• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pelatihan dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Perkebunan Pati Sari, Kec. Tenggulun di Aceh Tamiang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pelatihan dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Perkebunan Pati Sari, Kec. Tenggulun di Aceh Tamiang"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN 1

Kuisioner Penelitian

PengaruhPelatihan dan Disiplin KerjaTerhadap Kinerja KaryawanPada PT PerkebunanPati Sari Kec. Tenggulun di Aceh Tamiang

Bagian I

Kami mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk memberikan keterangan pribadi. Isilah salah satu jawaban dengan cara memberikan tanda ceklist (√) pada kotak yang telah disediakan dan jawaban pertanyaan pada tempat yang telah disediakan.

Identitas Responden

1. Nama :

2. Jenis kelamin : a. Pria

b. Wanita

3. Status pernikahan : a. Belum menikah b. Menikah

4. Usia : a. Antara 20 – 30 tahun

b. Antara 31 – 40 tahun c. Antara 41 – 50 tahun 5. Pendidikan terakhir : a. SD

b. SMP c. SMA d. D3

(2)

Bagian II

Petunjuk Pengisian Kuisioner :

1. Setiap pertanyaan mempunyai altenatif jawaban sebagai berikut: SS : Sangat Setuju

S : Setuju RR : Ragu-ragu TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

2. Berilah tanda ceklist (√) pada salah satu jawaban yang saudara pilih 3. Isilah seluruh butir pertanyaan

No Daftar Pertanyaan

Jawab

SS S RR TS STS

A. Pelatihan (X1)

1 Isi pelatihan yang diberikan sudah relevan dengan kebutuhan pekerjaan saya

2 Isi pelatihan yang diberikan selalu yang terbaru

3 Metode pelatihan yang diberikan perusahaan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan saya

4 Program pelatihan dilakukan langkah demi langkah

5 Sikap instruktur dalam menyampaikan materi

medorong saya untuk belajar

6 Keterampilan instruktur dalam menyampaikan materi mendorong saya untuk memberikan umpan balik

7 Lama waktu yang digunakan dalam menyampaikan

materi pokok pelatihan sudah tepat.

8 Tempo penyampaian materi pelatihan yang diberikan sudah sesuai dengan yang saya harapkan

9 fasilitas yang disediakan perusahaan dalam pelatihan sesuai dengan jenis pelatihan

(3)

No Daftar Pertanyaan

Jawab

SS S RR TS STS

B. Disiplin Kerja (X2)

11 Saya selalu pergi berkerja tepat waktu

12 Saya selalu pulang berkerja sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan perusahaan

13 Saya selalu menyelesaikan pekerjaan dengan baik sesuai standart yang telah ditetapkan perusahaan

14 Hasil pekerjaan saya selalu memuaskan perusahaan 15 Setiapkaryawan harus menaati semua peraturan yang

telah ditetapkan perusahaan

16 Saya selalu menaati norma-norma yang berlaku di perusahaan

17 Pimpinan saya selalu memberikan contoh disiplin kepada setiap karyawan

18 Pimpinan saya selalu bersikap adil kepada setiap karyawan

19 Balas jasa yang diberikan perusahaan memotivasi saya untuk mematuhi segala peraturan yang ada dalam perusahaan

20 Balas jasa yang diberikan perusahaan memotivasi saya untuk bekerja lebih baik lagi

21 Perusahaan selalu bersikap adil dalam membarikan balas jasa atau hukuman kepada setiap karyawan agar tercipta kedisiplinan yang baik

22 Pimpinan selalu memberikan pengawasan langsung kepada karyawan agar selalu bersikap disiplin dalam perusahaan

23 Sanksi tegas yang diberlakukan perusahaan selalu diinformasikan kepada setiap karyawan

24 Sanksi hukuman yang diberikan disesuaikan pada setiap tingkatakan kesalahan

25 Pimpinan memiliki ketegasan untuk menghukum

setiap karyawan yang melangar peraturan sesuai dengan sanksi yang sudah ditetapkan

No Daftar Pertanyaan

Jawab

SS S RR TS STS

C. Kinerja Karyawan (Y1)

26 Tingkat volume kerja yang saya hasilkan tercapai sesuai standart

27 Volume kerja yang saya hasilkan selalu melebihi standart yang ditetapkan perusahaan

(4)

dalam kurun waktu tertentu 29 Saya selalu berkerja dengan teliti

30 Saya selalu menyelesaikan pekerjaan dengan rapi 31 Saya selalu bekerja dengan penuh perhitungan untuk

menghindari kesalahan dalam menyelesiakan pekerjaan

32 Penggunaan masa kerja yang ditetapkan sesuai dengan kebijakan perusahaan

33 Pengunaan masa kerja sesuai dengan waktu yang ditetapkan agar pekerjaan selesai tepat waktu

34 Saya memiliki kemampuan untuk berkerja sama

dengan karyawan lain

(5)

LAMPIRAN 2

TABULASI DATA

(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)

LAMPIRAN 3

Frekuensi jawaban responden terhadap variabel Pelatihan, Disiplin Kerja, dan Kinerja Karyawan.

P1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

(12)

P5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

(13)

P10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

(14)

P16

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

(15)

P20

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

3 9 12,9 12,9 12,9

4 58 82,9 82,9 95,7

(16)

Total 70 100,0 100,0

P26

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

(17)

p29

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

(18)

P34

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

3 12 17,1 17,1 17,1

4 53 75,7 75,7 92,9

5 5 7,1 7,1 100,0

Total 70 100,0 100,0

P35

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

3 8 11,4 11,4 11,4

4 56 80,0 80,0 91,4

5 6 8,6 8,6 100,0

Total 70 100,0 100,0

LAMPIRAN 4TEKNIK ANALISIS DATA

(19)

Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 70

Normal Parametersa,b Mean 0E-7 Std. Deviation 1,26971450

Most Extreme Differences

Absolute ,063 Positive ,063 Negative -,040

Kolmogorov-Smirnov Z ,530

Asymp. Sig. (2-tailed) ,941

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Hasil Peneitian (2015) (diolah)

(20)

Hasil Uji Glejser

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

a. Dependent Variable: absut

Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 9,846 4,841 2,034 ,046

Pelatihan ,294 ,059 ,504 4,995 ,000 ,670 1,493

Disiplin ,314 ,099 ,321 3,175 ,002 ,670 1,493

a. Dependent Variable: Kinerja

Analisis Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

(21)

LAMPIRAN 5 UJI HIPOTESIS

Uji Signifikan Simultan (Uji F)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 132,031 2 66,016 39,761 ,000b

Residual 111,240 67 1,660

Total 243,271 69

a. Dependent Variable: Kinerja

b. Predictors: (Constant), Disiplin, Pelatihan

Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 9,846 4,841 2,034 ,046

pelatihan ,294 ,059 ,504 4,995 ,000

disiplin ,314 ,099 ,321 3,175 ,002

a. Dependent Variable: kinerja

Uji Analisis Determinasi (R2)

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,737a ,543 ,529 1,289

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Fathoni, Abdurrahman. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Tanjung,Arep, dan Ishak. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Universitas Trisakti, Jakarta.

Dessler, Gary. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia Jilid II. Jakarta: PTIndeks.

Fathoni, Abdurahmat, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, PT. Rineka

Hamalik, Oemar. 2000. Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu, Jakarta: Bumi Aksara.

Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen. Cetakan Kedelapanbelas. BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

Hariandja, Marihot Tua Efendi. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.

Hasibuan, Malayu S.P. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi revisi Bumi Aksara, Jakarta: Grasindo.

Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Cetakan Kelima, Remaja Rosdakarya. Bandung.

Mangkuprawira, TB. Sjafry. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik.

Jakarta : Ghalia Indonesia.

Mathis, Robert L. Dan John H. Jackson. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama Salemba Empat, Jakarta.

Moeheriono, 2009. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, Ghalia Indonesia, Bogor.

Panggabean, Mutiara. S, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Ghalia Indonesia, Bogor

Sinungan, Muchdarsyah, 2007. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta:Angkasa Persada.

Panggabean, Mutiara Sibarani. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Chalia, Indonesia.

