LAMPIRAN 1
Kuisioner Penelitian
PengaruhPelatihan dan Disiplin KerjaTerhadap Kinerja KaryawanPada PT PerkebunanPati Sari Kec. Tenggulun di Aceh Tamiang
Bagian I
Kami mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk memberikan keterangan pribadi. Isilah salah satu jawaban dengan cara memberikan tanda ceklist (√) pada kotak yang telah disediakan dan jawaban pertanyaan pada tempat yang telah disediakan.
Identitas Responden
1. Nama :
2. Jenis kelamin : a. Pria
b. Wanita
3. Status pernikahan : a. Belum menikah b. Menikah
4. Usia : a. Antara 20 – 30 tahun
b. Antara 31 – 40 tahun c. Antara 41 – 50 tahun 5. Pendidikan terakhir : a. SD
b. SMP c. SMA d. D3
Bagian II
Petunjuk Pengisian Kuisioner :
1. Setiap pertanyaan mempunyai altenatif jawaban sebagai berikut: SS : Sangat Setuju
S : Setuju RR : Ragu-ragu TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
2. Berilah tanda ceklist (√) pada salah satu jawaban yang saudara pilih 3. Isilah seluruh butir pertanyaan
No Daftar Pertanyaan
Jawab
SS S RR TS STS
A. Pelatihan (X1)
1 Isi pelatihan yang diberikan sudah relevan dengan kebutuhan pekerjaan saya
2 Isi pelatihan yang diberikan selalu yang terbaru
3 Metode pelatihan yang diberikan perusahaan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan saya
4 Program pelatihan dilakukan langkah demi langkah
5 Sikap instruktur dalam menyampaikan materi
medorong saya untuk belajar
6 Keterampilan instruktur dalam menyampaikan materi mendorong saya untuk memberikan umpan balik
7 Lama waktu yang digunakan dalam menyampaikan
materi pokok pelatihan sudah tepat.
8 Tempo penyampaian materi pelatihan yang diberikan sudah sesuai dengan yang saya harapkan
9 fasilitas yang disediakan perusahaan dalam pelatihan sesuai dengan jenis pelatihan
No Daftar Pertanyaan
Jawab
SS S RR TS STS
B. Disiplin Kerja (X2)
11 Saya selalu pergi berkerja tepat waktu
12 Saya selalu pulang berkerja sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan perusahaan
13 Saya selalu menyelesaikan pekerjaan dengan baik sesuai standart yang telah ditetapkan perusahaan
14 Hasil pekerjaan saya selalu memuaskan perusahaan 15 Setiapkaryawan harus menaati semua peraturan yang
telah ditetapkan perusahaan
16 Saya selalu menaati norma-norma yang berlaku di perusahaan
17 Pimpinan saya selalu memberikan contoh disiplin kepada setiap karyawan
18 Pimpinan saya selalu bersikap adil kepada setiap karyawan
19 Balas jasa yang diberikan perusahaan memotivasi saya untuk mematuhi segala peraturan yang ada dalam perusahaan
20 Balas jasa yang diberikan perusahaan memotivasi saya untuk bekerja lebih baik lagi
21 Perusahaan selalu bersikap adil dalam membarikan balas jasa atau hukuman kepada setiap karyawan agar tercipta kedisiplinan yang baik
22 Pimpinan selalu memberikan pengawasan langsung kepada karyawan agar selalu bersikap disiplin dalam perusahaan
23 Sanksi tegas yang diberlakukan perusahaan selalu diinformasikan kepada setiap karyawan
24 Sanksi hukuman yang diberikan disesuaikan pada setiap tingkatakan kesalahan
25 Pimpinan memiliki ketegasan untuk menghukum
setiap karyawan yang melangar peraturan sesuai dengan sanksi yang sudah ditetapkan
No Daftar Pertanyaan
Jawab
SS S RR TS STS
C. Kinerja Karyawan (Y1)
26 Tingkat volume kerja yang saya hasilkan tercapai sesuai standart
27 Volume kerja yang saya hasilkan selalu melebihi standart yang ditetapkan perusahaan
dalam kurun waktu tertentu 29 Saya selalu berkerja dengan teliti
30 Saya selalu menyelesaikan pekerjaan dengan rapi 31 Saya selalu bekerja dengan penuh perhitungan untuk
menghindari kesalahan dalam menyelesiakan pekerjaan
32 Penggunaan masa kerja yang ditetapkan sesuai dengan kebijakan perusahaan
33 Pengunaan masa kerja sesuai dengan waktu yang ditetapkan agar pekerjaan selesai tepat waktu
34 Saya memiliki kemampuan untuk berkerja sama
dengan karyawan lain
LAMPIRAN 2
TABULASI DATA
LAMPIRAN 3
Frekuensi jawaban responden terhadap variabel Pelatihan, Disiplin Kerja, dan Kinerja Karyawan.
P1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
P5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
P10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
P16
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
P20
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
3 9 12,9 12,9 12,9
4 58 82,9 82,9 95,7
Total 70 100,0 100,0
P26
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
p29
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
P34
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
3 12 17,1 17,1 17,1
4 53 75,7 75,7 92,9
5 5 7,1 7,1 100,0
Total 70 100,0 100,0
P35
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
3 8 11,4 11,4 11,4
4 56 80,0 80,0 91,4
5 6 8,6 8,6 100,0
Total 70 100,0 100,0
LAMPIRAN 4TEKNIK ANALISIS DATA
Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 70
Normal Parametersa,b Mean 0E-7 Std. Deviation 1,26971450
Most Extreme Differences
Absolute ,063 Positive ,063 Negative -,040
Kolmogorov-Smirnov Z ,530
Asymp. Sig. (2-tailed) ,941
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Hasil Peneitian (2015) (diolah)
Hasil Uji Glejser
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
a. Dependent Variable: absut
Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 9,846 4,841 2,034 ,046
Pelatihan ,294 ,059 ,504 4,995 ,000 ,670 1,493
Disiplin ,314 ,099 ,321 3,175 ,002 ,670 1,493
a. Dependent Variable: Kinerja
Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
LAMPIRAN 5 UJI HIPOTESIS
Uji Signifikan Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 132,031 2 66,016 39,761 ,000b
Residual 111,240 67 1,660
Total 243,271 69
a. Dependent Variable: Kinerja
b. Predictors: (Constant), Disiplin, Pelatihan
Uji Signifikan Parsial (Uji-t)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 9,846 4,841 2,034 ,046
pelatihan ,294 ,059 ,504 4,995 ,000
disiplin ,314 ,099 ,321 3,175 ,002
a. Dependent Variable: kinerja
Uji Analisis Determinasi (R2)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,737a ,543 ,529 1,289
DAFTAR PUSTAKA
Fathoni, Abdurrahman. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Tanjung,Arep, dan Ishak. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Universitas Trisakti, Jakarta.
Dessler, Gary. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia Jilid II. Jakarta: PTIndeks.
Fathoni, Abdurahmat, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, PT. Rineka
Hamalik, Oemar. 2000. Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu, Jakarta: Bumi Aksara.
Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen. Cetakan Kedelapanbelas. BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
Hariandja, Marihot Tua Efendi. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.
Hasibuan, Malayu S.P. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi revisi Bumi Aksara, Jakarta: Grasindo.
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Cetakan Kelima, Remaja Rosdakarya. Bandung.
Mangkuprawira, TB. Sjafry. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik.
Jakarta : Ghalia Indonesia.
Mathis, Robert L. Dan John H. Jackson. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama Salemba Empat, Jakarta.
Moeheriono, 2009. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, Ghalia Indonesia, Bogor.
Panggabean, Mutiara. S, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Ghalia Indonesia, Bogor
Sinungan, Muchdarsyah, 2007. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta:Angkasa Persada.
Panggabean, Mutiara Sibarani. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Chalia, Indonesia.
Saydam, Gauzali. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Djambatan Siagian, Sondang, (2005), Manajemen Stratejik, Edisi keenam, PT. Bumi Aksara,
Jakarta.
