PERSALINAN PREMATUR
PERSALINAN PREMATUR
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
•• Persalinan Prematur Persalinan Prematur masalah besar bidangmasalah besar bidang perinatologi
perinatologi angka morbiditas dan mortalitasangka morbiditas dan mortalitas cukup tinggi dibandingkan kehamilan cukup bulan.
cukup tinggi dibandingkan kehamilan cukup bulan. Penanganan masalah
Penanganan masalah ini belum jelas
ini belum jelas
Lebih banyak Lebih banyak ditekankan pada ditekankan pada segi kuratif segi kuratif Keberhasilan pencegahan persalinan Prematur amat Keberhasilan pencegahan persalinan Prematur amat ditentukan oleh usaha-usaha preventif
ditentukan oleh usaha-usaha preventif mengeliminasimengeliminasi faktor-faktor penyebab
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
•• Persalinan Prematur Persalinan Prematur masalah besar bidangmasalah besar bidang perinatologi
perinatologi angka morbiditas dan mortalitasangka morbiditas dan mortalitas cukup tinggi dibandingkan kehamilan cukup bulan.
cukup tinggi dibandingkan kehamilan cukup bulan. Penanganan masalah
Penanganan masalah ini belum jelas
ini belum jelas
Lebih banyak Lebih banyak ditekankan pada ditekankan pada segi kuratif segi kuratif Keberhasilan pencegahan persalinan Prematur amat Keberhasilan pencegahan persalinan Prematur amat ditentukan oleh usaha-usaha preventif
ditentukan oleh usaha-usaha preventif mengeliminasimengeliminasi faktor-faktor penyebab
•• Persalinan Prematur Persalinan Prematur persalinan yang berlangsungpersalinan yang berlangsung antara umur kehamilan 20-37 minggu dari hari antara umur kehamilan 20-37 minggu dari hari pertama haid
pertama haid terakhir atau terakhir atau antara hari antara hari ke-140 ke-140 dan 259dan 259 dengan berat janin < 2500 gram.
dengan berat janin < 2500 gram.
•• Bayi prematur Bayi prematur bayi lahir pada usia kehamilan < 37bayi lahir pada usia kehamilan < 37 minggu sejak hari pertama haid terakhir.
minggu sejak hari pertama haid terakhir.
•• Berat bayi lahir rendahBerat bayi lahir rendah jika berat badan bayi <jika berat badan bayi < 2500 gram.
• Pada tahu 1979 diseluruh dunia 17% persalinan
dengan BBLR tingkat kematian bayi 75%.
• Insidensi persalinan prematur di Amerika
meningkat pada tahun 2001 sebesar 11,9%.
• Di Australia 6.3% dari seluruh persalinan ( Lancaster et all 1996 ).
• Sedangkan di Asia tenggara sekitar tiga juta
• Tanda & gejala persalinan Prematur sama saja dengan Persalinan cukup bulan.
• Kontraksi uterus yang terjadi harus dibedakan dengan
kontraksi Braxton Hicks
– Sifatnya tidak teratur – Tidak ritmis
– Tidak begitu sakit
– Tidak menimbulkan perubahan pada serviks (terpenting)
Secara pasti dapat dinilai dengan tokodinamometer
• Dilatasi serviks di Parkland hospital 25% wanita dengan dilatasi sebesar 2-3 cm antara 26-30 minggu mengalami persalinan sebelum minggu ke 34.
PATOFISIOLOGI PERSALINAN
PREMATUR
• Patogenesis terjadinya persalinan prematur belum diketahui secara pasti.
Tetapi Mekanisme
Persalinan yang pasti terjadi adalah
pematangan
serviks reseptor okstosintimbulnya terbentuknya gap junction pada sel-sel miometrium
Prostaglandin diyakini berperan dalam pematangan serviks yang menginduksi terjadinya suatu persalinan Tetapi dalam persalinan
Beberapa teori yang menjelaskan
terjadinya mekanisme pesalinan:
1.Teori Progesteron withdrawl.
2.Teori Oksitosin
1.Teori Progesteron withdrawl
• Progesteron berperan dalam menghambat
pembentukkan pelepasan prostaglandin.
• Bersamaan dengan semakin matangnya janin
kelenjar adrenal lebih peka terhadap ACTH
sekresi kortisol akan lebih
• Kortisol janin merangsang 17 hidroksilase dalam
jaringan trofoblas menurunnya sekresi
progesteron meningkatkan pembentukkan
estrogen.
• Peningkatan rasio estrogen/progesteron
2.Teori Oksitosin
• Teori ini menyatakan peranan oksitosin untuk memulai suatu persalinan dibuktikan dengan bertambahnya reseptor
oksitosin dalam miometrium pada saat kehamilan aterm.
• Oksitosin merupakan zat yang menyebabkan pelepasan prostaglandin.
• Teori ini banyak disangkal karena peningkatan zat oksitosin tidak selalu diikuti peningkatan prostaglandin.
3.Teori”Decidual activation”
• Teori ini berdasarkan perubahan-perubahan biokimia yang terjadi pada desidua
• Pada saat persalinan terjadi akumulasi prostaglandin, platelet activating factor,sitokin pada cairan amnion,chorion, dan desidua parietalis.