Saydam, Gauzali. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Djambatan Siagian, Sondang, (2005), Manajemen Stratejik, Edisi keenam, PT. Bumi Aksara,

Jakarta.

Situmorang, Syafrizal Helmi dan Muslich Lufti. 2014. Analisis Data Untuk Riset Manajemen dan Bisnis. Edisi 3. USU Press, Medan Indonesia.

Solo, Fransesco. 2003. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Surabaya: Airlangga University Press

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sutrisno, Edy (2009), Manajemen Sumber Daya Manusia, Kencana, Jakarta. Tika, Pabundi, 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan, PT.

Bumi Aksara, Jakarta.

Wibowo (2007). Manajemen Kinerja, edisi pertama, Jakarta Penerbit : PT. Raja Grafindo Persada

Gibson, James .L. 2004. Manajemen. Alih bahasa Zuhad Ichyandin. Edisi 9. Jakarta: Erlangga.

(23)

Indonesia.

Luthans, Fred, 2006. Perilaku Organisasi 10th, Edisi Indonesia, Penerbit ANDI. Yogyakarta.

Matutina, 2001, Manajemen Sumber daya Manusia, cetakan kedua, Gramedia Widia

Sarana Indonesia, Jakarta.

(24)

37 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian

berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi

atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian

(Sugiyono 2010:8).

Penelitian ini juga bisa dikatakan assosiatif yaitu penelitian yang

menanyakan hubungan anatara dua variabel atau lebih (Sugiyono 2010:36).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT Perkebunan Pati Sari, Kec, Tenggulun,

di Aceh Tamiang.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini mulai dilakukan pada tanggal 4 April2015 sampai

bulan oktober 2015.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran

dalam membahas dan menganalisis permasalahan penelitian yang dilakukan.

Penelitian ini membahas tentang variabel independent (variabel bebas), yaitu

Pelatihan (X1) dan disiplin kerja (X2). Variabel dependent (variabel terikat), yaitu

Kinerja Karyawan (Y) pada PT. Perkebunan Pati Sari, Kec. Tenggulun di Aceh

(25)

38 3.4 Defenisi Operasional Variabel

Secara keseluruhan, penentuan atribut dan indikator serta operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel berikut:

Tabel 3.1

Defenisi Variabel Operasional

Variabel Defenisi Operasional Dimensi Indikator Skala

Independen :Pelatihan (X1)

pelatihan merupakan suatu cara yang digunakan untuk

memberikan atau meningkatkan keterampilan

yang dibutuhkan karyawan

untuk melaksanakan

pekerjaannya sekarang.

a. Sesuai kebutuhan

karyawan.

e. Fasilitas Memadai

Likert

Independen: Disiplin Kerja

Disiplin kerja diartikan sebagai sikap ketaatan seseorang terhadap suatu aturan atau ketentuan yang berlaku dalam organisasi yaitu menggabungkan diri dalam organisasi itu atas dasar adanya kesadran dan keinsyafan bukan karena adanya unsur paksaan

1. Tujuan

a. Selalu datang dan

pulang tepat pada waktunya

b. Mengerjakan semua

pekerjaan dengan baik

c. Mematuhi semua

peraturan

a. Teladan pimpinan

b. Balas jasa

Kinerjaadalah hasil atau tingkatan keberhasilan seseorang secara keseluru

han selama periode tertentu didalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan seperti, standar hasil kerja, target, sasaran, atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.

a. Volume pekerjaan

a. Pelaksanaan pekerjaan tepat waktu

a. Kemapuan berkerja

dengan team atau kelompok

(26)

39

Sumber: Pangabean (2002), Hasibuan (2007), Rivai dan Basri (2005)

3.5Skala Pengukuran Variabel Penelitian

Skala pengukuran data dalam penelitian ini adalah skala likert. Menurut

Sugiyono (2010:86), skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan

persepsi seorang atau kelompok tentang fenomena sosial. Dalam melakukan

penelitian terhadap variabel-variabel yang akan diuji pada setiap jawaban akan

diberi skor. Skor yang diberikan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

(Sumber : Sugiyono,2006)

3.6Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2010:115) populasi merupakan wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertntu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik

kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan bagian produksi yang

bekerja di PT Perkebunan Patai Sari Aceh Tamiang berjumlah 70 orang, yang

terdiri dari supervisi 6 orang, karyawan pemanen 60 orang dan kerani 4

Pertanyaan Bobot

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Ragu-ragu (R) 3

Tidak Setuju (TS) 2

(27)

40

orang.Semua karyawan sudah menjadi karyawan tetap, yang bekerja lebih dari

satu tahun.

3.6.2Sampel

Penelitian ini menggunakan seluruh populasi yang berjumlah 70 orang

menjadi sampel penelitian atau sampel jenuh. Sampel jenuh merupakan sampel

yang mewakili jumlah populasi biasanya dilakukan jika populasi dianggap kecil

atau kurang dari 100. (Sugiyono, 2010:217).

3.7Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini menurut cara perolehannya

berupa:

a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden yang

terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan

kuesioner dan wawancara kepada karyawan PT. Perkebunan Pati Sari Aceh

Tamiang.

b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen dan

laporan-laporan tertulis perusahaan, litelatur-litelatur yang ada di perusahaan

dan bagian bahan-bahan atau tulisan lain yang ada hubungannya dengan

masalah yang diteliti.

3.8Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :

a. Dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu dilakukan dengan cara meninjau catatan-catatan

serta dokumen-dokumen yang ada misalnya sejarah perusahaan, struktur

(28)

41

dengan cara meninjau data litelatur, jurnal, internet, majalah dan

sumber-sumber lain yang mendukung penelitian.

b. Daftar pertanyaan (questioner)

Metode pengumpulan data dengan membuat daftar pertanyaan dalam

bentuk angket yang ditunjukkan kepada para karyawan bagian produksi

PT Perkebunan Pati Sari Aceh Tamiang, dengan menggunakan skala

likert.

c. Wawancara

Wawancara yaitu melakukan tanya jawab secara langsung dengan

karyawan PT. Perkebunan Pati Sari mengenai informasi atau keterangan

yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

3.9Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum instrument penelitian disebarkan kepada responden maka terlebih

dahulu dilakukan uji validitas dan reabilitas untuk menilai kelayakan dari

instrumen penelitian yang digunakan.Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan

kepada 30 responden diluar sampel PT Perkebunan Pati Sari, Kec. Tenggulun di

Aceh Tamiang, yaitu di Perusahaan PT Perkebunan Nilam Wangi di Aceh

Tamiang, dengan menggunakan program SPSS. Berikut disajikan hasil pengujian

(29)
(30)

43

3.9.1 Uji Validitas

Menurut Situmorang dan Lufti (2014:86) validitas menunjukkan sejauh

mana suatu alat pengukur yang mengukur apa yang ingin diukur. Sekiranya

peneliti ingin megukur kuesioner didalamnya,pengumpulandata penelitian, maka

kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin di ukurnya.Uji

validitas dalam penelitian ini dilakukan pada PT Perkebunan Nilam Wangi di

Aceh Tamiang dengan memberikan kuesioner kepada 30 orang karyawan.

Uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa tepat suatu alat ukur

mampu melakukan fungsi.Alat ukur yang digunakan dalam pengujian validitas

dengan kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid jika pada pertanyaan

kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut. Tingkat validitas dapat diukur dengan cara membandingkan nilai rhitung

dengan menggunakan program dengan kriteria sebagai berikut:

bila : r hitung > r tabel , berarti pertanyaan tersebut dinyatakan valid.

rhitung ≤ r tabel , berarti pertanyaan tersebut dinyatakan tidak

(31)

44

Untuk melihat validitas maka kolom yang dilihat adalah corrcted

Item-Total Correlation. Apabila nilainya melebihi 0.361 maka instrumen-instrumen

dalam penelitian dinyatakan valid.

Tabel 3.4

Uji Validitas Instrumen Item Corrected Item-Total

Correlation(r hitung)

rtabel n=30,α 5% Keterangan

(32)

45

Pertanyaan 33 ,405 0.361 Valid

Pertanyaan 34 ,763 0.361 Valid

Pertanyaan 35 ,774 0.361 Valid

Sumber: Pengolahan dengan SPSS 20.00 (diolah kembali oleh peneliti)

Tabel 3.4 diatas memperlihatkan bahwa seluruh itemkuesioner dari

variabelvalid dan layak digunakan untuk penelitian selanjutnya.