Situmorang, Syafrizal Helmi dan Muslich Lufti. 2014. Analisis Data Untuk Riset Manajemen dan Bisnis. Edisi 3. USU Press, Medan Indonesia.
Solo, Fransesco. 2003. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Surabaya: Airlangga University Press
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sutrisno, Edy (2009), Manajemen Sumber Daya Manusia, Kencana, Jakarta. Tika, Pabundi, 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan, PT.
Bumi Aksara, Jakarta.
Wibowo (2007). Manajemen Kinerja, edisi pertama, Jakarta Penerbit : PT. Raja Grafindo Persada
Gibson, James .L. 2004. Manajemen. Alih bahasa Zuhad Ichyandin. Edisi 9. Jakarta: Erlangga.
Indonesia.
Luthans, Fred, 2006. Perilaku Organisasi 10th, Edisi Indonesia, Penerbit ANDI. Yogyakarta.
Matutina, 2001, Manajemen Sumber daya Manusia, cetakan kedua, Gramedia Widia
Sarana Indonesia, Jakarta.
37 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian
(Sugiyono 2010:8).
Penelitian ini juga bisa dikatakan assosiatif yaitu penelitian yang
menanyakan hubungan anatara dua variabel atau lebih (Sugiyono 2010:36).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT Perkebunan Pati Sari, Kec, Tenggulun,
di Aceh Tamiang.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini mulai dilakukan pada tanggal 4 April2015 sampai
bulan oktober 2015.
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran
dalam membahas dan menganalisis permasalahan penelitian yang dilakukan.
Penelitian ini membahas tentang variabel independent (variabel bebas), yaitu
Pelatihan (X1) dan disiplin kerja (X2). Variabel dependent (variabel terikat), yaitu
Kinerja Karyawan (Y) pada PT. Perkebunan Pati Sari, Kec. Tenggulun di Aceh
38 3.4 Defenisi Operasional Variabel
Secara keseluruhan, penentuan atribut dan indikator serta operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel berikut:
Tabel 3.1
Defenisi Variabel Operasional
Variabel Defenisi Operasional Dimensi Indikator Skala
Independen :Pelatihan (X1)
pelatihan merupakan suatu cara yang digunakan untuk
memberikan atau meningkatkan keterampilan
yang dibutuhkan karyawan
untuk melaksanakan
pekerjaannya sekarang.
a. Sesuai kebutuhan
karyawan.
e. Fasilitas Memadai
Likert
Independen: Disiplin Kerja
Disiplin kerja diartikan sebagai sikap ketaatan seseorang terhadap suatu aturan atau ketentuan yang berlaku dalam organisasi yaitu menggabungkan diri dalam organisasi itu atas dasar adanya kesadran dan keinsyafan bukan karena adanya unsur paksaan
1. Tujuan
a. Selalu datang dan
pulang tepat pada waktunya
b. Mengerjakan semua
pekerjaan dengan baik
c. Mematuhi semua
peraturan
a. Teladan pimpinan
b. Balas jasa
Kinerjaadalah hasil atau tingkatan keberhasilan seseorang secara keseluru
han selama periode tertentu didalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan seperti, standar hasil kerja, target, sasaran, atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.
a. Volume pekerjaan
a. Pelaksanaan pekerjaan tepat waktu
a. Kemapuan berkerja
dengan team atau kelompok
39
Sumber: Pangabean (2002), Hasibuan (2007), Rivai dan Basri (2005)
3.5Skala Pengukuran Variabel Penelitian
Skala pengukuran data dalam penelitian ini adalah skala likert. Menurut
Sugiyono (2010:86), skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan
persepsi seorang atau kelompok tentang fenomena sosial. Dalam melakukan
penelitian terhadap variabel-variabel yang akan diuji pada setiap jawaban akan
diberi skor. Skor yang diberikan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
(Sumber : Sugiyono,2006)
3.6Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2010:115) populasi merupakan wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertntu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik
kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan bagian produksi yang
bekerja di PT Perkebunan Patai Sari Aceh Tamiang berjumlah 70 orang, yang
terdiri dari supervisi 6 orang, karyawan pemanen 60 orang dan kerani 4
Pertanyaan Bobot
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Ragu-ragu (R) 3
Tidak Setuju (TS) 2
40
orang.Semua karyawan sudah menjadi karyawan tetap, yang bekerja lebih dari
satu tahun.
3.6.2Sampel
Penelitian ini menggunakan seluruh populasi yang berjumlah 70 orang
menjadi sampel penelitian atau sampel jenuh. Sampel jenuh merupakan sampel
yang mewakili jumlah populasi biasanya dilakukan jika populasi dianggap kecil
atau kurang dari 100. (Sugiyono, 2010:217).
3.7Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini menurut cara perolehannya
berupa:
a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden yang
terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan
kuesioner dan wawancara kepada karyawan PT. Perkebunan Pati Sari Aceh
Tamiang.
b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen dan
laporan-laporan tertulis perusahaan, litelatur-litelatur yang ada di perusahaan
dan bagian bahan-bahan atau tulisan lain yang ada hubungannya dengan
masalah yang diteliti.
3.8Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :
a. Dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu dilakukan dengan cara meninjau catatan-catatan
serta dokumen-dokumen yang ada misalnya sejarah perusahaan, struktur
41
dengan cara meninjau data litelatur, jurnal, internet, majalah dan
sumber-sumber lain yang mendukung penelitian.
b. Daftar pertanyaan (questioner)
Metode pengumpulan data dengan membuat daftar pertanyaan dalam
bentuk angket yang ditunjukkan kepada para karyawan bagian produksi
PT Perkebunan Pati Sari Aceh Tamiang, dengan menggunakan skala
likert.
c. Wawancara
Wawancara yaitu melakukan tanya jawab secara langsung dengan
karyawan PT. Perkebunan Pati Sari mengenai informasi atau keterangan
yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
3.9Uji Validitas dan Reliabilitas
Sebelum instrument penelitian disebarkan kepada responden maka terlebih
dahulu dilakukan uji validitas dan reabilitas untuk menilai kelayakan dari
instrumen penelitian yang digunakan.Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan
kepada 30 responden diluar sampel PT Perkebunan Pati Sari, Kec. Tenggulun di
Aceh Tamiang, yaitu di Perusahaan PT Perkebunan Nilam Wangi di Aceh
Tamiang, dengan menggunakan program SPSS. Berikut disajikan hasil pengujian
43
3.9.1 Uji Validitas
Menurut Situmorang dan Lufti (2014:86) validitas menunjukkan sejauh
mana suatu alat pengukur yang mengukur apa yang ingin diukur. Sekiranya
peneliti ingin megukur kuesioner didalamnya,pengumpulandata penelitian, maka
kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin di ukurnya.Uji
validitas dalam penelitian ini dilakukan pada PT Perkebunan Nilam Wangi di
Aceh Tamiang dengan memberikan kuesioner kepada 30 orang karyawan.
Uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa tepat suatu alat ukur
mampu melakukan fungsi.Alat ukur yang digunakan dalam pengujian validitas
dengan kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid jika pada pertanyaan
kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut. Tingkat validitas dapat diukur dengan cara membandingkan nilai rhitung
dengan menggunakan program dengan kriteria sebagai berikut:
bila : r hitung > r tabel , berarti pertanyaan tersebut dinyatakan valid.
rhitung ≤ r tabel , berarti pertanyaan tersebut dinyatakan tidak
44
Untuk melihat validitas maka kolom yang dilihat adalah corrcted
Item-Total Correlation. Apabila nilainya melebihi 0.361 maka instrumen-instrumen
dalam penelitian dinyatakan valid.
