliki tanggung jawab untuk menerima instruksi dari dokter yang ada pada pain clinic.

(7)

l) Dokter Jaga

Dokter jaga mempunyai tugas dan wewenang untuk mengawasi seluruh kondisi pasien di pain clinic.Selain itu, dokter jaga juga memiliki tugas dan wewenang untuk melakukan tindakan medis terhadap pasien yang datang ke pain clinic.

3.5 Proses yang sedang berjalan

3.5.1 Rawat jalan

Proses pertama diawali dengan pasien datang ke pain clinic yang terdapat pada RS MRCCC Siloam pada jam kerja dan dalam kondisi tidak gawat. Pasien terlebih dahulu harus melakukan pendaftaran pada loket pendaftaran sebelum mendapatkan pelayanan.. Jika pasien adalah pasien lama, maka pasien hanya perlu memberikan kartu pasien kepada admin, kemudian admin akan mencarikan dan memberikan status pasien berdasarkan No. RM pada kartu pasien tersebut. Bila pasien adalah pasien baru, maka pasien akan diminta untuk memberikan data mengenai identitas diri pasien seperti nama, alamat, umur, agama, dan lainnya sesuai dengan status pasien kemudian pasien akan diberikan No. RM yang dimasukan pada kartu pasien beserta status pasien. Setelah pasien mendapatkan kartu pasien, maka pasien diminta untuk mengisi kuisioner mengenai rasa nyeri yang dialami oleh pasien. Jika pasien telah melakukan pengisian kuisioner, maka berdasarkan kuisioner tersebut, perawat akan mengkaji rasa nyeri yang dialami pasien apakah pasien harus mendapat tindakan medis oleh dokter apa tidak. Jika nilai pengkajian nyeri pasien besar, maka pasien akan diarahkan untuk tahap selanjutnya di pain clinic. Jika pasien memang harus ditindaklanjutidi pain clinic, maka selanjutnya pasien meletakan status pasien pada tumpukan antrian hingga tiba gilirannya akan dipanggil. Di ruangan pain clinic terdapat dokter penanggung jawab, dokter jaga, dan nurse. Setelah pasien masuk pain clinic, perawat akan melakukan anamnesis terhadap pasien mengenai keluhan pasien terhadap nyeri serta pemeriksaan tanda – tanda

(8)

vital seperti tensi, suhu, dan sebagainya. Jika hasil pemeriksaan dan pengisisan kuisioner tinggi, maka pasien akan diperiksa oleh dokter jaga. Pertama dokter jaga akan melakukan pemeriksaan fisik terhadap pasien, selanjutnya dilakukan implementasi penanganan secara pharmacological dan non-pharmacological berdasarkan hasil kuisioner. Selanjutnya dokter akan melakukan pengkajian ulang mengenai apakah penanganan terhadap pasien efektif dengan pengisian kuisioner nyeri. Jika berdasarkan kuisioner, hasil penanganan medis efektif, maka pasien diizinkan pulang, namun jika tidak, maka akan dilakukan pengkajian ulang oleh APN (Acute Pain Nurse) dan akan dilakukan dokumentasi. Jika rasa nyeri pasien belum ditangani dengan efektif, maka pasien akan dikaji ulang oleh RMO dokter. Jika hasil pengkajian ulang oleh RMO dokter tinggi, maka pasien akan diserahkan kepada pihak rumah sakit untuk dilakukan tindakan medis seperti rawat inap. Rawat inap merupakan sistem yang berjalan di rumah sakit namun rawat inap merupakan sistem diluar divisi pain clinic.

3.5.2 Perawatan Medis

Pasien rawat inap di RS MRCCC Siloam yang dirawat oleh pain clinic terdiri dari 2 jenis yaitu post-operasi dan no- operasi. Jika pasien rawat inap yang dikirim oleh divisi lain pada rumah sakit kepain clinic adalah pasien non operasi, maka pasien akan melewati proses pasien rawat jalan, namun jika pasien adalah pasien post operasi, maka akan langsung ditangani oleh pain clinic.