3.9.2Uji Reliabilitas

Menurut Situmorang dan Lufti (2014:89) reliabilitas adalah indeks yag

menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat

diandalkan. Uji reliabilitas ini digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang

digunakan (kuesioner) menunjukkan konsistensi didalam mengukur gejala yang

sama untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang bermutu dan baik sudah

semestinya jika rangkaian penelitian yang dilakukan harus baik juga.

Perencanaanyang matang mutlak diperlukanalat-alat penelitian seperti kuesioner

yang digunakan juga harus dalam kondisi yang baik.

Uji reliabilitas ini menggunakan bantuan software SPSS for windows

terhadap 30 orang karyawan.Butir pertanyaan yang sudah dikatakan valid dalam

uji validitas ditentukan realibilitasnya dengan kriteria sebagai berikut :

Jika : ralpha positif atau lebih besar dari rtabel maka pertanyaan reliabel.

ralpha negatif atau lebih kecil dari rtabel maka pertanyaan tidak

reliable

Tabel 3.5

Uji Validitas Instrumen Item Cronbach's Alpha if

Item Deleted

>0.80 Keterangan

Pertanyaan 1 ,952 0.80 Reliabel

(33)

46

Item Cronbach's Alpha if Item Deleted

(34)

47

Variabel dikatakan reliable apabila memberikan nilai cronbach`s Alpha>

0.80. Berdasarkan data di atas seluruh pernyataan di atas dinyatakan reliable

karena memberikan nilai cronbach`s Alpha lebih besar dari nilai0.80.

3.10 Model Analisis Data

3.10.1 Metode Analisis Deskriptif

Menurut Sugiyono (2012:206) analisis deskriptif ini digunakan untuk

menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang

telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum atau generalisasi.

3.10.2 Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah

data mengikuti atau mendekati distribusi normal., yakni distribusi data dengan

bentuk lonceng.Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan

kolmogrov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka nilai

Asymp.Sig (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual

berdistribusi normal (Situmorang dan Lufti, 2014 : 114).

a. Pendekatan Histogram

b. Pendekatan Grafik

c. Pendekata Kolmogorov-Smirnov

(35)

48

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan

satu ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residu atau dari satu pengamatan

ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Dan apabila

varians berbeda maka disebut heteroskedastisitas.

3) Uji Multikolinieritas

Istilah kolniearitas ganda berarti adanya hubungan linear yang sempurna

atau eksak diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi.Istilah

kolinearitas sendiri berarti hubungan linear tunggal, sedangkan kolinearitas ganda

menunjukkan adanya lebih dari satu hubungan linear yang sempurna.Untuk

mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya

Tolerance Value dan Variance Inflation Faktor (VIF). Batas Tolerance Value

adalah 0,1 dan batas VIF adalah 5 (Situmorang & Lufti, 2014 : 147), di mana:

1. Tolerance value < 0,1 atau VIF > 10 = terjadi multikolinearitas

2. Tolerance value > 0,1 atau VIF < 10 = tidak terjadi multikolinearitas

3.11 Analisis Regresi Linier Berganda

Alat uji yang digunakan untuk menganalisis hipotesis dalam penelitian ini

adalah analisis regresi linier berganda untuk menguji variabel bebas pelatihandan

disiplin kerja terhadap variabel terikat kinerja karyawan. Analisis regresi linier

berganda dipergunakan karena variabel terikat yang dicari dipengaruhi oleh lebih

dari satu variabel bebas atau variabel penjelas.

Adapun model persamaan yang digunakan adalah menurut Sugiyono

(36)

49 Y = a + b1 X1 + b2 X2+e

Dimana

Y = Kinerja Karyawan

X1 = Pelatihan

X2 = Disiplin Kerja

a = Konstanta

b1, b2 = Koefisien Regresi

e = Tingkat Kesalahan (error of term)

3.12 Pengujian Hipotesa

Pengujian hipotesis dianalisis dengan cara berikut:

1. Uji Signifikan Simultan / Uji Serentak (Uji �ℎ�����)

Menurut Situmorang dan Lufti (2014:216) uji secara keseleruhan hipotesis

statistik dirumuskan dengan:

a) Kaidah pengujian signifikansi secara manual adalah dengan menggunakan

Tabel F.

Hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut:

��: ���1= ���2=���3=���4 ≠ 0

�0 : ���1= ���2=���3=���4 = 0

b) Kaidah pengujian signifikansi : Program SPSS 16.00

1. Jika nilai probabilitas 0,005 lebih kecil atau sama dengan nilai

(37)

50

2. Jika nilai probabilitas 0,005 lebih kecil atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau (0,005 ≥ Sig) maka �0 ditolak dan �� diterima, artinya signifikan.

2. Uji Signifikan Individual / Uji Parsial (Uji �ℎ�����)

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas dibandingkan dengan tngkat kesalahannya (α). Jika probabilitas variabel bebas

lebih besar dari tigkat kesalahannya (α) maka variable bebas tidak

berpengaruh, tetapi jika probabilitas variable bebas lebih kecil dari tingkat kesalahannya (α) maka variabel bebas tersebut berpengaruh terhadap variable

terikat. Kriteria pengambilan keputusan:

H0diterima atau Ha ditolak, jika thitung< ttabelpada α = 5%

H0ditolak atau Ha diterima, jika thitung> ttabelpada α = 5%

3. Uji Determinasi (R2)

Menurut Situmorang dan Lufti (2014:215) pengujian dengan

menggunakan koefisien determinasi (R2), yaitu untuk melihat besarnya

pengaruh variabel bebas. Uji koefisien determinasi adalah dengan persentase

pengkuadratan nilai koefisien yang ditemukan. R-square atau nilai determinan

(R2) mendekati satu berarti pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat

(38)

51 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

PT. Perkebunan Pati Sari merupakan salah satu perusahaan swasta

nasional yang bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit.Perusahaan ini berdiri

sejak tahun 1987terletak di Desa Selamat, Kecamatan Tengulun, Kabupaten Aceh

Tamiang. Dengan surat izin pendirian usaha No.2/HGO/BPN/1990 dan No

29/HGU/BPN/1990.

Perusahaan pada pertengahan tahun 1996 mengembangkan usahanya

membangun pabrik kelapa sawit.Perusahaan PT. Perkebunan Pati Sari terus

mengembangkan kesejahteraan karyawan-karyawannya dengan mendirikan

perumahan-perumahan dan tempat ibadah dan fasilitas lainya.

Pembangunan pabrik kelapa sawit ditengah masyarakat Kecamatan

Tenggulan tahun 1996, telah menciptakan perubahan besar didalam kehidupan

masyarakat.Masyarakat mengembangkan pertanianya dengan menanam pohon

(39)

52

membuat PT. Perkebunan Pati Sari terus mengembangkan perbaikaninfrastruktur

di desa-desa sekitar perusahaan maupun infrastruktur keluar desa dan membentuk

lembaga koperasi yang saat ini sedang dalam pengembangan sebagai bentuk

kepedulian perusahaan kepada masyarakat.

PT. Perkebunan Pati Sari dalam melaksanakan kegiatan usahanya sangat

menyadari pentingnya mutu (quality) produk terhadap pelanggan dan pihak-pihak

yang terkait serta pengelolaan pengamanan pangan. Semakin berkembangnya

permintaan pelanggan, khususnya tuntutan untuk memenuhi

persyaratanstandarisasi mutu, maka PT. Perkebunan Pati Sari mempunyai

komitmen dalam melakukan proses produksi sesuai dengan permintaan dan

persyaratan pelanggan (Customer Requirement) serta ketentuan yang berlaku

sehingga dapat memuaskan pelanggan (Customer Satisfaction).

PT. Perkebunan Pati Sari sedang proses untuk mendapatkan Sertifikasi

ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) yang dikeluarkan Menteri Republik

Indonesia. Selain itu ada beberapa sertifikasi yang sudah diberikan kepada PT. PP.