Tabel 3.4
Uji Validitas Instrumen Item Corrected Item-Total
Correlation(r hitung)
rtabel n=30,α 5% Keterangan
45
Pertanyaan 33 ,405 0.361 Valid
Pertanyaan 34 ,763 0.361 Valid
Pertanyaan 35 ,774 0.361 Valid
Sumber: Pengolahan dengan SPSS 20.00 (diolah kembali oleh peneliti)
Tabel 3.4 diatas memperlihatkan bahwa seluruh itemkuesioner dari
variabelvalid dan layak digunakan untuk penelitian selanjutnya.
3.9.2Uji Reliabilitas
Menurut Situmorang dan Lufti (2014:89) reliabilitas adalah indeks yag
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan. Uji reliabilitas ini digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang
digunakan (kuesioner) menunjukkan konsistensi didalam mengukur gejala yang
sama untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang bermutu dan baik sudah
semestinya jika rangkaian penelitian yang dilakukan harus baik juga.
Perencanaanyang matang mutlak diperlukanalat-alat penelitian seperti kuesioner
yang digunakan juga harus dalam kondisi yang baik.
Uji reliabilitas ini menggunakan bantuan software SPSS for windows
terhadap 30 orang karyawan.Butir pertanyaan yang sudah dikatakan valid dalam
uji validitas ditentukan realibilitasnya dengan kriteria sebagai berikut :
Jika : ralpha positif atau lebih besar dari rtabel maka pertanyaan reliabel.
ralpha negatif atau lebih kecil dari rtabel maka pertanyaan tidak
reliable
Tabel 3.5
Uji Validitas Instrumen Item Cronbach's Alpha if
Item Deleted
>0.80 Keterangan
Pertanyaan 1 ,952 0.80 Reliabel
46
Item Cronbach's Alpha if Item Deleted
47
Variabel dikatakan reliable apabila memberikan nilai cronbach`s Alpha>
0.80. Berdasarkan data di atas seluruh pernyataan di atas dinyatakan reliable
karena memberikan nilai cronbach`s Alpha lebih besar dari nilai0.80.
3.10 Model Analisis Data
3.10.1 Metode Analisis Deskriptif
Menurut Sugiyono (2012:206) analisis deskriptif ini digunakan untuk
menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang
telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi.
3.10.2 Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah
data mengikuti atau mendekati distribusi normal., yakni distribusi data dengan
bentuk lonceng.Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan
kolmogrov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka nilai
Asymp.Sig (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual
berdistribusi normal (Situmorang dan Lufti, 2014 : 114).
a. Pendekatan Histogram
b. Pendekatan Grafik
c. Pendekata Kolmogorov-Smirnov
48
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan
satu ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residu atau dari satu pengamatan
ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Dan apabila
varians berbeda maka disebut heteroskedastisitas.
3) Uji Multikolinieritas
Istilah kolniearitas ganda berarti adanya hubungan linear yang sempurna
atau eksak diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi.Istilah
kolinearitas sendiri berarti hubungan linear tunggal, sedangkan kolinearitas ganda
menunjukkan adanya lebih dari satu hubungan linear yang sempurna.Untuk
mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya
Tolerance Value dan Variance Inflation Faktor (VIF). Batas Tolerance Value
adalah 0,1 dan batas VIF adalah 5 (Situmorang & Lufti, 2014 : 147), di mana:
1. Tolerance value < 0,1 atau VIF > 10 = terjadi multikolinearitas
2. Tolerance value > 0,1 atau VIF < 10 = tidak terjadi multikolinearitas
3.11 Analisis Regresi Linier Berganda
Alat uji yang digunakan untuk menganalisis hipotesis dalam penelitian ini
adalah analisis regresi linier berganda untuk menguji variabel bebas pelatihandan
disiplin kerja terhadap variabel terikat kinerja karyawan. Analisis regresi linier
berganda dipergunakan karena variabel terikat yang dicari dipengaruhi oleh lebih
dari satu variabel bebas atau variabel penjelas.
Adapun model persamaan yang digunakan adalah menurut Sugiyono
49 Y = a + b1 X1 + b2 X2+e
Dimana
Y = Kinerja Karyawan
X1 = Pelatihan
X2 = Disiplin Kerja
a = Konstanta
b1, b2 = Koefisien Regresi
e = Tingkat Kesalahan (error of term)
3.12 Pengujian Hipotesa
Pengujian hipotesis dianalisis dengan cara berikut:
1. Uji Signifikan Simultan / Uji Serentak (Uji �ℎ�����)
Menurut Situmorang dan Lufti (2014:216) uji secara keseleruhan hipotesis
statistik dirumuskan dengan:
a) Kaidah pengujian signifikansi secara manual adalah dengan menggunakan
Tabel F.
Hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut:
��: ���1= ���2=���3=���4 ≠ 0
�0 : ���1= ���2=���3=���4 = 0
b) Kaidah pengujian signifikansi : Program SPSS 16.00
1. Jika nilai probabilitas 0,005 lebih kecil atau sama dengan nilai
50
2. Jika nilai probabilitas 0,005 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau (0,005 ≥ Sig) maka �0 ditolak dan �� diterima, artinya signifikan.
2. Uji Signifikan Individual / Uji Parsial (Uji �ℎ�����)
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas dibandingkan dengan tngkat kesalahannya (α). Jika probabilitas variabel bebas
lebih besar dari tigkat kesalahannya (α) maka variable bebas tidak
berpengaruh, tetapi jika probabilitas variable bebas lebih kecil dari tingkat kesalahannya (α) maka variabel bebas tersebut berpengaruh terhadap variable
terikat. Kriteria pengambilan keputusan:
H0diterima atau Ha ditolak, jika thitung< ttabelpada α = 5%
H0ditolak atau Ha diterima, jika thitung> ttabelpada α = 5%
3. Uji Determinasi (R2)
Menurut Situmorang dan Lufti (2014:215) pengujian dengan
menggunakan koefisien determinasi (R2), yaitu untuk melihat besarnya
pengaruh variabel bebas. Uji koefisien determinasi adalah dengan persentase
pengkuadratan nilai koefisien yang ditemukan. R-square atau nilai determinan
(R2) mendekati satu berarti pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
51 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
PT. Perkebunan Pati Sari merupakan salah satu perusahaan swasta
nasional yang bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit.Perusahaan ini berdiri
sejak tahun 1987terletak di Desa Selamat, Kecamatan Tengulun, Kabupaten Aceh
Tamiang. Dengan surat izin pendirian usaha No.2/HGO/BPN/1990 dan No
29/HGU/BPN/1990.
Perusahaan pada pertengahan tahun 1996 mengembangkan usahanya
membangun pabrik kelapa sawit.Perusahaan PT. Perkebunan Pati Sari terus
mengembangkan kesejahteraan karyawan-karyawannya dengan mendirikan
perumahan-perumahan dan tempat ibadah dan fasilitas lainya.
Pembangunan pabrik kelapa sawit ditengah masyarakat Kecamatan
Tenggulan tahun 1996, telah menciptakan perubahan besar didalam kehidupan
masyarakat.Masyarakat mengembangkan pertanianya dengan menanam pohon
52
membuat PT. Perkebunan Pati Sari terus mengembangkan perbaikaninfrastruktur
di desa-desa sekitar perusahaan maupun infrastruktur keluar desa dan membentuk
lembaga koperasi yang saat ini sedang dalam pengembangan sebagai bentuk
kepedulian perusahaan kepada masyarakat.
PT. Perkebunan Pati Sari dalam melaksanakan kegiatan usahanya sangat
menyadari pentingnya mutu (quality) produk terhadap pelanggan dan pihak-pihak
yang terkait serta pengelolaan pengamanan pangan. Semakin berkembangnya
permintaan pelanggan, khususnya tuntutan untuk memenuhi
persyaratanstandarisasi mutu, maka PT. Perkebunan Pati Sari mempunyai
komitmen dalam melakukan proses produksi sesuai dengan permintaan dan
persyaratan pelanggan (Customer Requirement) serta ketentuan yang berlaku
sehingga dapat memuaskan pelanggan (Customer Satisfaction).
