Mengenal Tari Golek Asmarandhana Bawaraga Gaya
Yogyakarta
Abstrak
Tari klasik gaya Yogyakarta, atau yang disebut juga Joged Mataram merupakan warisan dari kesenian tari zaman Mataram yang dikembangkan oleh Sri Sultan Hamengkubuwana I semenjak perjanjian Giyanti tahun 1755.
Tari Golek Asmaradana Bawaraga merupakan salah satu tari gaya Yogyakarta. Dilihat dari koreografinya Tari golek Golek Asmaradana Bawaraga termasuk dalam bentuk repertoar tari tunggal. Tarian ini menggambarkan seorang wanita remaja yang sedang berhias.
Landasan filosofis tari klasik gaya Yogyakarta atau yang sering disebut Joged Mataram ini adalah sawiji, greget, sengguh, dan ora mingkuh, atau menyatu, berkemauan yang kuat, berani dan ulet serta setia secara bertanggung jawab (Suryobrongto, 1976:14)
Kata kunci : Tari, Tari Golek, Tari Klasik Gaya Yogyakarta, Asmaradana Bawaraga, Tari Tradisional, Tari Tradisional Gaya Yogyakarta, Joged Mataram
a. PENDAHULUAN
Tari klasik gaya Yogyakarta yang disebut juga Joged Mataram merupakan warisan kesenian tari zaman Mataram. Joged mataram ini dikembangkan oleh Sri Sultan Hamengkubuwana I semenjak perjanjian Giyanti tahun 1755. Sejak diciptakan sampai sekarang, banyak sekali tari tradisi gaya Yogyakarta yang berkembang dan dapat kita pelajari. Salah satunya adalah tari Golek Asmarandhana Bawaraga.
Tari Golek Putri, ‘arian tunggal yang biasa dipergelarkan untuk acara hiburan. (KRT. Sunaryadi, 2006:27). Tari Golek Asmarandhana Bawaraga merupakan salah satu tari golek gaya Yogyakarta. Tari ini menggambarkan seorang gadis yang sedang berhias sehingga gerakan yang dibawakan oleh penari juga menggambarkan seorang gadis yang sedang berhias atau ngadi busana dan ngadi salira yang digambarkan dalam ragam tari, seperti: merapikan rambut, menggunakan make up, dan berbusana yang semuanya tercermin dalam gerakan Muryaning Busana.
Dilihat dari koreografinya Tari golek termasuk dalam bentuk repertoar tari tunggal. Begitu juga dengan Tari Golek Asmarandhana Bawaraga. Tari ini biasanya dibawakan oleh satu orang penari putri, meskipun bisa pula dibawakan oleh lebih dari satu penari.
Dua hal penting dan perlu dipahami secara sungguh sungguh agar dapat membawakan tari klasik gaya Yogyakarta secara sempurna yaitu memahami landasan filosofis serta karakternya dan menyempurnakan ketrampilan teknik tarinya. Landasan sikap dan gerak sebagai landasan filosofis tari klasik gaya Yogyakarta atau yang sering disebut Joged Mataram ini adalah sawiji, greget, sengguh, dan ora mingkuh, atau menyatu, berkemauan yang kuat, berani dan ulet serta setia secara bertanggung jawab (Suryobrongto, 1976)
GERAK TARI GOLEK ASMARADANA BAWARAGA
GAYA YOGYAKARTA
Hitungan Ragam gerak / uraian gerak
8
Sembahan Nyembah 1 - 4
5 – 8
Noleh ke kiri, seleh tangan kiri. Noleh tengah
1 – 4 Jengkeng.
5 - 8 Berdiri mancat kanan
1 2 - 3 4 – 5
7 - 8
Tinting kiri kicat
Seblak kanan tangan kiri nekuk. Seblak kanan trisik
Srimpet kiri kicat ke kanan Mancat kaki kiri, ngembat
Gedrug kiri, maju kanan, mancat kanan,Seblak kiri, tangan kanan nekuk
1 – 3 4 – 5 6 7 - 8
Tinting Kanan Kicat Trisig putar ke kanan
Srimpet kaki kanan kicat ke kiri Mancat kaki kanan, ngembat
Gedrug kanan jejer kaki kanan, ridhong sampur kanan - kiri
1 – 8 1 – 8
Kicat Ridong sampur kanan kiri
Kicat ridong sampur berjalan maju, kaki jejer Kicat ridong sampur berjalan kebelakang, kaki jejer
1 – 4 Kicat ridong sampur berjalan maju, kaki silang
5 – 6 7 - 8
Mundur kaki kiri, lerek tangan kiri
Gejug kanan, maju mancat kanan (seblak sampur kanan – kiri
1-4 5-6 7-8
Kapang Kapang Encot
Maju kaki kanan Gedrug kaki kiri maju mancat kiri
1-2 3-4 5-6 7-8
Panggel
Gedrug kaki kiri - tangan kanan ngregem sampur Lerek kiri seleh kiri
Gedrug kaki kanan - kipat sampur di tangan kanan
Jejer kanan seblak sampur kanan, tangan kiri ukel jugag ngruji
1-2 3-4 5-6 7-8 Usap suryan Hoyog kiri Encot
Encot usap suryan Seblak tangan kanan