Pati Sari salah satunya PROPER dari tahun 2013 yang berada pada peringkat

BIRU.

4.1.1 Visi Perusahaan

Menjadi pengelola perkebunan kelapa sawit yang lestari dengan

produktivitas tinggi, efisiensi dan ramah lingkungan.

4.1.2 Misi Perusahaan

1. Menerapkan sistem manajemen perusahaan perkebunan sesuai dengan

(40)

53

2. Membangu ethos kerja yang profesional dan meningkatkan mutu hasil

kerja.

3. Mencapai keuntungan semaksimal mungkin untuk menjaga

keberlangsungan perusahaan, kesejahteraan karyawan dan membangun

lingkungan sekitar.

4.1.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan kerangka atau bagan yang

menggambarkan jaringan hubungan kerja dan susunan pola hubungan yang

menunjukkan kedudukan, tugas dan tanggungjawab secara hirarki yang terdapat

pada suatu perusahaan. Struktur organisasi yang terdapat pada perusahaan ini

adalah sebagai berikut:

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Perkebunan Pati Sari

Direktur Utama

Kepala Pengamanan

Ketua Tim ISPO

(41)

54 Sumber: PT. Perkebunan Pati Sari

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode ini merupakan suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan

mula-mula disusun, diklasifikasikan sehingga akan memberikan gambaran yang

jelas mengenai masalah yang sedang diteliti.Analisis deskriptif dalam penelitian

ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa

kuisioner yang telah diisi oleh responden penelitian.Kuesioner yang digunakan

dalam penelitian ini diukur dalam Skala Likert untuk menanyakan pengaruh

pelatihan dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan. Variabel pelatihan (X1)

terdiri dari 10 butir pertanyaan, variabel disiplin kerja (X2) terdiri dari 15 butir

pertanyaandan variabel kinerja (Y1) terdiri dari 10 butir pertanyaan. Kuesioner

penelitian ini disebarkan kepada 70 orang responden.

4.2.2 Hasil Distribusi Karakteristik Responden

Pada bagian ini akan dijelaskan hasil distribusi karakteristik responden

yang diperoleh melalui kuesioner penelitian mengenai data responden penelitian

yang meliputi jenis kelamin, status pernikahan, usia, pendidikan terakhir dan lama

berkerja dengan menggunakan metode crosstab dan frekuensi.

1. Karakteristik Berdasarkan Usia dengan Jenis Kelamin

Distribusi responden berdasarkan usia crosstab dengan jenis

kelaminresponden sebagai berikut:

Tabel 4.1

usia * Jenis Kelamin Crosstabulation

(42)

55

Jenis Kelamin Total Laki-laki

Tabel 4.1 memberikan informasi bahwa sebanyak 35 orang responden

berusia 20-30 tahun yang berjenis kelamin laki-laki. Terdapat 24 orang responden

berusia 31-40 tahun yang berjenis kelamin laki-laki, dan sebanyak 11

orangresponden berusia 41-50 tahun yang berjenis kelamin laki-laki. Dapat

disimpulkan deskriptif usia dan jenis kelamin responden pada penelitian ini

didominasi oleh responden berumur 20-30 tahun dan berjenis kelamin laki-laki.

2. Karakteristik Berdasarkan Usia dengan Status Pernikahan

Distribusi responden berdasarkan usia crosstab dengan status pernikahan

sebagai berikut:

Sumber: Output SPSS, (2015)

Tabel 4.2 memberikan informasi bahwa pada usia 20-30 tahun terdapat 17

orang responden yang belum menikah dan 18 orang responden sudah menikah.

Tabel 4.2

usia * Status Pernikahan Crosstabulation

Count

(43)

56

Pada usia 31-40 tahun terdapat 3 orang responden yang belum menikah dan 21

orang responden sudah menikah. Pada usia 41-50 tahun tidak ada responden yang

belum menikah tetapi ada sebanyak 11 orang responden yang sudah menikah.

Dapat disimpulkan deskriptif usia dan status pernikah responden pada penelitian

ini didominasi oleh responden berumur 20-30 tahun yang belum menikah dan

sudah menikah sebanyak 35 orang responden.

3. Karakteristik Berdasarkan Usia dengan Pendidikan Terakhir

Distribusi responden berdasarkan usia dengan pendidikan terakhir

sebagai berikut:

Sumber: Output SPSS, (2015)

Tabel 4.3 memberikan informasi bahwa dengan rentang usia 20-30 tahun

ada sebanyak 8 orang responden berpendidikan SD, 13 orang responden

berpendidikan SMP, 4 orang responden berpendidikan SMA namun tidak ada

responden yang berpendidikan D3. Pada usia rentang 31-40 tahun ada sebanyak

11 orang responden berpendidikan SD, 10 orang responden berpendidikan SMP, 3

orang responden berpendidika SMA dan 1 orang responden berpendidikan D3,

Tabel 4.3

Usia * Pendidikan Terakhir Crosstabulation

Count

Pendidikan Terakhir Total

SD SMP SMA D3

usia

20-30 18 13 4 0 35

31-40 11 10 3 0 24

41-50 4 2 4 1 11

(44)

57

dan pada rentang usia 41-50 tahun ada sebanyak 4 orang responden berpendidikan

SD, 2 orang responden berpendidikan SMP, 4 orang responden berpendidikan

SMA dan 1 responden berpendidikan D3. Dapat disimpulkan deskriptif usia dan

pendidikan terakhir responden pada penelitian ini didominasi oleh responden

berumur 20-30 tahun yang berjumlah 35 responden dari pendidikan SD, SMP,

SMA dan D3.

4. Karakteristik Berdasarkan Usia dengan Lama Berkerja

Distribusi responden berdasarkan usia dengan lama bekerja sebagai

berikut:

Sumber: Output SPSS, (2015)

Tabel 4.4 memberikan informasi bahwa dengan rentang usia 20-30 tahun

ada sebanyak 9 orang responden berkerja kurang dari 2 tahun, 17 orang responden

berkerja antara 3-5 tahun dan 9 orang responden bekerja lebih dari 5 tahun. Pada

usia rentang 31-40 tahun ada sebanyak 3 orang responden yang berkerja kurang

dari 2 tahun, 11 orang responden berkerja antara 3-5 tahun dan ada 10 orang

responden berkerja lebih dari 5 tahun. Pada rentang usia 41-50 tahun tidak ada

Tabel 4.4

Usia * Lama Bekerja Crosstabulation

Count

Lama Berkerja Total

(45)

58

responden yang bekerja kurang dari 2 tahun dan antara 3-5 tahun namun ada

sebanyak 11 orang responden yang berkerja lebih dari 5 tahun.Dapat disimpulkan

deskriptif usia dan lama berkerja responden pada penelitian ini didominasi oleh

responden berumur 20-30 tahun yang berjumlah 35 responden yang terdiri dari

lama berkerja kurang dari 2 tahun, antara 3-5 tahun dan lebih dari 5 tahun.

4.2.12 Analisis Statistik Deskriptif Variabel 1. Variabel Pelatihan

Pelatihan merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan mutu sumber

daya manusia dalam organisasi, baik yang baru ataupun yang sudah bekerja perlu

mengikuti pelatihan karena adanya tuntutan pekerjaan yang dapat berubah akibat

perubahan lingkungan kerja, strategi, dan lain sebagainya.Jawaban responden

tentang variabel pelatihan dapat dijelaskan pada Tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden untuk Pelatihan Item

Sumber : Hasil Penelitian (2015) (diolah)

(46)

59

1. Pada pernyataan 1 “Isi pelatihan yang diberikan sudah relevan dengan

kebutuhan pekerjaan saya”, sebanyak 47 responden atau 67,1% paling

dominan menyatakan setuju.

2. Pada pernyataan 2 “Isi pelatihan yang diberikan selalu yang terbaru”,

sebanyak 41 responden atau 58,6% paling dominan menyatakan setuju.

3. Pada pernyataan 3 “Metode pelatihan yang diberikan perusahaan sesuai

dengan kebutuhan pekerjaan saya”, sebanyak 47 responden atau 67,1%

paling dominan menyatakan setuju.