Adapun proses yang terjadi jika pasien yang dikirim ke pain clinic adalah pasien rawat inap non operasi yaitu pasien akan melewati proses pasien rawat jalan terlebih dahulu. Jika kondisi pasien memang harus dilakukan tindakan medis oleh pain clinic, maka perawat akan menanyakan status pasien kepada admin. Setelah itu, pasien akan dikaji ulang mengenai skala rasa nyeri pasien. Jika memang skala nyeri pasien lebih dari 3, maka pasien akan diberikan terapi farmakologi sesuai saran dokter (DPJP/RMO), nonfarmakologi, edukasi dan dokumentasi. Jika kurang dari 3, maka dokter akan melakukan observasi

(9)

terhadap pasien dan memberikan edkasi mengenai penanganan rasa nyeri pasien dan dibuatkan dokumentasi. Selanjutnya, setelah pasien diberikan terapi farmakologi, maka dokter akan mengevaluasi efektifitas terapi tersebut setelah 15-30 menit setelah intervensi dan dokumentasi. Jika hasil evaluasi efektif, maka pasien akan diobservasi oleh dokter dan diberikan edukasi mengenai penanganan rasa nyeri pasien serta dokumentasi. Namun jika hasil evaluasi terapi farmaklogi tidak efektif, maka pain nurse akan menerima laporan verifikasi skala nyeri dan evaluasi efektifitas intervensi. Jika tindakan verifikasi skala nyeri efektif, maka pain nurse akan merekomendasikan kepada perawat primer/PA untuk melanjutkan terapi sesuai instruksi dokter yang telah tersedia, namun jika tidak efektif, akan dilakukan kolaborasi untuk memberikan usulan terapi oleh bagian medical pain coordinator, selanjutnya akan dilakukan evaluasi efektifitas stelah 15-30 menit setelah intervensi.

Jika pasien rawat inap yang dikirim ke pain clinic adalah pasien post operasi kurang dari 24 jam, maka akan dilakukan observasi sesuai SOP pengelolaan nyeri. Jika skala nyeri lebih dari 3, maka bagian dokter penanggung jawab akan menerima laporan setelah dikoordinasikan dengan dokter anastesi yang membius pasien. Selanjutnya perawat akan menerima instruksi dokter dan menerima obat dari bagian farmasi serta memberikan obat pada pasien. Setelah itu akan dilakukan observasi dan evaluasi pemberian obat yang dilakukan oleh perawat.

Jika pasien rawat inap adalah pasien post operasi yang tidak kurang dari 24 jam, maka akan dilihat apakah skala nyeri pasien lebih dari 3. Jika lebih dari 3, maka pasien akan diberikan terapi farmakologi sesuai masukan dokter (DPJP/RMO), nonfarmakologi, edukasi, serta dilakkan dokumentasi. Setelah itu, pasien akan dievaluasi mengenai tingkat efektifitas terapi setelah 15-30 menit setelah intervensi dan dilakukan dokumentasi.

(10)

3.6 Flow chart sistem yang sedang berjalan 3.6.1 Flow chart pendaftaran pasien

(11)

3.6.2 Flow chart Pasien Rawat Jalan

(12)

3.6.3 Flow Chart Perawatan Medis

(13)

3.7 Data Flow Diagram (DFD) Sistem Yang Sedang Berjalan 3.7.1 Diagram Context(Level 0)

(14)

3.7.2 Diagram 0 (level 1)

(15)

3.7.3 Diagram Rinci (Level 2)

DFD Level 2 Proses 1.0 : Pendaftaran Pasien

(16)

DFD Level 2 Proses 2.0 : Pemeriksaan Pasien

(17)

DFD Level 2 Proses 3.0 : Tindakan Medis

(18)

3.8 Entity Relational Diagram(ERD)

(19)

3.9Analisis Kelemahan Sistem

Tujuan utama adanya analisis sistem ini adalah untuk mengevaluasi dan menentukan rumusan masalah pada pain clinic, dalam hal ini sistem pendaftaran, pemeriksaan medis, serta tindakan medis. Hal ini bertujuan agar dengan melakukan analisis kelemahan sistem dapat diketahui permasalahan yang berkaitan dengan pengembangan organisasi dan juga untuk mengetahui kelemahan yang ada pada sistem yang baru.

Untuk mengetahui kelemahan dari sistem lama dapat digunakan analisis problem solving dari mcLeod yang mengatakan problem solving adalah suatu kondisi yang dilakukan untuk mengatasi masalah – masalah yang terjadi dengan cara meminimalisir efek yang merugikan atau memaksimalkan kesempatan untuk menciptakan keuntungan.