1-2 3-4 5-6 7-8 1-2 3-4 5-6 7-8 Sendi pendapan
Gedrug kaki kiri Lerek kiri
Gedrug kaki kanan Maju kaki kanan Gedrug kaki kiri Maju kaki kiri
seblak tangan kanan ukel asto kanan
maju kaki kanan jejer kaki kanan atrap jamang
1-8
Atrap Jamang
1-3 4 5 - 6 7 8 Atrap Sumping Trisik ke kanan Belok maju kanan Nglerek kiri
Gedrug kanan nglawe kanan kiri
Maju mancat kanan ukel kanan kiri, atrap sumping
1 2-4 5 6-8 1-2 3-4 5-6 7-8
Kanggeg ukel asto
Mendak
Seblak kanan kiri, maju kaki kanan- kiri, kanan – kiri, tangan ukel, kiri di atas
Mendak noleh kanan
Seblak tangan kanan – kiri , maju kaki kiri-kanan-kiri kanan. Gedrug kiri ambil sampur tangankanan- kiri
Lerek kiri cathok kanan
Gedrug kaki kanan kipat tangan kanan
Mapan kaki kanan , seblak sampur tangan kanan Tangan kiri njimpit trap cethik
1 2-3 4-5 6-8 5-6 7-8
Kicat lembehan embat embat astho
Pacak gulu
Kicat kanan lembehan tangan kanan Mancat kaki kanan Pacak gulu
Embat embat jalan
Gedrug kaki kanan Mapan kanan nyamber kiri
1 - 4 5 - 8
Trisik putar ke kiri
Maju kaki kiri, belok kiri
Gedrug kanan mancat kanan, tangan kiri ukel jugag ngruji, tangan kanan nyempurit
1 2
3-4 5 - 6
7-8
Tubrukan ukel asto
Pacak gulu mendak
Maju kaki kanan, Mancat sambil ukel kanan
Maju mancat kaki kiri
Pacak jiling Maju kaki kanan mancat kaki kanan – ukel tangan kanan,
1 2 3-4 5-6 7-8
Rimong miling miling
Jiling
maju kaki kanan, ukel tangan kanan gedrug kaki kiri, maju mbalik kiri
maju kaki kanan, tangan kanan njimpit sampur,
mancat kaki kanan, tangan kanan trap cethik tangan kiri nyangkol udet di pundak
1-2 3-4 5-8
Nyamber Kanan
Kicat kanan
Mancat kaki kanan pacak jonggo Nyamber putar kekanan
1 -8 1 - 8
Kicat gajah ngoling
Kicat kaki kanan – kiri bergantian Kicat kaki kanan – kiri bergantian
1-4 5-6
Ngancap
Ngancap kaki kanan Maju trisik
7-8 usap sinom 1 – 6 7 – 8 Nyunggar sinom Nyunggar sinom Srimpet kanan 1 – 2 3 – 4 5 – 8 1 – 4 5 – 6 7 – 8 1 – 4 5 – 8 1 – 4 5 – 8 Ngilo asto Ngilo asta kanan Ngilo asta kiri
maju kiri seblak kanan trisik kiri trisik kiri
encot – encot kanan kiri
gedrug kiri mancat kiri, maju kanan trisik kanan(tinting kanan) trisik kanan
encot encot pendapan
1-2 3-4 5-8
Embat embat maju kanan Embat embat maju kiri Embat embat mancat kanan
1-2 3-8 1-8
Gedrug kiri nyamber kanan Ngglebag kiri (mundur kiri) Trisik nyamber kiri
Nyamber kanan 1-8 1-8 Ngayati, Ngenceng Jengkeng, Sembahan
c. PENUTUP
Tari Golek Asmaradana Bawaraga merupakan salah satu tari gaya Yogyakarta yang hidup dan berkembang di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tarian ini menggambarkan seorang wanita remaja yang sedang tumbuh dewasa yang sedang berhias, dimana dalam beberapa ragam geraknya dituangkan pada ragam gerak Muryaning Busana.
Referensi
______,(2003), SKN Bidang Tari, Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah,
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kejuruan. ______,(2004), Kurikulum SMK Seni Tari, Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kejuruan. ______,1981, Kawruh Joged Mataram,Yogyakarta, Siswo Among Bekso. Hadi,Y Sumandiyo, (2001), Pasang Surut Tari Klasik Gaya
Yogyakarta, Pembentukan-Perkembangan-Mobilitas, Yogyakarta,
Lembaga Penelitian ISI.
N Supardjan,(1983), Pengantar Pengetahuan Tari, Jakarta, Proyek Pengadaan Guru Dikmenjur, Depdikbud.
Sunaryadi Maharsiwara,KRT, (2006), ”Tari Golek Maya Asmara Ekspresi Pengembangan Tari Tradisi”, dalam Fenomena Vol. 2 No.2 /2006
Yogyakarta, B.P. ISI Yogyakarta.
Suryobrongto, GBPH, (1976), Tari Klasik Gaya Yogyakarta, Yogyakarta, Musium Kraton Yogyakarta.
Soedarsono,(1997),Jawa dan Bali, Dua Pusat Perkembangan Drama Tari
Tradisional di Indonesia, Yogyakarta, Gadjahmada University
Press.
Wibowo, Fred, (1981), Mengenal Tari Klasik Gaya Yogyakarta, Yogyakarta, Dewan Kesenian DIY.
Wibowo, Fred, (2002), Tari Klasik Gaya Yogyakarta, Yogyakarta, Yayasan Bentang Budaya.
BIODATA PENULIS
Nama :Suratmi Eka kapti S.Pd.,M.Sn