4. Pada pernyataan 4 “Program pelatihan dilakukan langkah demi langkah”,

sebanyak 42 responden atau 60,0% paling dominan menyatakan setuju.

5. Pada pernyataan 5 “Sikap instruktur dalam menyampaikan materi

medorong saya untuk belajar”, sebanyak 45 responden atau 64,3% paling

dominan menyatakan setuju.

6. Pada pernyataan 6 “Keterampilan instruktur dalam menyampaikan materi

mendorong saya untuk memberikan umpan balik”, sebanyak 43 responden

atau 61,4% paling dominan menyatakan setuju.

7. Pada pernyataan 3 “Lama waktu yang digunakan dalam menyampaikan

materi pokok pelatihan sudah tepat.”, sebanyak 50 responden atau 71,4%

paling dominan menyatakan setuju.

8. Pada pernyataan 3 “Tempo penyampaian materi pelatihan yang diberikan

sudah sesuai dengan yang saya harapkan”, sebanyak 57 responden atau

81,4% paling dominan menyatakan setuju.

9. Pada pernyataan 3 “fasilitas yang disediakan perusahaan dalam pelatihan

sesuai dengan jenis pelatihan”, sebanyak 40 responden atau 57,1% paling

(47)

60

10.Pada pernyataan 3 “Pelatihan dilakukan diruang khusus yang terpisah dari

tempat kerja”, sebanyak 47 responden atau 67,1% paling dominan

menyatakan setuju.

Hasil jawaban responden juga menunjukan bahwa mayoritas jawaban

responden mengenai variabelpelatihan karyawan adalah Setuju (S) sebesar

65,5%, Sangat Setuju (SS) sebesar 25,7%, Ragu-ragu (RG) sebesar 8,1%, Tidak

Setuju (TS) sebesar 0,5%, dan Sangat Tidak Setuju (STS) sebesar 0%.

2. Variabel Disiplin Kerja

Disiplin kerja diartikan sebagai sikap ketaatan seseorang terhadap suatu

aturan atau ketentuan yang berlaku dalam organisasi yaitu menggabungkan diri

dalam organisasi itu atas dasar adanya kesadran dan keinsyafan bukan karena

adanya unsur paksaan. Jawaban responden tentang variabel disiplin kerja dapat

dijelaskan pada Tabel 4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.6

(48)

61 Sumber : Hasil Penelitian (2015) (diolah)

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa:

1. Pada pernyataan 1 “Saya selalu pergi berkerja tepat waktu”, sebanyak 54

responden atau 77,1% paling dominan menyatakan setuju.

2. Pada pernyataan 2 “Saya selalu pulang berkerja sesuai dengan waktu yang

telah ditetapkan perusahaan”, sebanyak 45 responden atau 64,3% paling

dominan menyatakan setuju.

3. Pada pernyataan 3 “Saya selalu menyelesaikan pekerjaan dengan baik

sesuai standart yang telah ditetapkan perusahaan”, sebanyak 49 responden

atau 70,0% paling dominan menyatakan setuju.

4. Pada pernyataan 3 “Hasil pekerjaan saya selalu memuaskan perusahaan”,

sebanyak 60 responden atau 85,7% paling dominan menyatakan setuju.

5. Pada pernyataan 3 “Setiapkaryawan harus menaati semua peraturan yang

telah ditetapkan perusahaan”, sebanyak 56 responden atau 80,0% paling

dominan menyatakan setuju.

6. Pada pernyataan 3 “Saya selalu menaati norma-norma yang berlaku di

perusahaan”, sebanyak 54 responden atau 77,1% paling dominan

menyatakan setuju.

7. Pada pernyataan 3 “Pimpinan saya selalu memberikan contoh disiplin

kepada setiap karyawan”, sebanyak 58 responden atau 82,9% paling

dominan menyatakan setuju.

8. Pada pernyataan 3 “Pimpinan saya selalu bersikap adil kepada setiap

karyawan”, sebanyak 57 responden atau 81,4% paling dominan

(49)

62

9. Pada pernyataan 3 “Balas jasa yang diberikan perusahaan memotivasi saya

untuk mematuhi segala peraturan yang ada dalam perusahaan”, sebanyak

62 responden atau 88,6% paling dominan menyatakan setuju.

10.Pada pernyataan 3 “Balas jasa yang diberikan perusahaan memotivasi saya

untuk bekerja lebih baik lagi”, sebanyak 52 responden atau 74,3% paling

dominan menyatakan setuju.

11.Pada pernyataan 3 “Perusahaan selalu bersikap adil dalam membarikan

balas jasa atau hukuman kepada setiap karyawan agar tercipta kedisiplinan

yang baik”, sebanyak 62 responden atau 88,6% paling dominan

menyatakan setuju.

12.Pada pernyataan 3 “Pimpinan selalu memberikan pengawasan langsung

kepada karyawan agar selalu bersikap disiplin dalam perusahaan”,

sebanyak 57 responden atau 81,4% paling dominan menyatakan setuju.

13.Pada pernyataan 3 “Sanksi tegas yang diberlakukan perusahaan selalu

diinformasikan kepada setiap karyawan”, sebanyak 52 responden atau

74,3% paling dominan menyatakan setuju.

14.Pada pernyataan 3 “Sanksi hukuman yang diberikan disesuaikan pada

setiap tingkatakan kesalahan”, sebanyak 58 responden atau 82,9% paling

dominan menyatakan setuju.

15.Pada pernyataan 3 “Pimpinan memiliki ketegasan untuk menghukum

setiap karyawan yang melangar peraturan sesuai dengan sanksi yang sudah

ditetapkan”, sebanyak 56 responden atau 80,0% paling dominan

menyatakan setuju.

Hasil jawaban responden juga menunjukan bahwa mayoritas jawaban

(50)

63

79,2%, Ragu-ragu (RG) sebesar 14,2%,Sangat Setuju (SS) sebesar 6,4% Tidak

Setuju (TS) sebesar 0,%, dan Sangat Tidak Setuju (STS) sebesar 0%.

3.VariabelKinerja

Kinerja adalah hasil atau tingkatan keberhasilan seseorang secara

keseluruhan selama periode tertentu didalam melaksanakan tugas dibandingkan

dengan berbagai kemungkinan seperti, standar hasil kerja, target, sasaran, atau

kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati

bersama.Jawaban responden tentang variabel kinerja dapat dijelaskan pada Tabel

4.7 sebagai berikut:

Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden untuk Kinerja

Item SS S RR TS STS Total Rata-

Sumber : Hasil Penelitian (2015) (diolah)

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa:

1. Pada pernyataan 1 “Tingkat volume kerja yang saya hasilkan tercapai

sesuai standart”, sebanyak 53 responden atau 75,7% paling dominan

(51)

64

2. Pada pernyataan 2 “Volume kerja yang saya hasilkan selalu melebihi

standart yang ditetapkan perusahaan”, sebanyak 43 responden atau 61,4%

paling dominan menyatakan setuju.

3. Pada pernyataan 1 “Saya selalu dapat menyelesaikan banyak perkerjaan

dalam kurun waktu tertentu”, sebanyak 54 responden atau 77,1% paling

dominan menyatakan setuju.

4. Pada pernyataan 1 “Saya selalu berkerja dengan teliti”, sebanyak 53

responden atau 75,7% paling dominan menyatakan setuju.

5. Pada pernyataan 1 “Saya selalu menyelesaikan pekerjaan dengan rapi”,

sebanyak 58 responden atau 82,9% paling dominan menyatakan setuju.

6. Pada pernyataan 1 “Saya selalu bekerja dengan penuh perhitungan untuk

menghindari kesalahan dalam menyelesiakan pekerjaan”, sebanyak 52

responden atau 74,3% paling dominan menyatakan setuju.

7. Pada pernyataan 1 “Penggunaan masa kerja yang ditetapkan sesuai dengan

kebijakan perusahaan”, sebanyak 59 responden atau 84,3% paling

dominan menyatakan setuju.

8. Pada pernyataan 1 “Pengunaan masa kerja sesuai dengan waktu yang

ditetapkan agar pekerjaan selesai tepat waktu”, sebanyak 48 responden

atau 68,6% paling dominan menyatakan setuju.