Berdasarkan visi pain clinic yaitu Berkualitas Internasional (International

Quality). Menjangkau seluruh lapisan masyarakat (Reach), dan memiliki jaringan yang luas (Scale), serta misi pain clinic yang mengatakan akan menjadi pilihan terpercaya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan penelitian yang holistik khususnya kanker dan bertaraf internasional. (“The trusted destination of choice for holistic world class healthcare,health education and research”). Maka akan dilakukan analisis kelemahan sistem di mana visi dan misi pain clinic akan menjadi salah satu tolak ukur sistem yang sedang berjalan saat ini di pain clinic untuk menentukan masalah yang sedang dihadapi oleh pain clinic.

3.9.1 Berkualitas internasional (International Quality)

Pain clinic memiliki visi untuk memiliki pelayanan berkualitas internasional. Untuk mengetahui apakah pain clinic telah memiliki pelayanan berkualitas internasional, maka telah dilakukan system requirement berupa tingkat keluhan pelanggan ,kelengkapan alat penunjang medis, penghargaan internasional, serta pemenuhan standarisasi internasional.

Semakin sedikit jumlah keluhan pelanggan terhadan pain clinic, maka dapat dikatakan bahwa kualitas pelayanan pain clinic cukup baik sehingga pain clinic dapat dikatakan memiliki kualitas internasional. Namun,jika jumlah keluhan

(20)

pelanggan terhadap pain clinic cukup tinggi, maka pain clinic dianggap memiliki pelayanan yang buruk sehingga tidak dapat dikatakan memiliki kualitas internasional.

Berdasarkan survey terhadap kepuasan pelanggan terhadap pelayanan pada pain clinicyang diperoleh dari data keluhan pelanggan, belum ada keluhan pelanggan karena pain clinic merupakan divisi yang baru dibangun pada awal tahun 2014 sehingga pain clinic belum dapat dikatakan tidak memenuhi visi berkualitas internasional.

Berkualitas internasional tidak hanya dilihat dari tingkat kepuasan pelanggan saja, namun juga tingkat kelengkapan alat penunjang medis pada pain clinic .Semakin lengkap dan canggih fasilitas penunjang medis pada pain clinic, maka dapat dikatakan pain clinic telah memenuhi kualitas pelayanan internasional karena jika fasilitas penunjang medis tidak lengkap dan canggih, maka akan sulit untuk bersaing di pasar internasional serta sulit dalam melakukan diagnosis dan perawatan medis terhadap pasien yang akan berdampak pada kualitas pelayanan terhadap pasien.Semakin rendah kualitas pelayanan terhadap pasien, maka akan sulit bagi pain clinic untuk diakui berkualitas internasional.

Tingkat kelengkapan alat penunjang medis pain clinic dapat diketahui melalui observasi langsung pada pain clinic. Berdasarkan observasi langsung, kelengkapan alat penunjang medis pada pain clinic cukup baik. Dimana alat-alat penunjang medis yang ada pada pain clinic telah memenuhi standarisasi internasional.

Kualitas internasional pain clinic juga dapat dilihat dari perhargaan internasional. Semakin banyak penghargaan internasional yang diperoleh oleh pain clinic, semakin diakui pula kualitas pain clinic MRCCC Siloam Hospital memiliki kualitas internasional.

Penghargaan internasional pada pain clinic memang belum ada karena pain clinic merupakan divisi baru pada MRCCC Siloam Hospital. Sehingga kualitas pain clinic belum dapat dikatakan berkualitas internasional.

(21)

Awalnya pain clinic dibangun karena salah satu alasan bagi MRCCC Siloam Hospital untuk memenuhi standarisasi internasional, dimana salah satu standarisasi internasional bagi rumah sakit adalah adanya divisi pain clinic. Oleh karena itu, pada awal tahun 2014, dibangunlah pain clinic.

3.9.2 Menjangkau seluruh lapisan masyarakat(reach)

Pain clinic memiliki salah satu visi dimana pain clinic dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Untuk mengetahui apakah pain clinic telah menjangkau seluruh lapisan masyarakat, maka dapat diketahui dari banyaknya pasien pain clinic serta melihat perbandingan antara pasien dengan pengguna BPJS dan non-BPJS.