• Prostaglandin mengaktivasi miometrium dengan adanya aktivasi kalsium sehingga menjadi protein yang kontraktil.
• Produk-produk sitokin,platelet activating factor pemecahan matriks ekstraseluler serviks, chorion, desidua dan akan menyebabkan pematangan serviks
Deteksi dini
persalinan
Prematur
Creasy membagi faktor
risiko menjadi 2 kelompok
Faktor risiko mayor
Faktor Risiko Mayor :
1. Kehamilan Kembar
2. Riwayat persalinan prematur yang lalu 3. Hidramnion
4. Uterus anomali
5. Terpapar dietilstilbestrol
6. Dilatasi serviks>1 cm pada kehamilan 32 minggu 7. Pendatran serviks <1cm pada kehamilan 32 minggu.
8. Abortus pada kehamilan trimester II sebanyak 2x 9. Riwayat prematur kontraksi pada persalinan yang
lalu.
10.Riwayat operasi abdomen selama kehamilan 11.uterus yang iritabel
Faktor risiko minor:
1. Demam selama kehamilan
2. perdarahan setelah 12 minggu
3. Riwayat pielonefritis
4. Riwayat merokok > 1 batang perhari
5. Abortus Trimester II 1x
Dikatakan masuk kedalam golongan faktor risiko tinggi untuk terjadinya persalinan prematur
Jika Didapatkan Satu Atau Lebih Faktor Mayor
Dua atau lebih faktor minor. Dan atau
Berdasarkan faktor risiko diatas Creasy membagi dalam suatu skoring sistem untuk meramalkan / mendeteksi terjadinya suatu persalinan prematur.
Sistem Skoring Risiko Creasy
Skoring Karakteristik Ibu Riwayat Obstetri Kebiasaan Keadaan Kehamilan Sekarang 1 - Dua anak - Sos-ek. rendah Abortus < 1 th terakhir Bekerja di luar rumah Kelelahan fisik 2 Usia < 20 th 2 kali abortus Merokok > 10
batang per hari
Kenaikan BB < 13 kg sampai 32 minggu
3 Sos-ek. sangat rendah
3 kali abortus Bekerja berat Sungsang pada kehamilan 32 minggu
BB turun 2 kg
Kepala sudah engaged Demam 4 Usia < 18 th Pernah pielo-nefritis Perdarahan sebelum 12 minggu Pendataran serviks Iritabilitas uterus Plasenta previa 5 Abortus tri-mester II Anomali uterus
Hidramnion Terpapar DES 10 Abortus tri-mester II Berulang Pernah persalinan prematur Hamil kembar Operasi Abdomen
Dikutip dari Greer • Evaluasi berdasarkan:0-5 low risk
Manajemen Persalinan Prematur
•
Pemberian tokolitik
•
Pemberian steroid
•
Pemberian antibiotika
•
Perencanaan persalinan
Pemberian Tokolitik
•
Beta2-sympathomimetics
•
2.
I ndomethacin
•
COX (cyclo-oxygenase)-2 inhibitors
•
Atosiban
Pemberian steroid
• Hampir semua senter kedokteran fetomaternal
termasuk RCOG ( merekomendasikan pemakaian
kortikosteroin sebelum persalinan pada ibu hamil yang berisiko tinggi terhadap kejadian persalinan prematur
• kasus kehamilan preterm yang disertai pecah ketuban (PPROM, preterm premature rupture of membranes), pemberian dosis tunggal kortikosteroid menunjukkan penurunan kejadian sepsis pada neonatus
• Indikasi kontra pemberian steroid adalah pada infeksi sistemik yang berat
Antibiotika
• Pemberian antibiotika pada persalinan tidak
dianjurkan karena terbukti tidak dapat
meningkatkan luaran persalinan
• Pada persalinan prematur yang disertai dengan
pecahnya ketuban, pemberian antibiotika
Perencanaan Persalinan
• Seksio sesarea di negara maju pernah dianjurkan untuk menjadi pilihan cara persalinan bagi bayi-bayi kecil termasuk bayi prematur di bawah usia kehamilan 30 minggu
• Konsensus umum adalah melahirkan pervaginam bayi dengan usia 24 minggu ke bawah, sedangkan antara 24 – 37 minggu diperlakukan cara persalinan sesuai dengan risiko obstetrik lainnya dan disamakan dengan aturan persalinan aterm
A.Cara konvensional
3.Ultrasonografi B.Biokimia
Selain menggunakan cara-cara
diatas dipergunakan:
1.Penilaian terhadap serviks 2.Kontraksi Uterus
3.Perdarahan
a. Rasio progesteron & estrogen b. Placental peptida / CRH
c. Kolagenase d. Elastase e. Prolaktin
Pengelolaan persalinan Preterm
Tirah Baring
• Pada kasus preterm murni penundaan persalinan dgn menggunakan obat-obatan tokolitik.
• Jika pertumbuhan janin terhambat penundaan tidak dapat dibiarkan untuk dilakukan.
• Pada keadaan infeksi intrauterin dan gawat janin sebaiknya terminasi kehamilan