9. Pada pernyataan 1 “Saya memiliki kemampuan untuk berkerja sama

dengan karyawan lain”, sebanyak 53 responden atau 75,7% paling

dominan menyatakan setuju.

10.Pada pernyataan 1 “Kemampuan berkerja sama meruapakan salah satu

penilaian kinerja yang diberikan perusahaan”, sebanyak 56 responden atau

(52)

65

Hasil jawaban responden juga menunjukan bahwa mayoritas jawaban

responden mengenai variabel kinerja karyawan adalah Setuju (S) sebesar 75,5%,

Sangat Setuju (SS) sebesar 15,2%, Ragu-ragu (RG) sebesar 8,5%, Tidak Setuju

(TS) sebesar 0,5%, dan Sangat Tidak Setuju (STS) sebesar 0%.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

Setelah melakukan analisis regresi berganda, penulis melakukan

pengujian asumsi klasik.Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mendapatkan

hasil penelitian yang BLUE (Best Linier Unbiased Estimation) atau perkiraan

yang efisien dan tidak biasa. Kriteria pengujian asumsi klasik yang harus

dipenuhi, yaitu:

4.2.2.1 Uji Normalitas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data

mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk

lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi

normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Pada

uji normalitas terdapat dua cara yang dapat digunakan yaitu:

a) Analisis Grafik

Normalitas data dapat dilihat melalui penyebaran titik pada sumbu

diagonal daro P-Plot atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar

pengambilan keputusan sebagai berikut:

Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal maka

(53)

66 Gambar 4.2

Hasil Uji Regression Standartized Residual

Sumber : Hasil Penelitian (2015) (diolah)

Gambar 4.2 terlihat bahwa variabel berdistribusi normal.Hal tersebut

ditunjukkan oleh distribusi data yang tidak menceng ke kiri atau ke kanan.

Sedangkan hasil analisis Grafik P-Plot uji normalitas adalah sebagai berikut:

Gambar 4.3

Hasil Uji Normal P-P Plot Of Regression Strandartized Residual

Sumber : Hasil Penelitian (2015) (diolah)

Gambar 4.3 P-P plot menunjukkan bahwa titik-titik menyebar disekitar

garis diagonal dan mengikuti garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa data

yang diperoleh berdistribusi normal.

b) Analisis Statistik

Pengujian normalitas yang didasarkan pada uji statistik non parametik

(54)

67

asymp.Sig (2 tailed)>� maka data dinyatakan berdistribusi normal. Berikut adalah Tabel 4.9 hasil ujiKolmogorov-Smirnov.

Tabel 4.9

Deviation 1,26971450

Most Extreme Differences

Absolute ,063

Positive ,063

Lanjutan Tabel 4.9 Uji Kolmogorov-Smirnov

Sumber : Hasil Peneitian (2015) (diolah)

Menurut Situmorang dan Lufti (2014:121), apabila pada hasil uji

Kolmogorov-Smirnov, nilai Asymp Sig (2-tailed) lebih besar dari nilai signifikan

0,05, dan nilai Kolmogorov-Smirnov Z lebih kecil dari 1,97 maka data dikatakan

normal. Pada Tabel 4.1 dapat dilihat nilai Asymp Sig (2-tailed) 0,941 lebih besar

dari 0,05 dan nilai Kolmogorov-Smirnov Z 0,530 lebih kecil dari 1,97, sehingga

model regresi yang diperoleh adalah berdistribusi normal.

4.2.2.1 Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah

grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians

sama, dan yang seharusnya tidak terjadi maka dikatakan ada homokedastisitas,

sedangkan jika varians tidak sama dikatakan heteroskedastisitas (Situmorang dan

Negative -,040

Kolmogorov-Smirnov Z ,530

Asymp. Sig. (2-tailed) ,941

(55)

68

Lufti, 2014 : 121-122). Gejala heterokedastisitas dapat dideteksi dengan dua cara

yaitu:

a. Analisis Grafik

Gejala heterokedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik

Scatterplot.Apabila data yang berbentuk titik-titik tidak membentuk suatu pola

atau menyebar, maka model regresi tidak terkena heterokedastisitas.

Kriteria pengambilan keputusan:

1) Jika diagram pencar yang ada membentuk pola-pola tertentu yang

teratur maka regresi mengalami gangguan heterokedastisitas.

2) Jika diagram yang ada pencar tidak membentuk pola-pola tertentu

yang teratur maka regresi tidak mengalami gangguan

heterokedastisitas.

Gambar 4.4

Scatterplot Uji Heterokedastisitas

Sumber : Hasil Penelitian (2015) (diolah)

Gambar 4.4 terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk

sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka

nol pada sumbu Y, dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak terjadi

heterokedastisitas pada model regresi.

(56)

69

Kriteria keputusan:

1) Jika probabilitas> 0,05 maka tidak mengalami gangguan heterokedasti

sitas.

2) Jika probabilitas < 0,05 maka mengalami gangguan heterokedastisitas.

Gejala heterokedastisitas dapat juga dideteksi melalui uji Glejser.

Tabel 4.10 berikut ini menampilkan hasil pengujian heterokedastisitas dengan uji

Glejser.

Tabel 4.10 Hasil Uji Glejser

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

a. Dependent Variable: absut

Sumber : Hasil Penelitian (2015) (diolah)

Tabel 4.10menunjukan bahwa kolom Sig. pada tabel koefisien regresi untuk

variabel independen adalah (0,166) dan (0,936), atau probabilitas lebih besar dari

0,05 maka tidak terjadi gangguan heterokedastisitas. Hal ini menunjukkan semua

variabel independent yang terdiri dari pelatihan dan disiplin kerja, signifikan

secara statisik mempengaruhi variabel dependent.

4.2.2.3 Uji Multikolinieritas

Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model

regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui

ada tidaknya gejala multikolinearitasdapat dilihat dari besarnya nilai tolerance

(57)

70

variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variable independen

lainnya. Nilai umum yang bisa dipakai adalah nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF

< 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang dan Lufti, 2008:147).

Pengujian multikoliniearitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.11 Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

a. Dependent Variable: kinerja

Sumber : Hasil Penelitian (2015) (diolah)

Tabel 4.11menunjukan variabel pelatihan dan disiplin kerja memiliki nilai

Tolerance(0,670), (0,670), > 0,1 dan nilai VIF (1,493), (1,493)< 5 maka variabel

tersebut tidak terkena multikolinearitas.

4.3Analisis Regresi Linier Berganda

Metode analisis regresi linier berganda berfungsi untuk mengetahui

pengaruh atau hubungan antara variabel independent dan variabel dependent akan

digunakan analisis regresi linier berganda (multiple regression analysis). Peneliti

menggunakan bantuan program software SPSS for Windows untuk memperoleh

(58)

71

dilakukan dengan memasukkan semua variabel bebas sebagai variabel prediktor.

Seluruh variabel akan dimasukkan ke dalam analisis untuk mengetahui apakah

variabel independent mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

variabel dependent.

Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasik, dapat diketahui bahwa data

telah lulus uji asumsi klasik, sehingga data siap untuk di uji dengan analisis

regresi linear berganda. Hasil analisis regresi linear berganda seperti berikut ini :

Tabel 4.8

Analisis Regresi Linear Berganda Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

a. Dependent Variable: kinerja

Y = a + b1 X1 + b2 X2+e

= 9.846 + 0,294X1 + 0,314X2 + e

Keterangan :

Y = Kinerja

a = Konstanta

b1 = Koefisien Linear Berganda

X1 = Pelatihan

X2 = Disiplin kerja

e = Standard Eror

a) Konstanta (a) pada Y = 9.846 artinya walaupun variabel pelatihan dan

(59)

72

b) Koefisien regresi pelatihan (X1) = 0,294 artinya apabila pelatihan dinaikkan

sebesar satu satuan, maka akan menaikkan kinerja karyawansebesar 0,294

c) Koefisien regresi disiplin kerja (X2) = 0,314 artinya apabila disiplin kerja

dinaikkan satu satuan, sedangkan variabel lainnya dianggap tetap, maka akan

menaikkan kinerja karyawan sebesar 0,314.