Semakin banyak pasien pain clinic, semakin luas jangkauan pain clinic MRCCC terhadap masyarakat. Namun jika semakin sedikit jumlah pasien pada pain clinic, maka pain clinic belum dapat dikatakan memiliki jaringan yang luas.

Tidak hanya dilihat dari jumlah pasien, visi pain clinic menjangkau seluruh lapisan masyarakat juga dapat dilihat dari perbandingan pasien yang menggunakan BPJS dan nn-BPJS. Jika jumlah pasien BPJS memiliki jumlah yang lebih banyak dari jumlah pasien non-BPJS, dapatdisimpulkan bahwa memang pain clinic telah mencapai visi menjangkau seluruh lapisan masyarakat dimana tidak hanya menjangkau lapisan menengah ketas, namun juga menengah kebawah.

3.9.3 Memiliki Jaringan yang luas

Salah satu visi pain clinic yaitu ingin memiliki jaringan yang luas. Visi memiliki jaringan yang luas juga merupakan salah satu visi MRCCC Siloam Hospital. Demi memenuhi visi memiliki jaringan yang luas,maka harus diakui dimata internasional dan tentunya harus memiliki hubungan kerjasama dengan berbagai pihak baik domestik mapun luar negri. Semakin luas jaringan yang ingin dijangkau pain clinic, semakin luas juga hubungan yang harus dijangkau dengan berbagai pihak.

Pain clinic merupakan bagian dari RS MRCCC Siloam dimana jaringan yang dimiliki oleh MRCCCC Siloam cukup luas. Hal tersebut akan berdampak pada pemenuhan visi pain clinic untuk memiliki jaringan yang luas.

(22)

3.9.4 Menjadi pilihan terpercaya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan penelitian yang holistik khususnya kanker dan bertaraf internasional

Agar menjadi pilihan terpercaya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan penelitian yang holistik khususnya kanker dan bertaraf internasional, maka dibangunlah

pain clinic dimana pain clinic diharapkan dapat menjadi salah satu syarat pemenuh standarisasi internasional.

Berdasarkan visi pain clinic yaitu Berkualitas Internasional(International Quality dan Memiliki jaringan yang luas(Scale), diperoleh system requirement berdasarkan visi berkualitas internasional yaitu sistem yang dipakai masih berbentuk fisik sehingga proses bisnis tidak berjalan lebih efektif.Selain itu,berdasarkan kepuasan pasien terhadap MRCCC, diperoleh hasil bahwa MRCCC belum memenuhi standarisasi internasional sehingga hal tersebut menjadi masalah yang ada di mrccc.

3.10 User Requirement

Berdasarkan kelemahan sistem dan data yang dikumpulkan, maka dapat dilihat bahwa user requirement yang digunakan dalam membangun sistem pain clinic adalah sebagai berikut:

A.Berdasarkan visi dan misi pain clinic, maka dapat disimpulkan bahwa user requirement yang digunakan antara lain:

• Pendaftaran pasien dapat menggunakan jaringan LAN dimana pasien dapat melakukan pendaftaran tanpa harus mengantri di loket pendaftaran.

• Laporan Kesehatan pasien dapat dilihat oleh pasien setiap saat. • Dokter sulit untuk dihubungi oleh pasien sehingga pasien

kesulitan dalam menanyakan kondisi medisnya. Oleh karena itu aplikasi pain clinic harus dapat menghubungkan dokter dan pasien agar pasien dapat berkonsultasi dengan dokter.

(23)

B.Berdasarkan wawancara dengan staff pain clinic,maka dapat diketahui user requirement yang digunakan antara lain :

Kuisioner pain clinicdapat diisi oleh pasien di mana pun dan kapan pun.

Hasil kuisioner dapat dianalisis dengan sistem pain clinic.

• Dokumen-dokumen yang dibutuhkan dalam pembuatan sistem pain clinic dapat dengan mudah diperoleh dengan aplikasi pain clinic.

Gambaran umum sistem yang diinginkan user dengan prototype.

3.11 Permasalahan yang dihadapi

Berdasarkan visi misi dan hal-hal yang harus diperbaiki,maka dapat disimpulkan rumusan masalah yang menjadi pokok pembuatan skripsi ini. Adapun masalah-masalah tersebut antara lain :

 Pengelolaan data nyeri yang di lakukan Pain Clinic Belum maksimal.