PT. Perkebunan Pati Sari sedang proses untuk mendapatkan Sertifikasi
ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) yang dikeluarkan Menteri Republik
Indonesia. Selain itu ada beberapa sertifikasi yang sudah diberikan kepada PT. PP.
Pati Sari salah satunya PROPER dari tahun 2013 yang berada pada peringkat
BIRU.
4.1.1 Visi Perusahaan
Menjadi pengelola perkebunan kelapa sawit yang lestari dengan
produktivitas tinggi, efisiensi dan ramah lingkungan.
4.1.2 Misi Perusahaan
1. Menerapkan sistem manajemen perusahaan perkebunan sesuai dengan
53
2. Membangu ethos kerja yang profesional dan meningkatkan mutu hasil
kerja.
3. Mencapai keuntungan semaksimal mungkin untuk menjaga
keberlangsungan perusahaan, kesejahteraan karyawan dan membangun
lingkungan sekitar.
4.1.3 Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan kerangka atau bagan yang
menggambarkan jaringan hubungan kerja dan susunan pola hubungan yang
menunjukkan kedudukan, tugas dan tanggungjawab secara hirarki yang terdapat
pada suatu perusahaan. Struktur organisasi yang terdapat pada perusahaan ini
adalah sebagai berikut:
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Perkebunan Pati Sari
Direktur Utama
Kepala Pengamanan
Ketua Tim ISPO
54 Sumber: PT. Perkebunan Pati Sari
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1 Metode Analisis Deskriptif
Metode ini merupakan suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan
mula-mula disusun, diklasifikasikan sehingga akan memberikan gambaran yang
jelas mengenai masalah yang sedang diteliti.Analisis deskriptif dalam penelitian
ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa
kuisioner yang telah diisi oleh responden penelitian.Kuesioner yang digunakan
dalam penelitian ini diukur dalam Skala Likert untuk menanyakan pengaruh
pelatihan dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan. Variabel pelatihan (X1)
terdiri dari 10 butir pertanyaan, variabel disiplin kerja (X2) terdiri dari 15 butir
pertanyaandan variabel kinerja (Y1) terdiri dari 10 butir pertanyaan. Kuesioner
penelitian ini disebarkan kepada 70 orang responden.
4.2.2 Hasil Distribusi Karakteristik Responden
Pada bagian ini akan dijelaskan hasil distribusi karakteristik responden
yang diperoleh melalui kuesioner penelitian mengenai data responden penelitian
yang meliputi jenis kelamin, status pernikahan, usia, pendidikan terakhir dan lama
berkerja dengan menggunakan metode crosstab dan frekuensi.
1. Karakteristik Berdasarkan Usia dengan Jenis Kelamin
Distribusi responden berdasarkan usia crosstab dengan jenis
kelaminresponden sebagai berikut:
Tabel 4.1
usia * Jenis Kelamin Crosstabulation
55
Jenis Kelamin Total Laki-laki
Tabel 4.1 memberikan informasi bahwa sebanyak 35 orang responden
berusia 20-30 tahun yang berjenis kelamin laki-laki. Terdapat 24 orang responden
berusia 31-40 tahun yang berjenis kelamin laki-laki, dan sebanyak 11
orangresponden berusia 41-50 tahun yang berjenis kelamin laki-laki. Dapat
disimpulkan deskriptif usia dan jenis kelamin responden pada penelitian ini
didominasi oleh responden berumur 20-30 tahun dan berjenis kelamin laki-laki.
2. Karakteristik Berdasarkan Usia dengan Status Pernikahan
Distribusi responden berdasarkan usia crosstab dengan status pernikahan
sebagai berikut:
Sumber: Output SPSS, (2015)
Tabel 4.2 memberikan informasi bahwa pada usia 20-30 tahun terdapat 17
orang responden yang belum menikah dan 18 orang responden sudah menikah.
Tabel 4.2
usia * Status Pernikahan Crosstabulation
Count
56
Pada usia 31-40 tahun terdapat 3 orang responden yang belum menikah dan 21
orang responden sudah menikah. Pada usia 41-50 tahun tidak ada responden yang
belum menikah tetapi ada sebanyak 11 orang responden yang sudah menikah.
Dapat disimpulkan deskriptif usia dan status pernikah responden pada penelitian
ini didominasi oleh responden berumur 20-30 tahun yang belum menikah dan
sudah menikah sebanyak 35 orang responden.
3. Karakteristik Berdasarkan Usia dengan Pendidikan Terakhir
Distribusi responden berdasarkan usia dengan pendidikan terakhir
sebagai berikut:
Sumber: Output SPSS, (2015)
Tabel 4.3 memberikan informasi bahwa dengan rentang usia 20-30 tahun
ada sebanyak 8 orang responden berpendidikan SD, 13 orang responden
berpendidikan SMP, 4 orang responden berpendidikan SMA namun tidak ada
responden yang berpendidikan D3. Pada usia rentang 31-40 tahun ada sebanyak
11 orang responden berpendidikan SD, 10 orang responden berpendidikan SMP, 3
orang responden berpendidika SMA dan 1 orang responden berpendidikan D3,
Tabel 4.3
Usia * Pendidikan Terakhir Crosstabulation
Count
Pendidikan Terakhir Total
SD SMP SMA D3
usia
20-30 18 13 4 0 35
31-40 11 10 3 0 24
41-50 4 2 4 1 11
57
dan pada rentang usia 41-50 tahun ada sebanyak 4 orang responden berpendidikan
SD, 2 orang responden berpendidikan SMP, 4 orang responden berpendidikan
SMA dan 1 responden berpendidikan D3. Dapat disimpulkan deskriptif usia dan
pendidikan terakhir responden pada penelitian ini didominasi oleh responden
berumur 20-30 tahun yang berjumlah 35 responden dari pendidikan SD, SMP,
SMA dan D3.
4. Karakteristik Berdasarkan Usia dengan Lama Berkerja
Distribusi responden berdasarkan usia dengan lama bekerja sebagai
berikut:
Sumber: Output SPSS, (2015)
Tabel 4.4 memberikan informasi bahwa dengan rentang usia 20-30 tahun
ada sebanyak 9 orang responden berkerja kurang dari 2 tahun, 17 orang responden
berkerja antara 3-5 tahun dan 9 orang responden bekerja lebih dari 5 tahun. Pada
usia rentang 31-40 tahun ada sebanyak 3 orang responden yang berkerja kurang
dari 2 tahun, 11 orang responden berkerja antara 3-5 tahun dan ada 10 orang
responden berkerja lebih dari 5 tahun. Pada rentang usia 41-50 tahun tidak ada
Tabel 4.4
Usia * Lama Bekerja Crosstabulation
Count
Lama Berkerja Total
58
responden yang bekerja kurang dari 2 tahun dan antara 3-5 tahun namun ada
sebanyak 11 orang responden yang berkerja lebih dari 5 tahun.Dapat disimpulkan
deskriptif usia dan lama berkerja responden pada penelitian ini didominasi oleh
responden berumur 20-30 tahun yang berjumlah 35 responden yang terdiri dari
lama berkerja kurang dari 2 tahun, antara 3-5 tahun dan lebih dari 5 tahun.
4.2.12 Analisis Statistik Deskriptif Variabel 1. Variabel Pelatihan
Pelatihan merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan mutu sumber
daya manusia dalam organisasi, baik yang baru ataupun yang sudah bekerja perlu
mengikuti pelatihan karena adanya tuntutan pekerjaan yang dapat berubah akibat
perubahan lingkungan kerja, strategi, dan lain sebagainya.Jawaban responden
tentang variabel pelatihan dapat dijelaskan pada Tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Responden untuk Pelatihan Item
Sumber : Hasil Penelitian (2015) (diolah)
59
1. Pada pernyataan 1 “Isi pelatihan yang diberikan sudah relevan dengan
kebutuhan pekerjaan saya”, sebanyak 47 responden atau 67,1% paling
dominan menyatakan setuju.