4.4 Pengujian Hipotesis

4.4.1 Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas (X1,X2) berupa

pelatihan dan disiplin kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel terikat (Y) kinerja karyawan. Cara yang digunakan adalah dengan

membandingkan nilai Ftabel dengan Fhitung.Bentuk pengujiannya adalah sebagai

berikut :

H0 : b1 = b2 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat hubungan yang positif dan

signifikan dari variabel bebas (X1,X2) berupa pelatihan dan disiplin kerja terhadap

variabel terikat (Y)kinerja karyawan.

Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat hubungan yang positif dan

signifikan dari variabel bebas (X1,X2) berupa pelatihan dan disiplin kerja terhadap

variabel terikat (Y)kinerja karyawan.

Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan software

SPSSfor Windows, kemudian akan dibandingkan dengan nilai Ftabel pada tingkat

�=5% dengan kriteria sebagai berikut :

H0 diterima jika Fhitung< Ftabelpada α = 5%

(60)

73 Tabel 4.12

Hasil Uji F (Uji Signifikan Simultan) ANOVAa

a. Dependent Variable: kinerja

b. Predictors: (Constant), disiplin, pelatihan Sumber : Hasil Penelitian (2015) (diolah)

Hasil Uji F pada Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa nilaiFhitung yang diperoleh

adalah 39,761> dari Ftabel 3,13, maka Ha diterima artinya secara serentak terdapat

pengaruh positif dan signifikan dari variabel pelatihan dan disiplin kerja terhadap

variabel kinerja karyawan.

4.4.2 Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu

variabel independensecara parsial terhadap variabel dependen, kriteria

pengujiannya adalah:

H0 : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Ha : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

H0 diterima jika thitung< ttabelpada α = 5%

Ha diterima jika thitung> ttabelpada α = 5%

Pengaruh secara parsial juga dapat diketahui dengan membandingkan

(61)

74

variabel bebas berpengaruh secara signifikan jika nilai sig.tabel < 0,05. Berikut

Tabel hasil uji parsial (uji t):

Tabel 4.13Hasil Uji Parsial (Uji t) Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

a. Dependent Variable: kinerja

1. Pelatihan

Hasil uji parsial (uji t) menunjukan bahwa pelatihan berpengaruh secara

positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, hal ini terlihat dari nilai

signifikansi (0,000) < 0,05, dan nilai thitung 4,995> ttabel 1,66, artinya jika

ditingkatkan variabel pelatihan sebesar satu satuan maka kinerja karyawan akan

meningkat sebesar 0,294 satuan, maka Ha diterima.

2. Disiplin kerja

Hasil uji parsial (uji t) menunjukan bahwa disiplin kerja berpengaruh secara

positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, hal ini terlihat dari nilai

signifikansi (0,002) < 0,05, dan nilai thitung 3,175> ttabel 1,66, artinya jika

ditingkatkan variabel disiplin kerja sebesar satu satuan maka kinerja karyawan

akan meningkat sebesar 0,314 satuan.

4.4.3 Uji Analisis Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar

kontribusi variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Jika Koefisien

Determinasi (R2) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan semakin baik

(62)

75

jika R2 semakin kecil (mendekati nol), maka akan dapat dikatakan bahwa

pengaruh variabel bebas adalah kecil terhadap variabel terikat. Hal ini berarti

model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas

yang diteliti terhadap variabel terikat. Derajat pengaruh variabel X1, X2 terhadap

variabel Y1 dapat dilihat pada Tabel berikut ini:

Tabel 4.14

Uji Analisis Determinasi (R2)

Sumber : Hasil Penelitian (2015) (diolah)

Tabel 4.14menunjukan bahwa adjusted R Square sebesar 0,529, artinya

52,9% variabel dependen (kinerja karyawan) dijelaskan oleh variabel independen

(pelatihan dan disiplin kerja), dan sisanya 47,1% dijelaskan oleh variabel lain

yang tidak diikut sertakan dalam penelitian ini. Variabel tersebut misalnya

kompensasi dan motivasi kerja, dari variabel bebas yang tidak diikut sertakan

tersebut juga dapat mempengaruhi kinerja karyawan.

1. R=0,737 berarti hubungan antara pelatihan dan disiplin kerja terhadap kinerja

karyawan sebesar73,7%, artinya hubungannya erat. Untuk memastikan tipe

hubungan antar variabel dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut :

Tabel 4.15

Hubungan Antar Variabel

Nilai Interpretasi

0,0 – 0,19 Sangat Tidak Erat

(63)

76

0,8 – 0,99 Sangat Erat

Sumber : Situmorang & Lufti (2014:163)

2. Untuk regresi dengan lebih dari dua variabel bebas, digunakan Adjusted R

Square sebagai koefisien determinasi. Nilai Adjusted R Square dapat naik atau

turun apabila suatu variabel independen ditambahkan dalam model. Adjusted R

Square sebesar 0,529, artinya 52,9% variabel dependen (kinerja karyawan)

dijelaskan oleh variabel independen (pelatihan dan disiplin kerja), dan sisanya

47,1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diikut sertakan dalam penelitian

ini. Variabel tersebut seperti kompensasi, lingkungan kerja dan motivasi kerja.

3. Standart Error of Estimated artinya mengukur variasi dari nilai yang

diprediksi. Standart Error of Estimated juga dapat disebut standar deviasi.

Standart Error of Estimated dalam penelitian ini adalah 1,289. Semakin kecil

standar deviasi berarti model semakin baik.

4.5 Pembahasan

4.5.1 Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan

Hasil dalam penelitian menunjukkan bahwa pelatihan berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT.Perkebunan Pati Sari, Kec.

Tenggulun di Aceh Tamiang. Berdasarkan deskripsi jawaban responden pada

variabel pelatihan butir pernyataan kedelapan dan ketujuh dari varabel pelatihan

karyawan terdapat 57 responden atau sekitar 81,4 % dan 50 responden atau

sekitar 71,4 % menyatakan setuju bahwa tempo penyampaian materi pelatihan

yang diberikan dan lama waktu yang digunakan dalam menyampaikan materi

(64)

77

Berdasarkan deskripsi jawaban responden pada variabel pelatihan butir

pernyataan keduaterdapat 4 responden atau sekitar 5,7 % menyatakan tidak setuju

bahwaisi pelatihan yang diberikan selalu yang terbaru, hal ini bisa menjadi

pertimbangan atau evaluasi kembali bagi perusahaan untuk selalu memberikan

materi pelatihan yang up to date agar peserta pelatihan mendapatkan pengetahuan

yang baru sehingga keterampilan karyawan bertambah dan membuat kinerjanya

semakin meningkat.

4.5.2 Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa disiplin kerja berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT.Perkebunan Pati Sari, Kec.

Tenggulun di Aceh Tamiang. Berdasarkan deskripsi jawaban responden pada

variabel disiplin kerja butir pernyataan kesembilan, terdapat 62 responden atau

sekita 88,6% menyatakan setuju bahwa balas jasa yang diberikan perusahaan

memotivasi karyawan untuk mematuhi segala peraturan yang ada dalam

perusahaan, hal ini bisa dilihat bahwa karyawan menjalankan peraturan

perusahaan demi terciptanya lingkugan kerja yang baik dan kodusif.

Berdasarkan deskripsi jawaban responden pada variabel disiplin kerja

butir pernyataan ketujuh, terdapat 3 responden atau sekitar 4,3 % menyatakan

ragu-ragu bahwa pimpinan selalu memberikan contoh disiplin kepada setiap

karyawan, hal ini dapat menjadi pertimbangan kepada pemimpin perusahaan

untuk dapat selalu memberikan contoh kedisiplinan yang baik kepada setiap

karyawan agar dapat memotivasi karyawan untuk selalu bersikap disiplin dalam

(65)

78 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Setelah dilakukan analisis dan evaluasi terhadap data penelitian berdasarkan

analisis-analisis dan pengujian, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Bersadarkan hasil uji validitas dan reliabilitas didapat hasil bahwa

instrumen pelatihan, disiplin kerja dan kinerja karyawan adalah valid dan

realibel untuk digunakan dalam penelitian ini.

