• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGOBATAN KUDIS (Sarcoptes Scabiei) DENGAN IVOMEC PADA KAMBING (LAPORAN KASUS)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGOBATAN KUDIS (Sarcoptes Scabiei) DENGAN IVOMEC PADA KAMBING (LAPORAN KASUS)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Hemera Zoa Vol. 76 No. 1

PENGOBATAN KUDIS

(Sarcoptes Scabiei)

DENGAN

IVOMEC PADA KAMBING (LAPORAN KASUS)

NGEPKEP G INTING

Balai Penelitian Veteriner, Bogor

ABSTRAK

Untuk mengetahui efikasi ivomec terhadap penyakit kudis pada kam-bing maka telah diadalcan penyuntikan terhadap 9 ekor kamkam-bing yang ter-serang kudis dalam dua tahap. Penyuntikan tahap pertama terdiri dari 4 ekor dan tahap kedua terdiri dari 5 ekor kambing. Inomec disuntiklcan tiga kali, selang 20 hari di bawah kulit pada leher dengan dosis 1 m1/50 kg berat badan. Ternyata hasil pengobatan tahap pertama dan kedua sama yaitu ivomec dapat menyembuhkan kudis pada kambing setelah 60 hari. Semua kondisi.kambing tampak maju pesat ditandai dengan pertumbuhan bulu dan kulit yang telah kembali seperti semula.

Kata kunci : Sarcoptes scabiei, kudis kambing, pengobatan, ivomec.

PENDAHULUAN

Penyakit kudis yang disebabkan• oleh Sarcoptes scabiei masih ba-nyak ditemukan dibeberapa negara di dunia dan sering menimbulkan kerugian besar karena mengakibat-kan pertambahan berat badan ter-ganggu, merusak kulit, menular pada manusia dan mengakibatkan kematian terutama dalam kasus yang parch (Wilkins dkk., 1980; Lavigne & Smith, 1983;' Prasad, 1984; Manurung dkk., 1987; Kos-wara, 1991; Singh & Chhabra,

1992). Hingga saat ini cars penang-gulangan kudis pada hewan hanya dengan sanitasi dan pengobatan. Obat komersial yang baik diguna-kan untuk kudis kambing adalah ivermectin dan asuntol (Manurung dkk., 1986), untuk kudis kerbau adalah salep asuntol 50 WP kon-sentrasi 2% (Iskandar, 1982) dan ivermectin (Manurung dkk., 1987). Disamping itu, ivermectin diguna-kan jugs untuk mengobati kudis sapi (Lavigne & Smith, 1983; Prasad, 1984), mengobati kudis babi (Martineau dkk., 1984; Singh

(2)

Hemera Zoa Vol. 76 No. 1 SI

& Chhabra, 1992) dan mengobati kudis kelinci (Manurung dkk., 1985). Selain itu telah pula dicoba obat tradisional oh bekas dan be-lerang beserta campurannya untuk mengobati kudis pada kambing namun belum memuaskan (Manu-rung, 1991).

Tulisan ini melaporkan hasil pengamatan pengobatan kudis kam-bing di desa Maseng dengan ke-tinggian 500 m di atas permukaan laut, termaiuk wilayah Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat.

BAHAN DAN CARA Bahan

Kambing yang telah diserang ku-dis terutama pada telinga dan wa-jah sebanyak 9 ekor. Kambing ter-sebut dipelihara dalam kandang yang terbuat dari kayu dekat ru-mah pemiliknya. Obat yang digu-nakan adalah ivomec (MSD AGVET) yang mengandung 1% ivermectin kemasan 50 ml (Paeco Agung,

1991).