 Banyaknya Data dari nyeri dan tubuh yang membuat pendataan rasa nyeri masi memakan waktu yang lama karena di lakukan masi dengan pencatatan fisik

 Dokter Belum bisa mengolah data yang ada karena pemeriksaan masi memakai data yang belum di analisis

3.12 Usulan Pemecahan Masalah

 Di buatkan sebuah pendataan electronic untuk rasa nyeri

 Ada Pengelolaan data antara rasa nyeri dan letak anggota tubuh

 Adanya pendataan sebelum pemeriksaan yang di tujukan agar waktu pemeriksaan pasien dapat lebi cepat karena ada pengidentifikasian awal melalui kuisioner.

(24)

3.13 Tujuan dari pembuatan sistem pain clinic

Pain clinic dibangun dengan tujuan membantu dokter dalam menentukan diagnosis terhadap rasa nyeri yang dialami pasien serta menentukan cara penanganan rasa nyeri tersebut.

Selain itu pain clinic juga merupakan salah satu syarat agar MRCCC dapat menjadi rumah sakit berstandar internasional.Pain clinic juga dibangun untuk mengurangi penggunaan obat kimiawi terhadap pasien serta membantu dokter dalam pengambilan keputusan.

3.14 Gambaran Sistem Pain clinic

Pain clinic memilki sistem pendaftaran pasien baik pasien baru maupun pasien lama,selain itu juga ada sistem pemeriksaan yang mencakup rawat jalan pasien,serta tindakan medik baik pra operasi maupun pasca operasi.

Pain clinic dipakai oleh admin pada bagian pendaftaran dan kuisioner terhadap pasien.Selain itu,sistem pada pain clinic juga digunakan oleh perawat untuk mengkaji rasa nyeri pasien. Dokter juga menggunakan pain clinicuntuk penanganan medis terhadap nyeri pasien dan diagnosis terhadap pasien, serta memudahkan pasien untu mengenali dan mempelajari rasa nyeri yang dialami pasien.

3.15 Solution Criterion

Adapun solusi agar sistem yang dibuat dapat dijalankan, maka semua pihak harus dapat turut campur dalam menggunakan sistem tersebut. Diharapkan pelatihan terhadap staff pain clinic serta kesadaran pasien akan pentingnya penanganan tepat terhadap nyeri akan membantu kelancaran proses yang ada pada sistem pain clinic.

Gambar

Gambar 3.1 Stuktur Organisasi Pain clinic
Gambar 3.2 Flow Chart Pendaftaran Pasien
Gambar 3.3 Flow Chart Pasien Rawat Jalan
Gambar 3.4 Flow Chart Perawatan Medis
+7

Referensi

Dokumen terkait

SKALA TANGGAL DIGAMBAR OWNER DIPERIKSA DISETUJUI TYPE RUMAH WASIDY CIPUNAGARA REGENCY RUMAH TINGGAL TYPE 36 1:100 10 ARS DENAH KUSEN... TAMPAK DEPAN DAUNJENDELA TYPE -J1 JUMLAH =

Pemegang saham memiliki hak untuk mengajukan usulan agenda dalam setiap RUPS Tahunan yang akan dilakukan oleh Perusahaan; mengusulkan dan mengangkat anggota Dewan

Hasil penelitian menunjukan bahwa upaya mewujudkan budaya religius di SMK N 1 Kalibagor merupakan usaha yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh warga

Itulah info mengenai Nama Obat Kuat Tanpa Efek Samping Yang Aman dan Ampuh Harga Murah buat kamu yang sudah menginjak usia dewasa supaya bisa tetap menjadi pria perkasa.

Kondisi peserta didik terkait dengan keterampilan vokasional yang dipilih. Peserta didik melakukan pilihan jenis keterampilan yang

Patra Raya Klayan Cipto Basuki Ekpl... Surat Penunjukan Perusahaan / WKP Alamat

Dari hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien pada tahun sebelum perubahan tarif pajak adalah positif, sedangkan setelah perubahan tarif pajak adalah negatif,

Untuk menentukan lamanya waktu produksi scleroglucan dengan tepat, maka dilakukan sampling setiap 4 jam pada media PDB dan PDB termodifikasi yang masing masing