2. Berdasarkan model regresi yang diperoleh maka dapat disimpulkan

persamaan regresi adalah Y = 9.846 + 0,294X1 + 0,314X2

Tanda positif (+) pada variabel independen (X1dan X2) menunjukan arah

yang searah, artinya apabila pelatihan dan disiplin kerja ditingkatkan maka

kinerja karyawan akan meningkat.

3. Berdasarkan pengujian analisis regresi, pelatihan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan, dimana nilai signifikansi (0,000) <

(66)

79

pelatihan sebesar satu satuan maka kinerja karyawan akan meningkat

sebesar 0,294 satuan.

4. Berdasarkan pengujian analisis regresi, disiplin kerja berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kinerja karyawan, dimana nilai signifikansi

(0,002) < 0,05, dan nilai thitung 3,175> ttabel 1,66, artinya jika ditingkatkan

variabel disiplin kerja sebesar satu satuan maka kinerja karyawan akan

meningkat sebesar 0,314 satuan.

5. Pada analisis regresi diperoleh antara variabel independen dan variabel

dependen terdapat hubungan yang linear. Fhitung yang diperoleh

berdasarkan output regresi adalah 39,761> dari Ftabel 3,13, maka Ha

diterima artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas (pelatihan dan disiplin kerja)terhadap

variabel terikat (kinerja karyawan).

6. Angka Adjusted R Square sebesar 0,529 menunjukan bahwa pelatihan dan

disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan sebesar 52,9%.

Apabila pelatihan dan disiplin kerja diterapkan semakin baik oleh

perusahaan maka kinerja karyawannya juga dapat semakin baik.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan penelitian, maka diajukan

beberapa saran sebagai berikut :

1. PT. Perkebunanan Pati sari, Kec. Tenggulun di Aceh Tamiang sebaiknya

dapat terus mempertahankan dan meningkatkan pelatihan dan disiplin

kerja karyawan yang telah diterapkan selama ini, agar kinerja karyawan

(67)

80

2. PT. Perkebunanan Pati sari, Kec. Tenggulun di Aceh Tamiang hendaknya

tetap meningkatkan kinerja karyawan dari waktu kewaktudengan

menegakan peraturan yang tegas seperti pemotongan gaji bagi karyawan

yang melanggar peraturan atau bekerja tidak mencapai target sehingga

dapat tercipta penerapan disiplin, iklim kerja yang baik, dan kondusif.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat meneruskan dan

mengembangkan penelitian ini pada masa yang akan datang melalui

penelitian yang lebih mendalam dengan menambahkan variabel-variabel

lain untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal mengenai pengaruh

(68)

9

2.1.1 Pengertian Pelatihan

Menurut Dessler (2006:280) pelatihan merupakan proses mengajar

ketrampilan yang dibutuhkan karyawan untuk melakukan pekerjaannya.Pelatihan

harus dirancang untuk mewujudkan tujuan organisasi, pada waktu bersamaan juga

mewujudkan tujuan para pekerja secara perorangan. Pelatihan sering dianggap

sebagai aktivitas yang paling umum dan para pimpinan mendukung adanya

pelatihan.Melalui pelatihan, para pekerja akan diharapkan menjadi lebih terampil

dan karenanya akan lebih produktif sekalipun manfaat tersebut harus

diperhitungkan dengan waktu yang tersita ketika pekerja sedang dilatih.

Rivai (2009:211) menyatakan bahwa pelatihan merupakan

bagianpendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan

meningkatkanketerampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu

yang relative singkat dengan metode yang lebih mengutamakan pada praktik

daripada teori.Pelatihan merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan mutu

sumber daya manusia dalam organisasi, baik yang baru ataupun yang sudah

bekerja perlu mengikuti pelatihan karena adanya tuntutan pekerjaan yang dapat

berubah akibat perubahan lingkungan kerja, strategi, dan lain sebagainya.

2.1.2 Tujuan Pelatihan

Tujuan diadakannya pelatihan dan pengembangan yang diselenggarakan

perusahaan terhadap karyawan dikarenakan perusahaan menginginkan adanya

perubahan dalam prestasi kerja karyawan sehingga dapat sesuai dengan

(69)

10

MenurutFathoni (2006:148), tujuan diadakanya pendidikan dan pelatihan

pada umumnya dalam rangka pembinaan terhadap tenaga kerja atau karyawan

agar dapat:

a. Meningkatkan kepribadian dan semangat pengabdian kepada

organisasi dan masyarakat.

b. Meningkatkan mutu, kemampuan serta keterampilan baik dalam

melaksanakan tugasnyamaupun kepemimpinanya.

c. Melatih dan meningkatkan mekanisme kerja dan kepekaan dalam

melaksanakan tugas.

d. Melatih dan melaksanakan kerja dalam merencanakan.

e. Meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan kerja.

Perusahaan yang gagal menyediakan pelatihan dan pengembangan akan

kehilangan karyawan yang berorientasi pencapaian yang merasa frustasi karena

merasa tidak ada kesempatan untuk promosi dan akhirnya memilih keluar untuk

mencari perusahaan lain yang menyediakan pelatihan dan pengembangan untuk

kemajuan karier mereka. Tujuan dilaksanakannya pelatihan dan pengembangan

ini menggambarkan bahwa peranan program ini sangat penting bagi

perkembangan karyawan dan perusahaan itu sendiri.

2.1.3 Manfaat dan Pentingnya Pelatihan

Pelatihan bagi karyawanmerupakan sebuah proses mengajarkan

pengetahuandankeahliantertentusertasikapagarkaryawansemakinterampil dan

mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik, sesuai dengan

standar. Pelatihan merujuk padapengembangan keterampilan

(70)

11

dikategorikansecaraeksplisitdalam pengembanganmanajemen,organisasi,dan

pengembanganindividu karyawan.Pengembanganlebih fokuspadapemenuhan

kebutuhan perusahaan jangka panjang.

Menurut Simamora (2006:278) manfaat program pelatihan bagi

perusahaan dan individuadalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan kuantitas dan kualitas produktivitas.

b. Mengurangi waktu belajar yang diperlukan karyawan untuk mencapai

standar kinerja yang dapat diterima.

c. Membentuk sikap, loyalitas, dan kerjasama yang lebih menguntungkan.

d. Memenuhi kebutuhan perencanaan semberdaya manusia.

e. Mengurangi frekuensi dan biaya kecelakaan kerja.

f. Membantu karyawan dalam peningkatan dan pengembangan pribadi

mereka.

2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Pelatihan

Mondy (2008: 212) mengemukakan bahwa pelatihan dipengaruhi oleh

beberapa faktor, sebagai berikut:

a. Dukungan Manajemen Puncak

Dukungan kepemimpinan puncak sangat berguna agar program-program

pelatihan dan pengembangan dapat berjalan dengan baik.

b. Komitmen Para Spesialis dan Generalis

Selain dukungan manajemen puncak, keterlibatan seluruh manajer baik

spesialis maupun generalis sangat berpengaruh pada keberhasilan proses

Gambar

Uji Validitas InstrumenTabel 3.4
Tabel 3.4 diatas memperlihatkan bahwa seluruh itemkuesioner dari
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
Tabel 4.1 memberikan informasi bahwa sebanyak 35 orang responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

INDIRA LULU MARLINDA ANALISIS PENGARUH PELATIHAN DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN... iv

Kemampuan kepemimpinan, disiplin kerja, motivasi kerja, pelatihan kerja dan lingkungan kerja dalam menjelaskan kinerja karyawan sebesar 66,7% (adjusted r squer =

Untuk mengetahui pengaruh pelatihan dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan BNI Cabang Kota Padangsidimpuan.. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk

Untuk mengetahui pengaruh pelatihan dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan BNI Cabang Kota Padangsidimpuan.. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk

Wulanda ri Pelatihan, Disipli Kerja dan Kinerja Karyawan Pengaruh Pelatihan dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Yayasan Pendidikan Telkom Bentuk

Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama Salemba Empat, Jakarta.. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, Ghalia Indonesia,

21 Perusahaan selalu bersikap adil dalam membarikan balas jasa atau hukuman kepada setiap karyawan agar tercipta kedisiplinan yang baik. 22 Pimpinan selalu memberikan

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan dan menganalisis pengaruh pelatihan kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada PT.. United Tractors