Cara

Pengobatan diadalcan dalam dua tobaP karena serangan kudis terha-dap kambingluga dua tahap. Tahap pertama terdiri dari 4 ekor bing dan tahap kedua 5 ekor kam-bing. Penyuntikan diadakan tip

kali, selang 20 hari di bawah kulit

pada leher dengan dosis 1 m1/50kg berat bada. Pengamatan berdasar-kan gejala ldinis dan perkem-banpn penyakit dinyatakan dalam persen. Pada pengamatan pertama selain berdasarkan gejala

diagnosis dikukuhkan dengan pe-ngerokan kulit dengan skalpel dan sampel dicampur dengan gli-serin dan tampak Sarcoptes sca-Nei pada pemeriksaan mikroskopik. Hasil pengamatan dilaporkan secara deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN Rataan hasil pengobatan kudis kambing dengan ivomec dalam dua tahap dan masing-masing tahap diobati tiga kali tertera pada Tabel

Tabel 1. Haan pengobatan kndis pada kambing dengan ivomec

Tahap kambingJumlah Dosis ivomec

Gejala klinis setiap hari pengobatan

1 2 3 4 I II 4 ekor 5 ekor 1 m1/50 kg/bb 1 m1/50 100 100 60 60 20 20 0 0

(3)

52 Herrera Zoo Vol. 76 No. 1

Keterangan :

I. Gejala klinis 100% berarti kambing menujukkan gejala gatal, menggaruk-gamk, Icarus dan lama, peradangan pada kulit, kulit menebal don berkerak sena mengeriput dan bulu rontok.

2. Gejala klinis 60% berarti gejala gatal dan menggaruk-garuk agak berkurang, kondisi masih lernah, peradangan kulit berkurang, kulit udak kaki, lagi dan kerak be,rkurang serta bulu masih rontok. 3. Gejala klinis 20% berarti tinggal sedan bekas kudis pada kulit, ketebalan hint sudah normal, ddak ado

lagi gejala gatal dan menggaruk-garuk, peradangan kulit hilang dan bolo mulai turnbub. 4. Gejala klinis 0% berarti keadaan kuilt telab sama seperti semula.

Pada Tabel 1 tampak bahwa hasil pengobatan dengan ivomec pada tahap pertama dan kedua adalah sama. Pada penyuntikan pertama rataan gejala klinis diberi nilai 100% dan pada penyuntikan kedua yaitu 20 hari setelah penyun-tikan pertama gejala klinis berku-rang menjadi 60%. Duapuluh hari dari penyuntikan kedua diadakan penyuntikan ketiga dan pada saat ini gejala klinis kudis tinggal 20%. Pada pengamatan keempat yaitu 20 hari setelah penyuntikan ketiga, gejala klinis kudis 0% ini berarti telah sembuh dan karena itu ti-dak perlu diati-dakan penyuntikan berikutnya. Hasil pemeriksaan se-catra klinis dikuatkan oleh peme-riksaan mikroskopik yang negatif Sarcoptes scabiei. Hasil laporan kasus ini mendukung pendapat Prasad (1984) dan Manurung dkk. (1986) yang menyatakan bahwa ivermectin sangat berhasil dalam mengobati kudis pada kambing yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei.

KESIMPULAN

Dark hasil pengamatan pengobat-an kudis pada kambing dengpengobat-an ivomec di desa Maseng dapat di-simpulkan sebagai berikut :

1. Tidak ada perbedaan hasil peng-obatan pada tahap pertama dan kedua.

2. Penyuntikan ivomec di bawah kulit cukup tiga kali, selang 20 hari déngan dosis 1 m1/50 kg berat badan.

UCAPAN TERIMAKASJB

1Jcapan terimakasih ditujukan kepada Drh. Ida Widiawati atas bantuannya dalam mempersiapkan obat dan kepada Saudara Ujang yang telah rela menyediakan kam-bingnya yang sakit kudis sebagai hewan percobaan sehingga peng-amatan berjalan lancar.

(4)

Hamra Zoa Vol. 76 No. 1 S3

TREATMENT OF SARCOPTES SCABIEI IN GOATS

WITH IVOMEC (CASE REPORT)

ABSTRACT

Nine goats were treated three times for Sarcoptes scabiei with ivomec at a dose of 1 m1/50 kg body weight. Four of the nine animals were used as the first test and the rest for the second test. All test animals were injected subcutaneously on day 0, day 20 and day 40. The results showed

100% efficacy against Sarcoptes scabiei. All goats showed marked improve-ment in general condition with new hair growth and apparent skin reco-. very by 60 days post treatment.