2. Pada pernyataan 2 “Isi pelatihan yang diberikan selalu yang terbaru”,
sebanyak 41 responden atau 58,6% paling dominan menyatakan setuju.
3. Pada pernyataan 3 “Metode pelatihan yang diberikan perusahaan sesuai
dengan kebutuhan pekerjaan saya”, sebanyak 47 responden atau 67,1%
paling dominan menyatakan setuju.
4. Pada pernyataan 4 “Program pelatihan dilakukan langkah demi langkah”,
sebanyak 42 responden atau 60,0% paling dominan menyatakan setuju.
5. Pada pernyataan 5 “Sikap instruktur dalam menyampaikan materi
medorong saya untuk belajar”, sebanyak 45 responden atau 64,3% paling
dominan menyatakan setuju.
6. Pada pernyataan 6 “Keterampilan instruktur dalam menyampaikan materi
mendorong saya untuk memberikan umpan balik”, sebanyak 43 responden
atau 61,4% paling dominan menyatakan setuju.
7. Pada pernyataan 3 “Lama waktu yang digunakan dalam menyampaikan
materi pokok pelatihan sudah tepat.”, sebanyak 50 responden atau 71,4%
paling dominan menyatakan setuju.
8. Pada pernyataan 3 “Tempo penyampaian materi pelatihan yang diberikan
sudah sesuai dengan yang saya harapkan”, sebanyak 57 responden atau
81,4% paling dominan menyatakan setuju.
9. Pada pernyataan 3 “fasilitas yang disediakan perusahaan dalam pelatihan
sesuai dengan jenis pelatihan”, sebanyak 40 responden atau 57,1% paling
60
10.Pada pernyataan 3 “Pelatihan dilakukan diruang khusus yang terpisah dari
tempat kerja”, sebanyak 47 responden atau 67,1% paling dominan
menyatakan setuju.
Hasil jawaban responden juga menunjukan bahwa mayoritas jawaban
responden mengenai variabelpelatihan karyawan adalah Setuju (S) sebesar
65,5%, Sangat Setuju (SS) sebesar 25,7%, Ragu-ragu (RG) sebesar 8,1%, Tidak
Setuju (TS) sebesar 0,5%, dan Sangat Tidak Setuju (STS) sebesar 0%.
2. Variabel Disiplin Kerja
Disiplin kerja diartikan sebagai sikap ketaatan seseorang terhadap suatu
aturan atau ketentuan yang berlaku dalam organisasi yaitu menggabungkan diri
dalam organisasi itu atas dasar adanya kesadran dan keinsyafan bukan karena
adanya unsur paksaan. Jawaban responden tentang variabel disiplin kerja dapat
dijelaskan pada Tabel 4.6 sebagai berikut:
Tabel 4.6
61 Sumber : Hasil Penelitian (2015) (diolah)
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa:
1. Pada pernyataan 1 “Saya selalu pergi berkerja tepat waktu”, sebanyak 54
responden atau 77,1% paling dominan menyatakan setuju.
2. Pada pernyataan 2 “Saya selalu pulang berkerja sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan perusahaan”, sebanyak 45 responden atau 64,3% paling
dominan menyatakan setuju.
3. Pada pernyataan 3 “Saya selalu menyelesaikan pekerjaan dengan baik
sesuai standart yang telah ditetapkan perusahaan”, sebanyak 49 responden
atau 70,0% paling dominan menyatakan setuju.
4. Pada pernyataan 3 “Hasil pekerjaan saya selalu memuaskan perusahaan”,
sebanyak 60 responden atau 85,7% paling dominan menyatakan setuju.
5. Pada pernyataan 3 “Setiapkaryawan harus menaati semua peraturan yang
telah ditetapkan perusahaan”, sebanyak 56 responden atau 80,0% paling
dominan menyatakan setuju.
6. Pada pernyataan 3 “Saya selalu menaati norma-norma yang berlaku di
perusahaan”, sebanyak 54 responden atau 77,1% paling dominan
menyatakan setuju.
7. Pada pernyataan 3 “Pimpinan saya selalu memberikan contoh disiplin
kepada setiap karyawan”, sebanyak 58 responden atau 82,9% paling
dominan menyatakan setuju.
8. Pada pernyataan 3 “Pimpinan saya selalu bersikap adil kepada setiap
karyawan”, sebanyak 57 responden atau 81,4% paling dominan
62
9. Pada pernyataan 3 “Balas jasa yang diberikan perusahaan memotivasi saya
untuk mematuhi segala peraturan yang ada dalam perusahaan”, sebanyak
62 responden atau 88,6% paling dominan menyatakan setuju.
10.Pada pernyataan 3 “Balas jasa yang diberikan perusahaan memotivasi saya
untuk bekerja lebih baik lagi”, sebanyak 52 responden atau 74,3% paling
dominan menyatakan setuju.
11.Pada pernyataan 3 “Perusahaan selalu bersikap adil dalam membarikan
balas jasa atau hukuman kepada setiap karyawan agar tercipta kedisiplinan
yang baik”, sebanyak 62 responden atau 88,6% paling dominan
menyatakan setuju.
12.Pada pernyataan 3 “Pimpinan selalu memberikan pengawasan langsung
kepada karyawan agar selalu bersikap disiplin dalam perusahaan”,
sebanyak 57 responden atau 81,4% paling dominan menyatakan setuju.
13.Pada pernyataan 3 “Sanksi tegas yang diberlakukan perusahaan selalu
diinformasikan kepada setiap karyawan”, sebanyak 52 responden atau
74,3% paling dominan menyatakan setuju.
14.Pada pernyataan 3 “Sanksi hukuman yang diberikan disesuaikan pada
setiap tingkatakan kesalahan”, sebanyak 58 responden atau 82,9% paling
dominan menyatakan setuju.
15.Pada pernyataan 3 “Pimpinan memiliki ketegasan untuk menghukum
setiap karyawan yang melangar peraturan sesuai dengan sanksi yang sudah
ditetapkan”, sebanyak 56 responden atau 80,0% paling dominan
menyatakan setuju.
Hasil jawaban responden juga menunjukan bahwa mayoritas jawaban
63
79,2%, Ragu-ragu (RG) sebesar 14,2%,Sangat Setuju (SS) sebesar 6,4% Tidak
Setuju (TS) sebesar 0,%, dan Sangat Tidak Setuju (STS) sebesar 0%.
3.VariabelKinerja
Kinerja adalah hasil atau tingkatan keberhasilan seseorang secara
keseluruhan selama periode tertentu didalam melaksanakan tugas dibandingkan
dengan berbagai kemungkinan seperti, standar hasil kerja, target, sasaran, atau
kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati
bersama.Jawaban responden tentang variabel kinerja dapat dijelaskan pada Tabel
4.7 sebagai berikut:
Tabel 4.7
Distribusi Jawaban Responden untuk Kinerja
Item SS S RR TS STS Total Rata-
Sumber : Hasil Penelitian (2015) (diolah)
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa:
1. Pada pernyataan 1 “Tingkat volume kerja yang saya hasilkan tercapai
sesuai standart”, sebanyak 53 responden atau 75,7% paling dominan
64
2. Pada pernyataan 2 “Volume kerja yang saya hasilkan selalu melebihi
standart yang ditetapkan perusahaan”, sebanyak 43 responden atau 61,4%
paling dominan menyatakan setuju.
3. Pada pernyataan 1 “Saya selalu dapat menyelesaikan banyak perkerjaan
dalam kurun waktu tertentu”, sebanyak 54 responden atau 77,1% paling
dominan menyatakan setuju.
4. Pada pernyataan 1 “Saya selalu berkerja dengan teliti”, sebanyak 53
responden atau 75,7% paling dominan menyatakan setuju.
5. Pada pernyataan 1 “Saya selalu menyelesaikan pekerjaan dengan rapi”,
sebanyak 58 responden atau 82,9% paling dominan menyatakan setuju.