Key words : Sarcoptes scabiei, goat mange, treatment, ivomec.

DAFTAR PUSTAKA Iskandar, T. 1992. Invasi Ulang

Skabies (Sarcoptes scabiei) pada Kerbau Lumpur (Bos bubalus) dengan pengobatan Salep Asun-tol 50 WP Konsentrasi 2% dan Perubahan Patologik Kulit.

Peny. Hew. 14 (23) : 21 — 23.

Koswara, 0. 1991. Peran Serta Masyarakat dalam Upaya Pengen-dalian Penyakit Parasitik pada Hewan. Hemera Zoa 74 (1) : 62 — 66.

Lavigne, C. and Hi . Smith. 1983. Treatment of Sarcoptik Mange in Canadian Cattle with Iver-mectin. Can. Vet. J. 24 : 389 — 391.

Martineau, G.P., J. Vaillancourt and J.L. Frechette. 1984.

Con-tation with Ivermectin in a Large Intensive Breeding Piggery.

Can. Vet. J. 25 : 235 — 238.

Manurung, J., S. Partoutomo dan P. Stevenson. 1985. Pengobatan Kudis Kelinci Lokal (Notoedrs

cati) dengan Ivermectin atau

Neguvon. Peny. Hew. 17 (29) : 308 —311.

Manurung,- J., Beriajaya, S. Parto-utomo, dan P. Stevenson. 1986. Pengobatan Kudis Kambing yang Disebabkan oleh Tungau

Sarcop-tes Scabiei dengan Ivermectin

dan Asuntol. Peny. Hew. 18 (31) : 58 — 62.

Manurung, J., Beriajaya dan M. Knox. 1987. Pengamatan Penda-huluan Penyakit Kudis pada Kambing di Kabupaten Pande-glang Jawa Barat. Peny. Hew.

(5)

Hemera Zoa Vol. 76 No. 1

Manurung, J., Beriajaya dan P. Stevenson. 1987. Efikasi Iver-mectin untuk Pengobatan Kudis pada Kerbau. Peny. Hew. 19 (33) : 26 — 29.

Paeco Agung, PT. 1991. Veteri-nary Product Infromation :

149 — 155.

Prasad. J. 1984. Studies on Some Aspects of Scabies in Goats and Calves. Indian Vet. J. 61 339 — 343.

Singh, S. and M.B. Chhabra. 1992. Comparative Efficacy of Iver-mectine and Fenvalerate against Sarcoptic Mange in Pigs. In-dian Vet. J. 69 : 1037 — 1040. Wilkins, C.A., J.A. Conroy, W.J.

O'shanny, P.F. Malatesta and J.R. Egerton. 1980. Treatment of Psoroptic Mange with Aver-mectins. Am. J. Res. 41 (12) : 2112 — 2118.

Gambar

Tabel 1. Haan pengobatan kndis pada kambing dengan ivomec

Referensi

Dokumen terkait

Namun demikian, kriteria yang ditetapkan gereja juga tidak boleh menjadi penghalang bagi seseorang untuk terlibat pelayanan; gereja perlu menyadari bahwa tidak ada

Panggilan Yesus begitu komunikatif dila- tar belakangi oleh “kebanyakan masyarakat kekuasa- an dicari untuk maksud-maksud pribadi.” Jadi kepemimpinan Yesus dalam memanggil

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) dalam rangka meningkatkan kualitas proses

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa berfikir kritis mahasiswa pendidikan biologi Se-Kota Pekanbaru dalam kategori Cukup dengan persentase

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi terkait dengan transparansi layanan pengadaan barang dan jasa melalui e-procurement di LPSE Kota Banda

Sumber data penelitian ini adalah karangan deskripsi siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Ajibarang.Sumber data ditentukan dengan teknik sampling bertujuan (purposive

Bahwa sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Desa, prioritas pembangunan desa harus dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan

Berdasarkan hasil analisis kinerja keuangan pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Handayani Kabupaten Pemalang pada tahun 2011-2015 dengan menggunakan Rasio Likuiditas,