6. Pada pernyataan 1 “Saya selalu bekerja dengan penuh perhitungan untuk
menghindari kesalahan dalam menyelesiakan pekerjaan”, sebanyak 52
responden atau 74,3% paling dominan menyatakan setuju.
7. Pada pernyataan 1 “Penggunaan masa kerja yang ditetapkan sesuai dengan
kebijakan perusahaan”, sebanyak 59 responden atau 84,3% paling
dominan menyatakan setuju.
8. Pada pernyataan 1 “Pengunaan masa kerja sesuai dengan waktu yang
ditetapkan agar pekerjaan selesai tepat waktu”, sebanyak 48 responden
atau 68,6% paling dominan menyatakan setuju.
9. Pada pernyataan 1 “Saya memiliki kemampuan untuk berkerja sama
dengan karyawan lain”, sebanyak 53 responden atau 75,7% paling
dominan menyatakan setuju.
10.Pada pernyataan 1 “Kemampuan berkerja sama meruapakan salah satu
penilaian kinerja yang diberikan perusahaan”, sebanyak 56 responden atau
65
Hasil jawaban responden juga menunjukan bahwa mayoritas jawaban
responden mengenai variabel kinerja karyawan adalah Setuju (S) sebesar 75,5%,
Sangat Setuju (SS) sebesar 15,2%, Ragu-ragu (RG) sebesar 8,5%, Tidak Setuju
(TS) sebesar 0,5%, dan Sangat Tidak Setuju (STS) sebesar 0%.
4.2.2 Uji Asumsi Klasik
Setelah melakukan analisis regresi berganda, penulis melakukan
pengujian asumsi klasik.Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mendapatkan
hasil penelitian yang BLUE (Best Linier Unbiased Estimation) atau perkiraan
yang efisien dan tidak biasa. Kriteria pengujian asumsi klasik yang harus
dipenuhi, yaitu:
4.2.2.1 Uji Normalitas
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data
mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk
lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi
normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Pada
uji normalitas terdapat dua cara yang dapat digunakan yaitu:
a) Analisis Grafik
Normalitas data dapat dilihat melalui penyebaran titik pada sumbu
diagonal daro P-Plot atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar
pengambilan keputusan sebagai berikut:
Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal maka
66 Gambar 4.2
Hasil Uji Regression Standartized Residual
Sumber : Hasil Penelitian (2015) (diolah)
Gambar 4.2 terlihat bahwa variabel berdistribusi normal.Hal tersebut
ditunjukkan oleh distribusi data yang tidak menceng ke kiri atau ke kanan.
Sedangkan hasil analisis Grafik P-Plot uji normalitas adalah sebagai berikut:
Gambar 4.3
Hasil Uji Normal P-P Plot Of Regression Strandartized Residual
Sumber : Hasil Penelitian (2015) (diolah)
Gambar 4.3 P-P plot menunjukkan bahwa titik-titik menyebar disekitar
garis diagonal dan mengikuti garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa data
yang diperoleh berdistribusi normal.
b) Analisis Statistik
Pengujian normalitas yang didasarkan pada uji statistik non parametik
67
asymp.Sig (2 tailed)>� maka data dinyatakan berdistribusi normal. Berikut adalah Tabel 4.9 hasil ujiKolmogorov-Smirnov.
Tabel 4.9
Deviation 1,26971450
Most Extreme Differences
Absolute ,063
Positive ,063
Lanjutan Tabel 4.9 Uji Kolmogorov-Smirnov
Sumber : Hasil Peneitian (2015) (diolah)
Menurut Situmorang dan Lufti (2014:121), apabila pada hasil uji
Kolmogorov-Smirnov, nilai Asymp Sig (2-tailed) lebih besar dari nilai signifikan
0,05, dan nilai Kolmogorov-Smirnov Z lebih kecil dari 1,97 maka data dikatakan
normal. Pada Tabel 4.1 dapat dilihat nilai Asymp Sig (2-tailed) 0,941 lebih besar
dari 0,05 dan nilai Kolmogorov-Smirnov Z 0,530 lebih kecil dari 1,97, sehingga
model regresi yang diperoleh adalah berdistribusi normal.
4.2.2.1 Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah
grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians
sama, dan yang seharusnya tidak terjadi maka dikatakan ada homokedastisitas,
sedangkan jika varians tidak sama dikatakan heteroskedastisitas (Situmorang dan
Negative -,040
Kolmogorov-Smirnov Z ,530
Asymp. Sig. (2-tailed) ,941
68
Lufti, 2014 : 121-122). Gejala heterokedastisitas dapat dideteksi dengan dua cara
yaitu:
a. Analisis Grafik
Gejala heterokedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik
Scatterplot.Apabila data yang berbentuk titik-titik tidak membentuk suatu pola
atau menyebar, maka model regresi tidak terkena heterokedastisitas.
Kriteria pengambilan keputusan:
1) Jika diagram pencar yang ada membentuk pola-pola tertentu yang
teratur maka regresi mengalami gangguan heterokedastisitas.
2) Jika diagram yang ada pencar tidak membentuk pola-pola tertentu
yang teratur maka regresi tidak mengalami gangguan
heterokedastisitas.
Gambar 4.4
Scatterplot Uji Heterokedastisitas
Sumber : Hasil Penelitian (2015) (diolah)
Gambar 4.4 terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk
sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka
nol pada sumbu Y, dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak terjadi
heterokedastisitas pada model regresi.
69
Kriteria keputusan:
1) Jika probabilitas> 0,05 maka tidak mengalami gangguan heterokedasti
sitas.
2) Jika probabilitas < 0,05 maka mengalami gangguan heterokedastisitas.
Gejala heterokedastisitas dapat juga dideteksi melalui uji Glejser.
Tabel 4.10 berikut ini menampilkan hasil pengujian heterokedastisitas dengan uji
Glejser.
Tabel 4.10 Hasil Uji Glejser
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
a. Dependent Variable: absut
Sumber : Hasil Penelitian (2015) (diolah)
Tabel 4.10menunjukan bahwa kolom Sig. pada tabel koefisien regresi untuk
variabel independen adalah (0,166) dan (0,936), atau probabilitas lebih besar dari
0,05 maka tidak terjadi gangguan heterokedastisitas. Hal ini menunjukkan semua
variabel independent yang terdiri dari pelatihan dan disiplin kerja, signifikan
secara statisik mempengaruhi variabel dependent.
4.2.2.3 Uji Multikolinieritas
Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model
regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui
ada tidaknya gejala multikolinearitasdapat dilihat dari besarnya nilai tolerance
70
variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variable independen
lainnya. Nilai umum yang bisa dipakai adalah nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF
< 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang dan Lufti, 2008:147).
Pengujian multikoliniearitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.11 Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
a. Dependent Variable: kinerja
Sumber : Hasil Penelitian (2015) (diolah)
Tabel 4.11menunjukan variabel pelatihan dan disiplin kerja memiliki nilai
Tolerance(0,670), (0,670), > 0,1 dan nilai VIF (1,493), (1,493)< 5 maka variabel
tersebut tidak terkena multikolinearitas.
4.3Analisis Regresi Linier Berganda
Metode analisis regresi linier berganda berfungsi untuk mengetahui
pengaruh atau hubungan antara variabel independent dan variabel dependent akan
digunakan analisis regresi linier berganda (multiple regression analysis). Peneliti
menggunakan bantuan program software SPSS for Windows untuk memperoleh
71
dilakukan dengan memasukkan semua variabel bebas sebagai variabel prediktor.
Seluruh variabel akan dimasukkan ke dalam analisis untuk mengetahui apakah
variabel independent mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
variabel dependent.
Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasik, dapat diketahui bahwa data
telah lulus uji asumsi klasik, sehingga data siap untuk di uji dengan analisis
regresi linear berganda. Hasil analisis regresi linear berganda seperti berikut ini :
Tabel 4.8
Analisis Regresi Linear Berganda Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
a. Dependent Variable: kinerja
Y = a + b1 X1 + b2 X2+e
= 9.846 + 0,294X1 + 0,314X2 + e
Keterangan :
Y = Kinerja
a = Konstanta
b1 = Koefisien Linear Berganda
X1 = Pelatihan
X2 = Disiplin kerja
e = Standard Eror
a) Konstanta (a) pada Y = 9.846 artinya walaupun variabel pelatihan dan
72
b) Koefisien regresi pelatihan (X1) = 0,294 artinya apabila pelatihan dinaikkan
sebesar satu satuan, maka akan menaikkan kinerja karyawansebesar 0,294
c) Koefisien regresi disiplin kerja (X2) = 0,314 artinya apabila disiplin kerja
dinaikkan satu satuan, sedangkan variabel lainnya dianggap tetap, maka akan
menaikkan kinerja karyawan sebesar 0,314.
4.4 Pengujian Hipotesis
4.4.1 Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas (X1,X2) berupa
pelatihan dan disiplin kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel terikat (Y) kinerja karyawan. Cara yang digunakan adalah dengan
membandingkan nilai Ftabel dengan Fhitung.Bentuk pengujiannya adalah sebagai
berikut :
H0 : b1 = b2 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat hubungan yang positif dan
signifikan dari variabel bebas (X1,X2) berupa pelatihan dan disiplin kerja terhadap
variabel terikat (Y)kinerja karyawan.
Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat hubungan yang positif dan
signifikan dari variabel bebas (X1,X2) berupa pelatihan dan disiplin kerja terhadap
variabel terikat (Y)kinerja karyawan.
Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan software
SPSSfor Windows, kemudian akan dibandingkan dengan nilai Ftabel pada tingkat
�=5% dengan kriteria sebagai berikut :
H0 diterima jika Fhitung< Ftabelpada α = 5%
73 Tabel 4.12
Hasil Uji F (Uji Signifikan Simultan) ANOVAa
a. Dependent Variable: kinerja
b. Predictors: (Constant), disiplin, pelatihan Sumber : Hasil Penelitian (2015) (diolah)
Hasil Uji F pada Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa nilaiFhitung yang diperoleh
adalah 39,761> dari Ftabel 3,13, maka Ha diterima artinya secara serentak terdapat
pengaruh positif dan signifikan dari variabel pelatihan dan disiplin kerja terhadap
variabel kinerja karyawan.
4.4.2 Uji Signifikan Parsial (Uji-t)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu
variabel independensecara parsial terhadap variabel dependen, kriteria
pengujiannya adalah:
H0 : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
Ha : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
dari variabel independen terhadap variabel dependen.
Kriteria pengambilan keputusan adalah:
H0 diterima jika thitung< ttabelpada α = 5%
Ha diterima jika thitung> ttabelpada α = 5%
Pengaruh secara parsial juga dapat diketahui dengan membandingkan
74
variabel bebas berpengaruh secara signifikan jika nilai sig.tabel < 0,05. Berikut
Tabel hasil uji parsial (uji t):
Tabel 4.13Hasil Uji Parsial (Uji t) Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
a. Dependent Variable: kinerja
1. Pelatihan
Hasil uji parsial (uji t) menunjukan bahwa pelatihan berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, hal ini terlihat dari nilai
signifikansi (0,000) < 0,05, dan nilai thitung 4,995> ttabel 1,66, artinya jika
ditingkatkan variabel pelatihan sebesar satu satuan maka kinerja karyawan akan
meningkat sebesar 0,294 satuan, maka Ha diterima.
2. Disiplin kerja
Hasil uji parsial (uji t) menunjukan bahwa disiplin kerja berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, hal ini terlihat dari nilai
signifikansi (0,002) < 0,05, dan nilai thitung 3,175> ttabel 1,66, artinya jika
ditingkatkan variabel disiplin kerja sebesar satu satuan maka kinerja karyawan
akan meningkat sebesar 0,314 satuan.
4.4.3 Uji Analisis Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar
kontribusi variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Jika Koefisien
Determinasi (R2) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan semakin baik
75
jika R2 semakin kecil (mendekati nol), maka akan dapat dikatakan bahwa
pengaruh variabel bebas adalah kecil terhadap variabel terikat. Hal ini berarti
model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas
yang diteliti terhadap variabel terikat. Derajat pengaruh variabel X1, X2 terhadap
variabel Y1 dapat dilihat pada Tabel berikut ini:
Tabel 4.14
Uji Analisis Determinasi (R2)
Sumber : Hasil Penelitian (2015) (diolah)
Tabel 4.14menunjukan bahwa adjusted R Square sebesar 0,529, artinya
52,9% variabel dependen (kinerja karyawan) dijelaskan oleh variabel independen
(pelatihan dan disiplin kerja), dan sisanya 47,1% dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak diikut sertakan dalam penelitian ini. Variabel tersebut misalnya
kompensasi dan motivasi kerja, dari variabel bebas yang tidak diikut sertakan
tersebut juga dapat mempengaruhi kinerja karyawan.
1. R=0,737 berarti hubungan antara pelatihan dan disiplin kerja terhadap kinerja
karyawan sebesar73,7%, artinya hubungannya erat. Untuk memastikan tipe
hubungan antar variabel dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut :
Tabel 4.15
Hubungan Antar Variabel
Nilai Interpretasi
0,0 – 0,19 Sangat Tidak Erat
76
0,8 – 0,99 Sangat Erat
Sumber : Situmorang & Lufti (2014:163)
2. Untuk regresi dengan lebih dari dua variabel bebas, digunakan Adjusted R
Square sebagai koefisien determinasi. Nilai Adjusted R Square dapat naik atau
turun apabila suatu variabel independen ditambahkan dalam model. Adjusted R
Square sebesar 0,529, artinya 52,9% variabel dependen (kinerja karyawan)
dijelaskan oleh variabel independen (pelatihan dan disiplin kerja), dan sisanya
47,1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diikut sertakan dalam penelitian
ini. Variabel tersebut seperti kompensasi, lingkungan kerja dan motivasi kerja.
3. Standart Error of Estimated artinya mengukur variasi dari nilai yang
diprediksi. Standart Error of Estimated juga dapat disebut standar deviasi.
Standart Error of Estimated dalam penelitian ini adalah 1,289. Semakin kecil
standar deviasi berarti model semakin baik.
4.5 Pembahasan
4.5.1 Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan
Hasil dalam penelitian menunjukkan bahwa pelatihan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT.Perkebunan Pati Sari, Kec.
Tenggulun di Aceh Tamiang. Berdasarkan deskripsi jawaban responden pada
variabel pelatihan butir pernyataan kedelapan dan ketujuh dari varabel pelatihan
karyawan terdapat 57 responden atau sekitar 81,4 % dan 50 responden atau
sekitar 71,4 % menyatakan setuju bahwa tempo penyampaian materi pelatihan
yang diberikan dan lama waktu yang digunakan dalam menyampaikan materi
77
Berdasarkan deskripsi jawaban responden pada variabel pelatihan butir
pernyataan keduaterdapat 4 responden atau sekitar 5,7 % menyatakan tidak setuju
bahwaisi pelatihan yang diberikan selalu yang terbaru, hal ini bisa menjadi
pertimbangan atau evaluasi kembali bagi perusahaan untuk selalu memberikan
materi pelatihan yang up to date agar peserta pelatihan mendapatkan pengetahuan
yang baru sehingga keterampilan karyawan bertambah dan membuat kinerjanya
semakin meningkat.
4.5.2 Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa disiplin kerja berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT.Perkebunan Pati Sari, Kec.
Tenggulun di Aceh Tamiang. Berdasarkan deskripsi jawaban responden pada
variabel disiplin kerja butir pernyataan kesembilan, terdapat 62 responden atau
sekita 88,6% menyatakan setuju bahwa balas jasa yang diberikan perusahaan
memotivasi karyawan untuk mematuhi segala peraturan yang ada dalam
perusahaan, hal ini bisa dilihat bahwa karyawan menjalankan peraturan
perusahaan demi terciptanya lingkugan kerja yang baik dan kodusif.
Berdasarkan deskripsi jawaban responden pada variabel disiplin kerja
butir pernyataan ketujuh, terdapat 3 responden atau sekitar 4,3 % menyatakan
ragu-ragu bahwa pimpinan selalu memberikan contoh disiplin kepada setiap
karyawan, hal ini dapat menjadi pertimbangan kepada pemimpin perusahaan
untuk dapat selalu memberikan contoh kedisiplinan yang baik kepada setiap
karyawan agar dapat memotivasi karyawan untuk selalu bersikap disiplin dalam
78 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Setelah dilakukan analisis dan evaluasi terhadap data penelitian berdasarkan
analisis-analisis dan pengujian, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Bersadarkan hasil uji validitas dan reliabilitas didapat hasil bahwa
instrumen pelatihan, disiplin kerja dan kinerja karyawan adalah valid dan
realibel untuk digunakan dalam penelitian ini.
2. Berdasarkan model regresi yang diperoleh maka dapat disimpulkan
persamaan regresi adalah Y = 9.846 + 0,294X1 + 0,314X2
Tanda positif (+) pada variabel independen (X1dan X2) menunjukan arah
yang searah, artinya apabila pelatihan dan disiplin kerja ditingkatkan maka
kinerja karyawan akan meningkat.
3. Berdasarkan pengujian analisis regresi, pelatihan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan, dimana nilai signifikansi (0,000) <
79
pelatihan sebesar satu satuan maka kinerja karyawan akan meningkat
sebesar 0,294 satuan.
4. Berdasarkan pengujian analisis regresi, disiplin kerja berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja karyawan, dimana nilai signifikansi
(0,002) < 0,05, dan nilai thitung 3,175> ttabel 1,66, artinya jika ditingkatkan
variabel disiplin kerja sebesar satu satuan maka kinerja karyawan akan
meningkat sebesar 0,314 satuan.
5. Pada analisis regresi diperoleh antara variabel independen dan variabel
dependen terdapat hubungan yang linear. Fhitung yang diperoleh
berdasarkan output regresi adalah 39,761> dari Ftabel 3,13, maka Ha
diterima artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel bebas (pelatihan dan disiplin kerja)terhadap
variabel terikat (kinerja karyawan).
6. Angka Adjusted R Square sebesar 0,529 menunjukan bahwa pelatihan dan
disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan sebesar 52,9%.
Apabila pelatihan dan disiplin kerja diterapkan semakin baik oleh
perusahaan maka kinerja karyawannya juga dapat semakin baik.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan penelitian, maka diajukan
beberapa saran sebagai berikut :
1. PT. Perkebunanan Pati sari, Kec. Tenggulun di Aceh Tamiang sebaiknya
dapat terus mempertahankan dan meningkatkan pelatihan dan disiplin
kerja karyawan yang telah diterapkan selama ini, agar kinerja karyawan
80
2. PT. Perkebunanan Pati sari, Kec. Tenggulun di Aceh Tamiang hendaknya
tetap meningkatkan kinerja karyawan dari waktu kewaktudengan
menegakan peraturan yang tegas seperti pemotongan gaji bagi karyawan
yang melanggar peraturan atau bekerja tidak mencapai target sehingga
dapat tercipta penerapan disiplin, iklim kerja yang baik, dan kondusif.
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat meneruskan dan
mengembangkan penelitian ini pada masa yang akan datang melalui
penelitian yang lebih mendalam dengan menambahkan variabel-variabel
lain untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal mengenai pengaruh
9
2.1.1 Pengertian Pelatihan
Menurut Dessler (2006:280) pelatihan merupakan proses mengajar
ketrampilan yang dibutuhkan karyawan untuk melakukan pekerjaannya.Pelatihan
harus dirancang untuk mewujudkan tujuan organisasi, pada waktu bersamaan juga
mewujudkan tujuan para pekerja secara perorangan. Pelatihan sering dianggap
sebagai aktivitas yang paling umum dan para pimpinan mendukung adanya
pelatihan.Melalui pelatihan, para pekerja akan diharapkan menjadi lebih terampil
dan karenanya akan lebih produktif sekalipun manfaat tersebut harus
diperhitungkan dengan waktu yang tersita ketika pekerja sedang dilatih.
Rivai (2009:211) menyatakan bahwa pelatihan merupakan
bagianpendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan
meningkatkanketerampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu
yang relative singkat dengan metode yang lebih mengutamakan pada praktik
daripada teori.Pelatihan merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan mutu
sumber daya manusia dalam organisasi, baik yang baru ataupun yang sudah
bekerja perlu mengikuti pelatihan karena adanya tuntutan pekerjaan yang dapat
berubah akibat perubahan lingkungan kerja, strategi, dan lain sebagainya.
2.1.2 Tujuan Pelatihan
Tujuan diadakannya pelatihan dan pengembangan yang diselenggarakan
perusahaan terhadap karyawan dikarenakan perusahaan menginginkan adanya
perubahan dalam prestasi kerja karyawan sehingga dapat sesuai dengan
10
MenurutFathoni (2006:148), tujuan diadakanya pendidikan dan pelatihan
pada umumnya dalam rangka pembinaan terhadap tenaga kerja atau karyawan
agar dapat:
a. Meningkatkan kepribadian dan semangat pengabdian kepada
organisasi dan masyarakat.
b. Meningkatkan mutu, kemampuan serta keterampilan baik dalam
melaksanakan tugasnyamaupun kepemimpinanya.
c. Melatih dan meningkatkan mekanisme kerja dan kepekaan dalam
melaksanakan tugas.
d. Melatih dan melaksanakan kerja dalam merencanakan.
e. Meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan kerja.
Perusahaan yang gagal menyediakan pelatihan dan pengembangan akan
kehilangan karyawan yang berorientasi pencapaian yang merasa frustasi karena
merasa tidak ada kesempatan untuk promosi dan akhirnya memilih keluar untuk
mencari perusahaan lain yang menyediakan pelatihan dan pengembangan untuk
kemajuan karier mereka. Tujuan dilaksanakannya pelatihan dan pengembangan
ini menggambarkan bahwa peranan program ini sangat penting bagi
perkembangan karyawan dan perusahaan itu sendiri.
2.1.3 Manfaat dan Pentingnya Pelatihan
Pelatihan bagi karyawanmerupakan sebuah proses mengajarkan
pengetahuandankeahliantertentusertasikapagarkaryawansemakinterampil dan
mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik, sesuai dengan
standar. Pelatihan merujuk padapengembangan keterampilan
11
dikategorikansecaraeksplisitdalam pengembanganmanajemen,organisasi,dan
pengembanganindividu karyawan.Pengembanganlebih fokuspadapemenuhan
kebutuhan perusahaan jangka panjang.
Menurut Simamora (2006:278) manfaat program pelatihan bagi
perusahaan dan individuadalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan kuantitas dan kualitas produktivitas.
b. Mengurangi waktu belajar yang diperlukan karyawan untuk mencapai
standar kinerja yang dapat diterima.
c. Membentuk sikap, loyalitas, dan kerjasama yang lebih menguntungkan.
d. Memenuhi kebutuhan perencanaan semberdaya manusia.
e. Mengurangi frekuensi dan biaya kecelakaan kerja.
f. Membantu karyawan dalam peningkatan dan pengembangan pribadi
mereka.
2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Pelatihan
Mondy (2008: 212) mengemukakan bahwa pelatihan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, sebagai berikut:
a. Dukungan Manajemen Puncak
Dukungan kepemimpinan puncak sangat berguna agar program-program
pelatihan dan pengembangan dapat berjalan dengan baik.
b. Komitmen Para Spesialis dan Generalis
Selain dukungan manajemen puncak, keterlibatan seluruh manajer baik
spesialis maupun generalis sangat berpengaruh pada keberhasilan proses